Skripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Terhadap .

1y ago
19 Views
2 Downloads
3.83 MB
96 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Camille Dion
Transcription

SKRIPSIFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBUATAN JAMBANTANPA SEPTIC TANKDI RT 03 RW 04 KELURAHAN POLEHANKECAMATAN BLIMBING KOTA MALANGOleh :HENDRIKUS UMBU KONDINIM.1307.13251.116PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADAMALANG2017i

LEMBAR PERSETUJUANSkripsi inidisetujuiuntukdipertahankan di hadapan Tim PengujiTugas SkripsiSkripsi Tinggi IlmuKesehatanWidyagamaHusada RHADAP PEMBUATAN JAMBAN TANPA SEPTIC TANK DI RT 03 RW 04KELURAHAN POLEHAN KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANGHENDRIKUS UMBU KONDINIM.1307.13251.116Malang, 22 Agustus 2017Menyetujui,Pembimbing IPembimbing II(ZhafiraSakinah,S.Si.,M.KKK)(AgusYohanan, SH., M.KL)ii

LEMBAR PENGESAHANSkripsi initelahdiperiksadandipertahankan di hadapanTim PengujiTugas Skripsi SekolahTinggi IlmuKesehatanWidyagamaHusada PadaTanggal 22 Agustus 2017FAKKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKATTERHADAP PEMBUATAN JAMBAN TANPA SEPTIC TANK DI RT 03 RW 04KELURAHAN POLEHAN KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANGHENDRIKUS UMBU KONDINIM.1307.13251.116Irfany Rupiwardani, SE.,MMRS()()()22 Agustus 2017Penguji IZhafiraSakinah,S.Si.,M.KKK22 Agustus 2017Penguji IIAgusYohanan, SH., M.KL22 Agustus 2017Penguji IIIMengetahuiKetuaSTIKES WidyagamaHusada(dr. Rudy Joegijantoro, MMRS)NIP.197110152001121006iii

ABSTRAKKondi, Hendrikus Umbu. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PerilakuMasyarakat terhadap Pembuatan Jamban tanpa Septic Tank di RT 03 RW 04Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing kota Malang. Skripsi. ProgramStudi S1 Kesehatan Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanLingkungan Widyagama Husada Malang. Pembimbing: (1) Zhafira Sakinah,S.Si., M.KKK(2) Agus Yohanan, SH., M.KLBerdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyarorang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka. Daridata tersebut sebesar 81% penduduk yang BABS terdapat 9 negara danIndonesia sebagai negara kedua terbanyak di temukan masyarakat buang airbesar di area terbuka. Rumusanmasalah apakah faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku masyarakat Kelurahan Polehan terhadap pembuatanjamban tanpa septic tank di Kecamatan Blimbing Kota Malang. Tujuan penelitianadalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakatKelurahan Polehan Rt 03 Rw 04 terhadap pembuatan jamban tanpa septic tankdi kecamatan Blimbing kota Malang.Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif analitik denganpendekatan cross sectional dan prosedur pengambilan sampel menggunakanrandom sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 19 responden.Teknikanalisa data menggunakan ujiregresi berganda secara univariat dan bivariat (ujisimultan F dan parsial T).Berdasarkan hasil analisa uji statistik, didapatkan bahwa ada pengaruh dantidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu, nilai F 100,563 dengan tingkat signifikan uji tabel F SPSS ɑ (2,90). Nilai parsial Tfaktor pengetahuan (5,329), tingkat pendidikan (2,443), perilaku (2,279) danpendapatan (1,177) dengan taraf signifikan uji tabel T SPSS ɑ (2,093).Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor internal yaitu pengetahuan, tingkatpendidikan serta perilaku berpengaruh secara signifikan terhadap pembuatanjamban tanpa septic tank. Faktor eksternal sepertipendapatan tidak berpengaruhterhadap pembuatan jamban tanpa septic tank di RT 03 RW 04 KelurahanPolehan Kecamatan Blimbing Kota Malang.Kepustakaan : 39 kepustakaan (2004 - 2015)Kata kunci: Pembuatan jamban, septic tank, buang air besarsembaranganiv

ABSTRACTKondi, Hendrikus Umbu. 2017. Factors Influencing Behavior of Society onMaking Latrine without Septic Tank at RT 03 RW 04 Polehan SubdistrictBlimbing of Malang City. Thesis.S1 Environmental Health Study Program ofWidyagama Husada School of Health Malang. Advisors: (1) ZhafirahSakinah, S.Si., M.KKK, (2) Agus Yohanan, SH., M.KLBased on WHO data in 2010, it was estimated that there were 1.1 billionpeople or 17% of the world's population still defecate in open areas. From theabove data, 81% of the open defecation population, there were 9 countries andIndonesia as the second country with the most open defecation population. Theresearch problem waswether anyfactors influence the behavior of the people ofPolehan Subdistrict to the creation of latrines without septic tanks in BlimbingSubdistrict of Malang City. The purpose of research was to find out the factorsinfluencing the behavior of Polehan village society inRt 03 Rw 04 against themanufacture of latrines without septic tanks in Blimbing Subdistrict of Malang city.This study used descriptive analytic study design with cross sectionalapproach and sampling procedure employed random sampling to get 19respondents. Data analysis technique used univariate and bivariate multipleregression test (simultaneous test of F and T partial).Based on the results of statistical tests of the study, it was obtained thatthere was influence and there was no influence between independent variableswith the dependent variable that was, the value of F 100,563 with a significantlevel test table F SPSS ɑ ( 2,90). Partial T values of knowledge factor (5,329),level of education (2,443), behavior (2,279) andincome (1,177) with significantTPS table T test ɑ (2,093). The conclusion in this research was internalfactorssuch as knowledge, education level and also behavior significantlyinfluence to latrine making without septic tank. The external factor,namely incomedid not influence the manufacture of latrines without septic tanks at RT 03 RW 04Polehan Subdistrict of Blimbing Malang.References : 39 references (2004-2015)Keywords : Making latrine, septic tank, defecate carelesslyv

KATA PENGANTARPujisyukurkami panjatkankepada Allah TYE atas segala puji dan karunia –Nya sehingga dapat terselesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor YangMempengaruhiPerilakuMasyarakat Terhadap Pembuatan JambanTanpaSepticTank di Rt 03 Rw 04 KelurahanPolehanKecamatanBlimbing Kota Malang”.Pada kesempatan ini saya sampaikan terimakasih dan penghargaan yangpenuh kepada Bapak AgusYohanan, S.H., M.KL dan IbuZhafira Sakinah, S.Si.,M.KKK selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saransehingga terwujudnya tugas Akhir/Skripsi ini.Terimakasihdan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat :1. Bapak Rudy Joegijantoro, MMRS Selaku Ketua STIKES WidyagamaHusada Malang.2. Ibu Tiwi Yuniastuti, S.Si., M.Kes selaku ketua Prodi S1 KesehatanLingkungan STIKES Widyagama Husada Malang3. Kedua orang tua yang selalu mendukung baik dalam do’a maupun secaramateri.4. Veronica Indriyati, ST selaku kepala sanitarian Puskesmas Kendalkerepdan jajaranya.5. udahmenemani saya selama kurang lebih 4 tahun dalam perkuliahan.6. Sahabat-sahabat saya Dicky Prima A Wiharta, Pratama S Wibowo,Wilhan Aro, Ilham M Pamungkas, Fransiska E Nolcemia, Lukman Feda ,Kris Mude, Fen Pedo dll.vi

Semoga tugas Skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupunpihak lain yang memanfaatkan.Malang,.2017(HendrikusUmbuKondi)vii

DAFTAR ISISAMPUL DALAM . iLEMBAR PERSETUJUAN . iiLEMBAR PENGESAHAN . iiiKATA PENGANTAR . ivDAFTAR ISI . vDAFTAR TABEL . ixDAFTAR SINGKATAN . xiDAFTAR LAMPIRAN . xiiBAB I PENDAHULUAN . 11.1 LatarBelakang . 11.2 RumusanMasalah . 51.3 TujuanPenulisan . 61.3.1 TujuanUmum . 61.3.2 TujuanKhusus . 61.4 ManfaatPenelitian. 71.4.1Bagi Masyarakat Kelurahan Polehan . 71.4.2 Bagi Puskesmas Kendalkerep . 71.4.3ManfaatBagiPenelitiSelanjutnya . 7BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 82.1 KesehatanLingkungan . 82.2 PengertiandanRuangLingkupKesehatanLingkungan . 82.3Pengertian BABS . 92.4 PengertianJambanSehat . 9viii

2.5 TujuanPenggunaanJambanSehat . 92.6 Jenis-jenisJambanSehat . 102.6.1 JambanCemplung . 102.6.2 JambanLeherAngsa . 102.6.3 JambanEmpang. 112.6.4 Jamban Kimia . 112.6.5 JambanSeptic Tank . 112.7 Syarat-SyaratJambanSehat . 122.8 Faktor-faktor Yang MempengaruhiPerilaku BABS . 132.8.1 Tingkat Pendidikan . 132.8.2 Pengetahuan . 142.8.3 Perilaku. 142.8.4 Usia . 152.8.5 JenisPekerjaan . . 152.8.6 SaranadanPrasarana . . 152.8.7 SosialEkomomi . 152.8.8 Sanitasi . . 162.8.9 Pendapatan . 162.9DefinisiSeptic Tank. 172.9.1ManfaatSeptic Tank . 17BAB III KERANGKA KONSEP . 193.1 KerangkaKonsep . 193.2 Hipotesis . . 19BAB IV METODE PENELITIAN . 214.1 DesainPenelitian . 214.2 PopulasiSampel . 21ix

4.2.1 PopulasiPenelitian . 214.2.2SampelPenelitian . 214.2.3TeknikPenentuanSampel (TeknikSampling) . 224.3 TempatdanWaktuPenelitian . 234.4 DefinisiOperasional . 244.5 InstrumenPenelitian. 254.6 ProsedurPengumpulan Data . 254.6.1Jenis Data. 264.6.2 Cara Pengumpulan Data . 264.7 TeknikPengolahan Data . 274.7.1Pengolah . 274.7.2Analisa Data . 284.8 EtikaPenelitian . 284.8.1 LembarPersetujuan atauInformed Consent. 284.8.2TanpaNama atauAnonimity. 284.9 JadwalPenelitian . 29BAB V HASIL PENELITIAN . 305.1 Profil Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang . 305.2 Hasil Penelitian . 325.2.1 Analisa Univariat . 325.2.2 Analisa Bivariat. 345.2.3 Uji Simultan (F). 355.2.4 Uji Parsial (T) . 35BAB VI PEMBAHASAN . 386.1Analisa Univariat . 386.1.1 Faktor Pengetahuan, Pendidikan, Perilaku dan PendapatanTerhadap Pembuatan Jamban Tanpa Septic Tank . 38x

6.2Analisa Bivariat (F) dan (T) Terhadap Pembuatan Jamban Tanpa SepticTank Di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang . 406.2.1 Faktor Pengetahuan Yang Mempengaruhi Pembuatan JambanTanpa Septic Tank . 406.2.2 Faktor Tingkat Pendidikan Yang Mempengaruhi Pembuatan JambanTanpa Septic Tank . 416.2.3 Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Pembuatan Jamban TanpaSeptic Tank . 426.2.4 Faktor Pendapatan Yang Mempengaruhi Pembuatan Jamban TanpaSeptic Tank . 43BAB VII PENUTUP . 457.1Kesimpulan . 457.2Saran . 467.2.1 Saran Bagi Masyarakat Kelurahan Polehan. 467.2.2Saran Bagi Puskesmas Kendalkerep . 467.2.3Saran Peneliti Selanjutnya . 46DAFTAR PUSTAKA . 47LAMPIRAN. 50viii

DAFTAR busi Frekuensi Responden BerdasarkanKarakteristik Pengetahuan5.2Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanKarakteristik Tingkat Pendidikan5.333Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanKarakteristik Perilaku5.43233Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanKarakteristik Pendapatan345.5Hasil Analisa Uji Simultan (F)355.6Hasil Analisa Pengetahuan Dengan Uji Parsial (T)365.7Hasil Analisa Pendidikan Dengan Uji Parsial (T)36ix

DAFTAR SINGKATANJudulSingkatanSTIKES: SekolahTinggiIlmuKesehatanPerMenKes RI: PeraturanMenteriKesehatan Republik IndonesiaSDGs: Syndrom Development GoalsNo: NomorDkk: Dan kawan-kawanTPU: Tempat Pelayanan Umum%: PersenISSDP: Indonesian Sanitation Sector DevelopmentCLTPS: Community Lead Total SanitationSTBM:Sanitasi Total BerbasisMasyarakatWHO:Word Head SanitationUNICEF: United Nations Children's FundCTPS: CuciTanganPakai SabunPAMM-RT: Pengelolaan Air Minumdan Makanan RumahTanggaPS-RT:Pengelolaan Sampah RumahTanggaPLC-RT: PengelolaanLimbah Cair RumahTanggaKepmenkes: KeputusanMenteriKesehatanDepkes: DepartemenKesehatanLKPJ: LaporanKeteranganPertanggungJawabanxProgram

SD: SekolahDasarSLTP: Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA: SekolahLanjutan Tingkat AtasBPS: BadanPusatStatistikxi

DAFTAR LAMPIRANNomorJudul LampiranHalamanInforment rSurat Balasan Puskesmas Kendalkerep Tahun 2016Surat Pengambilan Data Bangkesbangpol Tahun 2017Surat Pengambilan Data Dinas Kesehatan Malang Tahun 2017Surat Pengambilan Data Puskesmas KendalkerepOut Put SPSSDokumentasi GambarTabulasi DataSurat Kesediaan PembimbingLembar Pengesahan ProposalLembar Persetujuan ProposalLembar Konsultasi PembimbiingLembar Rekomendasi ProposalLembar Rekomendasi SkripsiKurikulum VitaeSurat Keaslian Tulisanxii

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat terpenting bagikehidupan, pembangunan kesehatan dalam menuju Indonesia sehat (20152025) adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidupbagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Beberapa faktor dapat mempengaruhi derajat tingkat kesehatan masyarakatdi antaranya tingkat seperti ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan,kesehatan dan budaya sosisal. Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi 4faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan, kesehatan dan keturunan.Faktor yang paling besar dari keempat faktor tersebut yaitu faktor lingkungandan perilaku dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Faktorsanitasi rumah yang kurang baik dapat menyebabkan munculnya beberapapenyakit yang berbasis lingkungan seperti keadaan rumah langit-langit yangkotor, dinding yang sulit dibersihkan, lantai dan kepemilikan jamban yang taklayak pakai Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkankesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajatkesehatan yang setinggi-tingginya (Permenkes RI, 2015).Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidupproduktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu faktor lingkungan yangsangat berpengaruh adalah penyediaan air bersih dan serta kebiasaanmasyarakat yang suka buang air besar disembarang tempat Kesehatandipengaruhi oleh banyak hal, baik yang bersifat internal (dari dalam diri1

2manusia) maupun yang bersifat eksternal (dari luar diri manusia). (UURI, 2009).Faktor yang mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok, besarnyapengaruh, yaitu lingkungan (environment), mencakup lingkungan fisik, sosial,budaya, ekonomi,Perilaku (behavior), Pelayanan kesehatan (health services),Keturunan (heredity). Diantara keempat faktor tersebut, faktor besar.Lingkunganmerupakan akses utama yang langsung berhubungan dengan manusia yaitusebagai contoh akses terhadap air bersih, jamban atau tempat buang airbesar, sampah, lantai rumah, polusi, sanitasi tempat umum, bahan beracunberbahaya, kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum) dan lain-lain yaituSustaiableDevelopment Goals (SDGs) salah satu yang menjamin kehidupanyang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia(Kementrian Kesehatan RI, 2015). Salah satu upaya untuk pembangunankesehatan yaitu dengan cara peningkatan upaya kesehatan melaluipencegahan dan pemberantasan penyakit menular (Permenkes No 82,2014). Pencegahan penyakit menular dilakukan dengan tujuan untukmemutus mata rantai penularan, perlindungan spesifik, pengendalian faktorresiko, perbaikan gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan ancamanpenyakit menular sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat(PerMenKes RI, 2014).Beberapa contoh faktor lingkungan yang telah disebutkan oleh Blum1974 sebelumnya yaitu pengelolaan air bersih, limbah air dan sanitasi dasar.Yang menjadi fokus utama dari beberapa contoh tersebut adalah akses

3sanitasi dasar karena merupakan akses kesehatan pertama yang langsungberhubungan dengan setiap rumah tangga. Oleh karena itu, DepartemenKesehatan Republik Indonesia dalam penyuluhan kesehatan masyarakat diJakarta pada tahun 2002 menjelaskan bahwa pembangunan jambankeluarga yang memenuhi syarat kesehatan merupakan upaya untukmencapai lingkungan yang sehat (Sapulete, 2010).Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di areaterbuka, dari data tersebut di atas sebesar 81% pendududuk yang BABSterdapat 9 negara dan Indonesia sebagai Negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka. India (58%), Indonesia(5%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Nepal(1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%).Joint Monitoring Program tahun 2014,sebuah riset gabungan antara UNICEF, 55 juta orang di Indonesiamelakukan buang air besar sembarangan, membuat Indonesia menempatiposisi kedua tertinggi di dunia dalam hal buang air besar sembarangan.Perilaku tersebut pada umumnya dilakukan di ladang, bantaran sungai,pantai, dan lokasi lainnnya sehingga kotoran itu mencemari lingkunganseperti air yang dapat membahayakan manusia secara langsung.STBM terdiri atas 5 pilar, yaitu Stop buang air besar sembarangan(Stop BABS), Cuci tangan pakai sabun (CTPS) Pengelolaan air minum danmakanan yang aman (PAMM-RT) Pengelolaan sampah rumah tangga (PSRT)Pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC-RT). Kelima pilar dalamprogram STBM tersebut, pilar pertama yaitu Stop buang air besarsembarangan adalah pilar utama yang sangat berpengaruh terhadapkesehatan masyarakat, karena masalah tersebut menyangkut masalahkesehatan lingkungan yang akan berdampak luas terhadap masyarakat

4disekitar. Selain itu, pilar pertama merupakan akses utama menuju sanitasitotal (Permenkes, 2014).Indonesia sendiri terdapat banyakpermasalahan mengenai aksessanitasi yang masih sangat perlu untuk ditindak lanjuti atau dihadapiselanjutnya.Penelitian Indonesian Sanitation Sector Development Program(SSDP) pada tahun 2006, yaitu sebanyak 47% masyarakat Indonesia masihberperilaku buang air besar di sungai, sawah, kolam, kebun dan tempatterbuka.Secara nasional masyarakat Indonesia yang memiliki jambankeluarga baru mencapai 55.4%.Terdapat sebagian 44.6% masyarakat yangbelum memiliki jamban tanpa Septic Tank yang berpengaruh buruk padaperilaku buang air besar di sembarang tempat (BABS) (ISSDP, 2006).Berdasarkan masalah sanitasi yang dihadapi oleh bangsa gimasyarakattersebut.Peran pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk berpartipasisecara aktif dalam program yang dicanangkan.Program pemerintah untukmengatasi permasalahan sanitasi disini bernama CLTS (Community LeadTotal Sanitation) yang diselenggarakan di 6 Kabupaten dan 6 Propinsi diIndonesia, diantaranya Muaro Jambi, Jambi, Muara Enim, Sumatera Selatan,Bogor, Jawa Barat, Lumajang, Jawa Timur, Sambas, Kalimantan Barat,Sumbawa dan Nusa Tenggara Barat. Program CLTS ini kemudian bergantinama menjadi STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor 852/Menkes/SK/IX/2008, kemudian diperkuat menjadi Peraturan Menteri Kesehatan, SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM) dikukuhkan sebagai strategi siTotalBerbasisMasyarakat merupakan sebuah pendekatan bertujuan untuk mengubahperilaku masyarakat dari segi higien dan sanitasinya melalui pemberdayaan

5sumber masyarakat dengan metode pemicuan dan penyuluhan. Untuk dapatmencapi tujuan tersebut, strategi penyelenggaraan STBM fokus padapenciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment), peningkatankebutuhan sanitasi (demand creation) serta peningkatan penyediaan aksessanitasi (supply improvement) (Permenkes No. 3, 2014)Jawa Timur menduduki peringkat kedua setelah provinsi JawaTengah yang memiliki angka BABS yang tinggi yaitu sebesar 824.675sedangkan Jawa Timur sebesar 342.559. Hal ini membuktikan masihrendahnya kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat.Pada tahun 2010 di Jawa Timur telah melakukan pemicuan pada 29Kabupaten dan 1 Kota yang meliputi 317 Kecamatan dan 2.521 desa(Depkes RI, 2014).Studi awal ditemukan data3.897 rumah yang memiliki jamban tanpaSeptic Tank di 4 kelurahan Bunul Rejo, Kesatrian, Polehan dan Jodipanwilayah Puskesmas Kendalkerep pada tahun 2016. Ditemukan 1103 rumahmemiliki jamban tanpa Septic Tank (Puskesmas Kendalkerep 2016).Makadari itu penulis tertarik untuk mengambil judul, “Faktor-Faktor yangMempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pembuatan Jamban TanpaSeptic Tank diRt o3 Rw 04 Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing KotaMalang”.1.2 Rumusan MasalahApakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat KelurahanPolehan terhadappembuatan jamban tanpa septic tank di KecamatanBlimbing Kota Malang ?

61.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan UmumMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakatKelurahan PolehanRt 03 Rw 04 terhadap pembuatan jamban tanpaseptic tank di Kecamatan Blimbing Kota Malang.1.3.2 Tujuan Khusus1. tKelurahan Polehan terhadap pembuatan jamban tanpa septic tankdi Kecamatan Blimbing Kota Malang.2. Mengidentifikasi faktor internal tingkat pendidikan masyarakatKelurahan Polehan terhadap pembuatan jamban tanpa septic tankdi Kecamatan Blimbing Kota Malang3. Mengidentifikasi faktor internal perilaku masyarakat KelurahanPolehan terhadap pembuatan jamban tanpa septic tank diKecamatan Blimbing Kota Malang4. tKelurahan Polehan terhadap pembuatan jamban tanpa septic tankdi Kecamatan Blimbing Kota Malang.5. Menganalisa faktor internal pengetahuan, tingkat pendidikan,perilaku dan eksternal pendapatanmasyarakat Kelurahan Polehanterhadap pembuatan jamban tanpa septic tank di KecamatanBlimbing Kota Malang.

71.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi Masyarakat Kelurahan anKecamatan Blimbing Kota Malang tentang jamban sehat denganmenggunakan septic tank di Kelurahan Polehan Kecamatan BlimbingKota Malang pada tahun 2017.1.4.2 Bagi Puskesmas KendalkerepSebagai bahan evaluasi pelaksanaan program penyuluhan diwilayah kerja Puskesmas Kendalkerep Kota Malang khususnyaKelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang pada tahun2017.1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti SelanjutnyaBagi penelitian selanjutnya untuk menelitidari faktor internal daneksternal yang berbeda terhadap perilaku masyarakat KelurahanPolehan Kecamatan Blimbing Kota Malang dalam pembuatan jambantanpa septic tank.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatanmasyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalamhubunganya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan danmempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggitingginya, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuanlingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan, kesehatandan keselamatan organism umat manusia (Ricky, 2008)Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapaikeseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalampengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat,nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai namikahubunganinteraktif antara kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahankomponen lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman/ berpotensimengganggu kesehatan masyarakat umum (PP RI, 2014).2.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan LingkunganMasalah Kesehatan Lingkungan adalah suatu masalah yang sangatkompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luarkesehatan sendiri.Masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di liat darisegi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit” ataukesehatan tersebut. Banyak Faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik8

9kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat dan lingkungan (Blum,1974).2.3 Pengertian BABSBuang Air Besar Sembarang (BABS) merupakan pilar utama yang sangatberpen

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBUATAN JAMBAN TANPA SEPTIC TANKDI RT 03 RW 04 KELURAHAN POLEHAN . bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Beberapa faktor dapat mempengaruhi derajat tingkat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat seperti ekonomi, pendidikan, keadaan .

Related Documents:

Skripsi yang berjudul ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat untuk Menabung (Studi Kasus pada Nasabah BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo)‖ menggunakan Penelitian Kuantitatif untuk menjawab Rumusan Masalah mengenai Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi minat dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat.

mempengaruhi pemilihan tersebut. Faktor yang mempengaruhi pilihan tersebut adalah faktor finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas. Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) menemukan terdapat 8 faktor yang mempengaruhi seseorang memilih karir sebagai akuntan publik tidak

Astuti, Anita.2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”.Jurnal Akuntansi Vol III No.2. Aulia, Ulva.2016.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiwsa Akuntansi Di Kota

pengurusan masa (min 4.02) dan diikuti oleh faktor kewangan (min 3.69), faktor persekitaran pembelajaran (min 3.03) dan akhir sekali faktor persekitaran pekerjaan (2.56). Ujian-T menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara faktor-faktor stres yang mempengaruhi stres berdasarkan jantina dan status perkahwinan.

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

Dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah, faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor ekonomi. Sementara berdasarkan hasil analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan

akan di riview yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. E. Pembahasan 1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Siklus Menstruasi berdasarkan hasil analisis Chi Square Analisis faktor – faktor yang mempengaru

Accounting Standard (IAS) terminology and requiring pre sentation in International Standard format. Approach – These qualifications were designed using Pearson’s Efficacy Framework. They were developed in line with World-Class Design principles giving students who successfully complete the qualifications the opportunity to acquire a good knowledge and understanding of the principles .