FORMULASI PEMANTAUAN PARTISIPATIF KUALITAS LAHAN DAN AIR .

3y ago
36 Views
2 Downloads
2.99 MB
126 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Esmeralda Toy
Transcription

FORMULASI PEMANTAUAN PARTISIPATIFKUALITAS LAHAN DAN AIRUNTUK PROGRAM PENATAGUNAAN LAHAN DI LAOSIMAM BASUKISEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2011

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DANSUMBER INFORMASIDengan ini saya menyatakan bahwa tesis Formulasi PemantauanPartisipatif Kualitas Lahan dan Air untuk Program Penatagunaan Lahan diLaos adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belumdiajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumberinformasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidakditerbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalamDaftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.Bogor, 11 November 2011Imam BasukiP052080271

ABSTRACTIMAM BASUKI. Formulation of Participatory Monitoring on Land and WaterQuality for Land-use Planning Program in Laos. Under direction of SYAIFULANWAR, MANUEL JEAN BOISSIERE and HERRY PURNOMO.Land use planning (LUP) is believed to be able to increase biodiversity,agriculture production and livelihood in remote areas. But until recently, it iseminent that in many developing countries that apply the LUP, environmentaldegradation continues and much of people living in rural and forested areasremain the poorest of the poor. The impact of LUP is poorly evaluated andunderstood. The objective of this study is to formulate an effective and applicableparticipatory monitoring system in the context of LUP in Laos. ParticipatoryAction Research (PAR) was used to accommodate different stakeholders, i.e.communities, local government and researchers, in developing the monitoringsystem and integrating both scientific and local knowledge. The research wascarried out from 2009 to the end of 2010 at seven villages and one sub-village inKhumban Muangmuay, Viengkham district, Laos. The results show thatparticipatory monitoring could inform management decision in LUP by showingwhat trends are happening in the productivity of land for rice field agriculture andin the quality of drinking-water. Participatory monitoring provides alternatives forlocal government to cope their lack of human and financial resources by sharingthe activities at village level to the communities and by reducing the cost.Integration of scientific and local knowledge brings more accurate, faster, cheaperand applicable system of monitoring to the impact of LUP on land productivityand drinking water quality. Participatory monitoring able to facilitate allstakeholders’ perceptions, knowledge and responsibilities in informing decisionsof land management, in the context of LUP, that will conserve environment,alleviate poverty and reduce negative impacts on local livelihoods.Key words: participatory monitoring, land productivity, drinking water, land useplanning.

RINGKASANIMAM BASUKI. Formulasi Pemantauan Partisipatif Kualitas Lahan dan Airuntuk Program Penatagunaan Lahan di Laos. Dibimbing oleh SYAIFULANWAR, MANUEL JEAN BOISSIERE dan HERRY PURNOMO.Perencanaan yang memadukan unsur pembangunan infrastruktur,kesesuaian lahan bagi pertanian dan kawasan lindung, dapat sekaligusmeningkatkan konservasi keanekaragaman hayati, hasil produk pertanian, danmendukung kehidupan masyarakat di daerah terpencil. Namun hal ini sulitditerima karena meskipun berbagai program perencanaan (termasuk tatagunalahan) telah dilakukan di banyak negara berkembang, fakta-fakta menunjukkanbahwa degradasi lingkungan terus terjadi. Selain itu penurunan produktifitaslahan juga terus meningkat kejadiannya akibat erosi dan hilangnya kesuburan,serta jumlah negara yang menghadapi krisis kekurangan air semakin banyak.Sekitar 1,6 milyar jiwa masyarakat terutama di wilayah pedesaan sekitar hutanmasih hidup di dalam kemiskinan. Program penatagunaan lahan masih perludievaluasi dan didukung dengan informasi mengenai keefektifannya sertadampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.Tujuan utama penelitian adalah untuk memformulasikan sistempemantauan partisipatif untuk evaluasi dampak penatagunaan lahan terhadapproduktivitas lahan dan kualitas air minum. Penelitian dilaksanakan selama tahun2009 hingga tahun 2010 di delapan lokasi penelitian, Kumban Muangmuay,Kabupaten Viengkham, Provinsi Luang Phrabang, Laos. Posisi desa-desa tersebutberbeda jarak relatifnya terhadap Kawasan Lindung Phou Luoey dan jalan rayanegara yang melintasi Kabupaten Viengkham. Kegiatan penelitian dilakukandengan menggunakan pendekatan penelitian aksi partisipatif (PAR/participatoryaction research) dan survei lapangan serta survei desa. Pelatihan diberikan bagimasyarakat dan staf kabupaten, terkait pendekatan ilmiah untuk pemantauankualitas tanah dan air. Pendekatan tersebut digunakan untuk memperolehpartisipasi aktif berbagai pihak terkait (DAFO/district agriculture and forestryoffice, TSC/technical service center, masyarakat desa, dan peneliti),mengumpulkan informasi mengenai kondisi kualitas tanah dan air pada lanskapsetempat, serta mengakomodasi persepsi dan pengetahuan masyarakat mengenaikepentingan jenis-jenis tanah dan badan air yang ada.Menurut masyarakat desa, terdapat enam (6) jenis tanah yang terdistribusidengan luasan dan produktivitas yang berbeda-beda di wilayah penelitian (18,931ha). Tanah hitam/’dinh dam’ (7716 ha; 41%), tanah merah/’dinh deuang’ (4279ha; 23%), tanah berakar/’dinh ko’ (1988 ha; 11%), tanah berbatu/’dinh hinh’(1984 ha; 11%), tanah berpasir/’dinh say’ (1343 ha; 7%), dan tanah merahgelap/’dinh sot’ (1293 ha; 7%). Tanah hitam memiliki produktivitas aktualtertinggi yaitu 357 kg dari benih sebanyak 10 kg (setara dengan sekitar 1.7ton/ha). Tanah merah (dinh deuang) paling rendah produktivitasnya yaitu sekitar0.6 ton/ha.Status hara tanah umumnya rendah, kecuali pada wilayah di pinggir sungaiyang memiliki ketersediaan hara, khususnya kalsium dan magnesium, yangmendominasi komplek jerapan tanah. Korelasi positif yang signifikan (pearson; r 0.7) ditunjukkan antara ketersediaan hara dengan kejenuhan basa dan nilai pH.

Ketersediaan hara tidak berkorelasi signifikan dengan nilai kapasitas tukar kationtanah.Menurut masyarakat, produktivitas lahan untuk padi ladang telah menurunsejak pelaksanaan program penatagunaan lahan. Hal ini didasarkan padaperolehan hasil panen padi masyarakat yang terus menurun hingga saat ini.Informasi tersebut juga didukung hasil analisis kesuburan dan kesesuaian lahansecara ilmiah. Penyebab utama penurunan produktivitas adalah erosi tanah, makinpendeknya masa bera lahan pertanian yang dialokasikan bagi tiap keluarga sertatidak adanya input pupuk yang diberikan pada lahan. Hasil evaluasi lahanmenunjukkan bahwa semua lokasi contoh tanah tidak sesuai untuk pengembangankomoditas karet. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor pembatas berupaketersediaan air yang amat terbatas dan besarnya resiko terjadinya erosi tanah.Pengembangan padi, pohon jarak dan rumput gajah masih dimungkinkan padasekitar 30% wilayah contoh dengan kelas kesesuaian S2 (sesuai dengan faktorpembatas ringan) atau S3 (sesuai dengan faktor pembatas berat). Hal inipunmasih memiliki faktor pembatas kesesuaiannya yang berupa resiko erosi, mediaperakaran dan genangan.Indeks produktivitas lahan setempat dapat memberikan informasi yanglebih detail dibandingkan evaluasi dengan pendekatan ilmiah. Indeks setempatyang menggunakan tumbuhan indikator sebagaimana telah digunakan,diidentifikasi dan dinilai sensitifitasnya oleh masyarakat setempat, mampumembedakan secara nyata antara lahan produktif dari lahan tidak produktif untukbudidaya padi ladang. Sementara di pihak lain, analisis kesuburan dan kesesuaianlahan tidak dapat membedakannya. Indeks setempat itu ternyata juga berhubungandengan sifat-sifat fisika dan kimia tanah (tekstur, karbon, pH dan kejenuhan basa).Hampir semua desa memiliki sumber air minum di wilayahnya yangmerupakan sungai-sungai kecil berair jernih dengan debit yang bervariasi dari 0.1liter/detik hingga ratusan liter/detik. Sebagian besar sungai yang lebih lebar dariempat meter dianggap sudah tidak penting untuk sumber air minum karenakualitasnya yang jauh menurun dan mudah keruh saat hujan. Pada sungai besarkandungan klorida lebih tinggi (20-60 ppm) mungkin disebabkan oleh aktivitasmasyarakat yang sebagian besar masih mandi dan mencuci di sungai, sehinggabanyak buangan deterjen terkandung dalam airnya. Namun nilai tersebut masihdibawah ambang batas yang diperbolehkan oleh WHO (world healthorganization) untuk penggunaan air minum yaitu 250 ppm.Sementarakandungan besi yang tinggi mungkin lebih disebabkan oleh proses pencucian besidari sumber-sumber dalam tanah dan batuan serta pencemaran akibat kegiatanpenambangan emas. Nilai lebih besar atau sama dengan satu ( 1) sudah tidakmemenuhi kriteria yang diperbolehkan untuk air minum.Variasi kualitas sumber air minum setempat lebih dipengaruhi oleh besaratau kecilnya aktivitas masyarakat setempat pada sumber air tersebut, misalnyamandi dan cuci, berternak, perladangan, dan penambangan emas. Kualitassumber air minum di hulu masih layak untuk dikonsumsi, berdasarkan kriteriakementerian kesehatan Laos. Namun sungai Xeuang dan Ma di daerah hilir tidaklagi memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan indikator kekeruhan, rasadan bau yang tidak dapat diterima, serta kandungan besinya yang terlalu tinggi.Indeks kualitas air minum setempat yang menggunakan 18 indikator dapatmenjadi metode pemantauan kualitas sumber air minum. Uji coba tiga metode

penilaian kualitas air minum, yaitu GWMK/green water monitoring kit,invertebrata makro dan indikator setempat, menunjukkan bahwa penggunaanindikator setempat memberikan hasil yang bersesuaian dengan kualitas air minumberdasarkan standar kesehatan Laos (metode GWMK). Penggunaan metodeinvertebrata makro menunjukkan hasil sebaliknya.Mencermati karakter lingkungan, sebagaimana disampaikan di atas, kitadapat memahami bahwa terdapat keragaman produktivitas lahan dan kualitassumber air minum setempat. Tindakan pengelolaan sumberdaya lahan dan airsungai tidak bisa digeneralisir dan akan lebih tepat dengan memperhatikankarakter lingkungan dan kegiatan masyarakat setempat di tingkat desa.Pengelolaan akan lebih efektif dan efisien bila didasarkan pada informasipendukung yang dapat diandalkan dan berdasar pada kondisi aktual. Pemantauanpartisipatif diharapkan dapat menjadi alat penyedia informasi tersebut dandirumuskan untuk dilakukan pada tingkat desa, khumban dan kabupaten.Kegiatan dibagi bersama antara masyarakat dan kepala desa, untuk kegiatan ditingkat desa, dan dengan staf TSC untuk kegiatan di tingkat Khumban. StafDAFO akan berperan di tingkat kabupaten.Masyarakat akan menggunakan indikator dan indeks setempat dalampemantauan produktivitas lahan dan kualitas sumber air minum. Sebanyak 52tumbuhan indikator telah diidentifikasi dan diuji aplikasinya dalam menentukanindeks produktivitas lahan setempat. Sementara 18 indikator, termasuk beberapajenis binatang dan karakteristik lingkungan, digunakan untuk menentukan indekskualitas sumber air minum. Staf TSC akan melakukan pemantauan denganpendekatan ilmiah, yaitu dengan PUTK (perangkat uji tanah kering) untukpendugaan tindakan pengelolaan tanah yang diperlukan sebagai tindak lanjut hasilpemantauan yang dilakukan oleh masyarakat. Selain itu GWMK juga akandigunakan untuk pendugaan tindakan pengelolaan sumber air minum.Pemantauan partisipatif memiliki beberapa kelebihan untuk mengatasimasalah pemantauan dampak penatagunaan lahan di Laos dan beberapa negaraberkembang lainnya, misalnya kesederhanaan, aplikatif, relatif murah dan cepat,serta akurat. Aplikasi sistem pemantauan partisipatif akan dapat mendukungpencapaian target tataguna lahan dengan menyediakan informasi mengenaiperubahan yang terjadi pada sumberdaya lahan dan air. Ketersediaan informasiakan berimplikasi pada penentuan tindakan pengelolaan yang lebih tepat untukpencapaian tujuan penatagunaan lahan.

Hak Cipta Milik IPB, tahun 2011Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkanatau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atautinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentinganyang wajar IPB.Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atauseluruh karya dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

FORMULASI PEMANTAUAN PARTISIPATIFKUALITAS LAHAN DAN AIRUNTUK PROGRAM PENATAGUNAAN LAHAN DI LAOSIMAM BASUKITesissebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarMagister Sains padaProgram Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan LingkunganSEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2011

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Titik Sumarti, M.S

Judul Tesis: Formulasi Pemantauan Partisipatif Kualitas Lahan dan Air untukProgram Penatagunaan Lahan di LaosNama: Imam BasukiNIM: P052080271DisetujuiKomisi PembimbingDr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc.KetuaDr. Manuel Jean BoissiereAnggotaDr. Ir. Herry Purnomo, M.Sc.AnggotaDiketahuiKetua Program Studi PengelolaanSumberdaya Alam dan LingkunganDekan Sekolah PascasarjanaProf. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.Dr. Ir. Dahrul Syah M.Sc. Agr.Tanggal Ujian: 11 November 2011Tanggal Lulus:

PRAKATASegala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalakarunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangkamemenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Sains pada Program StudiPengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana InstitutPertanian Bogor.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc, Dr. Manuel Jean Boissiere dan Dr. Ir. HerryPurnomo, M.Sc selaku komisi pembimbing yang telah memberikan ilmu,arahan dan motivasi dalam penyusunan tesis ini.2. Kedua orang tua, istri dan anak-anakku, keluarga, kerabat dan sahabat, atas doadan dukungannya yang tidak pernah berhenti kepada penulis.3. Dr. Douglas Sheil dan Dr. Robert Nasi yang selalu memberikan semangat danbantuan untuk penyelesaian studi.4. Dr. Jean Laurent Pfund, John Watt, Dr. Jean Christophe Castella, VongvilayV., Fabien Bastide, Yulia Fitriana, Amandine Boucard, Sayasith P., KhamsaoM., Bhountan, dan seluruh rekan dalam proyek Landscape Mosaic.5. Projek Landscape Mosaic dan Biodiversity Monitoring yang telah memberikanbantuan dana dan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.6. Seluruh masyarakat di desa-desa Khumban Muangmuay, para staf TSC danDAFO Kabupaten Viengkham atas kolaborasi baiknya.7. Nining Liswanti, Andre Ekadinata, M. Agus Salim, Rahayu Subekti, TonniAsmawan, Anang, Rahman Pasha, Sofi Mardiah, Michael Padmanaba, yangtelah membantu dalam diskusi ihwal penelitian.8. Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS selaku ketua Program Studi PSL, Dr. Ir. TitikSumarti, M.S. selaku penguji dari luar komisi pembimbing, dan Dr. Ir. EttyRiani, M.Sc. selaku penguji dari program studi.9. Rekan-rekan PSL 2008 yang telah memberikan dukungan dan motivasi.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi masyarakat dan perkembanganilmu pengetahuan.Bogor, 11 November 2011Imam Basuki

RIWAYAT HIDUPPenulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Februari 1974 sebagai anakkedua dari pasangan Bapak H. Ahmad Gunadi B.A. dan Ibu Hj. Mardiyati. GelarSarjana Pertanian diperoleh dari Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor pada tahun 1999.Penulis bekerja sebagai ResearchOfficer di Center for International Forestry Research (CIFOR) sejak tahun 2000hingga saat ini dan telah melakukan berbagai penelitian di bidang kehutanan,tanah dan kehidupan masyarakat hutan di Indonesia, Vietnam, India, dan Laos.Pendidikan pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam danLingkungan, Sekolah Pasca Sarjana IPB, mulai penulis dapatkan pada tahun 2008.Tahun 2009, penulis juga mengikuti Summer School on Millenium EcosystemAssessment, di Peyresq Perancis, yang diselenggarakan oleh Postdam Institute.Penulis aktif dalam kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusiadengan kegiatan pelatihan tentang penelitian dan penggunaan metode multidisiplin bagi mahasiswa dan peneliti. Beberapa kegiatan ilmiah pernah jugadiikuti diantaranya ATBC Conference di India tahun 2007 dan Bali tahun 2010,sebagai penyaji makalah ilmiah.Tahun 2009 mengikuti World AgroforestryCongress di Nairobi. Tahun 2010 mempresentasikan hasil penelitian dalam COPCBD 10 di Nagoya dan tahun 2011 dalam World Biodiversity Congress diKuching serta International Conference of Indonesia Forestry Researcher diBogor. Beberapa karya ilmiah juga telah penulis publikasikan (2003-2011), baiksebagai penulis utama atau penulis pendamping, melalui CIFOR, Earthscan,Cambridge University Press, International Journal of Environment andSustainable Development, Biodiversity and Conservation Journal, Ambio Journal,Journal of Forestry Research, International Forestry Review, Journal of TropicalEthnobiology, dan Info Hutan.

DAFTAR ISIHalamanDAFTAR TABEL.xivDAFTAR GAMBAR.xviDAFTAR LAMPIRAN.xviiiI PENDAHULUAN.11.1 Latar Belakang.11.2 Kerangka Pemikiran.21.3 Perumusan Masalah.41.4 Tujuan Penelitian.61.5 Manfaat Penelitian.6II TINJAUAN PUSTAKA.82.1 Pemantauan Partisipatif, Indikator, Pengetahuan Setempat8dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air.2.2 Laos: Kemiskinan, Konservasi Hutan dan Tataguna Lahan.112.3 Kebijakan Tataguna Lahan dan Pengelolaan Sumberdaya12Alam.2.4 Penelitian Biodiversity Monitoring dalam Projek Landscape16Mosaic.III METODE PENELITIAN.183.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.183.2 Bahan dan Alat.193.3 Rancangan Penelitian.193.3.1 Pengumpulan Data Lingkungan Terkait Tataguna21Lahan.3.3.2 Persepsi Masyarakat Desa tentang Nilai Penting Lahan22dan Sumber Air, serta Pengambilan Contoh Tanah danAir.3.3.3 Indikator Kualitas Tanah dan Sumber Air Minum24Setempat.3.3.4 Peran serta Staf Pemerintah Kabupaten dan Masyarakatserta Informasi Dasar Sumberdaya Lahan dan Air.xi26

3.4 Analisis Data.28IV HASIL DAN PEMBAHASAN.314.1 Karakteristik Lingkungan terkait Program Penatagunaan31Lahan: Penutupan Vegetasi, Iklim dan KemiringanLahan.4.1.1 Perubahan Penutupan Vegetasi.314.1.2 Iklim: Curah Hujan dan Temperatur Udara.334.1.3 Kemiringan Lahan.344. 2 Kondisi dan Tren Kualitas Lahan.354.2.1 Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat.354.2.1.1 Distribusi dan Nilai Penting Tanah, serta36Produktivitas

(1984 ha; 11%), tanah berpasir/’dinh say’ (1343 ha; 7%), dan tanah merah . analisis kesuburan dan kesesuaian lahan tidak dapat membedakannya. Indeks setempat itu ternyata juga berhubungan dengan sifat-sifat fisika dan kimia tanah (tekstur, karbon, pH dan kejenuhan basa). . pendugaan tindakan pengelolaan tanah yang diperlukan sebagai .

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

Evolusi Pengendalian Kualitas ( Feigenbaum , 1988 ) Tahun Perioda 1900 Pengendalian Kualitas oleh operator 1900-1920 Pengendalian Kualitas oleh mandor 1920-1940 Pengendalian Kualitas dengan inspeksi 1940-1960 Pengendalian Kualitas dengan statistik 1960 -1970 Pengendalian kualitas total (TQC) 1970-1980 TQ

kemampuan lahan V terdapat di satuan lahan S1VAnRS, S4IIIAnRKb, S5IIILcS, S6IIIAnRS, S7IIAnRS, S8IILckS, F1ILckS. Kelas kemampuan lahan VI terdapat di satuan lahan S2IVAnRS, S3IVAnRKb, S3IVAnRS, S4IIIAnRS. Faktor pembatas dominan adalah tekstur tanah, pH tanah, per

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhu

Pengendalian Kualitas Udara Ambien di Provinsi Papua memiliki arti penting untuk mengetahui kualitas udara sebagai kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Selain itu data pemantauan inimenjadi informasi bagi masyarakat tentang kualitas ud

WinFeed - Feed Formulation Software Program Win Feed Dikembangkan Laboratory of Nutrition, University of Cambridge, UK Program formulasi ransum sederhana yang dapat dipergunakan untuk menyusun ransum ungags atau ruminansia Metode formulasi ransum: Linear Feed Formulation Stochastic Feed Formulation www.wi

2.1 ASTM Standards: C 230 Specification for Flow Table for Use in Tests of Hydraulic Cement3 C 305 Practice for Mechanical Mixing of Hydraulic Cement Pastes and Mortars of Plastic Consistency3 C 349 Test Method for Compressive Strength of Hydraulic Cement Mortars (Using Portions of Prisms Broken in Flexure)3 C 511 Specification for Moist Cabinets, Moist Rooms and Water Storage Tanks Used in .