KRITIK KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN HADIS M. SYUHUDI

2y ago
17 Views
2 Downloads
1.48 MB
106 Pages
Last View : 25d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Wren Viola
Transcription

KRITIK KONTEKSTUALISASIPEMAHAMAN HADIS M. SYUHUDI ISMAILTESISOleh:IDRIS SIREGARNIM: 9221 5063753PROGRAM STUDIS2 ILMU HADISPASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARAMEDAN2017

ABSTRAKKRITIK KONTEKSTUALISASISYUHUDI ISMAILPEMAHAMANNama: Idris SiregarNIM: 92215063753Pembimbing I: Dr. H. Ardiansyah Lc, M.AgHADISM.Pembimbing II : Dr. H. Syarbaini Tanjung Lc, MAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontekstualisasi hadis olehM. Syuhudi Ismail dalam pemahaman hadis. Dan bagaimana pendapat jumhur ulamamengenai hadis-hadis yang dikontekstualisasikan tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan (library research). Dengan caramengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, kemudian diuraikanberdasarkan data-data yang diperoleh dan dianalisis. Teknik pengumpulan data yangdigunakan dengan cara mengumpulkan buku, kitab dan artikel yang berkaitan denganjudul tesis.Ada tujuh hal yang merupakan hasil dari penelitian ini, Pertama, bahwa hadistentang minum khamar bagi yang baru masuk Islam tidak boleh, sekalipun ia dalamrangka kebijaksanaan dakwah. Kedua, hadis tentang Dajjal, karena disebutkan bahwa iabuta mata dan tertulis di antara kedua matanya kafir. Ketiga, hadis mengenai pelukis,dengan melihat analisis sejarah bahwa bangsa Arab sebelum Islam datang menyembahberhala, gambar dan patung, mereka membuatnya kemudian menyembahnya, di zamanmodern ini masih banyak yang terjerumus ke dalam kemusyrikan. Keempat, hadismengenai setan diikat pada bulan Ramadan. lantas timbul pertanyaan kenapa terjadiperzinahan, dan pencurian pada bulan Ramadan? Hal ini karena dalam tubuh manusiaada dua unsur yang berlawanan, yaitu kebaikan dan keburukan. Kelima, hadis tentangwanita menjadi pemimpin, bahwa dalam hadis dikatakan kaum dan perempuan dalambentuk umum, dan juga berdasarkan keumuman lafaz. Keenam, hadis mematikan lampuhendak tidur adalah salah satu hadis yang telah dibuktikan sainsnya di era modern ini.Karena menyebabkan beberapa penyakit. Ketujuh, hadis masalah jenggot, denganmelihat pendapat para ulama bahwa hadis ini tidak hanya khusus Arab saja tetapiberlaku bagi semua umat Islam.Kata kunci: kritik matan, kontekstualisasi, M. Syuhudi Ismail.

NDING OF M. SYUHUDI ISMAILName: Idris SiregarReg. No.: 92215063753Co. Supervisor : Dr. H. Ardiansyah Lc, M.Ag: Dr. H. Syarbaini Tanjung Lc, MAThis study aims to determine how contextualization M.Syuhudi Ismail in theunderstanding of hadith. And how scholarly opinions about the the contextualized of hadith.This research is library research, by collecting data related to this research, and thenelaborated based on the data obtained and analyzed. Data collection techniques used bycollecting books, and articles relating to the title of this is thesis.There are seven things that are the result of this research. First, that the hadith regardingdrank alcohol for people whoever new to Islam should not be, even if he is in the framework ofpropaganda wisdom. Second, the hadith of the Dajjal, because it was mentioned that he wasblinds eye and written between the eyes ‚kafir‛. Third, the hadith about the sculptor, to see ananalysis of the Arabics history before Islam came, they worship idols, drawings and sculptures,they make it then worship it, in this modern age there are many who fall into pagan. Fourth, thehadith about satan tied in Ramadan, then the question arises why the case of adultery, and theftin the month of Ramadan? This is because the human body there are two opposing elements,namely good and evil. Fifth, the hadith about women become leaders, that the hadith is said topeople, and women in general form, based on the general word. Sixth, the hadith about theswitch of the lamps if going to sleep is one of the hadith that have proven their science inmodern life, that caused the several diseases. Seventh, the hadith of beard, according to theopinion of the scholars that this hadith is not only for Arabic alone but applies to all moslems bythe general word.Keywords: criticsm of matan , contextualization, M. Syuhudi Ismail.

ملخص البحث النقد على فهم محمد شهود إسماعيل فى سياق الحديث اإلسم رقم القيد : إدريس سريجيار 92215063753 : ادلشرؼ األكؿ : الدكتوراحلاج اردياف شاه ادلاجستري ادلشرؼ الثاىن : الدكتور احلاج شربني تنجوغ ادلاجستري هتدؼ ىذه الدراسة مبعرفة كيفية مفهوـ النص حممد شهود إمساعيل ىف فهم احل ديث . ككيف ارآء العلماء حوؿ سياقها . م , من خالؿ مجع البيانات ذات الصلة ذلذه الدراسة ، مث كتب ىذه الدراسة ىي الدراسة ادل ة كضعت استنادا إذل البيانات الٌب مت احلصوؿ عليها كحتليلها . ك تقنيات مجع البيانات ادلستخدمة من قبل مجع الكتب ، كادلقاالت ادلتعلقة بعنواف ىذه الرسالة . مر ىناؾ سبعة أ مور الٌب ىي نتيجة ذلذه الدراسة ، أكال ، أف احلديث حوؿ شرب اخل لألشخاص الذمف دخلوا إذل اإلسالـ ال جيوز ، حٌب لو كاف ىف إطار الدعوة . ثانيا ، احلديث عن الدجاؿ ، ألنو قد ذكر أنو كاف أعمى , كبني العينني مكتوب كافر . ثالثا ، احلديث عن ادلصور ، نرل بحتليل عن التاريخ أف العرب قبل اإلسالـ ىم عباد األصناـ كاؿصور كالنحت ، ىم صنعواه مث يعبدكنو ، ك ىف ىذا العصر احلديث كثري من الناس يقعوف ىف الشرؾ ، بتعليق الصور من العلماء ىف مكاف عملو . رابعا : احلديث عن تصفيد الشيطا ف ىف رمضاف . مث جاء السؤاؿ دلاذا ح دثت الزنا كالسرقة ىف رمضاف؟ ألف ىف أنفسنا كانا ذاتاف يتعارضاف ، كمها اخلري كالشر . خامسا : احلديث عن القيادات اؿنسائية ، أف اؿقوـ ك ادلرأة ىف احلديث ىف سياؽ نكرة ، ك كذلك أيضا من عمومية اللفظ . سادسا ، احلديث عن إطفاء ادلصباح عند النوـ , احد من االحاديث الٌب قد أثبتت العلوـ ىف عصر احلديث , سبب من األمراض . سابعا ، احلديث عن اللحية ، باالنظر ىف ارآء العلماء أف ىذ ق األحاديث ألف ا ليست متخصصة ؿلعربية كحدىا ، بل امنا ينطبق على كل ادلسلمني من جهة عمومية اللفظ . اؿكلمات ادلفتاحية : نقد ادلًب ، سياؽ احلديث ، حممد شهود إمساعيل

DAFTAR ISISURAT PERNYATAANSURAT PERSETUJUANSURAT PENYESAHANABSTRAKKATA PENGANTAR . iTRANSLITERASI . ivDAFTAR ISI . ixBAB I PendahuluanA. Latar Belakang Masalah . 1B. Rumusan Masalah . 7C. Batasan Istilah . 8D. Tujuan Penelitian . 8E. Kegunaan Penelitian . 9F. Kajian Terdahulu . 9G. Metodologi Penelitian . 11H. Sistematika Pembahasan . 11BAB II Biografi M. Syuhudi IsmailA. Biografi M. Syuhudi Ismail . 13B. Karya- Karya M. Syuhudi Ismail . 14C. Otoritas Keilmuannya . 25BAB III Telaah Terhadap Buku Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: TelaahMa’ ni al- ad³ tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal.A. Latar Belakang Penulisan Buku . 26B. Manhaj at-Tart³b. 27C. Langkah-langkah Penelitian Matan . 301. Meneliti matan hadis dengan melihat kualitas sanadnya . 352. Meneliti susunan lafal berbagai matan hadis yang semakna . 42

3. Meneliti kandungan matan hadis . 51D. Metode Memahami Hadis . 56BAB IV Metode Kontekstualisasi M. Syuhudi Ismail Serta KritikannyaA. Metode Kontekstualisasi M. Syuhudi Ismail . 66a. Pengertian Kontekstual . 66b. Metode Kontekstual . 661. Pendekatan sejarah . 672. Pendekatan antopologi . 703. Fakta ilmiah . 71B. Kritik Terhadap Hadis-Hadis Kontekstual M. Syuhudi Ismail . 741. Minuman Khamar . 742. Dajjal . 783. Para Pelukis Disiksa .834. Setan Dibelenggu Dalam Bulan Ramadan.885. Wanita Menjadi Pemimpin.916. Mematikan Lampu Tatkala Hendak Tidur.977. Memelihara Jenggot Dan Kumis.100BAB V PenutupanA. Kesimpulan . 105B. Saran . 108DAFTAR PUSTAKA . 110DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHHadis atau yang biasa juga disebut dengan sunnah merupakan sumber hukum keduasetelah Alquran,1 kesepakatan kaum Muslimin ini sudah di isyaratkan dan dicontohkan olehseorang sahabat Nabi bernama Mu‘ ż bin Jabal (w. 18 H) tatkala ia diutus untuk menjadi hakimdi negeri Yaman. Sebagaimana tersebut dalam hadis berikut:ً ٍ ح َّدثػىنىا ح ٍفص بن عمر عن يشعبةى عن أًىِب عو وف عن ً ث ب ًن عم ًرك اب ًن أ ىخي الٍ يمغً ىريةً بٍ ًن يش ٍعبىةى ىع ٍن ٍ ٍ احلىا ًر ٍ ى ى ٍ ى ي ٍ ي ي ى ى ى ٍ ٍى ى ٍ ى ٍ ى ً ًً ىف رس ى ً ٍ اس ًمن أىى ًل ًِح صلَّى اللَّوي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّ ىم لى َّما أ ىىر ىاد أى ٍف ٍ ٍ أينى و ٍ ص م ٍن أ وؿ اللَّو ى ىص ىحاب يم ىعاذ بٍ ًن ىجبى ول أ َّ ى ي ى ً ٍ اؿ أىق ًً ضي بً ًكتى اؿ فىًإ ٍف ىدلٍ ىًَت ٍد اب اللَّ ًو قى ى ضاءه قى ى ث يم ىعاذنا إً ىذل الٍيى ىم ًن قى ى يىػٍبػ ىع ى ض لى ى ك قى ى اؿ ىكٍي ى ف تىػ ٍقضي إًذىا ىعىر ى ً ً ًًً ً ًً ًِف كًتى صلَّى صلَّى اللَّوي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّ ىم قى ى اب اللَّ ًو قى ى اؿ فىًإ ٍف ىدلٍ ىَت ٍد ًِف يسنَّة ىر يسوؿ اللَّو ى اؿ فىبً يسنَّة ىر يسوؿ اللَّو ى ً اؿ أىجتى ًه يد رأٍيًي كىال آليو فىضرب رس ي ً ً ًً صلَّى اللَّوي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّ ىم وؿ اللَّو ى ىى ى ى ي اللَّوي ىعلىٍيو ىك ىسلَّ ىم ىكىال ًِف كتىاب اللَّو قى ى ٍ ى ى 2ً ً ً ٍ اؿ ً وؿ رس وؿ اللَّ ًو وؿ اللَّ ًو لً ىما يػيٍر ًضي ىر يس ى ص ٍد ىرهي ىكقى ى ى احلى ٍم يد للَّو الَّذم ىكفَّ ىق ىر يس ى ى ي Artinya: Telah menceritakan kepada kami Haf¡ bin ‘Umar dari Syu‘bah dari Ab³ 'Aundari al- ri bin 'Amru anak saudara al-Mug³rah bin Syu'bah, dari beberapa orang pendudukHim¡ yang merupakan sebagian dari sahabat Mu‘ z bin Jabal. Bahwa Ras-lullah saw. ketikaakan mengutus Mu‘ z bin Jabal ke Yaman beliau bersabda,"Bagaimana engkau memberikankeputusan apabila ada sebuah peradilan yang dihadapkan kepadamu?" Mu‘ z menjawab, "Sayaakan memutuskan dengan menggunakan Kitab Allah." Beliau bersabda, "Seandainya engkautidak mendapatkan dalam Kitab1 Allah? "Mu‘ z menjawab, "Saya akan kembali kepada sunnahRasulullah saw." Beliau bersabda lagi, "Seandainya engkau tidak mendapatkan dalam Sunnah1Rasulullah saw. serta dan dalam Kitab Allah?" Mu‘ z menjawab, "Saya akan berijtihad‘Abdul Wahh b Khall f, ‘Ilmu U¡-l Fiqih (Jeddah: al- aramain, 2004), h. 23.Ab- D w-d, Sunan Ab³ D w-d, Kit b al-Aqdiyah, B b Ijtih d ar-Ra’y³ F³ al-Qad ’ , No. 3119.12

menggunakan pendapat saya, dan saya tidak akan mengurangi." Kemudian Rasulullah saw.menepuk dadanya dan berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepadautusan Rasulullah untuk melakukan apa yang membuat senang Rasulullah.Namun berbeda dengan pandangan kaum Orientalis, di mana mereka amat menentangkeberadaan serta keauntentikan hadis dan mengadakan propaganda dengan cara membangunopini untuk meragukan kebenaran dasar hukum Islam yakni Alquran dan Hadis melaluipenelitian-penelitian mereka.3 Di antara pelopor tokoh Orientalis tersebut adalah Ignaz Golziher(w. 1921 M) dan Joseph Schach (w.1969 M).4Ada dua tinjauan bagi para kritikus hadis dalam memberikan penilaian kembali terhadapkeautentikan hadis Nabi tersebut, yakni tinjauan sanad dan tinjauan matan. Para kritikus baikdari kalangan Muslim dan non Muslim memiliki kaedah-kaedah tersendiri dalam melakukankritik dimaksud. Jika kita melihat pada sejarah, maka kita akan mendapati bahwa proses kritikbaik sanad maupun matan belum muncul pada masa Rasul, namun embrio untuk hal ini sudahberlaku dengan mengambil bentuk konfirmasi terhadap hadis tersebut. 5Perbandingan antara kritik sanad dan matan, tampaknya lebih dominan dilakukan padakritik sanad, hal ini dapat dilihat dari sejumlah karya para ulama tentang hal tersebut.Banyaknya karya tulis ahli hadis yang berkenaan dengan sanad memang lebih banyakketimbang karya mereka tentang kritik matan.Kedudukan sanad dalam riwayat hadis adalah penting sekali, sehingga karenanya suatuberita yang dinyatakan seseorang sebagai hadis, tetapi karena tidak memiliki sanad, makaulama hadis tidak dapat menerimanya. Sehingga keadaan dan kualitas sanad merupakan halyang pertama sekali diperhatikan dan dikaji oleh para ulama hadis dalam melakukan penelitianhadis. Apabila sanad suatu hadis tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan, seperti tidakadil, maka riwayat tersebut langsung ditolak dan penelitian terhadap matan hadis tidakdiperlukan lagi. Karena salah satu prinsip yang dipedomani oleh para ulama hadis adalahbahwa suatu hadis tidak akan diterima meskipun matannya kelihatan sahih, kecualiAli Mustafa Yaqub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. 3, 2000), h. 9.Ibid., h. 11.5Ramli Abdul Wahid, Ilmu-Ilmu Hadis (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), h. 102.34

disampaikan melalui orang-orang yang adil. Akan tetapi, apabila sanad-sanadnya telahmemenuhi persyaratan kesahihan maka barulah kegiatan penelitian dilanjutkan kepada matanhadis itu sendiri.Pengggunaan hadis yang tidak jelas asal-usulnya dalam rangka menjelaskan danmenafsirkan ayat-ayat Alquran akan melahirkan ketetapan-ketetapan hukum yang keliru, yangsudah pasti akan membawa dampak negatif ke dalam kehidupan umat Islam, karena besarkemungkinan ketetapan hukum itu tidak sesuai dengan kehendak Allah swt. yang sebenarnya.Dalam sejarah perkembangan hadis, tidak semua ungkapan yang dinyatakan sebagaihadis adalah benar-benar hadis. Hal ini muncul sejak terjadinya fitnah dengan peristiwaperistiwa yang muncul pada akhir masa Khulaf ’ ar-R syid³n yang dipelopori oleh sekte-sektepolitik yang bertikai saat itu, seperti khaw rij (non simpatisan), sy³‘ah (pro ‘Al³ bin Ab³ lib (w.40 H) dan pendukung Mu‘ wiyah bin Ab³ Sufy n (w. 680 M) dengan tujuan merekrut massapendukung bahkan berupaya saling menjatuhkan. 6Banyak hadis da‘if bahkan palsu yang beredar luas di tengah masyarakat yangmayoritasnya tidak mengetahui cara menelusuri dan menilai kesahihan hadis. Sementara ketikakualitas sebuah hadis belum dipastikan kesahihannya, maka argumentasi dan penafsiran yangdidasarkan kepada hadis tersebut juga tidak dapat dipastikan kebenarannya.Sebagai tindakan antisipatif, para ulama hadis telah berhasil menghimpun danmenyusun berbagai macam bentuk kitab-kitab hadis dan berusaha menemukan hadis-hadisyang murni berasal dari Rasulullah saw. melalui sanad (rangkaian periwayat) yang adil danterpercaya. Proses dengan cara-cara tertentu untuk menemukan hadis yang menggunakan kitabkitab hadis yang bermacam-macam itu disebut dengan istilah takhr³j al- ad³ . Melalui caratakhr³j al- ad³ ini akan dapat ditemukan hadis-hadis dalam berbagai macam tingkat kualitasdan bentuknya, sesuai dengan kebutuhan.Ilmu hadis adalah kajian yang tertinggal di Indonesia jika dibandingkan dengan ilmu keIslaman lainnya seperti ilmu tafsir, ilmu fikih, dan ilmu tasawuf. Hal ini dapat dilihat dandibuktikan dengan minimnya pakar hadis di negeri ini dan sedikitnya literatur yang6Mu ammad ‘Ajj j al-Khat³b, Us-l al- ad³ :‘Ul-muhu Wa Mus al huhu (Beirut: D r al-Fikr, 1989), h. 415.

mengulasnya. Oleh sebab itu, ada kesan bahwa ilmu hadis merupakan kajian yang tercecer ditanah yang jumlah penduduknya terbesar Muslim di dunia.7Memang, dijumpai beberapa buku tentang hadis, seperti Kitab al- ad³ al-MusammaSyif ’ al-Qul-b, yang ditulis pada tahun 1779 oleh Syaikh ‘Abdull h seorang ulama Aceh. Bukuini merupakan kumpulan hadis yang berorientasi tasawuf dan ditulis tanpa sanad danperiwayat. Selain itu , ada juga kitab Kif yah al-Mustafid, Manhaj awi an-Na§ar yang keduanyakarya Syaikh Ma f-§ at-Tarm si (w. 1920 M).8 Keduanya berbahasa Arab. Artinya tidakdiperuntukkan secara khusus untuk orang Indonesia. Sementara itu kajian hadis yang dimaksuddisini adalah buku-buku hadis yang ditulis dalam berbahasa Indonesia, karena buku semacaminilah yang bertujuan menjadi bacaan orang Indonesia.Kajian hadis baru menunjukkan geliatnya pada akhir abad XIX dan awal abad XX.Embrio itu diprakarsai oleh Syaikh Ahmad Surkati (w. 1943 M) yang berasal dari Yaman danbelajar di Makkah pada ulama-ulama Wahabi sertamemiliki jaringandengan kelompokpembaharuan di Mesir.Pada saat ini, kajian hadis semakin hari semakin menggembirakan untuk mengejarketertinggalannya dari disiplin ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya yang telah mapan di Indonesia. Halitu diperkuat lagi dengan bertambahnnya sarjana spesialis hadis lulusan S3 dari dan dalam luarnegeri. Fajar ilmu hadis yang telah menyingsing ini merupakan optimisme masyarakat MuslimIndonesia terhadap masa depan ilmu hadis di Tanah Air. Semoga mereka berhasil menelurkankarya-karya yang bermanfaat dan orisinal, bukan sekedar saduran dan alih bahasa. Tokohtokoh hadis yang banyak memberikan kontribusi antara lain Ahmad Surkati (w. 1943 M),Ahmad Hasan Bandung (w. 1958 M), T.M. Hasbi as-Siddieqy (w. 1975 M), Fatchur Ra man (w.1969 M), M. Syuhudi Ismail (w. 1997 M), Ali Mustafa Yakub (w. 2016 M).9Dari nama-nama tokoh-tokoh hadis yang disebutkan di atas, maka pakar hadis kelahiranJawa Timur yaitu M. Syuhudi Ismail (w. 1997 M) adalah orang pertama atau spesialisasipertama hadis di Indonesia, dan oleh karena itu beliau sangat banyak memberikan kontribusiRamli Abdul Wahid, Sejarah Pengkajian Hadis di Indonesia (Medan: IAIN Prees, 2016), h. v .Ibid., h. vi.9Ibid., h. vii.78

dan pemikiran dalam bidang hadis, seperti contoh dalam hal syarat sanad sahih beliaumenggunakan istilah kriteria bersifat umum dan khusus, kriteria bersifat umum diberi istilahkaedah mayor, sedangkan yang bersifat khusus disebut minor. 10Dalam hal fiqh al- ad³ , selama ini para ulama hanya mendekati pemaknaan teks hadisdengan kaedah : العربة بعموـ اللفظ ال خبصوص السبب Acuan makna berdasarkan keumuman teks bukan pada kekhususan sebab (konteks). العربة خبصوص السبب ال بعموـ اللفظ Acuan makna berdasarkan kekhususan sebab (konteks) bukan pada keumuman lafaz (teks).Oleh karena itu sekarang sudah saatnya menerapkan kaedah : العربة با ادلقاصد ال با اللفظ Acuan makna berdasarkan tujuan bukan pada teks.11Sebagai contoh hadis Nabi tentang jenggot.12 ب ىكأ ٍىع يفوا اللِّ ىحى َّوا ًر ى انٍػ ىه يكوا الش ى Artinya:Guntinglah kumis dan panjangkanlah jenggot.Hadis tersebut oleh sebagian umat Islam mereka pahami secara tekstual. Merekaberpendapat bahwa Nabi telah menyuruh semua kaum laki-laki untuk memelihara kumisdengan memangkas ujungnya dan memelihara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontekstualisasi hadis oleh . BAB III Telaah Terhadap Buku Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah . 2Ab D w d, Sunan Ab³ D w d, Kit b a

Related Documents:

STUDI KRITIK SANAD HADIS-HADIS YANG DIḌA’IFKAN OLEH MUHAMMAD NĀṢIR AL-DĪN AL-ALBĀNĪSkripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Me

G. Pendekatan Pemahaman 22 H. Teknik Interpretasi 24 I. Metode Penelitian 27 J. Sistematika Penulisan 31 BAB II PENGERTIAN HADIS, KEDUDUKAN DAN FUNGSINYA TERHADAP AL-QURAN SERTA BEBERAPA KAJIAN LAINNYA 33 A. Pengertian Hadis 33 B. Beberapa Istilah yang Identik dengan Hadis 37 C. Kedudukan Hadis dalam Islam 42

kitab tersebut sampai kepada draft terakhir yang dikerjakannya di masjid Nabawi Madinah16. Menurut penelitian Azami, ada sejumlah 9802 Hadis yang dimuat Imam al-Bukhari ke dalam kitab sahihnya, dan apabila dihitung tanpa memasukkan Hadis yang berulang, maka jumlahnya adalah 2602 Hadis. Jumlah ini tidak termasuk di dalamnya Hadis mauquf

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Siswa 1. Arti Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti faham, mengerti, maklum, mengetahui, aliran ajaran. Sedangkan pemahaman mempunyai arti proses, perbuatan, cara memahami/ memahamkan.1 Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar.

Al-Albani merupakan salah seorang ulama yang menggunakan metode pemahaman yang tekstual. Yang dimaksud dengan pemahaman hadis secara tekstual adalah memahami hadis berdasarkan makna lahiriah, asli, atau sesuai dengan arti secara bahasa. Metode ini .

Imam az-Zahabi mengatakan, kitab hadis yang ditulis Imam Bukhari merupakan kitab yang tinggi nilainya dan paling baik setelah Al-Quran. Di antara sederet kitab hadis yang ditulis para ulama sejak abad ke-2 Hijriah, para ulama lebih banyak merujuk pada enam kitab hadis utama atau Kutub as-Sittah.

1) DNA is made up of proteins that are synthesized in the cell. 2) Protein is composed of DNA that is stored in the cell. 3) DNA controls the production of protein in the cell. 4) The cell is composed only of DNA and protein. 14) The diagram below represents a portion of an organic molecule. This molecule controls cellular activity by directing the