BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstraksi Gigi 2.1.1 Definisi .

3y ago
32 Views
3 Downloads
316.04 KB
24 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Wallis
Transcription

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1Ekstraksi Gigi2.1.1Definisi Ekstraksi GigiEkstraksi gigi adalah cabang dari ilmu kedokteran gigi yangmenyangkut pencabutan gigi dari soketnya pada tulang alveolar. Ekstraksigigi yang ideal yaitu penghilangan seluruh gigi atau akar gigi denganminimal trauma atau nyeri yang seminimal mungkin sehingga jaringanyang terdapat luka dapat sembuh dengan baik dan masalah prostetiksetelahnya yang seminimal mungkin. 12Hal – hal yang perlu diperhatikan selama ekstraksi gigi menurutGupta (2012) adalah : 13a. Anestesib. Elevasi mukogingival flapc. Penghilangan tulangd. Bagian tulang yang terlibate. Pengangkatan gigi bersama akarnyaf. Kontrol perdarahang. Alveoplasty jika dibutuhkanh. Penutupan soket alveolari. Penjahitan flap7

eradaan gigi selama mungkin di rongga mulut, namun terkadangpencabutan gigi diindikasikan sebagai tindakan terbaik untuk mencegahkeadaan yang lebih buruk. Indikasi dan kontraindikasi sebaiknya perludiketahui sebelum tindakan pencabutan gigi. 62.1.2IndikasiDi bawah ini adalah beberapa contoh indikasi dari pencabutan gigi.a. Karies yang parah 14Sejauh ini gigi yang karies merupakan alasan yang tepat bagi doktergigi dan pasien untuk dilakukan tindakan pencabutan.b. Nekrosis pulpa 14Adanya nekrosis pulpa atau pulpa irreversibel yang tidak diindikasikanuntuk perawatan endodontik, perawatan endodontik yang telahdilakukan ternyata gagal untuk menghilangkan rasa sakit sehinggadiindikasikan untuk pencabutan.c. Penyakit periodontal yang parah 14Jika periodontitis dewasa yang parah telah ada selama beberapa waktu,maka akan nampak kehilangan tulang yang berlebihan dan mobilitasgigi yang irreversible. Dalam situasi seperti ini, gigi yang mengalamimobilitas yang tinggi harus dicabut.d. Alasan orthodontik 14Pasien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering membutuhkanpencabutan gigi untuk memberikan ruang untuk keselarasan gigi. Gigi

9yang paling sering diekstraksi adalah premolar satu rahang atas danbawah, tetapi pre-molar kedua dan gigi insisivus juga kadang – kadangmemerlukan pencabutan dengan alasan yang sama.e. Gigi yang mengalami malposisi 14Jika malposisi gigi menyebabkan trauma jaringan lunak dan tidakdapat ditangani oleh perawatan ortodonsi, gigi tersebut harusdiekstraksi.f. Gigi yang retak 14Indikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi, bahkan prosedurrestorative endodontik dan kompleks tidak dapat mengurangi rasa sakitakibat gigi yang retak tersebut.g. Pra-prostetik ekstraksi 14Terkadang gigi mengganggu desain dan penempatan yang tepat dariperalatan prostetik seperti gigi tiruan penuh, gigi tiruan sebagianlepasan atau gigi tiruan cekat sehingga perlu dicabut.h. Gigi impaksi npencabutan. Jika terdapat sebagian gigi yang impaksi maka oklusifungsional tidak akan optimal karena ruang yang tidak memadai, makaharus dilakukan bedah pengangkatan gigi impaksi tersebut. Namun,jika dalam mengeluarkan gigi yang impaksi terdapat kontraindikasiseperti pada kasus kompromi medis, impaksi tulang penuh pada pasien

10yang berusia diatas 35 tahun atau pada pasien usia lanjut, maka gigiimpaksi tersebut dapat dibiarkan.i. Supernumary gigi 14Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan gigi impaksiyang harus dicabut. Gigi supernumary dapat mengganggu erupsi gigidan memiliki potensi untuk menyebabkan resorpsi gigi tersebut.j. Gigi yang terkait dengan lesi patologis 14Gigi yang terkait dengan lesi patologis mungkin memerlukanpencabutan. Dalam beberapa situasi, gigi dapat dipertahankan danterapi endodontik dapat dilakukan. Namun, jika mempertahankan gigidengan operasi lengkap pengangkatan lesi, gigi tersebut harus dicabut.k. Terapi pra-radiasi 14Pasien yang menerima terapi radiasi untuk berbagai tumor oral harusmemiliki pertimbangan yang serius terhadap gigi untuk dilakukanpencabutan.l. Gigi yang mengalami fraktur rahang 14Dalam sebagian besar kondisi gigi yang terlibat dalam garis frakturdapat dipertahankan, tetapi jika gigi terluka maka pencabutan mungkindiperlukan untuk mencegah infeksi.m. Estetik 14Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk alasan estetik.Contoh kondisi seperti ini adalah yang berwarna karena tetrasiklin ataufluorosis, atau mungkin malposisi yang berlebihan sangat menonjol.

11n. Ekonomis 14Semua indikasi untuk ekstraksi yang telah disebutkan di atas dapatmenjadi kuat jika pasien tidak mau atau tidak mampu secara finansialuntuk mendukung keputusan dalam mempertahankan gigi tersebutmemungkinkan untuk dilakukan pencabutan gigi.2.1.3KontraindikasiSemua kontraindikasi baik lokal ataupun sistemik, dapat relatifatau mutlak bergantung pada kondisi umum pasien.1. Kontraindikasi relatif 15a. Lokal Periapikal patologi, jika pencabutan gigi dilakukan makainfeksi akan menyebar luas dan sistemik, jadi antibiotik harusdiberikan sebelum dilakukan pencabutan gigi. Adanya infeksi oral seperti Vincent’s Angina, Herpeticgingivostomatitis. Hal ini harus dirawat terlebih dahulusebelum dilakukan pencabutan gigi. Perikoronitis akut, perikoronitis harus dirawat terlebih dahulusebelum dilakukan pencabutan pada gigi yang terlibat, jikatidak maka infeksi bakteri akan menurun ke bagian bawahkepala dan leher.

12 Penyakit ganas, seperti gigi yang terletak di daerah yangterkena tumor. Jika dihilangkan bisa menyebarkan sel – sel dandengan demikian mempercepat proses metastatik. Pencabutan gigi pada rahang yang sebelumnya telah dilakukaniradiasi dapat menyebabkan osteoradionekrosis, oleh karena ituharus dilakukan tindakan pencabutan yang sangat ekstrem ataukhusus.b. Sistemik Diabetes tidak terkontrol, pasien diabetes lebih rentan terhadapinfeksi dan proses penyembuhan lukanya akan lebih lama.Pencabutan gigi harus dilakukan setelah melakukan diagnosispencegahan yang tepat pada penyakit diabetes pasien dandibawah antibiotik profilaksis. Penyakit jantung, seperti hipertensi, gagal jantung, miokardinfark, dan penyait arteri koroner. Dyscrasias darah, pasien anemia, hemofilik dan dengangangguan perdarahan harus ditangani dengan sangat hati – hatiuntuk mencegah perdarahan pasca operasi yang berlebihan. ahkan ( seperti TB ) dan riwayat medis miskin harusdiberikan perawatan yang tepat dan evaluasi preoperatifkondisi umum pada pasien adalah suatu keharusan.

13 Penyakit Addison’s dan pasien yang menjalani terapi steroiddalam jangka waktu yang lama, krisis Hipoadrenal dapatterjadi pada pasien karena terjadi peningkatan stress selamaprosedur perawatan gigi. Untuk mencegah terjadinya haltersebut dapat diberikan 100mg Hidrocortisone sebelumdilakukan perawatan. Demam yang asalnya tidak dapat dijelaskan, penyebab palingumum dari demam yang tak dapat dijelaskan sebabnya adalahendokarditis bakteri subakut dan apabila dilakukan prosedurekstraksi dalam kondisi ini dapat menyebabkan bakteremia,perawatan yang tepat harus dlakukan. Nephritis, ekstraksi gigi yang terinfeksi kronis seringmenimbulkan suatu nefritis akut maka sebelum pemeriksaangigi menyeuruh harus dilakukan. Kehamilan, prosedur pencabutan gigi harus dihindari padapriode trimester pertama dan ketiga dan harus sangat berhatihati apabila akan melakukan prosedur radiografi dan jugadalam pemberian obat – obatan. Selama masa mestruasi, karena ada perdarahan lebih lanjut,pasien secara mental tidak begitu stabil. Penyakit kejiwaan, tindakan pencegahan yang tepat dan obat –obatan harus diberikan pada pasien neurotic dan psychotic.

142. Kontraindikasi mutlak 15a. Lokal Gigi yang terlibat dalam malformasi arterio-venous. Jika pencabutan gigi dilakukan, maka dapat menyebabkankematian.b. Sistemik2.1.4 Leukemia Gagal ginjal Sirosis hati Gagal jantungKomplikasiKomplikasi digolongkan menjadi intraoperatif, segera setelahpencabutan gigi dan jauh setelah pencabutan gigi. 1a. Komplikasi Selama Ekstraksi Gigi1. Kegagalan Pemberian AnestesiHal ini biasanya berhubungan dengan teknik yang salah atau dosisobat anestesi yang tidak cukup. 12. Kegagalan mencabut gigi dengan tang atau elevatorTang dan elevator harus diletakkan dan sebab kesulitan segeradicari jika terjadi kegagalan pencabutan dengan instrumenttersebut. 6

153. Perdarahan selama pencabutanSering pada pasien dengan penyakit hati, misalnya seorangalkoholik yang menderita sirosis, pasien yang menerima terapiantikoagulan, pasien yang minum aspirin dosis tinggi atau NSAIDlain sedangkan pasien dengan gangguan pembekuan darah yangtidak terdiagnosis sangat jarang. Komplikasi ini dapat dicegahdengan cara menghindari perlukaan pada pembuluh darah danmelakukan tekanan dan klem jika terjadi perdarahan. 14. FrakturFraktur dapat terjadi pada mahkota gigi, akar gigi, gigi tetanggaatau gigi antagonis, restorasi, processus alveolaris dan kadang –kadang mandibula. Cara terbaik untuk mengindari fraktur selaintekanan yang terkontrol adalah dengan menggunakan gambar sinarx sebelum melakukan pembedahan. 1,65. PergeseranTerlibatnya antrum, pergeseran gigi atau fragmen ke fosaintratemporalis, pergeseran gigi ke dalam mandibula merupakankomplikasi intra operatif. Pemeriksaan sinar X yang akuratdiperlukan baik sebelum maupun intraoperatif.1,66. Cedera jaringan lunakKomplikasi ini dapat dihindari dengan membuat flap yang lebihbesar dan menggunakan retraksi yang ringan saja.1

16b. Komplikasi Segera Setelah Ekstraksi GigiKomplikasi yang mungkin terjadi segera setelah ekstraksi gigidilakukan antara lain :1. PerdarahanPerdarahan ringan dari alveolar adalah normal apabila terjadi pada12-24 jam pertama sesudah pencabutan atau pembedahan gigi.Penekanan oklusal dengan menggunakan kasa adalah jalan terbaikuntuk mengontrolnya dan dapat merangsang pembentukan bekuandarah yang stabil. Perdarahan bisa diatasi dengan ampon),pembekuan, atau keduanya. 1,62. Rasa sakitRasa sakit pada awal pencabutan gigi, terutama sesudahpembedahan untuk gigi erupsi maupun impaksi, dapat sangatmengganggu. Orang dewasa sebaiknya mulai meminum obatpengontrol rasa sakit sesudah makan tetapi sebelum timbulnya rasasakit. 1,63. EdemaEdema adalah reaksi individual, yaitu trauma yang besarnya sama,tidak selalu mengakibatkan derajat pembengkakan yang sama.Usaha – usaha untuk mengontrol edema mencakup termal (dingin),fisik (penekanan), dan obat – obatan. 1

174. Reaksi terhadap obatReaksi obat – obatan yang relative sering terjadi segera sesudahpencabutan gigi adalah mual dan muntah karena menelan analgesiknarkotik atau non narkotik. Reaksi alergi sejati terhadap analgesikbisa terjadi, tetapi relative jarang. Pasien dianjurkan untukmenghentikan pemakaian obat sesegera mungkin jika diperkirakanberpotensi merangsang reaksi alergi. 1c. Komplikasi Jauh Sesudah Ekstraksi Gigi1. AlveolitisKomplikasi yang paling sering, paling menakutkan dan paling sakitsesudah pencabutan gigi adalah dry socket atau alveolitis ( osteitisalveolar). 12. InfeksiPencabutan suatu gigi yang melibatkan proses infeksi akut, yaituperikoronitis atau abses, dapat mengganggu proses pembedahan.Penyebab yang paling sering adalah infeksi yang termanifestasisebagai miositis kronis. Terapi antibiotik dan berkumur denganlarutan saline diperlukan jika terbukti ada infeksi yaitu adanyapembengkakan, nyeri, demam, dan lemas. 1,62.1.5Edukasi Untuk Pasien sesudah Ekstraksi GigiPasien yang melakukan ekstraksi gigi, setelah pencabutansebaiknya diberikan edukasi. Edukasi yang diberikan dapat berisitindakan – tindakan yang perlu dilakukan dan perlu dihindari

18setelah pencabutan gigi.16Edukasi yang diberikan kepada pasiensetelah ekstraksi gigi antara lain :1. Menggigit kapas atau tampon selama 30 menit sesudahpencabutan gigi.2. Jangan minum dan makan apapun selama 2 jam segera setelahekstraksi gigi.3. Lakukan kompres dengan air es.4. Lakukan sikat gigi seperti biasa namun sementara menghindaridaerah luka.5. Tidurlah dengan kepala agak dinaikkan yaitu dengan diganjalsatu atau dua bantal tambahan.6. Menaati anjuran dan resep yang diberikan oleh dokter.7. Jangan mengunyah permen karet dan mengisap daerah bekaspencabutan gigi.8. Jangan meludah.9. Jangan berkumur selama 24 jam pertama.10. Jangan minum alkohol11. Jangan memberikan rangsangan panas pada daerah pencabutan.12. Istirahatlah yang cukup.

192.2Nyeri2.2.1Definisi NyeriSubcommite on Taxonomy of the International Assossiation forStudy of Pain (IASP) menjelaskan nyeri sebagai pengalaman sensorik danemosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringanactual atau potensial, atau di dalam suatu kerusakan tersebut. 17Menurut Price (1999) nyeri merupakan persepsi somatik yangmeliputi sensasi jasmani yang seperti stimulasi saat kerusakan jaringan,pengalaman yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan sensasi,suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang berdasar pada emosinegative pada suatu ancaman. Nyeri dikenal sebagai somatosensori dariketidaknyamanan dan untuk menimbulkannnya membutuhkan suatusensasi nosiseptif dan ketidaknyamanan. 9Nyeri timbul jika ada rangsang mekanik, termal, kimia atau listrikmelampaui suatu nilai ambang nyeri. Nyeri menyebabkan kerusakanjaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri. Zat ini lalumerangsang reseptor- reseptor nyeri yang terletak pada ujung – ujung sarafbebas di kulit, selaput lendir, dan jaringan – jaringan (organ – organ)lain.18 Rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris menuju systemsaraf pusat melalui sumsum tulang belakang ke thalamus (optikus) dankemudian ke pusat nyeri di dalam otak besar. Di dalam otak besarrangsangan akan dirasakan sebagai nyeri. Nyeri minimal disebabkan olehdua hal, yaitu iritasi lokal (menstimulasi saraf perifer) dan adanya persepsi

20(pengenalan) nyeri oleh system saraf pusat. Apabila telah menggangguaktifitas tubuh maka nyeri harus dihilangkan. 18Nyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakityang paling pertama muncul, nyeri menjadi gejala paling dominan diantarapengalaman sensorik yang lain yang dinilai manusia pada suatu penyakit.Nyeri merupakan suatu mekanisme untuk menghindari keadaan yangberbahaya, mencegah kerusakan lebih jauh dan untuk mendorong prosessuatu penyembuhan. 19Faktor – faktor yang berperan dalam persepsi nyeri antara lain : 201. Jenis kelamin, dimana wanita lebih cepat merasakan nyeri daripadapria.2. Usia, dimana ambang rangsang orang tua lebih tingi.3. Suku, ras, warna kulit, karakter dan sosiokultural pasien.4. Kepribadian, dimana pasien neurotik lebih merasakan nyeri biladibandinkan dengan pasien dengan kepribadian normal.5. Fisiologik dan psikologi dari pasien.Visual analogue scale (VAS) merupakan salah satu metode yangpaling sering digunakan untuk menilai kuantitas dan kualitas nyeri pasien.Visual analogue scale (VAS) adalah alat ukur yang digunakan menilaikarakteristik atau perilaku (dalam rentang waktu tertentu) yang sulitdiukur secara langsung.21Penggunaan VAS secara operasional biasanyaberupa garis horizontal dengan panjang 100 mm, dimana pada tiapujungnya terdapat deskripsi berupa kata-kata. Pasien kemudian diminta

21untuk menandai dengan garis tegak lurus dengan garis tersebut. Skor VASditentukan dengan mengukur jarak (dalam milimeter) dari awal garis kegaris tanda yang dibuat oleh pasien. 21Gambar 1. Visual Analouge Scale (VAS)2.2.2Nyeri Setelah Ekstraksi GigiRasa sakit pascaoperasi akibat trauma jaringan keras dapat berasaldari cederanya tulang karena terkena instrumen atau bur yang terlalu panasselama pembuangan tulang. Dengan mencegah kesalahan teknis danmemperhatikan penghalusan tepi tulang yang tajam, serta pembersihansoket tulang setelah pencabutan dapat menghilangkan rasa sakit setelahpencabutan gigi.6Pada saat dilakukan tindakan ekstraksi gigi terjadipemutusan antara pembuluh darah dan saraf (nervus) pada gigi danjaringan pendukungnya. Daerah nyeri yang dirasakan pasca ekstraksi gigiterutama terjadi di region wajah atau rongga mulut berasal dari perifer kesystem saraf pusatmelalui nervus trigeminal atau nervus cranial V. 6Nyeri pasca ekstraksi gigi termasuk nyeri odontogenik, yaitu yangberasal dari gigi. Nyeri odontogenik termasuk nyeri akut. Nyeri akutmerupakan nyeri yang disertai dengan adanya kerusakan jaringan atauinflamasi dan akan sembuh secara spontan jika penyebab utamanya

22ditangani secara tepat, contohnya nyeri yang ditimbulkan oleh inflamasipulpa, gigi yang mengalami abses atau bahkan karena lesi karies.2.2.38Manajemen Nyeri Setelah Ekstraksi Gigi1. Memberikan edukasi sebelum dan sesudah dilakukan ekstraksigigiEdukasi sebelum dilakukan ekstraksi gigi memiliki efek yangsangat menguntungkan dan mengurangi kecemasan sesudahpencabutan gigi. Edukasi sebelum ekstraksi gigi jugaberpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis pasien.22Edukasi sebelum ekstraksi gigi yang sering digunakanmerupakan salah satu cara positif untuk mempengaruhioutcome ( umpan balik), misalnya penyembuhan pasien.Rentang kategori outcome yang lebih luas seperti lamanyatinggal di rumah sakit, komplikasi medis, fungsi respirasi, nyeridan stress psikologis.23Menurut Shuldam (1999), rentang luaskategori outcome (umpan balik) yang disarankan yang dapatdipengaruhi oleh edukasi pencabutan gigiantara lainkesejahteraan, kecemasan, nyeri, lamanya tinggal di rumahsakit, kepatuhan, dan pengetahuan. Informasi yang diberikanberisi prosedur yang akan dilakukan, apa yang dapat dilihat dandirasakan serta beberapa masalah psikologis. 22

232. Pemberian anestesi sebelum ekstraksi gigiPenggunaan anestesi lokal long-acting (bupivacain, etidocain)sebelum dilakukan tindakan yang menyakitkan ( pengambilanimpaksi molar tiga) menghasilkan berkurangnya nyeri selama 4jam pertama setelah pembedahan dan intensitas nyeri akanmelemah lebih dari 48 jam. 243. Pemberian AnalgetikPengontrolan rasa sakit sangat tergantung pada dosis dan carapemberian obat/kerjasama pasien. Rasa sakit pada awalpencabutan gigi, terutama sesudah pembedahan untuk gigierupsi maupun impaksi dapat sangat mengganggu. 1Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutikmeringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki efekkerja anestesi umum. OAINS merupakan suatu grup obat yangsecara kimiawi tidak sama, yang berbeda aktivitas antipiretik,analgesik, dan anti-inflamasinya yang terutama bekerja denganjalan menghambat enzim siklo-oksigenase. 252.3Puskesmas2.3.1Pengertian PuskesmasPuskesmas merupakan satuan kerja dinas kesehatan kabupaten/kotayang bertanggung jawab atas pembangunan kesehatan di wilayahkerjanya. Peran puskesmas adalah pada penyelenggaraan sebagian dari

24tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakangarda terdepan pembangunan kesehatan di Indonesia. Puskesmasbertanggungjawab hanya sebagian dari upaya pembangunan kesehatanyang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengankemampuannya. Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatandan tiap-tiap puskesmas tersebut bertanggungjawab kepada dinaskabupaten/kota. 26Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama diwilayah kerjanya, diwajibkan untuk dapat menyelenggarakan pelayanankesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Pelayanankesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yangsangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat dan sangat strategis dalamupaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum. Upaya pelayanantersebut meliputi :1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayananpromotif dan preventif.2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratifdan rehabilitatifSyarat minimal dari pemerintah adalah bahwa puskesmas palingtidak harus dapat menyediakan 6 program kesehatan dasar, yaitu programyang harus dapat dilaksanakan oleh tiap puskesmas yaitu promosikesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk

25Keluarga Berencana, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular(P2M), dan pengobatan. 272.3.2Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di PuskesmasBalai Pengobatan gigi atau Puskesmas yaitu bertugas me

Hal – hal yang perlu diperhatikan selama ekstraksi gigi menurut Gupta (2012) adalah : 13 a. Anestesi b. Elevasi mukogingival flap c. Penghilangan tulang d. Bagian tulang yang terlibat e. Pengangkatan gigi bersama akarnya f. Kontrol perdarahan g. Alveoplasty jika dibutuhkan h. Penutupan soket alveolar

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat