PERANCANGAN KAWASAN KAKI JEMBATAN SURAMADU . - WordPress

3y ago
27 Views
3 Downloads
639.61 KB
12 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Allyson Cromer
Transcription

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752PERANCANGAN KAWASAN KAKI JEMBATAN SURAMADU SISIMADURAAINUN NURIN SHARVINA1bidang Keahlian Perancangan Kota, Arsitektur, ITS Surabaya, email: sharvina.an@gmail.comSurabayaAbstrak— Perekonomian di Indonesia tumbuh dengan cukup stabil dan tinggi sejak tahun2000, yakni selalu diatas 5 persen. Dalam hal ekonomi wilayah Madura relatif tertinggaldari Surabaya-Jawa Timur (Badan Perencanaan dan Pengembangan Propinsi JawaTimur, 2009). Atas dasar itu, Madura dapat disimpulkan sebagai daerah miskin. Berbagaimacam alasan yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Madura salah satunya karenaPulau Madura yang terisolasi akibat kurangnya sistem transportasi, alasan inilah yangmendorong pemerintah untuk membangun Suramadu. Jembatan antar pulau yangmenghubungkan Madura dan Surabaya sebagai gerbang pembuka ekonomi PulauMadura. Tidak cukup dengan pembangunan Suramadu saja pertumbuhan ekonomi pulauMadura akan meningkat, namun harus ada pembangkit lainnya. Bangkalan sebagai kotayang terhubung akibat suramadu menjadi potensial untuk dikembangkan. Terlebihbangkalan menjadi kawasan penerima wisatawan Suramadu, banyak sekali potensi yangbisa digali. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah perancangan pariwisata untuk mewadahidan memfasilitasi kegiatan pariwisata yang terjadi.Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan teori perancangan kota, identitaskawasan yang dapat memunculkan konteks budaya madura, teori waterfront city dan teorimengenai pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodekualitatif, karena penlitian ini terkait dengan variabel. variabelnya adalah beberapa lokasikawasan, sosial budaya masyarakat setempat, serta elemen-elemen fisik kota yang dapatmemperkuat identitas kawasan berdasarkan letaknya dan konsep yang menggunakanbudaya lokal setempat Madura.Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif untuk menganalisa kondisieksisting, kemudian dilanjutkan metode analisa faktor untuk menentukan kriteriaperancangan yang didapat dari hasil Focuss Group discussion, kesimpulan akhir untukmemperoleh konsep dilakukan teknik triangulasi.Hasil akhir dari penelitian ini Rancangan Kawasan Pariwisata kaki Jembatan Suramadusebagai kawasan pembangkit ekonomi yang memperhatikan konteks sosial budayamayarakat Madura.Kata kunci— Perancangan Kawasan, Pariwisata, Kaki Jembatan Suramadu, Budaya Madura1. LATAR BELAKANGPulau Madura terletak di timur laut PulauJawa, kurang lebih 7 sebelah selatan darikhatulistiwa diantara 112 dan 114 BujurTimur. Madura memiliki tanah yang subur.Sebagian besar tanah diolah menjadi tegalanyang menghasilkan jagung dan singkong,untuk daerah selatan yang sama sekali tidakPerencanaan Wilayah Kotasubur digunakan untuk pembuatan garam(De jonge, 1989). Akibat dari tanah yangkurang subur dan tandus mengakibatkanpenduduk Madura tidak dapat meningkatkanperekonomian mereka dalam bidangpertanian. Perekonomian Indonesia tumbuhcukup stabil dan tinggi sejak tahun 2000,yakni selalu diatas 5 persen, ekonomiG-11

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752wilayah Madura relatif tertinggal dariSurabaya-Jawa Timur (Bappeda PropinsiJawa Timur, 2009), antara lain: a.Pertumbuhan ekonomi (2009) pada Jatim 5persen, Madura 4,3 persen, b. IndeksPembangunan Manusia (IPM) pada Jatimrata-rata 70 persen, Madura 60 persen, c.Jumlah penduduk miskin pada Jatim 17persen, Madura 35 persen. Atas dasar ituMadura dapat disimpulkan sebagai daerahmiskin, sehingga mendorong pemerintahuntuk membangun Jembatan Suramadu.Jembatan antar pulau yang menghubungkanMadura dan Surabaya sebagai gerbangpembuka ekonomi Pulau Madura.Bangkalan sebagai kota yang terhubungakibat Suramadu menjadi potensial untukdikembangkan sebagai kawasan pariwisata,karena menurut data yang tersediapengunjung yang masuk pada Pulau Madurakarena alasan ingin mengunjungi Suramadudan Pulau Madura khususnya KotaBangkalan. Pariwisata dinilai menjanjikankarena infrastruktur belum memadai untukindustri dan perdagangan jasa. Selain ituharga barang industri tidak dapat bersaingdengan daerah sekitarnya (Surabaya danSidoarjo) akibat tarif tol yang mahal. Daribeberapa fakta yang dikemukakan diatasjustru bisa menjadi potensi dalam hal pemicuperekonomian Madura melalui sektorpariwisata. Tersedianya lahan kosong yangcukup banyak membuat harga tanah diMadura tidak semahal tanah di Kawasankaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya.Selain itu tersedianya tenaga kerja dariMadura dikenal ulet dan pekerja keras,namun sumberdaya manusia di Madura tidakbegitu berkualitas akibat ekonomi yangrendah yang secara tidak langsungmempengaruhi pendidikannya.Kondisi fisik kawasan saat ini berupalahan kosong dengan beberapa bangunandisamping kanan kiri jalan akses. Bangunandisini tidak mendominasi, dengan tatananyang tidak rapi terkadang beberapabangunan justru malah menutupi keindahanalam pantai dengan view JembatanPerencanaan Wilayah KotaSuramadu. Hal ini bisa dilihat lebih jelaspada gambar 1.1. mengenai kondisibangunan penduduk sekitar.Kondisi pesisir pantai berupa hamparanpasir putih hal ini bisa dilihat lebih jelaspada gambar 1.2 pantai ini memberikan cirikhas tersendiri dengan beberapa keindahanbatu karang utuk sebelah barat JembatanSuramadu.Madura sarat dengan kekentalan budaya,bermacam budaya yang dimilki. Termasukbudaya yang tertuang pada arsitekturtradisional Madura yang disebut denganTaneyan Lanjeng. Ciri khas budaya yangpatut dipertahankan dan lebih diperkenalkanpada masyarakat luas. Budaya bisa menjadisesuatu yang menarik umtuk disajikanmisalnya dalam bagian ruang kota, dimanamenurut zahnddari segi budaya danantropologi, ungkapan kota sebagai ekspresikehidupan orang sebagai pelaku danpembuatnya adalah paling penting dansangat perlu diperhatikan. Hal tersebutdisebabkan karena permukiman perkotaantidak memiliki makna yang berasal daridirinya sendiri, melainkan dari kehidupan didalamnya. (Zahnd, Markus.1999). Padatahap pertama kota mempertimbangkanaspek sosial, budaya dan wilayah.Selanjutnya menekankan pada aspeksimbolikdankomunikatifdenganlingkungan (Rapoport, 1977).Dalam perancangan kota saat inidibutuhkan sebuah konsep perancangan yangdapat menjaga kelestarian alam dengan caramenerapkan beberapa teknologi terkini yangefisien yang dapat memudahkan danmenjagakeberlangsungankehidupan,terutama pada kawasan pariwisata. Kawasanpariwisata selain menimbulkan efek positifjuga menimbulkan efek negatif akibatadanya pengunjung yang kemungkinan tidakbisa menjaga keberlangsungan alam yangada. Maka dari itu diperlukan sebuah sistemuntuk mengatur, mengendalikan danmencegah terjadinya kerusakan ini.G-12

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752Permasalahan-permasalahanyangtelah diungkapkan diatas menjadi dasarperlunya dilakukan Perancangan KawasanPariwisata pada Kaki Jembatan SuramaduSisi Madura.Lingkup penelitian bisa dilihat padagambar 1.3.2. METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk dalam ran sebuah konsep pengembangansebuah kawasan tidak hanya dapat dicapaidengan pendekatan empiri saja, melainkanjuga perlu pendekatan empiri sensual danempiri logik, seperti yang ada padaparadigma tipe ini.Sebelum terjun ke lapangan, penelitimenyusun teori terlebih dahulu sedangkanpada saat kegiatan survey dan observasilapangan pendekatan yang digunakan adalahpendekatan penelitian nkesimpulan dari kondisi yang ada dilapangan. Sehingga, peneliti ikut terlibatbersama objek yang diteliti pada saat surveydan observasi lapangan. Peneliti melakukanobservasi dan pengambilan berbagai sumberdata untuk mencapai kebenaran (semakinbanyak sumber dalam hal kontekstualdengan penelitian tersebut). Keterlibatanpeneliti terhadap obyek secara langsungseperti demikian membutuhkan eksplorasiobyek secara jelas dengan laporan yangterperinci, pandangan dari responden, sertamelakukan studi langsung (Creswell,1998:15).Pendekatan rasionalistik dalam kajianteori dan deskriptif dalam survey danobservasi lapangan, diterapkan pada tahapanalisa, sehingga menghasilkan parameteryang diperoleh dari kajian teori dikaji ulangdengan data yang ada di lapangan.Dalam paradigma penelitian disusunberdasarkan tujuan penelitian “PerancanganKawasan Pariwisata Pada Kaki JembatanSuramadu Sisi Madura” ini yaituMerancangPerencanaan Wilayah KotaKawasan Pariwisata yang terdapata padaKaki Jembatan Suramadu dalam hasilrancangankawasanyangdapatmeningkatkan pertumbuhan ekonomi PulauMaduramelauisektorpariwisataberdasarkan Budaya setempat yaitu budayaMadura dengan arus global. Dan untukmencapai tujuan-tujuan ini, peneliti harusmelakukan pendekatan empiri sensual danlogika, pemeriksaan data, serta pengambilansumber data untuk mencapai kevalidan.Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian deskriptif. Penelitian deskriptifadalah penelitian yang dilakukan sebagaiprosedur pemecahan masalah yang ditelitidengancaramenggambarkanataumelukiskan keadaan objek penelitianberdasarkan fakta yang ditempuh dan apaadanya (Nawawi, 1996:63). Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalahmetode kualitatif. Dalam metode . Kualitatif adalah multi metodedalam fokus, menggunakan pendekatannaturalistik terhadap subyek mater-nya(Pokok bahasan/pokok yang diteliti).Langkah penelitian disini bergantung padatahapan atau proses penelitian yang akandilakukan sesuai dengan metode kualitatifyang digunakan. Berikut adalah langkahpenelitiannya: Teknik Pengumpulan Data,Teknik Penentuan Sampel, Tahap PenyajianData, dan terakhir Tahap Analisa Data.Teknik pengumpulan data dilakukanuntuk menunjang penelitian ini agarmemperoleh hasil penelitian yang maksimal.Data terdiri data primer dan sekunder. Dataprimer adalah data yang diambil secaralangsung oleh peneliti dengan cara observasilapangan, yaitu : Kunjungan penelitian yangdilakukan secara intensif, peneliti melakukankegiatan yang sekuensial dengan carabergerak di dalam satu kawasan ataulingkungan. Focuss Group Discussion, yaitusalah satu metode riset kualitatif selainteknik wawancara. FGD adalah diskusiterfokus dari suatu group untuk membahasmasalah, dalam suasana informal dan santai.FGD, disini melibatkan beberapa badan atauG-13

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752dinas pemerintahan yang berkaitan denganperancangan Kawasan Kaki JembatanSuramadu Sisi Madura. Badan atau Dinasyang berkaitan antara lain: Perencana UmumCipta Karya dan Bina Marga ahKabupatenBangkalan, Dinas Pariwisata KabupatenBangkalan, Badan Lingkungan Hidup, DinasKehutana, Sekretaris Daerah dan melaluitokoh masyarakat yang mengetahui kawasanrancangan secara khusus yaitu: CamatLabang dan Kepala Desa Labang, dan yangterakhir yaitu Dokumentasi.Data sekunder adalah data yang diperolehmelalui literatur dan pengumpulan beberapadokumen yang dapat menunjang data-datatersebut. Data itu berupa : Pengumpulanliteratur yang memuat teori urban designyang terkait pengembangan suatu kawasan,tata guna lahan yang dapat memudahkanpengembangan suatu kawasan, identitassuatu kawasan dan elemen-elemen kota yangdapat memperkuat identitas suatu kawasan,Pengumpulan data mengenai Kawasan KakiJembatan Suramadu, Pengumpulan datayang memuat Peraturan Pemerintah Daerah(baik berupa Peraturan Daerah, RTRW,RTRK, RTBL maupun peraturan perkotaanlainnya), Data mengenai potensi pariwisatapada Kawasan Kaki Jembatan Suramadu SisiMadura, Data kebijakan dari BPWS ( badanPerencana Wilayah Suramadu)Pengambilan sampel dilakukan untukmemperoleh data primer sesuai dengankebutuhan untuk menjawab pertanyaanseputar variabel sebelumnya. Teknikpengambilan sampel ini dilakukan denganbeberapa pakar menggunakan metodeFocussGroupDiscussion.Sampelpenelitiannya adalah tokoh yang terkait danmempunyai wewenang terhadap kawasanRancangan wisata, yaitu: Perencana UmumCipta Karya dan Bina Marga ahKabupatenBangkalan, Dinas Pariwisata kabupatenbangkalan, Badan Lingkungan Hidup, DinasKehutana, Sekretaris Daerah dan melaluiPerencanaan Wilayah Kotatokoh masyarakat yang mengetahui kawasanrancangan secara khusus yaitu: CamatLabang dan Kepala Desa Labang. Sampelpenelitian ini bertujuan untuk melakukanmetode Focuss Group Discussion untukmenghasilkan tujuan bersama yang lebihaplikatif.Data yang telah dikumpulkan dalam tahapsebelumnya, data tersebut kemudiandistrukturkan, direduksi, dan disajikan,prosesinidisebutanalisaselamapengumpulan data (Muhadjir, dalamDarjosanjoto, 2006).a. Berikutnya adalah tahapan analisa,melalui: Sasaran 1Identifikasi kondisi fisik dan nonfisikberdasarkan eksisting dan rencana yangsudah ada: dilakukan krosing antaraeksisting dengan rencana yang sudahada, berdasarkan : Studi literatur Studi Kebijakan RTRW, RDTRKawasan Kaki Jembatan SuramaduSisi Madura Teknik overlay peta kondisi eksistingmelalui survey dengan rencanayang sudah ada Deskripsi potensi Sumberdaya Alam,Sumberdaya Manusia, PotensiBudayab. Sasaran 2Analisa faktor yang menentukankebutuhan pada Rancangan PariwisataKawasan Kaki Jembatan Suramadu SisiMadura. Menganalisafaktor-faktoryangdibutuhkan dengan teknik deksriptifkualitatif. Analisa faktor ini bertujuanuntuk mendapatkan faktor-faktoryang berpengaruh pada rancangandengan mengelompokkan variabelmenjadibeberapafaktor.Pengambilan data dari variabel kajianteori dilanjutkan uji variabel melaluikesimpulan Focus Group Discussiondengan beberapa tokoh dan dinasyang terkait.G-14

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752c. Sasaran 3Merumuskan konsep perancangan danpanduan yang sesuai prinsip berkelanjutandengan pariwisata pada Kawasan KakiJembatan Suramadu Sisi Madura sesuaidengan hasil diskusi terakhirBerdasarkan penjelasan diatas, langkahpenelitian dapat dilihat dalam bentuktabulasi pada tabel 3.4. Proses Analisapenelitian.Berikut bisa dilihat diagram kerangkapikir penelitian pada diagram 2.1.3. HASILHasil analisis yang telah n konsep wisata. Kesimpulanumum yang didapat dari analisa triangulasiyaitu wisata yang cocok untuk diterapkanadalah wisata budaya yang memanfaatkansegala potensi bentang alam sepanjangpesisir laut dengan view utama JembatanSuramadu.Dari hasil beberapa kriteria diatasmaka tahap selanjutnya adalah alokasi ruangberdasarkan jenis wisata budaya yangterpilih. Wisata budaya ini terbagi menjadibeberapa zona sesuai dengan hasil kriteria.Yaitu budaya, alami dan permukimanmasyarakat lokalUsulan rancangan pada sitedianalisa berdasarkan variabel kajian teoriyang telah dijelaskan dan disimpulkan padabab kajian teori sebelumnya. Proses analisaberdasarkan variabel, antara lain:4. DISKUSIDiskusi dibahas berdasarkan variabelyang telah didapat pada tabel, yaitu:4.1. Identitas KawasanKesesuaiandengankriteriayaitumenghormati dan merancang sesuai denganadat istiadat dan norma agama dengankonsep rancangan mempertahankan yangada dan menambahkan beberapa sebagaipenguat wisata budaya dengan caraPerencanaan Wilayah Kotamenampilkan sebuah penataan sesuai dengankekahasan Budaya Madura.Views Memaksimalkan lahan sepanjangpesisir yang memilki potensi view sebagaiwisata yang dapat melihat suramadu lebihdekat dengan konsep rancangan yaitu:Sepanjang sisi pantai dibuat area rekreasiyang langsung berhubungan dengan air danjuga pemandangan langsung menujuJembatan Suramadu. Bisa dilihat padagambar 4.1.Pathway Adanya keterkaitan antar zonaatau district, dengan konsep rancanganKeterkaitan antar district dihubungkandengan jalan, jalan disini berbeda-bedaukurannya bergantung dengan district yangakan dihubungkanDistricts, Pembagian kawasan menjadibeberapa district sesuai dengan potensi yangdimiliki berupa konsep Dibagi berdasarkandengan potensi dan jalan yang sudah ada.Kawasan terbagi menjadi tiga bagian.Kawasan ini dibagi menjadi tiga districtberdasarkan jalur sirkulasi yang memecahkawasan untuk daerah district sukolilo baratterbagi menjadi dua bagian akibat jalan lokalyang membelah kawasan tersebut sedangkandistict timur berupa desa pangpangkemudian setiap district dibagi menjadibeberapa distrik yang lebih kecil lagiEdge Batas langsung berupa jalan yangmenghubungkan pada kawasan rest areaLandmark dengan memberikan penandaarsitektural sesuai dengan ikon kebudayaan.Landmark hanya terdapat landmark masingmasing district. Dari ketiga district ini adalandmark berupa patung layar yangmenandakan bahwa kawasan tersebut adalahkampung nelayan, patung ikan menandakanbahwa adalah kawasan yang memproduksiikan.Node untuk pusat disesuaikan dengandistrict-disctrict yang akan dibuat KonsepRancangan Pusat keramaian diseuaikandengan potensi yang ada. Untuk tepian lautmemaksimalkan segala kegiatan yang bisadilakukan di tepi laut seperti kuliner, plazarekreasi dan terminal pelabuhan.G-15

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752Sense memberikan suasana tradisionalbudaya madura dengan konsep ancanganuntuk setiap peruntukan fungsi didesaindengan mengadaptasi arsitektur madura.Baik dari segi bentuk, ornamen dan warna.Kenyamanan diberikan dengan adanyafasilitas bagi pengunjung difasilitasi denganadanya rekreasi untuk berjalan, souvenir,menikmati suramadu beribadah ataupununtuk ke kamar kecil. Juga tidak lupa denganadanya parkiran dan area kuliner.4.2. Budaya MaduraLingkungan, Menyediakan suasana yangnyaman untuk tinggal bagi penghuni dansuasana yang asyik untuk para pengunjung.Dengan konsep perancangan Lingkunganantara penduduk setempat dan pengunjungmenyatu dengan adanya sirkulasi yang bisadilalui oleh pengunjung ataupun olehpenduduk setempat. Sirkulasi dibuatmenyatu antara wisatawan dan penduduk,meskipun area privat untuk penduduk masihterjaga karena letaknya yang lebih ke dalam,sedangkan untuk area publik terluar padasetiap district.Sosial budaya menyediakan sebuahkawasan yang menggambarkan taneyanlanjang asli dengan konsep perancanganBentuk lay-out yang menyediakan langgardan tatanan seperti tanean lanjang yang aslidan juga pagar pembatas antartetanggaberupa tanaman.Tata bangunan, dengan kriteria Penataankembali permukiman (re-adjusment) untukmembentuk sebuah district taneyan lanjang.Konsep rancangan Desa Pangpong dibentukseperti taneyan lanjang.Fasade, Memperbaiki beberapa rumahyang rusak dengan konsep rancanganMengembalikan fasade padabentukarsitektur tradisonal madura untuk kondisirumah yang sudah parah.4.3. PariwisataSumberdaya Alam dengan konsepperancangan Lahan pada kaki suramadudimanfaatkan untuk taman dan hutan. Tanahyang berupa permukiman dibiarkan denganPerencanaan Wilayah Kotamenyediakan jalan sehingga bisa menjadisebuah kampung wisata.Sumberdaya Manusia Sumber dayamanusia yang ada dimanfaatkan untuk turutserta dalam pengembangan kawasanpariwisata seperti membangun usaha industrirumahan yang berkaitan dengan kekhasasankawasanPengembangankonseppembangunan berwawasan kepariwisataansangat cocok dengan keadaan pendudukdimana dengan dibangunnya beberapa objekwisata tenaga para ibu rumah tangga akanterserap dalam industri rumahan yangtergambar pada toko souvenir kerajinanbambu dan kios pengolahan ikan di setiapdistrict tanean lanjang juga terdapat tempatpembuatan perahu yang dapat menyeraptenaga pemuda di kawasan selain matapencaharian utama sebagai nelayan.4.4. Perancangan KotaEkonomi, dengan konsep perancanganmenyediakan sebuah fasilitas yang dapatmembuka lapangan pekerjaan bagi penduduksekitar seperti area kuliner dan tokosouvenir. Dengan memanfaatkan tenagapenduduk sekitar, pemelihara fasilitas inibisa diambil dari penduduk, termasukpenjaga toko dan penyedia makanan padaarea kuliner.Tapak, menghargai permukiman yang adadengan konsep perancangan skipundibangunnyafasilit

Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752 Perencanaan Wilayah Kota G-14 . dinas pemerintahan yang berkaitan dengan perancangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura. Badan atau Dinas yang berkaitan antara lain: Perencana Umum

Related Documents:

Khusus untuk modul Sistem Manajemen Jembatan ini mencakup tentang pengertian sistem manajemen jembatan, sistem informasi manajemen jembatan, urutan pemeriksaan jembatan, jenis pemeriksaan jembatan, proses skrining dan program penanganannya. 1.3 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran terdiri atas hasil belajar dan indikator hasil belajar .

Untuk keperluan analisis dalam penelitian ini hanya mengambil data pentanahan kaki tower seperti pada tabel 1 Analisis hasil pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Jajar-Pedan terbagi menjadi 3 yaitu : 1) Tahanan kaki tower (tanpa pentanahan) Pengukuran tahanan pentanahan pada kaki tower ( kawat pentanahan dilepas dari kaki .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ulkus Kaki Diabetik 2.1.1. Definisi Ulkus Kaki Diabetik Ulkus kaki diabetik adalah salah satu komplikasi kronis dari penyakit diabetes melitus berupa luka pada permukaan kulit kak

Pembebanan Jembatan Jalan Raya). Perencanaan jembatan didasarkan pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia dan yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, antara lain: 1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR) S

PERAWATAN JEMBATAN oleh : Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. . terkait dengan jembatan adalah Pembebanan untuk Jembatan (RSNI T-02-2005) yang merupakan revisi dari SNI 03-1725-1989 (Tata Cara Pembebanan Jembatan Jalan Raya). . maksimum yang

proses perancangan kawasan perkotaan; pemrograman, konsep dan teori perancangan, metoda dan model pengendalian kawasan, dan pengelolaan pembangunan kawasan perkotaan. Mata Kuliah : ARSITEKTUR KOTA Kode/Bobot sks : AR. 6214 / 3 sks Semester : VI (e nam) JUDUL TUGAS MEMBUAT MAKALAH TUGAS ECPBK.3

Berdasarkan trase rencana dalam Review Studi Kelayakan dan Trase Kereta Api Tanjungsari - Bandara Kertajati - Arjawinangun Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat maka direncanakan struktur atas Jembatan Kereta Api Cikaranti pada Sta. 71 400. Jembatan Cikaranti terletak di Desa Kejiwan, Kec. Susukan, Kab. Cirebon, Jawa Barat.

Designation: C 1116/C 1116M – 06 Standard Specification for Fiber-Reinforced Concrete1 This standard is issued under the fixed designation C 1116/C 1116M; the number immediately following the designation indicates the year of original adoption or, in the case of revision, the year of last revision. A number in parentheses indicates the year of last reapproval. A superscript epsilon (e .