DAUR ULANG MILITAN DI INDONESIA: DARUL . - WordPress

3y ago
39 Views
2 Downloads
565.38 KB
57 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxton Kershaw
Transcription

DAUR ULANG MILITAN DI INDONESIA:DARUL ISLAM DAN BOM KEDUTAAN AUSTRALIAAsia Report N 92 – 22 Februari 2005

DAFTAR ISIRANGKUMAN IKHTISAR . iPENDAHULUAN . 1I.II.KEKALAHAN DARUL ISLAM DAN AKIBATNYA. 2A.B.C.ACENG KURNIA DAN PRTI .3PERTEMUAN MAHONI .5RELEVANSI UNTUK MASA KINI .5III. KOMANDO JIHAD . 6A.B.C.JENJANG MENUJU AKSI MILITER .6MUNCULNYA MUSA WARMAN. .8RELEVANSI UNTUK MASA KINI .10IV. PEREBUTAN KEKUASAAN DI JAWA. 11A.B.V.ADAH DJAELANI SEBAGAI IMAM .11RELEVANSI UNTUK MASA KINI .12USROH DAN PEREMAJAAN DARUL ISLAM . 13A.B.C.ASAL USUL USROH DI INDONESIA .13IRAN DIJADIKAN MODEL .14USROH MASA KINI .15VI. USROH DI JAKARTA: PENTINGNYA KELOMPOK CONDET. 16A.B.C.KELOMPOK BROTO .16KELOMPOK NUR HIDAYAT.18RELEVANSI UNTUK MASA KINI .20VII. AJENGAN MASDUKI DAN KESENJANGAN-KESENJANGAN BARU . 21A.B.C.MASDUKI MENJADI IMAM .21KOMANDO JAKARTA PECAH .23PERTEMUAN CISARUA, DESEMBER 1998 .24VIII. AMIN DAN BATALYON ABU BAKAR . 26A.B.C.D.ASADULLAH DAN BATALYON ABU BAKAR .26AHMAD SAYID MAULANA .27AKSI LAGI DI JAKARTA .28RELEVANSI UNTUK MASA KINI .28IX. RING BANTEN DAN BOM KUNINGAN. 29A.B.C.D.X.KANG JAJA .29RING BANTEN DI POSO.30PARA REKRUT CIGARUNG .31HARUN: KAITAN TUNGGAL DENGAN AMIN, CIMANGGIS, DAN BANTEN .32KESIMPULAN . 33LAMPIRANA. MAP OF INDONESIA .35B. GLOSSARY OF ABBREVIATIONS, ACRONYMS, AND INDONESIAN TERMS .36C. INDEX OF NAMES .38D. ABOUT THE INTERNATIONAL CRISIS GROUP .49E. CRISIS GROUP REPORTS AND BRIEFINGS ON ASIA .50F. CRISIS GROUP BOARD MEMBERS .52

Asia Report N 9222 Februari 2005DAUR ULANG MILITAN INDONESIA:DARUL ISLAM DAN BOM KEDUTAAN AUSTRALIARANGKUMAN IKHTISATidak mungkin memahami konsep jihad di Indonesiatanpa mengerti gerakan Darul Islam (DI) serta upayanyamembentuk Negara Islam Indonesia (NII). Selama 55tahun terakhir, gerakan tersebut telah menghasilkanberbagai pecahan dan sempalan, mulai dari JemaahIslamiyah (JI) hingga kelompok agamis yang menolakkekerasan. Setiap kali generasi lama akan sirna, munculahgenerasi baru yang militan yang mendapat ilham darisejarah DI maupun pesona negara Islam, untukmembaharui keberlanjutan gerakan tersebut. Sepanjangpola yang diurai didalam laporan ini tetap berjalan, makaIndonesia tak akan pernah bisa memberantas JI maupunmitra-mitranya dalam berjihad, sekalipun setiap anggotadari komando pusat berhasil ditangkap, akan tetapi denganmemperhatikan beberapa upaya kunci, kiranya merekadapat terkendali.Gerakan DI, yang bermula dari pemberontakanpemberontakan di Jawa Barat, Sulawesi Selatan danAceh pada tahun 1950an, kini merupakan jaringan yangbersifat fleksibel namun langgeng, terdiri dari hubunganhubungan pribadi yang terjalin pada hampir semua pulaupulau besar di nusantara. Peristiwa bom pada bulanSeptember 2004 didepan kedutaan Australia menunjukkanbetapa hubungan-hubungan tersebut memainkan perannya.Beberapa hari saja pasca bom tersebut, polisi telahmenetapkan keterlibatan Azhari Husin dan NoordinMohammed Top, dua anggota JI dari Malaysia. Tapi,belakangan terungkap keduanya bekerjasama denganbeberapa anggota DI dari kelompok yang terkenal dengansebutan Ring Banten, yang beroperasi di basis-basis lamaDI di Jawa Barat. Tiga pemuda Ring Banten yangdirekrut menjadi pelaku bom bunuh diri, yang salahsatunya ikut tewas pada peristiwa bulan September,masing-masing diketahui ayahnya adalah anggota DI.Dengan mencermati sejarah DI, kiranya dapat lebih mudahmemahami JI : Cara Darul Islam bertahan serta melakukan adaptasisetelah mengalami kekalahan ditangan TNI padatahun 1960an dan tertangkapnya hampir seluruhpimpinannya pada 1977-1982, mengisyaratkanbahwa JI pun mungkin bisa bertahan walaupunbanyak diantara pemimpin tertinggi telah ditangkap. Seringkali dengan dipenjara, pamor anggota DIjustru naik; bahkan setelah dipenjara untuk waktucukup lama mereka kerap keluar dengan semangatbaru dan bisa direkrut untuk operasi baru. Perpecahan maupun perebutan kekuasaan yangterjadi di tingkat atas sering berdampak kecilterhadap kerjasama di tingkat bawah. Kecilnya kemungkinan keberhasilan suatu operasitertentu tidak banyak mematahkan semangatmereka yang bertekad melancarkan serangan.Dengan semboyan operasi “Menang atau matisyahid”, maka berjihad dihadapan tantangan yangsangat besar justru memiliki daya tarik tersendiri. Kegagalan pimpinan senior untuk meresponkejadian-kejadian politik tertentu dapat membukajalan bagi timbulnya gerakan-gerakan militanbaru dibawah pimpinan anggota-anggota mudayang merasa kesal terhadap sikap pasif parasenior mereka. Ikatan-ikatan baru dan persahabatan yang langgengterjalin ketika menjalankan program pelatihan militer.Semua ini tentu saja mengkhawatiran, namun ada jugaberita yang menggembirakan. Terjadinya daur ulanganggota DI lama yang masuk kedalam JI atau yangmembentuk kerjasama dengan JI mengisyaratkan bahwabasis perekrut pelaku jihad tidak berkembang secarasignifikan, selain itu tampaknya mereka menemukankesulitan untuk bergerak jauh diluar lingkungan DI lamamaupun lingkungan JI yang ada. Bahkan didalam basisbasis DI sendiri, yang merupakan tempat merekrutpelaku lapangan untuk pengeboman kedutaan Australia,ternyata sulit menemukan pemuda yang bersediamenjalankan paduan antara praktek agama yang sangatketat dengan penafsiran jihad yang sangat ekstrim. Takada alasan menduga, misalnya, bahwa perang Irak bakal

Daur Ulang Militan Indonesia: Darul Islam Dan Bom Kedutaan AustraliaCrisis Group Asia Report N 92, 22 Februari 2005meningkatkan jumlah anggota JI baru secara mendadak,kendati perang tersebut sangat tidak populer dan telahmengobarkan sentimen anti-Amerika, yang akan tetapmempersulit upaya melawan terror yang dilakukandidalam negeriVariabel yang terpenting didalam menentukan apakahjihadisme dapat dikendalikan termasuk: penanganan yang tepat terhadap ketegangan antaragama yang terjadi didalam negeri; kapasitas penegakan hukum ditingkatkan; perhatian yang lebih serius dari pemerintah Indonesiaterhadap dampak memenjarakan pelaku jihad, dantindak lanjut setelah mereka dibebaskan; dan, pengendalian yang lebih cermat atas penjualan danaccess kepada senapan, amunisi dan bahan peledak;Semua hal tersebut sesungguhnya berada didalam kendalipemerintah Indonesia. Ada lagi variabel keempat, yaituapakah akan lahir sebuah pusat utama pelatihan jihadinternasional seperti yang pernah ada di Afghanistan.Sudah barang tentu hal itu tergantung tidak saja padatindakan pemerintah Indonesia, melainkan juga ataskebijakan lebih luas dari komunitas internasional.Singapura/Brussels, 22 Februari 2005Page ii

Asia Report N 9222 Februari 2005DAUR ULANG MILITAN DI INDONESIA:DARUL ISLAM DAN BOM KEDUTAAN AUSTRALIAI.PENDAHULUANMenyusul peledakan bom didepan kedutaan besarAustralia pada 9 September 2004, segera bermunculanbukti-bukti adanya keterlibatan dua orang anggota JemaahIslamiyah (JI) – Azhari Husin dan Noordin MohamedTop. Akan tetapi segera terungkap pula kerjasama merekadengan sebuah kelompok sempalan dari gerakan DarulIslam (DI) yang bernama Ring Banten, yang merupakansumber dukungan logistik, koordinasi lapangan sertapelaku bom bunuh diri tersebut.Kemudian timbul banyak pertanyaan berkaitan denganapa yang terungkap tentang kekuatan dan kekompakanJI secara relatif dengan terjadinya peristiwa pembomantersebut. Apakah lebih lemah atau lebih kuat dibandingsatu tahun yang lalu? Apakah struktur komando pusatmasih berfungsi ataukah Azhari dan Noordin berlagaatas prakarsanya sendiri?Pertanyaan-pertanyaan tersebut, kendati jelas penting,mengabaikan hal kunci, yaitu bahwa sekalipun JI telahsangat dilemahkan dengan sejumlah penangkapan dantindakan anti terorisme yang telah dilancarkan sejakperistiwa bom Bali pada Oktober 2002, beberapa bagiandari organisasi tersebut, bahkan secara perorangan, masihdapat berfungsi dengan bermitra bersama kelompokkelompok non-JI. Namun kelompok apa saja, danbagaimana kerjasama tersebut dijalin? Terjalinnya aliansidengan Ring Banten mengisyaratkan perlunya mengamatikembali keretakan dan perpecahan yang terjadi didalamDarul Islam selama dua dasawarsa terakhir, untuk menilikjawabannya.Berdasarkan penelitian, kami menemukan bahwa DImerupakan organisasi yang luar biasa tangguh, yangtelah mengalami berbagai perputaran pasang surut.Setiap kali pimpinan lama tampaknya tak lagi efektif,maka timbul anggota yang lebih muda dan lebih militanyang membawa angin segar kedalam organisasi, serayamemberi tafsiran baru atas amanah yang diembannya.Akan tetapi setiap masa besar didalam sejarah DImemiliki relevansi untuk masa kini. Basis-basis DI ditahun 1950an saat ini pun banyak menjadi basispendukung jihad, kendati konteks politik di Indonesiatelah berubah secara radikal. Misalnya saja, di tahun2004, basis Ring Banten saling tumpang tindih denganbeberapa sisa-sisa perlawanan DI terhadap tentaraIndonesia di Jawa Barat pada tahun 1962Berbagai jelmaan Darul Islam di masa lalu maupunsaat ini tetap menjadi sumber untuk merekrut anggotaorganisasi jihad, selain merupakan jaringan dukunganbantuan logistik maupun perlindungan sebagaimanadiperlukan.Sepanjang masa, anggota-anggota DI yang lebih mudadan lebih militan telah membentuk kelompok-kelompokbaru, dimana JI merupakan salah satunya. Kebersamaanwarisan Darul Islam merupakan ikatan yang begitu kuatsehingga memudahkan kontak dan komunikasi diantarasegenap keluarga besarnya, yang saat ini mencakup antaralain, Darul Islam sendiri, JI, Majelis Mujahidin Indonesia,Laskar Jundulloh, kelompok Banten, dan AngkatanMujahidin Islam Nusantara (AMIN), belum lagi sekianbanyak veteran DI, yang masing-masing mempunyaikelompok pengikut yang besar akan tetapi samasekaliberoperasi diluar struktur formal. Orang-orang tersebutsaling mengenal, saling bersilaturrahmi, hadir padasekolah yang sama, menikah diantara lingkungan mereka,dan tetap menjaga hubungan antar generasi. Merekapuntak lepas dari perselisihan, permusuhan dan tidak jarangsaling mengkhianati. Namun demikian jaringan tersebuttetap bertahan sekalipun masing-masing komponennyasenantiasa mengalami perubahan.

Daur Ulang Militan di Indonesia : Darul Islam dan Bom Kedutaan AustraliaCrisis Group Asia Report N 92, 22 Februari 2005II.KEKALAHAN DARUL ISLAM DANAKIBATNYAGerakan Darul Islam lahir di tahun 1948 ditandai denganpemberontakan di daerah Jawa Barat dibawah pimpinanSoekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, yang segera diikutikejadian serupa di Jawa Tengah.1 Secara terpisah,pemberontakan atas nama Darul Islam pun muncul diKalimantan Selatan (1950); Sulawesi Selatan (1952)dibawah Kahar Muzakkar, dan di Aceh (1953) dibawahDaud Beureueh.Adapun pemikiran dibalik setiap pemberontakan berbedabeda dari satu tempat ke lain tempat, namun sebagian besarberakar pada rasa kurang puas dari kelompok milisisetempat terhadap sikap Indonesia yang baru merdeka,terhadap tuntutan dari pihak Belanda, maupun terhadapkegagalannya memberi pengakuan kepada pasukan gerilyasetempat untuk ditempatkan didalam tentara nasional yangbaru dibentuk. Sesungguhnya faktor agama bukanlahmenjadi sebab utama, namun demikian Islamlah yangmenjadi perekat diantara pemimpin-peminpinnya, sehinggapada tahun 1953, mereka sepakat membentuk sebuah frontpersatuan dengan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).Kartosoewirjo menjadi imam pertama NII. Pemberontakanitu sendiri terbagi atas tujuh komando wilayah (KW): KW1: Priangan Timur (berpusat di Tasikmalayanamun meliputi Jakarta, Purwakarta, dan Cirebon); KW 2: Jawa Tengah; KW 3: Jawa Timur; KW 4: Sulawesi Selatan dan sekitarnya; KW 5: Sumatra; KW 6: Kalimantan; dan KW7: Serang-Banten, Bogor, Garut, Sumedang,dan Bandung.Baru pada pertengahan 1970an ada penambahan duakomando lagi, yaitu KW8 di Lampung, dan KW9 diwilayah Jakarta dan sekitarnya.Pada tanggal 1 Agustus 1962, setelah tertangkapnyaKartosoewirjo, TNI AD berhasil membujuk 32 orangperwira utama DI untuk mengikrarkan sumpah setia kepadapemerintah dengan imbalan pemberian amnesti. Dalamsebuah Ikrar Bersama, mereka memberi pengakuan bahwaDI/NII merupakan gerakan yang sesat, dan bahwa merekatelah berdosa terhadap rakyat Jawa Barat. Selanjutnya1Secara resmi Kartosoewirjo mengumandangkan NegaraIslam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949, akan tetapiperlawanan bersenjata sudah dimulai sebelumnya.Page 2mereka menegaskan kesetiaan mereka kepada republik.Penanda tangan ikrar tersebut termasuk Adah DjaelaniTirtapraja, Ateng Djaelani, Ules Sudjai, Djaja Sujadi Wijaya,Danu Muhamad Hassan, Zaenal Abidin, Toha Mahfud,Dodo Mohamad Darda, serta beberapa orang lainnya,yang banyak diantara mereka selanjutnya ditangkap padaakhir 1970an atas keterlibatan didalam Komando Jihad.Penandatanganan ikrar tersebut mempersulit masalahsuksesi setelah Kartosoewirjo dieksekusi pada September1962. Selaku Komandan Perang Seluruh Indonesia(KPSI), ia tidak mempunyai wakil. Sesuai peraturan DI,maka yang menjadi KPSI berikutnya harus dipilihdiantara para komandan wilayah dan anggota KomandoTinggi, namun peraturan tersebut tidak disertai pedomanpelaksanaannya.2Dari keenam calon yang muncul, semuanya menanggungcacat. Dua komandan dari Jawa Barat, yakni DjadjaSudjadi dari Garut dan Adah Djaelani dari Tasikmalaya,serta komandan wilayah Jawa-Madura, Agus AbdullahSukunsari dari Majalengka, ikut menandatangani IkrarBersama.3 Abdul Fatah Wirananggapati dari Kuningan,meringkuk di penjara sejak 1953 (baru dilepas di tahun1965 dalam rangka melawan Partai Komunis Indonesia).Kahar Muzakkar, komandan wilayah Sulawesi, tidakmemenuhi syarat karena upayanya di tahun 1962 untukmembentuk federasi yang bernama Republik PersatuanIslam Indonesia (RPPI), yang secara tersurat menampikproklamasi atas negara kesatuan Islam oleh Kartosoewirjo.Sementara itu Daud Beureueh dari Aceh menyerahkandiri pada Mei 1962.Selama satu dasawarsa, secara efektif DI tidak memilikipemimpin. Sejumlah besar penanda tangan ikrar telahmenerima berbagai tunjangan jangka pendek untukmemperkuat loyalitas mereka, misalnya saja dalam bentukmobil, tanah, dan pada satu kasus, usaha penyalur minyaktanah.4“Dari tahun 1962 -1968”, tulis salah satu pemimpin,“Negara Karunia Alloh Negara Islam Indonesia terkuburoleh fasilitas-fasilitas duniawi yang diberikan Musuh”.5Akan tetapi tidak semuanya berhasil dikooptasi. AhmadSobari, bupati DI di Priangan Timur, daerah sekitar kotaTasikmalaya di Jawa Barat, menolak meninggalkanperjuangannya dan pada tahun 1969 mendirikan Negara2Al-Chaidar, Pemikiran Politik Proklamator Negara IslamIndonesia S. M. Kartosoewirjo, “Maklumat KomandemenTertinggi No. 11/1959”, Jakarta 1999, hal. 625.3Djaja Sujadi merangkap jabatan sebagai Menteri KeuanganDI.4“Pecahnya Sesepuh DI”, Tempo, 30 September 1978.5Dokumen rahasia berasal dari DI yang dimiliki Crisis Group,Februari 2000.

Daur Ulang Militan di Indonesia : Darul Islam dan Bom Kedutaan AustraliaCrisis Group Asia Report N 92, 22 Februari 2005Islam Tejamaya (NIT), dimana Tejamaya merupakandaerah sekitar Tasikmalaya.6 Akan tetapi Sobari sendiriditangkap pada tahun 1978, dan NIT tidak pernahberpengaruh, kendati masih tetap hidup sebagai gerakandengan segelintir anggota di sekitar Tasikmalaya.Sementara pimpinannya saling berselisih, para anggotabiasa – yang jumlahnya cukup besar – dibiarkan tanpapengarahan. Menurut perkiraan terbaik, pada puncakpemberontakan antara 1956-1957, masing-masing di JawaBarat dan Sulawesi Selatan terdapat sekitar 12.000 hingga15.000 pejuang. Antaranya, ada banyak yang bersediadirekrut kembali.7Kaitan antara beberapa pemimpin DI di Jawa Barat dengantentara diperkuat pada 1965-1966 ketika mereka ditawarkansenjata dengan imbalan membantu menyerang tersangkaanggota PKI di Jawa Barat, Aceh dan Sumatra Utara.8Danu Muhamad Hassan konon bahkan percaya bahwaseorang perwira, Ali Moertopo, yang kelak namanyamenjadi tersohor, berhasil menyelamatkan kepemimpinanDI dari kemusnahan pada tahun 1966 karena melakukanpendekatan dengan Soeharto yang menurut dugaannyabermaksud memanfaatkan pembantaian massal yangterjadi tahun itu untuk menghabiskan semua musuhpolitiknya, termasuk Darul Islam.96“Polisi Cianjur Ringkus 11 Pendiri NII”, Harian AngkatanBersenjata, 27 January 1979. Ada sedikit keraguan terkaittanggalnya. Ketika diwawancara, beberapa pemimpin DImenengarai bahwa Sobari yang tidak pernah menyerahkan dirikepada pihak yang berwajib, mendirikan gerakan tersebut sesaatsetelah kekalahan DI pada tahun 1962, namun menurut suatusumber secara tertulis, tahunnya adalah 1969. Sejumlah anggotaDI menilai bahwa Sobari yang juga diyakini menjalankan Islamyang lebih murni ketimbang banyak pemimpin DI lainnya, telahditunjuk oleh Kartosoewirjo untuk memimpin gerakan hinggadibebaskannya Abdul Fatah Wirananggapati, seo

Daud Beureueh. Adapun pemikiran dibalik setiap pemberontakan berbeda-beda dari satu tempat ke lain tempat, namun sebagian besar berakar pada rasa kurang puas dari kelompok milisi setempat terhadap sikap Indonesia yang baru merdeka, terhadap tuntutan dari pihak Belanda, maupun terhadap kegagalannya memberi pengakuan kepada pasukan gerilya

Related Documents:

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa : 1) penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada praktikum daur ulang limbah anorganik dapat dikatakan sangat baik. 2) Pembelajaran praktikum biologi secara inkuiri terbimbing sangat signifikan untuk meningkatkan kreativitas siswa. 3) respon

TAREEKH-E-ZABAN-O-ADAB Unit:1 Urdu Zaban ka Agaz-o-Ittiqa Mukhtalif Nazariyath Unit: 2 Deccan mein Urdu: Bahamani, Qutub Shahi, Adil Shahi Daur Unit: 3 Daur –e – Mutavassaten – Qabistan-e-lucknow aur Delhi Unit: 4 Nazeer Akbar Abadi Unit:5 Zaoq – o- Galib ka Daur Reference Books: 1. Tareek-e-Adab-e-Urdu – Noorul Hasan Naqvi 2.

Dr. Didik Wahjudi (Indonesia) Dr. Oki Sunardi (Indonesia) Dr. Ishak Ramli (Indonesia) Dr. Moeljono Widjaja (Indonesia) Dr. Iwan Aang Soenandi (Indonesia) Ignasia Yuyun, M.Pd. (Indonesia) Dr. Evans Garey (Indonesia) Yuseva Ariyani Iswandari, M.Pd. (Indonesia) PUBLISHED FIRST TIME BY: UKRIDA PRESS

DKI, Indonesia: Kemenristekdikti. Presiden Republik Indonesia. (17 Januari, 2012). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012. Jakarta, Jakarta, Indonesia: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (10 Agustus, 2012). Pendidikan Tinggi.

yaitu mengenai siklus air dan interaksi air dengan lingkungan. Siklus air digambarkan secara umum yang terbagi menjadi dua daur: yang pertama daur pendek, yaitu hujan yang jatuh dari langit langsung ke permukaan tanah, danau, sunga

E. Perhitungan Biaya Siklus Hidup. Tahap perencanaan produk dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya aktivitas. Dalam kenyataanya, paling sedikit 90 persen atau lebih biaya yang berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan dari daur hidup produk. Daur hidup produk secara sederhana

Executive summary 4 Foreword 6 Introduction - Doing business in Indonesia 8 Conducting business in Indonesia 12 Taxation in Indonesia 18 Audit and accountancy 26 Human Resources and Employment Law 28 Trade 30 Banking in Indonesia 32 HSBC in Indonesia 34 Country overview 36 . coming to an agreement. Initial meetings generally serve to make .

Abrasive water jet machining Ultrasonic machining. Difference between grinding and milling The abrasive grains in the wheel are much smaller and more numerous than the teeth on a milling cutter. Cutting speeds in grinding are much higher than in milling. The abrasive grits in a grinding wheel are randomly oriented . A grinding wheel is self-sharpening. Particles on becoming dull either .