PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE .

3y ago
25 Views
2 Downloads
446.17 KB
8 Pages
Last View : 21d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronnie Bonney
Transcription

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KOMUNIKASIMATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 TEBING TINGGITAHUN PELAJARAN 2015/2016Nur Qomaria, S.Pd1, Anna Fauziah, M.Pd2, Drajat Friansah, M.Pd3.Email: Nurqomaria08@gmail.comPMIPA, Pendidikan Matematika STKIP-PGRI LubuklinggauABSTRACTThis thesis entitled "The Effect of Active Learning Strategies Type of ActiveKnowledge Sharing to Communication Student Class VIII SMPN 5 Tebing Tinggiof the school year 2015/2016". The research problems are: “Is there anyinfluence of active learning strategies type of Active Knowledge Sharing tocommunication of mathematics students in grade VIII SMPN 5 Tebing Tinggi ofthe school year 2015/2016?”. The objective of the study to determine theeffect of active learning strategies Active Knowledge Sharing to communicationmathematics student in grade VIII SMPN Tebing Tinggi 2015/2016 academicyear after the aplication of active learning strategies type Active KnowledgeSharing. This study is pure experiment. The population is all students of classVIII at SMPN 5 Tebing Tinggi the school year 2015/2016, amounting to 226students and as a sample is a class VIII.A and class VIII.B taken at random. Thedata collection was done by using the test. Data were analyzed using t-test atsignificant level α 0.05. Based on the result and analysis, it can be concludedthat there is active learning strategies influence the type of Active KnowledgeSharing to communication mathematics students in grade VIII at SMPN 5Tebing Tinggi the school year 2015/2016. The average score of communicationmathematics experimental class at 25,87 and the average score of mathematicalcommunication control class is 22,50.PENDAHULUANKomunikasi merupakan komponen yang penting dalam prosespembelajaran tak terkecuali dalam pembelajaran matematika. Pada dasarnyadalam pembelajaran matematika seorang siswa yang sudah mempunyaikemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk bisamengkomunikasikannya agar pemahamannya tersebut dapat dimengerti olehorang lain. Dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya kepada oranglain, seorang siswa dapat meningkatkan pemahaman matematisnya. Sepertiyang dikemukakan oleh Huggins (dalam Qohar, 2006:45) bahwa untukmeningkatkan pemahaman konseptual matematis, siswa dapat melakukannyadengan mengemukakan ide-ide matematisnya kepada orang lain. Dengandemikian, untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa makaguru juga perlu mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau 2dan3 Dosen Prodi Matematika

Los Angeles Country Office of Education (dalam Mahmudi, 2009:3)menyatakan komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupunlisan atau verbal. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematikamerupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan. Dalammengembangkan komunikasi matematis guru harus berusaha agar anak didikaktif dan kreatif secara optimal. Dalam proses pembelajaran guru tidak harusselalu dominan dan hanya bersifat mentransfer ilmu pengetahuan kepadasiswa, sedangkan para siswa dengan diam dan pasif menerima transferpengetahuan dari guru tersebut. Namun yang diharapkan adalah guru sebagaifasilitator belajar di kelas dapat mengkondisikan agar siswa aktif berkomunikasidalam belajarnya.Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru di SMP Negeri 5Tebing Tinggi terungkap bahwa sebagian besar siswa masih kurang baik dalammelakukan komunikasi, baik secara tertulis maupun secara lisan. Siswa seringkali tidak dapat menyelesaikan permasalahan matematika karena siswatersebut mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide gagasannya danseringkali siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya walaupunsebenarnya ide-ide sudah ada dipikiran mereka. Salah satu penyebabrendahnya komunikasi matematis pada pelajaran matematika adalah gurumendominasi dalam proses pembelajaran dan hanya bersifat mentransfer ilmupengetahuan kepada siswa, sedangkan para siswa dengan diam dan pasifmenerima transfer pengetahuan dari guru tersebut.Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru harus menggunakan suatustrategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untukmengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untukmemahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenyadalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu strategi pembelajaran yangdapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik, yang memberikankesempatan siswa lebih aktif dan kreatif serta siswa dapat saling berbagiinformasi atau pengetahuan dalam menyelesaikan masalah bersama-samayaitu strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing.LANDASAN TEORIStrategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing adalahstrategi pembelajaran dengan sistem pembentukan tim dimulai dariperorangan (individu) hingga akhirnya terbentuk kerjasama/diskusi dengansiswa lain sehingga terjadilah pembentukan tim. Seperti diungkapkan oleh Zaini(2008:22) Active Knowledge Sharing (Berbagi Pengetahuan Aktif) adalah salahsatu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pelajarandengan cepat serta dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswauntuk membentuk kerjasama tim. Sedangkan menurut Silberman (2014:100)mengatakan bahwa strategi Active Knowledge Sharing merupakan cara yangbagus untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang guru ajarkan,guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa

sembari melakukan kegiatan pembentukan tim. Banyak riset telah dilakukanberkaitan dengan pembelajaran aktif dengan dasar Active Knowledge Sharing.Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat didalam pembelajaran strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharingini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebihpositif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan danpendapat orang lain.StrategiActive Knowledge Sharing dapat digunakan dalampembelajaran aktif yaitu mendengarkan, berdiskusi, menulis dan memecahkanmasalah. Strategi pembelajaran ini dapat juga digunakan untuk semua matapelajaran. Strategi ini cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Dalam strategiini, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong danmempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkanketerampilan berkomunikasi. Menurut Djamarah (2010:398) pembelajarandengan strategi Active Knowledge Sharing diawali dengan guru menyediakandaftar pertanyaan terkait dengan materi pelajaran yang akan guru ajarkan,kemudian guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaantersebut sebaik yang mereka bisa dan siswa juga diperintahkan untukmenyebar di dalam ruangan mencari siswa yang dapat menjawab pertanyaanyang mereka sendiri tidak tahu cara menjawabnya, kemudian gurumemerintahkan siswa untuk kembali ke tempat semula lalu guru membahasjawaban yang siswa dapatkan dengan cara menjawab pertanyaan yang taksatupun siswa dapat menjawabnya. Sedangkan menurut Silberman (2014:100)dalam strategi ini guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitandengan materi yang akan guru ajarkan, pertanyaan itu dapat berupa definisisuatu istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple choice, mengidentifikasiseseorang, menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan,melengkapi kalimat dan lain-lain. Setelah itu guru meminta siswa untukmenjawab pertanyaan tersebut sebaik yang mereka bisa, kemudian guru jugameminta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantumenjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannyasembari menekankan kepada mereka untuk saling membantu. Setelah itu siswakembali ke tempat duduk mereka masing-masing dan guru menjawabpertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa dengan menggunakanjawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan untuk mengenalkan topikyang penting di kelas.Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe ActiveKnowledge Sharing yang digunakan pada penelitian ini yaitu: (1) Sediakandaftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan andaajarkan, (2) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itusebaik yang mereka bisa, (3) Minta semua siswa berkeliling mencari temanuntuk dijadikan tim/kelompok agar dapat saling tukar pengetahuan/bekerjasama dalam menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukanjawabannya, (4) Minta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka, jawablah

pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa. Gunakan jawaban-jawabanyang muncul sebagai jembatan untuk mengenalkan topik yang penting di kelas.Komunikasi matematika adalah kemampuan menghubungkan bendanyata, gambar, diagram dan lainnya ke dalam ide matematika (Romberg danChair dalam Qohar, 2006:44). Komunikasi matematika meliputi komunikasitertulis maupun lisan (Los Angeles Country Office of Education dalam Mahmudi,2009:3) yang dimaksud dengan komunikasi matematika secara tertulis adalahkemampuan dan keterampilan siswa menggunakan kosa kata, strukturmatematika untuk menyatakan hubungan dan gagasan serta memahaminyadalam memecahkan masalah. Sedangkan komunikasi matematika secara lisantercermin melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil selamaberlangsungnya proses pembelajaran.Adapun indikator komunikasi matematika menurut Cai, Lane danJacobsin (dalam Fachrurazi, 2011:81) adalah: (1) Menulis matematika, (2)Menggambar secara matematika, (3) Ekspresi matematika. SelanjutnyaPemberian skor kemampuan komunikasi matematika dapat diatur sesuaidengan kriteria jawaban yang diinginkan guru. Cai, Lane dan Jacobsin (dalamPutri, 2014:31) mengemukakan pedoman penskoran kemampuan komunikasimatematika melalui “Holistic Scoring Rubrics”. Adapun pedoman penskoranseperti pada tabel 1 berikut:Tabel 1Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi MatematikaSkor01234Menulis(Written ticalExspression)Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsepsehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apaHanya sedikit dariHanya sedikit dariHanya sedikit dari modelpenjelasan yang benargambar, diagram, atau matematika yang benartabel yang benarPenjelasan secaraMelukiskan gambar,Membuat model matematikamatematis masuk akaldiagram, atau tabeldengan benar, namun salahnamun hanya sebagiannamun kurang lengkap dalam mendapatkan solusilengkap dan benardan benarPenjelasan secara masukMelukiskan gambar,Membuat model matematikaakal dan benar, meskipun diagram, atau tabeldengan benar, kemudiantidak tersusun secara logis secara lengkap danmelakukan perhitungan atauataupun terdapat sedikitbenarmendapatkan solusi secarakesalahan bahasabenar dan lengkapPenjelasan secara masukakal dan jelas sertatersusun secara logisSkor Maksimal 4Skor Maksimal 3Skor Maksimal 3

METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen murni. Menurut Arikunto (2010:125) eksperimen murni merupakanjenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhipersyaratan, yang dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalahadanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkanpengamatan. Desain eksperimen yang digunakan adalah Random, pre-test,post-test desain (Arikunto, 2010:126). Adapun populasi dalam penelitian iniadalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran2015/2016 dan berdasarkan pengundian, maka terpilihlah sebagai sampeladalah kelas VIII.A dan VIII.B. Sebagai kelas eksperiman yaitu kelas VIII.A dankelas VIII.B sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes digunakan untukmengumpulkan data tentang kemampuan komunikasi matematika siswa. Tesyang diberikan berbentuk soal essay dengan jumlah enam soal, adapun materites yang diujikan yaitu sistem persamaan linear dua variabel.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknikkuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tes kemampuankomunikasi matematika, (2) menetukan rata-rata skor dan simpangan baku, (3)uji normalitas data, dan (4) uji homogenitas. Pada penelitian ini, data kelaseksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal serta kedua data kelompokhomogen. Maka, uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Adapun hipotesisstatistik pada penelitian ini yaitu:H0 : rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yangmenggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Active KnowledgeSharing kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuankomunikasi matematika siswa yang menggunakan pembelajarankonvensional 𝜇1 𝜇2Ha : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yangmenggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Active KnowledgeSharing lebih dari rata-rata kemampuan komunikasi matematikasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional (𝜇1 𝜇2 )HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHANPenelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 5 Tebing TinggiTahun Pelajaran 2015/2016 dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 2 November2015. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, dengan rinciansatu kali pre-test, tiga kali pertemuan pembelajaran, dan satu kali post-test.Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasimatematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel sebelumdilaksanakannya proses pembelajaran. Kemampuan pre-test tersebutmenggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran yang akandisampaikan oleh guru. Setelah pre-test maka dilakukan tiga kali pertemuanpembelajaran untuk menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Active

Knowledge Sharing pada kelas eksperimen. Sedangkan post-test diberikansetelah dilaksanakannya proses pembelajaran yang berfungsi untukmengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannyastrategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing pada kelaseksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.Berdasarkan perhitungan data pre-test disimpulkan bahwa secarasignifikan tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematikaantara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sedangkan perhitungan datapost-test menyimpulkan bahwa secara signifikan skor rata-rata kemampuankomunikasi matematika kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaranaktif tipe Active Knowledge Sharing lebih dari skor kemampuan komunikasimatematika kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Dapatdikatakan juga bahwa ada pengaruh yang signifikan dengan pemebelajaranmenggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing.Adapun kemampuan komunikasi matematika awal dan akhir siswadapat di lihat pada tabel 2.Tabel 2Kemampuan Pemahaman Matematika t-test25,8722,50Peningkatan17,7414,70Berdasarkan analisis data pre-test siswa diperoleh bahwa kemampuanawal siswa relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkanhasil post-test siswa terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelaseksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji normalitas pada pre-testdan post-test menunjukkan bahwa nilai 𝜒 2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝜒 2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 hal ini menunjukkanbahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Begitu juga dengan hasilperhitungan uji homogenitas, karena pada pre-test Fhitung Ftabel, demikian jugapada post-test Fhitung Ftabel, dengan demikian kedua varians pre-test dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α 0,05 dan dk 60. Pada perhitungan pre-test, thitung ttabel maka Ho diterima, hal ini berartirata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen dan kelaskontrol adalah sama. Sedangkan hasil post-test didapat thitung ttabel sehinggaHo ditolak, hal ini berarti rata-rata skor kemampuan komunikasi matematikapada kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan kata lain ada pengaruhstrategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing terhadapkemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 TebingTinggi Tahun Pelajaran 2015/2016.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, siswa dengan pembelajaranmenggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing lebih

baik kemampuan komunikasi matematikanya dibandingkan dengan siswa yangmenggunakan pembelajaran konvensional. Hal tersebut disebabkan karenapada penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharingsiswa dituntut untuk berfikir dan bertukar pikiran dengan temansekelompoknya sehingga terbentuk suatu pola kerjasama yang aktif.Pada pertemuan pertama, siswa diminta untuk menjawab pertanyaanyang diberikan peneliti secara mandiri dengan materi penyelesaiaan sistempersamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dansubstitusi, siswa kelihatan ragu-ragu untuk menuliskan jawaban tersebut, sertatimbulnya keributan didalam kelas pada saat peneliti meminta siswa untukmencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang sulit merekaselesaikan dengan cara membentuk kelompok/tim, serta kerjasama setiapanggota kelompok juga masih kurang dan setelah peneliti mengecek jawabansiswa ternyata masih banyak soal yang tidak dapat diselesaikan.Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dengan materipenyelesaian sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metodecampuran, pada proses pembelajaran kedua ini siswa mulai terbiasa mengikutikegiatan pembelajaran dengan strategi Active Knowledge Sharing sudah tidakada kecanggungan lagi, keributan berkurang dan siswa sudah mulai dapatbekerjasama dalam menyelesaikan soal yang diberikan peneliti.Pada proses pembelajaran selanjutnya yaitu pertemuan ketiga denganmateri penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)menggunakan metode grafik, pada proses pembelajaran ini hambatanhambatan yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya mulai mengalamiperubahan yang lebih baik. Siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik, antaranggota kelompok lebih aktif bertanya dan menjawab dalam kelompoknyajikamengalami kesulitan atau kurang mengerti dalam menyelesaikan masalah.Pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol adalah pembelajarankonvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru lebihmendominasi aktivitas pembelajaran sehingga siswa pasif dan hanyamendengarkan penjelasan materi dari guru.Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen denganmenggunakan strategi Active Knowledge Sharing dan kelas kontrol denganmenggunakan pembelajaran konvensional, dilakukan tes akhir (post-test) yangberguna untuk mengukur kemampuan akhir siswa.Perolehan skor rata-rata siswa sebelum dan sesudah pembelajarandengan strategi Active Knowledge Sharing diketahui terdapat peningkatankemampuan komunikasi matematika siswa yaitu pada kelas eksperimensebesar 18,83. Data ini menunjukkan kemampuan komunikasi matematikasiswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuankomunikasi matematika kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar 14,03. Haltersebut disebabkan karena pada penggunaan strategi Active KnowledgeSharing siswa dituntut untuk berfikir dan bertukar pikiran dengan temansekelompoknya sehingga terbentuk suatu pola kerjasama yang aktif. Penelitian

ini juga di dukung oleh penelitian yang terlebih dahulu dilakukan oleh AnisyaSyahril (2014) dengan judul “Penerapan Strategi Active Knowledge Sharinguntuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi Matematis SertaKemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian tersebutmenyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika denganmenggunakan strategi Active Knowledge Sharing terhadap kemampuankomunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 11 Padang adalah Baik. Halini dapat di lihat berdasarkan rata-rata nilai tes akhir (post-test) di perolehsebesar 80,05 dan uji hipotesisnya di peroleh t hitung (8,55)SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkanbahwa ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe ActiveKnowledge Sharing terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelasVIII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. Hal ini te

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nur Qomaria, S.Pd1, Anna Fauziah, M.Pd2, Drajat Friansah, M.Pd3. Email: Nurqomaria08@gmail.com PMIPA, Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRACT

Related Documents:

RHAPNA MAULIDA, (2012 ): “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe the Power of Two terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMPN 9 Tapung.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berapa besar pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two terhadap hasil belajar matematika siswa.

Pengaruh strategi pembelajaran Aktif Tipe Inquiring Minds To Know Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik diukur menggunakan N-Gain diperoleh 0,76 pada kelas eksperimen dan 0,53 kelas Kontrol. Hasil lembar keterlaksanaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Inquiring Minds To Know sebesar 90%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa .

diterapkan strategi Pembelajaran Aktif Tipe Point Counterpoint menggunakan Poster Session, (3) Untuk menganalisis pengaruh strategi Pembelajaran Aktif Tipe Point Counterpoint menggunakan Poster Session terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bulukumba.

Pengaruh Strategi pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answers (GQGA) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika peserta didik kelas V MIN 6 Bandar Lampung Oleh MUHAMAD AFRIZA IRAWAN Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika,. .

pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe picture and picture terhadap hasil belajar ipa siswa kelas v mi maarif nu 1 kracak kecamatan ajibarang skripsi oleh : eva nuryanti nim. 1323305146 program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah

audara pokok bahasan Hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa ini merupakan materi awal pengajaran keterampilan berbahasa. Pokok bahasan ini mencakup: (1) konsep umum strategi pembelajaran, (2) pendekatan pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, dan (5) teori yang melandasi berbagai strategi pembelajaran bahasa.

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pada pembagian kelompok.tahap yang pertama membagi kelompok secara heterogen yang dikenal dengan kelompok asal, dan pembagian kelompok

Archaeological illustration. Cambridge Manuals in Archaeology. Cambridge University Press, 1989. A clearly presented manual describing the various purposes, approaches, conventions, and techniques for archaeological drawings. The number of different types of drawings explained is impressive and necessary for anyone attempting to understand such drawings, especially if attempting to use such .