BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1) Analisis Isi - UMPO

1y ago
16 Views
2 Downloads
503.52 KB
18 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dani Mulvey
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Kajian Teori1) Analisis IsiDalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isideskriptif. Max Weber (dalam Eriyanto, 2013: 15) menuliskan bahwa analisis isiadalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat proseduruntuk membuat inferensi yang valid dari teks. Menurut Eriyanto (2010: 47) analisideskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secaradetail suatu pesan atau seuatu teks tertentu. Desain analisis ini tidak dimaksudkanuntuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan diantara variabel.Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dankarakteristik suatu pesan.Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untukmengumpulkan data diantaranya:1. Menetapkan unit terekam, hal ini sangat penting dalam prosespengategorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level:- Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata- Paragraf, kalau sumber daya manusia atau komputer yangtersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukanpengkodean berdasarkan paragraf. Namun hal ini sulitmendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.

- Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketikateks tersebut tidak terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita,dan berita koran.2. Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori.Pertama kita harus mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua,harus seberapa dekatkah hubungan antar unit dalam kategori.3. Melakukan tes koding di teks sampel. Hal ini di upayakan agar tidakada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi halhal yang tidak tepat dalam skema klasifikasi4. Menilai akurasi atau reabilitas.5. Merefisi aturan pengkodingan.Validitas analisis isi memang sedikit berbeda dengan penelitian yang lain,validitas ini bukan berarti menghubungkan dua variabel atau menghubungkanteori, tetapi validitas disini merupakan skema klarifikasi atau gabunganinterpretasi yang menghubungkan isi penelitian dan sebab-sebabnya dalampenelitian. Skema klarifikasi merupakan upaya penelitian yang pengkategorianpemilihan katanya bermakna sama atau berdekatan. Sehingga, pengkategoriankata dalam penelitian harus cermat dalam menangkap makna yang ada dalam isi.(Weber, 1990:30)Analisis isi menurut Holsti (1968:601) merupakan sembarang ndengancaramengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis danobjektif. Menurut Lasswell 1946, analisis isi adalah sebuah model komunikasi

stimulus-respons yang tak diragukan lagi berorientasi behavioris yangmengemukakan bahwa hubungan antara pengirim, stimulus dan penerima bersifatsimetris. Isi atau muatan dipandang sebagai hasil proses komunikasi yangdistrukturkan sesuai dengan rumus klasik Lasswell: "Siapa berkata tentang apa,pada saluran mana, kepada siapa, dan dengan efek yang bagaimana".Menurut arten (1983:45) pembahasan analisis isi yang lebih jauh memilikikarakteristik-karakteristik berikut ini: struktur dan selektivitas proses-proseskomunikasi, perkembangan indikator yang dapat dideteksi dan teknik analisisyang punya banyak variasi , kemajuan sistem notasi melalui inklusi domain nonverbal dan kemajuan dalam analisis data melalui paket analisis teks elektronik."Perdebatan panjang dan melelahkan dengan para linguis, yang stok pengetahuanmengenai analisis teks dan klarifikasi teks yang mereka miliki telah sepenuhnyadiabaikan oleh analisis isi, secara berlahan akan terjadi juga. Pada dasarnya,istilah analisis isi hanya mengacu pada metode-metode yang memusatkanperhatian pada aspek-aspek isi teks yang bisa diperhitungkan dengan jelas danlangsung dan sebagai sebuah perumusan bagi frekuensi relatif dan absolut kataper teks atau unit permukaan.a) Proses Analisis IsiProses analisis isi ada sembilan tahap, (Mayring 1988:42) Penentuan materi Analisis situasi tempat asal teks Pengarakteran materi secara formal

Penentuan arah analisis Diferensiasi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sesuaidengan teori yang ada kasi,penataan) Pendefisian unit-unit analisis Analisis materi (ringkasan, eksplikasi, penataan) Interpretasib) Tujuan motode analisis isiTujuan yang ingin dicapai oleh metode analisis isi mungkin bisa dipahamidengan mengacu pada sederet kutipan berikut, yang disusun sesuai dengan urutankronologis:Dalam analisis isi, kita memandang pernyataan dan tanda sebagai bahanmentah yang harus diringkas agar bisa menghasilkan:(1) dampak isi pada pembaca, atau (2) pengaruh kontrol terhadap isi. (Lasswell1941, dikutip dari Lasswell 1946: 90).c) Kerangka Metode Analisis Isi1. Penentuan SampelAda kemungkinan (meski kecil) untuk dapat meneliti semua materi yangrelevan dengan sebuah permasalahan tertentu. Sebagai sebuah alternatif bagisebuah perlakuan total yang ideal, sampel bisa digunakan berdasarkan metodeprobabilitas dan dalam situasi sampel kuota tertentu juga (Marten 1983:280).

Holsti (1968:653) merekomendasikan suatu proses penyeleksian sampel denganberbagai tahapan: (a) penyeleksian pengirim, (b) penyeleksian dokumen, dan (3)penyeleksian sebuah subset dokumen.2. Unit AnalisisUnit-unit analisis merupakan komponen teks yang terkecil tempatditelitinya kejadian dan karakterisasi variabel-variabel (sifat,kategori). Olehkarena sebuah teks tidak terdiri atas 'unit-unit yang alami', unit-unit tersebut harusdijelaskan pada tataran sintaktik atau semantik untuk setiap penyelidikankonkretnya (Harkner 1974:173): unit yang dijelaskan secara sintaktis, sebagaicontoh, adalah tanda (kata), kalima teks lengkap, ruang (area) dan waktu; unityang dijelaskan secara semantik umpama saja adalah orang, pernyataan dan unitmakna.Holsti (1968: 647) membedakan antara unit rekaman dan unit konteks: (a)unit rekaman adalah unit tekstual terkecil tempat ditelitinyakejadian variabel; (b)unit konteks digunakan untuk menetapkan karakterisasi variabel-variabel, sepertiperhitungan negatif atau positifnya.3. Kategori dan KodingInti dan peranti utama analisis isi apa pun adalah sistem kategorinya:setiap unit analisis harus dikodekan atau dengan kata lain, harus dialokasikan padasatu atau lebih kategori. Holsti (1868:645), mengikuti jejak Berelson (1852:147),merumuskan sebuah daftar jenis kategori yang bisa digunakan sebagai dasar untukmerancang suatu sistem kategori:

Subjek, tema : mengenai apa?Arah: bagaimana tema itu ditangani?Norma: apakah dasar yang digunakan untuk melakukan klasifikasi danevaluasinya?Nilai: sikap, tujuan, dan keinginan apa yang diperlihatkan?Alat: sarana apa yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu?Ciri: ciri-ciri apakah yang digunakan untuk menggambarkan orang?Aktor: siapa yang memprakarsai tindakan tertentu dan siapa yangmelaksanakan tindakan itu?Otoritas: atas nama siapa pernyataan-pernyataan itu dibuat?Asal muasal: dari mana asal komunikasi tersebut?Sasaran: ditujukan kepada siapa komunikasi tersebut?Tempat: di mana tindakan itu terjadi?Konflik: apa penyebab konflik yang timbul? Siapa saja yang terlibat?Seberapa kuat konflik tersebut?Hasil: apakah konflik tersebut berakhir bahagia, tragis, atau tidak pasti?Waktu: kapan terjadinya tindakan itu?Bentuk atau jenis komunikasi : saluran komunikasi apa yang digunakan?Bentuk pertanyaan: bentuk sintaksis dan gramatikal apa yang bisaditemukan?Metode: metode propaganda atau retorika apa yang digunakan?

Daftar ini memperlihatkan kemiripan yang banyak dengan daftarpertanyaan etnografis dan memperlihatkan bahwa analisis isi klasik tidaklahmembatasi dirinya semata-mata pada isi komunikatif yang eksplisit. Pertanyaanpertanyaan tersebut di atas tidak dijawab secara langsung dengan mengacu padateks, namun membentuk dasar bagi pengembangan sebuah peranti, yakni sebuahskema kategori.4. Tipologi Prosedur Analisis IsiMarten (1983:115) dengan menggunakan kriteria 'tujuan analitis' dan'sarana analisis' mencoba mengusulkan sebuah tipologi prosedur analisis isi.Dalam tipologi ini, komunikator, resipien, dan orientasi situasional masuk kedalam tujuan analitis, sedangkan tataran semiotik (secara membingungkan) masukkedalam metode analisis Pada tingkat sintaktis, kami menemukan analisis dari unitlinguistik, seperti huruf, suku kata, kata atau kalimat danstrukturnya, selama mereka benar-benar bersifat formal. Pada tingkat sintaktik-semantik, dilacak pengaruh struktur sintaktisbagi pembentukan makna. Pada tingkat semantik, makna kata, kalimat, dan sebagainya akanditeliti. Pada tingkat sintaktis-prakmatik, ada usaha untuk membenarkanhubungan antara sintaksis dan efeks tekstualnya. Analisis semantik-pragmatik berusaha menghubungkan efek inidengan kalimat atau kata yang membawa makna tertentu.

Terakhir, analisis pragmatik murni mencari struktur pragmatikmurni yang mengatur penerimaan teks.2) JurnalismeJurnalisme atau jurnalistik berasal dari perkataan journal, artinya catatanharian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari.Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaanjurnalistik.MacDougall menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpunberita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting dimana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu negarademokratis. Tak peduli apapun perubahan-perubahan yang terjadi dimasa depanbaik sosial, ekonomi, politik maupun lainnya. Tak dapat dibayangkan, akanpernah ada saatnya ketika tiada seorang pun yang fusngsinya mencari beritatentang peristiwa yang terjadi dan menyampaikan berita tersebut kepada khalayakramai, dibarengi dengan penjelasan tentang peristiwa itu.a) Proses Jurnalistik sebagai Proses KomunikasiKegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat sebagai proseskomunikasi. Dalam hubungan ini paradigma Lasswel yang terkenal sebagaimanatelah dipaparkan pada Bab I, yakni "Who Says What In Which Channerl to WhomWith What Effect", dapat diterapkan Siapakah Komunikan Jurnalistik? angdarimasyarakat

keseluruhan. Bagi jurnalistik pers khalayak adalah pembaca; yang buta aksarabukan termasuk kedalam khalayaknya. Para pembaca sebagai sasaran surat kabarbersifat anonim dan heterogen. Mereka tidak dikenal oleh wartawan sebagikounikator, dan mereka berbeda dalam jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan,agama, kebudayaan, kepercayaan, pandangan hidup, hobi, cita-cita danpengalaman, yang dalam keadaan berbeda itu semua harus dipenuhi kebutuhan(need) dan keinginan (wants).3) WawancaraDetak jantung jurnalisme terletak pada sumber berita dan keberhasilanwartawan dalam mencari informasi dari sumber berita. Di antara keduanyawartawan harus mampu dalam memanfaatkan teknik wawancara.Wawancara merupakan suatu tahap yang harus melakukan penafsiran danmenyesuaian terus-menerus. Salah satu tahap memperoleh sesuatu yang benarbenar terjadi dengan menggunakan indera (mengingat) sebuah peristiwa,mengutip pendapat dan opini narasumber. Kunci wawancara yang baik, kata MikeFancher, wartawan Seattle Times, "adalah kemungkinan narasumber mengatakanapa yang sebenarnya dipikirkan, bukan memikirkan apa yang mau dikatakan."Teknik pengumpulan data ada empat, salah satunya adalah wawancara.Dan yang tiga adalah: observasi langsung dan tidak langsung, pencarian melaluicatatan publik dan partisispasi dalam peristiwa.Melakukan wawancara merupakan ketrampilan dan kemampuan yangmutlak dimiliki oleh setiap wartawan. Hampir tidak ada satu pun jenis pekerjaan

wartawan yang dilakukan tanpa mewawancarai seseorang untuk dimintai jasa ataubantuannya melengkapi informasi guna dipakai sebagai bahan tulisannya. Bisadiartikan, bahwa tulang punggung seorang wartawan adalah melakukanwawancara.Terdapat tiga macam cara melakukan wawancara.Pertama, wawancara dengan cara tatap-muka. Ini merupakan bentuk wawancarayang dilakukan berjanjian dahulu sebelum menemui narasumber sehingga adapersiapan dalam melakukan wawancara. Persiapan yang dilakukan dirancangdahulu sesuai tema yang yang sudah ada dan juga persiapan tempat dan waktuyang sudah dijanjikan. Wawancara yang dilakukan secara berhadap-hadapanmemungkinkan mendapatkan informasi yang lebih dalam dan luas.Kedua, wawancara melalui telepon. Ini biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasidan mengejar deadline. Sebab itu, wawancara melalui telepon memiliki waktuyang singkat dan cepat, kata yang di ucapkan pun terbatas apalagi jika narasumbermenolak jika diwawancara panjang lebar. Kecuali jika antara pewawancara dannarasumber sudah saling kenal dan akrab. Seorang yang melakukan wawancaratidak bisa jika melihat secara langsung gerak-gerik lawan bicaranya, padahal darigerak-gerik bicara kita bisa membaca bahasa tubuh (body lenguage) seseorangtentang benar tidaknya keterangan yang diucapkan.Ketiga, adalah wawancara kelompok. Ini adalah sebuah wawancara yangdilakukan dengan beberapa narasumber dalam satu kesempatan. Kesempatanwawancara seperti ini biasanya saat terjadi kriminalitas atau dalam sebuah

peristiwa tertentu seperti salah satunya bencana alam. Tetapi ini juga bisa terjadidalam penulisan sebuah berita feature keluarga yang sukses.Hasil wawancara disajikan dalam bentuk tanya jawab, seolah hendakmembawa pembaca turut bertanya pada narasumber atau orang yangdiwawancarai (interviewee) tentang satu atau berbagai masalah atau memberi tahupembaca bagaimana pewawancara menggali informasi dari narasumber.Setelah langkah awal dilakukan dan wawancara memasuki tahapmengajukan pertanyaan-pertanyaan, seharusnya mengetahui bentuk-bentukpertanyaan yang berbeda-beda untuk mendapatkan jawaban yang berbeda-beda.Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang seharusnya dikenali:1. Bentuk Pertanyaan yang Terbuka. Biasanya diajukan untuk mencairkankebekuan dalam suatu wawancara dan bukan bermaksud untuk mencari informasiyang berkaitan dengan pokok pembicaraan wawancara.2. Bentuk Pertanyaan yang Langsung. Ketika wawancara berkembang,pertanyaan - pertanyaan dapat menjadi spesifik. Pertanyaan langsung berusahauntuk menemukan sifat atau biasanya keadaan suatu topik.3. Bentuk Pertanyaan yang Tertutup. Pertanyaan - pertanyaan langsungseringkali lebih awal dari suatu pertanyaan yang tertutup, yang satu langkah lagimasuk ke intrograsi.4. Bentuk Pertanyaan yang Menyelidiki. Pertanyaan ini seringkalimengikuti pertanyaan langsung dan pertanyaan tertutup dan bahkan lebih iajukanmendapatkan jawaban "ya" atau "tidak" tanpa komentar tambahan.untuk

npengalaman, wartawan belajar menghemat waktu dalam wawancaranya untukmendapatkan sebuah komentar dan jawaban atas poko-pokok yang telah dicatatdalam pikirannya tetapi belum direkam. Hal ini dilakukan dengan menegaskankembali pertanyaan-pertanyaan terdahulu dan membuat seorang narasumbermeninjau kembali secara singkat pertanyaan sebelumnya. Jawabannya biasanyamenambah kepahaman waratawan tentang butir - butir permasalahan tertentu.7. Bentuk Pertanyaan Hipotesis atau Sugestif. Menjelang berakhirnyawawancara, wartawan biasanya bertanya kepada narasumber untuk berspekulasitentang suatu topik atau pokok permasalahan yang sedang fektifdalamwawancara, maka seorang wartawan harus memperhatikan beberapa hal yangboleh dan tidak boleh dilakukan saat wawancara: Hindari menulis setiap kata yang di ucapkan. Tulis hal - hal yangmenurut pewawancara itu penting. Tandai beberapa hal yangmenarik. Jika ada sebuah kutipan yang menarik, misalnya sebuahungkapan, dengan santun mintalah diulangi kembali. Begitupunbeberapa pertanyaan yang itu penting. Langsung lengkapilahcatatan - catatan pendek jika selesai wawancara agar tidak lupa. Segera ajukan pertanyaan, bersikap tenang, santai dan perlihatkanperhatian penuh terhadap kata ucapan yang diungkapkannarasumber. Biarkan narasumber menyelesaikan jawaban atas

pertanyaan, karena biasanya pertanyaan yang penting keluar padabagian akhir. Jika sumber melompat ke pokok permasalahan dan pokokpembicaraan, seorang wartawan harus mampu mengembalikanpertanyaan ke pokok permasalahan agar mendapatkan jawaban. Sikap yang seharusnya dihindari adalah seakan-akan diri andalebih mengetahui. Harus diingat bahwa seorang wartawan yangsedang memerlukan bantuannya. Kalau sumber tidak menjawab pertanyaan, lakukan denganmengulangi pertanyaan disesi selanjutnya dan jelaskan bahwa yanganda butuhkan bukan jawaban itu tetapi dengan yangdiwawancarai. Ketika sampai pada akhir wawancara, tanyakanlah, apakahnarasumber masih mau menambahkan lagi. Hal ini penting untukmenghindari apabila setelah dipublikasikan dia menilai adakekurangan. Atau bianya muncul keterangan menarik karenadirasakannya suasana wawancara cukup menyenangkan dirinya.Padahal, tadinya mungkin mencurigakan. Sewaktu akan berpamitan, mintalah kesediaannya menerimatelepon kalau seandainya ada hal-hal yang terlupa. Mintalah kartunama untuk mengetahui ejaan nama yang benar, jabatannya dannomor teleponnya. Kalau tidak ada kartu nama, mintalah

narasumber sendiri menuliskan namanya dalam buku catatan andadisertai gelar dan jabatannya serta nomor telepon kantor, teleponrumah dan telepon genggamnya.Selama wawancara, perlihatkan diri seorang yang cermat dengan caramendengarkan dengan seksama. Jangan berbuat hal-hal yang menjengkelkan,seperti mengorek-ngorek hidung atau melihat kekiri dan kekanan.4) Definisi BeritaKata "berita" berasal dari kata sansekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta(kejadian atau peristiwa). Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadianatau peristiwa yang hangat.5) Definisi Surat KabarSebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa tercetakberupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan sertaditerbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secaraumum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnyapemberitaannya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongandan kalangan.1. Ciri surat kabar adalaha. PublisitasPengertian publisitas adalah bahwa surat kabar diperuntukkan umum; karenanyaberita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.

b. UniversalitasUniversalitas sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabarharus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dantentang segala aspek kehidupan manusia.c. AktualitasYang dimaksud dengan aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporanmengenai kejadian di masyarakat khalayak. Aktualitas adalah terjemahan daribahasa Belanda actualiteit. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yangamat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain danberhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan.2. Sifat surat kabara. TerekamBerita-berita yang disajikan dalam surat kabar tersusun dalam sebuah alenia,kalimat dan kata-kata yang meliputi huruf-huruf pada nantinya tercetak di kertas.Dengan demikian, peristiwa yang terjadi sudah terekam sehingga dapat dikaji dandi baca. Peristiwa dan informasi tersebut bisa dijadikan dokumentasi ataupun bisadipakai untuk keperluan tertentu.b. Menimbulkan perangkat mental secara aktifBerita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasadengan huruf yang dicetak "mati" di atas kertas, maka untuk dapat mengertimaknanya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif.

Wartawan yang menyusunnya harus menggunakan bahasa yang umum dan lazimsehingga para pembaca mudah untuk mencernakannya. Hal ini erat kaitannyadengan sifat khalayak surat kabar yang heterogen, yang tingkat pendidikannyatidak sama dan mayoritas dari mereka rata-rata berpendidikan rendah sampaitengah.c. Pesan menyangkut kebutuhan komunikanDalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikanmenyangkut teknis transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapaitujuannya. Sehubungan dengan hal itu, Wilbur Schramm, seorang ahli kenamaandalam bidang komunikasi, dalam karyanya, "How Communication Work"menyatakan sebagai berikut :- Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehinggadapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.- Pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepadapengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-samadapat dimengerti.- Pesan hendaknya membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran danmenyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.- Pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperolehkebutuhan, yang layak bagi situasi kelompok tempat sasaran berada saatia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Dalam upaya menerapkan saran Wilbur Schramm itu dalam komunikasi massadengan media surat kabar perlu diingat bahwa sifat media massa adalah satu arah(one-way traffic communication) dan tidak memungkinkan diketahuinyatanggapan pembaca pada saat wartawan menyampaikan pesannya.B. Kerangka PikirBerdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, kerangka pikir secarasistematik dalam penulisan ini dapat digambarkan sebagai berikut :MEDIA MATARAMANJurnalismeBeritaWawancara"Fajar : Ipong RumongsoIso"Nuku" Ponorogo"BagaimanaProsesWawancara?Analisis Isi- Isi dalam berita- Proses berita dibuatGambar 2.1 Bagan Kerangka BerpikirSumber : Penulis (2018)

Dari bagan diatas, Media Mataraman terdapat pada bagian atas karenabagian terpenting. Media Mataraman adalah nama sebuah media. Dibawah mediasurat kabar Media Mataraman terdapat Jurnalisme Wawancara dan Berita karenaMedia Mataraman adalah media cetak lokal yang berada di Kabupaten Ponorogo.Dan penulis melakukan penelitian dengan metode kualitatif di media surat kabarMedia Mataraman dengan melakukan Analisis Isi Berita "Fajar : IpongRumongso Iso "Nuku" Ponorogo" Edisi 19-26 april 2018 dan bagaimana prosesberita itu dibuat dengan melakukan teknik wawancara.

Analisis materi (ringkasan, eksplikasi, penataan) Interpretasi . b) Tujuan motode analisis isi . Tujuan yang ingin dicapai oleh metode analisis isi mungkin bisa dipahami dengan mengacu pada sederet kutipan berikut, yang disusun sesuai dengan urutan kronologis: Dalam analisis isi, kita memandang pernyataan dan tanda sebagai bahan

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat