PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus Rosa .

3y ago
69 Views
3 Downloads
2.10 MB
49 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Philip Renner
Transcription

PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG SEPATU(Hibiscus rosa-sinensis L.) TERHADAP SIKLUS REPRODUKSI MENCIT(Mus musculus L.) SWISS WEBSTERSKRIPSIDiajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Guna MemperolehGelar Sarjana SainsOleh :DINI JANNATUL PUTRINIM.12655JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PADANG2013

ABSTRAKDini Jannatul Putri : Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis L.) terhadap Siklus Reproduksi Mencit (Mus musculusL.) Swiss WebsterLedakan penduduk yang terjadi pada saat ini perlu diatasi salah satunyaadalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Namun dalam pemakaian alatkontrasepsi KB banyak menimbulkan efek samping, sehingga digunakan alternatifalat kontrasepsi tradisional. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai alatkontrasepsi tradisional adalah daun kembang sepatu. Berdasarkan hal tersebutdilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kembang sepatuterhadap siklus reproduksi mencit.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Acak Lengkap(RAL), 4 perlakuan dan 6 ulangan. Ekstrak daun kembang sepatu diberikan terhadapmencit dengan cara gavage satu kali sehari selama 25 hari (empat siklus normal).Dengan dosis 2 mg/kg bb, 4 mg/kg bb dan 6 mg/kg bb. Pengamatan siklus estrusdilakukan dengan pembuatan apusan vagina. Data yang didapatkan diuji dengananalisis sidik ragam (ANOVA) taraf signifikan 0,05 dan dilanjutkan dengn ujiDuncan New Multiple Range Test (DNMRT).Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun kembang sepatu secara nyatamempengaruhi panjang siklus estrus dengan dosis 2 mg/kg bb (P1),4 mg/kg bb (P2)dan 6 mg/kg bb (P3). Hasil uji DNMRT menunjukkan perbandingan lurus dimanasemakin tinggi penggunaan dosis semakin panjang siklus estrus pada hewan uji.Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.),dapat memperpanjang siklus estrus sehingga daun kembang sepatu dapat dijadikansebagai alternatif alat kontrasepsi tradisional.i

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan kurnia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “ Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)Terhadap Siklus Reproduksi Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster”. Penulisanskripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelarSarjana Sains di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Padang.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantudalam penyelesaian skripsi ini :1. Bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si., selaku pembimbing I, yangtelah membimbing penulis dengan sabar selama perkuliahan dan pada saatpenyelesaian skripsi ini.2. Bapak Drs. Sudirman selaku pembimbing II, yang juga telah membimbingpenulis dengan sangat baik dan sabar serta banyak memberikan saran dankritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.3. Bapak Dr. Abdul Razak, S.Si., M.Si., Ibu Dra. Moralita Chatri, M.P.,selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, masukan dankritikan yang membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Biologi yang telah banyakmembantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini.ii

5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang senantiasa memberikandukungan, semangat dan do’a kepada penulis.6. Semua teman dan rekan-rekan Jurusan Biologi, khususnya BiologiScience 2009 yang telah meluangkan waktu dan ikut memberikansumbangan fikiran untuk menyelesaikan skripsi ini.Insyaallah semua bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas akanmendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapatbermanfaat bagi kita semua.Padang, 2 September 2013Penulisiii

DAFTAR ISIHalamanABSTRAK . iKATA PENGANTAR .iiDAFTAR ISI ivDAFTAR TABEL viDAFTAR GAMBAR .viiDAFTAR LAMPIRAN viiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Identifikasi Masalah 4C. Batasan Masalah .5D. Rumusan Masalah .5E. Tujuan Penelitian 5F. Hipotesis .5G. Kontribusi Penelitian 6BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Hibiscus rosa-sinensis L. .7B. Siklus Reproduksi .10BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian .17B. Waktu dan Tempat .17iv

C. Alat dan Bahan 17D. Racangan Penelitian . .17E. Populasi dan Sampel 18F. Prosedur Penelitian .18G. Teknik Analisis Data 22BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil 23B. Pembahasan 24BAB V PENUTUPA. Kesimpulan .28B. Saran .28DAFTAR PUSTAKA .29LAMPIRAN .32v

DAFTAR TABELTabelHalaman1. Aktivitas Ovarium dan Histologi Vagina selama Siklus Estrus .162. Konversi Perhitungan Dosis 203. Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu Terhadap Siklus Reproduksi .234. Tabel Uji Lanjut Duncan Rata – Rata Panjang Siklus Estrus Mencit 24vi

DAFTAR GAMBARGambarHalaman1. Gambar Tanaman Kembang Sepatu .72. Gambar Siklus Estrus 123. Gambar Persiapan terhadap Bahan Uji .194. Gambar Pemeliharaan dan Pemberian Ekstrak terhadap Mencit .215. Gambar Pembuatan dan Pengamatan Apusan Vagina .22vii

DAFTAR LAMPIRANLampiranHalaman1. Analisis Statistik Rata- Rata Panjang Siklus Estrus pada Mencit 322. Gambar Siklus Estrus .363. Dokumentasi Penelitian .37viii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPenduduk dengan berbagai karakteristiknya merupakan variabel yangmempunyai pengaruh yang sangat luas pada segala aspek kehidupan, pertumbuhanpenduduk yang tinggi sangat menyulitkan dalam mencapai kesejahteraan. BangsaIndonesia sebagai Negara berkembang dihadapkan dengan berbagai macampersoalan, dimana persoalan ini hampir dapat dipastikan berhubungan erat denganSumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan teknologi. Diantarapersoalan tersebut masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.Bukan itu saja, problema kependudukan makin besar dan mendesak, tanpa diiringidengan pengendalian pertumbuhan penduduk, sehingga semua hasil pembangunanyang dicapai Indonesia dengan susah payah tidak akan berarti apa-apa (Ali,1995:24).Berbagai kebijakan telah ditempuh guna mengatasi problematika tersebut.Salah satu kebijakan dari pemerintah adalah mencanangkan program KeluargaBerencana (KB). Maksud keluarga berencana adalah untuk meningkatkan kualitaspenduduk dan mutu sumber daya manusia yang dilaksanakan melalui pengaturankelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraankeluarga. Kebijakan tersebut dapat tercapai dilihat dari peningkatan jumlah pesertaKB. Di Indonesia untuk pelaksanaan program KB, telah digunakan cara seperti : pil,suntikan, implant (susuk), IUD dan lain-lain. Dilihat dari distribusi pemakaian alatatau obat kontrasepsi yang diminati oleh peserta KB adalah penggunaan pil atau1

kontrasepsi oral lebih dominan, dibandingkan dengan penggunaan alat kontarsepsilainnya (BKKBN Sumbar, 2004:5).Meningkatnya jumlah peserta KB mengakibatkan terjadinya peningkatanpelayanan dan pengadaan sarana kontrasepsi. Hal ini secara otomatis menyebabkanterjadinya peningkatan penggunaan bahan baku alat kontrasepsi oral. Terkait denganmasalah di atas, dari 40.000 jenis flora yang tumbuh didunia, 30.000 jenisdiantaranya tumbuh di Indonesia dan 25% telah dibudidayakan. Lebih dari 940 jenisdari 7000 jenis tumbuhan yang sudah dibudidayakan digunakan sebagai obat alamatau obat tradisional (Santoso, 1999). Adnan (2010) menyatakan Lebih kurang 225jenis tumbuhan dari 75 famili dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi dimasadepan, khususnya di Indonesia yang sangat kaya akan flora. Diduga salah satutumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat kontrasepsi tradisional adalah daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.).Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan didapatkan jenis-jenistumbuhan yang berkasiat untuk kontrasepsi seperti Ageratum conyzoides L.(Ahda,1993), Momordica charantia L. (Asmarinah,1995), Curcuma zedoaria (Asra,2005) dan berbagai jenis solanum, diantara yang telah di eksploitasi adalah Solanumlaniciatum, Solanum khianum, Solanum aviculate, Solanum marginatum danSolanum nigrum (Wiryowidagdo,1995:324).Tanaman bunga kembang sepatu merupakan tumbuhan perdu yang biasanyadigunakan sebagai pagar hidup. Daunnya berbentuk bulat telur, dengan tepinyabergerigi. Sedangkan bunganya ada yang berwarna merah, merah jingga. Daun2

ahtua(Tambupubolon, 1995). Sachdewa, and Khemani (2003) menyatakan “daun kembangsepatu digunakan masyarakat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, danobat sariawan.” Oleh masyarakat Nigeria, daun kembang sepatu digunakan sebagaipenambah vitalitas pria (aprodisiaka).Ekstrak daun kembang sepatu mengandung senyawa Benzen yang telahdibuktikan dapat menghambat implantasi, selain itu kandungan senyawa Benzentersebut bersifat abortifacient dan dapat mengganggu siklus estrus pada mencit betina.Pada tikus jantan menyebabkan penurunan diameter tubulus seminiferus, kerusakanjaringan testis, sel-sel spermatogenik, dan sel-sel Leydig (Farnsworth et al.,1982).Menurut Gupta et al., (1985), senyawa benzen juga menghambat spermatogenesis,menurunkan motilitas sperma, menurunkan kadar protein dan Asam Sialat di dalamtestis.Bagian tumbuhan bunga kembang sepatu yang paling banyak mengandungBenzen yang diduga sebagai anti implantasi adalah bagian daunnya. Benzenmerupakan bahan baku dalam pembuatan obat-obat kontrasepsi dan berperan untukmencegah kehamilan ( Wijaya, 1997). Menurut Johnson and Everitt (1988) Benzenpada daun kembang sepatu memiliki potensi yang sangat besar yang perlu dikajiaspek-aspek biologisnya, terutama sebagai bahan kontrasepsi maupun sebagai bahanobat-obatan. Kandungan Benzen dapat meningkatkan konsentrasi Esterogen,sehingga konsentrasi Esterogen yang tinggi dapat mempercepat transpor telur,sehingga ovum tiba di dalam uterus pada saat uterus belum reseptif untuk3

berlangsungnya implantasi, menyebabkan implantasi tidak berlangsung atau terjadikehilangan gestasi .Peneliti menggunakan mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster karenamemiliki fisiologi tubuh yang hampir sama dengan fisiologi manusia. MenurutNishimura dan Shiota (1997), kehilangan gestasi pada mencit dapat berlangsungsecara alami sebesar 10,8-23,1 %. Suatu zat dapat dikategorikan sebagai bahan antiimplantasi bila dapat menghambat implantasi sebesar 50%. Sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang reproduksi, belum banyakinformasi mengenai manfaatdaun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)terhadap siklus reproduksi, terutama dalam siklus reproduksi mencit betina.Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrakdaun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap siklus reproduksi mencit(Mus muculus) Swiss Webster.B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan beberapapermasalahan yaitu:1. Ekstrak daun kembang sepatu digunakan sebagai pengganti alatkontrasepsi kimia berupa bahan alami.2. Belum ditemukan penelitian yang menguji tentang pengaruh ekstrak daunkembang sepatu terhadap siklus reproduksi.3. Belum ada informasi tentang efek ekstrak daun kembang sepatu sebagaiobat kontrasepsi tradisional.4

4. Belum diketahui dosis yang tepat untuk dapat mempengaruhi siklusreproduksi.5. Penggunaan bunga kembang sepatu hanya dalam bentuk ekstrak segaryang berasal dari daun.C. Batasan MasalahPerubahan siklus reproduksi mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina.D. Rumusan MasalahBagaimanakah pengaruh ekstrak daun kembang sepatu(Hibiscusrosasinensis L.) terhadap siklus reproduksi mencit betina (Mus musculus L.) SwissWebster ?E. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak daun kembangsepatu terhadap siklus reproduksi mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster .F. ensisL.)dapatmemperpanjang masa siklus reproduksi mencit (Mus musculus L.) Swiss Websterbetina.5

G. Kontribusi penelitian1. Sumbangan bagi ilmu pengetahuan terutama dibidang kajian reproduksi2. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat akan obat-obatan tradisional.3. Bidang farmasi, sebagai informasi dalam pemanfaatan dan pengembanganekstrak daun kembang sepatu menjadi bahan kontrasepsi herbal dalamKeluarga Berencana.6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Hibiscus rosa-sinensisa. MorfologiGambar 1. Tanaman Bunga Kembang SepatuKembang sepatu ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar karenabunganya beraneka warna. Tanaman ini bisa ditemukan dari dataran rendah sampaipegunungan. Perdu tegak, tinggi 1-4 meter, bercabang banyak, daun tunggal,bertangkai tinggi, panjang 1-3,7 cm, dan letak berseling. Helaian daun berbentukbulat telur, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi bergerigi kasar, tulang daunmenjari, panjang 3,5-9,5 cm, lebar 2-6 cm, dan bewarna hijau. Daun penumpuberbentuk garis, bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, tegak atau sedikitmenggantung dengan tangkai bunga beruas, ada yang bewarna merah, oranye,kuning, putih, dan sebagainya. Bunga bisa dimakan mentah atau setelah dikukus.Bunga sering digunakan untuk mewarnai kain, makanan (jelly, buah kering), maskara7

atau untuk menggosok sepatu agar mengkilap sehingga disebut kembang sepatu(Dalimarta, 2006, hal:28).Kembang sepatu dikenal dengan tanamanhias di daerah tropis dansubtropis. Bunganya besar dan merah dengan berbagai variasinya mulai dari putih,kuning, orange, kemerahan, serta tidak beraroma. Nama daerahnya antara lainbungong raja, bunga-bunga, soma-soma, bunga raja, kembang sepatu(Sumatra),uribang, kembang wera, wora-wari bunga rebhang, mandhaleka (Jawa), pucuk,waribang (Nusa Tenggara), amburanga, embuhanga, kuyanga, ulango, bunga bisu,bunga sepatu (Sulawesi), hua hualo, ubo-ubo (Maluku), dan dioh, gerasa, kando(Irian) (Agoes, 2010).b. KlasifikasiKedudukan tanaman bunga kembang sepatu dalam sistematika tumbuhan adalah:Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSubdivisi: AngiospermaeClass: DicotyledonaeOrdo: MalvalesFamily: MalvaceaeGenus: HibiscusSpecies: Hibiscus rosa-sinensis L.(Lawrence,1951)8

c. Kegunaan tanaman .Kembang sepatu biasanya dikenal sebagai tanaman hias. Meskipundemikian, tanaman kembang sepatu digunakan untuk pengobatan. Daun kembangsepatu mengandung suatu senyawa alkaloid (Ayensu,1981), menurut Tampubolon(1981) Kalsium Oksalat, Peroksidase, lemak, dan protein.Khasiat dari bunga kembang sepatu adalah sebagai obat yang dikenal olehmasyarakat. Mereka menggunakan rebusan daunnya untuk mengobati batuk, TBC,sariawan, demam, keguguran, gonorrhea (Steenis dan Kruseman, 1957). Daunnyadapat digunakan untuk mengompres sakit kepala (Tampubolon, 1981), nyawahibicetin(Tampubolon, 1981). Rebusan bunga tersebut berkhasiat untuk mengobati batuk,bronchitis, rhinitis dan enteritis (Ayensu, 1981).d. Kandungan kimiawi Hibiscus rosa-sinensis L.Benzen adalah senyawa Hidokarbon dengan rumus molekul C6H6 yangdikemukakan pertama kalinya oleh Michael Faraday pada tahun 1825. Jikadibandingkan dengan senyawa Hidrokarbon lain yang mengandung 6 atom C dapatdiduga bahwa Benzen derajat tidakjenuhannya tinggi. Kenyataan menunjukkanbahwa sifat-sifat kimia Benzen sangat berbeda dengan Hidrokarbon tidak jenuh(Parlan dan Wahjudi, 2003:97). Menurut Antony dan Michael (1992), Benzentermasuk senyawa aromatik, polisiklik adalah turunan Benzene yang karbonnyadigunakan bersama diantara cincin Benzen. Naftalena yaitu kapur barus, adalah9

aromatik - bercincin – terlakur yang paling sederhana, dan rangka karbon fenantrenamembentuk struktur dasar pada Steroid, diantaranya yaitu hormon seks.Steroid berasal dari kata sterol, sterol adalah bentuk padat dari zat organik yangberasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan, misalnya Cholesterol, Ergosterol dansebagainya.Pada umumnya steroid mempunyai struktur inti yang sama yaitu:Cyclopentano, Perhydro, Phenantherene. Perubahan daya kerja steroid tergantungdari jumlah karbon yang terdapat dalam struktur dan letak grup fungsionalnya. Grupfungsional ada beberapa macam yaitu : Aldehyde, Hydroxyl, Ketone, Chlore,Hydrocarbon yang jenuh (hubungan rangkap, hubungan 3 rangkap), Asam Carbondan Methyl (Partodihardjo, 1982, hal: 127).2. Siklus reproduksi pada mencitSiklus reproduksi pada hewan betina disebut siklus estrus yaitu rangkaiankejadian-kejadian yang berhubungan dengan persiapan dan pematangan ovum(Djuhanda, 1981). Menurut Ganong (1968) mamalia selain primata tidak mengalamihaid atau daur seksual tetapi mengalami siklus estrus. Estrus berarti “panas” yangmencolok pada saat ovulasi, biasanya terjadi keinginan seksual (berahi) pada hewanbetina. Pada spesies-spesies yang mengalami ovulasi spontan dan siklus estrusmisalnya mencit. Menurut Shearer (2008) pada sistem reproduksi memiliki 4 fungsidasar yaitu menghasikan sel telur yang membawa setengah dari sifat genetikketurunan, menyediakan tempat pembuahan selama pemberian nutrisi danperkembangan fetus serta untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi10

terletak paralel diatas rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduk, danuterus .Adnan (2010) menyatakan bahwa pada hewan betina dewasa seksual dikenaladanya siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat padaindividu betina dewasa seksual tidak hamil, yang meliputi perubahan-perubahansiklik pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina dibawah pengendalian hormon reproduksi.Siklus estrus merupakan periode yang ditandai oleh keinginan kelamin danpenerimaan pejantan oleh hewan betina (Toelihere, 1990). Pada satu daur estrus,yaitu dari satu estrus ke estrus berikutnya ditemukan empat periode , yaitu proestrus,estrus, metestrus dan diestrus. Pada hewan ini pembuahan hanya terjadi pada periodeetrus, dan pada periode ini terjadi pematangan dan pelepasan ovum yang dikenaldengan ovulasi. Pada uterus terjadi penebalan dinding supaya dapat menerimakehamilan (Gani, 2001).Menurut Rugh (1969) Siklus menstruasi pada manusia hampir sama dengansiklus estrus pada mencit. Hanya saja siklus estrus pada mencit ada 4 tahap yaitu :a. Fase proestrus, ditandai dengan pertumbuhan sel-sel yang aktif pada salurangenital, uterus membengkak, vagina terbuka dan berwarna kemerahan danbasah. Secara mikroskopis tampak sel-sel epitel berinti dalam jumlah yangbanyak. Lama fase ini 1-1,5 hari.b. Fase estrus, merupakan saat ovulasi yang distimulasi oleh LH dan beberapasel telur dibebaskan, lamanya 1-3 hari. Pertumbuhan sel-sel masih aktif pada11

saluran genital, vulva membengkak, vagina terbuka dan warna nya lebihmerah dan basah. Pada apusan vagina ditemukan sel-sel epitel menanduk.c. Fase metestrus, terjadi perubahan degeneratif pada saluran genetalia secaramikroskopis tampak sedikit leukosit dan sel epitel. Fase ini berlangsung 1sampai 5 hari.d. Fase diestrus, merupakan periode pertumbuhan yang lambat, ditandai denganadanya mukosa pada vaginal smear, secara mikroskopis tampak leukosit danepitel. Fase ini berlangsung 2 sampai 4 hari.Gambar 2. Tahapan siklus estrus (Anonimous. 2008)Pada preparat apusan vagina dari mencit secara mikroskopis periode etrus tersebutdapat dibedakan sebagai berikut :a. Periode proestrus, sel-sel epitel normal dan mempunyai intib. Periode estrus, sel-sel epitel menanduk, ukuran besar dan tidak berintic. Periode metestrus, sel-sel epitel menanduk dan ditemukan leukosit12

d. Periode diestrus, sel-sel epitel berinti dan ditemukan leukositProestrus adalah fase persiapan. Fase ini biasan

1. Ekstrak daun kembang sepatu digunakan sebagai pengganti alat kontrasepsi kimia berupa bahan alami. 2. Belum ditemukan penelitian yang menguji tentang pengaruh ekstrak daun kembang sepatu terhadap siklus reproduksi. 3. Belum ada informasi tentang efek ekstrak daun kembang sepatu sebagai obat kontrasepsi tradisional.

Related Documents:

c. Kelompok III adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daun ciplukan dengan dosis 300mg/kg/hari. d. Kelompok IV adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daun ciplukan dengan dosis 350mg/kg/hari 4. Tahap Pemberian Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata) Pemberian ekstrak daun Ciplukan ini dilakukan selama 30 – 35,55 hari

pengaruh pemberian ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina) terhadap kadar kolesterol total tikus putih galur wistar jantan yang diberikan pakan tinggi kolesterol serta mencari dosis optimum dari ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina) dalam menurunkan kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan . 1.2 Rumusan Masalah

penelitian tentang pemberian ekstrak daun sanrego ini dipandang penting dilakukan. 1.2 Tujuan Penelitian . Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan efek pemberian ekstrak . daun . sanrego terhadap perilaku . seksual dan perilaku makan rusa timor jantan di penangkaran. 2. Menganalisis . dan menentukan. dosis pemberian ekstrak daun .

Intan Lampung. Skripsi yang berjudul "PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) SEBAGAI OVISIDA TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti ", Sebagai sumber belajar Biologi materi pencemaran lingkungan pada peserta didik kelas X semester ganjil. Shalawat beserta salam semoga dapat tercurah kepada

(Abulude et al., 2009), sedangkan hasil penelitian Novitasari (2012) menunjukkan adanya aktivitas ekstrak etanol daun jambu monyet terhadap Streptococcus mutans dan Shigella sonei dengan nilai KHM berturut-turut adalah 0,3% dan 0,5%. Ekstrak etanol 96% daun jambu monyet ju

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP HISTOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH ( Rattus novergicus) YANG DIPAPAR TIMBAL ASETAT (Dikembangkan Menjadi Media Poster pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi) SKRIPSI DISUSUN OLEH : FITRINA LAZUARNIE 201210070311066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

TUGAS AKHIR - SB141510 PENGARUH EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) TERHADAP MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN LARVA Spodoptera litura F. ROQIB MUTA'ALI 1509100026 Dosen Pembimbing: Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.Si. JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

Tourism 2020 is a whole-of-government and industry strategy to build the resilience and competitiveness of Australia’s tourism industry and to increase its economic contribution to Australia’s economy. When the Tourism 2020 goal was introduced, it was set at between 115 billion to 140 billion in overnight visitor expenditure, reflecting a range of scenarios, from holding market share to .