Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Siklus .

2y ago
82 Views
19 Downloads
480.07 KB
11 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Brady Himes
Transcription

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketidakteraturanSiklus menstruasi pada remajaLiteratur ReviewRanny Patria Yolandiani 1, Lili Fajria 2, Zifriyanthi Minanda Putri 3Fakultas Keperawatan Universtas AndalasEmail : peye2708@gmail.comABSTRACTAdolescent girls often find menstrual disorders. Most disorder of irregularity menstrual cycle (75%). Factorsaffect the menstrual cycle is hormonal, irregularity , stress level of control, weight the number of regular sports,and long sleep. This study aims to describe the factors that affect the menstrual cycle in adolescents. Researchmethod in the form of literature review by searching for articles in the database namely PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar with the range of 2015 - 2020. Articles are searched using keywords that have beendetermined by researchers and then extracted articles based on inclusion and exclusion criteria using PRISMAguidelines. So found eight articles to analyze. The research focused on teenagers aged 10 -19 years. The resultsof the literature review show the analysis of the factors affecting the irregularity of the menstrual cycle inadolescents. Based on the research found stress factors, nutritional status, sleep duration and physical activityinfluence the irregularity of the menstrual cycle in adolescents. Expected results of this research can addinformation about the factors affecting the irregularity of the menstrual cycle in adolescents.KeywordsReferences: adolescents, factors, menstruation, nutritional status,physical activity, sleep, stress: 68 (2010 - 2020)ABSTRAKRemaja putri sering mengalami gangguan menstruasi. Gangguan terbanyak berupa ketidakteraturan siklusmenstruasi (75%). Faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi adalah hormonal, stres, tingkatpengendalian berat badan, jumlah olah raga teratur, dan lama tidur. Penelitian ini bertujuan menggambarkanfaktor – faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi pada remaja. Metode penelitian berupaliterature review dengan cara mencari artikel di database yaitu PubMed, Science Direct, dan Google Scholardengan rentang tahun 2015 – 2020. Artikel dicari menggunakan kata kunci yang telah ditentukan oleh penelitikemudian artikel di ekstraksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan pedoman PRISMA.Sehingga ditemukan tujuh artikel untuk dianalisis. Penelitian di fokuskan pada remaja usia 10 – 19 tahun. Hasilliteratur review menunjukkan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi padaremaja. Berdasarkan penelitian ditemukan faktor stres, status gizi, durasi tidur dan aktivitas fisik mempengaruhiketidakteraturan siklus menstruasi pada remaja. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasimengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi pada remaja.Kata kunciDaftar Pustaka,: aktivitas fisik , faktor – faktor, menstruasi, ,remaja, status gizi , stres, tidur: 68 (2010 – 2020)

A. PendahuluanDi dunia diperkirakan jumlahkelompok remaja sebanyak 1,2 milyaryang setara dengan 18% dari jumlahpenduduk dunia atau 1 dari 6 orangpopulasi dunia(WHO, 2018). Sedangkandi Indonesia, estimasi jumlah kelompokusia 10-19 tahun sebanyak 45,3 juta atausekitar 17% dari jumlah seluruh pendudukIndonesia (Badan Pusat Statistik, 2017).Perubahan fisik remaja tidak hanyatumbuh dari segi ukuran (semakin tinggiatau semakin besar), tetapi juga mengalamiperkembangan secara fungsional, terutamaorgan-organ reproduksi . Masa remajamerupakan suatu periode pematanganorgan reproduksi manusia dan seringdisebut pubertas (Rohan, 2017). Padaremaja putri pubertas ditandai denganadanya menarche atau menstruasi pertamakali. (Fitriningtyas et al., 2017).Menstruasi adalah perdarahan darirahim yang berlangsung secara periodik. Haltersebut akibat dari deskuamasi endomatriumakibat hormon esterogen dan progesteron yangmengalami perubahan kadar pada akhir siklusovarium, biasanya dimulai pada hari ke- 14setelah ovulasi (Sukarni,2013).Pada umumnya menstruasi normalakan berlangsung setiap 21 - 32 hari selamalebih kurang 5 - 7 hari, siklus menstruasi padaumumnya berlangsung teratur sekitar 3-5tahun setelah menarche atau sekitar umur 17 –18 tahun. Siklus menstruasi sangat bervariasipada setiap orang atau individu. Perbedaansiklus menstruasi juga dapat dilihat padaberbedaan ras dan kebudayaan. Bahkan padaindividu yang sama (kembar idientik) siklusmenstruasipun bisa berbeda (Irianto, 2015).MenurutWorldHealthOrganization (WHO) 2014) rata-rata lebihdari 75% perempuan mengalami gangguanmenstruasi. Di swedia sekitar 72%, diAmerika serikat menunjukan bahwa yangmengalami gangguan menstruasi palingbanyak terjadi yaitu sebanyak 94,9%,terjadi pada remaja umur 12 sampai 17tahun (Omdivar 2012). Di korea laporanketidakteraturan siklus menstruasi padaremaja sebesar 19,4% (Lim et al., 2018).Penelitian yang dilakukan di Turkioleh Cakir, (2015) juga menunjukan,bahwa gangguan menstruasi denganprevalensi terbesar (89,5%), diikutiketidakteraturan siklus menstruasi (31,2%)dan panjangnya durasi menstruasi aigangguanmenstruasilainnya,mendapatkanprevalensi polimenorea sebesar 10,5%,oligomenorea sebesar 50%, amenoreaprimer sebesar 5,3%, dan amenoreasekunder sebesar 18,4%.Di Indonesia berdasarkan dataRiskesdas tahun 2010 memperlihatkanpersentase kejadian ketidakteraturan siklusmenstruasi pada usia 10-29 tahun sebesar15,2% (Riskesdas, 2010). Sedangkan dataRiskesdas2013memperlihatkanpersentase kejadian ketidakteraturan siklusmenstruasi pada usia 10 - 29 tahun sebesar16,4% (Riskesdas, 2013). Dari dataketidakteraturan siklus menstruasi daritahun 2010 ke tahun 2013 terjadi kenaikansebesar 1,2% dalam tiga tahun.Menurut (Rohan, 2017) dampakyang timbul dari ketidakteraturan siklusmenstruasi yang tidak ditangani segera dansecara benar adalah terdapatnya gangguankesuburan, tubuh terlalu kehilanganbanyak darah sehingga memicu terjadinyaanemia yang ditandai dengan mudah lelah,pucat, kurang konsentrasi, dan tanda –tanda anemia lainnya. Ketidakteraturansiklus menstruasijuga merupakanindikator penting untuk menunjukkanadanya gangguan sistem reproduksi yangnantinyadapatdikaitkandenganpeningkatan resiko berbagai penyakitdalam sistem reproduksi, diantaranyakanker rahim, dan infertilitas. Perubahansiklus menstruasi ini harus lebihdiperhatikan, karena dapat mempengaruhikualitas hidup remaja kedepannya.(Sharma, 2014).Faktor yang dapat mempengaruhiketidakteratura siklus menstruasi yaitukadar hormonal, sistem syaraf, perubahanvaskularisasi, faktor lain seperti nutrisi danpsikologi (Benson, 2009). MenurutKusmiran (2011) faktor – faktor yangmempengaruhi ketidakteraturan siklus

menstruasi adalah faktor hormon, enzim,vaskular,prostaglandin,psikologi,penyakit kronis, gizi buruk, aktivitas fisikdan konsumsi obat – obatan.Berdasarkan hasil penelitian (Limet al., 2018) remaja Korea yang diperiksasebesar19,4%melaporkanketidakteraturan siklus menstruasi. Tingkatpengendalian berat badan, jumlah olahragateratur, tingkat stres, dan lama tidurmerupakan faktor yang berpengaruhsignifikan terhadap ketidakteraturan siklusmenstruasi. Penelitian lain yang dilakukan(Yu et al., 2017) menyatakan resikoketidakteraturan siklus haid cenderungmeningkat, seiring dengan banyaknyagangguan kesehatan jiwa.Tingkat stres tinggi, suasana hatidepresi, dan konseling psikologis dikaitkandengan peningkatan risiko ketidakteraturansiklus menstruasi. Selanjutnya hasil daripenelitian (Islamy & Farida, 2019)menunjukkan bahwa status gizi dan tingkatstres merupakan faktor yang paling besarpengaruhnya dalam siklus menstruasi.Keduafaktortersebutdapatmenggambarkan ketidakteraturan siklusmenstruasi sebesar 40,2%.Upaya pencegahan sangat pentingdilakukan dengan memberikan pendidikankesehatan kepada semua remaja yangmengalamimenstruasi,dimanapencegahannya dengan cara turan siklus menstruasi agarterbentuk prilaku yang baik. Sehingga jikaremaja mengetahui tentang menstruasiseperti hal hal yang asi, maka remaja atau individutersebut akan melakukan suatu tindakanuntukmenghindarihaltersebut(Simanjuntak, 2014).Mengingat masa pubertas padaremaja perempuan akan mengalamimenstruasi. Apabila pada masa itu terjadiketidakteraturan siklus menstruasi makaakan berdampak pada kualitas hidupremaja. Untuk itu diperlukan rangkumanliterature review dengan memberikan fakta,yang valid dan komprehensif sertamengemas fakta tersebut dalam formatyang mudah dipahami oleh remaja.Berdasarkan latar belakang diatas ,peneliti tertarik untuk melakukan literaturereview mengenai Faktor – Faktor YangMempengaruhi Siklus Menstruasi PadaRemaja. Peneliti memilih LiteratureReview karena metode ini dapatmengidentifikasikan kesenjangan (identifygaps), menghindari membuat ulang(reinventing the wheel), lehoranglain,danmengidentifikasikan metode yang pernahdilakukan serta yang relevant terhadappenelitian.B. Metode PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalahliteratur review menggunakan tigadatabase Pubmed, Science Direct, danGoogle Schoolar dengan terbitan tahun2015-2020. Kata kunci yang diplih yaitu“menstrual cycle irregularity ANDfactors AND adolescents” atau “ faktordan ketidakteraturan siklus menstruasidan remaja“ Peneliti menggunkanaprisma flow diagram dalam prosespencarian data melalui 4 fase yaituidentifikasi, penyaringan, kelayakan, dantermasuk (Moher et al., 2014).,

C. Kriteria inklusi dan EksklusiJumlah sampel artikel ilmiah yang digunakantergantung dari hasil pemilihan berdasarkankriteria inklusi dan ekslusi yang telahditentukan dengan proses penentuan jumlahsampel. Kriteria inklusi dan eksklusi padapenelitian ini meliputi :1. Kriteria InklusiKriteria inklusi merupakan kriteria dimanakarakteristik umum subjek penelitian darisuatu populasi target yang terjangkau danakan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kriteriainklusi dalam penelitian ini meliputi :a. Jurnal penelitian dengan topik tentangfaktor – faktor yang mempengaruhiketidakteraturan siklus menstruasi padaremaja meliputi status gizi, aktivitasfisik, durasi tidur dan stres.b. Sampel dalam jurnal merupakan anakremaja usia 10 – 19 tahun.c. Jurnal dipublikasi dari databasePubMed, Science Direct, dan GoogleScholar.d. Hasil penelitian dipublikasikan antaratahun 2015 - 2020.e. Jurnal penelitian dalam BahasaIndonesiadanBahasaInggris,berbentuk full-text format pdf.f. Jurnalpenelitianyangsudahterakreditasi nasional atau internasionalg. Study Design and publication typeadalah cross sectionastudies.2. Kriteria EkslusiKriteria eksklusi merupakan kriteriadimana subjek penelitian tidak dapatmewakili sampel karena tidak memenuhisyaratsebagaisampelpenelitian(Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusidalam penelitian ini adalah :a. Jurnal hanya dalam bentuk abstrak.b. Jurnal penelitian dikeluarkan jika tidakmenggambarkan studi hasil (misalnya :makalah teoritis, penelitian etiologis,bukan artikel akademik atau letter ofeditor dan laporan kasus).c. Jika tidak menggambarkan hubunganantara faktor – faktor ketidakteraturansiklus menstruasi.,D. HasilStrategi pencarian literatur didasarkanpada pemilihan studi yang akan direviewsesuai dengan pedoman PRISMA. Penelitimenggunakan flowchart PRISMA untukmendeskripsikan proses pencarian data, yangmenggunakan empat tahapan untuk mereviewartikel, yaitu identifikasi, skrining, kelayakandan inklusi (Moher, 2014). Sedangkan padaproses menyeleksi studi peneliti menggunakanaplikasi Mendeley.Studi diidentifikasi melalui 3 databaseyaitu Google Scholar, PubMed danScienceDirect menggunakan kata kunci yangsudah ditentukan. Peneliti memasukkan katakunci secara kombinasi dalam bahasaIndonesia yaitu ketidakteraturan siklusmenstruasi DAN faktor DAN remajasedangkan dalam bahasa Inggris yaitumenstrual cycle irregularity AND factor ANDadolescents. Pada database Pubmed ditemukan40 studi ilmiah bahasa Inggris, databaseScience Direct ditemukan 2.242 studi ilmiahbahasa Inggris Sedangkan pada databaseGoogle Scholar ditemukan 501 studi danjumlah semua studi sebanyak 2.983 studi.Setelah dilakukan penelusuran padastudi, selanjutnya dilakukan pembatasanjumlah studi sesuai kriteria penelitian denganmengatur filter pada artikel full text pdf, tahunpublikasi selama 5 tahun terakhir dan studiyang dapat diakses dengan jumlah 192 studiyaitu database Pubmed sebanyak 20 studi,

ScienceDirect sebanyak 126 studi dan GoogleScholar sebanyak 46 studi. Sedangkan studiyang tidak sesuai dengan kriteria penelitianyaitu studi yang tidak full text pdf dibawahtahun 2015 dan tidak open acces berjumlah2.791 studi.Dari proses seleksi tersisa 192 studiyang kemudian diinput ke aplikasi Mendeleymenggunakan Web Importer. Kemudian studidiseleksi dengan menggunakan pedomanPrisma Flow Diagram dengan menggunakanaplikasi Mendeley, setelah itu dilakukanseleksi sesuai dengan melihat studi yangduplikat, ditemukan studi yang duplikatsebanyak 6 studi sehingga tinggal 186 studi,dari 186 studi lalu disaring dengan melihatdari judul, abstrak dan kelayakan di keluarkansebanyak 172 studi sehingga ditemukan 15studi, selanjutnya studi diekstraksi denganmelihat kriteria inklusi dan ekslusi sehingga 8studi dikeluarkan dan ditemukan 7 studi yangakan di riview yang telah sesuai dengankriteria inklusi dan eksklusi.E. Pembahasan1. Faktor – Faktor Yang MempengaruhiKetidakteraturan Siklus MenstruasiAnalisis faktor – faktor yangmempengaruhi siklus menstruasi padaremaja berdasarkan 7 hasil literatureriview yaitu yang pertama faktorpsikologi atau stres. Pada studi yangtelah ditelaah ditemukan empat daritujuh studi membahas stres sebagaifaktor ketidakteraturan siklus menstruasi.Dari artikel yang telah ditelaah padahasil penelitian Lim et al (2018)menyatakan bahwa di antara semuaremaja Korea yang diperiksa, 19,4%melaporkanketidakteraturansiklusmenstruasi. Ada hubungan stres denganketidakteraturan siklus menstruasi.Pada penelitian yang dilakukan Yu etal (2017) yang menyatakan bahwatingkat stres tinggi, suasana hati depresi,dan konseling psikologis dikaitkandenganpeningkatanrisikoketidakteraturan siklus menstruasi. Halini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Kurniasari et al ( 2018)mengatakan sebanyak 75,3% siswaperempuan menderita siklus haid tidakteratur, 65,2% mengalami stres ringan,dan siklus menstruasi tidak teratur,secara statistik diperoleh nilai p-valuesebesar 0,004 (p 0,05) sampai tingkatstress. Ada hubungan antara stressdenganketidakteraturansiklusmenstruasi. Didukung oleh penelitianyang dilakukan oleh Hidayatul et al(2020) yang menyatakan bahwa sebesar89,7% siswi dengan stres beratmengalamiketidakteraturansiklusmenstruasi sehingga didapatkan adanyahubunganantarastresdenganketidakteraturan siklus menstruasi.Faktor kedua yang mempengaruhiketidakteraturan siklus menstruasi adalahstatus gizi. Pada studi yang telah ditelaahditemukan tiga dari tujuh studimembahas status gizi sebagai faktorketidakteraturan siklus menstruasi. Padahasil literatur riview (Lim et al., 2018)menyatakan bahwa makanan cepat saji,status sosial ekonomi berpengaruhterhadap status gizi remaja perempuanyang berakibat pada ketidakteraturansiklus menstruasi. IMT atau BMI inimerupakan cara yang sederhana untukmemantau status gizi. Pada penelitianKrisna et al. (2019) menunjukkan bahwaberdasarkan hasil analisis Chi Squaredidapatkan nilai p 0,003 maka dapatdisimpulkan bahwa ada hubungan antaraIMT dengan siklus menstruasi. Tetapihal ini tidak sejalan pada literature riviewyang dilakukan oleh Drosdzol-cop et al(2016) yang menyatakan bahwa remajaperempuan yang memiliki resikogangguan makan berpengaruh kepadaketidakteraturan siklus menstruasi, tetapitidak ada hubungan yang berarti antaraIMT dengan ketidakteraturan siklusmenstruasi.Faktor ketiga yang mempengaruhiketidakteraturan siklus menstruasi adalahaktivitas fisik. Pada study yang telahditelaah ditemukan tiga dari tujuh studimembahas aktivitas fisik sebagai faktorketidakteraturan siklus menstruasi. Dapatdilihat pada hasil literature riviewHidayatul et al (2020) yang menyatakanbahwa sebagian besar aktifitas fisikdalam kategori aktifitas fisik kadangkadang yaitu 41 siswi (51,3 %) uji ChiSquare diperoleh hasil p sebesar 0,000yang lebih kecil dari α 0,05 artinya hoditolak dan ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan aktivitasfisik dengan ketidakteraturan siklusmenstruasi. Penelitian ini sejalan denganpenelitian Lim et al (2018) bahwaaktivitas fisik (olah raga) terdapathubungan dengan ketidakteraturan siklusmenstruasi.Dandidukungolehpenelitian Yu,et al (2017) yangmenyatakan bahwa adanya n siklus menstruasi.Faktor keempat yang mempengaruhiketidakteraturan siklus menstruasi adalahdurasi tidur. Pada study yang telahditelaah ditemukan dua dari tujuh studimembahas durasi tidur sebagai faktorketidakteraturansiklusmenstruasi.Sesuai penelitian Nam et al (2017) telahmembuktikan bahwa ada hubunganpenting antara waktu tidur danketidakteraturansiklusmenstruasi.Waktu tidur 5 jam sehari siklusmenstruasidibandingkan responden yang tidur 8jam sehari. Penelitian ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Lim et al(2018) di antara semua remaja Koreayang diperiksa, 19,4% melaporkanketidakteraturan siklus menstruasi yangdipengaruhi oleh lama waktu tidur. Ratarata durasi tidur remaja Korea menurunmenjadi 6 jam, yang tidak mencukupidan 2 jam kurang dari remaja di negaralain.2. Signifikasi Faktor – Faktor YangTerdapat Didalam Artikel TerhadapSiklus Mentstruasi Pada RemajaPada jurnal yang dilakukan literatureriview terdapat hubungan antara faktor –faktor yang ditemukan yaitu stres, statusgizi, durasi tidur dan aktivitas fisikdenganketidakteraturansiklusmenstruasi. Didapat kan nilai p- value 0.001 – 0,005 yang artinya dapatdisimpulkan adanya hubungan faktor menstruasi.Dengan interval kepercayaan 95%. Halini sesuai dengan teori menurut(Wagiran, 2015) yang menyatakan jikaangka atau hasil analisis komputer yang,didapat dari analisis statistik itu lebihbesar dari angka standar pada tarafsignifikasi 0,05 atau 0.01 makadikatakanlah bahwa ada hubungan yangpositif atau dikatakan ada korelasi yangsignifikan.Sesuai juga dengan teori padaKusmiran (2014) mengatakan penelitianmengenai faktor risiko dari variabilitassiklus menstruasi adalah status gizi,stres, aktivitas fisik dan durasi tidur.Faktor yang dapat mempengaruhiketidakteratura siklus menstruasi yaitukadarhormonal,sistemsyaraf,perubahan vaskularisasi, faktor lainseperti nutrisi dan psikologi (Benson,2009). Pada literature review ditemukanfaktor yang paling sering muncul yangmemepengaruhi siklus menstruasi yaitustres. Empat dari tujuh artikel membahasstres yang mengatakan adanya hubunganyang signifikan antara stres denganketidakteraturan siklis menstruasi.Menurut peneliti sesuai dengan faktadan teori bahwa ada hubngan pada lusmenstruasi.Menurut (Rohan, 2017) dampak yangtimbul dari ketidakteraturan siklusmenstruasi yang tidak ditangani segeradan secara benar adalah terdapatnyagangguan kesuburan, tubuh terlalukehilangan banyak darah sehinggamemicu terjadinya anemia yang ditandaidengan mudah lelah, pucat, kurangkonsentrasi, dan tanda – tanda anemialainnya. Menurut Sukarni (2013)Ketidakteraturan siklus menstruasi jugamerupakan indikator penting untukmenunjukkan adanya gangguan sistemreproduksi yang nantinya dapat dikaitkandengan peningkatan resiko berbagaipenyakit dalam sistem reproduksi,diantaranyakankerrahim,daninfertilitas. Perubahan siklus menstruasiini harus lebih diperhatikan, karena dapatmempengaruhi kualitas hidup reamajakedepannya. (Sharma, 2014).Pada hasil literature review ditemukanbahwa tidak terdapatnya hubungan

nstruasi(Krisna et al., 2019). Hal ini terjadi bisadilihat dari jumlah sampel yang lebihdari artikel yang lain. Hal ini sejalandengan teori s

akan di riview yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. E. Pembahasan 1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Siklus Menstruasi berdasarkan hasil analisis Chi Square Analisis faktor – faktor yang mempengaru

Related Documents:

Skripsi yang berjudul ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat untuk Menabung (Studi Kasus pada Nasabah BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo)‖ menggunakan Penelitian Kuantitatif untuk menjawab Rumusan Masalah mengenai Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi minat dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat.

mempengaruhi pemilihan tersebut. Faktor yang mempengaruhi pilihan tersebut adalah faktor finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas. Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) menemukan terdapat 8 faktor yang mempengaruhi seseorang memilih karir sebagai akuntan publik tidak

Astuti, Anita.2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”.Jurnal Akuntansi Vol III No.2. Aulia, Ulva.2016.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiwsa Akuntansi Di Kota

pengurusan masa (min 4.02) dan diikuti oleh faktor kewangan (min 3.69), faktor persekitaran pembelajaran (min 3.03) dan akhir sekali faktor persekitaran pekerjaan (2.56). Ujian-T menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara faktor-faktor stres yang mempengaruhi stres berdasarkan jantina dan status perkahwinan.

Dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah, faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor ekonomi. Sementara berdasarkan hasil analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBUATAN JAMBAN TANPA SEPTIC TANKDI RT 03 RW 04 KELURAHAN POLEHAN . bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Beberapa faktor dapat mempengaruhi derajat tingkat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat seperti ekonomi, pendidikan, keadaan .

2007) menemukan ada lima faktor yang mempengaruhi peran ayah dalam pengasuhan, yakni: faktor ibu, faktor ayah sendiri, faktor anak, faktor coparental dan faktor kontekstual. Semua faktor saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian Simons, dkk ditemukan bahwa sikap, harapan dan dukungan ibu

quick and effective way of deciding whether students are ready to enjoy the next level of Penguin Readers. There are six levels of test, corresponding to levels 1–6 of the Penguin Readers.There are two tests at each level, the B Test providing a follow-up for re-testing in the event of the majority of the class not obtaining the requisite score. Each test is in multiple-choice format and so .