PEMBERDAYAAN KELOMPOK KADER KESEHATAN JIWA

3y ago
39 Views
2 Downloads
363.74 KB
5 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaleb Stephen
Transcription

Keberlanjutan Program Pemberdayaan Masyarakat Era Revolusi Industri 4.0Desember 2019PEMBERDAYAAN KELOMPOK KADER KESEHATAN JIWAEvin Novianti1), Duma Lumban Tobing2)1,2) Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakartaevinnovianti@upnvj.ac.id1); duma.tobing@upnvj.ac.id2)ABSTRAKMasalah kesehatan jiwa masyarakat tidak bisa dipandang sebelah mata, banyakkasus-kasus gangguan kejiwaan yang luput dari perhatian keluarga. Untuk itu, perludiciptakan kondisi wilayah yang siaga terhadap kesehatan jiwa warganya. Perluadanya keterlibatan masyarakat desa setempat dalam upaya mencapai tujuan. Strategipemberdayaan masyarakat bermanfaat untuk mengidentifikasi, mengatasi masalahkesehatan jiwa dan mempertahankan kesehatan jiwa di wilayahnya. Pemberdayaanmasyarakat merupakan proses pengembangan potensi baik pengetahuan maupunketerampilan masyarakat sehingga mereka mampu mengontrol diri dan terlibat dalammemenuhi kebutuhan mereka sendiri. Tujuan pelaksanaan program ini adalahmembentuk Kader Kesehatan Jiwa di masing-masing RW (KKJ) denganmengintegrasikan program kesehatan di Puskesmas Grogol Kelurahan Limo Depok.Tujuan kedua adalah meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan deteksi dinimasalah kesehatan jiwa di masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan meliputipelatihan kader yang telah ada yaitu kader posbindu tentang kesehatan jiwa sesuaiusia, pelatihan melakukan deteksi dini, pelatihan melakukan buku pedoman KKJ danbuku deteksi dini kesehaan jiwa. Hasil abdimas menunjukkan peningkatankemampuan komunikasi orang tua dilihat dari pengetahuan, sikap, dan psikomotoribu. Terdapat peningkatan sebelum dan sesudah diberikan materi rata-ratapeningkatan sebesar 14,72%.Kata kunci: kader kesehatan jiwa; kinerja kader; masalah kesehatan Jiwa.PENDAHULUANKelurahan Limo merupakan daerah binaan dari Fakultas Ilmu Kesehatan UPN“Veteran” Jakarta yang setiap tahunnya mengadakan kegiatan praktek komunitas dibidang kesehatan. Berbagai masalah kesehatan yang ada, sebesar 83,3% penduduknyatelah mengunjungi pelayanan kesehatan dan 16,6% tidak menggunakan pelayanankesehatan, namun sebesar 82,1% penduduknya mengaku belum mengenal tentangkesehatan jiwa dan masih menjadi hal yang awam tentang kesehatan jiwa sesuaidengan tumbuh kembangnya.Survey sementara dapat disimpulkan kondisi kesehatan RW 05 kelompok sehat12%, kelompok psikososial dengan penyakit menahun sebesar 87,77% dan gangguanjiwa 0,23% (3 orang). kelompok psikososial dengan penyakit terminal dapat menjadifaktor risiko terjadinya gangguan kejiwaan jika tidak tertangani dengan baik. Jikadibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013 dimana terdapat 79,78% penduduk sehat,20% risiko dengan masalah psikososial dan 0,22% mengalami gangguan jiwa, makaRW 05 mengalami kelonjakan kelompok yang berisiko sebesar 23%.Apabila dikaitkan dengan UMR di wilayah Depok sesuai Keputusan GubernurJawa Barat No 561/Kep.1065-Yanbangsos/2017 tentang upah minimum kabupatenKota di daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2018 yaitu sebesar Rp 3.584.700,29 makapada RW 05 akan kehilangan produktifitas kerja sebesar jumlah pasien gangguan jiwaditambah dengan keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit sehingga tidakdapat bekerja secara maksimal. Secara kasarnya akan hilang pendapatan wilayah207

PEMBERDAYAAN KELOMPOK KADER KESEHATAN JIWAEvin Novianti, Duma Lumban Tobingsetempat sebesar Rp 3.584.700,29 x 6 orang Rp 21.508.201,74 perbulannya. Ini adalahnominal yang cukup besar karena itu warga dengan masalah psikososial denganpenyakit menahun sebesar 87,77% harus ditangani dengan baik agar tidak masuk kemasalah gangguan kejiwaan. Apabila pasien gangguan jiwa mengalami relaps danharus dirawat di RSJ, maka ini akan memperberat kondisi keuangan Negara(Keliat,2015).Lokasi Kelurahan Limo sekitar 2 km dari kampus UPN “Veteran” Jakarta danberjarak 3,3 km dari Puskesmas Grogol dan 5,8 km dari RSUD Depok. Dengan lokasiyang lumayan jauh dari pusat kesehatan, menuntut warga Kelurahan Limo untuklebih peduli akan kesehatan baik fisik maupun psikologis antar warganya terutamapada kelompok masyarakat dengan penyakit menahun dan keluarga dengan anggotayang mengalami gangguan kejiwaan. Kelurahan dan Puskesmas Grogolmembutuhkan peran kader sebagai mata pena yang paling dekat dengan warga dandapat menjadi sumber informasi kepada pihak Puskesmas.Kader merupakan sumber daya masyarakat yang perlu dikembangkan dalampengembangan Desa Siaga Sehat Jiwa (Keliat, 2011). Pemberdayaan kader kesehatanjiwa sebagai tenaga potensial yang ada di masyarakat diharapkan mampumemperkecil masalah psikososial dan mengurangi stigma negatif keluarga dengangangguan jiwa (Sutini & Hidayati, 2015). Kemampuan kader kesehatan jiwa dalammelakukan kegiatan perlu dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan melaluimanajemen pemberdayaan kaderyang konsisten dan disesuaikan denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rakhmah, 2012).METODE KEGIATANBerikut dijelaskan teknologi yang ditawarkan dalam upaya produksi alatbantu/media kader melakukan deteksi dini kesehatan jiwa yang mudah dalam teknispenggunaannya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara ForumGrup Discusion (FGD) tentang pemberian materi kader kesehatan jiwa, karakteristikjiwa sehat, resiko, gangguan, Role play pengisian buku deteksi dini dan komunikasikader ke keluarga, Praktek lapangan deteksi dini di RW 015 ke 50 KK.HASIL DAN PEMBAHASANPelatihan kader kesehatan jiwa diadakan selama 2 hari di mana hari I kaderdiberikan materi tentang pentingnya jiwa sehat bagi keluarga dan hari ke 2 adalahpraktek lapangan untuk mendata keluarga dan memasukkannya dalam buku deteksidini. Kegiatan monev kemampuan kader dilakukan satu minggu setelah kegiatanpelatihan.208

Keberlanjutan Program Pemberdayaan Masyarakat Era Revolusi Industri 4.0Desember 2019Kader diberikan pengetahuan tentang akibat yang ditimbulkan jika jiwa tidaksehat, apa penyebab dari gangguan kesehatan jiwa dan tanda gejala munculnyagangguan kejiwaan. Hasil praktek di lapangan pada hari kedua, para kader terlihataktif dan bersemangat mengunjungi keluarga satu demi satu dan terkumpul sebanyak46 KK.Tabel 1. Karakteristik Kader Berdasarkan Usia dan Pengalaman (n 17)No12KarakteristikUsiaPengalaman 616Tabel 1. Menunjukkan bahwa rata-rata kader berusia 45 tahun dan terdapatperbedaan yang cukup signifikant usia kader dimana usia termuda adalah 39 dantertua adalah 66. Untuk pengalaman menjadi kader, rata-rata 5 tahun denganperbedaan pengalaman yang juga sangat jauh yaitu 1 tahun dan palingberpengalaman 16 tahun. Terdapat 8 orang dengan pengalaman menjadi kader di atas5 tahun (47,05%), hal ini menjadi faktor kekuatan bagi Kelurahan Limo untukmembina kader yang baru bergabung, untuk terus berupaya melakukan deteksi dinigangguan jiwa di masyarakat.Tabel 2. Karakteristik Kader Berdasarkan Pendidikan (n 17)Tingkat pendidikana.b.c.d.e.Tidak sekolahSDSMPSMAPTFrekuensiPersentase (%)126715,9011,835,341,25,90Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kader dengan pendidikanterakhir SMP dan SMA memiliki jumlah yang hampir sama, sedangkan yang tidaksekolah dan berpendidikan SD hanya 3 orang (17%), namun kesemuanya dapatmembaca dan menulis, hal ini menjadi salah satu faktor kekuatan bagi kelurahanLimo. Terdapat rata-rata kenaikan sebesar 14 point dari 52,206 naik menjadi 66,206, dimana terdapat 9 orang dengan nilai posttest lebih tinggi daripada pretest dan 7 orangdengan nilai sama dan hanya 1 orang dengan nilai posttest lebih kecil daripada pretest.Tabel 3. Perbedaan Kemampuan Kader Sebelum dan Sesudah Pelatihan (n 17)ItemPretest Posttest SelisihDeteksi50.090,540.5Pergerakan Penyuluhan62,584,8522.0209

PEMBERDAYAAN KELOMPOK KADER KESEHATAN JIWAEvin Novianti, Duma Lumban TobingGambar 1. Supervisi Kemampuan Kader Deteksi Dini Kesehatan Jiwa di LapanganSetelah diberikan pelatihan tentang deteksi dini, kemampuan kader meningkatsebesar 40,5 point dan kemampuan dalam menggerakkan masyarakat untukmelakukan penyuluhan sebesar 22 point. Dari hasil kinerja kader di lapangan, kaderberhasil mendata sebanyak 48 KK dengan jumlah 181 jiwa. Terdapat 130 orang masukdalam kategori sehat, 51 orang beresiko terjadinya masalah kesehatan jiwa,dikarenakan mengidap penyakit menahun seperti Asam urat, diabetes, darah tinggi,katarak, gagal ginjal, TB paru, asma. Hasil pengkajian di lapangan, terdeteksi 1 orangwarga berusia 24 tahun mengalami masalah isolasi sosial atau menarik diri darilingkungan karena minder, tidak percaya diri sehingga dapat beresiko terjadinyagangguan jiwa di masa yang akan datang. Karena itu perlunya kader memonitorkondisi kesehatan jiwa agar risiko gangguan jiwa tidak terjadi (Rachmady, 2013).Hasil data kinerja kader di lapangan menunjukkan bahwa dari 17 kader yangmemiliki kinerja yang baik ada 99,8% ini merupakan kemampuan kader yangsignifikant, sesuai dengan hasil pretest dan posttest. Dapat terlihat bahwa Pengetahuanyang dimiliki kader dalam mengembangkan peran dan tugasnya dipengaruhi olehinformasi yang didapatkan baik dalam bentuk teori maupun praktik. Sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Kurniasih4 menyatakan bahwa kualitas kader dapattercapai dengan baik melalui peningkatan pengetahuan atau pelatihan secara periodik.Pelatihan ini dapat juga sebagai refreshing dan saling bertukar pengalaman antarkader.SIMPULAN DAN SARANKinerja kader dapat menjadi aset berharga yang sangat bermanfaat bagiKelurahan Limo untuk program kesehatan mental masyarakat. Sebuah programpelatihan diindikasikan untuk memperluas kegunaan dan penghargaan bagi kader.Pelatihan harus mencakup bahan yang relevan dengan daerah di mana kader tersebutbekerja dan juga harus digunakan sebagai penilaian sumber daya yang dibawa keprogram oleh para kader.UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih kepada Kelurahan Limo Depok khususnya RW 03, 04, dan015 yang telah kesempatan kepada kami untuk berbagi ilmu dalam melatih kaderkesehatan tentang pengetahuan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan prakteknyadi lingkungan agar dapat bermanfaat untuk kesehatan jiwa masyarakat sekitar.210

Keberlanjutan Program Pemberdayaan Masyarakat Era Revolusi Industri 4.0Desember 2019DAFTAR RUJUKANFortinash, K.M. & Holoday, P.A. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. Thirdedition, St. Louis Missouri: Mosby – Year Book Inc.Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Edisi 1. Jakarta: EGC.Keliat, B.A., dkk. (2015). Panduan Keselamatan Komunitas pada Anak dan Remaja. Edisi 3.Jakarta: EGC.Kurniasih (2002). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Usiladengan Keaktifan dalam Kegiatan Posyandu. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.Rachmady. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kader di Wilayah KerjaPuskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur. Tenaga Pengajar padaSTIKes U’Budiyah Banda Aceh.Rahkmah, U.A. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa terhadapTingkat Dukungan Sosial pada Masyarakat di Dusun Pelemadu Sriharjo Imogiri Bantul.Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.Riskesdas (2007). Jumlah Kasus Gangguan Jiwa. Diakses 7 Desember 2013, ges/stories/laporanNasional.pdf.Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. EdisiIndonesia. Jakarta: Elsevier.Sutini, Titin & Hidayati Nur (2015). Gambaran deteksi dini kesehatan jiwa di DesaRanjeng dan Cilopang Kabupaten Sumedang. Jurnal Keperawatan BSI. https://ejournal.bsi.ac.id.211

pengembangan Desa Siaga Sehat Jiwa (Keliat, 2011). Pemberdayaan kader kesehatan jiwa sebagai tenaga potensial yang ada di masyarakat diharapkan mampu memperkecil masalah psikososial dan mengurangi stigma negatif keluarga dengan gangguan jiwa (Sutini & Hidayati, 2015). Kemampuan kader kesehatan jiwa dalam

Related Documents:

Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa terhadap Persepsi Kader dalam Merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu . DSSJ : Desa Siaga Sehat Jiwa Kader Keswa : Kader Kesehatan Jiwa TAK : Terapi Aktivitas Kelompok .

masalah kesehatan jiwa yakni 229 orang (50%). Kesimpulan dan Saran : Mayoritas mahasiswa Universitas Hasanuddin memiliki tingkat pengetahuan kesehatan jiwa yang baik (86.0%). Selain itu sebagian mahasiswa Universitas Hasanuddin mengalami masalah kesehatan jiwa (50%) dan sebagiannya tidak ada masalah kesehatan jiwa (50%).

4. Asuhan keperawatan kedaruratan psikiatrik pada area intensif psikiatri. 5. Asuhan Keperawatan Jiwa Komunitas: Screening kesehatan jiwa masyarakat, Pembentukan dan Pelatihan Kader, Penyuluhan kesehatan jiwa pada masyarakat, askep kelompok sehat dan kelompok dengan masalah psikososial. IV. MATERI YANG HARUS DIKUASAI 1.

Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, sosial budaya, dan lingkungan. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang dapat mengalami masalah kesehatan jiwa. Mahasiswa perantau sangat rentan terhadap masalah kesehatan jiwa yang diakibatkan oleh pengalaman dalam mengatur masa transisi perkembangan.

KESEHATAN JIWA Pada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini .

Siaga Sehat Jiwa dan menginginkan adanya upaya tindak lanjut. Salah satu kegiatan dalam mensukseskan RW Siaga Sehat Jiwa yaitu pelatihan Kader Kesehatan Jiwa, pembentukan struktur organisasi KKJ dan deteksi dini dimana yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 38 orang. Apabila data gangguan jiwa tersebut dihitung maka

Kelurahan Siaga Sehat Jiwa melalui: 1. Membentuk komunitas KARSEWA (Kader kesehatan jiwa) di kelurahan Wnokromo Surabaya. 2. Melaksanakan pelatihan kesehatan jiwa bagi masyarakat kelurahan Wonokromo Surabaya. 3. KARSEWA mampu bekerja secara mandiri dalam menangani pasien gangguan jiwa di kelurahan Wonokromo. 1.4 Luaran Yang Diharapkan

1 Archaeological Laboratory Techniques [8/2015]. Suggested Reading. Adkins, Lesley, and Roy Adkins . 2009 . Archaeological Illustration. Paperback ed. Cambridge Manuals in