LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KESULITAN .

3y ago
23 Views
2 Downloads
268.06 KB
17 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Amalia Wilborn
Transcription

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGURANGIKESULITAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASARIsti Yuni PurwantiJurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan – FIPUniversitas Negeri YogyakartaAbstrakLatar belakang penelitian ini berdasarkan studi pendahuluan yang telahdilakukan peneliti di dua sekolah yang menunjukkan banyak siswa terutama kelas4 mengalami kesulitan belajar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya prestasiakademik yang menurun, lambat dalam mengerjakan tugas, terlambat masuksekolah, suka keluar masuk kelas tanpa ada alasan yang jelas, dan suka membuatkeributan di kelas (berteriak-teriak, marah-marah, memukul meja).Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas program layanan bimbingankelompok melalui permainan dalam mengatasi kesulitan belajar. Desain penelitianyang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan pretes dan pascates. Sampelpenelitian ini menggunakan teknik sampling purposif (subyek bertujuan).Kelompok eksperimen penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDIT SalsabilaPurworejo Jawa Tengah, sedangkan kelompok kontrolnya siswa kelas 4 SDITSalsabila Klaseman Yogyakarta.Hasil yang diperoleh adalah program layanan bimbingan kelompokmelalui permainan dapat mengurangi kesulitan belajar siswa sekolah dasar. Halini dibuktikan dengan adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan para siswayang mengalami kesulitan belajar di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil tersebut,maka perlu dan penting jika bimbingan kelompok melalui permainan dapatditerapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Selain itu, bagi pihak penentukebijakan, layanan bimbingan kelompok ini dapat didesain dalam kurikulumsekolah.Kata kunci: bimbingan kelompok, kesulitan belajar, sekolah dasar1

GROUP GUIDANCE SERVICES TO REDUCE SCHOOL STUDENTSLEARNING DIFFICULTIESIsti Yuni PurwantiDepartement of Educational Psychology and Guidance – FIPState University of YogyakartaAbstractThe background of this research is based on preliminary studies that havebeen conducted by researchers at the two scools that showed many students,especially grade 4 learning difficulties. This is indicated by the decliningacademic achievement, slow to the work, late for school, like in and out of classwithout any apparent reason, and love to make noise in class (screaming, angry,hitting the table).The purpose of this study to look at the effectiveness of group counselingservices through the game in overcoming learning difficulties. The study designused was quasi experimental with pretest and post-test. The sample of this studyusing purposeve sampling techniques (subject aims). The experimental group ofthis study were grade 4 SDIT Salsabila Purworejo Central Java, while the controlgroup students in grade 4 SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta.The result is a group guidance program services through the game can bereduce of difficulty learning elementary school students. This is evidenced by achange in behavior shown by students who have difficulty learning in school.Based on these results, it is necessary and important if the group guidancethrough the game can be applied by teachers in the learning process. In addition,for the policy makers, this group guidance can be designed in the schoolcurriculum.Keywords: group guidance, learning difficulties, elementary school2

PendahuluanPermasalahan belajar pada anak memang sangat kompleks, banyak alasanyang dikemukakan untuk menolak kegiatan belajar. Mereka lebih memilihkegiatan yang dirasa lebih menyenangkan daripada belajar. Penolakan yang seringditunjukkan anak ketika sedang belajar di sekolah antara lain berlari-lari di kelas,bercanda dengan teman, mengganggu teman, keluar kelas untuk mencari obyekyang lain. Anak merasa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang dirasamembosankan, karena belajar identik dengan kegiatan mendengarkan gurubercerita dan duduk di belakang meja dalam waktu yang telah ditentukan.Permasalahan yang telah diungkapkan tersebut merupakan tantangan bagipara pendidik khususnya guru untuk memberikan layanan bimbingan belajar yangtepat dan sesuai untuk anak-anak. Tujuannya agar kegiatan belajar dapat diikutidengan nyaman, senang dan “mengasyikkan” bagi anak. Kegiatan belajar tersebutdapat diberikan dengan berbagai macam metode.Metode-metode yang akan diberikan dalam kegiatan belajar untuk siswasekolah dasar (terutama di lingkungan sekolah) sangat berkaitan dengan adanyalayanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling mempunyaiempat aspek dalam membantu perkembangan individu, yaitu aspek akademik(belajar), karir, pribadi, dan sosial. Berkaitan dengan permasalahan yang munculakibat dari adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sekolah dasar, makaperlu diberikan layanan bimbingan belajar.Penelitian ini mencoba menggunakan permainan-permainan kelompokdalam memberikan program layanan bimbingan kelompok untuk mengurangikesulitan belajar yang dialami oleh siswa sekolah dasar. Alasan pemilihanpenggunaan permainan ini karena usia siswa sekolah dasar masih termasuk usiabermain. Menurut Djiwandono (2005:292) melalui permainan, anak-anak dapatmengekspresikan pikiran dan perasaan, seperti senang, tidak senang, harapan,cita-cita, dan daya imajinasi. Permainan-permainan yang dilakukan dalampenelitian ini dirancang khusus dan disesuaikan dengan tujuan dari adanyalayanan bimbingan kelompok yaitu untuk mengurangi kesulitan belajar.Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat efetivitas program layananbimbingan kelompok melalui permainan dalam mengurangi kesulitan belajar3

siswa sekolah dasar terutama siswa kelas 4. Berdasarkan dari beberapa studiterdahulu, maka arah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitasprogram layanan bimbingan kelompok melalui permainan dalam mengurangikesulitan belajar siswa sekolah dasar. Jika dalam studi literatur terdahulumengungkap tentang program layanan bimbingan kelompok yang meningkatkan,maka dalam penelitian ini program layanan bimbingan kelompok untukmengurangi kesulitan belajar.Kajian Pustaka1. Tinjauan tentang Bimbingan KelompokDalam bimbingan dan konseling terdapat berbagai teknik yang dapatdigunakan konselor dalam membantu perkembangan individu. Salah satu teknikyang dapat digunakan adalah dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompokmenurut Juntika (2006:23) adalah merupakan bantuan terhadap individu yangdilaksanakan dalam situasi kelompok. Hal senada juga dikemukakan olehNatawijaya (1987:32) bahwa bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegahberkembangnya masalah atau kesulitan pada diri individu dengan dilaksanakansecara kelompok. Dalam bimbingan kelompok dapat diberikan angmembahaspermasalahan pendidikan, sosial, pribadi dan karir.Tujuan dari bimbingan kelompok pada anak adalah membantu anakmengembangkan kekuatan yang berpusat dan mengaktualisasikan diri merekasehingga mereka dapat menghadapi dengan lebih sukses dengan diri mereka danlingkungannya (Djiwandono, 2005:222). Senada dengan tujuan bimbingankelompok pada anak untuk mengaktualisasikan diri, Rogers (Fernald, 2000:173)menyatakan bahwa aktualisasi adalah :“There is one central source of energy in the human organism. Thissource is an trustworthy function of the whole organism rather than ofsome portion of it; it is most simply conceptualized as a tendency towardfulfillment, toward actualization, involving not only the maintenance butalso the enhancement of the organism.”Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwa aktualisasi merupakansumber energi yang utama pada manusia. Sumber energi ini sebagai tendensi dari4

adanya pemenuhan, aktualisasi, yang bukan hanya memelihara atau menjagatetapi juga meningkatkan sumber energi pada manusia.Aktualisasi bukan hanya dibutuhkan oleh orang dewasa saja tetapi jugaoleh anak-anak. Aktualisasi merupakan sumber energi yang dimiliki oleh setiapindividu, sumber ini yang menjadikan individu dapat berfungsi secara penuh.Anak-anak dapat dibantu untuk mengaktualisasikan dirinya dengan bantuan guru,konselor dan orangtua, salah satunya dengan memberikan layanan bimbingan dankonseling di sekolah oleh konselor sekolah.Menurut Latipun (2006, 178) bimbingan kelompok merupakan salah satubentuk bimbingan dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberiumpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Senada dengan Latipun, Corey(Djiwandono, 2005:259) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok didefinisikansebagai suatu dinamika, proses antar pribadi yang memusatkan pada pikiran sadar,perasaan dan tingkah laku dalam situasi kelompok.Bimbingan kelompok sangat efektif untuk memperoleh informasi dariindividu, untuk menerima dukungan sosial, mengembangkan makna daripermasalahan yang ada, memperoleh keterampilan, dan berperilaku yang adaptifdengan cara mengatasi permasalahan yang ada (Mc Rae & Smith, dalam Roberts,et.al., 2002:427). Selain itu dalam bimbingan kelompok (Roberts, et.al.,2002:428) dapat berbagi cerita dan saling mendengarkan cerita dari teman yanglain dalam anggota kelompok tersebut, hal ini untuk membuat netral perasaan danmenjaga perasaan tersebut. Pendapat dari beberapa ahli tersebut juga diperkuatoleh Jacobs (2006, 394) bahwa dalam membantu anak-anak untuk mengatasipermasalahan yang dialaminya, model kelompok lebih baik diberikan daripadasecara individual. Hal ini karena dalam kelompok anak-anak dapat belajar danmempraktekkan beberapa keterampilan-keterampilan baru, seperti ndengarkan,keterampilanmengeluarkan pendapat.5

Dalam proses bimbingan kelompok perlu memperhatikan beberapa hal(Latipun, 2006:185-186), yaitu :a. Jumlah anggota kelompok antara 4-12 orang.b. Homogenitas kelompok dapat didasarkan pada jenis kelamin, jenis masalah,dan berdasarkan kelompok usia.c. Sifat kelompok dapat terbuka yaitu dapat menerima anggota baru dan dapattetutup jika tidak memungkinkan untuk menerima anggota baru.d. Waktu pelaksanaan sangat bergantung pada kompleksitas permasalahan yangdihadapi dalam kelompok tersebut. Pada umumnya bimbingan kelompokbersifat jangka pendek (short term group counseling) antara 8 sampai 20pertemuan.Berdasarkan dari uraian tentang beberapa definisi dari bimbingankelompok yang khusus diberikan pada siswa sekolah dasar, maka dapatdisimpulkan bahwa bimbingan kelompok untuk anak adalah proses bantuan yangdiberikan pada anak-anak dalam membantu mengatasi hambatan yang dialaminyadengan dilaksanakan secara kelompok, sehingga dinamika kelompok sangatdiperhatikan.Kaitannya dengan hal tersebut, maka bimbingan kelompok dalammengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa sekolah dasar, perlu dirancang dandibuat melalui permainan kelompok yang sesuai dengan tujuan yang ingindiharapkan.2. Tinjauan tentang Siswa Sekolah DasarPeriode masa anak sekolah dasar merupakan periode anak akhir, yaitupada usia 7 sampai 12 tahun (Yusuf, 2005:197). Pada usia ini mereka ergunabagikehidupannya kelak. Para psikolog (Marat, hal. 72) sering memberikan istilahpada usia ini dengan usia berkelompok (gang age), anak-anak mulai berusahauntuk menjadi anggota kelompok, biasanya dengan jenis kelamin yang sama.Pada usia ini, anak-anak lebih sering main dengan teman sebayanya dansenang berkelompok. Mereka mulai membuat aturan sendiri dalam kelompok danharus patuh untuk mengikuti peraturan tersebut. Anak merasa lebih percaya dirijika mereka dapat menjadi bagian dari kelompok, sedangkan anak yang tidak6

dapat menjadi bagian dari kelompok akan merasa rendah diri (inferiority), sepertidalam teorinya Erik H. Erickson (Suyanto, 2005:72) bahwa anak pada usia inimasuk pada tahap industry vs inferiority (usia 6-12 tahun). Pada tahap ini, jikaanak yang mampu menguasai suatu keterampilan (menjadi bagian dari anggotakelompok) maka dapat menimbulkan perasaan berhasil (percaya diri), sedangkanjika tidak menguasai, maka akan merasa rendah diri (inferiority).Tugas-tugas perkembangan pada usia ini (Yusuf, 2005:197) adalah sebagaiberikut :a.b.c.d.e.f.Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainanBelajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiriBelajar bergaul dengan teman sebayaBelajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnyaBelajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitungBelajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adatistiadat) sehari-harig. Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah,baik-buruk)h. Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosiali. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (sikap mandiri)j. Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.Memperhatikan tugas-tugas perkembangan pada usia sekolah dasartersebut, maka peran guru dan konselor di sekolah, agar dapat membantu parasiswa untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Peran inimerupakan salah satu upaya guru dan konselor dalam membantu individu menjadiindividu yang lebih baik.3. Tinjauan tentang Kesulitan Belajar pada Siswa Sekolah DasarKesulitan belajar merupakan permasalahan yang dihadapi individuberkaitan dengan kegiatan belajar. Menurut (Grossman, 2001) kesulitan belajaradalah suatu kondisi dimana prestasi tidak tercapai sesuai dengan kriteria standaryang telah ditetapkan. Senada dengan hal tersebut, Sugihartono, dkk. (2007:149)menjelaskan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak padapeserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang telah ditetapkan.Kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja tetapidialami oleh semua peserta didik termasuk siswa sekolah dasar. Kesulitan belajaryang dialami oleh siswa sekolah dasar lebih kompleks, sehingga dapat7

menyebabkan adanya perilaku bermasalah yang dimunculkan siswa sekolah dasar.Campbell (2000) berpendapat bahwa istilah perilaku bermasalah digunakan untukmengindikasikan membesarnya frekuensi dan intensitas dari perilaku tingkatanyangmengkhawatirkan.Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya identifikasi yangmenyebabkan adanya kesulitan belajar. Menurut Blassic & Jones (Sugihartono,dkk., 2007:153) mengemukakan bahwa karakteristik anak yang mengalamikesulitan belajar dapat ditunjukkan dalam karakteristik behavioral, fisikal, bicaradan bahasa, serta kemampuan intelektual dan prestasi belajar.Sugihartono (2007:154) lebih lanjut menjelaskan tentang ciri-ciri anakyang mengalami kesulitan belajar dan hal ini yang menjadi indikator kesulitanbelajar, adalah :a. Prestasi belajar yang rendah, ditandai dengan adanya nilai yang diperoleh dibawah standar yang telah ditetapkan (di bawah nilai 6), mendapatkan rangkingyang terakhir di kelasnyab. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, ditandai dengansering mengikuti les tambahan tetapi hasilnya tidak maksimalc. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar maupun terlambatdatang ke sekolahd. Menunjukkan sikap yang tidak peduli dalam mengikuti pelajaran, ditandaidengan mengobrol dengan teman ketika proses pelajaran berlangsung, makandi dalam kelas ketika mengikuti pelajarane. Menunjukkan perilaku yang menyimpang, seperti suka membolos sekolah,keluar masuk kelas ketika mengikuti pelajaranf. Menunjukkan adanya gejala emosional yang menyimpang, misalnya mudahmarah, pemurung, teriak-teriak ketika mengikuti pelajaran dan sebagainya.Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar termasuk gejala-gejalanyatersebut dialami oleh semua peserta didik termasuk siswa sekolah dasar. Padasiswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1, 2, 3) yang mengalami kesulitan belajar,sering ditunjukkan dengan lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Hal inidikarenakan bahwa siswa sekolah dasar kelas rendah masih membutuhkan8

penyesuaian dirinya setelah mereka melewati pendidikan di Taman Kanak-kanak.Sedangkan untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) seringmenunjukkan adanya hasil belajar yang rendah, menunjukkan perilaku yangmenyimpang (tidak mengerjakan tugas-tugas belajar, suka berjalan-jalan di dalamkelas, suka membolos, suka menganggu teman),Berdasarkan uraian tentang kesulitan belajar pada siswa sekolah dasar,maka indikator kesulitan belajar siswa sekolah dasar adalah prestasi belajar yangmenurun, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, lambandalam mengerjakna tugas, menunjukkan sikap yang tidak peduli pada matapelajaran, menunjukkan perilaku yang menyimpang, dan menunjukkan gejalaemosional yang menyimpang.Metode PenelitianDesain penelitian ini lebih mengarah pada desain penelitian eksperimensemu (quasi experimental designs). Sehingga dalam penelitian ini ada kelompokkontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan pretes dan pasca tes.Berdasarkan hal tersebut, maka sebagai kelompok eksperimen adalah SDITSalsabila Purworejo, Jawa Tengah, sedangkan kelompok kontrol adalah SDITSalsabila Klaseman, Yogyakarta.Subyek penelitian diperoleh melalui purposive sampling (subyekbertujuan). Cara ini dipergunakan karena subyek yang dituju merupakan subyekyang mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka subyekpenelitian adalah siswa kelas 4 di kedua sekolah SDIT Salsabila.Dalam teknik pengumpulan data menggunakan inventori sebagai pretesdan pasca tes. Selain itu juga menggunakan observasi, wawancara, dan studidokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan dua cara yaituanalisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.Hasil Penelitian dan PembahasanProgram layanan bimbingan kelompok melalui permainan ini diberikanpada siswa SDIT Salsabila Purworejo Jawa Tengah, sedangkan untuk siswa SDITSalsabila Klaseman Yogyakarta tidak diberikan perlakuan sehingga dibiarkan9

seperti apa adanya (natural). Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untukmengetahui efektivitas program tersebut, maka peneliti melakukan perbandinganpada SDIT Salsabila Purworejo Jawa Tengah, perbandingan pada SDIT SalsabilaKlaseman Yogyakarta, dan perbandingan dari kedua kelompok tersebut.1. SDIT Salsabila Purworejo Jawa TengahSebelum diberikan program layanan bimbingan kelompok, para siswayang mengalami kesulitan belajar (7 orang) diberikan pretes untuk mengetahuiseberapa besar kesulitan belajar yang dialami dan berikut hasil dari pretes :Tabel 1. Hasil Pretes Kesulitan Belajar SiswaSDIT Salsabila Purworejo Jawa TengahNoNama SiswaSkor(inisial)1 Xf122 Se163 Bl154 Tm175 Al176 Fa137 Ju15Pelaksanaan program layanan bimbingan kelompok melalui permainandiberikan dengan langkah-langkah sebagai berikut antara lain tahap awaldengan pembentukan kelompok, tahap pelaksanaan program layananbimbingan kelompok, dan tahap penutupan.Pelaksanaan ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan dan setiappertemuan diberikan melalui permainan yang telah dirancang sebelumnya.Berikut uraian pada setiap pertemuannya :a. Pertemuan IPertemuan yang pertama ini, peneliti melakukan pengenalan antarapeneliti dengan anggota kelompok dan antar anggota kelompok,memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat tentangadanya program bimbingan kelompok.Pada pertemuan ini peneliti belum memberikan permainan hanyabercerita tentang hal-hal yang akan dilakukan selama mengikuti programbimbingan kelompok. Peneliti mencoba untuk menciptakan kondisi yang10

membangun rapport).Hasil dari pertemuan pertama ini, peserta bimbingan kelompokbersedia untuk mengikuti setiap kegiatan yang ada dan berpartisipasidengan aktif serta berkomitmen untuk tidak keluar atau meninggalkanselama mengikuti bimbingan kelompok.b. Pertemuan IIPertemuan kedua dimulai dengan mengulang dari pembahasan yangtelah disepakati pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini penelitimemberikan permainan “Cerita Bersambung”, untuk prosedur permainan,tujuan yang akan dicapai ada di lembar lampiran.Pada pelaksanaan pertemuan ini, terlihat jika siswa yang pemurungatau kurang konsentrasi seperti Fa, Tm, Se, tidak mengikuti permainan inidengan baik. Mereka tidak tertarik dengan permainan ini denganditunjukkan tidak bisa untuk meneruskan cerita yang sebelu

pada usia ini dengan usia berkelompok (gang age), anak-anak mulai berusaha untuk menjadi anggota kelompok, biasanya dengan jenis kelamin yang sama. Pada usia ini, anak-anak lebih sering main dengan teman sebayanya dan senang berkelompok. Mereka mulai membuat aturan sendiri dalam kelompok dan harus patuh untuk mengikuti peraturan tersebut.

Related Documents:

pelaksanaan layanan bimbingan pribadi dan bimbingan belajar secara efektif dalam membentuk pemahaman dan potensi diri siswa yang positif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan tercapai tujuan pembelajaran di sekolah. Kata kunci : layanan bimbingan pribadi, bimbingan belajar, motivasi belajar

Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan Kuliah XIV / 2007. Mutu Layanan B&K Mutu layanan B&K adalah layanan bimbingan dan konseling yang mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakai / klien. Merujuk kepada proses dan produk layanan

Bimbingan dan Konseling 47 VI.PENGEMBANGAN 50 LAMPIRAN 51 1.Laporan kegiatan harian dan/mingguan52 2.laporan layanan konseling individu 53 3.Silabus layanan bimbingan dan konseling kurikulum 2004 54 4.Satuan kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling 55 5.Gambar ruang pelayanan bimbingan dan konseling (Standar Unit Sekolah Baru) 56

yang membantu klien atau peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.2 Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut pandangan kita layanan adalah suatu tindakan sukarela dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan hanya sekedar membantu atau adanya permintaan kepada pihak lai

jalur pendidikan formal dalam bimbingan dan konseling perkembangan, disebutkan bahwa strategi pelayanan dasar (salah satu komponen program bimbingan dan konseling perkembangan) di antaranya yaitu strategi layanan bimbingan klasikal dan layanan bimbingan kelompok ( Depdiknas 2008: 219).

Kelompok diskusi merupakan kelompok . face to face. tanpa memperhatikan besarnya kelompok, pada umumnya problem yang dihadapi oleh semua kelompok adalah sama yakni semua kelompok memerlukan pemimpin, semua kelompok mengembangkan pola yang khas dalam berhubungan . Penggunaan metode kerja kelompok dalam menyelesaikan

Abrasive-Jet Machining High pressure water (20,000-60,000 psi) Educt abrasive into stream Can cut extremely thick parts (5-10 inches possible) – Thickness achievable is a function of speed – Twice as thick will take more than twice as long Tight tolerances achievable – Current machines 0.002” (older machines much less capable 0.010” Jet will lag machine position .