Hama - Kementerian Pertanian

3y ago
84 Views
2 Downloads
263.99 KB
30 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

hamawereng coklat(Nilaparvata lugens Stal)dan pengendaliannyaPenulis:Bebet NurbaetiIGP Alit DiratmajaSunjaya PutraPenyunting:Karsidi PermadiDesain Layout:NadiminBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANDEPARTEMEN PERTANIAN2010

PENGANTARUpaya dalam peningkatan produksi padimenuju swasembada beras dihadapkan padaberbagai masalah, Salah satunya adalah seranganhama dan penyakit. Wereng coklat (Nilaparvatalugens Stal) merupakan salah satu hama utamatanaman padi di Indonesia. Hama ini cukupberbahaya, disamping dapat merusak secaralangsung dengan mengisap cairan tanamansehingga tanaman menjadi layu dan kering, dapatjuga berperan sebagai vektor penyakit virus kerdilrumput dan kerdil hampa yang mengakibatkan gagalpanen.Di Jawa Barat ledakan serangan werengcoklat terjadi pada tahun 1998 dan pada tahun2005, kemudian terjadi lagi pada tahun 2010tepatnya pada musim hujan 2009/2010 di beberapadaerah Jalur Pantura, diantaranya di kabupatenSubang, Karawang, Indramayu dan Cirebon. Tingkatkerusakan yang ditimbulkannya berkisar dari ringansampai dengan berat bahkan dapat berakibat puso.Serangan wereng coklat sangat berpotensimengganggu kestabilan produksi padi, sebab JawaBarat merupakan salah satu penyumbang produksipadi terbesar secara nasional. Oleh karena ituserangan wereng coklat dikhawatirkan akanmengganggu program ketahanan pangankhususnya ketersediaan beras. Dengan demikian,maka perlu dilakukan tindakan antisipasii

pengendalian guna mencegah terjadinya seranganwereng coklat yang lebih luas.Buku ini diharapkan dapat menambahpengetahuan bagi petugas lapangan dan penggunalainnya dalam mengenal, memahami hama werengcoklat dan cara pengendaliannnya, sehinggaserangan hama wereng coklat dapat diantisipasisecara dini. Kami mengucapkan terimakasih padasemua pihak yang telah membantu di dalampenyusunan buku ini.Lembang, Desember 2010Kepala BPTP Jawa BaratDr. Ir. Bambang Irawan, MSii

DAFTAR ISIHalamanKata Pengantar . iDaftar isi . . iiiPendahuluan . 1Klasifikasi Wereng Coklat . 2Biologi dan Ekologi Wereng Coklat . 3Biotipe Wereng Coklat . 6Perkembangan Populasi Wereng Coklat . 7Kerusakan Tanamann Serangan Wereng Coklat8Pengaruh Iklim/Cuaca terhadap Wereng Coklat10Migrasi Wereng Coklat . 10Pengendalian Hama Wereng Coklat . 11Vektor Penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hapa17Pengendalian Kerdil Rumput dan Kerdil Hapa . 21Daftar Bacaan . 22iii

PENDAHULUANWereng coklat (Nilaparvata lugens Stal)adalah salah satu hama utama tanaman padi diIndonesia. Berdasarkan catatan yang ada werengcoklat diketahui sudah menyerang tanaman padisejak tahun 1931 pada lahan sawah di daerahDramaga Bogor. Serangan wereng coklat secara luasterjadi pada tahun 1976/1977, dimana hampirseluruh wilayah Indonesia dilaporkan terjadiserangan hama ini. Selanjutnya dilaporkan padatahun 1982/1983 terjadi lagi ledakan wereng coklatdisertai dengan munculnya wereng coklat biotipe 3dan biotipe Sumatra Utara.Di Jawa Barat ledakan serangan werengcoklat terjadi di Jalur Pantura pada tahun 1998 danpada tahun 2005, kemudian menyerangpertanaman padi di Kabupaten Cirebon pada awalbulan Juli 2005, sedangkan serangan terkini terjadipada musim hujan 2009/2010. Demikian pula parapetani dan petugas pertanian tanaman pangan dikabupaten Subang, Karawang dan Indramayukembali dikejutkan oleh eksplosi serangan hamawereng coklat pada pertanaman padi sawah musimhujan 2009/2010. Serangan wereng coklat yangterjadi di Kabupaten Subang, Karawang danIndramayu menyerang pada semua varietas padiyang ditanam termasuk Varietas Ciherang, dengantingkat kerusakan berkisar dari ringan sampaidengan berat, bahkan puso.1

Serangan wereng coklat sangat berpotensimengganggu kestabilan produksi padi. ProvinsiJawa Barat merupakan salah satu pemasok paditerbesar secara nasional. Dengan demikianserangan wereng coklat dikhawatirkan dapatmengganggu program ketahanan pangan utamanyadalam hal ketersediaan beras di Jawa Barat. Olehkarena itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untukmencegah terjadinya serangan wereng coklat yanglebih luas.Wereng coklat merupakan hama tanamanpadi yang paling berbahaya dibandingkan denganhama lainnya. Hal itu disebabkan wereng coklatmempunyai sifat plastis, yaitu mudah beradaptasipada keadaan atau kondisi lingkungan baru.Disamping itu wereng coklat juga merupakan vektor(penular) virus penyakit kerdil rumput (grassy stunt)dan kerdil hampa (ragged stunt). Di IndonesiaWereng Coklat tersebar luas hampir di seluruhkepulauan, kecuali di daerah Maluku dan Papua.KLASIFIKASI WERENG COKLATOrdoSub haDelphacidaeNilaparvataNilaparvata luges Stal

Biologi dan Ekologi WerengCoklatWereng coklat (Nilaparvata lugens Stal)adalah serangga penghisap cairan tanaman yangberwarna kecoklatan. Panjang tubuh 2 - 4,4 mm.Serangga dewasa mempunyai 2 bentuk, yaitubersayap pendek (brakhiptera) dan bersayappanjang (makroptera). Serangga makropteramempunyai kemampuan untuk terbang, sehinggadapat bermigrasi cukup jauh. Wereng coklat adalahserangga monofag, inangnya terbatas pada padi danpadi liar (Oryza parennis dan Oryza spontanea).Wereng Coklat berkembang biak secaraseksual, siklus hidupnya relatif pendek. Masapeneluran 3-4 hari untuk wereng bersayap pendek(brakhiptera) dan 3-8 hari untuk bersayap panjang(makroptera). Tingkat perkembangan wereng betinadapat dibagi ke dalam masa peneluran 2-8 hari,masa bertelur 9-23 hari. Masa peneluran dapatberlangsung dari beberapa jam sampai 3 hari.Sedangkan masa pra-dewasa adalah 19-23 hari.Telur diletakkan berkelompok dalam pangkalpelepah daun, tetapi bila populasi tinggi telurdiletakkan pada ujung pelepah daun dan tulangdaun.3

Gambar 1. Siklus hidup wereng coklatJumlah telur yang diletakkan seranggadewasa sangat beragam, dalam satu kelompokantara 3-21 butir. Seekor wereng betina selamahidupnya menghasilkan telur antara 270-902 butiryang terdiri atas 76-142 kelompok. Telur menetasantara 7-11 hari dengan rata-rata 9 hari.Metamorfosis wereng coklat sederhana ataubertingkat (hetero-metabola). Serangga muda yangmenetas dari telur disebut nimfa, makanannya samadengan induknya. Nimfa mengalami pergantian kulit(instar), rata-rata untuk menyelesaikan stadiumnimfa adalah 12,8 hari. Lamanya waktu untukmenyelesaikan stadium nimfa beragam tergantung4

TelurNimfaGambar 2. Telur dan nimfa wereng coklatNimfa dapat berkembang menjadi dua bentukwereng dewasa. Bentuk pertama adalah bersayappanjang (makroptera) dengan sayap belakangnormal, bentuk kedua adalah bersayap kerdil(brakhiptera) dengan sayap belakang tidak normal.Umumnya wereng brakhiptera bertubuh lebih besar,mempunyai tungkai dan peletak telur lebih panjang.Kemunculan makroptera lebih banyak padatanaman tua daripada tanaman muda, dan lebihbanyak pada tanaman setengah rusak daripadatanaman sehat.MakropteraBrakhipteraGambar 3. Wereng Coklat Bersayap (Makroptera)dan Tanpa Sayap (Brakhiptera)5

Biotipe Wereng CoklatWereng coklat relatif cepat beradaptasiterhadap varietas baru yang pada awalnya tahanterhadap serangan wereng coklat, kemudianperkembangan selanjutnya varietas tersebutmenjadi peka (tidak tahan). Populasi wereng coklatyang dapat hidup pada varietas yang dulunya tahanitu disebut biotipe baru.Wereng coklat yang menyerang tanaman padipertama kali sebelum varietas tahan digunakantermasuk kedalam biotipe 1. Varietas yangsebelumnya tahan terhadap wereng coklat biotipe 1seperti IR 26, ternyata setelah lima musim tanamanmejadi tidak tahan, karena populasi wereng coklatsudah berubah menjadi biotipe 2. Pada saat ini diIndonesia pada umumnya populasi wereng coklatadalah biotipe 2, akan tetapi di beberapa daerahsudah menjadi biotipe 3.Mekanisme yang menyebabkan terjadinyabiotipe baru adalah adanya seleksi Darwin. Werengcoklat memiliki susunan genetik sangat beragam,sebagian dapat hidup pada varietas tahan yangditanam. Akibat varietas itu ditanam secara terusmenerus dalam jangka waktu lama, ditambah jikaadanya rangsangan dari faktor lain yangmempengaruhinya, maka biotipe itu akan timbullebih cepat.6

Perkembangan PopulasiWereng CoklatPada tahap permulaan wereng datang padapertanaman padi yang sudah mulai tumbuh yaitupada umur 15 hari setelah tanam atau pada umur10-20 hari setelah tanam. Di daerah beriklimsedang, pada awalnya populasi wereng coklatrendah, kemudian berkembang dengan cepat.Perkembangan populasi wereng juga tergantungpada inangnya (varietas) padi yang cocok untukperkembangannya.Dilapangan wereng coklat bergerak daritanaman satu ke tanaman lainnya. Pergerakandilakukan oleh wereng makroptera. Gerakanpenyebaran ini menunjukkan adanya wereng coklatyang meninggalkan tanaman tua atau menyebarpada akhir generasi ke-3 menuju tanaman muda.Sebenarnya wereng coklat sudah mulai menyebarpada generasi ke-2 dan mencapai puncaknya padagenerasi ke-3.Gambar 4. Migrasi wereng coklat dari tanaman terserang7

Kerusakan Tanaman danSerangan Wereng CoklatKerusakan tanaman yang ditimbulkan akibatserangan wereng coklat bisa serius. Serangan 1 dan4 ekor wereng coklat per batang pada periodeanakan selama 30 hari dapat menurunkan hasil 35%dan 77%. Serangan 1 dan 4 ekor wereng coklat perbatang pada masa bunting selama 30 hari dapatmenurunkan hasil berturut-turut 20 % dan 37%.Serangan 4 ekor wereng coklat per batang padamasa pemasakan buah selama 30 hari dapatmenurunkan hasil sebesar 28%.Apabila populasi tinggi, maka gejalakerusakan yang terlihat di lapangan, yaitu warnadaun dan batang tanaman berubah menjadi kuning,kemudian berubah menjadi berwarna coklat jerami,dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram airpanas berwarna kuning coklat dan mengering(hopperburn). Apabila menyerang pada fasegeneratif akan menyebabkan terjadinya puso (gagalpanen).Gambar 5. Populasi tinggiGambar 6. Gejala hopperburn8

Gambar 7. Serangan berat yang mengakibatkan pusoBeberapa faktor pendukung yangmenyebabkan terjadinya serangan wereng coklatantara lain :1. Kondisi lingkungan cuaca dimana musimkemarau tetapi masih turun hujan2. Ketahanan varietas dimana dominasi suatuvarietas tahan dalam jangka waktu lama(ledakan biotipe 1 karena penanaman VUTW-1,biotipe 2 penanaman VUTW-2)3. Pola tanam padi-padi-padi (faktor ketersediaanair)4. Keberadaan musuh alami (parasit, predator danpatogen)5 Penggunaan pestisida kurang bijaksana karenatidak memenuhi kaidah 6 tepat (tepat jenis,sasaran, waktu, dosis, cara dan tempat)9

Pengaruh Iklim/CuacaTerhadap Wereng Coklat1. Secara umum serangan wereng coklat lebihdominan terjadi pada musim hujan, sedangkanpada musim kemarau serangannya terjadi didaerah-daerah yang sering hujan.2. Populasi wereng coklat cepat meningkat padakelembaban tinggi (70-80%), suhu siang harioptimum (28-30oC), intensitas cahaya mataharirendah, pemupukan N tinggi, tanaman rimbun,air, lahan basah, angin lemah.Migrasi Wereng Coklat1. Migrasi makroptera terutama terjadi bilapopulasi terlalu padat, umur tanaman inangpendek, kondisi iklim, umur dan kelamin.2. Jauh dekatnya migrasi tergantung kepadaangin.3. Makroptera dewasa take-off (ambang suhutake-off 17oC) untuk terbang kearah sekitarmatahari terbit dan matahari terbenam.4. Perilaku terbang memencar terjadi selamaperiode pra-oviposisi (sebelum masa peletakantelur pertama).5. Bila kecepatan angin 11 km/jam dapat menahanmigrasi.6. Aktifitas terbang terus-menerus pada kondisiangin lemah, suhu rendah, dan kelembabantinggi.10

Pengendalian Hama WerengCoklatCara bercocok TanamCara bercocok tanam yang dianjurkanadalah: tanam serentak dalam satu wilayah,pergiliran tanaman, penggunaan varietas tahan dansanitasi.Gambar 8. Pola tanam tidak serentak dapat memicuserangan wereng coklatPada daerah yang kekurangan air danbertanam padi hanya dapat dilakukan satu kali yaitupada musim hujan, maka pergiliran tanaman dapatberjalan dengan sendirinya. Akan tetapi didaerahyang basah atau beririgasi teknis bertanam padidapat dilakukan sepanjang tahun, sehinggapergiliran tanaman sulit dilakukan dan petanicenderung untuk bertanam padi secara terusmenerus. Sehingga perlu ditekankan pergilirantanaman dengan tanaman lain setelah tanamanpadi.11

Pada musim hujan sebaiknya ditanam varietastahan terhadap wereng coklat, seperti Mekongga,Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13.Selanjutnya pengaturan jarak tanam, yaitu tanamanditanam dalam barisan yang teratur dengan jaraktanam sesuai dengan kondisi agroekosistemsetempat agar dapat yang dianjurkan untukmemperlancar gerakan angin dan cahaya mataharimasuk ke dalam pertanaman. Hal ini dapatmengubah iklim mikro yang cocok untuk menekanperkembangan wereng coklat.Pergiliran Varietas TahanVarietas yang dianjurkan untuk ditanam saatini adalah Inpari1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13secara bergiliran. Varietas-varietas tersebut memilikiketahanan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3.Namun apabila salah satu varietas tersebut ditanamsecara terus menerus sepanjang tahun pada satuwilayah, maka varietas tersebut akan menjadi rentan(contoh Varietas Ciherang).Pengendalian BiologiPengendalian biologi dapat dilakukan dengancara memanfaatkan musuh alami. Musuh alami yangdapat mengendalikan hama wereng coklat adalahparasitoid, predator dan patogen.12

Parasitoid telur seperti Anagrus flaveoluswaterhouse, A. Optabilis Perkins, A. PerforatorPerkins, Mymar tabrobanicum, Polynema spp.,Olygosita, spp., dan Gonatocerus spp. Parasitoidini dapat memparasitasi telur wereng coklat 4587%. Parasitoid nimfa dan wereng dewasa sepertiElenchus, spp., dan Haplogonatopus orientalis.Predator wereng coklat seperti Cytorrhinuslividivennis, Microvelia douglasi, Ophionea indica,dan Paedorus fuscipe

hama dan penyakit. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) merupakan salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia. Hama ini cukup berbahaya, disamping dapat merusak secara langsung dengan mengisap cairan tanaman sehingga tanaman menjadi layu dan kering, dapat juga berperan sebagai vektor penyakit virus kerdil .

Related Documents:

HAMA PENYAKIT GANJUR (Orseolia oryzae Wood-Mason) Dittlin, 1990 Gambar 1 . gejala serangan hama ganjurdan imago O. oryzae Status Hama ganjur semula bukan merupakan hama yang serius tetapi sejak tahun 1960 menjadi hama yang serius. Serangan hama ganjur berat terjadi pada tahun 1960/61 mencapai 70.000 ha, tahun 1969 seluas 20.000 ha dan tahun 1972/73

c) Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna d) Kementerian Sumber Manusia e) Kementerian Kerja Raya f) Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani g) Kementerian Pembangunan Usahawan dan Koperasi h) Kementerian Perusahaan, Perladangan dan Komoditi i) Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan

penyakit tungro dan hama tikus. OPT yang dominan lainnya adalah penggerek batang, keong mas, walang sangit, kepinding tanah dan blas. Perkembangan luas tingkat serangan hama penyakit tanaman padi tahun 2009 dan 2010 disajikan pada Lampiran 1. Perkembangan intensitas serangan hama penyakit

Litbang Pertanian. Keputusan Menteri Pertanian tersebut mengamanatkan untuk mengoptimalkan peran KP sebagai Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP), yaitu sebagai lokasi penelitian, pengkajian, pengembangan, dan diseminasi inovasi pertanian pada unit pelaksana teknis lingkup Badan Litbang Pertanian.

Hama dan penyakit Hasil pengamatan hama penyakit, bahwa tidak dijumpai serangan hama yang muncul tetapi dijumpai serangan penyakit yaitu ada 2 macam penyakit yang disebabkan oleh layu fusarium dan Alternaria porii. Dari 6 varietas yang ditanam terdapat varietas yang tahan dan ada yang rentan. Tingkat serangan kedua penyakit tersebut pada gambar .

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian, Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi, Diseminasi dan Kerjasama Berwawasan Agribisnis Mendukung Pertanian Berkelanjutan Ramah Lingkungan Penanggung Jawab Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Disusun oleh :

Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, (2) Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2015- 2045, (3) Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2019-2024, dan (4) Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2020 - 2024. Balai PATP mendukung arah dan sasaran Strategis Pembangunan Pertanian dan

Andhra Pradesh State Council of Higher Education w.e.f. 2015-16 (Revised in April, 2016) B.A./B.Sc. FIRST YEAR MATHEMATICS SYLLABUS SEMESTER –I, PAPER - 1 DIFFERENTIAL EQUATIONS 60 Hrs UNIT – I (12 Hours), Differential Equations of first order and first degree : Linear Differential Equations; Differential Equations Reducible to Linear Form; Exact Differential Equations; Integrating Factors .