Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Peta Tematik .

1y ago
17 Views
2 Downloads
1.77 MB
112 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronan Garica
Transcription

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUANMEDIA PETA TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA PADA SISWA KELAS VDI SD NEGERI JETIS PONOROGOSKRIPSIOlehRiska FitrianingrumNIM : 210617073JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAHFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO2021i

ABSTRAKFitrianingrum,Riska. 2021. Penerapan Model Pembelajaran InkuiriBerbantuan Media Peta Tematik untuk Meningkatkan HasilBelajar Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia pada Siswa KelasV di SD Negeri Jetis Ponorogo. Jurusan Pendidikan GuruMadrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanInsitit Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. PembimbingKurnia Hidayati, M.Pd.Kata Kunci: Inkuiri, Peta Tematik, Hasil Belajar, Sejarah Kerajaan IslamDi Indonesia.Pembelajaran di kelas V SD Negeri Jetis Ponorogo selama ini masihmengunakan media video dan menggunakan strategi ceramah (konvensional).Akibatnya siswa kurang tertarik dan mengalami kejenuhan pada saat kegiatanpembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang tuntas hanya 4 siswadengan presentase (44,44%) sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 5 siswadengan presentase (55,56%).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaraninkuiri berbantuan media peta tematik pada siswa kelas V di SD Negeri JetisPonorogo dan mengetahui hasil belajar pokok bahasan sejarah kerajaan Islam diIndonesia menggunakan model pembelajaran inkuiri berbantuan media petatematik pada siswa kelas V di SD Negeri Jetis Ponorogo.Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran inkuiridengan berbantuan media peta tematik bagi siswa kelas V di SD Negeri JetisPonorogo. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus pertama dansiklus kedua. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan 2 jampelajaran.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaraninkuiri berbantuan media peta tematik pada siswa kelas V dengan membentukkelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa kemudian siswa mendapatkan soal yangharus dijawab dan didiskusikan sesuai dengan yang mereka pahami dari kegiatanpendahuluan dan kegiatan inti yang berisi tentang kegiatan mengamati, menanya,berdiskusi dan tanya jawab. Penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuanmedia peta tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V yang terdiridari 9 siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa meningkat pada setiapsiklusnya, yaitu pada siklus pertama pecapaian ketuntasan sebesar 66,67% dengannilai rata-rata 72,22 dan pada siklus kedua pencapaian ketuntasan sebesar 88,89%dengan nilai rata-rata 84,44.i

ii

iii

iv

v

vi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKegiatan pembelajaran yang ada di Indonesia pada umumnya masihberpusat pada guru bukan kepada siswa. Hal ini disebabkan oleh pemahamanguru yang masih belum memadai dan paradigma pembelajaran yang belumsesuai dengan tindakan yang seharusnya dilakukan. Sedangkan beberapapenelitian yang dilakukan di luar negeri membuktikan bahwa perbedaantentang paradigma pembelajaran ternyata berdampak pada hasil belajarpeserta didik. Dengan dibuktikan adanya perbandingan hasil tes TIMSS danPISA dengan beberapa periode tes menunjukkan bahwa peserta didik diJepang memperoleh hasil yang jauh lebih tinggi daripada peserta didik diJerman (kelompok sedang) dan Amerika (kelompok rendah). Hal tersebutdikarenakan guru di Amerika percaya bahwa pembelajaran terjadi denganpenguasan materi secara bertahap, sehingga pembelajaran perlu dilakukansedikit demi sedikit dengan meminimalkan kesalahan. Sedangkan guru diJepang percaya bahwa peserta didik akan belajar dengan baik jika dimulaidengan berupaya memecahkan permasalahan, kemudian berdiskusi bersamauntuk memecahkan permasalahan tersebut.1Pentingya suatu model dan media yang digunakan dalam kegiatanpembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Ketika1Ambrose, B. & Henderson, C. “How Can Physics Education Research Help Me TeachMoreEffectively”, AAPT, NSTAStrand (day 2007).1

2peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Jetis Ponorogo,guru kelas V masih mengunakan metode pembelajaran konvisional yaituceramah dan mengunakan media vidio. Hal ini yang menyebabkan anakcenderung pasif dan bosan ketika di kelas. Anak akan merasa bosancenderung akan mencari perhatian lain yang lebih menarik sehingga anaksudah tidak lagi konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada guru wali kelas V SDNegeri Jetis yaitu Ibu Nikmah Hayati, S.Pd. Hasil observasi menunjukkanadanya karakteristik siswa yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuanyang heterogen dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga memilikimasalah tersendiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran materi sejarahKerajaan Islam di Indonesia. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa padamata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih rendah atau di bawah KKMyang telah ditentukan sebelumnya dikarenakan bagi siswa yang sistempembelajarannya mengunakan media visual sanggat sulit memahami materiyang disampaikan dikarenakan terlalu banyak sejarah yang harus dipelajarisehingga ketika mengerjakan soal ulangan hanya memetingkan daya ingatanyang diperoleh melalui hafalan ataupun membaca tanpa siswa pahamsepenuhnya materi yang disampaikan. Kemudian guru belum sepenuhnyamenguasaimacam-macam model kegiatan pembelajaran sehingga dalampelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan metode videodan ceramah secara klasikal, dengan adanya hal tersebut pembelajaran yangseharusnya berpusat pada siswa masih berpusat pada guru. Hal tersebut

3menimbulkan siswa kurang mempunyai daya tarik untuk aktif dan kreatif dandalam proses kegiatan belajar mengajar yang sudah dianjurkan dalamkurikulum 2013.2Hasil dari proses kegiatan belajar mengajar yang kurang aktif akanmenimbulkan masalah pada diri siswa seperti cenderung hanya menambahpengetahuan yang sebelumnya belum dimiliki oleh siswa, tanpa mengetahuiproses keberhasilan belajar yang seperti apa yang seharusnya didapatkan olehsiswa yang dapat terlihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuksiswa yang mudah dalam menangkap pembelajaran melalui audio akanmenganggap materi tersebut sanggat mudah untuk dipahami tetapi berbedalagi dengan siswa menangkap pembelajaran menggunakan visual, merekaakan mempunyai masalah siswa kurang konsentrasi dalam mengikutikegiatan pembelajaran.Materi pelajaran yang serharusnya menyajikan fakta di lapangan, salahsatunya mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Penyebaran Islam diIndonesia tentunya terkait dengan lokasi di Kepulauan Nusantara yang sangatberagam. Siswa harusnya diberikan pengalaman spasial agar dapatmengaitkan dengan fakta di lapangan. Tidak hanya itu siswa banyak yangkurang memahami dan tidak tertarik dalam mempelajari sejarah KerajaanIslam di Indonesia padahal pelajaran tersebut sangatlah penting. Ketika siswamengikuti kegiatan evaluasi banyak yang menggunakan metode hafalandibandingkan dengan memahami apa yang telah disampaikan dalam kegiatan2Hasil wawancara, Ibu Nikmah Hayati, S.Pd, Rabu 11 Nopember 2020, di SD NegeriJetis Ponorogo.

4pembelajaran. Ketika kegiatan belajar mengajar sedang dilakukan seharusnyamendahulukan kegiatan proses belajar mengajar yang sedang dilakukan. Halini sangat penting untuk diperhatikan dan tidak mengutamakan hasil nilaiyang lebih utama.Peraturan dalam kurikulum 2013 khususnya untuk sekolah dasar baikitu tingkat sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah menetapkan bahwakegiatan pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centred learning)bukan berpusat pada guru (teacher centred). sehingga mendahulukankemampuan dan kepentingan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi gurutetap dituntut untuk membawa siswa ke dalam pembelajaran yang aktif,kreatif, dan menyenagkan sehingga siswa dapat terangsang dan mampuketika mengikuti kegiatan pembelajaran dan materi yang disampaikan dapatdiserap oleh semua siswa. Ketika timbulnya permasalahan kegiatanpembelajaran yang kurang menarik dan membosankan akan membuat siswamudah mengalami kejenuhan. Dalam hal ini peneliti khusnya pendidikanmadrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar harus bisa menyesuaikan antaramodel dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kraktristik siswasehingga dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencanayang telah ditentukan sebelumnya tanpa adanya permasalahan yang timbuldalam kegiatan pembelajaran tersebut. pengunaan model media yang tepatdapat menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaranbaik dilaksanakan oleh peneliti maupun pelaksaanaan yang dilakuan olehguru. Menurut Muzkan munculnya kebosanan belajar pada diri siswa

5disebabkan oleh beberapa faktor contohnya seperti mengalami masalahseperti susah/sulit dalam memahami materi-materi yang menurut siswa danperlu adanya penjelasan yang membuat siswa paham dengan materi yangdisampaikan.3Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif menggunakanpeta tematik membuat siswa untuk lebih memahami yang bertujuan untukmengkontruksikan pemikiran dan mengaitkan dengan kehidupan dilapangan/kegiatan yang dialami sehari-hari. Penggunaan media pembelajaranpeta dapat memberikan pengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswakarena dengan adanya media peta siswa lebih mudah memahami materi yangdijelaskan oleh guru, untuk lebih mengetahui letak suatu wilayah, tempat,ketinggian dan dataran topografi daerah tertentu, siswa lebih tertarik saatmenggunakan media peta dalam pembelajaran IPS karena adanyapemahaman langsung terhadap obyek kenampakan dari pencitraan alam yangsebenarnya.4Paparan masalah yang telah dijelaskan di SD Negeri Jetis kepadapeneliti sehingga, peneliti harus mampu memperbaruhi pelaksanaan kegiatanpembelajaran yang disesuaikan dengan baik, mampu mengubah pemikiransiswa sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan aktif, kreatif, danmenyenangkan bagi semua siswa dan tidak selalu terpacu ke dalam materi3Muzkan, M., Hasmunir, H., & Kamaruddin, T “Perbandingan Hasil Belajar SiswaMenggunakan Media Pembelajaran Power Point dengan Konvensional”. Jurnal Ilmiah MahasiswaPendidikan Geografi Unsyiah,Vol 1. No 1, (2016), 1.4Rasiman, I., Kartikasari, I., Laili, M. W., & Maryam, S, “Pemanfaatan Media Peta dalamPembelajaran IPS Kelas V di MI Al-Muniroh 1 Ujung Pangkah”. JIEES: Journalof IslamicEducationat Elementary School, Vol 1. No 1, 2020, 1-9.

6yang ada dalam buku yang diberikan oleh pihak sekolah dalam menggunakanmodel pembelajaran sehingga pembelajaran dapat bervariansi dalammenyampaikan materi. Salah satu cara yang yang digunakan oleh penelitiyaitu menggunakan model pembelajaran inkuiri yang dipadukan denganmedia peta tematik.Menurut Suharini dkk pembelajaran dengan model inkuiri yangdipadukan dengan media yang menampilkan kondisi sepesial dan polapembelajaran aktif dapat menumbuhkan minat dan pengetahuan siswa dalampembelajaran mitigasi bencana.5 Model pembelajaran inkuiri bagi siswa akanlebih mudah memahami konsep yang abstrak dan dipadukan dengan bendabenda konkret dan langsung melakukan sendiri.6Menurut Juniati dkkketerampilan dalam proses sains pada kelompok siswa yang melakukankegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran inkuiri lebih baikdibandingkandengankelompok siswayang melakukankegiatanpembelajaran dengan pendekatan mengunakan model konvensional.7Menurut Metraputri model inkuiri merupakan pembelajaran yang sebelumnyatelah dirancang oleh guru dan diawasi pelaksanaanya di kelas. Inkuiri iniberguna sebagai panduan atau arahan yang luas, diajarkan kepada siswa yang5Suharini, E., Ariyadi, M. H., & Kurniawan, E, ”Google Earth Pro as a Learning Mediafor Mitigationand Adaptationof Landslide Disaster”. International Journal Of InformationandEducation Technology, Vol 10. (2020), 11.6Juniati, N. W., & Widiana, I. W, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untukMeningkatkan Hasil Belajar IPA”. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, Vol 1. No 1, (2017), 1.7Metaputri, N. K., Margunayasa, I. G., & Garminah, N. N, “Pengaruh ModelPembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Minat Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains PadaSiswa Kelas IV SD". MIMBAR PGSD Undiksha, No 2, (2016), 90.

7belum memiliki pengalaman.8 Dengan demikian, sangatlah tepat jikapendekatan inkuiri akan meningkatkan keterampilan proses sains siswa,karena merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diharapkan siswadapat memperoleh dan menggali pengetahuannya dengan nakanpendekatankonvensional siswa hanya memperoleh pengetahuan yang berasal dari gurudan buku.Media peta memberikan informasi fakta yang ada di lapangan. Petajuga bisa memuat informasi yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Diantara informasi yang dapat dimuat dan dibahas salah satunya yaitu sebaranperkembangan Islam di Nusantara. Dengan menggunakan peta maka siswadapat melihat rangkaian alur penyebaran Islam di Nusantara. Media yang baikakan mempengaruhi hasil belajar menjadi positif.9Berdasarkan analisis di atas,penelitiantindakankelasyangpeneliti tertarik untuk mengadakanberjudul“PENERAPANMODELPEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA PETA TEMATIKUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KERAJAANISLAM DI INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI JETISPONOROGO.”8Ulwan Hibattul Wafi & Syaiful Arif, “The Effect of Guided Inquiry ModelImplementation Using Problem Solving Approach on Students Observation Skills,” Insecta, No.2,Vol. 1 (2020), 144.9Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010), 85.

8B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah1.Identifikasi MasalahBerdasarakan uraian latar belakang masalah diatas,penelititimengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :a.Hasil belajar ilmu pengetahuan sosial masih rendah atau di bawahKKM.b.Penggunaan media dan model pembelajaran yang digunakan dalamproses kegiatan pembelajaran kurang inovatif.c.Guru masih mengunakan model pembelajaran konvensional.d.siswa kurang aktif dan antusias dalam proses kegiatan pembelajarantersebut.e.Siswa tidak fokus dan tidak memperhatikan guru dalam saatmengajar.2.Pembatasan asipadapenelitian ini, melakukan batasan ruang lingkup penelitian. Hal tersebutagar penelitian yang dilakukan lebih mendalam, maka penelitian dibatasipada:a.Model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaraninkuiri dengan mengunakan media peta tematik.b.Variabel yang diukur adalah hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VSD Negeri Jetis Ponorogo.

9c.Muatan pelajaran yang diteliti ilmu pengetahuan sosial materisejarah kerajaan Islam di Indonesia.C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan, maka dapatdiidentifikasikan beberapa rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:1.Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media petatematik pada siswa kelas V di SD Negeri Jetis Ponorogo?2.Bagaimana hasil belajar menggunakan model pembelajaran inkuiriberbantuan media peta tematik pada siswa kelas V di SD Negeri JetisPonorogo?D. Tujuan akadapatdiidentifikasikan beberapa tujuan dalam penelitian sebagai berikut:1.Mengetahui penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan mediapeta tematik pada siswa kelas V di SD Negeri Jetis Ponorogo.2.Mengetahui hasil belajar menggunakan model pembelajaran inkuiriberbantuan media peta tematik pada siswa kelas V di SD Negeri JetisPonorogo.E. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berartibagi:1. Siswaa. Siswa lebih semangat dalam proses kegiatan pembelajaran

10b. Hasil prestasi belajar siswa lebih meningkat.c. Membantu siswa untuk menguasai dan memahami materi pelajarandengan baik tentang sejarah Kerajaan Islam di Indonesia.2. Gurua.Menambah wawasan guru tentang berbagai model pembelajaranuntuk selanjutnya dijadikan acuan sehingga dapat menggunakanmodel dan media pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materitentang sejarah Kerajaan Islam di Indonesia.b. Mendapat ilmu pengetahuan tentang tata cara penggunaan media yangdapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas itusendiri dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas lain sertapada materi yang lain.c. Mendapatkan pengetahuan tentang titik permasalahan yang timbuldalam proses kegiatan pembelajaran secara langsung yang dilakukandi dalam kelas serta mencari solusi dalam memecahkan masalahtersebut.3. Bagi pembacaa. Mendapat tambahan pengetahuan oleh calon peneliti yang sebelumnyabelum dimengerti dan dipahami.b. Mendapatkan wawasan dan dijadikan argumen oleh calon penelitidalam kegiatan sehari-hari.

11c. Penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk dibaca oleh calon penelitiuntuk meneliti masalah yang lain yang ada kaitannya denganpembelajaran tentang sejarah Kerajaan Islam.F. Sistematika PembahasanPenyajian hasil pembahasan penelitian agar mudah dipahami secaraurut, maka disajikan dalam lima bab, yang masing-masing bab terdiri darisub–sub yang berkaitan erat yang merupakan kesatuan yang utuh, yaitu:BAB I. Membahas pokok utama sehingga menjadi alasan penelitimelakukan kegiatan penelitian atau latar belakang penelitian, rumusanpermasalahan dan batasan masalah, tujuan dan manfaatpenelitiandansistematika pembahasan.BAB II. Pada bab ini dibahas telaah penelitian terdahulu, landasanteori, kerangka berfikir, dan hipotesis tindakan.BAB III. Pada bagian ini membahas mengenai metode penelitian yangdipilih. Meliputi obyek penelitian, setting, variabel dan prosedur pelaksanaanpenelitian.BAB IV. Berupa hasil penelitian yang menggambarkan keadaandilapangan. Penjelasan pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasilpenelitian.Bab V. Berupa simpulan dan saran dari hasil penelitian yang sudahdilaksanakan.

BAB IITELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESISTINDAKAN KELASA. Telaah Hasil Penelitian TerdahuluPenelitian ini menggunakan beberapa referensi penelitian terdahuluuntuk dijadikan acuan atau pembanding. Di antaranya penelitian dari NiWayan Juniarti yang berjudul penerapan model pembelajaran inkuiri untukmeningkatkan hasil belajar IPA. Tujuan adanya penelitian ini untukmengetahui hasil belajar IPA pada penerapan model pembelajaran inkuiripada siswa kelas IV SD No. 5 Gulingan tahun pelajaran 2016/2017.Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dilaksanakandalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Responden dalam penelitian iniadalah siswa kelas IV di SD No. 5 Gulingan, sebanyak 20 orang siswa. Dariresponden tersebut dapat mengambil data yang dikumpulkan dan dianalisisdengan menggunakan tes sebagai metodenya. Data yang dihasilkan darimetode tes kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Dari hasilpenelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakanmodel pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVdi SD No. 5 Gulingan tahun pelajaran 2016/2017. Hasil dari siklus I rata-ratahasil belajar IPA siswa sebesar 72,75% pada kategori sedang dan meningkat12

13menjadi 80% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Terjadipeningkatan sebesar 7,25%. Jadi dapat disimpulkan model pembelajaraninkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD No. 5Gulingan tahun pelajaran 2016/2017.10 Terdapat persamaan anatara penelitianterdahulu yaitu yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan modelpembelajaran inkiri terhadap hasil belajar sedangkan perbedaanya yaitupeneliti Wi Nayan Juniarti pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas IVKemudian penelitian dari Ni Kadek Metaputri dengan judul pengaruhmodel pembelajaran inkuiri terbimbing dan minat belajar terhadapketerampilan proses sains pada siswa kelas IV SD. Tujuan adanya penelitianini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing danminat terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas IV SD denganmengontrol minat belajar siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalahnon-equivalent post-test only control group design. Data yang diambil dalampenelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Astina tahun pelajaran2015/2016. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Datayang telah dikumpulkan dianalisis dengan uji Annova 1 jalur 1 kovariabel.Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan yaitu (1) terdapat perbedaan yangsignifikan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yangmenggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelompok siswayang dibelajarkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan inkuiriterbimbing (F 4,346, dengan Sig. 0,042 0,05); (2 dari hasil tersebut10Juniati, N. W., & Widiana, I. W,“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untukMeningkatkan Hasil Belajar IPA”, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, Vol 1. No 1, (2016), 20-29.

14sehingga dapat diketahui antara ketrampilan proses sains dan kelompok siswayang belajar menggunakan model inkuiri terbimbing yang dapat diketahuisetelah mengontrol minat belajar (F 4,150, dengan Sig. 0,047 0,05); (3)terdapat korelasi yang signifikan antara minat belajar dengan keterampilanproses sains (Sig. 0,000 0,05). Dengan demikian, tedapat pengaruh modelpembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains denganmengontrol minat belajar.11 Terdapat persamaan penelitian anatara penelitianterdahulu yaitu mengunakan model pembelajaran inkuiri. Sedangkanperbedaanya yaitu peneliti Ni Kadek Metaputri terhadap minat belajarketrampilan proses sains siswa kelas IV SD.Penggunaan media peta diambil referensi dari Rasiman yang berjudulpemanfaatan media peta dalam pembelajaran IPS Kelas V di MI Al-Muniroh1 Ujung Pangkah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiketersediaan dan kegunaannya media pembelajaran pembelajaran peta padamata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) kelas V di MI Al-Muniroh 1,serta untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam memanfaatkanmedia pembelajaran peta. Sekaligus untuk mendeskripsikan tanggapan gurudan siswa ke peta sebagai media pembelajaran, cari tahu daya tarik mediapeta pembelajaran berdasarkan hasil angket online, dan mengetahuipeningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran mediapeta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahkuantitatif metode penelitian, yaitu metode yang menggunakan data dari hasil11Metaputri, N. K, Margunayasa, I. G., & Garminah, N. N. “Pengaruh ModelPembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Minat Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains padaSiswa Kelas IV SD”, MIMBAR PGSD Undiksha, Vol 4. No 1, (2016), 1-9.

15angket yang telah dibagikan dan diisi oleh siswa kelas V siswa di MI AlMuniroh 1 Ujung Pangkah. Dari pengamatan 100% Siswa kelas V MI AlMuniroh 1 Ujung Pangkah setuju media pembelajaran peta berpengaruhterhadap peningkatan hasil belajar siswa karena dengan adanya mediapembelajaran peta siswa dapat lebih mudah dalam memahami penjelasanyang dijelaskan oleh guru.12 Terdapat persamaan antara penelitian terdahuluyaitu sama-sama mengunakan media peta dalam pembelajaran IPS di kelasV. Sedangkan perbedaanya yaitu peneliti Rasiman di Mi Al-Muniroh 1.B. Landasan TeoritisPeneliti mendapatkan beberapa teori yang relevan untuk digali,dipelajari, dan dijadikan bahan utama yang berhubungan dengan tema dalampembahasan.1.Hasil BelajarKeberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasaradalah proses kegiatan pengajaranyang optimal yang memungkinkanhasil belajar yang didapatkan yang optimal juga. Ada berhubungandengan proses pengajaran dengan hasil yang didapatkan. Semakin besarusaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pulapeluang hasil atau produk yang didapatkan dari pengajaran tersebut.Hasil belajar yaitu pengumpulankegiatan prosesbelajar mengajardalam bentuk pemberian ujian oleh guru kepada siswa sehingga akandiketahui hasil belajar dan mengajar yang telah dilakukan siswa dan12Rasiman, I, Kartikasari, I., Laili, M. W., & Maryam, S. “Pemanfaatan Media Petadalam Pembelajaran IPS Kelas V di MI Al-Muniroh 1 Ujung Pangkah”. JIEES: Journal of IslamicEducation at ElementarySchool, Vol1. No 1, (2020 ), 1-9.

16guru.13 Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa sanggat dipengaruhi olehdua faktor yaitu faktor yang ada dari siswa itu sendiri dan faktor yangdatang dari luar siswa terutama yang berkaitan dengan kemampun yangdimliki siswa. Faktor kemampuan yang dimiliki oleh diri siswa sanggatbesar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang didapatkan.Selain kemampuan yang dimiliki siswa itu sendiri, juga ada faktorlain, seperti motivasi belajar yang didapatkan, minat dan perhatian yangdiberikan, sikap dan kebiasaan dalam kegiatan belajar, ketekunan dalamproses belajar, sosial ekonomi yang diperoleh, faktor fisik dan psikis.Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untukmelakukan kegiatan penelitian, seberapa jauh kontribusi atau sumbanganyang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa yangdidapatkan. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yangwajar dan logis, sebab adanya perbuatan kegiatan belajar adalahperubahan adanya tingkah laku yang disadari dan diniati oleh individutersebut. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk kegiatanbelajar dan memperoleh berprestasi. Sehingga siswa harus berusahamengarahkan segala usaha untuk mencapai apa yang diinginkan.Sehingga, hasil belajar dapat diraih masih juga bergantung darilingkungan. Jadi, ada faktor-faktor yang berada di luar diri siswa yangdapat menentukan dan dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.Salah faktor yang didapatkan dari luar adalah lingkungan belajar yang13Sumaatmadja, Evaluasi Hasil Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2016) , 177.

17paling spesifik mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yaitu kualitaspengajaran yang diperoleh. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaranyaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajardalam mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya hal itu hasil belajarsiswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitaspengajaran.142.Model InkuiriProses kegiatan pembelajaran memiliki berbagai macam model,salah satunya yaitu model inkuiri. Inkuiri berasal dari kata bahasa inggrisyaitu to inquire (inquiry) yang mempunyai arti yaitu terlibat atau ikutserta, dalam hal mengajukan pertanyaan-pertanyaan, untuk mencarisebuah informasi, dan melakukan kegiatan penyelidikan.Menurut Gulo yang dikutip dari Trianto inkuiri merupakan suaturangkaian proses kegiatan belajar yang dapat melibatkan secaramaksimal seluruh kemampuan yang dimiliki siswa untuk mencari danmenyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga merekadapat memecahkan sendiri permasalahan dalam penemuannya denganpenuh percaya diri yang siswa miliki.15 Proses pembelajaran inkuirimempunyai beberapa tujuan diantaranyayaitu (a) keterlibatan siswasecara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (b) keterarahan proseskegiatan pembelajaran secara logis dan sistematis pada tujuanpembelajaran yang akan didapatkan, dan (c) menumbuhkan sikap14Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2016), 40.15Trianto, Model Pembelajaran Inovatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), 78.

18percaya pada diri yang ada pada diri siswa tentang apa yang ditemukandalam proses pembelajaran uirimerupakan rangkaian proses kegiatan pembelajaran yang mementingkanpada proses berpikir secara kritis dan analitis yang bertujuan untukmencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yangdipertanyakan. Dalam kegiatan proses berpikir itu bisa dilakukan melaluiproses tanya jawab antara guru dengan siswa. Sehingga siswa mendapatpengetahuan baru. Beberapa hal yang menjadi ciri utama modelpembelajaran inkuiri yaitu: 16a. Model pembelajaran inkuiri mengutamakan pada kegiatan aktivitassiswa secara maksimal untuk mencari, menemukan, dan mencarisolusi. Yaitu model pembelajaran inkuiri menempatkan siswasebagai subjek belajar.b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari danmenemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehinggadiharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (selfbelief).c. Penggunan model pembelajaran inkuiri ini bertujuan untukmengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dankritis, atau mengembangkan kemampuan berpikir intelektual sebagaibagian dari proses mental.16Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif (Jakarta: GhaliaIndonesia, 2014), 31-32.

mbelajaran yang mengutamakan pada proses berpikir secara kritis dananalitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalahyang ada.17 Tujuan dalam model inquiry learning menurut Bruner rumemberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi problem sover,seorang saintis, ahli sejarah, penemu, atau ahli matematika.18 MenurutPawlowski bahwa umpan balik yang maksimal merupakan hasil daripendekatan pembelajaran yang efektif.19 Berdasarkan beberapa definisimenurut para ahli dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan salah satumodel pembelajaran untuk mendapatkan informasi, merumuskanpertanyaan, mengetahui, menemukan dan mendalami suatu konsep nsuatupermasalahan secara sistematis, kritis, logis analitis dan ilmiah.Subyek dalam model pembelajaran inkuiri adalah siswa. Dalamproses kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagaipenerima materi pembelajaran dari keterangan verbal guru, melainkanjuga berperan aktif menemukan sendiri makna dan substansi dari materikegiatan pembelajaran. Dan berperan sebagai fasilitator.2017Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:Kencana, 2015),196.18Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta: Ar-ruzzMedia, 2015), 104.19Pawlowski, J. M., Barker, K. C. & Okamoto, T. Foreword,”Quality Research ForLearning,

Penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan . Menurut Suharini dkk pembelajaran dengan model inkuiri yang . 7Metaputri, N. K., Margunayasa, I. G., & Garminah, N. N, "Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Minat Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Kelas IV SD". MIMBAR PGSD .

Related Documents:

model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh . INKUIRI BEBAS MODIFIKASI Metode Pembelajaran Inkuiri Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk . penerapan metode Inkuiri di tempat kerja Anda, dilihat dari: 1. Karakteristik siswa 2 .

Untuk penelitian ini, model inkuiri yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah inkuiri yang mengacu pada tindakan utama guru mengajukan permasalahan, peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. (Zulfiani, 2009, hlm. 121-122). Pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing .

Nurhikma, 2020, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguaran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Bagaimana konsep penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran fisika, (2)

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hal diatas penulis bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan proyek video pada materi laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII MM 1 SMK Negeri 1 Amuntai D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Pembelajaran Kimia dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

hasil belajar dengan berpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan nilai korelasi sebesar 0,455 termasuk dalam kategori cukup dengan taraf signifikansi 0,033 0,05; (4) pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan berpikir kreatif siswa pada .

Negeri 25 Medan. 3) Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan. 4) Daya . Daya Dukung Sekolah Terhadap Proses Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Model Inkuiri Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan 70 5. Pandangan Guru dan Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik dalam

the American Board of Radiology (ABR) Core and Certifying examinations administered between January 1 – December 31, 2018. The guide has undergone a few minor changes compared to the 2018 version, which was significantly revised com- pared to earlier versions, reflecting changes in NIS content on the examinations. The primary change in this study guide is the addition of Core Concepts of .