PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

3y ago
52 Views
4 Downloads
2.28 MB
79 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUPUniversitas Negeri Semarang2010

KATA PENGANTARSaat ini lingkungan hidup menjadi salah satu isu utama dalam wacana semuatingkat, baik nasional maupun internasional. Hal ini tidak lepas dari timbulnyakesadaran bahwa fenomena perubahan alam yang banyak menimbulkan bencana inijuga disumbang oleh perilaku manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah makhlukekologis yang juga masuk dalam jaringan ekosistem yang luas membuat manusiaharus selalu mempertimbangkan faktor lingkungan dalam setiap kegiatan maupunpembangunan.Kesadaran lingkungan ini harus ditanamkan pada semua level, mulai dari pendidikanusia tinggi sampai pendidikan tinggi. Universitas Negeri Semarang mencanangkandiri sebagai Universitas Konservasi sebagai jalan untuk ikut berkontribusi dalampengelolaan lingkungan dan juga dalam rangka masuk dalam jajaran universitaskelas dunia. Salah satu wujud dari program Universitas Konservasi adalah denganmemasukkan mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata kuliah umumyang wajib diambil oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang.Semoga dengan dimasukkan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai bagian integraldari kurikulum Universitas Negeri Semarang dapat membekali mahasiswa dengankompetensi jurusan masing-masing yang berwawasan lingkungan sesuai dengan visiUniversitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi yang Sehat, Ungguldan Sejahtera.Tim Penyusunii

DAFTAR ISIHalamanHalaman SampuliDaftar IsiiiBAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Pengertian dan Ruang lingkup PLH2C. Mengapa PLH Penting2D. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup4G. Penutup10Daftar Pustaka6BAB II. ETIKA LINGKUNGAN HIDUPA. Pengertian dan Definisi Etika Lingkungan7B. Paradigma Lingkungan Hidup8C. Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan10D. Perilaku Manusia Terhadap Lingkungan Hidup14Evaluasi16Daftar Pustaka16BAB III. MASALAH LINGKUNGANA. Lingkungan dan Permasalahannya18B. Masalah lingkungan secara global18C. Masalah lingkungan secara nasional22D. Masalah lingkungan secara lokal (Kota Semarang)24Evaluasi26Daftar Pustaka26BAB. IV. SUMBER DAYA (ALAM, BUATAN, MANUSIA)A. Pengertian28B. Sumber Daya Alam28C. Sumber Daya Buatan32D. Sumber Daya Manusia33Evaluasi36Daftar Pustaka36BAB V. KEANEKARAGAMAN HAYATIA. Pendahuluan37B. Pengertian Keanekaragaman Hayati37C. Kekayaan Jenis Hayati Indonesia41D. Nilai Keanekaragaman Hayati43Evaluasi46iii

Daftar Pustaka46BAB VI. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAMA. Pendahuluan47B. Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya47C. Tiga Kegiatan Pokok Konservasi dan Sumberdaya AlamHayati danKonservasiEkosistemnyaD. Mengapaperlu dilakukan4849E. Kelestarian, kelangkaan, dan kepunahan49F. Landasan Hukum Konservasi51G. Kawasan Konservasi di Indonesia51H. Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati53Evaluasi56Daftar Pustaka56BAB VII. SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGANA. Pengertian57B. Rumah Sehat58C. Fasilitas Air Sehat63D. Sanitasi Lingkungan70E. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)71Evaluasi72Daftar Pustaka72BAB VIII. STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTANA. Kondisi Saat Ini73B. Kondisi yang Diharapkan74iv

BAB I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSasaran pembangunan lingkungan hidup di Kota Semarang adalah meningkatnyakualitas lingkungan hidup wilayah dan terselenggaranya kegiatan pembangunan yangmemperhatikan daya dukung lahan secara serasi dan berkelanjutan (Soemarmo, 2006).Ini saat yang tepat bagi UNNES untuk mempelopori dan sekaligus sebagai model dalammembangun kawasan yang berorientasi pembangunan berkelanjutan berwawasanberkelanjutan sesuai kaidah konservasi.Kebijakan Universitas Negeri Semarang menerapkan Universitas Konservasi(conservation university) merupakan kebijakan yang tepat, tidak saja sejalan dengankebijakan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, tetapi juga sejalan dengankebijakan nasional serta strategi pelestarian dunia. Hal ini dimungkinkan karena UNNESmemiliki kekuatan dalam program-program, tentang pengelolaan lingkungan hidup, yangsudah dijalankan. Selanjutnya telah dirancang program baru yang berbasis konservasi.Dengan demikian kehadiran UNNES sebagai Universitas Konservasi di Desa Sekarandiharapkan dapat menata kembali ekosistem sehingga berfungsi kembali sebagaimanamestinya.Universitas Konservasi adalah konsep yang memadukan antara pedagogi denganekologi dengan mempertimbangkan sumber daya hayati dan lingkungan universitassehingga mewarnai pelaksanaan dan pengembangan Tri Darma Perguruan Tinggi.Universitas Konservasi dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah atau aspek-aspekkonservasi yaitu pemanfaatan secara lestari, pengawetan, penyisihan, perlindungan,perbaikan dan pelestarian. UNNES sebagai Universitas Konservasi berarti visi dan misiUNNES yang memayungi Tri Darma Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan :keanekaragamangenetik,keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem. UNNES setidaknya memilikidua keanekaragaman (spesies dan ekosistem) yang unik. Keanekaragaman spesies baiktumbuhan dan hewan diketahui amat beragam. Spesies atau jenis tumbuhan yang ada disekitar Kampus UNNES Sekaran tidak kurang dari 10.000 pohon meliputi50 jenis.Sejumlah 15.000 pohon dari 39 jenis ada di Taman Kehati UNNES. Satwa yang telahdiinventarisasi meliputi jenis kupu (43), burung (43). Dari jenis kupu dan burung yangdijumpai beberapa diantaranya sudah dilindungi. Di bidang keanekaragaman ekosistem,UNNES memiliki kawasan bawah (kampus lama Kelud, PGSD Tugu) serta kawasan atas1

(kampus Sekaran) yang memiliki kontur bervariasi dengan kemiringan antara 2-40%. Halini menjadi potensi dalam mengembangkan UNNES menjadi Universitas Konservasi.UNNES sebagai Universitas Konservasi mempunyai tujuan untuk meningkatkansikap mental (mind set), perilaku (behavior) dan peran serta (participation) seluruh wargaUNNES dalam pembangunan untuk mendukung nation and caracter building sesuaikaidah konservasi. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari kebijakan UNNES sebagaiUniversitas Konservasi, adalah: (1) terciptanya lingkungan kampus yang ideal untukmengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi, (2) mendukung laju percepatan UNNESyang sehat, unggul dan sejahtera (SUTERA), (3) melalui alumni dapat menyebarluaskankaidah konservasi ini ke seluruh daerah (Jawa Tengah ) saat para alumni bekerja kelak,dengan demikian penyebaran paradigma konservasi menjadi luas dan cepat terutama didaerah yang memerlukan, (4) sebagai sumber belajar, penelitian dan rekreasi pendidikan,khususnya di bidang keanekaragaman hayati.B. Pengertian dan Ruang lingkup PLHPendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya mengubah perilaku dansikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untukmeningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-nilailingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkanmasyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkunganuntuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkunganhidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaanpencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasinya.C. Mengapa PLH PentingPernyataan yang sampai saat ini masih terngiang dari Sumarwoto (1997) adalahpembangunan dapat dan telah merusak lingkungan, tetapi pembangunan juga diperlukanuntuk memperbaiki kualitas lingkungan. Kita semua memang menginginkan keadaanlingkungan yang lestari, yaitu kondisi lingkungan yang secara terus menerus dapatmenjamin kesejahteraan hidup manusia dan juga mahluk hidup lainnya. Untukmemelihara kelestarian lingkungan ini setiap pengelolaan harus dilakukan secarabijaksana. Pengelolaan yang bijaksana menuntut adanya pengetahuan yang cukuptentang lingkungan dan akibat yang dapat timbul karena gangguan manusia. Pengelolaanyang bijaksana juga menuntut kesadaran akan tanggung jawab manusia terhadapkelangsungan generasi mendatang. Pengetahuan dan kesadaran akan pengelolaanlingkungan ini dapat diperoleh melalui pendidikan dan sejenisnya.2

Bagaimana perkembangan dan pendidikan lingkungan di Indonesia?. Indonesiasudah ikut serta dalam berbagai kegiatan internasional. Bahkan sebelum diselenggarakankonferensi di Stockholm 5-11 Juni 1972, Indonesia menurut Soemarwoto (1997) telahmenyelenggarakan pertemuan untuk pertama kalinya mengenai lingkungan ini 15-18 Mei1972. Kemajuan berikutnya adalah dengan dibentuknya Kementrian Kependudukan danLingkungan Hidup yang menghasilkan UURI No.4 Th 1982 kemudian diperbaiki denganUURI No.23 Th 1997. Selanjutnya Depdiknas telah memasukkan pendidikan lingkunganini, baik terintegrasi dengan mata pelajaran lain maupun dalam muatan lokal.Departemen Pendidikan Nasional melalui Proyek Pendidikan Kependudukan danLingkungan Hidup, sejak 2004, telah mengadakan sosialisasi dan pelatihan (TOT) tingkatnasional tentang konsep pendidikan lingkungan pada pendidikan dasar dan menengah.Jika pada tingkat satuan pendidikan SD, SMP segerajat, SMA sederajat sudah memulaipendidikan lingkungan hidup, maka di tingkat perguruan tinggi, apalagi Universitas NegeriSemarang, mahasiswa diseluruh program studi diwajibkan untuk mengambil mata kuliahPLH ini. Apalagi jika diperhatikan di Perancis pendidikan berbasis lingkungan(ekopedagodi) ini telah dikembangkan sejak awal tahun 60-an. Apakah ekopedagogi itu?1. Alam jangan dipandang sebagai lingkungan hidup (environment) semata tetapisebagai ruang pemberi dan pemakna kehidupan (lebenstraum).2. Pendidikan yang dapat mengubah paragidma ilmu dan bersifat mekanistik,reduksionis, parsial dan bebas nilai menjadi ekologis, holistik dan terikat nilaisehingga dapat tumbuh kearifan (wisdom), misalnya dengan: membangunwatak dan menghargai hak hidup mahluk hidup lainnya.3. Pendidikan lebih menekankan pendekatan biosentrisme dan ekosentrisme,bukan lagi antroposentrisme.4. Pendidikan untuk mengenali alam, sehingga tumbuh rasa cinta/ respekterhadap alam beserta isinya.Di Indonesia telah ada kerjasama antara Menteri LH dengan Mendiknas, sertaMenteri Agama tentang kebijaksanaan PLH. Kemudian menyusul Surat Edaran DirekturJendral Manajemen Dasar dan Menengah No.5555/C/C5/TU/2005 tentang pelaksanaanpendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengansurat ini diharapkan jajaran pendidikan di tingkat provinsi, kota dan kabupaten dapatsegera menindaklanjuti dengan menyusun program, strategi dan materi PLH untukdiaplikasikan sejak SD. Berbagai permasalahan memang banyak dihadapi, mulai daripadatnya kurikulum, pelatihan yang belum merata, SDM belum siap untuk menyediakanmateri/ bahan ajar dan alat.Pendidikan dan pembinaan rasa tanggung jawab ini merupakan tugas penting dariberbagai pihak, terutama dibidang pendidikan. Melalui pendidikan di sekolah siswa-siswi3

diperkenalkan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh pengetahuan dasar danpermasalahan tentang lingkungan (Seumahu 1981). Pendapat ini terus dan banyakdidukung (Megantara, dkk. 2001; Proyek KLH Diknas 2004; Sutrisno 2005). PemerintahKabupaten Cilacap setiap tahunnya menjelang awal masuk sekolah, melakukanpembinaan terhadap siswa-siswi SMP dan SMA tentang lingkungan yang dikoordinir olehDinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah disadari karena pembelajaranlingkungan hidup merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukanoleh berbagai pihak atau eleman masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkanpengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang konsep lingkungan dan isupermasalahan lingkungan sehingga dapat berperan aktif dalam upaya keselamatan danpelestarian untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang (Sunarno 2006).Dengan melihat masih banyaknya sampah (domestik, industri, transportasi) disungai, pantai; penebangan liar pohon tanpa penanaman kembali; pengambilan secaraberlebihan sumber daya tak terbarukan, mengingatkan kepada kita bahwa pendidikanlingkungan hidup (PLH) masih sangat diperlukan. Bahkan harus secara terus menerusdisampaikan kepada semua lapisan, sampai kesadaran akan pentingnya kualitas yangbaik dari lingkungan telah dimiliki oleh sebagian besar bangsa ini. Untuk warga kotaSemarang teruskan kegiatan resik-resik kutho sebagai budaya warga Semarang. UntukDinas Pendidikan Kota semarang teruskan KPDL-nya dan kembangkan tidak saja di SDtetapi , SMP sederajat serta SMA sederajat. UNNES sebagai Universitas Konservasi jelasharus mengusung pendidikan lingkungan hidup (PLH) ini bagi mahasiswa baik programstudi kependidikan maupun non-kependidikan. Kegiatan ini merupakan pembinaansekaligus pendidikan yang sangat nyata.D. Tujuan Pendidikan Lingkungan HidupSelain ada tujuan perkuliahan PLH, maka secara global ada 5 tujuan pendidikanlingkungan yang disepakati usai pertemuan di Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fiendalam Miyake, dkk. (2003) mengemukakan kelima tujuan yaitu sebagai berikut.1. Di bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan masyarakat untukmendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan tentang apayang diperlukan untuk menciptakan dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.2. Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu untuk mendapatkankesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isuyang menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan yang berhubungan denganlingkungan dan pembangunan.4

3. Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untukmemperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan motivasiuntuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.4. Di bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat untukmendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi, mencegah, danmemecahkan permasalahan lingkungan.5. Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap individu,kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menciptakanlingkungan yang berkelanjutan.Jadi pendidikan lingkungan hidupdiperlukan untuk dapat mengelola secarabijaksana sumber daya kita dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terh

pendidikan lingkungan hidup ini dalam kurikulum sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, dengan kata lain Diknas menangani peserta didik. Kedua, instansi pemerintah yang terkait misalnya Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Perindustrian dalam membina masyarakat industri. Ketiga, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang membina

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI LINGKUNGAN HIDUP DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP A. Lingkungan Hidup 1. Pengertian Lingkungan Hidup Kehidupan manusia di bumi tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya, begitu juga dengan kehidupan manusia dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.

lingkungan hidup Indonesia bukanlah konsep ekologi semata akan tetapi juga merupakan konsep hukum dan politis.28 Dikatakan pula bahwa lingkungan hidup Indonesia menurut konsep kewilayahan merupakan suatu pengetian hukum. Dalam pengertian ini, lingkungan hidup Indonesia

Asaad, Ilyas, et.al, Teologi Lingkungan (Etika Pengelolaan Lingkungan Dalam Perspektif Islam), Deputi Komunikasi Lingkungan dan pemberdayaan Masyarakat, Kementrian Lingkungan Hidup, dan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2011. Ashfahani, Al-Ragib, al-Mu’jam al-Mufradat li Alfazh al-Qur’an, Dar

1 Hadiah lingkungan hidup untuk prestasi lingkungan hidup yang terkena (Outstanding enviromental achievement) di Asia. Hadiah Goldman diberikan satiap tahun kepada seorang pecinta lingkungan hidup asli terkemuka. 2Laporan Kasus Menonjol 2009,2010 POLDA PAPUA

PENGARUH PENGETAHUAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN HIDUP MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI ANGKATAN 2014 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S .Pd) Jurusan Pendidikan Biologi Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh:

BAB VI. PEMBELAJARAN ETIKA LINGKUNGAN 111 A. Rambu-Rambu Membelajarkan Etika Lingkungan 111 B. Pembelajaran Etika Lingkungan Melalui Model Pembelajaran OIDDE 121 C. Pengambilan Keputusan Etik dalam Kasus Etika Lingkungan 131 D. Pembelajaran Etika Lingkungan (Pengalaman di Beberapa Negara) 133 DAFTAR FUSTAKA 145 GLOSARIUM 159

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

Tulang tergolong jaringan ikat yang termineralisasi (Ardhiyanto, 2011), termasuk jaringan ikat khusus (Lesson et al, 1995). Komposisi dalam jaringan tulang terdiri dari matrik organik dan matrik inorganik (Nanci, 2005). Sel-sel pada tulang antara lain osteoblast, osteosit, osteoklas dan sel osteoprogenitor. Osteoblast ditemukan dalam lapisan .