RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS 2015 - 2019

3y ago
33 Views
2 Downloads
907.99 KB
36 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

REVIU TAHUN 2018RENCANA STRATEGISBALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS2015 - 2019EDISI REVIEW TAHUN 2017BALAI PENELITIAN TANAMAN HIASPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN2015i

KATA PENGANTARBalai Penelitian Tanaman Hias memiliki peran yang sangat strategis didalam pembangunan industri florikultura nasional. Peran Balai PenelitianTanaman Hias menjadi semakin penting seiring dengan perubahan dandinamika pembangunan industri florikulturanasional akibat tekananglobalisasi yang semakin berat. Eksistensi industri florikultura sangatditentukan oleh kemampuannya memenangkan persaingan global. Hal inidapat diatasi dengan menerapkan inovasi sebagai salah satu komponeenpeningkatan daya saing dan nilai tambah. Oleh karena itu, Balai PenelitianTanaman Hias menekankan pentingnya pengembangan inovasi untukmendukung peningkatan kapasitas dan kemampuan pelaku usaha dalampenguasaan IPTEK. Mengantisipasi perkembangan isu global yang terjadipada masa kini dan masa yang akan datang, maka penguasaan IPTEKdiarahkan pada pembangunan pertanian bioindustri berkelanjutan melaluiperumusan kebijakan dan penciptaan teknologi dengan penekanan kepada(1) penguasaan biosains dan bioenjinering, (2) penciptaan maupunpengembangan teknologi inovatof dalam merespon dinamika perubahaniklim, serta (3) aplikasi teknologi informasi di semua segmen industry darihulu sampai ke hilir. Upaya tersebut relevan dengan Visi Balitbangtan sebagailembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia.Dalam menghasilkan inovasi tanaman hias, kegiatan penelitian,pengembangan dan kegiatan pendukung lainnya harus mengacu kepadaperencanaan strategis yang telah disepakati sebagaimana tercantum dalamRenstra Balai Penelitian Tanaman Hias ini. Inovasi yang sudah ada dan yangakan dihasilkan dalam lima tahun ke depan diharapkan dapat menunjangupaya pencapaian sasaran strategis pembangunan subsektor florikulturaantara lain : (1) peningkatan akses pangan, (2) peningkatan nilai tambah,daya saing, ekspor dan subsitusi impor; (3) penyediaan dan peningkatanbahan baku bioindustri dan bioenergi; dan (4) peningkatan kesejahteraanpetani.Segunung, Desember 2017Kepala Balai penelitian Tanaman HiasDr. Ir. Rudy Soehendi, MP.NIP. 19630109.198903.1.002i

DAFTAR ISINomorJudulHalamanKata Pengantar .Daftar Isi .Ringkasan I.Pendahuluan II.Kondisi Umum .2.1. Kondisi Industri Florikultura saat ini 2.2. Kondisi Litbang Tanaman Hias saat ini .2.3. Kondisi Industri Florikultura yang diharapkan .2.4. Kondisi Litbang Tanaman hias yang diharapkan .III.Potensi, Tantangan dan Implikasi 3.1. Potensi .3.2. Tantangan .3.3. Implikasi .IV.Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 4.1. Visi .4.2. Misi 4.3. Tujuan .4.4. Sasaran V.Arah Kebijakan dan Strategi 5.1. Arah Kebijakan 5.2. Strategi VI.Kegiatan Penelitian dan Pengembangan, serta Indikator KinerjaUtama .6.1. Komoditas Utama .6.2. Kegiatan Balai Penelitian Tanaman Hias 6.3. Sub Kegiatan VII. Monitoring dan Evaluasi VIII. Penutup .Lampiran 28ii

RENCANA STRATEGISPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS2015 – 2019RINGKASANPembangunan industri florikultura nasional memiliki peran strategisdalam perekonomian nasional. Peningkatan daya saing diperlukan dalamupaya memenangkan persaingan global melalui penerapan teknologi inovatif,pemanfaatan sumberdaya lokal, serta peningkatan efisiensi produksi danpemasaran.Guna memberikan dukungan yang optimal dalampengembangan industri florikultura nasional, penyediaan dan pengembanganteknologi inovatif perlu dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra) yangsistematis, komprehensif, terintegrasi dan akuntabel. Dokumen Renstra inidisusun dengan mengacu hasil analisis lingkungan strategis, identifikasipotensi, peluang, proyeksi tantangan dan permasalahan, identifikasi isustrategis terkini yang dihadapi dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun kedepan, sehingga diharapkan dokumen ini mampu menjawab tantangan danhambatan yang dihadapipadasaat pelaksanaan penelitian danpengembangan hortikultura dalam kurun waktu 2015-2019.Dukungan inovasi tekonologi harus dirumuskan secara komprehensifagar memberi dampak nyata terhadap pengembangan kawasan tanaman hiasdi wilayah yang telah ditetapkan. Perumusan dukungan inovasi perlumempertimbangkan seluruh aspek agar inovasi yang diintroduksikan dapatdiadopsi dan berkembang secara luas di dalam kawasan hortikultura. Gunamendukung pembangunan industry florikultura yang berdaya saing, BalaiPenelitian Tanaman Hias menetapkan Visi : “Menjadi lembaga penelitian& pengembangan terkemuka untuk menghela terwujudnya industriflorikultura nasional yang tangguh, modern dan berdaya saingmendukung agribisnis florikultura modern”. Sasaran yang akan dicapaipada periode tahun 2015 s/d 2019 ialah (1). dihasilkannya72VUB,1.959.200 benih sumber bermutu tinggi, dan 24 teknologi produksi,perbenihan dan pengelolaan OPT tanaman hias, (2) terkelolanya 125 aksesibaru sumberdaya genetik tanaman hias, (3) meningkatnya penyebaran hasilhasil penelitian hias unggulan dan rekomendasi pengembangannya melaluijaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintahdaerah dan swasta, (4) meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdayapenelitian tanaman hias minimal 50% dari periode 2010-2014, (6)meningkatnya publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEKtanaman hias berkelas dunia minimal 50% dari periode 2010-2014,dan (7)meningkatnya jaringan IPTEK tanaman hias nasional dan internasionalminimal 50% dari periode 2010-2014. Sasaran tersebut dapat dicapai denganmenetapkan strategi (1) optimasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdayagenetik tanaman hias, (2) prioritasi penyediaan VUB dan benih sumberbermutu yang berdaya saing tinggi berbasis sumberdaya lokal, (3)penyediaan teknologi produksi yang fokus komoditas dan bidang masalah,efisien serta ramah lingkungan, (4) peningkatan diseminasi dan rekomendasipengembangan inovasi tanaman hias melalui pemanfaatan media komunikasi,iii

jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan pemerintah daerah danswasta, (5) meningkatkan kerja sama penelitian dan pengembangan denganlembaga nasional dan internasional terutama untuk mewujudkan industritanaman hias yang tangguh; (6) meningkatkan promosi dan diseminasi hasilpenelitian melalui spektrum multi channel kepada seluruh stakeholdersnasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupuninternasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunantanaman hias (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientificrecognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnyadiluar APBN (external fundings), (7) meningkatkan kuantitas, kualitas dankapabilitas sumberdaya penelitian melalui perbaikan sistem rekrutmen danpelatihan SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan strukturpenganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi litbang tanaman hiasdalam mewujudkan sistem bioindustri florikultura berkelanjutan, (8)mengoptimalkan pemanfaatan dana penelitian melalui re-focusing program,penajaman sasaran dan target, serta efisiensi prosedur dan metodepenelitian, (9) optimasi dan pembinaan kompetensi sumberdaya penelitiantanaman hias, (10) pembinaan kinerja unit-unit pelayanan jasa tanaman hias,(11) peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringankomunikasi IPTEK, dan (12) perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEKtanaman hias di tingkat nasional dan internasional.iv

I.PENDAHULUAN1.1.Latar BelakangPembangunan industri florikultura nasional memiliki peran strategisdalam perekonomian nasional. Ke depan industri florikultura nasionalmenghadapi banyak tantangan sehubungan dengan perubahan kondisilingkungan strategis yang sangat pesat di dalam dan luar negeri. Salah satutantangan yang terbesar ialah meningkatnya persaingan global danperubahan iklim.Peningkatan daya saing diperlukan dalam upayamempertahankan kinerja industri florikultura nasional melalui penerapanteknologi inovatif, pemanfaatan sumberdaya lokal, serta peningkatan efisiensiproduksi dan pemasaran. Guna memberikan dukungan yang optimal dalampengembangan industri florikultura nasional, penyediaan dan pengembanganteknologi inovatif perlu dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra) yangsistematis, komprehensif, terintegrasi dan akuntabel.Di dalam Renstra Kementerian Pertanian periode 2015-2019, setiapeselon 1 lingkup Kementerian Pertanian melaksanakan 1 program yangdiuraikan menjadi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kerja (UK)dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawahnya. Program yang dilaksanakanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan LitbangPertanian) ialah ”Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul BerdayaSaing”. Salah satu kegiatan dari program tersebut ialah ”Penelitian danPengembangan Tanaman Hortikultura” yang pelaksanaannya menjaditanggungjawab Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (PuslitbangHortikultura). Sasaran kegiatan tersebut disebutkan di dalam RenstraPuslitbang Hortikultura 2015-2019 ialah ”Meningkatnya InovasiMendukung Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura UntukTerwujudnya Industri Hortikultura Yang Berdaya Saing danBerkelanjutan”. Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) sebagai salah satuUPT lingkup Puslitbang Hortikultura menggunakan Renstra PuslitbangHortikultura 2015-2019 sebagai acuan dalam penyusunan kegiatan penelitiantanaman hias yang terangkum di dalam Renstra Balithi 2015-2019. Kegiatanpenelitian tanaman hias diarahkan untuk mendukung pencapaian sasarantersebut, khususnya pada komoditas tanaman hias.Rencana Strategis Balai Penelitian Tanaman Hias merupakan dokumenperencanaan yang berisikan tentang arahan visi, misi, tujuan, sasaran,kebijakan, strategi, program dan kegiatan penelitian tanaman hias yang akandilaksanakan selama lima tahun ke depan (2015-2019). Dokumen ini disusunberdasarkan analisis lingkungan strategis, potensi, peluang, permasalahandan tantangan terkini untuk mendukung pembangunan industri florikulturayang berdaya saing selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dokumenRenstra tersebut akan digunakan sebagai acuan dan arahan bagi seluruhelemen lingkup Balai Penelitian Tanaman Hias dalam merencanakan danmelaksanakan penyediaan serta pengembangan inovasi tanaman hias padaperiode 2015-2019. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2005 dan PP 40 tahun2006, penyiapan Renstra 2015-2019 disusun berlandaskan pada1

performance based budgeting yang dilengkapi dengan indikator kinerja,sehingga etiaptahunsecaraBalai Penelitian tanaman Hias merupakan leading institution yangmenghasilkan inovasi tanaman hias, bertanggung jawab untuk menghasilkanberbagai teknologi yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.Pada lima tahun mendatang, arah dan kebijakan penelitian danpengembangan tanaman hias masih difokuskan pada penciptaan inovasiteknologi yang dirancang untuk menjawab tantangan peningkatanproduktivitas, mutu hasil, daya saing dan nilai tambah dengan mengutamakanefisiensi penggunaan sumberdaya, menekankan kemandirian, serta adaptifuntuk mendukung pencapaian program utama Kementerian Pertanian(memiliki impact recognition dan scientific recognition). Teknologi yangdihasilkan juga harus mampu meningkatan kesejahteraan sosial ekonomipetani sebagai sasaran utama pembangunan pertanian.Upayapengembangan teknologi hortikultura pada masa mendatang harus tetapberpegang pada prinsip berkelanjutan, dimana teknologi yang dihasilkanharus memenuhi prinsip ramah lingkungan (environmentally/ecologicallysounds), menguntungkan (economically sounds), tidak bertentangan dengannorma-norma sosial (socially just), manusiawi (humane), dan mampumenyesuaikan dengan perubahan-perubahan (adaptable).Agar inovasi yang dikembangkan dapat dimanfaatkan oleh parapemangku kepentingan, Balai Penelitian Tanaman Hias terus berupayameningkatkan pendayagunaan hasil-hasil penelitian melalui diseminasi dankerjasama dengan pihak-pihak terkait melalui optimalisasi mekanismekerjasama penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan(litkajibangrap) dengan pihak terkait. Program kerja tersebut perludituangkan di dalam dokumen Rencana Strategis Balai Penelitian TanamanHias Tahun 2015-2019 dengan memperhatikan perubahan dinamikalingkungan strategis. Hal ini agar arah dan kebijakan yang ditetapkan didalam renstra terkait langsung dengan upaya mencapai target sasaran yangtelah ditetapkan dalam pembangunan pertanian bioindustrial yangberkelanjutan.I.2. Tujuan Penyusunan RenstraPenyusunan Rencana Strategis Balai Penelitian Tanaman Hias Tahun2015-2019 merupakan kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunanpertanian yang disusun berdasarkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana PembangunanPertanian Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025; Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; Strategi Induk PembangunanPertanian 2013–2045, Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019,Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019.Renstra Strategis Balai Penelitian Tanaman Hias Tahun 2015-2019berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, sasaran strategis, kebijakan,2

strategi, program, dan kegiatan litbang florikultura selama lima tahun kedepan (2015-2019). Dokumen Renstra 2015-2019 ini disusun sebagai acuandan arahan bagi para pelaksana kegiatan di lingkup Balai penelitian TanamanHias dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatanpenelitian dan pengembangan hortikultura periode 2015-2019 secaramenyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antarsubsektor/sektor terkait.Dokumen Renstra ini disusun dengan mengacu hasil analisislingkungan strategis, identifikasi potensi, peluang, proyeksi tantangan danpermasalahan, identifikasi isu strategis terkini yang dihadapi danperkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan, sehingga diharapkandokumen ini mampu menjawab tantangan dan hambatan yang dihadapipadasaat pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura dalamkurun waktu 2015-2019. Salah satu dasar penyusunan Renstra Strategis iniadalah kebijakan reformasi perencanaan dan penganggaran yang berbasiskinerja. Oleh karena itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikatorkinerja utama agar akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinyaselama periode tahun 2015-2019 dapat dievaluasi secara terbuka.II.KONDISI UMUM2.1. Kondisi Industri Florikultura Saat IniSelama periode 2010-2014 pembangunan industri florikultura mencatatberbagai keberhasilan, seperti peningkatan produksi, produktivitas, luas areatanam, nilai ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Pada periode waktutersebut produksi dan produktivitas tanaman hias meningkat sekitar 27% pertahun, luas tanam meningkat 15% pertahun, nilai PDB industri florikulturameningkat 12%, nilai ekspor mencapai lebih dari US 15 juta, danpenyerapan tenaga kerja lebih dari 1 juta orang.Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati yang melimpah (megabiodiversity), termasuk plasma nutfah tanaman hias. Bio-diversity tanamanhias nasional merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil. Kondisigeografis dan iklim tropis basah yang kondusif memungkinkan aneka jenistanaman tanaman hias tropis dan subtropis dapat dibudidayakan secaraoptimal sepanjang tahun. Aneka ragam plasma nutfah tanaman hiasmerupakan sumber materi genetik yang dapat direkayasa untuk menghasilkanvarietas unggul. Keberadaan varietas unggul sangat menentukan daya saingindustri florikultura pada masa mendatang.Tingginya jumlah penduduk yang sebagian besar berada di pedesaanmerupakan potensi tenaga kerja untuk mendukung pengembangan usahatanaman hias. Apabila penduduk yang besar tersebut ditingkatkanpengetahuan dan keterampilannya, maka akan tersedia tenaga kerja yangkompeten bagi pengembangan industri tanaman hias di tanah air.3

Persoalan mendasar yang dihadapi oleh industri florikultura pada saatini dan masa yang akan datang ialah meningkatnya kerusakan lingkungan danperubahan iklim global, terbatasnya ketersediaan infrastruktur, saranaprasarana, lahan dan air, rendahnya kepemilikan lahan, lemahnya sistemperbenihan nasional, keterbatasan akses petani terhadap permodalan, masihtingginya suku bunga usahatani, lemahnya kapasitas dan kelembagaan petanidan penyuluh, rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP), dan belum padunya antarsektor dalam menunjang pembangunan industri florikultura. Kendala tersebutperlu diatasi guna peningkatan kinerja industri florikultura yang memberikontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.Ancaman serius dalam beberapa tahun terakhir ialah perubahan iklimglobal. Dampak perubahan iklim global ialah terjadinya gangguan terhadapsiklus hidrologi. Sejak tahun 1998 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai10o C, sehingga diprediksi akan terjadi penurunan ketersediaan air dalamperiode yang relatif panjang. Bagi industri florikultura, dampak lanjutan dariperubahan iklim ialah perubahan keseimbangan ekosistem alam, termasukeksplosi hama/penyakit tanaman dan kekeringan yang berdampak terhadappenurunan produksi dan produktivitas tanaman hias.Ketersediaan prasarana pertanian yang saat ini dirasakan kurangoptimal bagi pengembangan usaha florikultura nasional ialah rendahnya aksesjalan usahatani, rendahnya jumlah dan kualitas jaringan irigasi, kurangtersedianya sarana gudang berpendingin di pelabuhan, laboratorium dankebun percobaan bagi penelitian, laboratorium pelayanan uji standar danmutu, lembaga pasar dan sistem informasi. Selain prasarana, usahaflorikulturanasional menghadapi permasalahan keterbatasan saranaproduksi, seperti belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu,pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usaha tani,serta belum berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia saranaproduksi. Belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara luasdi sentra produksi mengakibakan harga benih/bibit menjadi mahal. Pupuk danpestisida merupakan komoditas yang seringkali langka pada saat dibutuhkan.Petani umumnya menggunakan sarana produksi seadanya sehinggamengakibatkan produktivitas tanaman hias menjadi rendah.Hingga saat ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada keterbatasanpenguasaan lahan yang mengakibatkan penurunan potensi usaha produksi.Di sisi lain petani juga belum memiliki kemampuan untuk mengakses sumberpermodalan formal, di antaranya karena prosedur pengajuan kredit yangrumit dan tuntutan penyediaan agunan. Kondisi tersebut semakinmemperburuk pengembangan usaha di bidang produksi florikultura dansektor pendukungnya.Ratifikasi beberapa kesepakatan internasional membuka barierperdagangan sehingga arus investasi dari luar mudah masuk ke Indonesia.Negara tidak lagi mampu memberikan proteksi kepada petani kecil, padahalproteksi diperlukan untuk melindungi petani dari pengaruh ekspansikompetitornya dari luar negeri yang bermodal kuat. Untuk melindungi petanikecil diperlukan dukungan Pemerintah dalam rangka peningkatan4

ketrampilan, bimbingan teknologi, bantuan sumberdaya pendukung, danpermodalan.Beberapa kebijakan yang sudah ditetapkan juga belum berjalan efektifdi lapangan. Pemberlakuan tarif bea masuk impor yang dilaksanakan selamaini juga belum efektif dalam melindungi produk petani domestik. Komoditasimpor sering membanjiri pasar dalam negeri

Hortikultura 2015-2019 sebagai acuan dalam penyusunan kegiatan penelitian tanaman hias yang terangkum di dalam Renstra Balithi 2015-2019. Kegiatan penelitian tanaman hias diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut, khususnya pada komoditas tanaman hias. Rencana Strategis Balai Penelitian Tanaman Hias merupakan dokumen

Related Documents:

Jenderal Tanaman Pangan maupun stakeholder pembangunan pertanian tanaman pangan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2015-2019 di bidang tanaman pangan. Jakarta, April 2015 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dr. Ir

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI Suparyono Balai Penelitian Tanaman Padi Jl Raya IX, Sukamandi, Subang 41256 Pendahuluan Begitu ditanam di lapangan, tanaman padi dihadapkan pada berbagai kendala, baik yang bersifat biotis maupun yang bersifat abiotis. Di antara yang bersifat biotis hama dan penyakit padi

Rencana Strategis 2015- 2019 u PW v o] v vW vP ]v D Ç l hv]À ] E P ] u vP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan perkenannya Rencana Strategis (RENSTRA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2015 – 2019 dapat tersusun. Renstra ini merupakan strategi, rencana

Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 – 2019, perlu disusun rencana strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun 2015 – 2019 dengan memperhatikan tuntutan dan dinamika perkembangan lilngkungan strategis yang terjadi dengan cepat.

Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019, Rencana Jangka Panjang Perhubungan 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Renstra Kementerian Perhubungan 2015-2019. Dokumen Renstra Badan Litbang Perhubungan 2015-2019 disusun sebagai

Olahan Tahun 2015-2019 yang mengacu pada Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019. Kedua : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Tahun 2015– 2019 yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat Renstra Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Tahun 2015-2019 merupakan dokumen induk perencanaan kegiatan .

Maksud penyusunan rencana strategis Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam adalah sebagai pedoman/panduan dalam penyusunan kebijaksanaan, program-program strategis yang menjadi acuan dasar dalam pembangunan kesejahteraan Sosial untuk periode 2011-2016. B. Tujuan Sedangkan tujuan dari penyusunan rencana strategis Dinas Sosial dan

ASME A17.1-2013 / CSA B44-13 2.25.4.1.1 Emergency Terminal Speed-Limiting Device New requirement to apply the emergency brake if the main brake fails to slow the car down when ETSL actuated. Both brakes may be applied but max deceleration is 9.81 m/s2. Reduced stroke buffer ETSL Broken Shaft - Main brake does not work Emergency brake applied when car fails to slow down as intended Car below .