ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN METODE SRI .

3y ago
84 Views
2 Downloads
1.07 MB
19 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Halle Mcleod
Transcription

ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN METODESRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) DI DESA BANJAR SARIKECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMURAnalysis of Application Provision of Irrigation Method SRI (System of RiceIntensification) in the village of Banjar Sari subdistrict of Labuhan Haji EastLombok regencyTugas AkhirUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanMencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik SipilOleh :EMIRIL APRILIYANDIFIA 009 091JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MATARAM2017i

Artikel Ilmiahii

Artikel Ilmiahiii

ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN METODE SRI (SYSTEM OFRICE INTENSIFICATION) DI DESA BANJAR SARIKECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMURM. Bagus Budianto1, Humairo Saidah1, Emiril Apriliyandi21)Dosen Fakultas Teknik Universitas Mataram2)Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas MataramINTISARI: Budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) adalah sebuah inovasi di bidangpertanian sekaligus pengairan yang terbukti “hemat air dengan produksi tinggi”. Peningkatanproduksi yang dihasilkan akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahtraan petani,kenaikan hasil panen hingga 100% akan dapat memberikan kontribusi besar dalam programketahanan pangan. Desa Banjar Sari, terletak di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten LombokTimur. Di daerah ini aliran air irigasi untuk lahan pertanian tergolong cukup karena tidakmenggunakan sistem bergilir sehingga kita dapat mengatur pemberian air dengan cukup leluasa.Oleh sebab itu Desa Banjar Sari merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan penelitian ini.Dalam analisis pemberian air metode SRI ini pengambilan data dilakukan denganpengamatan secara langsung di lapangan, adapun data yang diambil adalah data debit yangdidapatkan menggunakan pintu segitiga ambang tajam 90o dan tinggi genangan. Pemberian airmetode SRI dilapangan dibandingkan dengan pemberian air metode konvensional lapangan danmetode konvensional teoritis. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui produksipitastanam di desa Banjar Sari kecamatan Labuhan Haji kabupaten Lombok Timur yang mencakupkebutuhan air dan hasil tanam.Berdasarkan hasil analisis dari hasil uji laboratorium didapatkan bahwa tanah dilokasipenelitian berjennis Lempung. Besar kebutuhan air yang dibutuhkan untuk penanaman padi metodekonvensional sebesar 9537.16 m3/ha dan metode SRI (System of Rice Intensification) sebesar7707.48 m3/ha. Dapat dilihat dari uraian di atas bahwa kebutuhan air untuk metode SRI lebih hemat19.18% dibandingkan dengan metode konvensional. Penggenangan untuk metode konvensionaldilakukan 2 (dua) kali 1 (satu) minggu dan penggenangan untuk metode SRI dilakukan 1 (satu) kali1 (satu) minggu. Besar hasil tanam padi yang diperoleh untuk metode konvensional sebesar 0.34kwintal/are dan metode SRI sebesar 0.46 kwintal/are. Dapat dilihat dari uraian di atas hasil tanampadi untuk metode SRI lebih banyak 35.29% dibandingkan metode konvensional.Kata Kunci: Irigasi, SRI, Konvensional1.1 Latar BelakangPada saat ini ketersediaan air merupakan faktoryang sangat mempengaruhi kebutuhan air di sawah. Airyang tidak cukup menyebabkan pertumbuhan padi tidaksempurna bahkan bisa menyebabkan padi matikekeringan.Mengantisipasi ketersediaan air yang semakinterbatas maka perlu dicari terus cara budidaya tanamanpadi yang mengarah pada penghematan konsumsi air.Budidaya padi SRI (System of Rice Intensification)adalah sebuah inofasi di bidang pertanian sekaliguspengairan yang terbukti “hemat air dengan produksitinggi”. Teknologi ini diharapkan dapat mengantisifasiadanya keterbatasan SDA serta kekurangan pangan dimasa mendatang. Hemat air dengan produksi tinggiyang ditawarkan oleh teknologi SRI menjadi sangatrelevan untuk dikembangkan secara luas dalam lingkupdaerah irigasi, mengingat bahwa dari hari ke hariketersediaan air disebagian besar daerah irigasi semakinberkurang yang disebabkan oleh banyak factor.(Ardiana, 2011).Pemasyarakatan budidaya padi SRI merupakanpilihan yang sudah seharusnya ditempuh olehpemerintah dan pemerhati kesejahtraan masyarakatpetani karena teknologi ini memiliki potensi kearahperbaikan banyak aspek. Manfaat nyata yang dapatdiperoleh diantaranya adalah berkurangnya tingkatkonsumsi air per ha lahan yang akan berdampak padapeningkatan pola dan intensitas tanaman dalam suatujaringan, dapat merubah pemahaman petani bahwamemberikan air yang berlebihan bukan merupakanpilihan yang tepat. Dampaknya akan terjadipengurangan air di bagian hulu dan penambahan air dibagian hilir sehingga potensi “konflik berebut air” dibagian hilir berkurang. Peningkatan produksi yangdihasilkan akan berdampak pada peningkatan

pendapatan dan kesejahtraan petani, kenaikan hasilpanen hingga 100% akan dapat memberikan kontribusibesar dalam program ketahanan pangan. (Ardiana,2011).Desa Banjar Sari, terletak di KecamatanLabuhan Haji kabupaten Lombok Timur. Di daerah inialiran air irigasi untuk lahan pertanian tergolong cukupkarena tidak menggunakan sistem bergilir sehingga kitadapat mengatur pemberian air dengan cukup leluasa.Oleh sebab itu Desa Banjar Sari merupakan lokasi yangtepat untuk melakukan penelitian ini. Disamping itu diDesa Banjar Sari Petani sekitar masih menggunakansistem bertani biasa atau konvensional yangmemerlukan banyak penggunaan air karena terusdigenangi sedangkan metode SRI dalam teorinyamembutuhkan air irigasi lebih sedikit. Untukmengetahui perbandingan kebutuhan air irigasi metodekonvensional dan SRI maka dilakukan pengamatanlangsung dilapangan terhadap jenis tanah, volume air,pola genangan, dan hasil tanam untuk metodekonvensional dan SRI.Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulisbermaksud melakukan “Analisis Aplikasi PemberianAir Irigasi dengan Metode SRI (System of RiceIntensification) di Desa Banjar Sari KecamatanLabuhan Haji Kabupaten Lombok Timur”.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas dapatdiambil rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana jenis tanah pada lokasipenelitian?2. Berapakah kebutuhan air yang diperlukandalam proses penanaman padi metodekonvensional dan metode SRI?3. Bagaimana pola penggenangan antarasistem irigasi metode konvensional danmetode hemat air SRI?4. Bagaimana perolehan hasil tanam metodekonvensional dan metode SRI?1.3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah:1. Mengetahui jenis tanah pada lokasipenelitian.2. Mengetahui berapa kebutuhan air yangdiperlukan untuk penanaman padi metodekonvensional dan metode SRI.3. Mengetahui pola penggenangan sistemirigasi metode konvensional dan metodehemat air SRI.4. Mengetahui perolehan hasil tanam metodekonvensional dan metode SRI.1.4 Batasan MasalahAdapun beberapa batasan permasalahannyaantara lain:1.Dalam perhitungan debit digunakananalisaperhitungandebitdenganmenggunakan ambang tajam sudut 900.2. Dalam perhitungan hujan rancangandigunakan 1 (satu) stasiun hujan yangberpengaruh yaitu: stasiun Ijo Balit.3. Tidak menghitung biaya produksi.4. Penelitian ini di khususkan untuk daerahirigasi Banjar Sari Kecamatan LabuhanHaji Kabupaten Lombok Timur.5. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulismembatasi ruang lingkup permasalahandengan tujuan agar tercapai sasaran yangdiinginkan.1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari penelitian iniadalah:1. Sebagai bahan pertimbangan untuk petanidalam alternatif pemilihan metode tanampadi dengan metode SRI.2. Menambahpengetahuanmahasiswatentang metode pemberian air irigasikonvensional dan SRI.2.1 Tinjauan Pustaka.Ardiana (2011), menganalisis pemberian airirigasi dengan sistem intermitten (SRI) pada daerahirigasi bisok bokah Lombok tengah, dari hasil penelitianyang dilakukan bahwa rerata kebutuhan air tanamanuntuk budidaya padi SRI lebih sedikit yaitu 1295,59m3/ha dibandingkan dengan padi konvensional yaitusebesar 2080,82 m3/ha. Dengan demikian padi SRI lebihhemat dibandingkan dengan padi berian air irigasi secara Intermitten flow di daerahirigasi Pengga, dari penelitian tersebut dapatdisimpulkan bahwa berdasarkan system pola tanamyang ada pada daerah studi, yaitu padi-padi-palawijaternyata system pemberian air secara terputus-putus(Intermitten/SRI) memberikan nilai yang efisien yaitu70% dibandingkan dengan system yang lain.Rizal (2014), menganalisa perbandingankebutuhan air irigasi tanaman padi metode konvensionaldengan metode SRI (organik), Dari hasil penelitiandengan lahan yang terkondisikan sesuai dengan tinggigenangan yang diisyaratkan maka kebutuhan air irigasidengan menggunakan metode SRI lebih hemat airdibandingkan metode konvensional. Nilai rata-ratakebutuhan air irigasi metode SRI 2,44 mm/harisedangkan metode konvensional 3,79 mm/hari,sehinggadiperoleh hasil metode SRI lebih hemat air 35 %dibanding metode naan jarak tanam terhadap pertumbuhan danproduksi padi sawah (Oryza satifa L.) varietas IR 42dengan metode SRI, dari hasil penelitian mendapatkanbahwa penggunaan jarak tanam 40 x 40 cm

memperlihatkan pertumbuhan lebih baik denganproduksi gabah kering 6.38 kg/plot atau 14.950 ton/hadan pemeliharaan yang baik akan memperoleh hasilyang lebih baik dan penanaman dilakun pada musimtanam untuk menghindari serangan hama dan penyakitdi lapangan.2.2 Landasan Teori2.2.1 Tanah2.2.1.1 Definisi tanahTanah dari pandangan ilmu Teknik Sipilmerupakan himpunan mineral, bahan organik danendapan-endapan yang relative lepas (loose) yangterletak di atas batu dasar (bedrock) (Hardiyatmo,1992).Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapatdisebabkan oleh karbonat,zat organik, atau oksidaoksida yang mengendap-ngendap diantara partikelpartikel.Ruang diantara partikel-partikel dapat berisi air,udara, ataupun yang lainnya (Hardiyatmo, 1992).Tanah merupakan media tumbuh tanaman,modal dasar pembangunan pertanian yang memilikisifat dan ciri tertentu, potensi kesesuaian tanaman,kendala dan kebutuhan input dan teknologi pengelolaantanah pertanian. Tanpah tanah, tidak ada tanaman, tidakada produksi pertanian dan tidak ada kehidupan.Sedangkan pengertian tanah menurut Bowles(1984), tanah adalah campuran partikel-partikel yangterdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut:a. Berangkal (boulders) adalah potongan batuan yangbesar, biasanya lebih besar dari 250 sampai 300 mmdan untuk ukuran 150 mm sampai 250 mm, fragmenbatuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles).b. Kerikil (gravel) adalah partikel batuan yangberukuran 5 mm sampai 150 mm.c. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran0,074 mm sampai 5 mm, yang berkisar dari kasardengan ukuran 3 mm sampai 5 mm sampai bahanhalus yang berukuran 1 mm.d. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukurandari 0,002 mm sampai 0,0074 mm.e. Lempung (clay) adalah partikel mineral yangberukuran lebih kecil dari 0,002 mm yangmerupakan sumber utama dari kohesi pada tanahyang kohesif.f. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diamdan berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.Kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyaknyacampuran atau lebih dari satu macam ukuran partikel.Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikellempung saja, akan tetapi dapat bercampur denganbutiran-butiran ukuran lanau maupun pasir dan mungkinjuga terdapat bahan organik.2.2.1.2 Sifat Fisik Tanaha. Kadar AirTanah terdiri dari 3 komponen, yaitu: udara,air, dan bahan padat. Dalam tanah yang kering hanyaakan terdiri dari dua bagian yaitu: butir-butir tanah danpori-pori udara. Dalam tanah yang jenuh juga terdapatdua bagian yaitu: bagian padat atau butiran dan air pori.Dan tanah yang dalam kondisi jenuh sebagian (partiallysaturated) tanah terdiri dari tiga bagian yaitu: bagianpadat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori. Bagianbagian tanah dalam bentuk fase ditunjukkan dalamGambar 2.2 berikut.Gambar 2.2 Diagram Fase Tanah (Hardiyatmo, 2006)Gambar 2.1a memperlihatkan elemen tanahyang mempunyai volume (V) dan berat total (W).Gambar 2.1b menunjukkan hubungan berat danvolumenya. Kadar air (water content), adalahperbandingan antara berat air (ww) dengan berat butiranpadat (ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan dalampersen (Hardiyatmo, 2006). Kadar air (W) tanah dapatdirumuskan sebagai berikut:W(%) x100(2.1)dengan:W kadar air (%),ww berat air (gr),ws berat butiran tanah (gr).b. Berat Jenis (Gs)Berat spesifik atau berat jenis (specificgravity), (Gs) tanah adalah perbandingan antara beratvolume butiran padat (γs) dengan berat volume air (γw)dengan isi yang sama pada temperatur tertentu dan tidakberdimensi. Berat jenis tanah dapat dirumuskan sebagaiberikut:Gs (2.2)Secara tipikal, berat jenis berbagai jenis tanahberkisar antara 2,65 sampai 2,75. Berat jenis Gs 2,67biasanya digunakan untuk tanah-tanah tidak berkohesiatau tanah granuler, sedang untuk tanah-tanah kohesiftidak mengandung organik Gs berkisar diantara 2,68sampai 2,72.Hardiyatmo (2006) mengelompokkan specificgravity dari berbagai jenis tanah, nilai-nilai specificgravity dari berbagai jenis tanah dapat dilihat padaTabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Specific Gravity Berbagai Jenis TanahMacam tanahBerat jenis (Gs)Kerikil2,65 – 2,68Pasir2,65 – 2,68Lanau Anorganik2,62 – 2,68Lempung Organik2,58 – 2,65Lempung Anorganik2,68 – 2,75Humus1,37Gambut1,25 – 1,80(Sumber: Hardiyatmo, 2006)c. Batas-Batas AtterbergSuatu hal yang penting pada tanah berbutirhalus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas disebabkanoleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah.Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanahdalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volumeyang konstan tanpa retak-retak atau remuk. MenurutHardiyatmo (2006), tanah dapat berbentuk cair, plastis,semi padat atau padat tergantung dari jumlah kadar airdalam tanah tersebut. Kedudukan fisik tanah berbutirhalus pada kadar air tertentu disebut konsistensi.Atterberg (1991), memberikan cara untukmenggambarkan batas-batas konsistensi dari tanahberbutir halus dengan mempertimbangkan kandungankadar air tanah. Batas-batas tersebut adalah batas cair(liquid limit), batas plastis (plastic limit), dan batas susut(shrinkage limit). Batas-batas konsistensi tanah dapatdilihat pada Gambar 2.3 berikut:Gambar 2.2 Batas Konsistensi Tanah (Hardiyatmo,2006)Gambar 2.3 Variasi volume dan kadar air padakedudkan batas cair, batas plastis, danbatas susut (Hardiyatmo, 2006)Gambar 2.3 menunjukan hubungan kadar airdan volume total tanah pada kedudukan batas cair, batasplastis, dan batas susut. batas-batas atterberg sangatberguna untuk identifikasi dan klasifikasi tanah. Batasbatas ini sering digunakan secara langsung dalamsfesifikasi, guna mengontrol tanah yang akan digunakanuntuk membangun struktur urugan tanah.1. Batas cair (liquid limit)Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar airtanah pada batas antara keadaan cair dan keadaanplastis, yaitu batas atas dari daerah plastis. Batas cairbiasanya ditentukan dari uji Cassagrande (1948).Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutupcelah sepanjang 12,7 mm pada dasar cawan, sesudah 25kali pukulan, didefinisikan sebagai batas cair tanahtersebut. Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktucelah menutup pada 25 kali pukulan, maka biasanyapercobaan dilakukan beberapa kali, yaitu dengan kadarair yang berbeda dengan jumlah pukulan yang berkisarantara 15 sampai 35. Kemudian, hubungan kadar air danjumlah pukulan digambarkan dalam grafik semilogaritmik untuk menentukan kadar air pada 25 kalipukulan.2. Batas plastis (plastic limit)Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadarair pada kedudukan antara daerah plastis dan semipadat dinyatakan dalam persen. Kadar air ini ditentukandengan menggiling tanah pada pelat kaca hinggadiameter dari batang yang dibentuk mencapai 1/8 inchi.Bilamana tanah mulai pecah pada saat diameternya 1/8inchi, maka kadar air tanah itu adalah batas plastis(Hardiyatmo, 2006).Plastisitas disebabkan oleh adanya partikelmineral lempung dalam tanah. Istilah aikan perubahan bentuk pada volume yangkonstan tanpa retak-retak atau remuk. Selisih kadar airantara batas cair dan batas plastis ialah daerah dimanatanah tersebut dalam keadaan plastis, disebut plasticityindex (Hardiyatmo, 2006).PI LL–PL(2.3)dengan:PI indeks plastisitas (%),LL batas cair (%),PL batas plastis (%).Indeks plastisitas (PI) merupakan intervalkadar air dimana tanah masih bersifat plastis. Karenaitu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisantanah. Jika tanah mempunyai PI tinggi, maka tanahmengandung banyak butiran lempung. Jika PI rendah,seperti lanau sedikit pengurangan kadar air berakibattanah menjadi kering. Batasan mengenai indeksplastisitas, sifat, macam tanah, dan kohesi diberikanoleh Atterberg terdapat dalam Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Nilai Indeks Plastisitas dan Macam TanahMacamPISifattanahKohesiNon0Non plastis PasirkohesifPlastisitasKohesif 7 rendahLanausebagian7 - PlastisitasLempung17 sedangberlanauKohesif Plastisitas17 tinggiLempungKohesif(Sumber : Hardiyatmo, 2006)2.2.2 Metode SRI (System of Rice Intensification)Metode SRI (System of Rice Intensification)atau intermitten merupakan teknologi budidayaalternative yang berpeluang besar untuk dapatmeningkatkan produktifitas padi sawah di Indonesia,dimana metode ini terdapat perubahan dalammanagement tanaman, tanah, air dan hara. Keuntunganpraktis dari metode ini yaitu terpeliharanya bermacammikro organisme tanah dan pertumbuhan akar tanamanlebih besar. Sistem ini pertama kali dikembangkan diMadagaskar oleh Father Henri de Laundanie pada tahun1980. Pada metode SRI dilakukan perubahan dalammanajemen tanaman yaitu penggunaan jarak tanamyang lebar dan umur bibit pindah lapang yang relativemuda yaitu 1 – 2 minggu.Teknologi budidaya SRI di beberapa negara,seperti Bangladesh, Thailand, dan Cina, sudah di ujicoba dan dikembangkan dalam rangka mendapatkanhasil terbaik dengan pemakaian input yang relative lebihsedikit. Demikian pula di Indonesia system ini jugapernah diuji cobakan. Teknologi tersebut pada dasarnyaberkaitan dengan peningkatan produksi padi melaluiperbaikan jarak tanam, jumlah bibit pertitik tanam,umur pindah lapang, dan input air irigasi.Budidaya padi sawah metode SRI sangatberbeda dengan cara konvensional yaitu dengan sistem:pemindahan bibit dari semaian pada umur 3-4 mingguatau lebih, jarak tanam rapat ( 25 x 25 cm), jumlahbibit: 5-10 bibit perumpun, sawah digenangi terusmenerus sepanjang musim, dan penggunaan pupukkimia yang tinggi.Konsep dasar metode SRI adalah produksitinggi, input rendah (tidak butuh input tambahan), tidakmembutuhkan air yang banyak (hemat air), bisaditerima petani (teknologi sederhana) dan sustainable(berkelanjutan).Metode SRI dilakukan dengan system: bibitdipindahkan pada umur muda (7-10 hari), jumlah bibitpertitik tanam 1 bibit, jarak tanam jarang ( 30 x 30 cm),pemberian air dilakukan dengan melihat kondisi fisiktanah, apabila tanah sudah mulai retak air diberikandengan tinggi genangan maksimal 2 cm dan tanah tidakdiairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh,namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus).2.2.3 IrigasiIrigasi adalah usaha untuk memperoleh airdengan menggunakan bangunan dan saluran buatanuntuk keperluan penunjang produksi pertanian. Secarateknis irigasi juga dapat didefinisikan sebagai upayamenyalurkan air ke lahan pertanian melalui saluransaluran pembawa ke lahan pertanian dan setelah airtersebut dimanfaatkan secara maksimal, kemudianmenyalurkannya ke saluran pembuang dan berakhir kesungai. Untuk mengalirkan dan membagi air irigasidikenal ada empat cara utama (Mawardi, 2007), yaitu:a. Pembagian air irigasi lewat permukaan tanah,b. Pembagian air irigasi melalui bawah permukaantanah,c. Pembagian air irigasi dengan pancaran,d. Pembagian air irigasi dengan cara tetesan.2.2.4 Analisa HidrologiAnalisis hidrologi merupakan suatu bagiananalisa awal dalam perencanaan bangunan air. Hal inimempunyai pengertian bahwa informasi dan besaranyang diperoleh dalam analisa hidrologi merupakanmasukan penting dalam analisa berikutnya. Hidrologiadalah salah satu aspek yang sangat penting peranannya,dimana tingkat keberhasilan suatu bangunan airdipengaruhi oleh ketelitian

pemberian air irigasi secara Intermitten flow di daerah irigasi Pengga, dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan system pola tanam yang ada pada daerah studi, yaitu padi-padi-palawija ternyata system pemberian air secara terputus-putus (Intermitten/SRI) memberikan nilai yang efisien yaitu

Related Documents:

Komponen silabusnya terdiri dari 12 topik utama yang harus dipahami siswa secara menyeluruh . - Penggunaan dan salah guna sumberdaya air - Sumberdaya air untuk irigasi - Definisi irigasi - Jenis irigasi - Sejarah irigasi - Dampak irigasi - . 2. Lingkungan Air dan Udara - Sumberda

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi – d. kusnadi kalsim Teknik Irigasi dan Drainase TEP 321 2 Kuliah Topik 2, tercantum: (a) Software dan manual program CROPWAT-win, (b) D.K. Kalsim, 2007. Rancangan Operasional Sistim Irigasi untuk Pengembangan SRI. Seminar KNI-ICID 24 November 2007, Bandung, (

Pemberian reward dan punishment dapat diberikan kepada PNS dan PTT yang melakukan kegiatan pemberian layanan 3. Pemberian reward dan punishment dapat diberikan untuk perseorangan atau kelompok 4. Pemberian reward dan punishment diberikan setiap akhir tahun pada saat acara HUT KALTARA 5. Pemberian reward berupa perjalanan dinas disesuaikan .

mendistribusikannya secara sistematis. Perancangan irigasi disusun terutama berdasarkan kondisi meteorologi di daerah yang bersangkutan dan kadar air yang diperlukan untuk pertumbuhan. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat

S A M B U T A N Keberadaan sistem irigasi yang handal merupakan sebuah syarat mutlak bagi . mendukung produktivitas usaha tani. Pengembangan irigasi di Indonesia yang telah berjalan lebih dari satu abad, telah memberikan pengalaman yang berharga dan sangat bermanfaat dalam kegiatan pengembangan irigasi di masa mendatang. . Daftar Isi xi .

wawancara, dan kuesioner. Hasil aplikasi ini yaitu aplikasi dilengkapi dengan gambar, suara, dan kuis. Serta pengguna bisa menggunakan aplikasi dengan mudah. Aplikasi diimplementasikan menggunakan software eclipse [3]. Ali dan Patambongi (2016) memuat aplikasi pembelajaran kepada anak-anak tentang ilmu pembelajaran membaca. Aplikasi .

Optimasi pemberian air irigasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program QM for Windows. Untuk mengoptimasi penambahan debit ini perlu dilakukan pengaturan pola tata tanam. Sehingga dengan pola tata tanam yang optimal didapat luasan lahan yang maksimal. Berdasarkan hasil optimasi, DI Peterongan bisa melaksanakan awal

Civil Engineering Technology Mechanical Engineering Technology (BSc/BS) (Revised 2016) HIGHER EDUCATION COMMISSION ISLAMABAD-PAKISTAN . 2 CURRICULUM DIVISION, HEC Prof. Dr. Mukhtar Ahmed Chairman, HEC Prof. Dr. Arshad Ali Executive Director, HEC Mr. Muhammad Raza Chohan Director General (Acad) Ms. Ghayyur Fatima Director (Curriculum) Mr. Riaz-ul-Haque Assistant Director (Curr) 3 PREFACE The .