BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 .

3y ago
52 Views
2 Downloads
295.31 KB
10 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian3.1.1 Pendekatan dan Jenis PenelitianPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatankualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk melihat kondisi alami sebuahfenomena. Metode penelitian kualitatif tidak memakai inferensi statistik untukmelakukan penarikan kesimpulan. Metode ini berupaya menjelaskan masalahberdasarkan data-data secara kualitatif, disesuaikan dengan tujuan danperumusan masalah penelitian (Mulyana, 2002, hlm. 12). Lexy Moleongmenyimpulkan bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsidalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiahdan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010, hlm. 6).Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif untukmengetahui wacana dibalik pemberitaan Setya Novanto di majalah Tempodalam berita berjudul “Gerilya Setya Menjaga Singgasana” dan “Balik KananPendukung Komandan”.3.1.2Paradigma PenelitianSementara itu, penelitian ini menggunakan paradigma kritis yang berasalberasal dari Frankfurt School. Paradigma dalam sebuah penelitian menentukanbagaimana peneliti memandang sebuah realitas, tolak ukur kepekaannya, dandaya analisisnya. Selain berperan sebagai rujukan dan sudut pandang,paradigma juga berperan sebagai pembatas ruang dan gerak peneliti. Penelitibertaat asas dalam mengikuti kisi-kisi metodologis sesuai dengan paradigmayang diikutinya (Alwasilah, 2009, hlm. 78).41Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

423.1.3Metode PenelitianSalah satu metode penelitian yang digunakan dalam paradigma kritisadalah analisis wacana. Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesandalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaahmengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa (Sobur, 2012, hlm 48). Analisiswacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasibukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan,tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren(Littlejohn dalam Sobur, 2012, hlm.48). Analisis wacana tidak lepas daripemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik,sintaksis, dan sebagainya (Sobur, 2012, hlm.48).Analisisi wacana dikategorikan sebagai kelompok metode beraliran kritiskarena Pertama, aliran kritis lebih menekankan pada unsur-unsur filosofiskomunikasi. Kedua, aliran kritis melihat struktur sosial sebagai konteks yangsangat menentukan realitas, proses, dan dinamika komunikasi, termasukkomunikasi massa. Ketiga, aliran kritis lebih memusatkan perhatiannya padasiapa yang mengendalikan komunikasi (Bungin, 2010, hlm. 166).Metode kerja analisis wacana yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Karena memakai perspektifkritis, analisis wacana ini disebut sebagai Analisis Wacana Kritis atau CriticalDiscourse Analysis (CDA). Berkaitan dengan subjek penelitian, yaitu bahasa,yang dianalisis oleh peneliti, menurut Titscher, Meyyer, Wodak, & Vetter,penggunaan bahasa bisa bersifat ideologis. Untuk memastikannya, teks perludianalisis guna meneliti interpretasi, penerimaan, dan efek sosialnya. AnalisisWacana Kritis atau Critical Discourse Analysis (CDA) memandang dirinyasebagai penelitian yang terlibat secara politis dengan suatu kebutuhanemansipatoris, mencoba memberikan dampak pada praktik sosial danhubungan sosial, panduan bagi penggunaan bahasa nonseksis atau usulanuntuk meningkatkan daya pemahaman berita dan teks hukum. (Titscher, dkk.,2009, hlm. 239-240).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

433.2 Subjek dan Objek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah bahasa, sedangkan objek dalampenelitian ini adalah teks berita mengenai Setya Novanto pada majalah TempoEdisi 30 November–6 Desember 2015 dan Edisi 7 Desember–13 Desember2015 terkait kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden untukperpanjangan kontrak karya PT Freeport. Dua berita pada edisi ini merupakanliputan khusus yang fokus utamanya mengedepankan liputan beritainvestigasi.Secara lebih rinci, berita-berita yang menjadi objek dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:Tabel 2. Objek PenelitianMajalahJudul BeritaNo.1.2.Tempo Edisi 30 November –6 Desember 2015Gerilya Setya Menjaga SinggasanaTempo Edisi 7 Desember –Balik Kanan Pendukung13 Desember 2015Komandan3.3 Teknik Pengumpulan Dataa. Data PrimerTeknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metodeanalisisdokumen.Dataprimerdalam penelitian iniadalahdokumentasi dua teks berita mengenai Setya Novanto terkait kasuspencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden di majalah Tempo Edisi30 November–6 Desember 2015 dan Edisi 7 Desember–13 Desember2015. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan kedua beritapada media tersebut untuk selanjutnya dilakukan analisis.b. Data SekunderData sekunder yang diambil oleh peneliti bersumber dari studi literaturatau studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mencarikepustakaan berupa buku, jurnal, maupun skripsi untuk kemudianKarina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

44dibaca dan dipelajari. Kepustakaan tersebut masih berkaitan dengantopik penelitian, yaitu berita politik, penulisan berita, maupun terkaitanalisis wacana kritis Teun A. Van Dijk.Selain itu, data sekunder juga bersumber dari akses internet sertaartikel lepas yang terkait dengan penelitian guna menunjangterselenggarakannya penelitian secara baik.3.4 Teknik Analisis DataTeknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Analisis teksdilakukan dengan cara menginterpretasi atau menafsirkan teks-teks berupaartikel berita yang ada. Dalam proses analisis data, elemen-elemen dalam teksberita akan dianalisis satu persatu dengan menggunakan prinsip analisiswacana model Van Dijk. Analisis teks model Van Dijk mengamati elementematik, skematik, semantik, stilistik, sintaksis, dan retoris pada teks.Selanjutnya, peneliti akan melakukan pembahasan terhadap hasil penelitianyang didapat dari pengamatan terhadap elemen-elemen teks model Van Dijk.Terakhir, akan dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil tersebut.3.5 Uji Keabsahan DataPenelitian dalam paradigma kritis, termasuk metode analisis wacana,mendasarkan pada penafsiran peneliti terhadap teks sehingga subjektivitastidak dapat dihindarkan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian satudan lainnya bisa menghasilkan temuan dan penafsiran yang berbeda. Dalampandangan kritis, perbedaan penafsiran itu boleh bahkan memang selayaknyaseperti itu (Eriyanto, 2001, hlm. 63). Dalam pandangan kritis, bukan denganreliabilitas dan validitas mutu sebuah penelitian diukur. Penelitian dalampandangan kritis dipandang bagus jika peneliti mampu memperhatikankonteks sosial, ekonomi, politik, dan analisis komprehensif yang lain(Eriyanto, 2001, hlm. 64).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

45Penilaian kualitas dan objektivitas penelitian analisis wacana terletak padakonsistensi peneliti dalam mengaplikasikan suatu pendekatan teori,paradigma penelitian, dan jenis riset serta metode analisis wacana yangdigunakan. Selain itu, analisis wacana tidak mengenal tingkat generalisasiseperti yang dimaksudkan dalam penelitian kuantitatif. Analisis wacanahanya berupaya menerangkan isi naskah dan konteks tentang sebuah temaatau isu yang dimuat dalam naskah tersebut. Dengan demikian, hasilpenelitian analisis wacana bersifat ideografis.3.6 Metode Analisis Wacana Kritis Teun A. Van DijkDalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata sebagai studibahasa, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berartibahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnyapraktik kekuasaan (Eriyanto, 2001, hlm. 7). Haugen menyatakan bahwa padahakekatnya bahasa tertulis merupakan turunan dari bahasa lisan yang sudahdiedit, dianalisis, ditangguhkan dan distabilisasikan. Oleh sebab itu, tekstertulis pun bisa pula dianggap sebagai wacana karena paling tidakmencerminkan sebuah tindakan interaksi (meskipun secara imajiner) antarapihak penulis dan pembaca (dalam Purwoko, 2008, hlm. 3).Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika danpersuasi yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan. Kata-katatertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap maupunmembentuk kesadaran politik (Eriyanto, 2001, hlm. 227). Struktur wacanajuga berguna untuk mengetahui strategi komunikator dalam mencapai tujuanpolitiknya. Maka wacana dipahami sebagai politik berkomunikasi, sehinggaperlu diselidiki makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari suatupernyataan. Dalam hal ini, komunikator memiliki kemampuan melakukankontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana, termasukmaksud yang tidak transparan dan memerlukan interpretasi (Bungin, 2014,hlm. 204).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

46Wodak & Meyer (dalam McQuail, 2011, hlm. 90) mendefinisikan analisiswacana kritis sebagai secara fundamental berkaitan dengan menganalisishubungan struktural yang sulit dan transparan dari dominasi, kekuasaan, dankontrol yang diwujudkan dalam bahasa. Sementara tujuan dari analisiswacana, Scheufele (dalam McQuail, 2011, hlm. 89) menyebutkan bahwatujuan utamanya adalah untuk menyingkap substansi atau kualitas dari wacanatertentu, alih-alih untuk menguantifikasi kejadian dari wacana yang berbeda.Dalam menganalisis wacana mengenai Setya Novanto terkait kasuspencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden di majalah Tempo Edisi 30November–6 Desember 2015 dan Edisi 7 Desember–13 Desember 2015,peneliti mengadopsi model Teun A. Van Dijk. Menurut Van Dijk, wacanaterdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagiannyasaling mendukung. Ia membaginya dalam tiga tingkatan, Pertama, strukturmakro. Kedua, super struktur. Ketiga, struktur mikro (Eriyanto, 2001, hlm.226).Tabel 3. Struktur Teks Model Teun A. Van DijkMakna global dari suatu teks yang dapatStruktur Makrodiamati dari topik/tema yang diangkat anpendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulanMakna lokal dari suatu teks yang dapat diamatiStruktur Mikrodari pilihan kata, kalimat, dan gaya bahasa yangdipakai suatu teksSumber: Eriyanto (2001)Ketiga struktur atau elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk secaralebih rinci dijabarkan pada tabel berikut:Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

47Tabel 4. Elemen Wacana Model Teun A. Van DijkStrukturWacanaElemenStruktur MakroSuperstrukturStruktur MikroHal yang diamatiTematikTema atau topik yangdikedepankan dalam suatuberitaSkematikBagaimana bagian danurutanberita diskemakan dalam teksberita utuhSemantikMakna yang inginditekankandalam teks berita. Misal,denganmemberi detil padasatu sisi atau membuateksplisit satu sisi danmengurangi sisi lainSintaksisBagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilihTopikSkema atau AlurLatar, Detil,Maksud,Praanggapan,NominalisasiBentuk kalimat,Koherensi, KatagantiStilistikBagaimana pilihan kata yangdipakai dalam teks beritaLeksikonRetorisBagaimana dan dengan carapenekanan dilakukanGrafis, Metafora,eskpresiSumber: Eriyanto (2001)Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan penjelasan dari tiap elemenelemen yang harus diamati:a. TematikTopik secara teoretis dapat digambarkan sebagai dalil (proposisi),sebagai bagian dari informasi penting suatu wacana dan al.Topikmenunjukkan informasi yang paling penting atau inti dari pesan yangingin disampaikan komunikator (Sobur, 2012, hlm. 75).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

48Topik berita baru bisa disimpulkan setelah kita tuntas membaca beritatersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita,topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yangsaling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini jugadidukung oleh serangkaian fakta yang saling mendukung danmembentuk satu pengertian umum yang koheren (Eriyanto, 2001, hlm.230).b. SkematikTeks atau wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur daripendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimanabagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan hingga membentukkesatuan arti.Berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar, yaitu summarydan story. Summary merupakan bagian berita yang umumnya ditandaidengan dua elemen yakni judul dan teras berita (lead). Sedangkan storymerupakan keseluruhan isi berita (Eriyanto, 2001, hlm. 231-232).Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagianmana yang bisa dihadikan sebagai strategi untuk menyembunyikaninformasi penting (Eriyanto, 2001, hlm. 234).c. SemantikSemantik dalam konsep Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal,yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam keseluruhan teks(Sobur, 2012, hlm. 78).Semantik atau makna yang ingin ditekankan dalam teks dapat dilihatdari beberapa hal seperti latar, detil, maksud, dan praanggapan. Lataryang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak alammengekspresikan sikapnya secara implisit. Elemen maksud melihatinformasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secarajelas. Elemen praanggapan merupakan pernyataan yang digunakanuntuk mendukung makna suatu teks (Eriyanto, 2001, hlm. 235-256).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

49d. SintaksisSintaksis berhubungan dengan bagaimana kalimat yang dipilih.Sintaksis dapat dilihat dari koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti.Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimatdalam teks. Bentuk kalimat berhubungan dengan cara berpikir logis danmenentukan makna yang dibentuk oleh susunan teks. Sementara kataganti merupakan alat yang digunakan komunikator untuk menunjukkandimana posisi seseorang dalam wacana (Eriyanto, 2001, hlm. 242-253).e. StilistikStilistik berhubungan dengan bagaimana pilihan kata yang digunakandalam teks berita. Pada dasarnya, elemen ini menandakan bagaimanaseseorang memilih kata dari berbagai kemungkinan kata yang ada,sehingga pilihan kata yang dipakaitidak semata hanya karenakebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimanapemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas (Eriyanto, 2001, hlm.255).f. RetorisElemen ini berhubungan dengan bagaimana dan dengan cara apapenekanan dilakukan. Retoris dapat dilihat dari penggunaan grafis,metafora serta ekspresi. Grafis biasanya muncul lewat bagian tulisanyang dicetak tebal, huruf miring, maupun pemakaian garis bawah.Grafis juga menyangkut penggunaan grafik, gambar, atau tabel untukmendukung arti penting suatu pesan. Dalam wacana berita, wartawantidak hanya mengungkap pesan melalui teks, tetapi juga menggunakankiasan, ungkapan, peribahasa, pepatah, kata-kata kuno, bahkanungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakaiuntuk memperkuat pesan utama dan dimaksudkan sebagai ornamen ataubumbu dari suatu berita (Eriyanto, 2001, hlm. 257-259).Karina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

503.7 Definisi Operasional PenelitianTabel 5. Definisi OperasionalStrukturElemenUnit AnalisisWacanaStruktur uk kalimatStruktur MikroSintaksisKoherensiKata iKarina Nur Shabrina, 2016PEMBERITAAN “SETYA NOVANTO” DI MEDIA CETAKUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu siKalimatproposisiKataHuruf ataugambarUngkapan atauperibahasaGambar

Dua berita pada edisi ini merupakan liputan khusus yang fokus utamanya mengedepankan liputan berita investigasi. Secara lebih rinci, berita-berita yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No. Majalah Judul Berita 1. Tempo Edisi 30 November – 6 Desember 2015 Gerilya Setya Menjaga Singgasana 2. Tempo Edisi 7 Desember – 13 Desember 2015 Balik Kanan Pendukung Komandan 3 .

Related Documents:

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang

BAB III DESAIN/PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian . Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ciruas yang berlokasi di Jl. Nambo-Teras Bendung Km 2,5 Desa Pulo Ciruas 42182 Serang, Pulo, Kec. Ciruas, Kab.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh . Penelitian ini dilaksakan pada semester II atau genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada pertengahan bulan mei. Waktu penelitian mengacu pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono dalam bukunya metode kuantitatif kualitatif dan R & D, menyatakan bahwa penelitian merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. yang dikutip oleh. (Sugiyono, 2010: 9)

Dalam penulisan skripsi ini meliputi : Bab I: Latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II: Tinjauan Pustaka. Bab III: Metodelogi penelitian yang terdiri dari waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengolahan data, dan analisis data. Bab IV: Hasil penelitian dan