PENGENDALIAN HAMA TERPADU - Kementerian Pertanian

3y ago
54 Views
5 Downloads
516.98 KB
27 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Annika Witter
Transcription

I. PENDAHULUANBerdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya,tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang tinggi untukdikembangkan di Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memilikilahan sawah seluas 99.905 ha, namun produksinya masih relatifrendah yaitu berkisar antara 3,08-4,06 ton/ha GKP pada tahun2004-2008(BPS Provinsi Bengkulu, 2009). Permasalahannyaadalah adanya senjang hasil (yield gap) ditingkat petani yangcukup besar. Peningkatan produktivitas padi secara pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga diperlukanterobosan dalam peningkatan produksi padi. Salah satu IndeksPertanaman (IP) dari IP 100 - 200 ke IP 300-400.Akan tetapi, pertanaman padi secara terus menerusmenyebabkan tanaman padi rentan terhadap serangan hamapenyakit. Oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan tanamanyang sesuai dengan kondisi wilayah setempat, sosial budayamasyarakat serta kemampuan ekonomi petani. Salah satu strategiyang perlu dilaksanakan adalah pengendalian hama terpadu(PHT).1

II. PERANAN PHT DALAM MENDUKUNGPENINGKATAN IP PADIPenanaman padi sawah dengan IP 300-400 perlu dikeloladengan baik karena rawan terhadap ledakan hama dan penyakit,kekurangan air, dan kekurangan oksigen karena tanah melumpursepanjang tahun. Untuk meningkatkan keberhasilan IP padi 400,salah satu persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalahpenanaman dalam satu hamparan secara serentak, agar dapatmenekan jenis dan intensitas serangan hama dan penyakit (BBPadi, 2009). Penanaman IP padi 400 yang dengan penanamanpadi yang dilakukan secara terus-menerus menyebabkan tidak adamasa bera untuk memutus siklus hama penyakit tanaman.Untuk mengendalikan hama penyakit tanaman, petanipada umumnya lebih suka mengaplikasikan pestisida karenadianggap sangat efektif dan praktis dan cepat dalam membunuhpatogen dan hama. Hal tersebut menimbulkan dampak negatifdiantaranya adalah resistensi hama dan penyakit tanamanterhadap pestisida. Akibat dari penggunaan pestisida secaraberlebihan juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia Pemerintah memutuskan untuk menerapkan tehnik PengendalianHama Terpadu dengan Inpres No 3 Tahun ukan2

an yang baik (Departemen Pertanian, 2003). PHT jugamerupakan sistem pengendalian hama yang mempertimbangkanaspek dinamika populasi dan lingkungan suatu jenis hama denganmenggunakan berbagai teknik yang sesuai untuk menjaga agarpopulasi hama selalu di bawah ambang ekonomi.Waage (1996) menggolongkan konsep PHT kedalam duakelompok yaitu konsep PHT teknologi dan PHT ekologi. Tujuandari PHT teknologiadalah membatasi penggunaan insektisidasintetis dengan mengembangkan konsep ambang ekonomi sebagaidasar penetapan pengendalian hama. Pendekatan ini mendorongpenggantian pestisida kimiadengan teknologi pengendalianalternatif, yang lebih banyak memanfaatkan bahan dan metodehayati, termasuk musuh alami, pestisida hayati dan feromon.Sedangkan konsep PHT ekologi berdasarkan pada perkembangandan penerapan PHT dalam sistem pertanian di tempat tertentu,pengendalian hama didasarkan pada pengetahuan dan ertakeseimbangan ekosistem.Sistem PHT yang baik akan mempengaruhi lingkungantetap dalam kondisi sehat dan pertanian yang berkelanjutan.Penggunaan pestisida sebagai pembasmi hama maupun penyakittanaman harus memperhatikan kondisi hama di lapangan.3

Pengendalian hama dilakukan jika telah mencapai batas ambangekonomi. Dalam konsep PHT, pemakaian pestisida merupakanalternatif terakhir.4

III. DISTRIBUSI SERANGAN HAMAPENYAKIT PADI SAWAH DIPROVINSI tanaman padi sawah di Provinsi Bengkulu yang utama adalahpenyakit tungro dan hama tikus. OPT yang dominan lainnyaadalah penggerek batang, keong mas, walang sangit, kepindingtanah dan blas. Perkembangan luas tingkat serangan hamapenyakit tanaman padi tahun 2009 dan 2010 disajikan padaLampiran n dipengaruhi antara lain oleh sebaran jumlah curah hujandan hari hujan. Lampiran 2 menyajikan data curah hujan dan harihujan tahun 2006 - 2010 di Provinsi Bengkulu.Iklim yang berubah-rubah karena pemanasan globalmemberi pengaruh yang cukup tinggi terhadap perkembanganhama penyakit tanaman. Hal ini dapat menyebabkan gagal ipasiperkembangan hama penyakit tanaman.5

IV. PENGENDALIAN HAMA PENYAKITUTAMA TANAMAN PADI SAWAH4.1. Hama TanamanA. Wereng hijau (Nephotettix spp.)Serangan wereng hijau tidak menyebabkan kerusakansecara langsung. Serangan wereng hijau menjadi penting apabilaterjadi pada daerah endemis penyakit tungro, karena wereng hijaumenjadi vektor penyakit tungro.Gambar 1. Hama wereng hijau sebagaivektor penyakit tungroDua jenis wereng hijau yang diduga menjadi vektorpenyakit tungro adalah Nephotettix nigropictus dan Nephotettixvirescens.6

Tanaman padi yan terserang terlihat kerdil dengan jumlahanakan yang lebih sedikit dibanding tanaman sehat, daun mudaberwarna kuning yang dimulai dari ujung daun dan nampak sedikitmelintir. Bisa menyebabkan kematian pada bagian tanaman yangterserang dan menyebabkan fuso apabila serangan berat.Serangan dalam satu hamparan padi terlihat tanaman berwarnakuning dan tinggi tanaman yang tidak rata.Pengendalian hama wereng hijau adalah sebagai berikut:1. Penanaman padi dengan menggunakan varietas padi yangtahan terhadap serangan wereng hijau dapat dilakukansebagai upaya untuk mengendalikan serangan wereng hijau.Beberapa varietas yang tahan terhadap serangan wereng hijauantara lain Tukad Unda, Kalimas, Bondoyudo, beberapavarietas baru tahan terhadap beberapa strain tertentu sepertiInpari 6, 7, 8 dan 13.2. Melakukan penanaman serempak pada areal lahan minimal 50ha dan melakukan pergiliran tanaman dengan tanamanpalawija.3. Penggunaan insektisida yang efektif. Beberapa bahan aktifyang efektif untuk mengendalikan wereng hijau adalah BPMC,bufrezin, imidkloprid, karbofuran, MIPC dan ana,Dharmabas, dan Bassa 50 EC), bufrezin (Applaud 150 SC atauApplaud 400F), imidkloprid (Confidor 5 WP), karbofuran7

(Curacter 3 G), MIPC (Dharmachin 50 WP) dan tiametoksam(Actara WG).4. Membersihkan sumber inokulum tungro seperti singgang, bibityang tumbuh dari ceceran gabah, rumput teki dan ecenggondok sebelum membuat persemaian (rumput yang tumbuhdipematang selain sumber inokulum tadi jangan dibuangkarena merupakan tempat berlindung musuh alami.B. Keong masKerusakan yang disebabkan oleh keong mas biasanyaterjadi pada tanaman yang masih muda. Sehingga untukmengganti tanaman yang rusak petani harus menyulam ataumenanam ulang.Gambar 2. Hama keong mas dan telur keong mas dirumpun padi sawahPerkembangan keong mas menjadi pesat pada arealtanaman yang tergenang air. Dalam keadaan kering, keong mas8

dapat beristirahat di dalam tanah selama 6 bulan dan akanberkembangbiak dengan pesat apabila mendapat pengairan.Seekor keong mas betina dapat menghasilkan telur sebanyak 15kelompok selama siklus hidupnya 60-80 hari dengan jumlah teluryang diletakkan sebanyak 300-500 butir. Serangan keong masterjadi sejak di persemaian hingga tanaman berumur lebih dari 4minggu setelah tanam, sehingga mengurangi jumlah anakanproduktif.Beberapa cara pengendalian hama keong mas:1. Pemungutan telur. Pemungutan dilakukan pada sore hariketika keong mas aktifdan dilakukan secara berkala 2-3kali/minggu.2. Pemberian umpan perangkap. Umpan yang diberikan angkap diletakkan secara berjejer di dalam petakkan sawahdan dilakukan sebelum tanam atau setelah padi berumur 5MST. Jarak pemberian umpan perangkap 1-2 m dari pematang.Jumlah umpan yang diberikan tergantung populasi keong mas.3. Pemasangan perangkap telur dan pemungutan secara berkala.Perangkap berbentuk tiang terbuat dari kayu, bambu, pelepahrumbia atau ranting-ranting tanaman. Panjang tiang 1-3 cmdengan jarak 1-3 m dari pematang, jarak antar tiang 2-3 m.Pembuangan telur dilakukan secara berkala (2-3 kali/minggu).9

4. Penggunaan tanaman beracun. Dilakukan dengan meletakkantanaman beracun seperti daun keladi agas (Monochoravaginalis), daun tembakau, daun kalamansi. Daun diletakkanpada saluran-saluran air tempat keong mas berkumpul.5. Pengelolaan air. Pengelolaan air dilakukan dengan membuatsaluran air/parit kecil dengan lebar 15-25 cm dengankedalaman 5 cm dapat dibuat pada tahap akhir persiapanlahan. Parit-parit tersebut dapat mempermudah pengeringandan menjadi pusat pengumpulan keong mas. Penggunaan caraini dapat dilakukan hingga stadia anakan.6. Pengairan petakan sawah. Saluran pembuangan ditutup,kemudian petakan sawah diairi hingga penuh, setelah penuhmaka saluran pembuangan dapat dibuka, hama keong masakan terbawa arus air keluar petakan. Teknik ini dapatmengurangi hama keong sebanyak 50 %.7. Pencegahan keong mas masuk ke sawah. Dilakukan denganmembuat penyaring dari bahan kawat/anyaman bambu yangdiletakkan pada saluran pemasukan dan pembuangan air.8. Pengembalaan itik. Pelepasan itik dilakukan pada pagi atausiang hari. Pelepasan itikselain untuk mengendalikanperkembangan keong dan hama-hama lain, juga untukmemperbaiki aerasi di sekitar perakaran.9. Penggunaan predator seperti kepiting, semut merah, danbelalang untuk memakan telur keong mas.10

10. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisidayang berbahan aktif niklosamida (contoh insektisida:Bayluscide250EC. Contoh lain adalah Musukeong dan Snaildown.C. Ulat grayakSerangan hama ulat grayak biasanya bersifat lokal karenaadanya musuh alami yang dapat menekan populasi ulat grayak.Peningkatan populasi hama ini biasanya terjadi pada musim hujankarena adanya inang alternatif yaitu rumput-rumputan.Gambar 3. Hama ulat grayak yang menyerangpertanaman padi sawahGejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitanyang dimulai dari ujung daun sampai tepi daun oleh larva muda.Sedangkan serangan yang disebabkan oleh larva tua selainmemakan daun juga memakan tulang daun. Bekas gigitan larva11

menyebabkan daun menerawang dan kadang-kadang terpotongpada bagian tangkai.Pengendalian ulat grayak adalah sebagai berikut:1) Kultur teknis dilakukan dengan membuat persemaian jauh dariareal gulma serta membersihkan areal persemaian dari gulma.2) Pengendalian secara hayati dilakukan dengan menggunakanmusuh-musuh alami yang dapat menekan populasi ulatgrayak.Penggunaan insektisida efektif yang berbahan aktifkarbofuran 3G, contohnya adalah Dharmafur 3G.D. Hama putihSerangan hama putih ditandai dengan adanya ngengatkecil dan larva. Serangan terjadi pada pembibitan sampai faseanakan. Fase hama yang merusak adalah fase larva. Daun yangterserang hama terpotong seperti digunting. Daun yang terpotongtersebut berubah menyerupai tabung yang digunakan larva tmengapung diatas permukaan air pada siang hari dan makanpada malam hari. Tindakan pengendalian perlu dilakukan jikatingkat serangan mencapai 25% daun rusak atau 10 daun rusakper rumpun.12

Gambar 4. Gejala serangan hama putihpada han aktif fipronil atau karbofuran. Pestisida yang berbahanaktif fipronil contohnya Regent 0,3 G atau, sedangkan yangberbahan aktif karbofuran adalah Curacter 3G, Dharmafur 3G, danFuradan 3G.E. Penggerek batangPenyebaran hama ini menyeluruh pada berbagai wilayahpenanaman padi. Apabila serangan terjadi pada fase vegetatifmaka tanaman masih dapat membentuk anakan. Sedangkanserangan yang terjadi pada fase generatif akan menyebabkanmunculnya malai putih dan hampa (beluk).13

Gambar 5. Ngengat penggerek batang padi kuning dan penggerekbatang padi putihPada satu tanaman biasanya terdapat 1 ngengat yang aktifpada malam hari dan tertarik pada cahaya. Penyebaran hama inimelalui larva yang terdapat pada tabung yang terbawa air.Penggerek batang padi menyerang tanaman pada berbagaifase. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif disebut sundepyang ditandai rusaknya anakan dengan warna coklat dan mati.Sedangkan serangan pada fase generatif disebut beluk ditandaidengan malai yang berwarna putih. Serangan ini menyebabkananakan dan malai tidak berproduksi.14

Gambar 6. Gejala serangan penggerek batang pada fase vegetatif(sundep) dan pada fase generatif ilakukandaerah serangan endemik dan daerah serangansporadik. Pengendalian pada daerah endemik dilakukan denganpengaturan pola tanam, pengendalian secara fisik dan mekanik,pengendalian hayati serta secara kimia. Pengaturan pola tanamdilakukan dengan melakukan penanaman serempak, pergilirantanaman dengan tanaman bukan tanaman padi, persemaiandilakukan dengan cara berkelompok, dan pengaturan waktutanam.Pengendalian secara fisik dan mekanik dilakukan dengancara penyabitan batang padi serendah mungkin pada saat panenyang diikuti penggenangan air setinggi 10 cm. Tujuannya agarjerami dan batang padi cepat membusuk sehingga tidak yatidilakukan dengan pemanfaatan musuh alami baik yang bersifat15

akimiawi dilakukan apabila tingkat serangan pada fase awalvegetatif ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/3m2atauintensitasseranganrata-rata 5%dengan2menggunakan insektisida butiran dengan dosis 5kg/500 m . Selainitu juga dapat dilakukan dengan menggunakan sex pheromonyang digunakan untuk memantau populasi dan menentukan waktuaplikasi pestisida.Pengendalian pada daerah serangan sporadik ansetempat. Penggunaan pestisida dilakukan setelah gunakanpestisida dilakukan apabila telah ditemukan rata-r

penyakit tungro dan hama tikus. OPT yang dominan lainnya adalah penggerek batang, keong mas, walang sangit, kepinding tanah dan blas. Perkembangan luas tingkat serangan hama penyakit tanaman padi tahun 2009 dan 2010 disajikan pada Lampiran 1. Perkembangan intensitas serangan hama penyakit

Related Documents:

Alih teknologi tentang cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi perlu diaplikasikan oleh petani. Sistem pengendalian hama terpadu (PHT) adalah suatu konsep atau cara berpikir dalam upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah .

HAMA PENYAKIT GANJUR (Orseolia oryzae Wood-Mason) Dittlin, 1990 Gambar 1 . gejala serangan hama ganjurdan imago O. oryzae Status Hama ganjur semula bukan merupakan hama yang serius tetapi sejak tahun 1960 menjadi hama yang serius. Serangan hama ganjur berat terjadi pada tahun 1960/61 mencapai 70.000 ha, tahun 1969 seluas 20.000 ha dan tahun 1972/73

INDIATI DAN MARWOTO.:P ENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA TANAMAN KEDELAI 88 telah digunakan untuk mengendalikan hama kutu kebul (Bemisia tabaci) dengan Acetamiprid (Zabelet al., 2001, Luo et al., 2010), Buprofezin, Diafen- thiuron (Gerling and Naranjo, 1998) dan Karbos-ulfan (Manzano et al., 2003).Namun demikian pengendalian menggunakan insektisida-insektisida

Pemberantasan hama,penyakit dan gulma Pemberantasan OPT dilakukan secara terpadu.Pengelolaan hama pada prinsipnya dilakukan dengan pendekatan ekologis yaitu tindakan evaluasi dan penggabungan semua teknik pengendalian yang ada secara terpadu. Hama pada tanaman kakao a-l 1. Penggerek buah kakao(PBK)

Hama dan Penyakit (P HP) da ri Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (B PTPH). HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian pada masyarakat “Pengendalian Hama Terpadu (P HT) Biointensif Pada Tanaman Padi di Desa Senaning” dilakukan dalam dua rangakain kegiatan yaitu: 1)

c) Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna d) Kementerian Sumber Manusia e) Kementerian Kerja Raya f) Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani g) Kementerian Pembangunan Usahawan dan Koperasi h) Kementerian Perusahaan, Perladangan dan Komoditi i) Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan

BAB II : KONSEP SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang dan perkembangan sistem pengendalian, pengertian sistem pengendalian manajemen, konsep dasar pengendalian, jenis-jenis pengendalian, dan keterbatasan suatu sistem pengendalian manajemen, serta soal latihan.

Petitioner-Appellee Albert Woodfox once again before this Courtis in connection with his federal habeas petition.The district c ourt had originally granted Woodfox federal habeas relief on the basis of ineffective assistance of counsel, but weheld that the district court erred in light of the deferential review affordedto state courts under the Antiterrorism and Effective Death Penalty Act of .