ASBABUN NUZUL DALAM TAFSIR MARA H LABI D

3y ago
64 Views
2 Downloads
1.57 MB
90 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Wade Mabry
Transcription

ASBABUN NUZUL DALAM TAFSIR MARA H LABI D(Analisis Kualitas Riwayat Asbab al-Nuzul terhadap surat al-Baqoroh ayat 1141 dalam Tafsir Mara h Labi d karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)SKRIPSIDisusun oleh :Ahmad Ghorib Rifa’i(210415014)FAKULTAS USULUDDIN ADAB DAN DAKWAHJURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) PONOROGO2020i

ABSTRAKGhorib Rifa’i, Ahmad. 2019. Asbabun Nuzul dalam Tafsir Marah Labid (AnalisaKualitas Riwayat Asbab al-Nuzul surat al-Baqarah 1-141 dalam Tafsir Mara hLabi d karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani). Skripsi, Jurusan Ilmu AlQuran dan Tafsir, Fakultas Usuluddin, Adab dan Dakwah, Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing, Dr.Zahrul Fata,M.iRK. Ph.DKata kunci: Asbab al-Nuzul, Tafsir Mara h Labi d, Kualitas.Tafsir Mara h Labi d merupakan salah satu kitab tafsir karya ulama Nusantarayakni Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani. Dalam upaya menafsirkan ayat al-Qur‟anbila terdapat riwayat asbab al-nuzul Syekh Nawawi al-Bantani hampir selalumencantumkan riwayat asbab al-nuzul. Akan tetapi beliau memiliki cara tersendiri dalammencantumkan riwayat asbab al- nuzul. Terkadang beliau mencantumkan sanadterkadang hanya mencantumkan matannya saja, tidak mencantumkan sanad.Untuk lebih memfokuskan penelitian, penulis melakukan pembatasan masalahdengan memilih surat al-Baqarah ayat 1-141. Penelitian ini bertujuan untuk; pertama,mengetahui sumber riwayat asbab al-nuzul yang digunakan oleh Syekh Nawawi alBantani dalam upaya menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an. Kedua, mengetahui kualitas atauderajat riwayat asbab al-nuzul yang dipaparkan oleh Syekh Nawawi al-Bantani.Penelitian skripsi ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library reseach).Untuk itu digunakan bahan-bahan kepustakaan dengan sumber primer kitab Tafsir MarahLabid karya Syekh Nawawi al-Bantani. Dan sumber sekunder yakni kitab-kitab rija lhadis, kitab-kitab takhri jhadis, kitab-kitab hadis serta buku-buku yang berkaitan denganjudul skripsi. Dalam mengolah data, langkah pertama yang dilakukan adalahmentakhri jriwayat-riwayat asbab al-nuzul, langkah kedua yakni menyusun keseluruhansanad dalam bentuk skema, langkah ketiga yakni mencari pendapat para ulama mengenaiderajat atau kualitas riwayat asbab al-nuzul apabila tidak ditemukan pendapat para ulamapenulis akan melakukan analisis sanad, dan langkah keempat adalah analisis matanapakah terdapat perbedaan yang signifikan dengan matan riwayat yang lain.Dalam surat al-Baqarah ayat 1-141 diketahui bahwa terdapat 11 riwayat asbab al-nuzul.Yakni 5 riwayat dengan keterangan sanad, 6 riwayat tidak disertai keterangan sanad.Dengan mengkaji dan meneliti riwayat-riwayat ini, dapat diketahui keberadaan suaturiwayat dalam kitab-kitab rujukan dan kualitasnya. Karena yang diteliti adalah riwayatyang hanya mencantumkan matan, tidak terdapat keterangan sanad. Maka, hasil akhir daripenelitian yang dilakukan terhadap enam riwayat asbab al-nuzul tersebut dapatdisimpulkan bahwa, riwayat pertama dan kelima berstatus hasan li ghairih, riwayat ketigaberstatus shahih, riwayat keempat berstatus gharib, riwayat kedua dan keenam tidakditemukan informasi riwayat yang berkaitan.ii

iii

iv

v

vi

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahAl-Qur‟an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah kepadaNabi-Nya, Muhammad Saw. yang bersifat memberi petunjuk kepadamanusia kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkanasas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah swt. danrisalah-Nya. Al-Qur‟an juga merupakan sumber rujukan pertama dan utamadalam ajaran Islam. Hakikat diturunkannya al-Qur‟an adalah menjadi acuanmoral secara universal bagi umat manusia untuk memecahkan problemsosial yang timbul ditengah-tengah masyarakat.Jika demikian, maka diperlukan pemahaman terhadap ayat-ayat alQur‟an, melalui penafsiran-penafsiran. Sekaligus penafsiran-penafsirantersebut dapat mencerminkan perkembangan serta corak pemikiranmufassir.1 Kegiatan penafsiran sendiri sudah terjadi sejak al-Qur‟anditurunkan, adalah Nabi Muhammad Saw. sebagai mufassir pertama untukmenerangkan maksud-maksud wahyu yang diturunkan pada beliau.2 Ketikakaum muslimin dan para sahabat Nabi mengalami kebingungan dalammemahami ayat al-Qur‟an maka Nabi-lah yang menjadi tempat pertamabertanya tentang isi kandungan al-Qur‟an.1Said Agil Husain Al Munawar, Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki(Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. IV, 61.2Ibid, 64.1

Al-Qur‟an dan hadis Nabi Muhammad SAW. diyakini oleh umatIslam sebagai sumber ajaran Islam. Kedua sumber ini tidak hanya dipelajaridi lembaga-lembaga pendididkan saja, tetapi juga disebarluaskan keberbagai lapisan masyarakat.Dari segi periwayatan, seluruh ayat yang terhimpun dalam mushafal-Quran tidak dipermasalahkan oleh umat Islam. Seluruh lafazh yangtersususn dalam setiap ayat tidak pernah mengalami perubahan, baik padazaman Nabi maupun sesudah zaman Nabi. Oleh karena itu al-Qur‟andiyakini oleh umat Islam sebagai firman Allah swt. yang telah teruji reputasikemukjizatannya.3Untuk hadis Nabi, yang dikaji tidak hanya kandungan dan aplikasipetunjuknya serta yang berhubungan dengannya tetapi juga periwayatannya.Hal ini karena status hadis yang diyakini oleh mayoritas umat Islam sebagaisumber ajaran Islam yang berasal dari Allah, yaitu wahyun ghairumathluwin, mempunyai sifat yang spesifik, yakni maknanya dari Allah,sementara lafazhnya dari Nabi Muhammad saw. Spesifikasi dan sifat hadisdemikian, yang terbentuk dari perkataan, perbuatan, ketetapan dan hal ihwalNabi ini memerlukan penelitian yang mendalam.4Kegiatan penelitian hadis sangatlah penting, karena kitab-kitab hadisyang beredar di masyarakat dan dijadikan sebagai pegangan oleh umat Islamtersusun setelah lama Nabi Muhammad saw. wafat. Dalam jarak waktutersebut sangat dimungkinkan terjadi berbagai hal yang dapat menjadikan34Badri Khaeruman, Ulum al-Hadis (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), Cet. II, 25.Ibid, 26.2

riwayat hadis tersebut menyalahi terhadap apa yang sebenarnya berasal dariNabi Muhammad saw. dengan demikian, untuk mengetahui apakah berbagairiwayat yang terhimpun dalam kitab-kitab hadis dapat dijadikan hujjahataukah tidak seperti dalam Kutub al-Tis‟ah, terlebih dahulu diperlukanpenelitian. Untuk mengetahui suatu hadis dapat dipertanggungjawabkankeorisinilannya atau tingkat validitasnya maka diperlukan penelitian matandan sanad.5Mengingat begitu pentingnya peranan hadis dalam landasan ajaranIslam terdapat suatu pendapat yang mengatakan bahwa fungsi hadisterhadap al-Qur‟an terdapat empat, yaitu:1.Sebagai ta‟kid/ pengukuh terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.2.Penjelas terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.3.Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam al-Qur‟an.4.Menghapus ketentuan hukum dalam al-Qur‟an.6Penting juga untuk dikemukakan bahwa kegiatan menafsirkan teksal-Qur‟an pada hakikatnya adalah untuk menjelaskan dengan serincirincinya ayat yang masih perlu dibedah. Oleh karena itu kegiatanmenafsirkan al-Qur‟an ini menjadi salah satu kegiatan penting bagi umatIslam untuk lebih dalam menggali makna al-Qur‟an sebagai salah satusolusi untuk menjawab suatu permasalahan.5M Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: PT Bulan Bintang,1992), 3-4.6Muhammad Alawi al-Maliki, Ilmu Ushul Hadis, alih bahasa Adnan Qohar (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), Cet. II, 9-12.3

Secara historis, tradisi keilmuan Islam di Indonesia telah terbanguncukup lama. Ini bisa dilihat dari mata rantai intelektual muslim yangterbangun secara sinergi dan cukup lama dengan beberapa ulama di TimurTengah. Seiring dengan perkembangan kajian keislaman, kini jaringanintelektual keislaman tidak hanya di Timur Tengah namun juga merambahke Barat. Apalagi ketika buku-buku keislaman semakin meluas dan mudahuntuk diakses, proses intelektualisasi semakin marak di kalangan muslimIndonesia. Hal ini tentu berimbas pada kajian tafsir di Indonesia, baik darisegi metodologi maupun teknik penulisannya.7Tradisi penulisan tafsir al-Qur‟an di Indonesia pun sudah bergerakcukup lama, dengan berbagai ragam teknik penulisan, corak dan bahasayang digunakan. Pada abad ke-19, muncul salah satu karya tafsir utuh yangditulis oleh ulama asal Indonesia, Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi(1813-1897 M) yang lahir di Banten, Jawa Barat.8Karya beliau dalam bidang tafsir adalah Mara h Labi d Likasyf Ma’naal-Qur’a n al-Maji d. Tafsir ini merupakan komentar dari al-Qur‟an yangberjumlah dua jilid, meskipun beliau merupakan ulama asal Indonesianamun kitab ini ditulis dengan menggunakan bahasa Arab.9 Jilid pertamaterdiri dari 18 surat dimulai dengan surat al-Fatihah sampai dengan surat alKahfi, sedangkan jilid kedua terdiri dari 96 surat dimulai dengan suratMaryam sampai dengan surat al-Nas. Sebagian besar dalam tafsir ini7Nor Huda, Sejarah Intelektual Islam Di Indonesia (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,Cet. Ke-1, 2015), 275.8Ibid, 280-281.9M. Nurdin Zuhdi, Pasaraya Tafsir Indonesia (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014),64.4

memberi tekanan utama pada penjelasan ayat demi ayat berdasarkan analisisbahasa, meskipun terkadang pula beberapa surat dan ayat dikaitkan denganhadis, sebab-sebab turunnya ayat (asba b al-nuzu l) dan pendapat-pendapatpara sahabat.10Dalam upaya menafsirkan al-Qur‟an, Syaikh Nawawi tidak terlepasdari keberadaan riwayat baik berupa riwayat asbab al-nuzul ataupun yangbukan asbab al-nuzul. Ini terbukti dalam sebuah kitab tafsir karya beliauyang mana dalam menjelaskan sebuah ayat al-Qur‟an yang terdapat riwayatasbab al-nuzul hampir selalu beliau cantumkan. Riwayat yang dijadikansalah satu sumber penjelas dan penafsiran al-Qur‟an memegang perananpenting, karena akan memberikan penjelasan dan lebih memerinci ayat-ayatal-Qur‟an yang masih global11 serta dapat membantu menentukan objek danpenentuan hukum.Seperti yang telah diketahui, bahwasannya sanad merupakan jalanyang menghubungkan matankepada Nabi saw.12 Dalam realitasnya,terdapat ketidakkonsistenan ketika beliau mencantumkan riwayat asbab alnuzul, yakni terdapat berbagai macam pengungkapan. Seperti halnya,terkadang beliau hanya menisbatkan kepada para sahabat, tabi‟in atau ulamatertentu.1310Ahmad Rifa‟i Hasan, Warisan Intelektual Islam Indonesia Telaah Atas Karya-KaryaKlasik (Bandung: Mizan, 1987), 48.11M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran (Bandung: Mizan, 1994), 122.12Fathur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadis (Bandung: PT al-Maarif, 1974), 40.13Muhammad Nawawi Al-Jawi, Mara h Labi d Tafsi r al-Nawawi Juz I (Indonesia: Da rIhya al-K utub al-‘Arabiyyah, tt), 23.5

وقال ابن عباس وقتادة والسدى نزلت ىذه اآلية يف شأن بين قريظة والنضًن كانوا يستفتحون على األوس واخزرج برسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قبا بعثو يقولون ملخالفيهم عند القتال ىذا نبيقد قرب زمانو ينصرنا عليكم (فلعنة اهلل على ) الكافرين Dalam kaitannya dengan matan beliau terkadang hanya memaparkanmatan-nya tanpa mencantumkan sanad.14 روى أن اليهود قالوا لرسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ألست تعلم أن يعقوب ) أوصى بنيو باليهودية يوم مات فنزلت ىذه اآلية (أم كنتم شهداء Demikian sekilas tentang cara pengutipan riwayat asbab al-nuzulyang dilakukan Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani. kenyataan inibukanlah merupakan sebuah kekeliruan, karena pada dasarnya setiap penulismemiliki kebebasan dalam menyajikan karya-karyanya. Selain itu, perludisadari bahwa karya para ulama tersebut bukanlah suatu karya yang terikatpada aturan-aturan tertentu seperti karya ilmiah di perguruan tinggi.Mengingat bahwa Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani hampirselalu menggunakan riwayat dalam kegiatan menafsirkan al-Qur‟an baikdalam bentuk riwayat asbab al-nuzul ataupun yang bukan. Pada titik inilahpenelitian ini mencoba mengkroscek riwayat asbab al-nuzul yang ada dalamkitab tafsir Mara h Labi d terkhusus surat al-Baqoroh ayat 1-141.Dalam surat al-Baqoroh ayat 1-141 yang terdapat dalam kitab TafsirMara h Labi d terdapat 11 riwayat, dalam bentuk riwayat asbab al-nuzul14Ibid, 35.6

dengan berbagai macam pengungkapan. Yang pertama, riwayat yangmencantumkan sanad terdapat 5 riwayat. Yang kedua, riwayat yang tidakmencantumkan sanad terdapat 6 riwayat. Mengenai penelitian ini, penelitimemfokuskan kajian terhadap riwayat yang tidak mencantumkan sanad,mengingat bahwa pengarang kitab hidup jauh setelah Nabi saw. wafat.Dalam realitasnya, pengarang kitab tafsir Mara h Labi d tidakkonsisten dalam menggunakan riwayat asbab al-nuzul ketika menjelaskandan menafsirkan ayat-ayat suci al-Qur‟an. Melihat latar belakang tersebutpenulis terinspirasi untuk membahas dalam bentuk skripsi dengan judul“Asbabun Nuzul dalam Tafsir Mara h Labi d (Analisis Kualitas RiwayatAsbab al-Nuzul terhadap surat al-Baqoroh ayat 1-141 dalam Tafsir Mara hLabi d karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)”B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka fokuspermasalahan yang di teliti ialah sebagai berikut:1.Darimana sumber riwayat asbab al-nuzul yang digunakan al-Baqoroh ayat 1-141?2.Bagaimana kualitas riwayat asbab al-nuzul yang digunakan SyekhMuhammad Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan ayat yang terdapatdalam surat al-Baqoroh ayat 1-141?7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat PenelitianSesuai dengan masalah yang telah disusun oleh penulis, penelitian initentunya memiliki tujuan dan kegunaan. Tujuan dari penelitian ini adalahsebagai berikut:1. Tujuan:a) Untuk mengetahui sumber riwayat asbab al-nuzul yang digunakanSyekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan surat alBaqoroh ayat 1-141b) Untuk mengetahui sekaligus menjelaskan kualitas riwayat asbab alnuzul yang digunakan Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalammenafsirkan ayat yang terdapat dalam surat al-Baqoroh ayat 1-141.2. Kegunaan Penelitian:a. Secara teoritisPenelitian ini juga diharapkan mampu memperkaya khazanahkeilmuan Islam, terutama dalam ranah Studi ilmu al-Qur‟an,khususnya yang berkaitan mengenai Asbab al-Nuzul.b. Secara praktisKajian ini diharapkan mampu menjadi rujukan serta pijakanuntuk penelitian selanjutnya. Terkhusus pada riwayat asbab al-nuzulatau riwayat selain asbab al-nuzul dalam Tafsir Mara h Labi d.8

D. Telaah PustakaBanyak ulama serta para sarjana muslim yang menuangkan karyatentang asbab al-nuzul baik berbentuk riwayat asbab al-nuzul ataupun dalambentuk kajian secara komperhensif.Dalam bentuk skripsi peneliti menemukan beberapa buah karyadiantaranya; Pertama, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2001,Asbabun Nuzul Dalam Tafsir Al Azhar (Studi Terhadap Surat Al-Nisa),Muanan. Dalam penelitian ini HAMKA berpandanagn bahwa asbabun nuzulmerupakan jalan yang jelas dan nyata yang perlu dilakukan. Jika sudahdiketahui Asbabun Nuzulnya ayat yang bersangkutan akan berlaku terusmenerus sepanjang berkenaan dengan hal yang sama „illahnya (sebab).15Kedua,Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008, AsbabunNuzul Dalam Tafsir Al Misbah (Studi Terhadap Surat Al-maidah) KurniawanAbdu Shomat. Dalam skripsi ini peneliti mengkaji tentang pendapat QuraishShihab yang tertera dalam tafsir al-misbah serta penerapannya, yang lebihdifokuskan pada surat al-Maidah.16Ketiga, Skripsi UIN Walisongo Semarang 2015, Asbabun NuzulMenurut Nashr Hamid Abu Zayd. Ahmad Tajuddin. Penlitian inimenggunakan pendekatan hermeneutis dalam rangka membedah15secaraMuanan, Asbabbun Nuzul dalam Tafsir al-Azhar; Studi terhadap surat al-Nisa(Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001).16Kurniawan Abdu Shomat, Asbabun Nuzul dalam Tafsir al Misbah; Studi terhadapsurat al-Maidah (Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008).9

objektif pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd yang berupaya merekonstruksikonsep asbabal-nuzul yang pernah dibangun oleh ulama Ulum al-Qur‟an.17Keempat, skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018 olehMuhammad Misbahul Munir Asbabun Nuzul dalam Tafsir Mara h Labi d;Studi terhadap Surat al-Baqoroh. Dalam skripsi ini penulis menggunakanteori fungsi asbab al-nuzul al-Zarqani, karena dianggap lebih rinci dibandingdengan teori-teori lainnya. Kemudian mengelompokannya ke dalam tigakategori; yaitu berdasarkan tema, fungsi dan ta‟addud riwayah.18Kelima, skripsi UIN Sultha Syarif Kasim Riau 2011 oleh Mhd.Ikhsan Kolba Siregar, Metode Syekh Nawawi Al-Bantani Dalam MenafsirkanAl-Quran; Sebuah Tinjauan Terhadap Tafsir Mara h Labi d. Penulis daripenelitian ini mencoba mengungkap serta memaparkan bagaiman cara ataulangkah-langkah yang digunakan oleh Syekh Nawawi al-Bantani dalammenafsirkan al-Quran.19Selanjutnya ada skripsi UIN Walisongo Semarang tahun 2016 olehAhmad Muhaeminul Aziz dengan judul “Studi Analisis Hadis-Hadis dalamTafsir Mara h Labi d Karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi; Studi AlDluha Sampai Al-Na s”. Dalam skripsi ini penulis mengkaji kualitas hadis-17Ahmad Tajuddin, Asbabun Nuzul menurut Nashr Hamid Abu Zayd (Skripsi, UINWalisongo, Semarang, 2015).18Muhammad Misbahul Munir, Asbabun Nuzul dalam Tafsir Marah Labid; Studiterhadap Surat al-Baqoroh (skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018).19Mhd. Ikhsan Kolba Siregar, Metode Syekh Nawawi al-Bantani dalam Menafsirkan alQur‟an; Sebuah Tinjauan Terhadap Tafsir Mara h Labi d (Skripsi, UIN Sulthan Syarif Kasim,Riau, 2011).10

hadis yang terdapat dalam Tafsir Mara h Labi d mulai dari surat al-Dluhasampai al-Na s karya Syekh Muhammad Nawawi Bantani Al-Jawi.20Dari kesekian karya literatur diatas memang terdapat karya dalambentuk hadis maupun berupa kajian terkait asbab al-nuzul. Namun dalampenelitian ini penulis lebih membatasi dan berfokus untuk meneliti tentangkualitas riwayatasbab al-nuzul dalam penafsiran Syekh Muhammad Nawawial-Bantani yang terdapat dalam surat al-Baqoroh ayat 1-141.Meskipun dalamliteratur diatas terdapat penelitian terkait analisis riwayat, namun yangmembedakan dengan penelitian ini adalah riwayat yang hendak diteliti berupariwayat asbab al-nuzul.E. Metode PenelitianDalam rangka menyelesaikan penulisan kajian ini, penulismenggunakan metode sebagai berikut:1.Jenis PenelitianJenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pustaka (libraryreasech) yaitu pengumpulan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuandengan objek penelitian atau pengumpulan data yang bersifatkepustakaan atau telaah yang dilaksanakan untuk penelaah kritis danmendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.20Ahmad Muhaeminul Aziz, “Studi Analisis Hadis-Hadis dalam Tafsir Mara h Labi dKarya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi; Studi al-Dluha Sampai al-Nas” (skripsi UINWalisongo, Semarang, 2016).11

2.Data dan Sumber dataa.DataDalam hal ini data yang akan penulis jadikan sebagai bahanpenelitian adalah surat al-Baqoroh ayat 1-141 yang terdapat dalamtafsir Mara h Labi d karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani.b.Sumber data1) Sumber primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi ataudata tersebut yang menjadi rujukan pertama dalam penelitian.21Adapun data primer dari penelitian ini adalah surat al-Baqorohayat 1-141 dalam kitab Tafsir Mara h Labi d. Selain itu kitabkitab induk yang mu‟tabarah baik yang tergabung dalam Kutubal-Tis‟ah atau kitab induk lainnya yang menjadi rujukan utamadalam mencari hadis-hadis yang terkait.2) Sumber data sekunder, disamping kitab-kitab sumber diatas,penulis juga menggunakan sumber-sumber lain yang membantudalam mempermudah penelitian. Diantaranya seperti kitab-kitabulum al-Qur‟an, ulum al-Hadis, Jarh wa Ta‟dil, kitab yangmemuat biografi para perawi dan kitab-kitab kaedah kesahihanhadis.3.Teknik Pengumpulan DataData-data tersebut dikumpulkan berdasarkan teknik berikut:a. Menelusuri kitab tafsir Mara h Labi d surat al-Baqoroh ayat 1-141.21Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1996), 216.12

b. Penelitian dilakukan terhadap surat tersebut dan ayat-ayat yangterdapat riwayat asbab al-nuzul dicatat dan dihimpun.c. Kemudian riwayat asbab al-nuzul diklasifikasikan kepada duakategori:1) Riwayat yang mencantumkan sanad.2) Riwayat yang tidak mencantumkan sanad.Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakandalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulandata yang mengambil atau mencari sumber data dari beberapadokumen, berupa buku-buku, c

Kata kunci: Asbab al-Nuzul, Tafsir Mara h Labi d, Kualitas. Tafsir Mara h Labi d merupakan salah satu kitab tafsir karya ulama Nusantara yakni Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani. Dalam upaya menafsirkan ayat al-Qur‟an bila terdapat riwayat asbab al-nuzul Syekh Nawawi al-Bantani hampir selalu mencantumkan riwayat asbab al-nuzul.

Related Documents:

Dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir Oleh M. RIFAI ALY NPM : 1425010006 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA (PPs) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2019 M/1440 H . ASBĀB AN-NUZŪL DALAM TAFSIR IBNU KATSIR (Seputar Ayat Khamar Dan Ayat Bencana Alam)

Tafsir al-Khazin, Tafsir al-Tabari, Tafsir al-Baghawi, Tafsir al-Tha’labi, dan Manafi’ al-Qur’an. Namun, Tafsir al-Jalalayn mendominasi teks Tarjuman al-Mustafid. Tesis yang telah dihasilkan ini sememangnya mencakupi aspek kaedah bacaan intertekstual. Namun tafsir ini diaplikasikan dalam karya lain, iaitu Tarjuman al-

Tafsir Ilmu Tafsir/Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama 2016. x, 158 hlm. Untuk MAK Kelas XII ISBN 978-602-293-104-3 (jilid lengkap) ISBN 978-602-293-116-4 (jilid 3) 1. Tafsir Ilmu Tafsir 1. Judul II. Kementerian Agama Republik Indonesia Penulis : Drs. H. M. Ziyad, M. Ag

B. Asbab al-Nuzul Q.S An-Nahl Ayat 125 Para mufasir berbeda pendapat seputar asbab al-nuzul (latar belakang turunnya) ayat ini. Al-Wahidi menerangkan bahwa ayat ini turun setelah Rasulullah SAW menyaksikan jenazah 70 sahabat yang syahid dalam Perang Uhud, termasuk Hamzah, paman

Tafsir Tarjuman al-Mustafid is the first work by Sheikh Abd al-Rauf al-Singkili on the tafsir of the Quran, but also the complete tafsir works are among the earliest in the Malay world in the field of religion produced by Nusantara scholars. For more than three centuries it was known as the translation of Tafsir al

PENDEKATAN DALAM TAFSIR, TEORI SEMANTIK DAN ASBAB AL-NUZUL A. Ragam Pendekatan Dalam Tafsir Istilah “pendekatan” secara morfologis berasal dari kata “dekat” yang telah mendapat prefikks dan suffiks. Istilah tersebut secara leksikal berarti jarak, hampir, akrab. Secara etimologi berarti proses, perbuatan atau cara mendekati.1

Forthcoming titles in this series include Sahl al-Tustari’s Tafsir , Osman Bakar’s Scientific Commentary on the Qur’an, Kashani’s Ta’wilat, Baydawi’s Tafsir , Qushayri’s Lata’if al-Isharat, Nasafi’s Tafsir , Tabari’s Tafsir, and Fakhr al-Din al-Razi’s Great Tafsir (Mafatih al

piece of paper and draw an outline of your chosen animal or person. 2. sing and dance when they If you would like to make more than one of any animal or person, fold your paper a few times behind the outline. You could also cut out your outline and trace around it. 3. from things they may Think of how to connect your paper animals or people.