STUDI KRITIK SANAD HADIS-HADIS YANG DIḌA’IFKAN

2y ago
16 Views
3 Downloads
7.30 MB
154 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

STUDI KRITIK SANAD HADIS-HADIS YANGDIḌA’IFKAN OLEH MUHAMMAD NĀṢIR AL-DĪNAL-ALBĀNĪSkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Agama (S. Ag)Oleh:Fatimatuzzahro1112034000116PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRFAKULTAS USHULUDDINUNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA1440 H./2018 M.

イ Studi I itik SanadⅡadis― hadis yang Dioa'i]kan olehMuhammad Nttsir AlDh Al‐ AlbanISkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ushuluddinuntuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Agama OGRAⅣ ISTUDIILⅣ 質U AL― QUR'AN DAN TAFSIRFAKULTAS USHULUDDINUNIVERSITAS ISLAⅣ 質NEGERISYARIF HIDAYATULLAⅡJAKARTA1439H./2018Ⅳ賃.

PENGESAHAN PANITIA UJIANSkripsi berjudul *Studi Kritik Sanad Hadis-hadis yang Di(a'iJkan OtehMuhammad Nashir Al-Dtn Al-Albiin?' telah diujikan dalam sidang munaqasyahFakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Oktober 2018. Skripsiini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)pada Program Studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir.Jakalta,24 0ktober 2018Sidag MunaqasyahKetua Merangkap Anggota,Sekertaris Merangkap Anggota,Dr.Bustalnin,SE.,Ⅳ I.SiNIP:19630701 1998031003196806181Anggota,PClltti IPcngu」 l26200501 1 101NIP:1974051200501200501 1009II

LEⅣ IBARANPERNYATAANDengan ini saya menyatakan:Skripsi ini merupakan hasil karya asii yang dittukan untuk memenuhi salah satupersyaratan memperoleh gclar strata satu(Sl)di UIN SyaHfHidayatullah Jakarta2.Sclnua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuaidengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta3.Jika di kelnudian ha五 terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya ataumerupakan hasil jiplakan d面 karya orang lain,maka saya bersedia mene五 ma sanksiyang berlakll di UIN Sya五 fHidayatullah」 akartaCiputat,17Fatimaflrzzatu'o

PEDOMAN TRANSLITERASITransliterasi yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman padaRomanisasi Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama kaliditerbitkantahun 1991 dari American Library Association (ALA) dan LibraryCongress (LC).A.Konsonan Tunggal danVokalArabIndonesiaInggrisAA ا Arab ط IndonesiaṬInggrisṬ ب BB ظ ẒẒ ت TT ع ‘ʻ ث TsTh غ GhGh ج JJ ؼ FF ح ḤḤ ؽ QQ خ KhKh ؾ KK د DD ؿ LL ذ DzDh ـ MM ر RR ف NN ز ZZ ك WW س SS ق HH ش SySh ء ’’ ص ṢṢ م YY ض ḌḌ ة HHَ أ ُْك أ َْك ŪŪAwAwÁÁVokalَ ا ĀĀَ إِ ْم َْ أ م ĪĪAyAyََ- ل i

B.KonsonanRangkapKarenaSyaddah ُمؤ َّسسة ُمتػع ِّددة C.D.Mu’assasahMutaʻaddidahTā’ Marbūṭah( )ة صالة ṣalāhBiladimatikan مرآةَالزماف Mir’āt al-zamānBilaiḍafahSingkatanSwt: -sallamra: RaḍiyaAllāhʻanhuM: MasehiH: HijriyahQS: al-Qur’an: SuratHR: HadisRiwayath.: Halamanii

ABSTRAKFatimatuz ZahroStudi Kritik Sanad Hadis-hadis yang Diḍa’ifkan Oleh Muhammad Nāshir AlDīn Al-AlbānīSkripsi ini meneliti tentang hadis-hadis yang diḍa’ifkan oleh al-Albānī yangtermuat dalam kitab Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah wa Ātsaruhā alSayyi’ fī al-Ummah. Kontroversi dikalangan para ulama terkait pendapat beliau yangdianggap melintasi jalur seharusnya menjadikan penulis ingin mengkaji lebih lanjutkarya-karyanya.Kitab Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fīal-Ummah memuat ribuan hadis yang referensinya tidak hanya kutub al-Sittah.Namun penulis hanya mengambil hadis-hadis yang diriwayatkan oleh imam alBukhārī dan imam Muslim dengan mengangkat hadis nomor 1299, 6947, 927.Penelitian skripsi ini merupakan jenis penelitian kepustakaan. Untuk itu,digunakan bahan-bahan kepustakaan dengan sumber primer kitab Silsilah al-Aḥādītsal-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah, dan sumbersekunder yakni kitab Rijāl al-Ḥadīts, kitab-kitab takhrij hadis, maktabah al-Syāmilah,kitab-kitab hadis serta buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi ini.Dalam mengolah data, langkah pertama yang dilakukan adalah mentakhrījhadis-hadis dengan dua metode, yaitu metode takhrij dengan mengetahui lafadzpertama dari matan hadis dan metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yangjarang digunakan dari suatu bagian matan hadis. Kemudian langkah kedua menyusunkeseluruhan sanad dalam bentuk skema, dan langkah ketiga adalah melakukan kritiksanad hadis, dengan lima syarat yaitu kebersambungan sanad, ‘adil, dabt, tidak syādzdan tidak ada ‘illat. Dengan mengkaji dan meneliti hadis-hadis dalam kitab ini, dapatdiketahui keberadaan suatu hadis dalam kitab-kitab rujukan, nilai dan kualitas hadiskhususnya dari segi sanad. Setelah melakukan kegiatan tersebut, penulis menganalisispendapat al-Albānī terkait kualitas hadis-hadis di atas.Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa standar kualitas hadis al-Albānīyang dilakukan terhadap 3 hadis dalam kitab Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa alMauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah dapat diambil kesimpulan bahwabentuk dan tingkatan lafal jarḥ wa ta’dil al-Albānī merujuk pada al-Dzahabī dalamkitabnya “Mīzān al-I‘tidāl fī Naqd al-Rijāl”.Kata kunci: hadis, al-Albānī.iii

KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا هللا بسم Segala puji bagi Allah, Zat yang tiada bosan mendengar keluh kesah hamba-Nya. yangdengan Rahmat dan kasih sayang-Nya, Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan skripsi ini(Hamdan Wa Syukron Lillah), Shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan kita NabiMuhammad SAW, keluarga, sahabat dan semua penerus ajarannya. Semoga kelak kita diakuisebagai umatnya dan syafa’at untuk kita (Allahumma sholli ‘ala saidina Muhammad).Skripsi berjudul: Studi Kritik Sanad Hadis-hadis yang Diḍa’ifkan Oleh Muhammad NāṣirAl-Dīn Al-Albānī, merupakan karya ilmiah saya sebagai perjalanan terakhir, setelah sekiantahun menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Guna memenuhi persyaratan untuk gelar SarjanaStrata Satu (S1) di Fakultas Ushuluddin, pada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UniversitasIslam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari sumbangsih berbagai pihak yang telahmembatu dan yang memberi dukungan baik moril ataupun materil. Oleh karena itu, dengansegala hormat dan kerendahan hati kepada pihak-pihak yang telah dengan rela membantu danmendukung dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada yangterhormat:1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. Dede Rosyada,MA. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN SyarifHidayatullah Jakarta3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA,. Ketua jurusan Program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dalam setiap ilmu yang beliau berikaniv

kepada anak didiknya (Allahumma ij’alna minhum). Ucapan terima kasih teruntuk Dra.Banun Binaningrum, M. Pd, sekretaris Progam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yangselalu bersedia membantu dan melayani semua proses. Semoga Allah mempermudahsegala urusan beliau.4. Bapak Dr. Isa Salam, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbingpenulis dari semester satu hingga selesai. Bapak Rifki Muhammad Fatkhi, MA. Selaku dosenpenguji seminar proposal yang telah mengarahkan, menambah wawasan tentang hadis dan telahmenginspirasi penulis.5. Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag. yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untukmembimbing, memberikan arahan, kritik dan masukan kepada penulis dengan sabar dancermat demi kesempurnaan skripsi ini. Masukan-masukan yang beliau berikan sangatberharga bagi penulis.6. Segenap civitas akademika Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yangtelah banyak membantu kelancaran administrasi dan birokrasi. Segenap staf PerpustakaanUmum (PU), Perpustakaan Fakultas Ushuluddin (PF), Pusat Studi al-Qur’an (PSQ), danPerpustakaan Iman Jama’ yang telah membantu meminjamkan buku-buku dan beberapaliteratur dalam penulisan skripsi ini.7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, terimakasih atas ilmu dan bait-bait nasihat yangtelah diberikan dengan tulus kepada saya.8. Kepada orang tua kami di Padepokan Ngasah Roso, Ayatirrahman, ibunda Lilik UmmiKaltsum dan bapak Musthofa. Dan Putra-putrinya, Arifah Liqo Rabbani (ka’ Li), IrfanAyatirrahman Mushaffa (mas Ifan) dan Ahmad Ubayd Fazlurrahman (de Ubs). SemogaAllah Swt senantiasa memberikan kesehatan, semangat belajar, dan ketaatan kepada-Nya.v

Kepada seluruh guru saya baik yang formal maupun nonformal tempat saya menggaliilmu dari tingkat dasar hingga sekarang. Semoga Allah memberikan keberkahan usia danilmu yang manfaat. (Allāhumma irḥamhum wa tawwil ‘umūrahum fi ṭa’ātik).9. Guru-guru penulis, Ibu Nyai Hj. Afifah, seluruh guru di Pondok Pesantren AL-AzharLubuk Linggau, dan seluruh guru di MIN Pauh, yang telah mengerahkan seluruhkesabaran beliau menghadapi penulis semasa belajar di bangku sekolah.10. Kepada sang terkasih, tercinta dan tersayang, Abah ‘Abdul Qadir dan Ibu Habibah, yangselalu merangkaikan doa-doa indah, menginspirasi, membiayai, mendidik, mendukung,dan memotivasi dengan sabar dan tak hentinya memberikan semangat, kasih sayang, danpelukan hangat kepada penulis(Allahumma ghfir lahumā wa irhamhumā kamārabbayānī saghīrā). Tak lupa kepada kakak dan adik-adik tersayang mas Ja’far, masAinul, Salwa, Iif, Ulil, Tika, Aje, Najwa, Icha’, mas Hotto, dan Achim terima kasih atasdukungan dan kasih sayang yang telah kalian berikan. Dan Keluarga besar penulis yangmaaf tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga keberkahan selalu menyertai keluargabesar kita. Amien11. Teman-teman Tafsir Hadis angkatan 2012 khususnya kelas C, sahabat-sahabat KKNSILIWANGI. Teman-teman terkasih di padepokan Ayatirrahman, yang terpenting adalahkalian semua penyemangat dan teman terbaik untuk saya. Doa dekat ini adalah kita bisahaji atau umroh bersama.12. Kepada senior Najib terimakasih untuk kritik-sarannya, Mbah Ayat terimakasih ilmu dankesabaran, Yasir, Arip, Ucup, Tommy, kesediaan dan luangan waktunya, sukses dancepat wisuda dan lanjut S2, S3 dan Es-Uaminya dan kepada sahabat Lili, Intan, Siha,Rois, siska, Anggi, Diana, mb Chuzaimah, Chibi Hikmah, Budhe Ida, Nyunyo, Byunvi

Lina, Bani One (Lina, Fia, Nununk, Nces, Gina, Rifa, Ellok), dan Izza Karimah semogakeberhasilan senantiasa menyertai kalian.13. And the last for my Husband candidate. (Barokallah)14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan informasi yang bermanfaatuntuk penulisan dalam penyelesaian skripsi ini.Akhirnya, penulis berharap semoga amal baik dan partisipan dari semua pihak yang telahmembantu penulis baik dari materi maupun dukungan semangat dalam meyelesaikan skripsi inimendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagipembangunan ilmu agama, khususnya pengembangan ilmu al-Qur’an dan Hadis. Jazākumullāhaḥsan al jazā’, Āmīn.!Jakarta, 17 Agustus 2018Fatimatuzzahrovii

DAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGLEMBAR PERNYATAANPEDOMAN TRANSLITERASI . iABSTRAK . iiiKATA PENGANTAR . ivDAFTAR ISI . viiiBAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah . 1B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah . 8C. Tujuan dan Manfaat Penulisan . 9D. Tinjauan Pustaka . 10E. Metodologi Penelitian . 11F. Sistematika Penulisan . 14BAB II: SEKILAS TENTANG MUHAMMAD NĀSHIR AL-DĪN ALALBĀNĪ DAN KITAB SILSILAH AL-AḤĀDĪTS AL-ḌA’IFAH WA ALMAUḌŪ’AH WA ĀTSARUHĀ AL-SAYYI’ FĪ AL-UMMAHA. Biografi Muhammad Nāshir Al-Dīn Al-Albānī . 16B. Pandangan Ulama’ Terhadap Muhammad Nāshir Al-Dīn Al-Albānī 23C. Tinjauan Kitab Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah waĀtsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah . 25viii

BAB III: METODE KRITIK HADISA. Definisi Kritik Hadis . 36B. Metodologi Keshahihan Hadis1. Kritik Sanad . 362. Al-Jarḥ wa al-Ta‘dīl . 393. Kritik Matan . 44C. Kriteria Hadis Berdasarkan Kualitas1. Hadis Ṣaḥīḥ . 422. Hadis Ḥasan . 433. Hadis Ḍa‘īf . 44D. Pemikiran al-Albānī Tentang Hadis1. Pandangan Mengenai Hadis, Sunah, Khabar dan Atsar . 552. Kritik Sanad dan Matan al-Albānī . 543. Al-Jarḥ wa al-Ta‘dīl al-Albānī . 534. Kriteria Hadis Mauḍū’ dan Hadis Ḍa’īf Menurut al-Albānī . 55BAB IV: KRITIK SANAD HADIS-HADIS DALAM KITAB SILSILAH ALAḤĀDĪTS AL-ḌA’IFAH WA AL-MAUḌŪ’AH WA ĀTSARUHĀ AL-SAYYI’FĪ AL-UMMAHA. Kritik Hadis ke-11. Kritik Sanad . 612. Kritik Matan . 953. Kesimpulan . 101B. Kritik Hadis ke-21. Kritik Sanad . 102ix

2. Kritik Matan . 1153. Kesimpulan . 118C. Kritik Hadis ke-31. Kritik Sanad .1202. Kritik Matan . 1303. Kesimpulan . 131BAB V: PENUTUPA. Kesimpulan . 133B. Saran-saran .134DAFTAR PUSTAKA . 135x

BAB IPENDAHULUANA. PendahuluanManusia dalam hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan.Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli dan ‘aqli. Dansumber yang sangat otentik bagi umat Islam dalam hal ini adalah al-Qur‟an danhadis nabi. Allah Swt. telah memberikan kepada umat kita para pendahulu yangselalu menjada al-Qur‟an dan hadis nabi. Mereka adalah orang-orang jujur,amanah, dan memegang janji. Sebagian di antara mereka mencurahkanperhatiannya terhadap al-Qur‟an dan ilmunya yaitu mufassir. Dan sebagian lagimemprioritaskan perhatiannya terhadap hadis nabi Muhammad Saw. dan ilmunya,mereka adalah para ahli hadis. Mereka juga diperintahkan untuk mengerjakan apayang dibawa oleh nabi dan dilarang untuk mengerjakan semua larangan beliau. 1sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam Surah al-Ḥasyr [59]: 7:. “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yangdilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”.Ayat di atas menjelaskan bahwa nabi Muhammad Saw. bertugasmenjelaskan al-Qur‟an kepada ummatnya dan mewajibkan setiap muslim untukpatuh kepada kebijaksanaan dan ketetapan Rasulullah Saw. dalam bidang apapunbaik yang disebut secara tegas dalam al-Qur‟an maupun dalam hadis ṣaḥīḥ.2 Makadari itu hadis berfungsi sebagai penjelas al-Qur‟an dan teladan bagi ummatnya,1Manna‟ al-Qaṭṭān, Pengantar Studi Ilmu Hadis, Penerjemah Mifdhol Abdurrahman(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005), h. 19-20.2M. Quraish Shihab, Tafsīr al-Miṣbāh (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an)(Ciputat: Lentera Hati, 2002), h. 113.1

2hal inilah yang menjadikan pengamalan sebagian besar al-Qur‟an akanmembutuhkan hadis.3Hadis memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran agama Islam dandiyakini sebagai salah satu sumber hukum Islam. Posisi yang strategis inilah yangmenyebabkan banyak sarjana baik dari kalangan muslim maupun non muslimtertarik untuk mengkaji autentitas hadis yang sangat berpengaruh padaotoritasnya. Kalangan orientalis yang pertama kali mempersoalkan status hadisadalah Alois Sprenger, dalam pendahuluan bukunya mengenai riwayat hidup danajaran Muhammad, ia mengkaim bahwa hadis merupakan kumpulan cerita-ceritabohong namun menarik.4Hadis nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan sejarah telah melalui tigakegiatan yang dilakukan oleh muḥadditsīn untuk memelihara dan mengabadikanhadis, yaitu menulis, menghimpun, dan membukukannya. Kegiatan pertama sudahdilakukan oleh beberapa sahabat Rasulullah Saw. sejak kenabian. Kegiatan keduaterjadi pada akhir abad pertama Hijriyah (100 H), yaitu pada masa pemerintahanUmar ibn Abdul Aziz. Sementara kegiatan ketiga dimulai oleh al-Imām Mālik ibnAnas (97-179 H), yang melahirkan Kitab al-Muwaṭṭa’.5Pengkajian hadis Nabi Muhammad Saw. tidak hanya menyangkutkandungan dan aplikasi petunjuknya saja, tetapi juga dari segi periwayatannya.Penelitian terhadap periwayatan hadis menjadi sangat penting karena sebagianyang dinyatakan masyarakat adalah pengguna hadis, terutama para muballigh,ternyata banyak yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Bahkan tidak3Nuruddin „Itr, ‘Ulumul Hadis, h. 8.Faiqatul Mala, Otoritas Hadis-hadis ‘Bermasalah’ dalam Shahih Bukhari (Jakarta: Pt.Gramedia, 2015), h. 40.5Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadis (Ciputat: Lembaga Penelitian UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 1.4

3sedikit jumlah pernyataan yang dikatakan sebagai hadis, namun ternyata setelahditeliti sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai hadis Karena itulah kesahihanhadis sangat diperhatikan.6Menurut ahli-ahli hadis, kritik hadis adalah menyeleksi hadis-hadis antarayang ṣaḥīḥ dengan yang ḍa‘īf dan meneliti perawinya apakah yang dipercaya dankuat ingatannya (tsiqah) atau tidak. Menurut Azami, kritik hadis sudah dimulaisejak Nabi Muhammad Saw. masih hidup, namun lingkupnya masih sangatterbatas dan motifasinya berbeda dengan kritik hadis pada masa-masabelakangan.7 Secara umum, pemalsuan hadis terjadi pada dekade keempat darihijrah Nabi Muhammad Saw. yaitu dalam masalah politik saling bermusuhan,sedang diantara mereka ada yang lemah imannya, sedikit pengetahuan agamanya,sehingga mereka mebuat hadis palsu untuk kepentingan kelompoknya. Makasejak saat itu para ahli hadis lebih selektif dalam mendengarkan hadis, dan lebihteliti dalam menerima rawi. Pada saat itu, penggunaan sanad itu lebih pentingdibanding masa sebelumnya. 8Untuk kepentingan penelitian hadis Nabi Muhammad Saw. ini, ulamatelah menciptakan berbagai kaidah dan ilmu (pengetahuan) hadis. Dengan kaidahdan ilmu hadis tersebut ulama mengadakan pembagian kualitas hadis. IbnKhaldun berpendapat bahwa penelitian hadis yang dilakukan oleh ulama hadishanya terbatas pada penelitian sanad saja. Disamping itu, pendapat tersebutdisanggah secara tidak langsung oleh beberapa ulama lainnya misalnya Musṭafā6Badri Khaeruman, Otentitas Hadis Studi Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 5.7Ali Mustafa Yaqub, Imam al-Bukhārī dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadis (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1991), h. 16.8Muhammad Mustafa Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Penerjemah AliMustafa Yaqub (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 580.

4al-Sibā‟ī, Muhammad Abū Syuhbah, dan Nur al-Dīn „Itr dengan menyatakanulama hadis dalam meneliti hadis Nabi Muhammad Saw. sama sekali tidakmengabaikan penelitian matn. hal ini terbukti pada kaidah keṣaḥiḥan hadis yangmenyatakan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh hadis yang berkualitas ṣaḥīḥialah matan dan sanad harus terhindar dari kejanggalan (syādz) dan cacat (‘illat)sebagaimana telah ditetapkan oleh ulama hadis.9Ibn Ṣalāḥ berpendapat bahwa syarat hadis dinilai ṣaḥīḥ apabila memenuhilima syarat sebagaimana telah menetapkan ulama muhadditsīn. Namun apabilaada perselisihan tentang keṣaḥīḥ an suatu hadis, bukanlah karena syarat-syarat itusendiri melainkan karena adanya perselisihan dalam menetapkan terwujud atautidaknya sifat-sifat tersebut. Misalnya Abī Zinād mensyaratkan bagi hadis ṣaḥīḥhendaknya perawi memiliki ketenaran dan keahlian dalam berusaha danmenyampaikan hadis. Ibn al-Sam‟ānī juga menyatakan bahwa kriteria hadis sahihtidak cukup hanya diriwayatkan oleh rawi yang tsiqah (adil dan ḍabit) saja, tetapijuga harus diriwayatkan oleh orang yang paham benar terhadap apa yangdiriwayatkan. Di samping itu, Imam Ibnu Hajar al-Asqalānī tidak sependapattentang ketentuan syarat-syarat hadis ṣaḥīḥ sebagaiman yang yarat-syaratsebagaimanadikemukakan oleh Abī Zinād telah tercakup dalam persyaratan ḍabit, sedangkansyarat yang dikemukakan oleh Ibn al- Sam‟ānī juga sudah termasuk dalam syarat“tidak ber’illat”.109Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan denganPendekatan Ilmu Sejarah (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 6.10Fatchur Rahman, Ikhtisār Musthalāh al-Hadīts (Bandung: al-Ma‟arif, 1974), cet. 20, h.118.

5Amat banyak ulama‟ yang bertakwa dan bertanggung jawab dan sangatteliti dalam memelihara sunnah nabi Muhammad Saw. cara-cara mereka untukmenyaring sanad-sanad hadis sungguh merupakan hal yang sangat terpuji danlayak untuk dikagumi oleh siapa saja. Dan di samping mereka, banyak pula paraahli yang meneliti matan-matan hadis kemudian memisahkan mana yang dinilaisyādz atau bercacat.11Dalam perkembangannya, usaha kritik hadis yang dilakukan ulama hadismasa kontemporer ini dilakukan dengan menelaah kembali terhadap kitab-kitabyang telah selesai dibukukan. Seperti yang dilakukan oleh ahli hadis semisalMuhammad Nāshir al-Dīn al-Albani, „Abdul Qadir al-Arnauth, Ṭāhā al-Ulwānīdan ulama hadis kontemporer lainnya. Ulama hadis masa kontemporer ini biasameneliti ulang hadis-hadis yang telah tersebar dalam kitab-kitab penting yangmenjadi rujukan umat, dengan menentukan kualitas dari hadis-hadis yangdijadikan hujjah.12 Salah satu ulama hadis yang akan menjadi objek kajian padapenelitian ini adalah Muhammad Nāshir al-Dīn al-AlbānīSebagai seorang muslim, al-Albānī mengabdikan sebagian besar hidupnyauntuk meneliti secara mendalami hadis nabi Muhammad Saw. al-Albānī telahmeneliti sejumlah kitab hadis, termasuk Shahīh al-Bukhārī, Shahīh Muslim,Sunan at-Tirmīdzī, Abū Dāūd, al-Nasā‟ī dan ibn Mājah. Sebagai sarjanaproduktif, ia telah menulis 117 buku, diantaranya: Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifahwa al-Mauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah, al-Tawassul Anwā’uhu waAḥkāmuhu, Taḥdzīr al-Sājid min ittiḥādz al-Qubūr masājid. Dalam karya-karyaini, al-Albānī telah mengidentifikasi 990 hadis yang dianggap autentik oleh11Muhammad al-Ghazali, Studi Kritik atas Hadis Nabi Antara Pemahaman Tekstual danKontekstual, Penerjemah Muhammad Baqir (Bandung: Mizan, 1998), cet. 9, h. 26.12Ali Musthafa Ya‟qub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h. 4.

6mayoritas sarjana muslim, namun oleh al-Albānī dianggap lemah. Al-Albānīmenyatakan lemah (taḍ’īf) sejumlah hadis yang terdapat dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārīdan Ṣaḥīḥ Muslim, salah satu koleksi kitab hadis yang paling bergengsi itumenuai sejumlah kritikan tajam terhadapnya. Di antaranya; Tanāquḍāt al-Albānīal-Waḍīḥāt oleh Ḥasan bin „Ali as-Saqqaf, al-Ta’rīf bi Auhām man Qassama alSunan Ilā Ṣaḥīḥ wa Ḍa’īf oleh Mahmud Said Mamduh, Tabyīn ḍalālah al-Albānī,Syaikh al-Wahhabiyyah al-Mutamaḥdits oleh „Abdullah al-Harrārī, dan masihbanyak yang lainnya.13Menurut al-Albānī, dari sekian banyak hadis-hadis yang termuat dalamkitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim ternyata tidak semua hadisnyaberkualitas ṣaḥīḥ. Banyak terdapat hadis ḥasan dan ḍa’īf yang tercantum dalamkitab-kitab tersebut. Kenyataan ini menimbulkan banyak pertanyaan bagi parakritikus hadis, karena pengarang dari kitab ini merupakan tokoh hadis besar yangterkenal dan selektif dalam periwayatan hadis.14 Seperti hadisal-Imām al-Bukhārī berikut ini:َِّ الر ْْح ِن بن عب ِد َِّ ح َّدثَِِن عب ُد ،ٍ اَّلل يَ ْعِن ابْ َن ِِينَا ْ ََِس َع أ َََب الن ، اَّلل بْ ُن ُمنِ ٍري َْ ُ ْ َ َّ َحدَّثَنَا َعْب ُد ، َّض ِر ََِْ عن أَِِب ، عن أَبِ ِيه َِّ ضو ِان ِ َ َ َّب ق ِ ِ ِ ِ ِ َِِّ ِ اَّلل ََل ََََْْ ْ ٍ إ َّن الْ َعْب َد لَيَ تَ َكل ُم َبلْ َكل َمة م ْن : ال ِّ َعن الن ، َع ْن أَِب ُهَريْ َرَة ، صال ٍح 13Phil Kamaruddin Amin, Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis (Jakarta:PT. Mizan Publika, 2009), h. 72.14Muhammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī, Ḍa’īf al-Adab al-Mufrad , Penerjemah HeryWibowo (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), h. 16.

7َِِّ وإِ َّن الْعب َد لَي ت َكلَّم َِبلْ َكلِم ِة ِمن سخ ِط ، ات ٍ اَّلل ِِبا ٍِج ، اَّلل ََل يُْل ِقي ََلَا ََباَل ََ ْ ََ َ َ َ َُّ ُ يَ ْرفَعُه ، يُْلقي ََلَا ََباَل ُ َ َ َْ َ15 يَ ْه ِوي ِِبَا ِِف َج َهن ََّم “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Munir dia mendengarAbu An Nadlr telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdullah yaituIbnu Dinar dari Ayahnya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Saw.beliau bersabda: “Sesungguhnya ada hamba yang pasti mengucapkan kalimat diantara yang diridlai Allah, yang tidak dihayatinya, yang karenanya Allahmeninggikan beberapa derajat. Dan sesungguhnya, ada hamba yang pastimengucapkan kalimat yang dibenci oleh Allah, yang tidak dihayatinya, yangkarenanya dia terjerumus ke dalam neraka Jahannam .”16 (HR. Imam al-Bukhārī )Al-Albānī mengatakan bahwa hadis di atas adalah hadis ḍa’īf denganmenjelaskan dua ‘illat di dalam sanadnya.17Selain al-Imām al-Bukhārī, al-Albānījuga men-dha‟ifkan hadis yang diriwayatkan oleh al-Imām Muslim, yaitu: َخبَ َرِِن أَبُو ْ َح َّدثَِِن َعْب ُد َّ ٍِ اْلَبَّا ٍِ بْ ُن الْ َع ََل ِء َحدَّثَنَا َم ْرَوا ُن يَ ْع ِِن الْ َفَزا ْ ي َحدَّثَنَا ُع َم ُر بْ ُن ْحََْزَة أ ِ ُ ال ٍس ِ َّ اَّلل صلَّى ِ َح ٌد ِمْن ُك ْم ُّ َغطََفا َن الْ ُمِّر َ َّ ول َ اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ََل يَ ْشَربَ َّن أ ُ َ َ َ ي أَنَّهُ ََس َع أ َََب ُهَريْ َرَة يَ ُق ُوَل ق 18 قَائِ اما فَ َم ْن نَ ِس َي فَ ْليَ ْستَ ِق ْئ “Abdul Jabbar bin Al-„Alā‟ telah menceritakan kepadaku, telahmenceritakan kepada kami Marwan yaitu Al-Fazāri, telah menceritakan kepadakami „Umar bin Hamzah; telah mengabarkan kepadaku Abu Ghathafan Al Murri15Abī „Abdillāh Muḥammad bin Ismā„īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī (Beirut: Syirkahal-Quds, 2008), h. 1304.16Ibn Hajar al-Asqalani, Fatḥ al-Bārī Syarah Shahih al-Bukhari, Penerjemah AmirHamzah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), j. 31, h. 267.17Muhammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī, Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah waĀtsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah (al-Riyadh: al-maktabah al-Ma‟arif, 1992), j. 3, h. 463.18Abī al-Ḥusain Muslim bin al-Ḥajjāj al-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim (Beirut: Dār al-Hadits,2010), j. 3, h. 425.

8bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. bersabda:“Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri, apabila dia lupa makahendaklah ia memuntahkanya”.19Al-Albānī menyatakan bahwa hadis di atas sebagai hadis munkar bihādzāal-lafdz.20 Telah diakui oleh jumhur ulama, bahwa karya Imam al-Bukhārī adalahseṣaḥīḥ-ṣaḥīḥ kitab hadis dan sebesar-besar pemberi faedah, sedangImamMuslim adalah periwayat yang secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurangperulangannya, sebab sebuah hadis yang telah beliau letakkan pada satu tema,tidak lagi ditaruh di bab lain.21Dari latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk meneliti ke-ḍa‘īfanhadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa alMauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah dari segi sanad. Oleh karena itu,judul yang diangkat untuk penelitian ini adalah “Studi Kritik Sanad Hadis-hadisyang Diḍa’ifkan Oleh Muhammad Nāshir Al-Dīn Al-Albānī”B. Permasalahan1. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagaiberikut:a. Apakah al-Albānī mengkritik kriteria hadis ḍa‘īf pada kitab-kitabpokok?b. Apakah al-Albānī mengkritik kriteria hadis mauḍū‘ pada kitab-kitabpokok?19Imām al-Nawawī, Syarh Ṣaḥīḥ Muslim, Penerjemah Fathoni Muhammad, dkk (JakartaTimur : Darus Sunnah Press, 2013), j. 9, h. 724.20Muhammad Nāshir al-Dīn al-Albānī, Silsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ahwa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī al-Ummah (al-Riyadh: al-maktabah al-Ma‟arif, 1992), j. 2, h. 326.21Fathur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadis (Bandung: PT Alma‟arif, 1974), h. 379.

9c. Pembaharuan apa yang dilakukan al-Albānī dalam memberikankriteria hadis ḍa‘īf dan mauḍū‘?d. Bagaimana standar al-Albānī dalam menḍa’ifkan hadis-hadis?2. Pembatasan MasalahBerdasarkan identifikasi di atas, kajian ini akan dibatasi pada kajiantentang kritik sanad hadis, dengan mengangkat hadis-hadis imam al-Bukhārī danimam Muslim yang tercantum pada nomor 1299, 6947, dan 927 dalam kitabSilsilah al-Aḥādīts al-Ḍa’ifah wa al-Mauḍū’ah wa Ātsaruhā al-Sayyi’ fī alUmmah karya Muhammad Nāshir al-Dīn al-Albani.3. Perumusan MasalahSehubungan dengan pembatasan masalah di atas, rumusan masalahnya yaitu:a. Bagaimana standar al-Albānī dalam menḍa’ifkan hadis-hadis?b. Mengapa hadis-hadis tersebut tercantum dalam dalam kitab Ṣaḥīḥ alBukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim?C. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenelitianSkripsi ini merupakan bagian dari kerja penelitian yang dimaksudkanuntuk memberikan jawaban terhadap masalah pokok di atas, yaitu melihat secaraobyektif metodologi yang digunakan oleh al-Albānī dalam menetapkan kualitassuatu hadis. Dari permasalahan di atas

STUDI KRITIK SANAD HADIS-HADIS YANG DIḌA’IFKAN OLEH MUHAMMAD NĀṢIR AL-DĪN AL-ALBĀNĪSkripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Me

Related Documents:

sanad , nama-nama periwayat hadis dan metode periwayatan yang dipergunakan setiap perawi untuk selanjutnya dilakukan perbandingan antara sanad-sanad tersebut. 3. Tarjamat ar-Ruwat atau Naqd as-Sanad. Kegiatan ini merupakan penelitian

STUDI ILMU HADIS Penulis: Khusniati Rofiah, M.Si Editor: Muhammad Junaidi, M.H.I Desain Cover: . Kata Pengantar. iv Studi Ilmu Hadis . Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. vi Studi Ilmu Hadis m

disiplin keilmuan yang tidak hanya menjelaskan bagaimana . studi hadis riwayah dan studi hadis dirayah itu. Karenanya, penyusunan buku ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Studi Hadis . yang tidak ditetapkan dalam al-Qur’an. Sedangkan pembahasan

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

kitab tersebut sampai kepada draft terakhir yang dikerjakannya di masjid Nabawi Madinah16. Menurut penelitian Azami, ada sejumlah 9802 Hadis yang dimuat Imam al-Bukhari ke dalam kitab sahihnya, dan apabila dihitung tanpa memasukkan Hadis yang berulang, maka jumlahnya adalah 2602 Hadis. Jumlah ini tidak termasuk di dalamnya Hadis mauquf

Skripsi berjudul: STUDI TAKHRIJ TERHADAP HADIS LARANGAN PUASA PADA HARI SABTU DALAM KITAB SUNAN AT-TIRMIDZI, Mardiyanti Lase,NIM: 0406163025 Program Studi Ilmu Hadis dan telah dimunaqasyahkan Program Sarjana UIN-SU Medan pada tanggal 4 Februari 2021. Skripsi ini telah diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontekstualisasi hadis oleh . BAB III Telaah Terhadap Buku Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah . 2Ab D w d, Sunan Ab³ D w d, Kit b a

AWJM, the abrasive particles are allowed to entrain in water jet to form abrasive water jet with significant velocity of 800 m/s. Such high velocity abrasive jet can machine almost any material. Fig. 1 shows the photographic view of a commercial CNC water jet machining system along with close-up view of the cutting head.