PEMBERDAYAAN - Kemensos

2y ago
5 Views
3 Downloads
487.61 KB
21 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Isobel Thacker
Transcription

PEMBERDAYAANPokok Bahasan:1.2.3.4.5.6.Pengertian, tujuan, dan tingkatan keberdayaann masyarakatAspek dan indikator pemberdayaan masyarakatKeterlibatan berbagai elemen dalam pemberdayaan masyarakatProses pemberdayaan masyarakatPendekatan, metode, dan strategi pemberdayaan masyarakatPeran pendamping sosial dalam pemberdayaan masyarakat

Bab IPengertian, Tujuan, dan Tingkatan Keberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Memahami pengertian pemberdayaan masyarakatMenjelaskan tentang tujuan pemberdayaan masyarakatMenjelaskan tentang tingkatan keberdayaan masyarakatBerubahnya paradigma pembangunan nasional ke arah demokratisasi dandesentralisasi, menumbuhkan kesadaran yang luas tentang perlunya peran sertamasyarakat dalam keseluruhan proses dan program pembangunan. Pemberdayaanmuncul sebagai kata yang banyak diungkapkan ketika berbicara tentangpembangunan. Meskipun demikian, pentingnya pemberdayaan masyarakat belumsepenuhnya dihayati dan dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan(stakeholders) pembangunan, baik dari kalangan pemerintah, swasta, LSM (LembagaSwadaya Masyarakat), dan masyarakat. Bahkan di kalangan masyarakat sendiri masihgamang menghadapi praktik partisipasi dalam melaksanakan setiap tahapanpembangunan di lingkungannya. Di sisi lain, hampir semua program pemerintahmensyaratkan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaanya, dimana masyarakatditempatkan pada posisi strategis yang menentukan keberhasilan programpembangunan. Namun, dalam praktiknya pemberdayaan masyarakat seringdisalahgunakan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.1. Pengertian Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment berkembang diEropa mulai abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, danawal 90-an. Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yangberkembang belakangan. Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaanmasyarakat, Ife (1995) menyatakan bahwa “empowerment is a process of helpingdisadvantaged groups and individual to compete more effectively with other interests,by helping them to learn and use in lobbying, using the media, engaging in politicalaction, understanding how to ‘work the system,’ and so on” (Ife, 1995). Definisitersebut mengartikan konsep pemberdayaan (empowerment) sebagai upayamemberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam

suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikantugasnya sebaik mungkin.Di sisi lain Paul (1987) dalam Prijono dan Pranarka (1996) mengatakanbahwa pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkankesadaran politis dan kekuasaan pada kelompok yang lemah serta memperbesarpengaruh mereka terhadap ”proses dan hasil-hasil pembangunan.”Sedangkan konseppemberdayaan menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatifmenekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untukmelindungi kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi,langsung melalui partisipasi, demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengamatanlangsung. Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaanmemiliki dua kecenderungan, antara lain: pertama, kecenderungan primer, yaitukecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebihberdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset materialguna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua,kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada prosesmemberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyaikemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnyamelalui proses dialog.Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titik ekstrem) seolahberseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harusmelalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu (Soemodiningrat, 2002).Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yangmerangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma barupembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering, andsustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-matamemenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untukmencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakanganini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konseppertumbuhan di masa yang lalu.Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apayang antara lain oleh Friedman (1992) disebut sebagai alternative development, yangmenghendaki “inclusive democracy, appropriate economic growth, gender equalityand intergenerational equaty” (Kartasasmita,1997). Dalam upaya memberdayakanmasyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu (Soemodiningrat, 2002): pertama,menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakatberkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiapmanusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah

punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya sertaberupaya untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yangdimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkahlebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputilangkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), sertapembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuatmasyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatanindividu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilaibudaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawabanadalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannyake dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Dalam halini, yang terpenting adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilankeputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaanmasyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalandemokrasi. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam prosespemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karenakekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan danpemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaanmasyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karenahal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yangtidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaanmasyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagaiprogram pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harusdihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain).Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan,dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebihbaik secara berkesinambungan.2. Tujuan Pemberdayaan MasyarakatTujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk mencapai keadilan sosial.Payne (1997:268) menyatakan keadilan sosial dengan memberikan ketentramankepada masyarakat yang lebih besar serta persamaan politik dan sosial melalui upayasaling membantu dan belajar melalui pengembangan langkah-langkah kecil gunatercapainya tujuan yang lebih besar.

3. Tingkatan Keberdayaan MasyarakatMenurut Susiladiharti dalam Huraerah (2011) terbagi ke dalam limatingkatan, yakni:a. Terpenuhinya kebutuhan dasarb. Terjangkaunya sistem sumber atau akses terhadap layanan publikc. Kesadaran akan kekutan dan kelemahan atas diri sendiri dan jugalingkungannyad. Mampu untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang bermanfaat dimasyarakat dan lingkungan yang lebih luase. Kemampuan untuk mengendalikan diri dan lingkungannya. Tingkatan kelimaini dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika masyarakat dalammengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan kebijakan institusidan pemerintahan.Jika dibuat kedalam sebuah bagan, maka tingkat keberdayaan ini berbentuk:GambarTingkat Keberdayaan Masyarakat Menurut Susiladiharti(Huraerah, 2011)

Bab IIAspek dan Indikator Pemberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan tentang aspek-aspek pemberdayaan masyarakat Menguraikan tentang indikator pemberdayaan masyarakat1. Aspek-aspek Pemberdayaan MasyarakatDalam kerangka ini upaya untuk memberdayakan masyarakat (empowering)dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek:Pertama, ENABLING yaitu menciptakan suasana yang memungkinkanpotensi masyarakat dapat berkembang. Asumsinya adalah pemahaman bahwa setiaporang, setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya tidakada orang atau masyarakat tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untukmembanguna daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaranakan potensi yang dimiliki masyarakat serta upaya untuk mengembangkannya.Kedua, EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakatmelalui langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input danpembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakinberdaya. Upaya yang paling pokok dalam empowerment ini adalah meningkatkantaraf pendidikan dan derajat kesehatan serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuanekonomi (modal, teknologi, informasi, lapangan keja, pasar) termasuk pembangunansarana dan prasarana dasar seperti (irigasi, jalan, listrik, sekolah, layanan kesehatan)yang dapat dijangkau lapisan masyarakat paling bawah yang keberdayannya sangatkurang. Oleh karena itu diperlukan program khusus, karena programprogram umumyang berlaku untuk semua tidak selalu menyentuh kepentingan lapisan masyarakatseperti ini.Ketiga, PROTECTING yaitu melindungi dan membela kepentinganmasyarakat lemah. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam prosespengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsurpenting, sehingga pemberdayaan masyarakat sangat erat hubungannya denganpementapan, pembudayaan dan pengalaman demokrasi (Friedmann, 1994).Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan tekanan pada otonomipengambilan keputusan dari kelompok masyarakat yang berlandaskan padasumberdaya pribadi, langsung, demokratis dan pembelajaran sosial. Dalam hal ini

Friedmann (1994) menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatasbidang ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakatakan memiliki posisi tawar (bargaining position) baik secara nasional maupuninternasional. Sebagai titik fokusnya adalah aspek lokalitas, karena civil society akanmerasa lebih siap diberdayakan lewat isu-isu lokal.2. Indikator Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan memang sebuah proses. Namun, dari proses tersebut dapatdilihat dengan indikator-indikator yang menyertai proses pemberdayaan menujusebuah keberhasilan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pemberdayaan secaraoperasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapatmenunjukkan seseorang atau komunitas berdaya atau tidak. Dengan cara ini kitadapat melihat ketika sebuah program pemberdayaan sosial diberikan, segenap upayadapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnyakeluarga miskin) yang perlu dioptimalkan.Keberhasilan pemberdayan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan merakayang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan akses kesejahteraan, dankemampuan kultur serta politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empatdimensi kekuasaan, yaitu: ‘kekuasaan di dalam’ (power within), ‘kekuasaan untuk’(power to), ‘kekuasaan atas’ (power over) dan ‘kekuasaan dengan (power with). Daribeberapa dasar tersebut, berikut ini sejumlah indikator yang dapat dikaitkan dengankeberhasilan dari pemberdayaan (Suharto, 2005):1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi ke luar rumah atauwilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, bioskop, rumahibadah, ke rumah tangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individumampu pergi sendirian.2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk membelibarang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari (beras, minyak goreng, bumbu);kebutuhan dirinya (minyak rambut, shampo, rokok, bedak). Individu dianggapmampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat keputusan sendiritanpa meminta ijin orang lain termasuk pasangannya, terlebih jika ia dapatmembeli barang-barang dengan menggunakan uangnya sendiri.3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membelibarang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian, TV, radio, koran,majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya indikator diatas, point tinggi diberikanterhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin dariorang lain, terlebih jika ia dapat membeli dengan uangnya sendiri.

4. Terlibat dalam membuat keputusan-keputusan rumah tangga: mampu membuatkeputusan secara sendiri maupun bersama (suami/istri) mengenai keputusankeluarga, misalnya mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk ternak,memperoleh kredit usaha.5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai apakahdalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak, mertua) yangmengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya, yang melarangmempunyai anak, atau melarang bekerja di luar rumah.6. Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama salah seorang pegawaipemerintah desa/kelurahan, seorang anggota DPRD setempat, nama presiden,mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum waris.7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes seseorang dianggap ‘berdaya’jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes,misalnya terhadap suami yang memukul isteri; isteri yang mengabaikan suamidan keluarganya; gaji yang tidak adil; penyalahgunaan bantuan sosial; ataupenyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.8. Jaminan ekonomi dan kotribusi terhadap keluarga: memiliki rumah, tanah, asetproduktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memilikiaspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.

Bab IIIKeterlibatan Berbagai Elemen dalam Pemberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan tentang berbagai elemen yang terlibat dalam pemberdayaanmasyarakat Menguraikan tentang mekanisme pelaksanaan pemberdayaan masyarakat1. Elemen-elemen Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak elemen: pemerintah,perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai politik, lembaga donor,aktor aktor masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri. Birokrasipemerintah sangat strategis karena mempunyai banyak keunggulan dan kekuatanyang luar biasa ketimbang unsur-unsur lainnya: mempunyai dana, aparat yangbanyak, kewenangan untuk membuat kerangka legal, kebijakan untuk pemberianlayanan publik, dan lain-lain. Proses pemberdayaan bisa berlangsung lebih kuat,komprehensif dan berkelanjutan jika berbagai unsur tersebut membangun kemitraandan jaringan yang didasarkan pada prinsip saling percaya dan menghormati (Eko,2002).2. Mekanisme Pelaksanaan Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan Masyarakat harus melibatkan berbagai potensi yang ada dalammasyarakat, beberapa elemen yang terkait, misalnya: Pertama, Peranan Pemerintahdalam artian birokrasi pemerintah harus dapat menyesuaikan dengan misi ini, mampumembangun partisipasi, membuka dialog dengan masyarakat, menciptakaninstrument peraturan dan pengaturan mekanisme pasar yang memihak golonganmasyarakat bawah.Kedua, organisasi-organisasi kemasyarakatan diluar lingkunan masyarakat,Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi kemasyarakatan nasional maupun lokal,Ketiga, lembaga masyarakat yang tumbuh dari dan didalam masyarakat itu sendiri(local community organization) seperti BPD (Badan Pemberdayaan MasyarakatDesa), PKK, Karang Taruna dan sebagainya. Keempat, koperasi sebagai wadahekonomi rakyat yang merupakan organisasi sosial berwatak ekonomi dan merupakanbangun usaha yang sesuai untuk demokrasi ekonomi Indonesia.

Kelima, Pendamping dierlukan karena masyarakat miskin biasanya mempuyaiketerbatasan dalam pengembangan diri dan kelompoknya, Keenam, pemeberdayaanharus tercermin dalam proses perencanaan pembangunan nasional sebagai prosesbottom-up. Ketujuh, keterlibatan masyarakat yang lebih mampu khususnya duniausaha dan swasta.Bab IVProses Pemberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan tentang proses pemberdayaan masyarakat Menjelaskan tentang siklus pemberdayaan masyarakat1. Proses Pemberdayaan MasyarakatMiley and DuBois (Shera & Wells, 1999:3) menjelaskan bahwa “throughdialogue, workers develop collaborative partnerships with clients, articulate theaspects of challenging situations, and define the purposses to locate resources onwhich to construct plans for change. For development, workers and clients activateinterpersonal and institutional resources, forge connections with other persons andsystems, and create new oppotunities to distribute the resources of just society”.Dalam upaya agar masyarakat berdaya maka memerlukan intervensi. Adabeberapa tahapan intervensi yang direncanakan agar tercapai keberhasilanpemberdayaan tersebut. Tahapan yang dilakukan lebih dekat sebagai upayapengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat yang dilakukan diharapkanberujung pada terrealisasinya proses pemberdayaan masyarakat (Zubaedi, 2007).Menurut Adi (2013) tahapan dalam proses pengembangan masyarakat, yaitu:1) Tahap persiapan (engagement)Tahap persiapan dalam kegiatan pengembangan masyarakat terdiri dua hal, yaitupersiapan petugas dan persiapan lapangan. Persiapan petugas diperlukan untukmenyamakan persepsi antar anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenaipendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat.Sementara, persiapan lapangan dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah

yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara formal maupun informal. Jikasudah ditemukan daerah yang ingin dikembangkan, petugas harus mencobamenerobos jalur formal untuk mendapat perizinan dari pihak terkait. Di sampingitu, petugas juga harus menjalin kontak dengan tokoh-tokoh informal agarhubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik.2) Tahap pengkajian (assessment)Proses pengkajian yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah ataukebutuhan yang diekspresikan dan sumber daya yang dimiliki komunitas sasaran.Masyarakat dilibatkan secara aktif agar permasalahan yang keluar adalah daripandangan mereka sendiri, dan petugas memfasilitasi warga untuk menyusunprioritas dari permasalahan yang mereka sampaikan. Hasil pengkajian ini akanditindaklanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.3) Tahap perencanaan alternatif kegiatan (planning)Pada tahap ini petugas secara partisipatif mencoba melibatkan warga untukberpikir tentang masalah yang mereka hadapi, bagaimana cara mengatasinya sertamemikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.4) Tahap formulasi rencana aksi (action plan formulation)Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk merumuskandan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan gunamengadaptasi permasalahan yang ada.Pada tahap ini diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkandan menuliskan tujuan jangka pendek tentang apa yang akan dicapai danbagaimana mencapai tujuan tersebut.5) Tahap implementasi kegiatan (implementation) Tahap pelaksanaan ini merupakansalah satu tahap yang paling penting dalam proses pengembangan masyarakat,karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik dapat melenceng dalampelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antara pelaku perubahan danwarga masyarakat, maupun kerjasama antarwarga.6) Tahap evaluasi (evaluation)Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap programyang sedang berjalan. Pada tahap ini sebaiknya melibatkan warga untukmelakukan pengawasan secara internal agar dalam jangka panjang diharapkanmembentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri denganmemanfaatkan sumber daya yang ada. Evaluasi dimaksudkan untuk memberikanumpan balik bagi perbaikan kegiatan.7) Tahap terminasi (termination)

Tahap ini merupakan tahap ‘perpisahan’ hubungan secara formal dengankomunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena masyarakatsudah dianggap mandiri, tetapi karena proyek sudah harus dihentikan karenasudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaransudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskanprogram tersebut.Ketujuh tahapan intervensi di atas merupakan proses siklikal yang dapatberputar guna mencapai perubahan yang lebih baik, terutama setelah dilakukanevaluasi proses (monitoring) terhadap pelaksanaan kegiatan yang ada. Siklus jugadapat berbalik di beberapa tahapan yang lainnya, misalnya ketika akanmemformulasikan rencana aksi, ternyata petugas dan masyarakat merasakan adakeanehan atau perkembangan baru di masyarakat sehingga mereka memutuskanuntuk melakukan pengkajian kembali (reassessment) terhadap apa yang sudahdilakukan sebelumnya.2. Siklus Pemberdayaan Masyarakat

Bab VPendekatan dan Strategi Pemberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan tentang pendekatan pemberdayaan masyarakat Menggunakan metode pemberdayaan masyarakat Menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat1. Pendekatan Pemberdayaan MasyarakatPendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakattidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjekdari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, makapemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut(Sumodiningrat, 2002): pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populerdisebut pemihakan.Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan, denganprogram yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan olehmasyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantumempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengankehendakdan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligusmeningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam merancang,melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri danekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendirisendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalahmasalah yangdihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas jika penanganannyadilakukan secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan dilihat daripenggunaan sumber daya juga lebih efisien.Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat dipahamisebagai proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politikmasyarakat, sehingga perubahan struktural yang terjadi diharapkan merupakan prosesyang berlangsung secara alami. Teori-teori ekonomi makro memerlukan intervensiyang tepat sehingga kebijaksanaan pada tingkat makro mendukung upaya menutupkesenjangan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat mikro yang langsung ditujukankepada masyarakat lapisan bawah, sehingga pemberdayaan masyarakat (empowering)sebagai model pembangunan dapat menjadi jembatan bagi konsep-konseppembangunan makro dan mikro.

2. Metode Pemberdayaan MasyarakatKartasasmita (1995:95) mengemukakan bahwa upaya memberdayakan rakyatharus dilakukan melalui tiga cara yaitu:a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untukberkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu danmasyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat dari kemandiriandam keberdayaan rakyat adalah keyakinan dan potensi kemandirian tiap individuperlu untuk diberdayakan. Proses pemberdayaan masyarakat berakar kuat padaproses kemandirian tiap individu, yang kemungkinan meluas ke keluarga, sertakelompok masyarakat baik ditingkat lokal maupun nasional.b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkanlangkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasaranadan sarana yang baik fisik (irigasi, jalan dan listrik), maupun sosial (sekolah danfasilitas pelayanan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan palingbawah. Terbentuknya akses pada berbagai peluang akan membuat rakyat makinberdaya seperti tersedianya lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan danpemasaran. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini yang penting antara lainadalah peningkatan mutu dan perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan, sertaakses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasilapangan kerja serta pasar.c. Memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela kepentinganmasyarakat yang lemah. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah jangan sampaiyang lemah bertambah lemah atau mungkin terpinggirkan dalam menghadapi yangkuat oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah sangatmendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi danmembela harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yangtidak seimbang dan eksploitasi atas yang lemah.3. Strategi Pemberdayaan MasyarakatHuraerah (2008:87) mengungkapkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalahsebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut communityself-reliance atau kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampingi untukmembuat analisis masalah yang dihadapi, dibantu untuk menemukan alternatif solusimasalah tersebut, serta diperlihatkan strategi memanfaatkan berbagai kemampuanyang dimiliki.

Bagaimana strategi atau kegiatan yang dapat diupayakan untuk mencapai tujuanpemberdayaan masyarakat? Ada beberapa strategi yang dapat menjadi pertimbanganuntuk dipilih dan kemudian diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat.Pertama: menciptakan iklim, memperkuat daya, dan melindungi. Dalam upayamemberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: pertama, menciptakansuasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat,memiliki potensi yang dapat dikembangkan.Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan tarafpendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuanekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukanberupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik,seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanankesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, sertaketersediaan lembaga lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan,dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perluada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-programumum yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi

juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras,hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upayapemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial danpengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam prosespengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu,pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan,pengamalan demokrasi.Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam prosespemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karenakekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan danpemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaanmasyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karenahal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yangtidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaanmasyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagaiprogram pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harusdihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain).Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan,dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebihbaik secara berkesinambungan.

Bab VIPeran Pendamping Sosial dalam Pemberdayaan MasyarakatTujuan pembelajaran:Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan tentang sifat fasilitator pemberdayaan masyarakat Menguraikan peran pendamping sosial dalam pemberdayaan masyarakat1. Sifat Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat2. Peran Pendamping Sosial dalam Pemberdayaan MasyarakatPeran pendamping sosial dalam pemberdayaan masyarakat dapat merujuk padaperan community worker sebagai pelaku perubahan dalam pemberday

PEMBERDAYAAN 5. Pokok Bahasan: 1. Pengertian, tujuan, dan tingkatan keberdayaann mas

Related Documents:

(1) Dalam rangka melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemerintah Daerah menyusun perencanaan program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada program prioritas pembangunan desa yang akan dilaksanakan berdasarkan model Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Semoga buku ini dapat menjadi bahan bacaan dan acuan bagi mahasiswa, untuk mata kuliah yang terkait dengan pembangunan, pemberdayaan masyarakat maupun materi manajemen. Bagi pemerhati pemberdayaan masyarakat, pelaku pemberdayaan masyarakat (penyuluh, fasilitator, aparat atau agen) dan LSM. Buku

dasar itu maka pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan perlu dilakukan untuk menciptakan kemadirian, kemajuan, kesejahteraan dan keadilan. Menurut Soleh (2014:105) paling tidak ada dua sasaran pemberdayaan yang dapat dicapai yaitu pertama, terlepasnya mereka dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI Jl. Merdeka Barat No. 15 Jakarta 10110 Tahun 2008 Pemberdayaan Perempuan dalam Pencegahan Penyebaran HIV-AIDS

Sedangkan ekspor kopi Indonesia (329 ribu ton) menempati urutan ke-4 5 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010), 3. 6 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skills pada Keluarga Nelayan (Bandung: Alfabeta, 2007), 1.

Budidaya ikan air tawar sangatlah pantas sebagai usaha pemberdayaan masyarakat desa sumber harapan karena sesuai dengan potensi lokal yang ada dengan kita bisa melihat sumber daya alam yang mendukung. Sumber daya alam merupakan hal pendukung bagi kelangsungan budidaya ikan air tawar serta tidak terlupa dari peran sumber daya manusia yang mengelolanya supaya mampu memberikan hasil maksimal .

BUKU PEDOMAN PEMBERDAYAAN IBU MENYUSUI PADA PROGRAM ASI EKSKLUSIF TIM PENYUSUN Tim Penyusun: Mufdlilah: Prof. Dr. dr. A.A. Subijanto, M.S,: Dr. H. Endang Sutisna, dr., M.Kes., FISPH., FISCM: Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd. P e d u l i A S I E k s k l u s i f Page 2 Malu Tidak Memberikan ASI Eksklusif 2017 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobil .

Welcome to ENG 111: Introduction to Literature and Literary Criticism. This three-credit unit course is available for students in the second semester of the first year BA English Language. The course serves as a foundation in the study of literary criticism. It exposes you to forms critical theories and concept in literary criticism. You will also