PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS

3y ago
46 Views
2 Downloads
293.92 KB
8 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADAPEMBELAJARAN HIDROKARBONAtih Geana Mahadaniar, Wiwi Siswaningsih, dan NahadiJurusan Pendidikan KimiaFakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Pendidikan IndonesiaABSTRAKPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kelas padapembelajaran hidrokarbon. Instrumen yang dikembangkan terdiri dari pengamatan kinerja 13indikator kinerja, laporan diri sebanyak 32 poin pernyataan dan tes tertulis 15 tes pilihan ganda butirdasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembanganuntuk memperoleh produk dalam bentuk instrumen penilaian kelas yang memiliki kualitas baik dilihatdari validitas dan reliabilitas instrumen serta analisis subjek tes untuk instrumen tes tertulis.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil akhir dari instrumen yang telah dikembangkansebagai instrumen yang memenuhi kriteria baik mengenai validitas teoritis dan empiris dan keandalanyang tinggi pula. Untuk menguji instrumen selain validitas dan reliabilitas juga dilihat dari analisissubjek tes yang menunjukkan instrumen tes tertulis memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik.Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para guru, dengan harapan instrumen yangdihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai instrumen dalam pelaksanaan penilaian kelaspada pembelajaran hidrokarbon dan digunakan sebagai model untuk mengembangkan instrumensejenis untuk kegiatan belajar yang berbeda.Kata Kunci: asesmen kelas, instrumenABSTRACTThis research was conducted with the aim to develop classroom assessment instrument on learninghydrocarbons. Instruments developed in this study were the observation of the performance of 13performance indicators, self-report as many as 32 points statement and a written test of 15 multiplechoice test of basic grains. The method used in this study was the method of research anddevelopment to obtain a product in the form of classroom assessment instruments that have goodquality views of the validity and reliability of instruments and analysis of test subject for the writtentest instruments. Based on research that has been done, the end result of that instrument has beendeveloped as an instrument that meets the criteria regarding both the theoretical and empirical validityand reliability of high anyway. To test instruments in addition to views of the validity and reliabilitywere also seen from analysis of the test subject that shows the written test instrument qualifies as agood instrument. The results of this study is expected to be useful for teachers, with the hope of theinstrument resulting from this study can be used as an instrument in the implementation of classroomassessment on the learning of hydrocarbons and used as a model to develop similar instruments fordifferent learning activities.Keywords: classroom assessment, instrumentPENDAHULUANRendahnya mutu pendidikan Indonesiatelah banyak disadari oleh berbagai pihakterutama pihak pemerhati pendidikan diIndonesia. Fakta yang terungkap yangmenunjukkan kondisi ini adalah berdasarkanThe Third Internasional Mathematics andScience Study (TIMSS) tahun 1999 lalu,Indonesia berada pada urutan 32 untuk IPAdan 34 untuk matematika dari 38 negarapeserta. Di Asia Tenggara, untuk keduabidang studi tersebut Indonesia berada dibawah Malaysia dan Thailand dan sedikit diatas Filipina (Hayat, 2004).Fakta inilah yang menjadi salah satu latarbelakang pemerintah Indonesia melakukan245

246Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 245-252perubahankurikulumyangberlaku.Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesiayang berasal dari kurikulum 1994 (berbasiskonten) menjadi kurikulum 2004 (berbasiskompetensi) yang disempurnakan dalamkurikulum 2006 (kurikulum tingkat satuanpendidikan) tentunya berimplikasi padaberbagai aspek dalam pendidikan dan prosespembelajaran (Arifin, 2010).Salah satu aspek dalam prosespembelajaran yang mengalami perubahanadalah kegiatan penilaian. Dalam kurikulumyang berlaku saat ini penilaian yangdiharapkan adalah penilaian yang bersifatotentik. Penilaian yang otentik memilikiprinsip terintegrasi dalam pembelajaran,menggunakan berbagai metode, ukuran dankriteria sesuai kompetensi yang akan dicapaiserta bersifat holistik, mencakup semua aspekpembelajaran baik kognitif, afektif danpsikomotor (Hayat, 2004).Salah satu sistem penilaian yangmemenuhi prinsip penilaian otentik adalahpenilaian berbasis kelas. Penilaian BerbasisKelas (PBK) merupakan salah satu komponendalam kurikulum berbasis kompetensi yangpada dasarnya merupakan kegiatan penilaianyang dilaksanakan secara terpadu dalamkegiatan belajar mengajar (Depdiknas, 2002).Penilaian Berbasis Kelas dilakukan untukmemberikan keseimbangan pada ketiga ranahkognitif, afektif, dan psikomotor denganmenggunakan berbagai bentuk dan modelpenilaian secara resmi maupun tidak resmidengan berkesinambungan (Halimah, 2007).Sistem penilaian berbasis kelas telahdisosialisasikansejakdiberlakukannyaKurikulum Berbasis Kompetensi di tahun2004, dan juga terus dilakukan penelitianterhadap sistem penilaian berbasis kelas iniseperti yang telah dilakukan Halimah (2007).Berdasarkan hasil penelitian Halimah tentangPengembangan Model Sistem PenilaianBerbasis Kelas pada Pembelajaran BahasaIndonesia di Sekolah Dasar, fakta yangterungkap di lapangan menunjukkan bahwaguru-guru baru memahami penilaian berbasiskelas secara garis besarnya saja dan belummendalam. Hal inilah yang melatarbelakangimengapa penilaian yang terjadi di lapanganmasih belum sesuai dengan harapan.Fakta di lapangan yang ditemukanberdasarkan uji lapangan skala terbatas disekolah tempat dilakukan penelitian ini, masihbanyak pelaksanaan proses penilaian yanghanya berkenaan dengan aspek kognitif sajadengan alat evaluasi berupa tes tertulis sajauntukmengukurketercapaiantujuanpembelajaran. Padahal tidak semua tujuan danpengalaman belajar efektif dinilai melalui testertulis saja. Karakteristik pembelajaran sainstidak hanya melibatkan aspek kognitif sajatetapi juga melibatkan aspek afektif danpsikomotor. Aspek psikomotor efektif dinilaidengan salah satunya instrumen berupa tespraktek (performance assessment) dan skalasikap (rating scale) merupakan salah satuinstrumen yang efektif untuk menilai aspekafektif siswa (Hayat, 2004).Oleh sebab itu, guru hendaknya memilikipengetahuan dan kemahiran tentang memilihdan menetapkan metode, teknik dan instrumenyangpalingsesuaidenganprosespembelajaran dan tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan. Tetapi pada umumnya guruguru di sekolah jarang mendalami tentangpenilaian, disamping karena kesibukan, alasanlain adalah referensi yang tersedia di sekolahrelatif kurang mendukung (Arifin, 2010).Kurangnya referensi ini menyebabkan guruguru kesulitan mengembangkan instrumeninstrumen yang mendukung pelaksanaanpenilaian berbasis kelas.Berdasarkan latar belakang di atasdilakukan penelitian lebih lanjut tentangPengembangan Instrumen Penilaian BerbasisKelas pada Pembelajaran Hidrokarbon.Pembelajaran Hidrokarbon dipilih karenapada pelajaran kimia hidrokarbon merupakansalah satu bagian pembelajaran kimia yangkarakteristik materinya melibatkan aspekkognitif, psikomotor dan afektif atmenggunakan metode praktikum dan diskusi.Kedua metode ini merupakan salah satumetode yang sangat berpeluang besar untukmengeksplorasi aspek psikomotor, kognitifdan afektif siswa, sehingga instrumen yangdikembangkan lebih bervariasi, dengandemikian acuan berbentuk model instrumen

Atih Geana Mahadaniar, Wiwi Siswaningsih, dan Nahadi, Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kelas padaPembelajaran Hidrokarbonpenilaian untuk guru-guru pun semakinbervariasi.Permasalahan utama pada penelitian iniadalah “Apakah Instrumen Penilaian BerbasisKelas yang dikembangkan pada pembelajaranHidrokarbon telah memenuhikriteriainstrumen yang baik?”Tujuan dari penelitian ini adalah (1)untuk mengembangkan instrumen penilaianberbasis kelas pada pembelajaran hidrokarbon(2) mengetahui apakah instrumen yangdikembangkan telah memenuhi kriteriasebagai instrumen yang baik dan (3)menyediakanmodelinstrumen untukpenilaian berbasis kelas.Penilaian berbasis kelas didefinisikansebagai rancangan pendekatan penilaian untukmembantu guru menemukan apa yangdipelajari siswa di kelas dan bagaimana siswamempelajarinya definisi ini diungkapkan olehAngelo (1993). Penilaian Berbasis Kelasmerupakan salah satu komponen dalamkurikulum berbasis kompetensi. Penilaianberbasis kelas itu sendiri pada dasarnyamerupakankegiatanpenilaianyangdilaksanakan secara terpadu dalam kegiatanbelajar mengajar yang dilakukan denganmengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasilkarya (produk), penugasan (proyek), kinerja(performance), dan tes tertulis (paper andpen) (Depdiknas, 2002).Menurut Arifin (2010) Penilaian BerbasisKelas dapat diartikan pula sebagai suatuprosespengumpulan,pelaporandanpenggunaan data dan informasi tentang hasilbelajar peserta didik untuk menetapkantingkat pencapaian dan penguasaan pesertadidik terhadap tujuan pendidikan yang telahditetapkan. Penilaian berbasis kelas dilakukanuntuk memberikan keseimbangan pada ketigadomain yaitu domain kognitif, afektif danpsikomotor dengan menggunakan berbagaibentuk dan model penilaian yang dilakukansecara sistemik dan sistematis, menyeluruhdan berkelanjutan.Tujuan umum dilakukannya penilaianberbasis kelas adalah untuk memberikanpenghargaan terhadap pencapaian hasil belajarpeserta didik serta untuk perbaikan dalamprogram dan kegiatan pembelajaran.247Adapun fungsi dari penilaian berbasiskelas bagi peserta didik dan guru menurut(Arifin, 2010) adalah untuk membantu pesertadidik dalam mewujudkan dirinya denganmengubah atau mengembangkan perilakunyake arah yang lebih baik dan maju, membantupeserta didik mendapat kepuasan atas apayang telah dikerjakannya, membantu gurumenetapkan apakah strategi, metode danmedia mengajar yang dipergunakannya telahmemadai dan membantu guru dalam membuatpertimbangan dan keputusan administrasi.Prinsip-prinsip dalam Penilaian BerbasisKelas berdasarkan Depdiknas tahun 2002dalam Fathurrahman (2010) dan Fajar dalamKholil (2008) meliputi valid, mendidik,berorientasi pada kompetensi, adil, ilaian Berbasis Kelas memberikanmanfaat diantaranya untuk memberikanumpan balik bagi siswa dalam mengetahuikemampuan dan kekurangannya sehinggamenimbulkan motivasi untuk memperbaikihasil belajarnya, memantau kemajuan danmendiagnosis kemampuan belajar siswasehinggamemungkinkandilakukannyapengayaan dan remidiasi untuk memenuhikebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dankemampuannya,memberikanmasukankepada guru untuk memperbaiki programpembelajarannya di kelas, memungkinkansiswa mencapai kompetensi yang telahditentukan walaupun dengan kecepatanbelajar yang berbeda-beda (Fathurrahman,2010).Adapun keunggulan penilaian berbasiskelas sesuai dengan yang diungkapkan olehFathurrahman (2010) adalah pengumpulaninformasi kemajuan belajar baik formalmaupun non formal diadakan secara terpadu,pencapaian hasil belajar siswa tidakdibandingkan dengan prestasi ndengankemampuansebelumnya dalam rangka membantu siswamencapai apa yang ingin dicapai bukan untukmenghakiminya, pengumpulan informasimenggunakan berbagai cara, agar kemajuanbelajar siswa dapat terdeteksi secara lengkap,siswa dituntut dapat mengeksplorasi danmemotivasi diri untuk mengerahkan semua

248Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 245-252potensi dalam menanggapi, mengatasi semuamasalah yang dihadapi dengan caranyasendiri, penentuan kemajuan belajar danbantuan secara berencana, bertahap danberkesinambungan, didasarkan pada fakta danbukti yang cukup akurat.dan sebagainya) (Firman, 2000). Domainafektif dapat diukur dengan dua cara yaitusecara observasi dan secara tertulis, dalampenelitian ini domain afektif diukur secaratertulis dengan menggunakaninstrumenberupa skala sikap.Proses tahapan pelaksaan PBK meliputiempat kegiatan pokok yang harus dilakukanguru yaitu mengumpulkan data dan informasitentang tingkat pencapaian hasil belajarpeserta didik, menggunakan data daninformasi tentang hasil belajar peserta didik,membuat keputusan yang tepat dan membuatlaporan sebagai bentuk akuntabilitas publik(Arifin, 2010).Domain ketiga yang diukur pada prosespenilaian berbasis kelas adalah domainpsikomotor. Domain psikomotor mencakupkemampuan yang berupa keterampilan fisik(motorik) atau keterampilan manipulatif,seperti misalnya keterampilan menyusun alatalat percobaan dan melakukan percobaan(Firman, 2000). Aspek psikomotor yangdikembangkan dalam instrumen padapenelitian ini didasarkan pada i,menafsirkan,meramalkan,menerapkan konsep, merencanakan penelitiandan mengkomunikasikan.Adapun domain yang diukur dalamproses penilaian berbasis kelas dan nya antara lain adalah domainkognitif, afektif dan psikomotor.Domain kognitif berdasarkan taksonomiBloom, meliputi hapalan (C1), pemahaman(C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5)dan evaluasi (C6) (Firman, 2000). Sementaraversi revisi domain kognitif Bloom dalamAnderson (Widodo, 2006) mengalamipemisahan antara dimensi pengetahuan(knowledge) dengan dimensi proses kognitif.Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuanfaktual, pengetahuan konseptual, pengetahuanprosedural dan pengetahuan metakognitif.Dimensi proses kognitif meliputi n (apply), menganalisis (analyse),mengevaluasi (evaluate), dan membuat(create).Untuk domain kognitif instrumen yangdikembangkan dapat berupa tes lisan, testertulis dan portofolio. Pada penelitian iniinstrumenyangdikembangkan untukmengukur domain kognitif adalah tes tertulisberbentuk pilihan ganda.Domain kedua yang diukur pada prosespenilaian berbasis kelas adalah domainafektif, domain afektif meliputi complying(menerima secara pasif peran yang ditugaskanguru kepadanya tanpa ada upaya menghindar),responding (berinisiatif untuk berpartisipasidalam kegiatan atau memilih satu di antarabeberapa kegiatan ) dan valuing (melekat padasuatu nilai yang ditunjukkan dengan responyang ajeg terhadap objek, orang, fenomenaUntuk mengukur domain psikomotorinstrumen yang dapat digunakan berupa daftarcek (check list) atau skala penilaian (ratingscale) yang digunakan dalam tes identifikasi,tes simulasi maupun tes kinerja. Padapenelitian ini instrumen yang dikembangkanberupa instrumen untuk menilai tes kinerjaberupa pedoman observasi kinerja berbentukrating scale.METODEKajian telah dilakukan dengan metodepenelitian dan pengembangan. Alur penelitianmengacu kepada langkah-langkah penelitiandan pengembangan yang dikembangkan olehSukmadinata (2008). Secara garis besarlangkah yang dikembangkan terdiri atas tigatahap, yaitu 1) Studi Pendahuluan, 2)Pengembangan Model, dan 3) Uji Model.Namun dalam penelitian ini, tahapan yangdilakukan dibatasi hanya sampai tahappengembangan model. Alur penelitian dapatdilihat pada lampiran.Penelitian ini mengembangkan instrumenpenilaian berbasis kelas yang berupa testertulis bentuk pilihan ganda, angket skalasikap berupa self report dan pedomanobservasikinerja.Halyangakandideskripsikan adalah mengenai kualitasinstrumen yang dikembangkan, meliputivaliditas dan reliabilitas setiap instrumen,serta kualitas tes tertulis yang meliputi

Atih Geana Mahadaniar, Wiwi Siswaningsih, dan Nahadi, Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kelas padaPembelajaran Hidrokarbonvaliditas, reliabilitas, taraf kemudahan, dayapembeda dan keberfungsian pengecoh(distractor).Subjek penelitian adalah siswa kelas Xsemester 2 di SMA Puragabaya Bandung,yang mengikuti pembelajaran hidrokarbon.Jumlah siswa yang terlibat menjadi respondendalam penelitian pada uji coba I dan uji cobaII masing-masing sebanyak 30 orang.Instrumen yang dikembangkan dalampenelitian ini berupa pedoman observasikinerja sebanyak 13 indikator kinerja, selfreport sebanyak 32 butir pernyataan sikap dantes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak15 butir pokok uji.HASIL DAN PEMBAHASAN1. Pedoman Observasi Kinerjaa. ValiditasInstrumen pedoman observasi kinerjauntuk menilai aspek psikomotor siswa diujikualitasnya melalui uji validitas isiberdasarkan judgement para ahli. Hasiljudgement para ahli menyatakan 13 indikatorkinerja yang dikembangkan dalam pedomanobservasi kinerja ini dinyatakan valid.b. ReliabilitasReliabilitas dari pedoman observasikinerja yang diperhitungkan berdasarkankoefisien kesepakatan sebesar 0,61 dengandemikian, pedoman observasi kinerja yangdikembangkan termasuk kriteria instrumenyang memiliki reliabilitas yang tinggi.Dalam pengembangannya pedomanobservasi praktikum ini tidak mengalamibanyak revisi dan berdasarkan judgement ahliinstrumen ini telah dinyatakan valid.2. Self Reporta. ValiditasBerdasarkan hasil uji validitas secarateoritis, seluruh butir pernyataan yangdikembangkan dinyatakan valid. Namun,berdasarkan uji validitas empiris hanya 32butir pernyataan saja yang dinyatakan valid.b. Reliabilitas249Reliabilitas dari self report yangdiperhitungkan berdasarkan koefisien alphasebesar 0,91, dengan demikian instrumen selfreportyangdikembangkanmemilikireliabilitas yang sangat tinggi.Berdasarkan uji validitas teoritis, selfreport yang dikembangkan telah dinyatakanvalid dan berdasarkan data uji reliabilitas, selfreport yang dikembangkan telah memenuhikriteria sebagai instrumen yang baik denganreliabilitas yang sangat tinggi 0,91.Namun, berdasarkan uji validitas secaraempiris, hanya 32 butir pernyataan saja yangvalid berdasarkan uji validitas empiris yangtelah dilakukan.Dengan demikian, untuk instrumenpenilaian berbasis kelas berupa self reporttelah memenuhi kriteria tes yang baik setelahdilakukan revisi berupa reduksi butirpernyataan yang dikembangkan dari 53menjadi 32 butir dengan mempertimbangkanalokasi waktu pengerjaan dan adanyaketerwakilan setiap indikator yang dinilaimelalui 32 butir pernyataan yang telahmemenuhi kriteria baik tersebut.3. Tes Tertulisa. ValiditasInstrumentestertulisyangdikembangkan dinyatakan valid berdasarkanuji validitas secara teoritis. Untuk hasilvaliditas empiris dapat dilihat pada tabelberikut:1) Hasil uji coba INo.Soal123456789101112131415Nilai rKategori0,61- iRendahNegatifTinggiTinggiRendahTinggiCukup

250Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 245-2522) Hasil uji coba IINo.Soal1234567891011121314152) Data uji taraf kemudahanNilai b. ReliabilitasBerdasarkan uji reliabilitas, tes tertulisyang dikembangkan dihitung berdasarkanKR-20 menghasilkan kenaikkan angka dari0,75 pada uji coba I menjadi 0,83 pada ujicoba II dengan demikian tes tertulis yangdikembangkan memiliki reliabilitas yangsangat tinggi.c. Analisis Pokok UjiAnalisis pokok uji yang dilakukanterhadap instrumen tes tertulis ini meliputianalisis taraf kemudahan, daya beda dankeberfungsian pengecoh. Dengan hasilanalisis dapat dilihat pada tabel berikut:1) Data uji daya bedaNilai DNilai DNo.pada uji Kategori pada uji kategoriSoalcoba 1coba 50,5Baik0,625BaikNo.Soal123456789101112131415Uji Coba 1Harga F Kategori0,6875 Sedang0,1875 Sukar0,75 Mudah0,5625 Sedang0,625 Sedang0,6875 Sedang0,75 Mudah0,6875 Sedang0,375 Sedang0,0625 Sedang0,5625 Sedang0,625 Sedang0,5625 Sedang0,5 Sedang0,5 SedangUji Coba 2Harga F Kategori0,6875 Sedang0,3125 Sedang0,75 Mudah0,5625 Sedang0,5625 Sedang0,625 Sedang0,6875 Sedang0,75 Mudah0,5 Sedang0,3125

Sistem penilaian berbasis kelas telah disosialisasikan sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi di tahun 2004, dan juga terus dilakukan penelitian terhadap sistem penilaian berbasis kelas ini seperti yang telah dilakukan Halimah (2007). Berdasarkan hasil penelitian Halimah tentang Pengembangan Model Sis

Related Documents:

petunjuk guru tentang penilaian autentik. Pada buku guru tersebut menyajikan contoh instrumen, teknik penilaian autentik, langkah-langkah penilaian autentik, dan cara pengolahan nilai. Penilaian dalam Pembelajaran Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang siswa tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan

Pengembangan Model Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik berbasis HOTS bagi guru kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

penilaian, prinsip penilaian, serta penilaian dalam Kurikulum 2013. B. Pendekatan Penilaian Penilaian selama ini cenderung dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses pem

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SOAL BERPIKIR KRITIS BERBASIS GOOGLE FORM PADA MATERI USAHA DAN ENERGI SMA KELAS X skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syar

1. Konsep dasar penilaian kinerja 1 jam 2. Kompetensi, peran dan kinerja guru 1 jam 3. Aspek-aspek dan instrumen penilaian kinerja guru 2 jam 4. Pelaksanaan penilaian dan analisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah 2 jam 5.

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SD/MI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Mahasiswa No. Peserta/NIM Tema . mobilitas guru di dalam kelas memiliki tujuan, kontak mata dengan siswa terjaga. 6). Penggunaan Bahasa . penilaian hasil belajar selama pembelajaran me

model pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan . Instrumen penilaian kurikulum 2013 revisi dalam Peremendikbud No. . hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ula

Pile designers therefore looked at calculation based on theoretical soil mechanics. 16 Geotechnical Design to EC7 13 January 2017 Layer 1 Layer 2 Layer 3 L 1 L 2 L 3 Q s1 Q s2 Q s3 Q b Ultimate pile resistance Q u Q s Q b Traditional Pile Design to BS 8004. 17 Geotechnical Design to EC7 13 January 2017 Traditional Pile Design to BS 8004 The usual approach is to divide the ground into .