PENGARUH METODE BELAJAR MODEL DEMONSTRASI TERHADAP .

3y ago
39 Views
2 Downloads
92.61 KB
12 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Emanuel Batten
Transcription

PENGARUH METODE BELAJAR MODEL DEMONSTRASI TERHADAPKEAKTIFAN BELAJAR SISWAHellen Fellysia YancerumaLatifah Nur AhyaniFajar KawuryanFakultas Psikologi Universitas Muria Kudusellenfellysia@yahoo.co.idifa aja@yahoo.comfajrihidayat ok@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode belajar modeldemonstrasi terhadap keaktifan belajar pada siswa. Subjek penelitian ini adalahsiswa kelas IV SD 3 Peganjaran Bae Kudus sebagai kelompok eksperimen dansiswa kelas IV SD 1 Singocandi Kudus sebagai kelompok kontrol. Jumlah subjekpada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, yaitu 15 siswa. DesainPenelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Countrol Group Design. Desain inimerupakan desain dua kelompok yang terdiri dari kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Pada desain ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu sebelumdiberikan perlakuan (pretest) dansesudah diberikan perlakuan (posttest).Berdasarkan analisa menggunakan tehnik uji beda t yang diolah denganmenggunakan program Statistical Packeges for Social Science (SPSS) 15.0 forWindows diketahui hasil uji perbedaan pretest – posttest kelompok eksperimendiperoleh koefisien beda dengan t sebesar -1,537 dengan p sebesar 0,147 (p 0,05) dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa adanya perbedaankeaktifan belajar siswa antara siswa sebelum mendapatkan perlakuan metodedemonstrasi dengan sesudah mendapatkan perlakuan metode demonstrasidinyatakan ditolak. Dari hasil uji perbedaan pottest kelompok kontrol dan kelompokeksperimen diperoleh koefisien beda dengan t sebesar 0,851 dengan p sebesar0,364 (p 0,05) dengan demikian hipotesis yang menyatakan adanya perbedaankeaktifan belajar siswa antara siswa yang mendapatkan perlakuan metodedemonstrasi dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan metode demonstrasidinyatakan ditolak.Kata kunci: keaktifan belajar, metode model demonstrasi.Menurut Sardiman (2001), keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisikmaupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapatdipisahkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untukmengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahamanatas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam prosespembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak siswa yang aktifdalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru111Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkansuasana kelas menjadi kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkankemampuannya semaksimal mungkin, terbentuknya pengetahuan dan keterampilanyang akan mengarah pada peningkatan prestasi.Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti diSD3 Peganjaran Kudus, dalam proses pembelajarannya diikuti oleh beberapa siswayang kurang aktif saat pembelajaran, siswa cenderung diam, melamun, asyikbermain dengan teman sebangkunya, tidur dan ada juga siswa yang memperhatikanpenejalasan dari guru namun hanya kurang dari 3 siswa yang aktif bertanya dari 15siswa yang ada, siswa yang lainnya hanya mendengarkan penjelasan dari guru,menangkap apa yang ia pahami semampunya tanpa menanyakan kembali padaguru yang mengajar tentang pelajaran yang belum ia pahami, ketika guru bertanyapada siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan semua siswa menjawabbahwa dirinya sudah paham, namun pada saat guru meminta siswa maju kedepanuntuk mengerjakan soal, ada siswa yang mau maju dan adapula siswa yang tidakmau maju dengan alasan malu dan takut.Berdasarkan masalah tersebut, guru harus melakukan perubahan prosesbelajar mengajar melalui metode pembelajaran yang lebih aktif agar siswamengalami perubahan baik dalam segi nilai akademik dan keaktifan belajar siswa.Menurut Rusyan (1993) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakanpertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai padapenampilan tingkah laku yang dicontohkan. Dalam hal ini dengan demonstrasi siswaberkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yangsedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yangsesuai dengan harapan.TINJAUAN BELAJARKeaktifan Belajar SiswaPengertian Keaktifan Belajar SiswaKeaktifan terdiri dari keaktifan jasmani dan keaktifan rohani yang meliputikeaktifan indera, akal, ingatan, serta emosi (Sriyono, 1992). Menurut Sardiman(2001) menyatakan bahwa keaktifan belajar adalah kegiatan yang bersifat fisikmaupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapatdipisahkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untukmengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya keterlibatan dalambentuk fisik seperti duduk melingkar, mengerjakan atau melakukan sesuatu, akan112Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

tetapi dapat juga dalam bentuk analisis, analogi, komparasi, penghayatan yangmerupakan keterlibatan siswa dalam hal psikis dan emosi (Sugandi, 2007). Ahmadi& Supriyono (Riskina, 2013) terwujudnya keaktifan siswa dalam proses belajarmengajar dapat dilihat pada tingkah laku yang muncul dalam suatu proses belajarmengajar, antara lain:a.Keinginan dan keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan.b.Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalamkegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.c.Penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar mengajar sampai mencapaikeberhasilannya.d.Kebebasan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru atau pihak lainnya.Aspek-Aspek Keaktifan Belajar SiswaAhmadi & Supriyono (Riskia, 2013) menyatakan bahwa aspek-aspekkeaktifan belajar siswa dalam pembelajaran yaitu: (1) keberanian; keberanian inimerujuk pada keberanian siswa dalam menampilkan minat, kebutuhan, danpermasalahannya dalam proses belajar (2) berpartisipasi; partisipasi siswa dalampembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif danmenyenangkan. (3) kreativitas belajar; kreativitas mengacu pada penciptaan polapola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalahtertentu.dan (4) kemandirian belajar; kemandirian dalam pembelajaran merupakansuatu aktivitas dalam pembelajaran yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihansendiri dam mengatur diri untuk mencapai hasil yang optimal.Faktor-Faktor Keaktifan Belajar SiswaHamalik (1991) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifanbelajar siswa adalah:a.Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yangmeliputi; kemampuan, motivasi, minat dan perhatian, sikap kebiasaan siswa,ketekunan, sosial ekonomi.b.Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi: (1)Sekolah; kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah (2)Masyarakat; keluarga, teman bergaul serta bentuk kehidupan masyarakatsekitar.113Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

Metode DemonstrasiMetode demonstrasi adalah suatu metode dimana seorang guru atau oranglain yang sengaja diminta atau siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas tentangsuatu proses, memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatukegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yangrelevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode inidigunakan agar siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dijelaskan karenamenggunakan alat peraga dan menggunakan visualisasi yang dapat membantusiswa untuk lebih memahami (Poerwodarminto, tidakhanyadipergunakan untuk melihatkan sesuatu, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuanmengembangkan suatu pengertian, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip,menguji kebenaran hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuatsuatu pengertian (Udin, 2001).Pembelajaran dengan Metode DemonstrasiDjamarah (2005) menyatakan bahwa suatu metode dalam pembelajaranmempunyai prosedur atau tata cara tersendiri yang dapat diterapkan dalampembelajaran. Demonstrasi yang efektif mempunyai prosedur atau tata cara dalampenerapannya. Huda (2013) menyatakan bahwa pelaksanan demonstrasi yangdilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:1.Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.2.Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar dapatmencapai sasaran tanpa membuat siswa kebingungan.3.Memperhatikan keadaan siswa, metode demonstrasi membutuhkan suasanakelas yang tenang untuk dapat diperhatikan oleh siswa.4.Mendemonstrasikan pada siswa secara perlahan dan jelas.5.Mengulang selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan setiap langkah.6.Memberikan kesempatan siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut apa yangdilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.7.Menugaskan pada siswa untuk membuat kesimpulan hasil demonstrasi.Manfaat Penggunaan Metode DemonstrasiDjamarah (2005) menyatakan bahwa manfaat metode demonstrasi yaitu: (a)Demonstrasi dapat menghidupkan pembelajaran; (b) Demonstrasi dapat mengaitkanantara teori dengan peristiwa alam dalam lingkungan kita; (c) Apabila dilaksanakandengan tepat,maka demonstrasi dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa; (d)114Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

Demonstrasi dapat mendorong motivasi siswa; (e) Demonstrasi dan hasilnyaseringkali lebih mudah teringat dari pada bahasa dalam buku pegangan ataupenjelasan guru.Keunggulan dan Kekurangan Metode DemonstrasiDjamarah dan Zain (2002) menyatakan bahwa metode demonstrasi memilikikeunggulan dan kekuarangan dalam pembelajaran sebagai berikut:Keunggulan : Perhatian siswa akan terpusat, menghindarkan kesalahansiswa dalam ingatan, melalui metode demonstrasi ini verbalisme dapat dihindari,dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untukmembandingkan antara teori dengan kenyataan.Kelemahan : Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akandipertunjukkan, metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,metode demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yangmemadahi.Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keaktifan Belajar SiswaProses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalamperannya sebagai pemimpin, fasilitator, dinamisator sekaligus sebagai pelayan.Dalam praktik pembelajaran guru sering menghadapi permasalahan di antaranyakurangnya alat peraga sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Strategipembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung pengajaran dalammencapai tujuan pembelajaran (Supinawati, 2012).Supinawati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan MetodeDemonstrasi Terhadap Aktivitas Belajar Matematika Kelas 1 SDN Tanjung Keramat20 Nanga Pingoh” menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi dapatmeningkatkan aktivitas belajar siswa sebelum diberikan perlakuan denganketuntasan belajar dari 22 siswa hanya 9 siswa atau 40,90% dengan setelahdiberikan perlakuan menjadi 19 siswa atau 86,36%.Penelitan Daluba (2013) yang berjudul “Pengaruh Metode DemonstrasiTerhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Ilmu Pertanian di Universitas Kogi StageNegeria” menunujukan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebelummendapatkan perlakuanmetode demonstrasisebesar47,77dan sesudahmendapatkan perlakuan metode demonstrasi sebesar 66,57.115Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

HipotesisBerdasarkan uraian latar belakang diatas, maka hipotesis penelitianeksperimen ini adalah :1.Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara siswa sebelum mendapatkanperlakuan metode demonstrasi dengan sesudah mendapatkan perlakuanmetode demonstrasi. Kekatifan belajar siswa sebelum mendapatkan perlakuanmetode demonstrasi lebih rendah dibandingkan keaktifan belajar siswa setelahmendapatkan perlakuan metode demonstrasi.2.Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara siswa yang mendapatkanperlakuan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak mendapatkanperlakuan metode demonstrasi. Keaktifan belajar siswa yang mendapatkanperlakuan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan keaktifan belajar siswayang tidak mendapatkan perlakuan metode demonstrasi.METODE PENELITIANIdentifikasi Variabel PenelitianVariabel tergantung : Keaktifan Belajar SiswaVariabel bebas : Metode Belajar Model DemonstrasiSubjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 3 Peganjaransebagaikelompok eksperimen dan siswa kelas IV SD 1 Singocandi sebagai kelompokkontrol. Tehnik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling.Rancangan PenelitianRancangan penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest ControlGroup Design (Seniati dkk, 2005), desain dua kelompok yang terdiri dari kelompokeksperimen dan kontrol dengan pengukuran pretest dan Posttest.Instrumen PenelitianInstrumen pengukuran dalam penelitian ini menggunakan alat ukur ratingscale disusun dengan menggunakan aspek-aspek keaktifan belajar menurut Ahmad& Supriyono (Riskina, 2013). Rating Scale keaktifan belajar siswa ini memiliki skornilai 1-4, masing-masing skor nilai mempunyai kriteria penilaian yang telah tercantumdalam lampiran.116Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

Tabel 1Blue PrintRating Scale Keaktifan Belajar iKreativitas BelajarKemandirian BelajarJumlah777728Tabel 2Rating Scale Keaktifan Belajar SiswaNo AspekNo. ItemJumlah1.Keberanian1, 2, 3, 4, 5, 6, 772.Berpartisipasi7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 7143.Kreativitas Belajar15, 16, 17, 18, 19, 20, 7214.Kemandirian Belajar22, 23, 24, 25, 26, 27, 728Jumlah28Modul PembelajaranModul Pembelajaran “Pengaruh Metode Belajar Model Demonstrasi terhadapKeaktifan Belajar Siswa”.Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.Sebuah modul pembelajaran dirancang bagi siswa kelas IV SD dengan tujuan untukmeningkatkan keaktifan belajar siswa. Dalam modul pembelajaran ini siswa diberikanperlakuan metode demonstrasi selama 10 kali perlakuan.LAPORAN PENELITIANPengambilan Data PretestPengambilan data Pretest kelompok eksperimen dilakukan pada hari Selasa,26 April 2016. Pengambilan data dimulai setelah jam istirahat pertama sampaiproses pembelajaran selesai, yaitu pukul 09.15 sampai 12.15 WIB. SedangkanPengambilan data pretest pada kelompok kontrol dilakukan pada hari Senin, 9 Mei2016. Pengambilan data dimulai setelah jam istirahat pertama sampai prosespembelajaran selesai, yaitu pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.10. Tata carapengambilan data yaitu dengan menggunakan alat ukur rating scale yang telah117Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

disusun dengan aspek-aspek keaktifan belajar siswa untuk melihat keaktifan belajarpada saat proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan penilaian sesuaidengan kriteria yang telah ditentukan pada alat ukur rating scale dengan caramemberikan tanda centang ( ) pada lembar alat ukur.Pemberian PerlakuanProses pemberian perlakuan berlangsung pada tanggal 27 April sampaidengan 12 Mei 2016 dalam 8 kali pertemuan. Proses pemberian perlakuan yangdirencanakan selama 10 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu hanya bisadilaksanakan selama 8 kali pertemuan dalam waktu 3 minggu pada jam pelajarankarena kondisi lapangan yang hanya memungkinkan dilakukannya selama 8 kalipertemuan karena menjelang ujian nasional pada SD.Pengambilan Data PosttestPengambilan data Posttest pada kelompok eksperimen dilakukan pada hariJum’at, 13 Mei 2016 mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB. Sedangkanpengambilan data posttest pada kelompok kontrol dilakukan pada hari Rabu, 25 Mei2016. Pengambilan data dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB. Tatacara pengambilan data yaitu dengan menggunakan alat ukur rating scale yang telahdisusun oleh aspek-aspek keaktifan belajar siswa untuk melihat keaktifan belajarpada saat proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan penilaian sesuaidengan kriteria yang telah ditentukan pada alat ukur rating scale dengan caramemberikan tanda centang ( ) pada lembar alat ukur.Hasil PenelitianPenurunan kekatifan belajar siswa pada kelompok kontrol dapat terlihat darimean pretest 63,33 dengan standart deviasi 14,710 menjadi mean posttest 59,80dengan standart deviasi 14,630. Peningkatan keaktifan belajar siswa pada kelompokeksperimen dapat dilihat dari mean pretest 68,47 dengan standart deviasi 11,987menjadi mean posttest 73,53 dengan standart deviasi 12,972.Tabel 3Statistik Deskriptif Keaktifan Belajar SiswaKelompokKontrolEksperimenPre / 725397118Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

Uji NormalitasHasil uji normalitas variabel keaktifan belajar siswa menunjukkan bahwasebaran data kedua kelompok subjek adalah normal dengan p sebesar 0,957 (p 0,05) untuk data pretest dan p sebesar 0,668 (p 0,05) untuk data posttest padakelompok kontrol, sedangkan p sebesar 0,700 (p 0,05) untuk data pretest dan psebesar 0,998 (p 0,05) utnuk data posttest pada kelompok eksperimen.Tabel 4Hasil Uji Normalisasi Variabel Keaktifan Belajar SiswaKelompokKontrolEksperimenPre / PostKolmogorovSmirnov NormalUji HomogenitasSetelah uji normalitas, pengujian asumsi kemudian dilanjutkan pada ujihomogenitas. Uji homogenitas variabel keaktifan belajar siswa menunjukkan Fsebesar 0,479 dengan P 0,495 (p 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapatdinyatakan bahwa item-item variabel terkait mempunyai sifat homogen.Uji Hipotesis1.Hipotesis PertamaPada hasil uji perbedaan pretest – posttest kelompok eksperimen diperolehbesarnya koefisien beda dengan t sebesar -1,537 dengan p sebesar 0,147 (p 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keaktifan belajar siswaantara sebelum mendapatkan perlakuan metode demonstrasi dengan sesudahmendapatkan perlakuan metode demonstrasi, dengan demikian hipotesis yangmenyatakan bahwa adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara sebelummendapatkan perlakuan metode demonstrasi dengan sesudah mendapatkanperlakuan demonstrasi ditolak.2.Hipotesis KeduaPada hasil uji perbedaan posttestkelompok kontrol dan kelompokeksperimen diperoleh koefisien beda dengan t sebesar 0,851 dengan p 0,364 (p 119Seminar Nasional Psikologi “Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keaktifan belajar siswaantara siswa yang mendapatkan perlakuan metode demonstrasi dengan siswa yangtidak mendapatkan perlakuan metode demonstrasi, dengan demikian hipotesis yangmenyatakan bahwa adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara siswa yangmendapatkan perlakuan dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan metodedemonstrasi gkinkanbahwafaktoryangmempengaruhi tidak adanya pengaruh metode demonstrasi terhadap keaktifanbelajar siswa dalam penelitian ini yaitu siswa tidak memperhatikan guru saat prosesdemonstrasi, siswa tidak bersungguh-sungguh dalam menggunakan alat peraga,beberapa siswa memainkan alat peraga dengan sesuka hati tidak memperhatikanaturan demonstrasi. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi dikarenakan adanyakelemahan dari metode demonstrasi. Menurut Bahri dan Zain (2002) metodedemonstrasi memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:a.Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan,tidak semua benda atau peristiwa dapat didemonstrasikan.b.Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, tanpa adanyapersiapan demonstrasi dapat gagal dan metode tersebut tidak efektif lagi.c.Metode demonstrasi sukar dimengerti apabila guru atau ahli kurang menguasaiapa yang akan didemonstrasikan.d.Metode demonstrasi memerlukan pera

metode demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadahi. Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam perannya sebagai pemimpin, fasilitator, dinamisator sekaligus sebagai pelayan. Dalam praktik pembelajaran guru sering menghadapi .

Related Documents:

1. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Kata demonstrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu demonstration, secara bahasa demonstrasi berarti “mempertunjukkan atau mempertontonkan”. Sedangkan menurut Arief (2002:190) yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah “metode mengajar yang

Melalui metode demonstrasi, perhatian dapat lebih dipusatkan, peserta memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatan, dan masalah yang menimbulkan pertanyaan dapat terjawab dengan mengamati proses demonstrasi (Hasibuan dan Moedjiono, 2012). Sehingga diharapkan, melalui metode demonstrasi peserta dapat terstimulasi

Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Ansambel Musik pada Siswa Kelas VII H di SMP Negeri 27 Semarang. Pembimbing: Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd. Kata Kunci: kreativitas, hasil belajar, ansambel musik, metode demonstrasi. Cara meningkatkan kreativitas dan hasil belajar ansambel musik pada siswa

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan keseluruh kelas tentang suatu proses untuk melakukan sesuatu. Adapun aspek yang penting dalam penggunaan metode demostrasi ini adalah, metode demonstrasi akan menjadi metode yang tidak

jalannya demonstrasi.8 c. Kelemahan Metode Demonstrasi Adapun kelemahan metode demonstrasi adalah: 1) Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama. 2) Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai kebutuhan. 3) Sukar dilaksanakan bila anak didik belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.

Metode drill dan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memiliki keterbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan orang lain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yang

belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal (2) Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal (3) Mengetahui motivasi belajar dan metode pembelajaran ter-hadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal. METODE

of branched rough paths introduced in (J. Differential Equations 248 (2010) 693–721). We first show that branched rough paths can equivalently be defined as γ-Hölder continuous paths in some Lie group, akin to geometric rough paths. We then show that every branched rough path can be encoded in a geometric rough path. More precisely, for every branched rough path Xlying above apathX .