DAKWAH PADA MASYARAKAT TERASING Studi Analisis Tentang Tipologi . - CORE

1y ago
13 Views
2 Downloads
1.09 MB
41 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aiyana Dorn
Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Jurnal Online Universitas Ibrahimy“Volume 8, No. 1, Juni 2014”DAKWAH PADA MASYARAKAT TERASINGStudi Analisis tentang Tipologi Mitra Dakwah “Suku Anak Dalam”di Taman Nasional Bukit Dua Belas JambiOleh:WisriFakultas Dakwah IAI Ibrahimy Sukorejo Situbondowisri1976@gmail.comAbstract:Tribal Child Within is part of a group of indigenous people who were inthe Jambi region spread over three districts namely Batang Hari,Bungo and Tebo Sarolangun Bangko and which is the object of thisstudy is the tribe who live at Children In Park Hill twelve Black WaterDistrict Sarolangun Jambi. They are his remote, isolated, left behind inthe economic, educational, health, social, political and religious. Tomeet the needs of daily life conducted by collecting forest products andhunting animals.Focus of this study is to describe the characteristics or typology TribalChildren In terms of cultural, social and economic. With the aim ofunderstanding the characteristics of the tribe after the Child Within,the authors could find an effective strategy for the propagation of theTribal Children In and other isolated communities which have suchcharacteristics Spare the Child Within.To answer the above problems is first author of observation andinterviews to several parties involved in this study and analyzed(Content analisys). From these data and translate it into the categoryof the author and pass into units , then draw conclusions inductively toconstruct an effective theory in preaching on Tribal Child Within.From this study, the authors that an effective strategy for thepropagation of the Tribal Children In preaching the approach is thecultural, economic approach, social approach and the final approach tolanguage as propaganda entrance on Children In Tribal communities.Key words: Propagation, Society Remoteness, Typology and TribalChildren InJURNAL LISAN AL-HAL29

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”A. PendahuluanIslam sebagai al-din Allah SWT merupakan manhaj al-hayat (metodehidup) atau way of life (jalan hidup), acuan dan kerangka nilai kehidupan.1Satu hal yang diyakini umat Islam adalah kemanfaatan ajaran yangdiikutinya berlaku secara universal, tidak terbatas pada pengikutnya saja,tetapi untuk keseluruhan alam ini.Dakwah merupakan suatu aktivitas seorang Muslim untukmenyebarkan ajaran Islam ke muka bumi yang penyampaiannya diwajibkankepada setiap Muslim, yang mukalaf sesuai dengan kadar kemampuannya.Dakwah merupakan satu bagian yang pasti ada dalam kehidupan umatberagama. Dalam ajaran agama Islam, ia merupakan suatu kewajiban yangdibebankan oleh agama kepada pemeluknya, yang berisi seruan kepadakeinsyafan, atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dansempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. 2Taman Nasional Bukit Dua belas adalah taman nasional yang terletakdi Sumatra, Indonesia. Tepatnya di Kabupaten Sarolangun, Kecamatan AirHitam, Provinsi Jambi. Taman ini merupakan taman nasional yang relatifkecil, meliputi wilayah seluas 605 km. Dan di kawasan hutan lindunginilah berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba. 3Kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asaskepercayaan Suku Anak Dalam. Kepercayaan bahwa setiap benda di Bumiini seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar, mempunyai jiwayang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia.Mereka meyakini bahwa benda-benda mempunyai kekuatan untukmemberi mereka kejahteraan dan keselamatan dalam mengarungikehidupan di dunia ini.Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini menekankan pada :pertama, Bagaiamanakah karakteristik Suku Anak Dalam ?, Kedua,Bagaimanakah pandangan individu dakwah terkait dakwah pada SukuAnak Dalam ?Masyarakat terasing atau dengan istilah lain masyarakat tradisionaladalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adatistiadat lama. Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap danmencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atauperbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakatM. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana. Cet. 2, 2006), hlm.3M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 194.3 http://id.wikipedia.org/wiki/Taman Nasional Bukit Duabelas, 21:30 am.1230JURNAL LISAN AL-HAL

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan padacara-cara atau kebisaaan-kebisaaan lama yang masih diwarisi dari nenekmoyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi olehperubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya.Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadaplingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar.Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahanmendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupanmereka.4Alamsyah Mandolani dalam bukuya Pola Komunikasi Orang RimbaTaman Nasional Bukit Dua Belas Jambi menyebutkan bahwa orang rimbadapat juga dikatakan masyarakat terasing. Istilah masyarakat terasingtelah lama beredar di Indonesia yang dipelopori Departemen Sosialsebagai institusi pemerintah yang bertugas mengurusi masalahmasyarakat terasing.Orang Rimba merupakan salah satu dari 370 suku atau sub sukuyang dikategorikan Departemen Sosial sebagai masyarakat terasing, yangtersebar di pedalaman hutan-hutan di Jambi, Sumatera Selatan dan Riau.Kelompok masyarakat terasing yang bermukim di kawasan sekitar TamanBukit Dua Belas ini menyebut dirinya Orang Rimba, hal ini guna untukmembedakan diri mereka dengan orang luar atau disebut dengan orangterang.Pola komunikasi yang terdapat pada orang rimba TNBD ini secarakeseluruhan berbentuk Roda, yaitu tersentral pada satu orang, dapat dilihatbahwa dalam komunikasi antar sesama mereka orang rimba menggunakanManti (juru bicara) sebagai orang yang mengantar pesan kepada rombonglain. Sedangkan komunikasi orang rimba dengan orang terang dalambidang perdagangan dijembatani oleh Jenang dan waris (duta) sebagaijembatan dalam pemecahan masalah yang terjadi antara orang rimbadengan orang terang. Johan Weintre berpendapat bahwa karakteristikOrang Rimba yang hidup di Batin Sembilan, yang mencakup budaya, matapencaharian orang rimba, kehidupan sosial orang rimba, dan sistemperkawinan orang rimba.Ajaran Agama Islam yang menganndung Rahmatan lil Alamin sebagaial-din Allah SWT merupakan manhaj al-hayat (metode hidup) atau way oflife (jalan hidup), acuan dan kerangka nilai kehidupan. 5 Satu hal t-tradisional-masyarakat.diakses pada 02 Maret 2014, 22:42 am.5 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana. Cet. 2, 2006), hlm.3JURNAL LISAN AL-HALhtml,31

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”diyakini umat Islam adalah kemanfaatan ajaran yang diikutinya berlakusecara universal, tidak terbatas pada pengikutnya saja, tetapi untukkeseluruhan alam ini.Syaikh Ali Mahfudz mendefinisikan dakwah dengan :ِ اج ِل و ِ وف والنَّه ِى ع ِن املرن َك ِر لِي ُفوزوا بِسعاد ِة ِِ ث الن االج ِل ُّ ِح َ املعُر َ ر َواالَ رمُر بِ ر , َّاس َعلَى اخلَرِْي َواهلَُدى َ َ ََ ُ ََ الع “Mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikutipetunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dariperbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagian di dunia dan akhirat”. 6Sedangkan menurut Muhammad Sulton dakwah adalah setiap usahaatau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya, yang bersifatmenyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman danmentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’ah sertaakhlaq Islamiyah.7Untuk menyebarluaskan ajaran Islam dengan berdakwah perlukiranya untuk menetapkan tujuan dakwah. Pada pokoknya dakwah itumempunyai tujuan untuk mengajak manusia dengan cara bijaksanakepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untukkemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat.Tujuan program kegiatan dakwah dan penerangan agama adalahmenumbuhkan pengertian, kesadaran penghayatan dan pengamalanajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah atau peneranganagama.8Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad (1980) menerangkan delapanmacam-macam dakwah (golongan manusia), yakni : 1). Golongan paraulama 2). Golongan ahli Zuhud dan Ibadah 3). Golongan penguasa danpemerintah, 4). Golongan kaum pedagang dan pegawai 5). Golongan kaumlemah dan fakir miskin 6). Golongan keluarga dan para hamba &).Golongan ahli taat dan durhaka dari orang-orang yang biasa, 8). Golonganorang yang tak mau menerima dakwah Allah dan Rasulullah dan tak mauberiman kepada Allah dan Rasulullah96 Ali Mahfudz, Hidayatu al-Mustarsyidin ila al-Thuruq al-Wa’dhli wa al-Khatabah,(Dar al-I’thisham,1979), hlm. 177 Muhammad Sulton, Desain ILmu Dakwah (Kajian Ontologis Epistemelogis danAksiologis). (Semarang : Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 98 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), Cet. 6 hlm. 4.9 Abdullah bin Alawy al-Haddad, Da’watu al-Tammah wa Tadzkiratu al-‘Ammah, Daral-Hawi,1421 H, cet. IV, hlm. 1432JURNAL LISAN AL-HAL

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”Semua aktifitas kegiatan dakwah tidak akan pernah berhasil tanpaadanya masyarkat. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalahsekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atausemi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individuindividu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiriberakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuahmasyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitasentitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (salingtergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakanuntuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satukomunitas yang teratur.10Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapatdikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaantersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkankemaslahatan.11Masyarakat terasing adalah kelompok orang/masyarakat yang hidupdalam kesatuan-kesatuan kecil yang bersifat lokal dan terpencil dan masihsangat terikat pada sumberdaya alam dan habitatnya yang secara sosialbudaya terasing dan terbelakang dibanding dengan masyarakat Indonesiapada umumnya sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapiperubahan lingkungan dalam arti luas.12Semakna dengan pengertian masyarakat terasing adalah masyarakattradisional. Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannyamasih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah suatuaturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budayayang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupansosialnya. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkankehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lamayang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belumterlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luarlingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakanhasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpamenerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak10 http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat, diakses pada 02 September 2013,22:30 am.11 12/02/kebkom-prioritas- keluargamiskin-dan.html, diakses pasa 02 September 2013, 22:35 am.JURNAL LISAN AL-HAL33

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangatkuat menguasai kehidupan mereka.13Masyarakat tradisional menurut Rentelu, Pollis, dan Schaw, adalahmasyarakat yang statis. Tidak ada perubahan sama sekali. Tidak adadinamika yang timbul dalam kehidupannya. Statis di sini dapat diartikanselalu sama dari hari ke hari. Sekalipun anggota masyarakatnya semakinhari terus bertambah akibat reproduksi atau berkurang akibat kematian,semuanya tidak mengubah kehidupan mereka sehari-hari.Masyarakat tradisional juga dapat diartikan sebgai sekelompokorang yang hidup dengan tradisi-tradisi tertentu. Adat istiadat yang sudahada sebelumnya. Tidak terpengaruh oleh adanya perubahan zaman karenamereka merasa cukup dengan kehidupan dan penghidupan yang merekajalani, secepat apapun evolusi kebudayaan yang terjadi pada zamantersebut.Masyarakat tradisional merupakan masyarakat pedesaan ataumasyarakat desa. Dikatakan demikian karena umumnya mereka hidup didaerah pedesaan yang letak geografisnya berada jauh dari perkotaandengan segala hiruk-pikuk kehidupan kota dan modernisasi. Itulahsebabnya mereka masih berpegang teguh pada tradisi lama. Apabila adamasyarakat pedesaan yang sudah terpengaruh dengan perkembanganzaman sehingga mengalami perubahan dalam kehidupannya, ia tidakdapat dikatakan sebagai masyarakat trasional lagi. 14Untuk mengetahui ciri-ciri masyarakat terasing atau dengan istilahlain masyarakat tradisional dapat dilihat dari pengertian masyarakatterasing dan masyarakat tradisional yang telah diuraikan di atas. Daripengertian-pengertian tersebut, dapat kita simpulkan ciri masyaraktterasing atau masyarakat tradisional, yaitu sebagai berikut : Teguh padatradisi lama yang mereka jalankan dalam kehidupan. Tidak terpengaruholeh perubahan yang ada.Tidak ada dinamika dalam kehidupansosialnya.Masih memiliki hubungan langsung dengan alam sekitarnya.Kehidupan yang dijalankan, umumnya bersifat agraris. Memilikiketergantungan yang besar terhadap alam sekitar dalam kehidupannnya.Pola kehidupannya ditentukan oleh tingkat kemajuan teknis dalam halpenguasaan dan penggunaan alam bagi kehidupannya. Pola yarakat-tradisional-masyarakat.diakses pada 02 September 2013, 22:42 t-tradisional.htm,September 2013, 23:43 am.34JURNAL LISAN AL-HALhtml,02

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”yang ada juga ditentukan oleh struktur sosial berkaitan dengan letakgeografis serta struktur kepemilikan dan penggunaan tanah yang ada. 15Metode penelitian yang gunakan adalah melalui pendekatankualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatanlapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmi lainnya.Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah inginmenggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rincidan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalampenelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik denganteori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.16Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif inisebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong 17 :1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapandengan kenyataan ganda.2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara penelitidan responden.3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemenpengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. MenurutWhitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarianfakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarimasalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku sikap,pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena.18 Lokasi penelitian adalah lokasi di manapenelitian ini akan dilakukan. Pada penelitian ini, peneliti mengambillokasi Taman Nasional Bukit Dua Belas Kecamatan Air Hitam KabupatenSarolangun Provinsi Jambi.Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh darilapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakandata primer untuk mengetahui langsung karakteristik Suku Anak Dalamselain data primer Peneliti menggunakan data sekunder untukmemperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telahibidLexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,2004), hlm.13117 Ibid, hlm. 138.18 Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 161516JURNAL LISAN AL-HAL35

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan terhadap masyarakatSuku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi. Metode yangdigunakan untuk proses pengumpulan data adalah trianggulasi, yaitu : 19Wawancara, Observasi/Pengamatan dan Dokumentasi.B. Keberadaan Agama dan Budaya MasyarakatGeertz menjelaskan tentang definisi agama kedalam lima kalimat,yang masing-masing saling mempunyai keterkaitan. Definisi agamamenurut Geertz :Agama sebagai sebuah system budaya berawal dari sebuah kalimattunggal yang mendefinisikan agama sebagai: 1). Sebuah sistem simbolyang bertujuan 2). Membangun suasana hati dan motivasi yang kuat,mudah menyebar dan tidak mudah hilang dalam diri seseorang dengancara 3). Merumuskan tatanan konsepsi kehidupan yang umum 4).Melekatkan konsepsi tersebut pada pancaran yang factual 5). Yang padaakhirnya konsepsi tersebut akan terlihat sebagai suatu realitas yangunik.20Definisi di atas cukup menjelaskan secara runtut keseluruhanketerlibatan antara agama dan budaya. Pertama, sistem simbol adalahsegala sesuatu yang membawa dan menyampaikan ide kepada seseorang.Ide dan simbol tersebut bersifat publik, dalam arti bahwa meskipunmasuk dalam pikiran pribadi individu, namun dapat dipegang terlepasdari otak individu yang memikirkan simbol tersebut. Kedua, agama denganadanya simbol tadi bisa menyebabkan seseorang marasakan, melakukanatau termotivasi untuk tujuan-tujuan tertentu. Orang yang termotivasitersebut akan dibimbing oleh seperangkat nilai yang penting, baik danburuk maupun benar dan salah bagi dirinya. Ketiga, agama bisamembentuk konsep-konsep tentang tatanan seluruh eksistensi. Dalam halini agama terpusat pada makna final (ultimate meaning), suatu tujuanpasti bagi dunia. Keempat, konsepsi–konsepsi dan motivasi tersebutmembentuk pancaran faktual yang oleh Geertz diringkas menjadi dua,yaitu agama sebagai “etos” dan agama sebagai “pandangan hidup”. Kelima,pancaran faktual tersebut akan memunculkan ritual unik yang memilikiposisi istimewa dalam tatanan tersebut, yang oleh manusia dianggap lebihpenting dari apapun.21Lexy Moleong. J. Metodologi Penelitian Kualitatif . hlm. 135Daniels L. Pals, Seven Theories, Tujuh Teori Agama (terj. Inyiak Ridwan Munir danM. Syukri). (Yogyakarta : Irchisod). Hlm. 342.21 Ibid, Hlm. 343-346.192036JURNAL LISAN AL-HAL

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”Sedang Emile Durkheim mendifinisakan agama dengan suatu "sistemkepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan denganhal-hal yang kudus, kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yangbersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal." Dari definisi ini adadua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat disebut agama,yaitu "sifat kudus" dari agama dan "praktek-praktek ritual" dari agama.Agama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluksupranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas,karena ia akan menjadi bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebutterlepas. Di sini dapat kita lihat bahwa sesuatu itu disebut agama bukandilihat dari substansi isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan duaciri tadi. Kita juga akan melihat nanti bahwa menurut Durkheim agamaselalu memiliki hubungan dengan masyarakatnya, dan memiliki sifat yanghistoris.22Sementara Marx menafsirkan agama sebagai candu bagimasyarakat “Kesukaran agama- agama pada saat yang sama merupakanekspresi dari kesukaran yang sebenarnya dan protes melawan kesukarannyang sebnarnya. Agama adalah nafas lega makhluk tertindas, hatinyadunia yang tidak punya hati, spirit kondisi yang tanpa spirit. Agama adalahcandu masyarakat”.23Dalam kehidupan masyarakat Agama masuk ke relung-relungkehidupan sosial masyarakat, hidup dan berkembang serta eksissedemikian rupa sehingga muncullah Budaya yang bahkan keberadaanbudaya bisa mengalahkan ajaran Agama. Kalau kita perhatikan bahwabudaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimilikibersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dankarya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian takterpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderungmenganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusahaberkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya danmenyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itudipelajari.22 http://media.isnet.org/islam/gapai/Durkheim.html, diakses pada 08 September2013, 7:20 05/60/, diakses pada 08Septem 2013, 7:27 am.JURNAL LISAN AL-HAL37

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”Menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakatyang dijadikan milik manusia dengan belajar.24Sedangkan Kata kebudayaan, berasal dari terjemahan kata kultur.Kata kultur dalam bahasa Latin cultura berarti memelihara, mengolah danmengerjakan. Dalam kaitan ini, cakupan kebudayaan menjadi sangat luas,seluas hidup manusia. Hidup manusia akan mengolah, memelihara, danmengerjakan hal-hal yang menghasilkan tindakan budaya. Karena itu,konsep kebudayaan menjadi sangat beragam dan meloncat-loncat. Hal iniseperti pernyataan Kroeber dan Kluckhohn (Alisjahbana, 1986:207-208),definisi kebudayaan dapat digolongkan menjadi 7 hal, yaitu :1. Kebudayaan sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks,meliputi hokum, seni, moral, adat-istiadat, dan segala kecakapan lain,yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.2. Menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaansebagai warisan tradisi.3. Menekankan kebudayaan yang bersifat normative, yaitu kebudayaandianggap sebagai cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilaidan tingkah laku.4. Pendekatan kebudayaan dari aspek psikologis, kebudayaan sebagailangkah penyesuaian diri manusia kepada lingkungan sekitarnya.5. Kebudayaan dipandang sebagai struktur, yang membicarakan pola-poladan organisasi kebudayaan serta fungsinya. ]6. Kebudayaan sebagai hasil perbuatan dan kecerdasan. Kebudayaanadalah sesuatu yang membedakan hewan dengan manusia, misalkanmanusia pintar menggunakan symbol dalam komunikasi sedangkanhewan tidak.7. Definisi kebudayaan yang tidak lengkap dan kurang bersistem. 25Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segalasesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaanyang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat ituadalah Cultural-Determinism.Koentjaraningrat, Pokok-Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta : PenerbitanUniversitas, 1980), hlm. 17025 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: GadjahMadaUniversity press, 2006), cet. II, hlm. 4.2438JURNAL LISAN AL-HAL

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”Sedang perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yangdiciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupaperilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-polaperilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainlain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalammelangsungkan kehidupan bermasyarakat.26Beberapa pendapat yang ada tentang unsur kebudayaan universal,pendapat C. Kluckhohn yang sering dijadikan sebagai referensi. PendapatC. Klluckhohn tentang 7 unsur kebudayaan universal merupakan hasilintisari dari pendapat-pendapat lainnya yang selanjutnya disebut cultureuniversals, yaitu sebagai berikut : System kepercayaan (system religi),System pengetahuan, Peralatan dan perlengkapan manusia, Matapencaharian dan system ekonomi, System kemasyarakatan, Bahasa,Kesenian. Menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah ataususahnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsurkebudayaan yang ada pada nomor urut pertama dianggap sebagai unsurkebudayaan universal yang paling sulit berubah, sedangakan urutanterakhir merupakan unsur kebudayaan yang paling mudah berubah.27C. Perubahan Sosial, Budaya dan Konversi AgamaMenurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahanperubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalamsuatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsuryang termasuk ke dalam sistem sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap danpola perilakunya diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selainitu Kingsley davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahanyang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walautidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Diamengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputiunsur-unsur kebudayaan baik material maupun yang immaterial, yangditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan materialterhadap unsur-unsur immaterial.Secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalahperubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk VXRnbExjVktjZlE/edit?pli 1, Diaksespada 03 September 2013, 12 : 45.27 sal.htm, diakses pada 03September 2013, 13:10 am.JURNAL LISAN AL-HAL39

“Dakwah Pada Masyarakat Terasing”kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalammasyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, polapola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisanlapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, danlain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsurkebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukungkebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah p,sistemkemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian,serta ilmu pengetahuan.281. Factor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Kebudayaan.Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Yaitu :Komunikasi; Cara dan pola pikir masyarakat; Faktor internal lain sepertiperubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik ataurevolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. 292. Faktor-faktor Penghambat Perubahan Sosial dan BudayaAda pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan,misalnya : Kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakatlain; Perkembangan IPTEK yang lambat; Sifat masyarakat yang sangattradisional; Ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuatdalam masyarakat; Prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; Rasatakut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;Hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. 30Sedangkan menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, faktor yangmenyebabkan konversi agama meliputi; konflik jiwa, pengaruh hubungandengan tradisi agama, ajakan dan sugesti, faktor emosi, kemauan, cinta,pernikahan, hidayah dan kebenaran agama.Para ahli sosiologi menjelaskan bahwa faktor dari penyebabterjadinya konversi agama meliputi Pengaruh hubungan antara pribadibaik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun non agama (kesenian,ilmu pengetahuan, ataupun bidang keagamaan yang lain). Pengaruhkebiasaan yang rutin. Pengaruh anjuran atau propaganda dari orangorang yang dekat,Pengaruh pemimpin keagamaan. akalah-perubahan-sosialbudaya.html, Diakses pada 03 September 2013, 15:50 am.29http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan sosial budaya, Diakses pada 03September 2013, 21:45 am.30 Ibid 2840JURNAL LISAN AL-HAL

“Volume 8, No. 1, Juni 2014”perkumpulan yang berdasarkan hobi. Pengaruh kekuasaan pemimpin.Yang dimaksud disini adalah pengaruh kekuasaan pemimpin berdasarkankekuatan hukum. Misal, kepala Negara, raja. Pengaruh-pengaruh tersebutsecara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengaruh yangmendorong secara pesuasif (secara halus) dan pengaruh yang bersifatkoersif (memaksa).D. Metode penelitian yang digunakanDalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melaluipendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupaangka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmilainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalahingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secaramendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatankualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realitaempirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metodedeskriptif.31Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untukmeneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagaiinstrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebihmenekankan makna dari pada generalisasi.Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif inisebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong 32 :1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bilaberhadapandengan kenyataan ganda.2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara penelitidan responden.3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemenpengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. MenurutWhitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarianfakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari31 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,2004), hlm.13132 Ibid, hlm. 138.JURNAL LISAN AL-HAL41

“Dakwah Pada

Alamsyah Mandolani dalam bukuya Pola Komunikasi Orang Rimba Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi menyebutkan bahwa orang rimba . membedakan diri mereka dengan orang luar atau disebut dengan orang terang. Pola komunikasi yang terdapat pada orang rimba TNBD ini secara keseluruhan berbentuk Roda, yaitu tersentral pada satu orang, dapat dilihat .

Related Documents:

POLA DAKWAH TRANSFORMASIONAL PADA ORGANISASI FORUM PEMUDA CINTA DAKWAH SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Dalam Ilmu Manajemen Dakwah Oleh: NURHASANAH NIM. 151 633 0042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

Ahmad Furqon (1401026016), Strategi Dakwah Habiburrahman El Shirazy Pada Film “Dalam Mihrab Cinta”. Skripsi, Program Studi Televisi Dakwah, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018. Strategi dakwah merupakan salah satu faktor penunjang yang .

Islam, Dakwah Islam yang efektif adalah dakwah yang dapat memberikan tidak hanya sebatas keinginan masyarakat akan tetapi lebih dari itu yaitu menjadi 2 Muhiddin Asep, Dakwah dalam

Persepsi Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Pada Desa Bakti Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (di Bimbing oleh Dr. Rahmawati, M.Ag dan Hendra Safri, SE.,M.M) Kata Kunci: Persepsi, Masyarakat, Bank Syariah Penelitian ini membahas tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Bank

Dari analisis komparatif persepsi masyarakat Urban (Kelurahan Pelabuhan Baru) dan masyarakat Rural (Desa Kayu Mani) terhadap Perbankan Syariah dari segi persamaan di mana ke 2 masyarakat ada keinginan untuk menabung di Bank Syariah, dan perbedaan terletak pada pengetahuan masyarakat Urban dan masyarakat Rural terhadap Perbankan Syariah (B ank .

METODE DAKWAH DALAM MERUBAH MITOS BUDAYA MASYARAKAT LAMPUNG DI PEKON SERUNGKUK KECAMATAN BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Oleh SELAMAT PUTRA JAYA NPM : 1241010030

BAB II KAJIAN TEORI A. PENGERTIAN DAKWAH Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : -اعَد وعد –وعدَْيyang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil seruan, permohonan, dan permintaan.1 Dalam pengertian lain menyebutkan dakwah merupakann bahasa

Certifications: American Board of Radiology Academic Rank: Professor of Radiology Interests: Virtual Colonoscopy (CT Colonography), CT Enterography, Crohn’s, GI Radiology, (CT/MRI), Reduced Radiation Dose CT, Radiology Informatics Abdominal Imaging Kumaresan Sandrasegaran, M.B., Ch.B. (Division Chair) Medical School: Godfrey Huggins School of Medicine, University of Zimbabwe Residency: Leeds .