UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI .

3y ago
119 Views
2 Downloads
722.30 KB
25 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aydin Oneil
Transcription

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMAMELALUI METODE PELATIHAN ACTING SISWA KELAS XISMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANGSKRIPSIOLEHARAHMANNIM 312015070PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGAGUSTUS 2019i

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMAMELALUI METODE PELATIHAN ACTING SISWA KELAS XISMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANGSKRIPSIDiajukan KepadaUniversitas Muhammadiyah Palembanguntuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program studi Sarjana PendidikanOlehArahmanNIM 312015070PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGAgustus 2019ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO: Tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengankerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas yang penting adakemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika sertailmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing-masing yangtelah Allah SWT karuniakan Setetes air mata orang tuaku seribu luka dalam hidupku,sedikit senyuman orang tuaku seribu kebahagiaan dalamhidupku.Dengan bangga skripsi ini Saya persembahkan Untuk: Ayahanda Nazirin dan Ibunda Riska Asmunia tercinta,terimakasih atas segenap ketulusan cinta dan kasihsayangmu selama ini serta do’a, pendidikan, perjuangan,pengorbanan, dan motivasi yang tidak pernah berhentiuntuk ananda. Saudaraku Yeni Novianti, S.Pd. dan Destianah, S.pd. sertakeluarga besarku, terimakasih atas perjuangan, motivasi,do’a dan dukungan yang selalu diberikan untuk adindadalam menyelesaikan pendidikan ini. Dosen pembimbingku Ibu Dra. Mulyati, M.Pd. Dan IbuSupriatini, S.Pd., M.Pd. terimakasih atas kesabaran danmotivasi serta waktu, tenaga, dan pikiran untukmengarahkan dan memberikan banyak saran dalampenyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia FKIP Universitas MuhammadiyahPalembang.vi

ABSTRAKArahman. 2019. Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Drama Melalui MetodePelatihan Acting Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Skripsi,Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Sarjana (S1)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.Pembimbing: (I) Dra. Mulyati, M.Pd., (II) Supriatini, S.Pd., M.Pd.Kata kunci: Keterampilan, drama, metode pelatihan acting.Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan siswa dalam bermaindrama yang salah satu penyebabnya dikarenakan metode pembelajarannya tidak dapatmenimbulkan motivasi siswa untuk mengekspresikan ide dan keterampilannya dalamber-action. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatkanketerampilan siswa dalm bermain drama dengan menggunakan metode pelatihanacting? Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan bermaindrama siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang dengan menggunakanmetode pembelajaran pelatihan acting. Penelitian ini menggunakan PenelitianTindakan Kelas yang dilaksanakan secara bersiklus dengan tahapan sebagai berikut.Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah tes dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelasXI IPA 5 SMA Muhammadiyah 1 Palembang dengan jumlah siswa 34 orang,. Hasilpenelitian ini membuktikan terdapat peningkatan keterampilan bermain drama siswakelas XI IPA 5 SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Peningkatan tersebut dapatdilihat dari nilai tes rata-rata siswa pada prasiklus yaitu 8 dengan klasikal ketuntasanbelajar siswa sebesar 0%. Pada tes siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 14dengan klasikal ketuntasan belajar siswa sebesar 71%. Pada siklus II nilai rata-ratayang diperoleh siswa 19 dengan klasikal ketuntasan belajar siswa sebesar 100%.Berdasarkan temuan di atas, kesimpulan penelitian ini adalah metode pembelajaranpelatihan acting terbukti dapat meningkatkan keterampilan bermain drama siswakelas XI IPA 5 SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Oleh karena itu, disarankan padasekolah agar menerapkan metode pembelajaran pelatihan acting, karena dapatmeningkatkan keterampilan bermain drama siswa. Dengan demikian, akanmeningkatkan kepercayaan masyarakat sekitar terhadap kualitas yang dimiliki olehsekolah.vii

KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan ke-hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dankarunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi “Upaya Peningkatan KeterampilanBermain Drama Melalui Metode Pelatihan Acting Siswa Kelas XI SMAMuhammadiyah 1 Palembang”.Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan program Strata Satu (SI)pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dalammemberikan arahan, petunjuk, dan memotivasi untuk selalu semangat dari berbagaipihak sehingga kesulitan yang dirasakan penulis dapat diatasi. Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Mulyati, M.Pd., selaku dosenpembimbing I, Supriatini, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II. Ucapan yangsama penulis sampaikan kepada Dr. H. Rusdy AS, M.Pd., selaku Dekan FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang., Supriatini,S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,dan seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan staf karyawan FKIPUMP yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam pengurusanadministrasi penulisan skripsi ini.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada H. Rosyidi, M.Pd., selakukepala sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang, serta guru Mata Pelajaran BahasaIndonesia kelas XI, staf tata usaha, dan seluruh siswa kelas XI IPA 5 yang telahviii

membantu terlaksananya penelitian ini di SMA Muhammadiyah 1 Palembangsehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan.Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini belum sempurna. Olehkarena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifatmembangun guna kesempurnaan isi skripsi yang penulis susun ini. Dengan segalakerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat membawa manfaat bagi penulissendiri, pembaca, dan dunia pendidikan.Palembang,Penulis,ixAgustus 2019

DAFTAR ISICOVERHALAMAN JUDUL . iiHALAMAN PERSETUJUAN . iiiHALAMAN PENGESAHAN . ivHALAMAN PERTANGGUNG JAWABAN .vMOTTO DAN PERSEMBAHAN . viABSTRAK . viiKATA PENGANTAR . viiiDAFTAR ISI .xDAFTAR TABEL . xiiDAFTAR GRAFIK . xiiiDAFTAR LAMPIRAN . xivBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang .1B. Rumusan Masalah .7C. Tujuan Penelitian .7D. Manfaat Penelitian .8BAB II KAJIAN TEORIA. Pengertian Drama .11B. Fungsi Drama .16C. Jenis-jenis Teks Drama .20D. Pengertian Metode Pelatihan Acting .21E. Langkah-langkah Metode Pelatihan Acting .22F. Manfaat Metode Pelatihan Acting .23BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian .27B. Lokasi dan Subjek Penelitian .27C. Populasi dan Sampel Penelitian .28D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .29x

E.F.G.H.Teknik Pengumpulan Data .33Instrumen Pengumpulan Data .35Teknik Analisis Data .41Kriteria Keberhasilan Tindakan .43BAB IV HASIL PENELITIANA. Deskripsi Data .46B. Deskripsi Proses Kegiatan .46BAB V PEMBAHASANA. Analisis Data Keterampilan Bermain Drama .93B. Hasil Analisis Data Angket .95C. Hasil Data Wawancara .96BAB VI PENUTUPA. Simpulan .98B. Saran .100DAFTAR RUJUKANLAMPIRANRIAWAT HIDUPxi

DAFTAR TABELTabel 1.1: Kriteria Ketuntasan Minimal .1Tabel 3.1: Populasi Penelitian .28Tabel 3.2: Sampel Penelitian.29Tabel 3.3: Angket Pratindakan .37Tabel 3.4: Angket Pascatindakan .37Tabel 3.5: Pengamatan Proses Pembelajaran .38Tabel 3.6: Penilaian Keterampilan Bermain Drama .40Tabel 3.7: Jadwal Penelitian .45Tabel 4.1: Nilai Tes Keterampilan Bermain Drama (Prasiklus) .58Tabel 4.2: Rentangan Nilai Prasiklus .59Tabel 4.3: Nilai Tes Keterampilan Bermain Drama (Siklus I) .69Tabel 4.4: Rentangan Nilai Siklus I .70Tabel 4.5: Nilai Tes Keterampilan Bermain Drama (Siklus II) .80Tabel 4.6: Rentangan Nilai Siklus II .81Tabel 4.7: Peningkatan Keterampilan Siswa .82Tabel 4.8: Data Angket Siswa .89xii

DAFTAR GRAFIKGrafik 1: Peningkatan Keterampilan Bermain Drama .83xiii

DAFTAR LAMPIRAN1. Proposal Skripsi2. Usul Judul Skripsi3. Surat Undangan Seminar Proposal4. Daftar Hadir Dosen Penguji Seminar Proposal5. Daftar Hadir Mahasiswa Seminar Proposal6. Bukti Perbaikan Proposal7. Surat Keputusan Pembimbing8. Surat Permohonan Ujian Skripsi9. Surat Persetujuan Ujian Skripsi10. Surat Undangan Ujian Skripsi11. Bukti Perbaikan Skripsi12. Silabus13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran14. Hasil Wawancara dengan Guru15. Angket16. Lembar Penilian Bermain Drama17. Surat Riset18. Kartu Laporan Kemajuan dan Bimbingan Skripsi19. Dokumentasi20. Riwayat Hidupxiv

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSedari dahulu telah diketahui bahwa sastra tidak dapat dipisahkan dari unsurseni (art). Sastra dari zaman dahulu sampai sekarang menjadi hiburan utama yangdigemari masyarakat. Mulyadi (2017:1), menyatakan sastra dapat pula dikaitkandengan kebudayaan dan kesenian. Kebudayaan merupakan hasil pemikiran, perasaan,dan kemauan atau kehendak manusia dalam menyempurnakan hidupnya dengan jalanmenciptakan sesuatu berdasarkan hal-hal yang ada di alam ini. Merujuk pada haltersebut, sastra merupakan bagian dari kebudayaan karena berupa buah pikiran atauungkapan pengalaman jiwa seseorang. Sementara itu, karya sastra dapat dikatakansebagai sebuah kesenian karena mengandung nilai-nilai estetis. Nilia-nilai estetistersebut disimbolkan dan ditunjukan melalui penggunaan bahasa. Dengan demikian,sastra dapat dikatakan sebagai bagian dari kebudayaan dan kesenian.Sastra digunakan untuk keperluan pendidikan, oleh karena itu sastra perludijaga keberadaannya dan diajarkan secara terus-menerus kepada generasi yang akandatang. Fattah (2014:38), menyatakan pendidikan itu universal dan dapatdilaksanakan sepanjang hayat, dari generasi ke generasi. Hal ini ditegaskan dalamUndang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa “Pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk1

2memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara”. Pembelajaran sastra di sekolah sudah diberikan sejak jenjang SD samapiSMA. Pembelajaran ini terbagi menjadi beberapa materi, yaitu puisi, prosa, dandrama. Mengajarkan drama memang bukanlah hal yang mudah, karena dramamemiliki keunikan tersendiri yang terletak pada dialog dan gerakan. Sehingga, perluadanya perhatian khusus mengenai pembelajaran drama agar siswa mempunyaipengalaman berekspresi sastra terutama bermain drama.Pada dasarnya drama menunjukkan sesuatu melalui peniruan peran yangberwujud cerita yang dipentaskan. Drama menyangkut dua aspek, yakni aspek ceritasebagai karya sastra (berupa naskah) dan aspek pementasan. Aspek pementasan inimerupakan seni tersendiri, yakni lakon atau seni teater. Kosasih (2014:132)menyatakan, drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkankehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalaui lakuan dan dialog.Dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar (2011:102), drama adalah cerita ataukisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus di susun untukpertunjukan teater. Menurut Emzir (2017:262), drama merupakan peran mimetik(peran dalam peniruan atau representasi tentang perilaku kemanusiaan). Drama tidakhanya sekedar bentuk sastra, tetapi dalam drama yang terpenting adalahpenggarisbawahan peran. Perwujudan drama adalah kehadiran unsur-unsur yangterletak di luar jangkauan kata-kata dan harus dilihat sebagai peran.

3Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama merupakan karyatulis sastra (lakon) yang dapat dipentaskan, berisi dialog dan perbuatan dalam suatusituasi tertentu.Dalam memerankandrama, seorang pemain (aktor) harus mampumembawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya, menghayatisesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan dalam naskah, mampu membawakandialog tersebut dengan gerak yang pas (tidak berlebihan atau dibuat-buat, mampumembayangkan latar dan tindakannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku.Selama pembelajaran drama, guru hanya memberikan materi, memberikantugas kepada siswa untuk memperlajari naskah drama kemudian mempraktikannyadidepan kelas. Hal tersebut membuat peserta didik pasif dan tidak kreatif karenamereka hanya menuruti apa yang diperintahkan oleh guru. Pembelajaran dramaseperti itu hanya membatasi ruang gerak peserta didik sehingga kreativitas merekakurang berkembang.Kegiatan bermain drama ini sangat baik jika diberikan kepada siswa SMA.Melalui kegiatan bermain drama siswa dapat melatih mental serta siswa dapat denganmudah berinteraksi dengan orang-orang di sekitar dengan baik. Bermain drama dapatmelatih siswa untuk mengekspresikan keadaan yang sedang dialaminya. Selain itudengan kegiatan bermain drama siswa juga dapat berperan menjadi orang lain.Bermain drama merupakan suatu wadah yang mampu menampung kreativitas siswadalam berbicara dan berperan.

4Pembelajaran drama tidak semata-mata bertujuan untuk mendidik ataumelatih peserta didik menjadi darmawan atau aktor drama, melainkan lebih ke arahpengalaman berapresiasi drama, dengan begitu pendidikan mengarahkan siswa untukmemupuk minat, menghargai dan memiliki selera positif terhadap drama. Apresiasidrama tidak akan cukup apabila tidak diimbangi dengan tahap mementaskan ataumelakukan pementasan drama. Pentingnya pementasan drama tersebut, siswa harusdiarahkan utuk melakukan pementasan drama. Kegiatan tersebut harus diimbangidengan pembelajaran ekspresi drama agar aspek-aspek afektif dan psikomotorik dapattersentuh.Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin maju sertatata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yangmemaksimalkan untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diribisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilanyang tinggi. Saat ini banyak macam model pembelajaran yang bertujuan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik salah satunya adalah metodepelatihan acting. Metode acting merupakan salah satu metode pembelajaran yangmemusatkan pada kegiatan belajar peserta didik, bukan pada aktivitas pendidik.Dalam Kurikulum 2013 secara khusus dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.18bahwa KD bermain drama di kelas XI SMA adalah pertunjukkan salah satu tokohdalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan, dengan tujuan siswa mampumempertunjukan salah satu tokoh dalam drama dengan memerhatikan isi dankebahasaan drama yang dibaca atau ditonotn secara lisan.

5Berdasarkan survei peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2019 diSMA Muhammadiyah 1 Palembang, keterampilan bermain drama siswa dapatdikatakan masih rendah. Penelitian ini ingin meningkatkan keterampilan bermaindrama agar keterampilan bermain drama dapat sejajar dengan pembelajaran lain.Setelah melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dapat disimpulkanbahwa kegiatan bermain drama pada siswa kelas XI IPA 5 memang kurang mendapatapresiasi dalam hal metode pembelajarannya kurang tepat. Siswa tidak mengetahuitentang bagaimana cara bermain drama dengan baik dan mudah. Siswa hanyadiberikan teknik yang kurang mendukung dalam kegiatan bermain drama. Kurangnyaapresisasi tersebut membuat potensi siswa yang seharusnya sangat baik menjadikurang baik. Siswa merasa bosan apabila belajar tentang keterampilan bermaindrama. Keterampilan bermain drama dari 34 siswa yang belum mencapai KriteriaKetuntasan Minimal (KKM) sebanyak 22 siswa dan yang dapat menuntaskansebanyak 12 siswa, ini berarti 65% siswa belum dapat menuntaskan materi bermaindrama dan 35% siswa dapat menuntaskan materi tersebut. Adapun KKM padakompetensi dasar ini adalah 66.Untuk mengatasi masalah tersebut,

drama tidak akan cukup apabila tidak diimbangi dengan tahap mementaskan atau melakukan pementasan drama. Pentingnya pementasan drama tersebut, siswa harus diarahkan utuk melakukan pementasan drama. Kegiatan tersebut harus diimbangi dengan pembelajaran ekspresi drama agar aspek-aspek afektif dan psikomotorik dapat tersentuh.

Related Documents:

ekspresi yang sesuai dengan karakter tokoh dalam drama. Penilaian keterampilan berbicara ini didasarkan pada lima aspek drama yaitu lafal, intonasi, penghayatan, ekspresi, dan improvisasi. Role playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran merupakan model pembelajaran yang mengajak

keterampilan mengadakan variasi (variation skills), keterampilan menjelaskan (explanning skills), keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closer), keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilam mengajar perseorangan.Untuk menjadi seorang guru, keterampilan guru seharus

dan menempatkan keterampilan‐keterampilan itu dalam situasi yang sesuai. Asumsi ini berimplikasi adanya keterampilan‐keterampilan generik esensial guru IPA yang dapat diamati supervisor, misalnya: “keterampilan memotivasi”, “keterampilan bertanya dasar dan lanjutan”, “keteramp

keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, dan (8) keterampilan mengajar perseorangan. Delapan keterampilan dasar mengajar dapat diamati pada saat tampil mengajar di depan kelas dengan menggunakan lemb

Drama Experiences Drama Games Drama games can take many forms and are used for multiple purposes in school-based learning. In particular, drama games can be used: 1. As a warm up or cool down (to drama activities or for the day) 2. For relationship building 3. To motivate and engage students’ interest in a topic 4.

the genre of their drama, with a relevant reason. The candidate: Has identified the genre of the drama, with a relevant reason. If more than one genre is 2 marks Has identified the genre of the drama. 1 mark 2 Possible genres may include - comedy, tragedy, crime, dance drama, documentary drama, historical, kitchen sink drama,

Drama Stage 6 Syllabus Drama is located in the K–12 continuum in the Creative Arts K–6 syllabus, Drama Years 7–10 Elective course and the Drama course in Years 11 and 12. The Creative Arts K–6 syllabus includes Drama for Stages 1–3. In Drama, students make, p

algebra, and differential equations to a rigorous real analysis course is a bigger step to-day than it was just a few years ago. To make this step today’s students need more help than their predecessors did, and must be coached and encouraged more. Therefore, while strivingthroughoutto maintain a high level of rigor, I have tried to writeas clearly and in- formallyas possible. In this .