BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

3y ago
35 Views
3 Downloads
462.14 KB
18 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bennett Almond
Transcription

BAB IIIMETODE PENELITIANa.Jenis PenelitianPenelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam jenis penelitianEksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukandengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanyakontrol (Nazir, 2003). Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksperimentaladalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentuterhadap hal lain yang dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan menurutArikunto (2006) mengatakan bahwa, penelitian eksperimental adalah suatucara untuk mencari hubungan sebab-akibat antara dua faktor yang sengajaditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi ataumenyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Hal ini sesuai dengan yangdilakukan karena penelitian ini mengungkapkan ada atau tidaknya pengaruhdari variabel yang dipilih untuk dijadikan penelitian, singkatnya mencaripengaruh akan variabel-variabelnya. Adapun yang menjadi objek penelitianadalah pengaruh ekstrak daun Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap aspekreproduksi mencit (Mus musculus) Balb/C jantan.b. Desain PenelitianPenelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh ekstrak daunCiplukan terhadap aspek reproduksi mencit Balb/C jantan. Mencit ini didiberikan ekstrak daun secara oral kepada empat kelompok hewan uji dengandosis yang berbeda-beda selama 30 hari. Kemudian setelah diberikan ekstrakdaun ciplukan secara oral, dilakukan pengujian pada organ reproduksi, yaknitestis dan kauda epididimis. Testis diukur bobot, diameter dan ketebalan selgerminal untuk megetahui adanya perubahan sel spermatogenik. Sedangkankauda edidimis diamati motilitas, jumlah sperma, dan abnormalitasspermanya.Setelah data di dapatkan, maka data dianalisis dengan menggunakan ujiANOVA pada SPSS 22 for Windows.Anisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu32

33c. Populasi dan SampelPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Musmusculus) Balb/C jantan. Sampel penelitian ini adalah mencit jantan yangdipelihara di Rumah Mencit Laboratorium Kebun Botani UPI dengan umur 4– 6 minggu dengan sebanyak 24 ekor. Adapun besar sampel keseluruhanyang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan rumus (Federer, 1991)sebagai berikut: Keterangan:15(n-1) (4-1) 15t: Jumlah kelompok uji 3n-315n: Besar sampel per 3n18kelompok N6Besar sampel ideal menurut hitungan rumus Federer diatas adalah 6 ekor(n-1) (t-1)mencit atau lebih. Dengan demikian jumlah mencit jantan untuk semuakelompok uji secara keseluruhan adalah minimal 24 ekor. Dimana 24 ekormencit tersebut dibagi kedalam 4 kelompok uji, yang masing-masingkelompok uji terdiri dari 6 ekor mencit.d. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap(RAL), Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan ekstrak daunCiplukan (Physalis angulata L.) kepada mencit (Mus musculus) secara oralmenggunakan sonde lambung/gavage. Kelompok perlakuan terdiri dari 3kelompok yang masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan pemberianekstrak daun Ciplukan (Physalis angulata L.) dengan dosis 250 mg/Kg bb,300 mg/Kg bb, atau 350 mg/Kg bb. Selain itu, terdapat pula kelompokkontrol yang terdiri dari kelompok mencit yang tidak diberi ektstrak daunCiplukan (Physalis angulata L.) setiap harinya. Setelah itu, dilakukanrandomisasi untuk pengelompokan. Tabel 3.1. adalah tabel yang berisi baganpengelompokan dengan kode 1-24 pada mencit yang akan menempatikandang yang telah diberi kode A, B, C, D :Anisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

34Tabel 3.1 Kode Pengelompokan Mencit 7A18B19C20D21A22B23C24DKeterangan:A: Dosis 0mg/kg bb/hari ( Kontrol )B: Dosis 250mg/kg bb/hariC: Dosis 300mg/kg bb/hariD: Dosis 350mg/kg bb/hari1,2,3, dst: Nomer atau Kode MencitSedangkan Tabel 3.2. adalah hasil dari pembagian kelompokhewan uji berdasarkan perlakuan, dosis, dan organ yang akan diuji:Tabel 3.2 Pembagian kelompok hewan anLamaPerlakuanOrganyang diuji0mg/kgbb/hariTidak diberiEkstrak daunCiplukan, makandan minum adlibitum30 hariKaudaepididimisdan Testis250mg/kgbb/hariDiberi ekstrak daunCiplukan dengandosis 250mg/kgbb/hari, sebanyakdua kali sehari30 hariKaudaepididimisdan Testis300mg/kgbb/hariDiberi ekstrak daunCiplukan dengandosis 300mg/kgbb/hari, sebanyakdua kali sehari30 hariKaudaepididimisdan TestisAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

35IV6350mg/kgbb/hariDiberi ekstrak daunCiplukan dengandosis 350mg/kgbb/hari, sebanyakdua kali sehari30 hariKaudaepididimisdan Testise. Waktu dan Lokasi PenelitianPenelitian mulai dilaksanakan dari bulan Januari hingga Mei 2017 diRumah Mencit sebagai tempat pemeliharaan dan pemberian perlakuan hewanuji, Laboratorium Riset dan Bioteknologi sebagai tempat pembuatan esktrakdaun, pengamatan aspek reproduksi mencit, pembedahan dan pembuatanpreparat histologi testis, dan Laboratorium Struktur Hewan untuk prosesinfiltrasi preparat, Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas PendidikanMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.f. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang hewan, tempatminum hewan, sonde lambung, Syringe, alat bedah minor, timbangan analitik,gelas ukur berbagai ukuran (Pyrex), petri disc (Pyrex), Kaca arloji,Haemocytometer Improved nebauer (NESCO), lensa Okuler, Stagemicrometer, kaca objek, kaca penutup, mikropipet (Effendorf) 1000µL,mikrotom, coplin jar, dan mikroskop binokuler. Sedangkan alat penunjanglainnya adalah alat dokumentasi, dan alat tulis.Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mencit (Musmusculus) galur Balb/C jantan yang berumur 4-6 minggu diperoleh dariLaboratorium Hewan Biofarma Lembang, ekstrak daun Ciplukan (Physalisangulata)yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya. Sedangkan bahanpenunjang adalah pakan mencit, aquadest, NaCl fisiologis 0,9%, PhosfateBuffer Saline, larutan Eosin Y 1%, Formalin 4%, Alkohol dengan berbagaikonsentrasi (60%-70%-80%-90%-96%-100%), xylol, entelan, kapas, dantissue. Daftar alat dan bahan yang digunakan selama penelitian selengkapnyaterdapat pada Lampiran 2Anisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

36g. Alur PenelitianTAHAPAN AWALObservasi Literatur&Pembuatan ProposalTAHAPAN PRAPembuatan EsktrakDaun CiplukanPersiapan Alat danBahanAklimasiPersiapan PemeliharaanmencitTAHAPAN PERLAKUANTAHAPAN PERLAKUANPemberian ekstrak daun ciplukan secara oral dengan dosis yang berbeda-bedaPengamatan Jumlah sperma, motilitas sperma, abnormalitas sperma pada kelompokKontrolPengamatan Jumlah sperma, motilitas sperma, abnormalitas sperma pada kelompokDosis RendahPengamatan Jumlah sperma, motilitas sperma, abnormalitas sperma pada kelompokDosis SedangPengamatan Jumlah sperma, motilitas sperma, abnormalitas sperma pada kelompokDosis TinggiAnisa Suci Sugiharti, 2017ANALISISPENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATAL.)DATATERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

37h. Prosedur Penelitian1. Tahap Persiapan Hewan Uji CobaHewan yang digunakan adalah 24 ekor mencit (Mus musculus) Balb/Cjantan dengan berat sekitar (30-50 gr). Mencit ini didapat pertama kali dariBiofarma Lembang, dengan umur 4-6 minggu. Sebelum masuk ke dalamtahap perlakuan, hewan percobaan diaklimatisasi selama 1 minggu.Penimbangan berat badan dilakukan selama aklimatisasi dan selamaperlakuan. 24 ekor mencit (Mus musculus) ini dipelihara dalam 4 kandangyang terbuat dari bak plastik berukuran 28 cm x 30 cm x 12 cm denganditutupi kawat pada bagian atas yang dipelihara di rumah hewan, berisimedium berupa serutan kayu, dan masing-masing kandang berisi 6 ekor.Keadaan selama aklimatisasi dan perlakuan dikontrol pada kisaranlingkungan yang tetap dengan tujuan agar hewan uji beradaptasi dengankondisi yang akan ditempati selama percobaan. Selama percobaan suhuruangan berkisar antara 210C- 250C. Makanan yang diberikan berupa peletdan minum berupa air matang dengan cara ad libitum. Pencahayaandilakukan selama 12 jam/hari dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.2. Tahap Persiapan Ektrak Daun CiplukanPengambilan sampel daun ciplukan dilakukan dari tanaman dengansumber yang sama, daun tanaman tersebut dicuplik dan di seleksi agardaun yang didapatkan adalah daun yang segar dan tidak terserangpenyakit. Pastikan sumber sampel tanaman yang dicuplik adalah benar.Pengambilan ekstrak daun dilakukan dengan ekstraksi air, yangmerupakan merupakan modifikasi dari metode Halim et al., (2012). Hal inidilakukan karena dengan pelarut air biasa dilakukan oleh masyarakat luas.Proses pembuatan ekstrak diawali dengan proses pembuatan serbuk.Pertama-tama daun yang telah dicuplik dikeringkan sampai benar-benarkering dan diblender hingga halus atau membentuk serbuk. Setelah bubukkemudian dilakukan penimbangan sesuai dengan dosis yang telahditentukan. Ekstrak yang sudah ditimbang dimasukan kedalam plastikAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

38zipper dan dilarutkan dengan air. Kegiatan ini dilakukan di LaboratoriumRiset dan Bioteknologi FPMIPA UPI.3. Penentuan DosisPenentuan dosis dan pemberian ektrak daun ciplukan menggunakan3 dosis. Penentuan dosis ini didasarkan pada artikel penelitian yangdilakukan oleh (Naser et al.,2008). Pemberian dosis ekstrak daun ciplukandilakukan secara oral menggunakan sonde lambung kepada 4 kelompokuji:a. Kelompok I adalah kelompok kontrol netral yang tidak diberikanperlakuan apapun.b. Kelompok II adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daunciplukan dengan dosis 250mg/kg/hari.c. Kelompok III adalahkelompok hewan yang diberikan ekstrakdaun ciplukan dengan dosis 300mg/kg/hari.d. Kelompok IV adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daunciplukan dengan dosis 350mg/kg/hari4. Tahap Pemberian Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata)Pemberian ekstrak daun Ciplukan ini dilakukan selama 30 – 35,55 harisesuai dengan siklus spermatogenesis mencit (Rugh, 1968), secara oralmenggunakan sonde lambung. Ekstrak diberikan pada mencit dengan dosisyang berbeda-beda pada setiap kelompoknya sesuai dengan berat badanmencit, dengan salah satu kelompok lainnya hanya menerima aquadestsaja tanpa ekstrak daun Ciplukan. Ekstrak yang diberikan sebelumnyadisuspensikan terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut aquadest,yang disesuaikan dengan volume maksimal lambung mencit.Pemberian ekstrak ini juga diberikan sebanyak dua hari satu kalisetiap pagi hari sebelum diberikan pakan, dengan disesuaikan pada waktuparuh yang merujuk pada artikel penelitian (Beasley, 1999) yangmenyatakan bahwa waktu paruh untuk tanaman sejenis Physalismemerlukan waktu selama 6jam – 3 hari lamanya. Penyesuaian waktuAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

39paruh sendiri adalah untuk menghindari terakumulasinya ekstrak daunCiplukan dalam tubuh mencit agar terhindar dari kematian.5. Tahap Analisis Aspek Reproduksia. Perhitungan Bobot TestisSetelah masa pemberian ekstrak tersebut berakhir, maka halyang dilakukan pertama kali adalah dilakukannya bedah pada mencituntuk diambil bagian organ reproduksinya yaitu testis. Testis diambilkarena bertujuan untuk diukur bobotnya dan nantinya akan dibuatsayatan histologi. Pengukuran bobot testis dilakukan denganmenimbang kedua testis pada timbangan analitik yang terdapat dilaboratorium untuk dibandingkan bobotnya dengan bobot testis yangdiberi perlakuan dan kontrol. Setelah bobot testis dihitung, organ testisdimasukan ke dalam botol plastik yang berisi larutan formalin ripenimbangan bobot organ tadi akan diolah menggunakan uji statistikuntuk melihat signifikansinya.b. Tahap Pembuatan Suspensi spermaSetelah pengukuran bobot testis selesai dilakukan, langkahselanjutnya adalah pembuatan suspensi sperma untuk dilakukanpengamatan motilitas sperma dan perhitungan konsentrasi sperma.Langkah awal yang dilakukan adalah pastikan alat dan bahan untukpembuatan suspensi telah disediakan, seperti larutan NaCl 0.9%sebanyak 500 µl yang telah ditempatkan pada petri disc atau kacaarloji, kemudian bunsen yang sudah dinyalakan untuk menjaga suhuNaCl tetap hangat. Mikropipet berbagai ukuran, juga peralatanlainnya.Pertama-tama bagian kauda epididimis dipisahkan dari organreproduksi mencit, kemudian ditempatkan pada kaca arloji yangsudah berisi 500 µl NaCl 0.9%, kemudian spermatozoa denganAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

40menggunakan scalpel dan dilakukan penekanan secara perlahanhingga cairan semen keluar dan tersuspensi. Kemudian, ggaspermatozoa tersuspensi dengan baik.c. Perhitungan Motilitas SpermaSetelah mendapatkan suspensi sperma, suspensi tersebut diambilsebanyak 5-10 µl lalu diteteskan pada kaca objek dan dilakukanpengamatan dengan bantuan mikroskop. Motilitas sperma ditentukanatau dinilai berdasarkan kriterianya seperti bergerak aktif, zigzag,lincah, atau hanya diam saja. Kemudian hasilnya dicatat dalam tabelpengamatan. Berikut adalah metode penilaian motilitas spermamenurut Soeharno (1987 dalam Fitria, 2011) sebagai berikut:a. Grade 0 : Spermatozoa tidak bergerak sama sekali.b. Grade 1 : Spermatozoa bergerak sangat lambat/ bergerak sedikitsekali.c. Grade 2 : Spermatozoa bergerak ke depan dengan kecepatansedang/bergerak zigzag dan berputar putar.d. Grade 3 : spermatozoa bergerak ke depan atau lurus sepertiroket.Penilaian motilitas sperma ditentukan dari 5-10 µl suspensispermatozoa atau dari 50 spermatozoa yang teramati pada mikroskopguna mengurangi data bias. Setelah mendapatkan hasil penilaianpergerakan sperma, maka dilakukan perhitungan persentase (%)spermatozoa yang motil dan imotil dengan metode (WHO, 2010)dimana kelas A merupakan kelas sperma yang Progressive,kemudian kelas B dimana merupakan kelassperma yang non-Progressive, dan C kelas sperma yang imotil. Maka berdasarkangrade di atas, untuk kelas A, perhitungan persentase sperma diambildari grade 2 dan 3, untuk kelas B diambil dari grade 1, dan kelas Cdiambil dari grade 0. Setelah data lengkap, kemudian diolahmenggunakan statistik untuk melihat signifikansinya.d. Perhitungan Jumlah SpermaAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

41Setelah dilakukan pengamatan pada motilitas sperma, makadilakukan perhitungan konsentrasi sperma. Langkah awal yangdilakukan untuk menghitung konsentrasi sperma, adalah membuatsuspensi sperma kembali dari bagian kauda epididimis yang lain.Setelah mendapatkan suspensi, suspensi tersebut diambil sebanyak500 µl lalu ditempatkan ke dalam kamar hitung HaemocytometerNebauer serta ditutup dengan cover glass untuk selanjutnya diamatidengan bantuan mikroskop cahaya. Berikut adalah gambar ilustrasibagaimana cara memasukan sampe ke dalam kamar hitungHaemocytometer Nebauer yang tercantum pada Gambar 3.1:Gambar 3.1. Cara memasukan sampel dalam kamar hitung Nebauer(Dhurbagiri, 2016)Cara yang umum digunakan untuk perhitungan spermaadalah dengan menghitung jumlah sperma per ejakulat. MenurutSoeharno (1987 dalam Fitria, 2011), pemeriksaan dilakukan untukmenghitung jumlah sperma dilakukan melalui dua tahap, yaitu:1. Menghitung secara perkiraan, berapa jumlah sperma perlapang pandang.2. Jumlah spermatozoa per mL ditentukan dengan menggunakankamar hitung improved Neubauer.Untuk langkah pada point satu, artinya menghitung jumlahspermatozoa secara perkiraan pada salah satu bilik hitung Neubaueruntuk ditentukan pengenceran yang akan dilakukan dan jumlahkotak yang akan dihitung (Ilyas, 2007 dalam Mayta, 2014) padaAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

42Tabel 3.3. Berikut adalah gambar ilustrasi salah satu bilik kamarImproved Nebauer Haemocytometer (yang bertanda merah).Karena ada beberapa jenis bilik hitung, tapi yang sering digunakanadalah bilik hitung yang menggunakan garis bagi “ImprovedNeubauer” pada Gambar 3.2:Gambar 3.2. Bilik Hitung “Improved Nebauer”(Dhurbagiri, 2016)Salah satu contoh bilik hitung lainnya adalah OriginalNebauer, (yang berwarna biru) dimana ukuran bidang biliknyalebih besar dan berjumlah 16 kotak. Sedangkan Improved Nebaurberjumlah 25 kotak. Setelah menghitung jumlah sperma secaraperkiraan, berapa per lapang pandang, maka dilanjutkan pada pointdua, yaitu menghitung jumlah spermatozoa per mL denganmenggunakan bantuan kamar hitung Nebauer. Tabel 3.3 berisitentang cara melakukan pengenceran yang disesuaikan denganjumlah sperma yang ditentukan, juga jumlah kotak yang nantinyaharus dihitung:Tabel 3.3. Pengenceran yang dilakukan dan kotak yang dihitungJumlah SpermatozoaNodalam salah satu bilikPengenceranKotak yang dihitunghitung1 4050 kali5 kotak215-4020 kali10 kotak3 1510 kali25 kotakAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

43(Ilyas, 2007 dalam Mayta, 2014)Sedangkan Tabel 3.4. berisi cara melakukan pengenceranbeserta beberapa opsi, opsi yang tersedia hanya dipilih salah satu.Tabel 3.4. Cara pengenceran spermatozoaNoPengenceran150 kali220 kali310 kaliCara melakukan pengenceranµl larutan PBS 20 µl suspensi spermatozoaa.980b.2.450 µl larutan PBS 50 µl suspensi spermaa.950µl larutan PBS 50 µl suspensi spermaa.900µl larutan PBS 100 µl suspensi spermab.450 µl larutan PBS 50 µl suspensi sperma(Ilyas, 2007 dalam Mayta, 2014)Setelah dilakukan perhitungan spermatozoa dengan jumlahkotak yang dihitung sesuai dengan jumlah pengenceran pada gberdasarkan rumus di bawah ini𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂 𝒏 𝒙 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑭𝑷 𝒙𝟐𝟓𝒙 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑵𝒂𝑪𝒍𝒌(Ilyas, 2007 dalam Mayta, 2014)Keterangan: n adalah jumlah spermatozoa yang terhitungsetelah dilakukan pengenceran. FP merupaka fakor pengenceranyang dilakukan. Angka 25 merupakan jumlah total kotak kecil yangterdapat dalam bilik kamar hitung Neubauer sedangkan kmerupakanjumlahkotakkecilyang dihitungpadasaatpengamatan. Volume NaCl merupakan volume NaCl fisiologisyang digunakan untuk membantu mengeluarkan spermatozoa silperhitungan dalam rumus konsentrasi spermatozoa dalam TabelAnisa Suci Sugiharti, 2017PENGARUH EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSIMENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTANUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

443.5:Tabel 3.5. Rumus Konsentrasi SoermatozoaNoJumlah

c. Kelompok III adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daun ciplukan dengan dosis 300mg/kg/hari. d. Kelompok IV adalah kelompok hewan yang diberikan ekstrak daun ciplukan dengan dosis 350mg/kg/hari 4. Tahap Pemberian Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata) Pemberian ekstrak daun Ciplukan ini dilakukan selama 30 – 35,55 hari

Related Documents:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat diskriptif, yait 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang keharmonisan pernikahan pemuda dewasa dini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif menurut

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengann teknik survey. Menurut Sugiyono (2014, h.8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yang artinya pendekatan yang berangkat dari .

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang

prosedur penelitian, (4) subjek penelitian, (5) teknik pengumpulan data (6) instrumen penelitian, dan (7) teknik analisis data. 3.1. Jenis dan pendekatan penelitian . Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan cara siswa dalam memahami konsep materi bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.

BAB III DESAIN/PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian . Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ciruas yang berlokasi di Jl. Nambo-Teras Bendung Km 2,5 Desa Pulo Ciruas 42182 Serang, Pulo, Kec. Ciruas, Kab.