Pengaruh Model Pembelajaran Core Terhadap Hasil Belajar . - Uksw

1y ago
19 Views
2 Downloads
2.23 MB
25 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Dani Mulvey
Transcription

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJARMATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJARBAGISISWA KELAS VIII SMP N 1 BANCAK KABUPATEN SEMARANGJURNALDisusun Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan MatematikaOleh :SITI MUNAWAROH( 202013004 )PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANASALATIGA2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJARMATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJARBAGI SISWA KELASVIII SMP NEGERI 1 BANCAK KABUPATEN SEMARANGSiti Munawaroh1, Kriswandani2Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60 Salatiga 507111Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: 202013004@student.uksw.edu2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: kriswandani@staff.uksw.eduABSTRAKPenelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui 1) ada atau tidaknya pengaruhModel Pembelajaran CORE terhadap hasil belajar matematika; 2) ada atau tidaknya pengaruhkemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika; dan 3) ada atau tidaknya interaksiefek Model Pembelajaran CORE dan Kemandirian Belajar terhadap hasil belajar matematikabagi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang. Populasi dari penelitian iniadalah Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang yang terdiri dari 4 kelas.Sampel penelitian ini diambil dengan Teknik Simple Random Sampling dan diperolehsampelnya adalah siswa kelas VIII A (23 siswa) dan VIII B (22 siswa) SMP N 1Bancak.Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket kemandirian belajar.Teknik analisis datanya menggunakan Anava Univariate. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh:1) terdapat pengaruh Model Pembelajaran CORE terhadap hasil belajar matematikaSiswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang dimana nilai signifikansinyasebesar 0,026 0,05; 2) tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajarmatematika Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang dengan nilaisignifikansi sebesar 0,294 0,05; dan terdapat interaksi efek Model Pembelajaran CORE danKemandirian Belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas VIII SMP N 1 BancakKabupaten Semarang dengan nilai signifikansi sebesar 0,546 0,05.Kata Kunci: Model Pembelajaran CORE, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Matematika.PENDAHULUANHans Freudenthal dalam Taylor dan Francis (2000:777) menyatakan bahwa matematikasebagai kegiatan manusia, yang berarti aktivitas menyelesaikan masalah, mencari masalah,dan juga aktifitas mengatur atau mengorganisasikan suatu persoalan. Lebih lanjut Adam danHamm dalam Wijaya (2012:5) menyatakan bahwa peran dan fungsi matematika, yaitu 1)matematika sebagai suatu cara untuk berpikir; 2) matematika sebagai suatu pemahamantentang pola dan hubungan; dan 3) matematika sebagai bahasa atau alat untuk komunikasi.Belajar matematika dapat membentuk kemampuan berpikir logis, kritis, kerja keras,keingintahuan, kemandirian dan percaya diri. Oleh karena itu matematika dipelajari sejaktingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan tinggi.Matematika yang dipelajari di tingkat pendidikan dasar meliputi 2 jenis yaknimatematika SD dan matematika SMP. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun

2006tentang Standar Isi menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika tingkatSMP/MTs matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikankonsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalammembuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untukmemperjelas keadaan atau masalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematikadalam kehidupan yaitu memiliki keingintahuan, perhatian, dan minat dalam mempelajarimatematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Ketercapaian daritujuan mata pelajaran matematika ini dapat diukur melalui capaian siswa dalam belajar yangsering disebut dengan hasil belajar.Abdurrahman (2009:38) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yangdiperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu prosesdari seseorang yang berusaha memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relatifmenetap.Mayoritas hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di banyak daerah diIndonesia belum sesuai dengan harapan guru. Hal serupa juga terjadi di SMP N 1 BancakKabupaten Semarang.Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan Kelas VIII SMP N 1Bancak diperoleh bahwa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas guru masih menggunakanmodel pembelajaran konvensional dengan pendekatan mekanistik dan metode ceramah. Halini dasarkan pada anggapan bahwa model ini lebih mudah untuk menjelaskan materi sesuaidengan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum. Model pembelajaran inimenuntut keaktifan guru dan kurang memberikan kesempatan siswa untuk ikut terlibat aktifdalam pembelajaran. Hal ini tampak dari sebagian besar siswa malas mengikuti pelajaranmatematika, siswa masih kesulitan dalam memahami materi, siswa sudah beranggapan bahwamatematika itu sulit, kesadaran belajar matematika masih kurang, sering menunda atau tidakmengerjakan tugas disekolah maupun dirumah. Proses pembelajaran seperti itu bisaberdampak terhadap kurang maksimal dalam pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini didukungoleh data yang diperoleh dari nilai UAS dimana hanya terdapat 5 siswa yang mendapatkannilai diatas KKM, sedangkan 40 siswa nilainya masih dibawah KKM dengan nilai rata-

ratanya sebesar 54,22.Tampaklah sebagian besar siswa belum tuntas dan nilai reratanyamasih jauh dibawah nilai KKM yang telah ditentukan.Munandi dalam Rusman (2012:124) mengemukakan faktor yang mempengaruhi hasilbelajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasilbelajar meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhihasil belajar meliputi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidakdalam keadaan cacat jasmani, sedangkan faktor psikolohgis yang mempengaruhi hasil belajarmeliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif, daya nalar peserta didikserta kemandirian belajar. Faktor eksternal juga turut mempengaruhi hasil belajar. Faktoreksternal yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor instrumental.Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Faktor instrumentaladalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajaryang diharapkan. Faktor instrumental meliputi kurikulum, sarana, guru, serta modelpembelajaran.Model pembelajaran juga merupakan faktor eksternal yang turut mempengaruhi hasilbelajar sehingga penggunaan model pembelajaran yang tepat perlu diperhatikan. Salah satumodel pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan dalammengkonstruksi pengetahuannya adalah Model Pembelajaran Conneting, Organizing,Reflecting and Extending (CORE). Hal ini sesuai dengan penelitianYusuf (2014) yangmenyatakan bahwa penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajarsiswa dan peningkatannya lebih besar dari peningkatan hasil belajar siswa pada kelas control.Dengan kata lain, Model Pembelajarna CORE berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Jacob dalam Wijayanti (2012:15) mengemukakan bahwa CORE adalah modelpembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam membangunpengetahuannya. Siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, diharuskan embelajaranCOREadalahConnectingyakni koneksi informasi lama-baru dan antar konsep; Organizing yakni organisasiideuntuk memahami materi;Reflectingyakni memikirkan kembali, mendalami, dan menggali;dan Extending yakni mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan(Suyatno, 2009:67). Senada dengan pendapat diatas, Suyatno (2009:63) juga mengemukakanlangkah-langkah yang harus ditempuh pada pembelajaran menggunakan Model PembelajaranCORE, yaitu membuka pelajaran dengan kegiatan yang manarik siswa, penyampaian konseplama yang akan dihubungkan dengan konsep baru (Connecting), pengorganisasian ide-ideuntuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru (Organizing),

pembagian kelompok secara heterogen, memikirkan kembali, mendalami, dan menggaliinformasi yang sudah didapat dan dilaksanakan dalam kegiatan kelompok (Reflecting),pengembangan, memperluas, menggunakan, dan menemukan melalui tugas individu denganmengerjakan tugas (Extending).Model Pembelajaran CORE mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. MenurutAris (2016), kelebihan Model Pembelajaran CORE adalah 1)mengembangkan keaktifansiswa dalam pembelajaran; 2) mengembangkan dan melatih daya ingat siswa tentang suatukonsep dalam materi pembelajaran; 3) mengembangkan daya berpikir kritis sekaligusmengembangkan keterampilan pemecahan suatu masalah; dan 4) Memberikan pengalamanbelajar kepada siswa karena mereka banyak berperan aktif sehingga pembelajaran menjadibermakna. Sedangkan kelemahan Model Pembelajaran CORE adalah 1) membutuhkanpersiapan matang dari guru untuk menggunakan model ini; 2) jika siswa tidak kritis, prosespembelajaran tidak bisa berjalan dengan lancar; 3) memerlukan banyak waktu; 4)tidak semuamateri pelajaran dapat menggunakan Model Pembelajaran CORE.Selain model pembelajaran yang merupakan salah satu dari faktor eksternal, terdapatfaktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu jenis faktor internalini adalah kemandirian belajar.Kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Halini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tahar (2006) yang menyatakan bahwaterdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar.Thoha (1996) dan Surya (2003) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai aktivitasbelajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpabantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya untukmenggerakkan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruhasing di luar dirinya. Lebih lanjut, Basri (2000: 54) mengemukakan kemandirian belajarsiswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri sendiri ( endogen) dan faktor dari luar(eksogen). Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalamdirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengansegala perlengkapan yang melekat padanya. Faktor eksogen (eksternal) adalah semuakeadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktorlingkungan.Lingkungan kehidupanyang dihadapiindividusangatmempengruhiperkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negative maupun positif. Lingkungankeluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaanhidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya. Selain itu,Kartini dan Dali (2008) mengemukakan bahwa aspek kemandirian belajar meliputi: 1)

mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi; 2)memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya; dan 3) bertanggung jawabterhadap apa yang dilakukan.Berdasarkan uraian masalah tersebut maka dapat dilakukan penelitian yang bertujuanuntuk: 1) mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran CORE terhadap hasilbelajar matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang; 2) mengetahuiada atau tidaknya pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar matematikasiswa kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang; dan 3) mengetahui ada atautidaknya interaksi efek model pembelajaran CORE dan kemandirian belajar terhadap hasilbelajar matematikasiswa kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang.METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Desain ini mempunyaikelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono,2009). Penelitian inimenyelidiki ada atau tidaknyapengaruh dengan cara memberikan perlakuan (treatment)kepada kelompok eksperimen (kelompok yang diberi Model Pembelajaran CORE) danmembandingkan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Bancak Semester 2Tahun Ajaran 2016/2017, yaitu sebanyak 94 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Pengambilansampel pada penelitian ini menggunakan tekniksimple random sampling, yaitu pengambilansampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.Sampel yang diperoleh sebanyak 2 kelas yaitukelas VIII A dan VIII B. Jumlah siswa di kelasVIII A sebanyak 23 siswa, sedangkan jumlah siswa di kelas VIII B sebanyak 22 siswa.Sampel yang diambil kemudian ditetapkan menjadi 1 kelas sebagai kelompok eksperimenyaitu kelas VIII B, dan 1 kelas sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VIII A.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metodeangket. Metode tes berupa soal posttest untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini dilakukansetelah siswa mengikuti pembelajaran pada materi lingkaran. Tes ini dilakukan baik padakelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berbentuk soalpilihan ganda berjumlah 25 soal yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensidasar, serta indikator pada materi lingkaran.Metode angket sebagai alat ukur kemandirianbelajar. Angket yang digunakan adalah angket kemandirian belajar siswa dengan tipe angkettertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Angket kemandirian

belajar terdiri dari 43 item pernyataan dengan 32 item yang valid dan 11 item yang tidakvalid.HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan di SMP N 1 Bancak yang terletak di Jalan KH. Wakhid HasyimKM 1 Desa Rejosari Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 50772.Penelitian ini terdapat 2kelompok data yakni kelompok data untuk kondisi awal dan kelompok data untuk kondisiakhir. Adapun kondisi awal kedua kelas tersebut dapat dilihat sebagai berikutA.Kondisi Awal (sebelum diberikan perlakuan)Untuk mengetahui kemampuan awal hasil belajar matematika siswa, data nilaipretestdiambil dari nilai ujian akhir semester 1. Data ini digunakan untuk mengetahuikeseimbangan kedua kelompok data. Uji keseimbangan dari kedua kelompok data ini dapatdilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil uji normalitas dan statistikadeskriptif untuk kemampuan awal adalah sebagai berikutTabel 1 Deskripsi Statistik Nilai PretestNNilai Kelas EksperimenNilai Kelas KontrolValid N (listwise)Minimum2223Maximum3533Mean8078Std. Deviation56.3252.1313.94712.38922Berdasarkan Tabel 1 diperoleh hasil bahwa nilai rerata kelas eksperimen dan kelas kontroltidak jauh berbeda dimana nilai rerata kelas eksperimen sebesar 56,32 lebih tinggi daripadanilai rerata kelas kontrol sebesar 52,13. Lebih lanjut, untuk menguji keseimbangan data dapatdigunakan uji normalitas dan uji homogenitas data. Adapun hasil uji normalitas datadiperoleh hasil sebagai berikutTabel 2 Uji Normalitas Pretes SiswaOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNilai KelasEksperimenNNormalaParametersMost ExtremeDifferencesMeanStd. v ZAsymp. Sig. (2-tailed)Nilai .177-.142.737.650-.079.849.467a. Test distribution is Normal.Berdasarkan Tabel 2diperoleh perhitungan uji normalitas hasil belajar matematikamenggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan

kelas eksperimen dengan nilai signifikansi 0.650dan kelas kontrol sebesar 0,467 dimanakedua nilai signifikan tersebut lebih dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data keduakelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Lebih lanjut, uji homogenitas pretest dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahuiapakah variansi-variansi dari populasi sama atau tidak. Hasil uji homogenitas dan analisisuji-t nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal SiswaLevene's Testfor Equality ofVariancesFNilai Equalvariances1.564assumedEqualvariances notassumedSig.Tt-test for Equality of Means95% ConfidenceStd.Interval of theMean ErrorDifferenceSig. (2- Differe Differetailed) ncenceLower Upperdf.218 1.06643.2924.1883.928 -3.734 12.1101.063 41.886.2924.1883.939 -3.762 12.137Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil uji homogenitas ini menggunakan metode Levenedengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.218 dimana nilaisignifikan tersebut lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelaskontrol berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen). Oleh karena telahmemenuhi uji normalitas data dan uji homogenitas data maka dapat disimpulkan kedua kelastersebut dalam kondisi seimbang. Untuk memperkuat hasil uji keseimbangan keduakelompok ini, berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikan sebesar 0.292 0.05sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara keduakelas tersebut. Berdasarkan hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji-t di atas makatampaklah bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang seimbang makadapat diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa ModelPembelajaran CORE sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa Model PembelajaranKonvensional.B.Kondisi Akhir (setelah diberi perlakuan)

Untuk mengetahui kondisi kemampuan akhir hasil belajar matematika siswa dari datanilai posttest dan angket kemandirian belajar siswa maka dilakukan dua analisis yaitu analisisdeskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis deskriptif hasil nilai belajar posttest dapatdisajikan pada Tabel 4 berikut iniTabel 4 Deskriptif Kondisi Akhir Siswa Kelas VIII SMP N 1 BancakNNilai Kelas EksperimenNilai Kelas KontrolValid N an73.636463.9130Std. Deviation16.3431814.3777422Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil bahwa nilai rerata kelas eksperimen dan kelas kontroltampak jauh berbeda dimana nilai rerata kelas eksperimen sebesar 73,63 lebih tinggi daripadanilai rerata kelas kontrol sebesar 63,91. Lebih lanjut, untuk menguji keseimbangan data dapatdigunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.Hasil data angket kemandirian belajar siswa diperoleh dari kelas eksperimen dan kelaskontrol dikelompokan berdasarkan tiga kategori kemandirian belajar yaitu tinggi, sedang, danrendah. Penentuan interval tingkat kemandirian ditentukan menggunakan rumus skormaksimum dikurangi skor minimum dibagi jumlah kategori, sehingga dapat dituliskan dalamperhitungan sebagai berikut ( Supranto, 2008 ).TinggiSedangRendah: 103 skor 113: 92 skor 102: 81 skor 91Deskripsi kategori kemandirian belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapatdilihat pada Tabel 5 sebagai berikutTabel 5. Kategori Kemandirian Belajar SiswaKelasModel Pembelajaran COREModel Pembelajaran KonvensionalTotalN222345Banyaknya Siswa pada Kemandirian BelajarTinggiSedangRendah10102109420196Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil bahwa dari 45 siswa pada kelas eksperimendan kelaskontrol sebagian besar masuk kategori kemandirian belajartinggi dengan jumlah 20 siswadiikuti dengan kategori sedang dan rendah masing-masing sebanyak 19 siswa dan 6 siswa.Adapun hasil analisis deskriptif untuk kondisi akhir dapat dilihat dalam Tabel 6.Berdasarkan

Tabel 6diperoleh hasil bahwa pada kelas eksperimen, siswa yang memiliki kemandirianbelajar tinggi menunjukan rata-rata sebesar 77,50 lebih baik dari pada siswa yang memilikikemandirian belajar sedang sebesar 67,05. Sementara itu, siswa dengan kategori kemandirianbelajar rendah menunjukan rata-rata sebesar 85,00 lebih baik daripada siswa dengan kategoritinggi maupun sedang. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa yang memiliki kemandirianbelajar tinggi menunjukan rata-rata sebesar 65,50 lebih baik daripada rata-rata siswa dengankategori kemandirian belajar sedang dan rendah yang masing-masing sebesar 62,22 dan63,75. Sedangkan nilai rerata siswa dengan kategori kemandirian belajar rendah lebih baikdaripada nilai rerata siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang.Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif Posttestdan Kemandirian BelajarDependent Variable:Nilai AkhirModel PembelajaranKemandirian BelajarModel Pembelajaran CORE Kemandirian Belajar TinggiModel PembelajaranKonvensionalTotalMeanStd. DeviationN77.500018.4466210Kemandirian Belajar Sedang67.500013.7941210Kemandirian Belajar rian Belajar Tinggi65.500016.0641110Kemandirian Belajar Sedang62.222213.944339Kemandirian Belajar irian Belajar Tinggi71.500017.9252820Kemandirian Belajar Sedang65.000013.7436919Kemandirian Belajar Rendah70.833315.942616Total68.666715.9687245Uji beda rerata untuk membandingkan k-populasi tersebut dapat digunakan uji AnalisisVariansi Univariate. Uji prasyarat untuk Anava Univariate meliputi uji normalitas, ujihomogenitas, independensi, dan randomisasi. Untuk uji independensi data dan randomisasitelah terpenuhi karena sampel diambil secara random dan independensi dua kelas telahterjaga saat penelitian berlangsung. Sedangkan hasil uji normalitas data dapat dilakukan 5 ujinormalitas yakni uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta uji normalitasdata kategori kemandirian belajar tinggi, sedang maupun rendah. Adapun hasil uji normalitasdata kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 7 sedangkan uji normlaitasdata kelompok siswa kategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah dapat dilihatdalam Tabel 8. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika padaTabel 7 diperoleh nilai signifikan uji normalitas untuk kelas eksperimen sebesar 0,694 dannilai signifikan untuk kelas kontrol sebesar 0,839 dimana kedua nilai signifikan tersebut lebihdari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa nilai posstest matematika dari kedua kelompok berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas hasilbelajar matematika pada Tabel 8 diperoleh nilai signifikan uji normalitas data kelompoksiswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi sebesar 0,578 dan siswa yang mempunyaikemandirian belajarsedang sebesar 0,897, sedangkan siswa yang mempunyai kemandirianbelajarrendah sebesar 0,842 dimana ketiga nilai signifikan tersebut lebih dari 0,05 yangberarti untuk nilai kemampuan akhir pada kelompok siswa yang memiliki kemandirianbelajar tinggi, sedang dan rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal inibermakna bahwa syarat uji normalitas telah terpenuhiTabel 7. Uji Normalitas PosttestKelas Eksperimen dan KontrolOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNilai KelasEksperimenNNormal ParametersaMeanStd. DeviationMost ExtremeDifferencesNilai ogorov-Smirnov Z.711.619Asymp. Sig. (2-tailed).694.839a. Test distribution is Normal.Tabel 8. Uji Normalitas Posstest Siswa Kategori Kemandirian Belajar Tinggi, Sedangdan RendahOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNilai KelompokKemandirianBelajar TinggiNNilai KelompokKemandirianBelajar SedangNilai KelompokKemandirianBelajar tive-.174-.095-.217Kolmogorov-Smirnov Z.780.574.616Asymp. Sig. (2-tailed).578.897.842Normal ParametersaMeanStd. DeviationMost ExtremeDifferencesa. Test distribution is Normal.

Selanjutnya untuk uji homogenitas data menggunakan data posstest siswa kelaseksperimen dan kelas kontrol serta data nilai posttest untuk siswa yang mempunyai kategorikemandirian belajar tinggi,sedang dan rendah. Hasil uji homogenitas data posttest antarakelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 9 berikut iniTabel 9. Hasil Uji Homogenitas Data Postest Kelas Eksperimen dan KontrolNilai AkhirLevene Statisticdf1df2.7671Sig.43.386Berdasarkan hasil uji homogenitas data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai signifikan0,38 0,05 sehingga hasil belajar matematika dari kedua kelas antara kelas eksperimen dankontrol mempunyai variansi yang sama (homogen). Selanjutnya uji homogenitas data posstestkelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat pada Tabel 10 berikutTabel 10. Hasil Uji Homogenitas Posttest Siswa Kategori Kemandirian BelajarTinggi,Sedang dan RendahNilai AkhirLevene Statisticdf1df21.9512Sig.42.155Hasil uji homogenitas postest kemandirian belajar siswa pada Tabel 10 menunjukan bahwanilai signifikan 0,155 0,05 yang artinya bahwa ketiga kelompok siswa kategori kemandirianbelajar siswa antara tinggi, sedang dan rendah memiliki variansi yang sama (homogen). Olehkarena telah memenuhi semua persyaratan uji anava maka dapat dilakukan uji AnavaUnivariate. Adapun hasil uji anava univariate dua jalan dapat dilihat pada Tabel 11.Tabel 11. Hasil Uji Anava Dua JalanDependent Variable:Nilai AkhirSourceType III Sum ofSquaresdfMean SquareFSig.Partial eMP * kodeKB.614.546.031Corrected Total223400.0004511220.00044Corrected Totala. R Squared ,169 (Adjusted R Squared ,063)

Berdasarkan Tabel 11 diperoleh hasil dari uji Anava adalah sebagai berikut:1.Pada baris model pembelajaran diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,026 0,05 yangberarti terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelaskontrol. Hal didukung nilai rerata kelas eksperimen sebesar 73,63 lebih baik daripadanilai rerata kelas kontrol sebesar 63,91. Hal ini bermakna terdapat perbedaan dari keduanilai tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh Model PembelajaranCORE terhadap hasil belajar matematika bagi Siswa Kelas VIII SMP N 1 BancakKabupaten Semarang.2.Pada baris kemandirian belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,294 0,05 yangberarti tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang mempunyaikategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Hal didukung nilai rerata siswayang mempunyai kategori kemandirian belajar tinggi sebesar 71,5; nilai rerata siswayang mempunyai kategori kemandirian belajar sedang 65 serta nilai rerata siswa yangmempunyai kategori kemandirian belajar rendah 70,83. Berdasarkan nilai rerata untukmasing-masing kelompok kemandirian belajar tersebut maka tampaklah bahwa nilairerata siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar tinggi lebih baik daripadanilai rerata siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar sedang maupun rendahserta nilai rerata siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar rendah lebih baikdaripada nilai rerata siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar sedang.Perbedaan ketiga nilai rerata tersebut tidaklah besar sehingga dapat dikatakan bahwatidak terdapat perbedaan nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi,sedang maupun rendah. Hal ini bermakna bahwa tidak terdapat pengaruhKemandirianBelajar terhadap hasil belajar matematika bagi Siswa Kelas VIII SMP N 1 BancakKabupaten Semarang.3.Pada baris kelas*kemandirian belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,552 0,05sehingga dapat diputuskan bahwa terdapat interaksi efek Model Pembelajaran COREdan Kemandirian Belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas VIII SMP N 1Bancak Kabupaten Semarang. Hal ini bermakna terdapat ketidakkonsistenan pengaruhmodel pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa.Ketidakkonsistenan pengaruh model pembelajaran dan kemandirian belajar terhadaphasil belajar siswa digambarkan dalam grafik berikut:

Grafik 1.Rerata Marginal berdasarkan JenisModel PembelajaranGrafik 2.Rerata Marginal berdasarkanTingkat Kemandirian BelajarHasil pengujian Anava Univariate 2 jalan diatas maka dapat dilakukan uji lanjut Pasca Anavadan diperoleh hasil sebagai berikutTabel 12. Hasil Uji Lanjut Pasca Anava Dua JalanMultiple ComparisonsDependent Variable:Nilai Akhir95% Confidence IntervalScheffe(I) KemandirianBelajar(J) KemandirianBelajarKemandirianBelajar TinggiKemandirian irian irian dirian ndirian dirian dirian irian irian dirian dirian dirian irianBelajar SedangKemandirianBelajar RendahLSDKemandirianBelajar TinggiKemandirianBelajar SedangKemandirianBelajar RendahBased on observed means.The error term is Mean Square(Error) 239,021.MeanDifference (I-J)Std. ErrorSig.LowerBoundUpper Bound

Berdasarkan uji Anava dan uji pasca Anava diatas dapat dilihat beberapa makna yakni1.Nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol baik bagisiswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang, maupun rendah.2.Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilairerata siswa yang mempunyai kemandirian bela

Reflecting and Extending (CORE). Hal ini sesuai dengan penelitianYusuf (2014) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar. siswa dan peningkatannya lebih besar dari peningkatan hasil belajar siswa pada kelas . control. Dengan kata lain, Model Pembelajarna CORE berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Related Documents:

RHAPNA MAULIDA, (2012 ): “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe the Power of Two terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMPN 9 Tapung.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berapa besar pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two terhadap hasil belajar matematika siswa.

pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan hasil pra penelitian bahwa kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah peserta didik masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap literasi sains dan sikap ilmiah peserta didik

Gresik” untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas akhir guna mencapai . Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keadilan. 103 8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kibijakan. . Pengaruh Faktor Hukum terhadap Kompensasi, (4) Pengaruh Serikat Pekerja terhadap Kompensasi, (5) Pengaruh Kompensasi terhadap

4. Apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui stress kerja Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja dan stress kerja karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk menganalisis pengaruh langsung stress kerja terhadap kinerja karyawan. 4.

penggunaan model pembelajaran induktif kata bergambar memiliki pengaruh terhadap keterampilan membaca permulaaan siswa. Pada Baseline-1 sebagai tes kemampuan awal, subjek 1 mendapatkan skor pada rentang 40-41, subjek 2 . EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOK TERHADAP CONDUCT DISORDER KELAS II SD DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA. Sunanto, J .

Penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan . Menurut Suharini dkk pembelajaran dengan model inkuiri yang . 7Metaputri, N. K., Margunayasa, I. G., & Garminah, N. N, "Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Minat Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Kelas IV SD". MIMBAR PGSD .

D. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian di Resto X 112 E. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Resto X 114 F. Pengaruh Citra Merek, Suasana Toko, Variasi Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Resto . Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 100 Tabel 4.13 Hasil .

answer choices you are marking on your answer sheet.-4-GO ON TO THE NEXT PAGE Language Arts – Reading Time — 25 minutes 19 Questions GO ON TO THE NEXT PAGE -5-GO ON TO THE NEXT PAGE A violent storm has threatened the first voyage of the ship Nan-Shan. This excerpt from a work of fiction portrays several crew members, including the first mate, Jukes, as they confront the storm. Jukes was as .