Persepsi Apoteker Dan Dokter Terhadap Apoteker Dalam Pekerjaan .

1y ago
19 Views
2 Downloads
9.35 MB
129 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Grant Gall
Transcription

iPERSEPSI APOTEKER DAN DOKTER TERHADAPAPOTEKER DALAM PEKERJAAN KEFARMASIAN DIRUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITOYOGYAKARTA PERIODE DESEMBER 2014 – JANUARI 2015SKRIPSIOleh :DZAKI IFFATA10 613 077PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2015

PERSEPSI APOTEKER DAN DOKTER TERHADAPAPOTEKER DALAM PEKERJAAN KEFARMASIAN DIRUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITOYOGYAKARTA PERIODE DESEMBER 2014 – JANUARI 2015SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm )Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Indonesia YogyakartaOleh:DZAKI IFFATA10 613 077PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2015i

ii

iii

iv

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karuniayang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul‘’Persepsi Apoteker Dan Dokter Terhadap Apoteker Dalam PekerjaanKefarmasian Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta PeriodeDesember 2014 – Januari 2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagaisalah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi FarmasiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.Proses penyusunan skripsi ini, dari awal hingga akhir telah banyak pihak yangmemberikan bantuan dan masukan. Saya selaku penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar – besarnya kepada :1. Ibu Okti Ratna Mafruhah, M.Sc,. Apt. dan Ibu Yosi Febrianti, M.Sc., Apt.selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untukmemberikan bimbingan, masukan dan dorongan selama penelitian danpenyusunan skripsi.2. Ibu Diesty Anita N., M.Sc., Apt, dan Bapak Drs. Mujiana, Apt., SpFRS.selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan danmasukan dalam perbaikan skripsi ini.3. Bapak Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.4. Bapak Pinus Jumaryatno, S.Si., M.Phil., Ph.D., Apt. selaku Ketua ProgramStudi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Indonesia.v

vi

HALAMAN PERSEMBAHANAlhamdulillahirobbil’alaminPuji syukur kepada Allah SWT , karena-Nya hamba diberikan kekuatan sertakesabaran dalam mengerjakan skripsi iniKarya kecil ini aku persembahkan untuk:Mbahku Drs.H.Setiyardjo Djojodarmo,Kedua Orang Tuaku Ir.H.AGUS SETYA PRASTAWA, MBA. DanDra.Hj.RURUH RINDYAS RUDATI yang selalu aku banggakan karena t’lahmemberikanku semangat tiada akhir. Atas do’amu, skripsi ini akhirnyaterselesaikanAdikku satu-satunya yaitu DOOHAN RAFIDA, yang selalu memberikankusemangat serta do’aSerta orang-orang yang tak bisa kusebutkan satu-persatu yang selalumendukungkuvii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .iLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING . iiLEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .iiiHALAMAN PERNYATAAN ivKATA PENGANTAR vHALAMAN PERSEMBAHAN .viiDAFTAR ISI .viiiDAFTAR GAMBAR . .xiDAFTAR TABEL . . .xiiDAFTAR LAMPIRAN . .xivINTISARI . .xvABSTRACT xviBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah . . . 11.2 Perumusan Masalah . .21.3 Tujuan Penelitian . .31.4 Manfaat Penelitian . . .3BAB II STUDI PUSTAKA2.1. Tinjauan Pustaka . 52.1.1. Persepsi. . .52.1.2. Tenaga kesehatan .72.1.3. Apoteker . 8viii

2.1.4. Pekerjaan kefarmasian . . 102.1.5. Pelayanan farmasi rumah sakit . . .122.1.6. Rumah sakit. . . .202.1.7. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. . . 212.1.8. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito 242.2. Landasan Teori . . .262.3. Hipotesis . .242.4. Kerangka Konsep .25BAB III METODE PENELITIAN3.1. Rancangan Penelitian . .283.2. Tempat dan Waktu Penelitian . .283.3. Populasi dan Sampel . .283.4. Alat dan Bahan . .293.5. Definisi Operasional . .313.6. Pengumpulan Data . 323.7. Pengolahan dan Analisis Data .323.8. Alur Penelitian .36BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum . . . .374.2 Gambaran Karakteristik Responden . . .374.2.1 Karakteristik demografi responden apoteker . . .374.2.2 Karakteristik demografi responden dokter . .394.3 Gambaran Pemahaman Apoteker Terkait Kefarmasian . 404.4 Gambaran Sikap Apoteker Terhadap Pekerjaan Kefarmasian . .434.5 Gambaran Peluang dan Kendala Dalam Melakukan PekerjaanKefarmasian . 464.6 Kondisi Fakta Hubungan Dokter dengan Apoteker . .514.7 Gambaran Persepsi Dokter Terkait Pengalaman Dokter Berinteraksi denganApoteker di Rumah Sakit . 554.8 Gambaran Persepsi Dokter Terkait Harapan Dokter terhadap Apoteker diRumah Sakit . ix60

4.9 Analisis Statistik Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap PersepsiApoteker dan Dokter . .654.9.166Apoteker . . .4.9.2 Dokter . . 674.10 Keterbatasan Penelitian . . .68BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan . .705.2 Saran .70DAFTAR PUSTAKA .72LAMPIRANx

DAFTAR GAMBARGambar 1. Alur Pelayanan Farmasi Di Rawat Inap Di RSUP Dr. Sardjito.25Gambar 2. Kerangka konsep .27Gambar 3. Alur penelitian .36xi

DAFTAR TABEL1. Tabel I. Aspek dan distribusi item kuesioner dokter .272. Tabel II. Aspek dan distribusi item kuesioner apoteker 283. Tabel III. Hasil uji validasi kuesioner tentang sikap apoteker terhadappekerjaan kefarmasian 334. Tabel IV. Hasil uji validasi kueisoner tentang peluang dan kendala dalammelakukan pekerjaan kefarmasian 335. Tabel V. Hasil uji validasi kuesioner tentang pengalaman respondenberinteraksi dengan apoteker .356. Tabel VI. Hasil uji validasi kuesioner tentang harapan dokter terhadapapoteker .347. Tabel VII. Hasil uji reliabilitas kuesioner .348. Tabel VIII. Distribusi karakteristik responden apoteker . .379. Tabel IX. Distribusi karakteristik responden dokter . .3910. Tabel X. Distribusi jawaban kuesioner pemahaman apoteker terhadappekerjaan kefarmasian .4011. Tabel XI. Persentase sikap apoteker terhadap pekerjaankefarmasian .4312. Tabel XII. Gambaran sikap apoteker terhadap pekerjaankefarmasian .4413. Tabel XIII. Persentase peluang dan kendala apoteker terhadap pekerjaankefarmasian 4714. Tabel XIV. Gambaran peluang dan kendala dalam melakukan pekerjaankefarmasian 4815. Tabel XV. Kondisi fakta dokter dengan apoteker .5216. Tabel XVI. Persentase pengalaman dokter berinteraksi dengan apoteker dirumah sakit .5517. Tabel XVII. Skor pengalaman dokter berinteraksi dengan apoteker 5618. Tabel XVIII. Persentase dokter dengan apoteker di RSUP Dr. Sardjito.60xii

19. Tabel XIX. Skor harapan dokter terhadap apoteker di RSUP Dr.Sardjito .6120. Tabel XX. Hasil analisis hubungan antara persepsi dokter dengan karakteristikresponden apoteker . 6621. Tabel XXI. Hasil analsisis hubungan antara persepsi dokter dengankarakteristik responden dokter . .xiii67

DAFTAR LAMPIRAN1. Lampiran 1. Surat izin validasi2. Lampiran 2. Ethical Clearance3. Lampiran 3. Surat izin penelitian4. Lampiran 4. Surat keterangan selesai penelitian5. Lampiran 5. Lembar pengumpulan data6. Lampiran 6. Data pembahasan7. Lampiran 7. Hasil uji validasi dan reliabilitas kuesioner apoteker dan dokter8. Lampiran 8. Hasil SPSS hubungan persepsi apoteker dengan karakteristikapoteker9. Lampiran 9. Hasil SPSS hubungan persepsi dokter dengan karakteristikdokterxiv

Persepsi Apoteker Dan Dokter Terhadap Apoteker Dalam PekerjaanKefarmasian Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta PeriodeDesember 2014 – Januari 2015Dzaki IffataProdi FarmasiINTISARIPeran apoteker mengalami perkembangan yang pesat untuk mengimbangikebutuhan dari sistem pelayanan kesehatan yang semakin maju kian harinya.Apoteker menyadari pentingnya memegang peranan penting pada penggunaan obatyang aman dan rasional serta bersedia bertanggung jawab untuk memastikankeuntungan terapi secara maksimal. Penelitian ini dilakukan guna mengetahuipersepsi apoteker serta dokter terhadap apoteker dan mengetahui karakteristikapoteker serta dokter yang dapat mempengaruhi persepsi apoteker dan dokterterhadap apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di Rumah SakitUmum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini berupa penelitian deskriptifcross sectional. Subyek pada penelitian ini sejumlah 20 apoteker dan 35 dokter.Alat yang digunakan adalah berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validasi sertareliabilitas. Untuk kuesioner apoteker terbagi dalam 3 aspek bagian yaitu, bagianpemahaman apoteker terhadap pekerjaan kefarmasian, bagian sikap apoteker danbagian peluang serta kendala apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian.Sedangkan kuesioner untuk dokter terbagi menjadi 3 bagian yaitu, hubungan dokterdengan apoteker di rumah sakit, pengalaman dokter berinteraksi dengan apotekerdan harapan dokter terhadap apoteker. Data yang diperoleh dinilai menggunakanskala Likert dan karakteristik responden dianalisi dengan uji korelasi pearson danspearman rho terhadap persepsi responden. Hasil penelitian yang diperoleh adalahdiketahui persepsi apoteker terhadap pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit Dr.Sardjito adalah sangat baik sedangkan persepsi dokter terhadap apoteker dalampekerjaan kefarmasian adalah sangat baik. Hasil uji spearman rho untuk persepsiapoteker menunjukkan bahwa karakteristik umur dapat mempengaruhi sikapapoteker terhadap pekerjaan kefarmasian. Sedangkan hasil uji pearson untukpersepsi dokter menunjukkan bahwa karakteristik lamanya mengenal apotekerdapat mempengaruhi persepsi dokter terhadap apoteker dalam pekerjaankefarmasian.Kata kunci : persepsi, apoteker, dokter, pekerjaan kefarmasian, rumah sakitxv

Perceptions Pharmacists and Doctors Against Pharmacist In PharmaceuticalWorks At General Hospital Center Dr. Sardjito YogyakartaPeriod December 2014 – January 2015Dzaki IffataPharmaceutical MajorsABSTRACTThe role of the pharmacist has developed rapidly to keep pace with the needsof the health care system increasingly more advanced day. Pharmacists are awareof the importance plays an important role in the safe use of medicines and rationaland willing to take responsibility for ensuring the maximum therapeutic benefit.This study was conducted to determine the perception of pharmacists andphysicians to pharmacists and pharmacists and physicians know the characteristicsthat can affect the perception of pharmacists and physicians to pharmacists incarrying out the work of pharmacy at the General Hospital Center Dr. Sardjito. Thisresearch is a descriptive cross sectional study. Subjects in this study a number of 20pharmacists and 35 physicians. The tool used was a questionnaire that has beencarried out validation and reliability testing. For pharmacists questionnaire isdivided into three aspects, namely section, part of the job of understandingpharmacist pharmacy, part of attitude of pharmacist and part of pharmacistopportunities and constraints in carrying out the work of pharmacy. Whilequestionnaires to physicians divided into three parts, namely, the relationship ofphysician with the pharmacist at the hospital, physician experience interacting withpharmacist and physicians expectations to pharmacists. The data obtained wereassessed using a Likert scale and characteristics of the respondents was analyzedby correlation test, Pearson and Spearman's rho, to the perception of therespondents. The results obtained are known perception of pharmacists to pharmacyjobs in General Hospital Dr. Sardjito is very good while the physician's perceptionof the pharmacist in the pharmacy is a very good job. Spearman rho test results forthe perception of pharmacists showed that age characteristics can influence theattitudes of pharmacists to pharmacy jobs. While Pearson's test results show thatthe perception of physician duration recognize pharmacist can affect the perceptionof physicians to pharmacists in pharmacy work.Keyword : perception, pharmacist, physician, pharmacy practice, hospitalxvi

xvii

1BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahPeran apoteker mengalami perkembangan yang pesat untuk mengimbangikebutuhan dari sistem pelayanan kesehatan yang semakin maju kian harinya.Apoteker menyadari pentingnya memegang peranan penting pada penggunaan obatyang aman dan rasional serta bersedia bertanggung jawab untuk memastikankeuntungan terapi secara maksimal(1).Di negara maju, hubungan profesional antara dokter dengan apoteker adalahcukup baik, tetapi pada Negara yang berkembang, masih terdapat banyak hambatanpada profesi apoteker yaitu kurangnya apoteker yang berkompeten serta kurangnyapedoman standar praktek(1). Kolaborasi antara berbagai tenaga kesehatan dengankeahlian yang dimiliki oleh masing-masing, dapat memberikan peningkatan yangsignifikan pada perawatan pasien. Secara historis, dokter mendiagnosa danmemberikan resep sedangkan apoteker mencampur serta memberikan obat-obatan.Walaupun begitu, apoteker telah mendapatkan pengakuan penting sebagai tenagayang professional dalam menyediakan berbagai pelayanan kesehatan (2).Di Amerika Utara, Inggris, dan juga Australia, apoteker telah menjadi halpenting sebagai spesialisasi medis dengan melalui berpartisipasi dalam pertemuanklinis. Apoteker pun dituntut ikut mengawasi pasien dalam masalah terkait obatobatan seperi halnya: interaksi obat, masalah pemberian obat, kepatuhan pasiendalam mengkonsumsi obat, kebutuhan edukasi pasien serta efek samping obat yangtersamarkan sebagai gejala klinis terkait penyakit yang dialami oleh pasien(3).Peranapoteker dianggap menjadi bagian terpenting dalam peresepan obat dan jugapendukung pasien dalam memaksimalkan penggunaan dan pejagaan obat (4).Sedangkan di Indonesia adalah termasuk negara yang berkembang sehinggaprofesi apoteker masih sangat kurang pelaksanaannya terutama di lingkunganrumah sakit. Berdasarkan penelitian Cindy Utami, persepsi dokter terhadapapoteker termasuk dalam kategori cukup jika ditinjau dari aspek penerimaan (73%),harapan dokter terhadap peran apoteker (79%) dan pengalaman dokter berinteraksi1

2dengan apoteker (77%)(5). Penelitian Aditya Putra, menyimpulkan bahwa dokterdan perawat setuju dengan adanya apoteker dalam melakukan pelayanankefarmasian di rumah sakit, tetapi masih ada beberapa pekerjaan kefarmasianapoteker yang tidak disetujui oleh dokter yaitu pada aspek pemilihan obat,mengetahui data klinis pasien, penyakit yang dialami oleh pasien dan juga visit kebangsal pasien bersama dokter(6). Pada penelitian Maya Sekorpiyanti, menyatakanpelayanan kefarmasian yang dilaksanakan oleh apoteker secara umum belum baik.Hanya 50% yang memberikan informasi dengan spesifik (7). Maka dari itu untukmengatasi masalah ini perlu diterapkannya hubungan kerja antartenaga medis (5).Agar fungsi apoteker dapat bekerja sama dengan baik terutama apoteker yangberada di rumah sakit, perlu dilakukan evaluasi kinerja dari apoteker itu sendiri danserta melihat harapan dan pengalaman dari dokter. Penilaian persepsi mengenaipekerjaan kefarmasian untuk melihat seberapa jauh baiknya pelaksanaan kegiatanpekerjaan kefarmasiaan di rumah sakit selama ini.Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perlunyadilakukan penelitian mengenai persepsi dokter dan apoteker terhadap peranapoteker dalam pekerjaan kefarmasiaan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaatdan masukan bagi pihak rumah sakit sehingga dapat menjadikan perkembanganpekerjaan kefarmasian di rumah sakit ke arah yang lebih baik ke depannya.1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagaiberikut:1. Bagaimana persepsi dokter terhadap peran apoteker dalam pekerjaankefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?2. Bagaimana persepsi apoteker terhadap peran apoteker dalam pekerjaankefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?3. Apakah karakteristik dokter mempengaruhi persepsi terhadap apotekerdalam melakukan pekerjaan kefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

34. Apakah karakteristik apoteker mempengaruhi persepsi terhadap apotekerdalam melakukan pekerjaan kefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini meliputi :1. Untuk menemukan persepsi apoteker terhadap peran apoteker dalampekerjaan kefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.2. Untuk menemukan persepsi dokter terhadap peran apoteker dalam pekerjaankefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.3. Untuk menemukan karakteristik apoteker yang mempengaruhi persepsiapoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di RSUP Dr. SardjitoYogyakarta.4. Untuk menemukan karakteristik dokter yang mempengaruhi persepsi dokterterhadap apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.1.4 Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :1. Bagi pihak rumah sakit: penelitian ini diharapkan dapat memberikan rumahsakit gambaran tentang persepsi dokter dan apoteker terhadap fungsi sertaperan yang dimiliki oleh apoteker dalam pekerjaan kefarmasian sehinggarumah sakit bisa meningkatkan komunikasi dan kerja sama antara dokter danapoteker sehingga nantinya bisa meningkatkan pelayanan kesehatan terhadappasien dikemudian hari.2. Bagi apoteker: penelitian ini diharapkan apoteker dapat meningkatkan peranserta kinerja dalam keterlibatan pada pekerjaan kefarmasian di rumah sakitsehingga nantinya dapat memaksimalkan pekerjaan kefarmasian termasukjuga pelayanan kefarmasian guna menunjang pelayanan kesehatan terhadappasien secara efektif dan efisien.

43.Bagi masyarakat: penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sistempelayanan kesehatan yang akan diterima oleh masyarakat sehingga nantinyadapat menghasilkan peningkatan terhadap kualitas hidup pasien.4. Bagi peneliti: penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan meningkatkanpengetahuan mengenai pekerjaan kefarmasian yang dilakukan di rumah sakitterutama rumah sakit yang diteliti.5. Bagi Institusi Pendidikan: penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagaidata base penelitian pekerjaan kefarmasian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakartaatau dapat dijadikan sebagai acuan penelitian – penelitian selanjutnyamengenai pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

5BAB IISTUDI PUSTAKA2.1. Tinjauan Pustaka2.1.1. PersepsiKata ‘Persepsi’ seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta adanyaperbedaan antara hal lain melalui proses mengamati, mengetahui, ataumengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsangan. Dengan demikian,persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui pancaindrayang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luarmaupun dalam diri individu(8).Berbagai penjelasan mengenai persepsi telah dikemukakan oleh paraahli diantaranya adalah penjelasan yang diungkapkan oleh Seamon danKenrick yang menjelaskan bahwa sebuah persepsi melibatkan prosesorganisasi dan interpretasi dari stimulus-stimulus untuk memberikanmakna-makna tertentu. Sehingga penyimpulan informasi dan penafsirankesan dari pengalaman akan objek, peristiwa, dan hubungan-hubungan yangdiperoleh inilah yang nantinya akan membentuk sebuah persepsi (9). Selainitu Ruch pula berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses mengenaitanda-tanda inderawi (sensory) dan pengalaman di masa lalu yangberkaitan dan diorganisasikan guna memberikan kita suatu gambaran yangterstruktur dan bermakna pada situasi tertentu(10).Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalahtanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Yakni bahwasanya terdapatproses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (11). DalamKamus Lengkap Psikologi lebih lanjut dibahas mengenai pemaparan tentangpersepsi yakni: (1) proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadianobjektif dengan bantuan indera; (2) kesadaran dari proses-proses organis; (3)(titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang5

6berasal dari pengalaman di masa lalu; (4) variabel yang menghalangi atau ikutcampur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukanpembedaan diantara perangsang-perangsang; (5) kesadaran intuitif mengenaikebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu(12).Salah satu sudut pandang persepsi dapat muncul dikarenakan adanyarespon terhadap stimulus. Stimulus kompleks yang diterima seseorangmasuk ke dalam jaringan otak, kemudian diartikan dan diberikan maknamelewati proses yang rumit baru kemudian menjadi persepsi (13) . Selain us(input),pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yangdiorganisasi dengan cara mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, makaorang dapat cenderung mengartikan perilaku orang lain seperti dengan keadaandirinya(14).Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi merupakan kemampuanseseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antaralain : kemampuan untuk membedakan ,kemampuan untuk mengelompokkandan kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa memilikipersepsi yang berbeda, walaupun objeknya sama . Hal tersebut dimungkinkankarena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian individuyang bersangkutan(15).Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat ungandisekelilingnya, karena persepsi adalah mata rantai terakhir dalam suaturangkaian peristiwa yang saling terkait. Mata rantai itu dimulai dari obyekeksternal yang ditangkap oleh organ-organ indera, selanjutnya dikirim dandiproses di dalam otak untuk mendapatkan kopi arsip yang telah tersimpan.Hasilnya adalah persepsi terhadap obyek eksternal tadi. Namun, hasilpersepsi tetap mengandung dua kemungkinan: bias benar dan salah. Persepsidianggap benar jika terdapat kesesuaian antara apa yang dipahami(dipersepsikan) dengan stimulus atau obyek sebenarnya. Sedangkan dianggappersepsi salah apabila tidak ada sinkronitas antara keduanya(16).

72.1.2. Tenaga KesehatanMenurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 1 ayat (1) Nomor36 tahun 2014 menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yangmengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atauketerampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (19). Kemudian halini lebih dijelaskan kembali pada pasal 1 ayat (6) Undang-Undang RepublikNomor 36 tahun 2009 tentang tenaga kesehatan yang menyebutkan bahwatenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidangkesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikandi bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untukmelakukan upaya kesehatan (20).Yang termasuk dalam kategori tenaga kesehatan adalah :a) Tenaga Kesehatan terdiri dari :1) Tenaga medis.2) Tenaga keperawatan.3) Tenaga farmasi.4) Tenaga kesehatan masyarakat.5) Tenaga gizi.6) Tenaga keterapian fisik.7) Tenaga keteknisian medis.b) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.c) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.d) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, dan asistenapoteker.e) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan,entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,administrator kesehatan dan sanitarian.f) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.g) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, akupasiterapis dan terapiswicara.

8h) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisigigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis, optisien,otorik prostetik, teknisi tranfusi, dan perekam medis(19).Pada Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan mempunyaikewenanganuntukmenyelenggarakan pelayanankesehatan, ayat(2)kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana yangdimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Ayat(3) menyebutkan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenagakesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah. Ayat (4) menyebutkan selamamemberikan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 23dilarang mengutamakan kepentingan materi (19).Pada Pasal 24 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009tentang kesehatan ayat (1) menjelaskan bahwasanya tenaga kesehatansebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kodeetik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan,dan standar prosedur operasional. Ayat (3) menjelaskan ketentuan mengenaihakpenggunapelayanan,standarpelayanan,dan standarproseduroperasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturanmenteri”(20). Dan juga pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada Pasal 4 ayat (1), bahwa ”Tenagakesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatanyang bersangkutan memiliki izin dari menteri”(19).2.1.3. ApotekerMenurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, apoteker adalahsarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkansumpah(21). Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya juga harus memilikiketerampilan sehingga dalam menjalankan peran dapat berjalan secara efektifdalam pelayanan terhadap pasien dengan maksimal (22).Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki oleh apoteker, yaitu :1) Mampu melakukan praktek kefarmasian secara profesional dan etik

92) Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaanfarmasi3) Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan4) Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alatkesehatan sesuai standar yang berlaku5) Mempunyai keterampilan komunikasi dalam memberikan informasisediaan farmasi dan alat kesehatan6) Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatanmasyarakat7) Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yangberlaku8) Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu membangun hubunganinterpersonal dalam melakukan praktek profesional kefarmasian9) Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yangberhubungan dengan kefarmasian(23).Berdasarkan kode etik apoteker Indonesia hasil dari Kongres parkantentangkewajiban apoteker terhadap pasien, teman sejawat, dan terhadap sesamapetugas kesehatan lainnya(24).Kewajiban apoteker terhadap pasien :1) Seorang apotekerdalammelakukan praktikkefarmasian harusmengutamakan kepentingan masyarakat. Menghormati hak azasi pasiendan melindungi makhluk hidup insani.Kewajiban apoteker terhadap teman sejawatnya :1) Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimanaia sendiri ingin dipeerlakukan.2) Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehatiuntuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.3) Sesama Apoteker harus selalu mempergunakan setiap kesempatan untukmeningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker dalam memeliharakeluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal bisa salingmempercayai dalam menunaikan tugas.

10Kewajiban apoteker terhadap teman sejawat petugas kesehatan lainnya :1) Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untukmeningkatakan hubungaan profesi, saling mempercayai, menghargai danmenghormati sejawat petugas kesehatan lain.2) Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatanyang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaanmasyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya(24).2.1.4. Pekerjaan kefarmasianPekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutusediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusianatau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obattradisional(21).Pekerjaan kefarmasian hanya dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasianyaitu tenaga yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenagateknis kefarmasian sendiri adalah tenaga yang membantu apoteker dalammenjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madyafarmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker (21).Tenaga Kefarmasian melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada:a. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi berupa industri farmasi obat,industri bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetikadan pabrik lain yang memerlukan Tenaga Kefarmasian untukmenjalankan tugas dan fungsi produksi dan pengawasan mutu;b. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan alatkesehatan melalui Pedagang Besar Farmasi, penyalur alat kesehatan,instalasi Sediaan Farmasi dan alat kesehatan milik Pemer

persepsi apoteker serta dokter terhadap apoteker dan mengetahui karakteristik apoteker serta dokter yang dapat mempengaruhi persepsi apoteker dan dokter terhadap apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif

Related Documents:

Pedoman Pendidikan Berkelanjutan Apoteker Indonesia 6 4. Re-Sertifikasi bagi Apoteker di Industri Farmasi dan Kosmetika 71 5. Re-Sertifikasi bagi Apoteker di Industri Obat Tradisional dan Makanan-Minuman 71 6. Re-Sertifikasi bagi Apoteker Lainnya 71 D. PROSEDUR PERMOHONAN RE-SERTIFIKASI BERBASIS MANUAL PENUH 71

persepsi dan sikap, ruang lingkup dari teori yang digunakan adalah berasal dari teori perbankan syariah dan ilmu sosial. Teori ini mencakup tentang persepsi-persepsi masyarakat Kelurahan Pasar Muarasipongi terhadap perbankan syariah yang berbeda-beda, dan akan dibahas sesuai dengan persepsi yang ditemukan peneliti dilapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Persepsi merupakan suatu proses dimana individu melakukan pengorganisasian terhadap stimulus yang diterima dan menginterpretasikan, sehingga seseorang dapat menyadari dan mengerti apa yang diterima dan hal ini juga dapat di pengaruhi oleh pengalaman-

Pada tahun 1994 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia telah menyusun buku Pedoman Praktik Dokter Umum sebagai pegangan bagi para dokter praktik. Namun dirasakan perlu peningkatan pedoman tersebut menjadi suatu standar yang bersifat lebih komprehensif. Pada bulan Maret 1994 Ikatan Dokter Indonesia dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan

terhadap persepsi masyarakat. Sedangkan secara parsial . tingk. at pelayanan . pengaruhnya tidak signifikan terhadap persepsi masyarakat pada perbankan syariah, sehingga hipotesis ke-1 pada penelitian ini tidak teruji kebenarannya. Tingkat . fasilitas berpengaruh . signifikan. terhadap persepsi masyarakat pada perbankan . syari

Persepsi Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Pada Desa Bakti Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (di Bimbing oleh Dr. Rahmawati, M.Ag dan Hendra Safri, SE.,M.M) Kata Kunci: Persepsi, Masyarakat, Bank Syariah Penelitian ini membahas tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Bank

menunjukan bahwa persepsi masyarakat terhadap produk perbankan syariah masyarakat masih sangat kurang. Adapun Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap produk perbakan syariah adalah faktor pengetahuan, sikap, minat dan kebutuhan. Kata Kunci: Persepsi, Masyarakat, Produk-Produk Perbankan syariah di Bank BNI Syariah.

in the Japanese Language Proficiency Test (JLPT)—Level 2, which is the equivalent number of the new words introduced in the four chapters of the regular intermediate Japanese language textbook. It contains new intermediate to low-advanced level grammar . 78 patterns normally found in a grammar textbook. Hirata’s plays, as discussed above, are full of strategies commonly used in oral .