Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan .

3y ago
43 Views
2 Downloads
474.92 KB
12 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nixon Dill
Transcription

490 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran SainsAnalisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Bufferpada Tingkat Makroskopis dan MikroskopisMangara SihalohoPendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri GorontaloKorespondensi: Jalan Jenderal Sudirman 6 Kota Gorontalo, 96128.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kesalahan siswa dalam memahami konsep larutan bufferpada tingkatj makroskopis dan mikroskopis. (2) pola-pola gambaran mikroskopik larutan buffer oleh siswa.Rancangan penelitian adalah rancangan deskriftif. Subyek adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri KotaGorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Objek penelitian adalah siswa SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, dan SMAN 4Gorontalo. Masing-masing sekolah diambil 2 kelas. Data diperoleh melalui tes gambaran mikroskopis, berupa testertulis dalam bentuk uraian objektif. Data dianalis dengan persentase. Darihasil analisis diidentifikasi bentukbentuk kesalahan pemahaman siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalamikesalahan dalam memahami konsep larutan buffer. Pola gambaran mikroskopis yang salah adanya (a) campuranhasil reaksi larutan buffer dari asam lemah dan garamnya tidak mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya. (b.)campuran hasil reaksi dari basa lemah dan garamnya tidak mengalami ionisasi dalam larutan yang terbentuk. (c)hasil larutan yang terbentuk dalam larutan buffer asam lemahnya mengalami ionsasi sempurna dan garam tidakterionisasi. Bertolak dari hasil penelitian ini maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahamikonsep pada tingkat mikroskopik hendaknya menggunakan model gambaran mikroskopik dalam pembelajaran.Kata kunci: Kesalahan siswa, memahami konsep, makroskopis, mikroskopisKonsep kimia dalam ilmu kimia dapatditinjau dari dua aspek yaitu konsep yang bersifatmakroskopis dan mikroskopis. Konsep n langsung terhadap gejala alam atauhasil eksperimen, seperti misalnyakonseptentang wujud zat padat dan zat cair.Konsepmikroskopis adalah konsep yang ditetapkan olehpara pakar dan digunakan untuk menjelaskan suatuobjek seperti atom, ion, molekul, orbital atauperistiwa abstrak seperti ionisasi garam dalam air,konsep asam lemah dan garamnya pada materilarutan buffer. Konsep yang bersifat mikroskopiscenderung lebih sulit dipahami dibandingkandengan konsep makroskopis. untuk dapatmemahami suatu konsep dengan utuh, kita harusmengenal konsep tersebut baik dari tingkatmakroskopis maupun mikroskopisnya. Nakhleh(1994:343) mengemukakan bahwa kesulitan siswadalam memahami konsep mikroskopis dapatmenimbulkan pemahaman yang salah, yang manaapabila pemahaman yang salah ini berlangsungsecara konsisten akan menimbulkan terjadinyasalah konsep.Penelitian yang berkaitan dengan kesulitansiswa dalam memahami konsep mikroskopik yangtelah dilakukan adalah sebagai berikut. Maskil &Helena (1977: 101) mengemukakan bahwa siswakesulitan memahami konsep partikel pada tingkatmikroskopis.Sihaloho(2001:136)mengemukakan siswa maupun guru kesulitanmemahami tentang proses yang diperlukan untukmemberikan gambaran mikroskopik larutanelektrolit berkaitan dengan interaksi antaraspesies-spesies yang terdapat dalam larutan.Kesalahan siswa dalam memahami konsep-konseppada tingkat mikroskopis antara lain adalahKeadaan partikel asam basa (Nakheh, 1994:495)dan siswa dan elektrokimia (Huddle, Margaret &Rogers, 2000:104). Siswa tidak memahami bahwapenambahan konsentrasi pereaksi (SO2) pada suhutetap menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah kanan atau keproduk (SO3), sehingga hanyakonsentrasi SO3 yang bertambah (Sihaloho,2007:50)

Sihaloho,Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami.489Konsep Larutan Buffer merupakan salah satumateri esensial yang sebagian besar konsepnyabersifat abstrak. Pokok bahasan ini diajarkan padasiswa kelas XI semester 2. Keabstrakan konsepkonsep pada pokok bahasan ini sangat potensialdalam menimbulkan kesalahan konsep. Denganmemperhatikan hal ini, maka sangatlah perludilakukan penelitian tentang kesalahan siswadalam memahami konsep-konsep larutan bufferpada tingkat makroskopis dan mikroskopis. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkatkesalahan siswa dalam memahami konsep larutanbuffer ditinjau dari aspek makroskopis danmikroskopis; (2)pola-pola kesalahan yangdimiliki oleh siswa dalam memahami konseplarutan buffer dari aspek makroskopis danmikroskopis.Manfaat dari penelitian ini adalah: (1)untuk kepentingan teoritis, hasil penelitian inidiharapkan dapat digunakan untuk melengkapiinformasi tentang pemahaman pada tingkatmakroskopis materi asam basa dan hasil reaksiasam basa; (2) untuk kepentingan praktis dapatdijadikan sebagai bahan pertimbangan bagipraktisi pendidikan dalam meningkatkan kwalitashasil pengajaran materi asam basa dan hasil reaksiasam basa dengan menggunakan gambaranmikroskopis.adanya. Rancangan yang digunakan adalahrancangan deskriftif.Subjek dalam penelitian iniadalah siswa kelas XII SMA Negeri KotaGorontalo tahun pelajaran 2011/2012. Dipilihnyasiswa kelas XII sebagai subjek karena materilarutan buffer sudah mereka peroleh. Objek dalamdalam penelitian ini masing-masing sekolahdiambil 2 kelas, yang berjumlah 227 orang.Seminggu sebelum penelitian dilakukukan terlebihdahulu diberitahukan kepada siswa akan diadakantes tentang materi larutan buffer.Data penelitian ini dikumpulkan dengantes gambaran makroskopik dan mikroskopis yangberupa tes tertulis yang berbentuk uraian objektifdan wawancara. Data dianalis dengan persentase.Dari hasil analisis tersebut diidentifikasi bentukbentuk kesalahan pemahaman siswa dalammemahami konsep larutan buffer. Wawancaradiberikan pada sebagian siswa yang menunjukkanpemahaman tentanglarutan buffer melaluigambaran mikroskopis dengan benar pada testertulis.HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil Penelitian diperoleh persentaseMETODE PENELITIANPenelitan ini merupakan penelitiansiswa yang memberikan jawaban benar tentangdeskriftif yang bertujuan untuk menguraikan ataukesalahan siswa dalam memahami konsep larutanmendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimanabuffer diberikan pada Tabel 1.1Tabel 1.1 Persentase Siswa yang Memberikan Jawaban Benar Tentang Tes Konsep Larutan BufferNN0KonsepNo.Aspek yang ditelitiItemLarutan1a. Defenisi larutan buffer asam1Buffer Asamb. Identifikasi jenis larutan yang termasukPersentase Siswayang Menjawabbenar55,06larutan236,56yang terbentuk hasil336,56d. Gambaran mikroskopik yang terbentuk425,99a. Defenisi larutan buffer basa544,05buffer asam1c. Identifikasi spesies-spesiescampuran larutan buffer asam dari HF dengan NaFLarutan2

490 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran SainsBuffer Basab. Identifikasi jenis larutan yang termasuklarutan648,90yang terbentuk hasil722,90d. Gambaran mikroskopik yang terbentuk814,53a. Identifikasi spesies-spesies939,64b. Gambaran mikroskopik yang terbentuk1030,39Penambahan4a. Identifikasi jenis larutan bufer yang terbentuk1116,74basab. Identifikasi spesies-spesies1214,53c. Gambaran mikroskopik yang terbentuk1317,18a. Akibat penambahahan sedikit air terhadp perubahan1415,86b. menentukan pH1525,11c. mentukan pKa169,69buffer basac. Identifikasi spesies-spesies2campuran larutan buffer basadari NH3 denganNH4BrPenambahan3asamcampuran larutan buffer dari NH3 dengan HCl34yang terbentuk hasilcampuran larutan buffer asam dari HCN dan NaOHMenen55yang terbentuk hasiltukan pHpH dan PKaRata-rata28.36Keterangan:* Jumlah siswa SMA 1 Gto 52 orang; SMA 2 Gto 57 orang; SMA 3 Gto 63orang, SMA 4Gto 57Berdasarkan hasil penelitian deskripsitingkat pemahaman siswa tentang materi larutanbuffer adalah sebagai berikut.Pemahaman tentang konsep larutan bufferasam dan larutan buffer basa.Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswa yang menjawab benar konsep tentanglarutan buffer asam 55,06%, dan konsep larutanbuffer basa 44,05%. Fakta ini menunjukkan bahwatingkat pemahaman siswa tentang konsep larutanbuffer termasuk dalam kategori rendah.Kemampuan siswa memahami konsep larutanbuffer asam lebih tinggi dibandingkan memahamikonsep larutan buffer asam. Hal kemungkinandapat disebabkan karena siswa tidak dapatmembedakan antara konsep larutan bufer asam danlarutan buffer basa.Pemahaman tentang identifikasi jenis larutanyang termasuk larutan buffer asam dan larutanbuffer basaData pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswa yang menjawab benar tentang identifikasijenis campuran yang termasuk larutan buffer asamsebanyak 36,36%, dan jenis campuran larutanbuffer basa sebanyak 48,90. Fakta inimenunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswaterhadap konsep ini termasuk kategori rendah.Pemahaman tentang identifikasi spesies-spesiesyang terbentuk hasil campuran larutan buffeasam dan larutan bufer basa.Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswa yang menjawab benar konsep tentangidentifikasi spesies-spesies yang terbentuk darihasil campuran larutan buffer asam dari dari HFdengan NaF sebanyak 38,56%, sedangkan dari

Sihaloho,Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami.491hasil campuran larutan buffer asam dari dariNH3dengan NH4Br 22,90. Fakta ini menunjukkanbahwa tingkat pemahaman siswa dalam uk dalam larutan buffer asam rendah danuntuk larutan buffer basa sangat rendah.Pemahamankemampuanmemberikangambaran mikroskopik larutan buffer asamdan larutan bufer basaData pada Tabel 1.1 menunjukkan angspesies-spesiesyangterbentuk dalam larutan bufer asam hasil campuranlarutan HF dengan NaF sebanyak 23,00%,sedangkan spesies-spesies yang terbentuk dalamlarutan buffer basa hasil campuran larutan NH3dengan NH4Brsebanyak 14,53%. Fakta inimenunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswadalam memberikan gambaran mikroskopik larutanbufer asam maupun larutan buffer basa sangatrendah.Pemahaman kemampuanmengidentifikasispesies-spesies yang terbentuk hasil campuralarutan buffer dengan penambahan asam kuatdan larutan buffer dengan basa lemah Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswa yang menjawab benar tentang identifikasijenis larutan bufer yang terbentuk campuranlarutan 100 ml HCN 0,2 M ditambah 50 ml NaOH0,2 M sebanyak 16,74 %. Fakta ini menunjukkanbahwa pemahaman siswa dalam mengidentifikasijenis larutan bffer sangat rendah.Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswa yang menjawab benar tentang identifikasispesies-spesies yang terbentuk hasil campuranlarutan buffer NH3 dengan larutan HCl sebanyak39,64%, sedangkanspesies-spesiesyangterbentuk hasil campuran larutan buffer HCN danlarutan NaOH sebanyak 14,53 %. Fakta inimenunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswadalam mengidentifikasi spesies-spesies yangterbentuk hasil campuran larutan buffer NH3dengan larutan HCladalah rendah,hasilcampuran larutan buffer HCN dan larutan NaOHtermasuk kategori sangat rendah.Pemahamankemampuanmemberikangambaran mikroskopik spesies-spesies larutanbuffer yang terbentuk dengan penambahanasam kuat atau basa kuat.Data pada Tabel 1.1 menunjukkan angspesies-spesiesyangterbentuk dalam larutan buferdenganpenambahan asam kuat, HCl sebanyak 30,39 %,sedangkan larutan buffer dengan basa kuatsebayak 17,18 %. Fakta ini menunjukkan bahwatingkat pemahaman siswa dalam memberikangambaran mikroskopik larutan bufer denganpenambahan asam kuat adalah rendah, danpenambahan basa kuat terhadap lautan buffersangat rendah.Pemahamn akibat penambahan sedikit airterhadap pH, pKa larutan bufer, menentukanpH, dan pKaData pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwasiswayangmenjawabbenarpengaruhpenambahan sedikit air terhadap larutan buffersebanyak 15%, dalam menentukan pH dari suatularutan buffer 25%, dan menentukan pKa darisuatu larutan bufer 9,69 %. Fakta ini menunjukkanbahwa tingkat pemahaman siswa dalammenentukan suatu pH, pKa termasuk kategorisangat rendah.Pola Kesalahan siswa dalam memberikangambaran mikroskopis tentang larutan bufferasamPola-pola kesalahan yang dimiliki olehsiswa dalam memahami konsep larutan bufferpada jurnal ini mewakili konsep larutan bufferasam dan larutan buffer basa.Gambaran mikroskopis tentang larutan bufferasamPada Tabel 1.1 tampak bawa sebanyak55,06 menjawab benar bahwa larutan buffer asam

492 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sainsadalah campuran asam lemah dan garamnya. Pada18,52% siswa yang menjawab salah diperolehpola-pola kesalahan seperti pada Tabel 1.2a.Tabel 1.2a Pola-pola Jawaban Salah yangdiberikan oleh Siswa BesertaPersentasenyaBerkaitan dengan defenisi larutan buffer asam.Jawabana.asam lemah dan basa lemahb. basa kuat dan garamnyad.asam lemah dan basa kuate. basa kuat dan asam kuatPersentase9,252,205, 281,76Siswa yang menjawab (a), (b) dan (d) dianggaptidak memahami bahwa larutan buffer asammerupakan campuran asam lemah dan garamnyaatau campuranasam lemah dan basakonyugasinya. Sedang kan yang memberikanjawaban (e) memahami bahwa campuran basa kuatdanasamlemahmerupakanreaksinetralisasi.dengan basa konyugasinya.Pada Tabel 1.1 tampak bawa sebanyak36,56 menjawab benar tentang identifikasicampuran larutan senyawa yang termasuk larutanbuffer asam, yaitu CH3COOH dan CH3COONa.Pada 18,52% siswa yang menjawab salahdiperoleh pola-pola kesalahan seperti pada Tabel1.2.bTabel 1.2.b Pola-pola Jawaban Salah yangdiberikan oleh Siswa BesertaPersentasenyaBerkaitan dengan identifikasi jenis larutanbuffer asam.JawabanSiswa yang memberikanjawaban (a), (b),(c) dan (d) tidak memahami bahwa campuran dariasam lemah (CH3COOH) dan basa konyugasinya(CH3COONa) merupakan jenis larutan bufferasam . Hal ini menunjukkan bahwa siswa belummemahami konsep yang dimilikinya, akibatnyadapat mengidentifikasi jenis larutan yang termasuklarutan buffer asam.Persentasea. HCN dan NH4OH2,64b. CH3COOH danNaOH8,37c. HCL danNaCl24,67d. NH4Cl danNaCl2,64Pada Tabel 1.1 tampak bawa sebanyak36,56 menjawab benar tentang bahwa spesiesspesies larutan buffer asam yang terbentuk hasilcampuran larutan HF dengan NaF adalah a. HF,H , Na dan F- Pada 33,46% siswa yang menjawabsalah diperoleh pola-pola kesalahan seperti padaTabel 1.2.cTabel 1.2.c Pola-pola Jawaban Salah yangdiberikan oleh Siswa BesertaPersentasenyaBerkaitan dengan spesie-spesies larutan bufferasam yang terbentuk hasil campuran larutanHF dengan NaFJawabanPersentaseb. NaF, H dan F-14,53c. H , F- dan Na 10,13d. HF, Na dan F-e. HF, NaF, H dan F4,40-4,40Siswa yang menjawab (a) dan (e) tidakmemahami bahwa NaF yang terbentuk daricampuran asam lemah dan basa konyagasinyaterionisai sempurna menjadi ion Na dan ion Fdan HF mengalami ionisai sebagian menjadi H ,F-, sehingga masiha ada molekul HF tersisa dalamlarutan. Sedangakan yang menjawab (d) sudahmemahami bahwa NaF mengalami ionisasisempurna dan HF tidak mengalami ionisasi.Pada Tabel 1.1 tampak bawa sebanyak36,56 %, mengidentifi spesies-spesies larutanbuffer asam yang terbentuk dalam larutan, hanya

Sihaloho,Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami.49325,99% siswa yang memberikan gambaranmikroskopis dengan benar. Pada 32,90% siswayang menjawab salah diperoleh pola-polakesalahan seperti pada Tabel 1.2dTabel 1.2d Pola-pola Gambaran Mikroskopis Larutan Buffer asam Salah Berkaitan dengan spesiespesies hasil campuran larutan HF dengan NaF yang terbentuk.JawabanPersentaseb.cb. 5,72c. 14,13d.e.d. 18,94e. 5,28Siswa yang memberikan gambaranmikroskois (b), (c), (d) dan (e) belum memahamikonsep larutan buffer asam secara utuh. Hal dapatterjadikarenamerekabelumdapatmenghubungkan antar konsep yang dimilikinya,sehingga tidak dapat mengilustrasikan konsepyang dimilikinya dalam bentuk gambar.Meskipun ada beberapa siswa yangmenjawab benar konsep secara makroskopis danmikroskopis, ternyata mereka tidak memahamisepenuhnya tahap-tahap tersebut. Dalam hal iniada kemungkinan menjawab benar hanya karenamenebak saja atau atau menghapal seperti yangterungkap pada hasil wawancara berikut:P: Dalam tes tertulis anda menyatakan bahwalarutan buffer asam adalah merupakancampuran asam lemah dan garamnya. Apaalasan anda memilih jawaban tersebut.J: Karena berdasarkan defenisi yang saya bacabahwalarutanbufferdinyatakandemikian.Sehingga apabila asam lemahdicampur dengan garamnya akan diperolehlarutan buffer asam.P: Baik, Dapatkah anda memberikan contohcampuran yang termasuk asam lemah dangaramnya.J: Contoh Asam lemah adalah CH3COOHsedangkan sedangkan garamnya adalahCH3COONa.

494 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran SainsP : Baik, tes tertulis pada soal no 3 jika larutanHF ditambahkan dengan NaF akan terbentuklarutan buffer asam. Dapatkah andamenyebutkan spesies-spesies yang terbentukdari hasil campuran l kedua larutan buffertersebut?J: Jika larutan HF ditambah dengan NaF hasilreaksinya adalah HF dengan NaF. Jadispesies-spesies yang ada dalam larutan adalahHF, NaF.P: Dalam tes tertulis anda menjawab bahwaspesies-spesies yang terbentuk dalam larutanadalah HF, H , Na dan F-. Bagaimanapendapat kamu tentang hal tersebut?J: Tidak tau Pak saya hanya menebak saja Pak?P: Baik pada soal no 4 gambaran mikroskopislarutan buffen dari hasil campuran larutanHF dengan NaF anda memilih gambar sepertipada jawabana. Dapatkah andamengemukakan alasannya?J: Begini Pak, karena pada soal no 3 saya memilihjawaban a maka saya pilih gambar yangmewakili spesies-spesies HF, H , Na dan F-.P : Baik. Gambar yang anda pilih benar, tetapidapatkah memberikan alasan mengapa spesiesspesies itu yang diperoleh dalam larutan.J : Tidak mengerti Pak? Soalnya belum pernahada penjelasan seperti itu pada saatmempelajari materi larutan buffer.P : Baik, Apakah anda pernah mempelajaritentang konsep ionisasi sempurna dan ionisasisebagian? Menurut kamu arti dari kedua istilahtersebut.J: Terionisasi sempurna artinya terurai semuanya,sedangkan terionisasi sebagian artinya teruraisebagian.P: Baik, menrut kamu tadi bahwa senyawa HFmerupakan contoh senyawa/zat asam lemah.Bila saya mengatakan apabila senyawa HFdilarutkan dalam air maka HF akan terionisasisebagian dalam larutan. Menurut anda spesiesspesies apa yang terdapat dalam air ?J: Spesies-spesies yang terdapat dalam air adalahH dan F-, karena terionisasi sebagian.P: Baik, HCl merupakan contoh asam kuat, jikadilarutkan dalam air akan terionisasi sempurnaion-ionnya . Spesies-spesies apakah yangterdapat dalam larutan.J: Spesies-spesies yang terdapat dalam larutanadalah H dan Cl , karena HCl teruraimenjadi ion-ionya.P: Tadi anda mengatakan bahwa senyawa HFdalam air tesrionisasi sebagian menjadi ionH dan F-, sedangkan zat HCl dalam air akanterionisasi sempurna menjadi ion- H dan Cl-,kalau begitu apa yang membedakan antaraterionisasi sebagian dan ionisasi sempurna.J : Oh.!, ya, benar Pak! tapi saya juga tidakmengerti Pak? Kalu begitu perbedaannya apaPak ?P : Baik, terionisasi sempurna berarti teruraiselurunya. Jadi bila suatu senyawa atau zat,misalnya HCl dimasukkan dalam air maka HClakan rerurai seluruhnya menjadi ion H danion Cl-,sehingga tidak ada lagi senya HCl yangditemukan dalam larutam, karena sudahterionisasi seluruhnya menjadi ion-ionnya.Baik, dari penjelasan ini apakah anda sudahbisa bahwa jika senyawa HF dimasukkandalam air akan terionisasai sebagian menjadiion-ionnya?J: Berarti terionisasi sebagian, menjadi ion H dan ion F-, Tidak tau Pak?Gambaran mikroskopis tentang larutan bufferbasaPada Tabel 1.1 tampak bawa sebanyak44,08 menjawab benar bahwa larutan buffer basaadalah campuran basa lemah dan garamnya. Pada24,22% siswa yang menjawab salah diperolehpola-pola kesalahan seperti pada Tabel 1.3.a

Sihaloho,Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami.495Tabel 1.3.a Pola-pola Jawaban Salah yangdiberikan oleh Siswa BesertaPersentasenyaBerkaitan dengan defenisi larutan buffer basa.Jawabana. asam lemah dan basalemahb.asam lemah dan garamnyad. asam lemah dan basa kuatd. basa kuat dan asam kuatPersentase3,084,8410, 136,17Siswa yang menjawab (a), (b), (c) tidakmemahami bahwa larutan buffer basa merupakancampuran basa lemah dan garamnya. Siswa yangmenjawab (d) tid

Sihaloho,Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami.491 hasil campuran larutan buffer asam dari dari NH 3 dengan NH 4 Br 22,90. Fakta ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa dalam dalam mengidentifikasi spesies-spesies zat yang terbentuk dalam larutan buffer asam rendah dan untuk larutan buffer basa sangat rendah.

Related Documents:

Berdasarkan hasil analisis kesalahan diperoleh sebanyak 3.917 kesalahan yang dibuat siswa pada tes CoMTI 1 dan tes CoMTI 2. Kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan pemahaman sebanyak 1.091 (28%), kesalahan transformasi sebanyak 1.969 (50%), kesalahan matematis sebanyak 716 (18%), dan kesalahan tafsir sebanyak 141 (4%).

SP-1 terkait kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 1 dan 2, kesalahan-kesalahan diatas di-sebabkan oleh beberapa faktor. Kesimpulan hasil analisis kesalahan SP-1 dalam melakukan operasi penjumlahan pecahan aljabar di-sajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Analisis kesalahan SP-1 2.

dalam menyelesaikan soal matematika adalah kesalahan dalam menafsirkan konsep, kesalahan dalam memahami dan mencermati perintah soal, dan kesalahan siswa yang tidak mampu membagi waktu dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan uraian diatas maka analisis kesalahan mahasiswa pada penyelesaian

Indikator kesalahan yang digunakan mengacu pada objek matematika langsung menurut Gagne yaitu, kesalahan fakta, konsep, pinsip dan skill. Setelah dilakukan analisis diperoleh hasil penelitian bahwa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan fakta, konsep, prinsip dan skill. Penyebab kesalahan tersebut adalah

kesalahan siswa terletak pada tes matematika yang diberikan. Kesalahan jawaban siswa umumnya disebabkan oleh kemampuan membaca, pemahaman, kesalahan transformasi, atau kecerobohan. Seringkali, siswa dapat melaksanakan satu atau lebih dari empat operasi hitung ( , -, x, ) yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan, tetapi mereka tidak mengetahui

Kesalahan format hendaklah ditolak maksimum 2 markah. 4. Kesalahan ejaan hendaklah ditolak ½ markah dan pemotongan maksimum 3 markah. Tiada pemotongan markah bagi kesalahan ejaan yang berulang. 5. Cara menanda kesalahan isi, ejaan dan tanda baca: ( ) Kesalahan isi/fakta _ Kesalahan bahasa, rangkai kata dan perkataan

Taksonomi SOLO. Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan Taksonomi SOLO pada pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), peneliti melakukan Analisis dengan judul Analisis Tingkat Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi SPLDV Berdasrkan Taksonomi SOLO Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 2.

The hallmark of the ISO 14001 standard that differentiates it from other environmental standards is the integration of managerial decision-making with environmental protection efforts (Raines, 2002). This is a more effective approach that divorces environmental protection efforts from other management activities. Despite its merits, several criticisms have been leveled against the ISO 14001 .