KATA PENGANTAR - Banten

1y ago
4 Views
1 Downloads
732.88 KB
43 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Adele Mcdaniel
Transcription

KATA PENGANTARBela negara adalah sebuah konsep tentang patriotisme seseorang, suatukelompok, atau seluruh komponen dari suatu negara. Secara fisik dapat diartikansebagai usaha pertahanan dari segala bentuk AGHT (Ancaman, Gangguan,Hambatan, dan Tantangan) terhadap eksistensi negara tersebut. Secara nonfisik, bela negara dapat diartikan sebagai peran aktif dalam memajukan bangsadan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial, dan lain sebagainya. Dengandemikian bela negara menjadi wajib untuk setiap profesi apapun.Buku elektronik atau lebih dikenal dengan istilah e-book, yang merupakantransformasi bentuk dari buku pada umumnya namun tidak mengubah sifat danfungsinya. Dewasa ini e-book semakin diminati antara lain karena lebih mudahdibawa, tidak mudah dirusak, dan mudah didistribusikan. Terlebih ditengahpandemi covid-19 sekarang ini, kita dianjurkan untuk melakukan social distancingdalam rangka memutus penyebaran virus corona, sebisa mungkin stay at homedan menjauh dari keramaian.Mudah-mudahan e-book Bela Negara ini menjadi referensi tambahan bagiASN Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten dan masyarakatBanten khususnya, serta seluruh komponen bangsa Indonesia pada umumnya.Kepala Badan KesbangpolProvinsi Banten,i

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR . iDAFTAR ISI . iiI. BELA NEGARAa. Sejarah Bela Negara . 1b. Definisi Bela Negara . 3c. Bela Negara Sebagai Kesadaran Menghadapi Segala AGHT 5d. Nilai-Nilai dasar Bela Negara . 71. Cinta Tanah Air . 72. Sadar Berbangsa dan Bernegara . 83. Setia Kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara . 94. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara . 105. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara . 116. Semangan untuk Mewujudkan Negara yang Berdaulat,Adil dan Makmur . 12II. KONSEP DAN PRINSIP KEPEMIMPINAN BELA NEGARAa. Konsep Kepemimpinan Bela Negara . 18b. Prinsip Kepemimpinan Bela Negara . 22III. AKTUALISASI KEPEMIMPINAN BELA NEGARAa. Mempengaruhi dan Mengarahkan Kecintaan Warga Negarakepada NKRI . 26b. Kesediaan Membantu Kesulitan Masyarakat dan Kelompok . 29c. Menjadi Teladan Warga Negara dalam Menjaga NKRI . 31ii

IV. MEMBANGUN SEMANGAT BELA NEGARA BERBASISKESEJAHTERAAN . 33DAFTAR PUSTAKAiii

DAFTAR TABELHalamanTabel 1.1 Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dan Indikatornya . 13iv

I.BELA NEGARAa. SEJARAH BELA NEGARASejarah Bela negara dimulai di Kota Bukittinggi yang semulamerupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian setelahkedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untukmelawan Kaum Padri. Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng disalah satu bukit yang dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligusmenjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayahjajahannya. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selaluditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembangmenjadi sebuah stadsgemeente (kota) dan berfungsi sebagai ibu kotaAfdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusatpengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkansampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukankomandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor JenderalHirano Toyoji. Pada masa itu, kota ini berganti nama dari StadsgemeenteFort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluasdengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku,Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Setelahkemerdekaan Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur ProvinsiSumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947, Bukittinggi ditetapkan sebagaiIbu Kota Provinsi Sumatera dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad1

Hasan. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, KotaBukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk sebagai Ibu KotaNegara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenaldengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentukpada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh SyafruddinPrawiranegara.Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara,berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember2006. Untuk mengenang sejarah perjuangan Pemerintahan DaruratRepublik Indonesia (PDRI), pemerintah Republik Indonesia membangunMonumen Nasional Bela Negara di salah satu kawasan yang pernahmenjadi basis PDRI dengan area seluas 40 hektare, tepatnya di JorongSungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, KabupatenLima Puluh Kota, Sumatera Barat. Dalam rangkaian kegiatan memperingatiHari Bela negara Ke 65, pada tanggal 21 Desember 2013 MenteriPertahanan saat itu (Purnomo Yusgiantoro) didampingi oleh KabadiklatKemhan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Plt Dirjen Pothan Timbul Siahaanserta Muspida Provinsi Sumatera Barat meninjau pembangunan MonumenNasional Bela nya “pembangunan monumen ini merupakan bentuk penghargaanpemerintah kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat atas perannyapada masa perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu untuk kelangsungan2

Negara Kesatuan Rapublik Indonesia. Monumen ini sebagai penghargaandan pengingat serta pelajaran bagi generasi muda Indonesia untukdijadikan contoh dalam memahami arti dari bela negara dan arti cinta tanahair”b. DEFINISI BELA NEGARABela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiapwarga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.Artinya secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsaIndonesia sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela Negaraterkait etar dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujidnya cita-citabangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupanbangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasca Proklamasikemerdekaan tahun 1945, bangsa Indonesia telah melaksanakan upayabela negara dengan gigih untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman yandating dari dalam negeri atau luar negeri. Berkat tumbuhnya karakterbangsa yang ulet dan tangguh berdasarkan nilai-nilai dasar yang ada dalamkonsepsi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan konsepsikebangsaan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia berhasilmempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka dan3

berdaulat. Bangsa Indonesia berjuang tanpa tanpa henti sejak melawankolonial Belanda dan pasukan sekutu, serta mengatasi berbagai konflikdalam negeri yang datang silih berganti dengan banyak korban jiwa.Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa “Upaya Bela Negara”adalah “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannyakepada Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalinkelangsungan hidup bangsa dan negara”. Upaya bela negara, selainsebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiapwarga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggungjawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.Oleh karena itu, secara definisi Bela Negara sendiri sebenarnyamerupakan :1. Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalammenjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara;2. Kewajiban dasar manusia; dan3. Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan denganpenuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalampengabdian kepada negara dan bangsa, yang ketika diwujudkandalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dankehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya Bela Negara”.4

c. BELA NEGARA SEBAGAI KESADARAN MENGHADAPISEGALA AGHTAmanat tertulis Presiden RI Pada Peringatan Hari Bela Negara 2015,19 Desember 2015 menegaskan bahwa Republik Indonesia bisa berdiritegak sebagai negara dari seluruh kekuatan rakyat, mulai dari prajurit TNI,petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri, dan elemen rakyat yang lain.Sejarah juga menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negaratidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata. Dalam amanat tersebutdijelaskan beragam ancaman yang sedang dan akan dihadapi oleh majemukan,gelombang perdagangan bebas dan tekanan integrase ekonomi regional,hingga penguasaan akses sumber daya maritime, energi dan pangan, sertatantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan.Inpres No. 7 Tahun 2018, selaras dengan Amanat Tertulis PresidenRI Pada Peringatan Hari Bela Negara tersebut, menunjukkan bahwa belanegara menyangkut segala sector kehidupan dengan rencana aksi terkaitsector pertahanan keamanan hingga social budaya. Adapun tujuan daripenerbitan Inpres No. 7 Tahun 2018 adalah dalam rangka menyelaraskandan memantapkan Upaya Bela Negara menjadi lebih sistematis, terstruktur,terstandarisasi, dan masif.Penerbitan Inpress No. 7 Tahun 2018, dengan demikian merupakanpenegasan pentingnya bela negara untuk menghadapi segenap ancamanhingga tantangan mulai dari ranah pertahanan keamanan, mengelola5

kemajemukan, hingga tantangan kemiskinan, keterbelakangan danketimpangan dalam menegakkan amanat kedaulatan negara bangsa.Selain itu, kehadiran Impres No. 7 Tahun 2018 juga merupakan penegasankebijkan bahwa bela negara bisa dilakukan melalui mengabdian profesi diberbagai bidang kehidupan masing-masing. Sebagaimana telah dibahassebelumnya, hal ini sangat selaras dengan amanat Pasal 68 UU No. 39Tahun 1999 tentang Hak Asisi Manusia agar segenap warga negaradengan beragam kelebihan dan kekurangannya tetap dapat ikut sertadalam upaya pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Dalam hal ini, Nampak bahwa Inpres No. 7 Tahun2018 menggenapi pemaknaan upaya bela negara dalam kaitannya dengankedaulatan bangsa dan negara yaitu hak untuk menentukan nasib nusa,bangsa, dan negaranya sendiri. Kedaulatan bangsa dan negara tidak bolehhanya dimaknai dalam bidang pertahanan keamanan, wilayah, dan politik,namun juga di segenap bidang kehidupan nasional, mencakup hubunganinternasional, kependudukan, sumber daya dan lingkungan, ideologi,hokum, ekonimi, social budaya, hingga IPTEK. Secara hakiki, dengandemikian Bela Negara merupakan manifestasi dari kesadaran segenapBangsa dan Warga Negara Indonesia melalui jiwanya, kewajibannya, dankehormatannya untuk mengdapi segala macam Ancaman, Gangguan,Hambatan dan Tantangan (AGHT) yang ketika diwujudkan dalam bentuksikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dan kehormatan tersebut6

menjelma menjadi “Upaya Bela Negara” atau yang oleh Inpres No. 7 Tahun2018 dipertegas debagai “Aksi Nasional Bela Negara”.d. NILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA1. Cinta Tanah AirCinta merupakan perasaan (rasa) yang tumbuh dari hati yang palingdalam tiap warga negara terhadap Tanah Air yakni Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.Untuk menumbuhkan nilai-nilai rasa cinta Tanah Air perlu memahamiIndonesia secara utuh meliputi : Pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia Potensi sumber daya alam Potensi sumber daya manusia, serta Posisi geografi yang sangat strategis dan terkenal dengankeindahan alamnya sebagai zamrud khatulistiwa yang merupakananugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa ya,akanmenumbuhkan nilai-nilai dasar bela negara sebagai rasa bangga sebagaibangsa pejuang, rasa memiliki sebagai generasi penerus, dan rasabertanggung jawab sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YangMaha Esa. Dengan tumbuhnya rasa cinta Tanah Air pada tiap warga negaraIndonesia akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai modal dasarkekuatan bangsa dan negara yang siap berkorban untuk menjaga,7

melindungi dan membangun bangsa dan negara menuju terwujudnya citacita nasional.2. Sadar Berbangsa dan BernegaraRasa cinta Tanah Air yang tinggi dari tiap warga negara, perluditopang dengan sikap kesadaran berbangsa yang selalu menciptakannilai-nilai kerukunan, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dilingkungan masing-masing serta sikap kesadaran bernegara yangmenjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD NRITahun 1945. Untuk menumbuhkan sikap kesadaran berbangsa danbernegara yang merdeka dan berdaulat di antara negara-negara lainnya didunia, perlu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam konsepsikebangsaan yang meliputi : Wawasan Nusantara Ketahanan Nasional Kewaspadaan Nasional Dan Politik Luar Negeri Bebas Aktif.Dengan memahami konsepsi kebangsaan yang dianut oleh bangsaIndonesia, diharapkan akan melahirkan sikap bela negara yang menjunjungtinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan banga berbasis pada sikapnasionalisme dan patriotisme untuk memperkokoh ketahanan nasionalyang berwawasan Nusantara. Ketahanan nasional yang kuat, kokoh dan8

handal merupakan potensi bangsa dan negara yang dahsyat dalammengantisipasi dan mengatasi berbagai bentuk AGTH, baik yang datangdari dalam negeri maupun dari luar negeri sebagai wujud dari kewaspadaannasional. Dengan sikap sadar bela negara akan memperkokoh persatuandan kesatuan bangsa sebagai kekuatan utama bangsa Indonesia dalammenjamin keutuhan NKRI sepanjang zaman.3. Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi NegaraPancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, telah terbukti ampuhdalam menjamin kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesiayang diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.Pasca Proklamasi kemerdekaan Indonesia, telah terjadi berulang kaliperistiwa sejarah yang mengancam keberadaan NKRI, namun berbagaibentuk ancaman tersebut dapat diatasi, berkat kesetiaan rakyat Indonesiaterhadap ideology Pancasila.Untuk membangun kesetiaan iap warga negara terhadap ideologiPancasila perlu memahami berbagai faktor yang turut mempengaruhiberkembangnya pengalaman nilai-nilai Pancasila tersebut sebagai bagiandari nilai-nilai dasar bela negara yang meliputi : Penegakkan disiplin Pengembangan etika politik, dan Sistem demokrasi, serta Menumbuhkan taat hukum.9

Kesetiaan tiap warga negara kepada Pancasila sebagai ideologinegara dan sekaligus sebagai dasar negara, perlu diterjemahkan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, merupakan Indonesiaberdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan NegaraPerjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan danmempertahankannya hingga saa ini, adalah berkat tekad para pejuangbangsa yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Sikap relaberkorban telah menjadi bukti sejarah, bahwa kemerdekaan Indonesiadiperoleh dengan perjuangan yang tulus tanpa pamrih dari seluruhkekuatan rakyat melawan colonial belanda dan kelompok yang anti kepadaNKRI. Dengan semangat pantang menyerah, para pejuang bangsa maju kemedan perang, baik perang fisik militer maupun perang diplomasi untukmencapai kemenangan.Untuk membangunsikap rela berkorban untuk bangsa dan negaratiap warga negara perlu memahami beberapa aspek yang meliputi : Konsepsi jiwa; Semangat dan nilai juang 45 (JSN 45); Tanggung jawab etik; Moral dan konstitusi; serta10

gan pribadi atau golongan.Dengan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara, akan dapatmembangun kekuatan bangsa untuk membangun ketahanan nasional yangkuat, kokoh dan handal dan menyukseskan pembangunan nasionalberpijak pada potensi bangsa negara secara mandiri.5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela NegaraKemampuan awal bela negara dari tiap warga negara, diartikansebagai potensi dan kesiapan untuk melakukan aksi bela negara sesuaidengan profesi dan kemampuannya di lingkungan masing-masing atau dilingkungan publik yang memerlukan peran serta upaya bela negara. Padadasarnya tiap warga negara mempunyai kemampuan awal bela negaraberdasarkan nilai-nilai dasar bela negara dari aspek kemampuan diri nsebagainyadalammengantisipasi dan mengatasi berbagai bentuk AGHT melalui berbagaitindakan dalam bentuk sederhana hingga yang besar. Sesungguhnya tiapwarga negara telah melakukan tindakan bela negara dalam berbagai aspekyakni : aspek demografi, geografi, sumber daya alam dan lingkungan,ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan aspek pertahanankeamanan.Sehubungan dengan perkembangan IPTEK dan globalisasi yangsangat dinamis, telah menimbulkan dampak berbagai bentuk AGHT yang11

semakin kompleks dan canggih yang perlu dukungan sikap tiap warganegara untuk berperan bersama dalam mengantisipasi dan mengatasinyasebagai wujud dari bela negara. Agar aksi bela negara dapat berhasiloptimal perlu pemahaman bersama tentang berbagai bentuk AGHT,sehingga aksi bela negara menjadi gerakan nasional yang lebih efektif.Untuk memahami bentuk-bentuk AGHT di lingkungan masing-masing perlumelakukan analisis sederhana, dengan memerhatikan potensi yang adatermasuk kearifan lokal, dan ancaman faktual atau potensial, sehingga aksibela negara sebagai solusi tiap masalah dapat berkembang dengan sudutpandang yang sama. Aksi bela negara dengan pemahaman yang samadalam mengantisipasi dan mengatasi setiap bentuk AGHT akan menjadigerakan nasional bela negara yang sangat potensial dan berdaya anpembangunan nasional.6. Semangat untuk Mewujudkan Negara yang Berdaulat,Adil dan Makmur.Semangat untuk mewujudkan cita-cita bangsa, merupakan sikapdan tekad kebangsaan yang dilandasi oleh tekad persatuan dan kesatuanuntuk mewujudkan cita-cita bersama. Sikap dan tekad bersama merupakankekuatan untuk mencapat cita-cita bangsa sebagaimana tertuang dalamPembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni : melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban12

dunia. Pada dasarnya bangsa Indonesia berjuang untuk merdeka,berdaulat dan berkeadilan, memberantas kemiskinan dan kebodohan sertamendambakan perdamaian dunia yang damai.Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam semangat kebangsaanmerupakan energi potensial yang tinggi dari bangsa Indonesia dan akanberdaya guna secara efektif jika digunakan dengan semangat kebangsaandalam persatuan dan kesatuan tanpa membedakan suku, ras, agama dankelompok. Dengan semangat yang tinggi berlandaskan sikap dan tekadyang membara akan mampu mendayagunakan seluruh potensi semberdaya nasional dan kearifan lokal dengan memperhatikan secara sungguhsunguh berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang timbul sesuaidengan perkembangan zaman. Kearifan lokal merupakan rujukan nilai-nilaiperadaban bangsa Indonesia yang dapat digunakan untuk menyukseskanpembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur.Tabel 1.1Nilai-nilai Dasar Bela Negara dan IndikatornyaNoNilai Dasar Bela NegaraTercermin dalam sikap dan perilakuantara lain :11.2Cinta Tanah Air1. Mencintai,3menjagadanmelestarikan Lingkungan Hidup2. Menghargaidanmenggunakankarya anak bangsa3. Menggunakan produk dalam negeri13

4. Menjaga dan memahami seluruhruang wilayah NKRI5. Menjaga nama baik bangsa dannegara6. Mengenal wilayah tanah air tanparasa fanatisme kedaerahan.2.KesadaranBerbangsa 1. Disiplin dan bertanggung jawabdan Bernegaraterhadap tugas yang dibebankan2. Menghargaidanmenghormatikeanekaragaman suku, agama, rasdan antar golongan3. Mendahulukan kepentingan umumdiataskepentinganpribadidanbangsadangolongan4. Banggaterhadapnegara sendiri5. Rukun dan berjiwa gotong royongdalam masyarakat6. Menjalankan hak dan kewajibansesuai peraturan perundangan yangberlaku3.Setia kepada Pancasila1. Menjalankan kewajiban agama dankepercayaan secara baik dan benar2. Memahami dan mengamalkan nilainilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari.3. Meyakini Pancasila sebagai dasarnegara serta menjadikan Pancasilasebagai pemersatu bangsa dannegara14

4. Menerapkanprinsip-prinsipdannilai-nilai musyawarah mufakat5. Menghormatisertamenjunjungtinggi Hak Asasi Manusia6. Salingmembantudantolong-menolong antar sesama sesuai nilainilaiLuhurPancasilauntukmencapai kesejahteraan4.Rela Berkorban untuk 1. RelaBangsa dan Negaramenolongsesamewarganegara masyarakat yang mengalamikesulitantanpamelihatlatarbelakang sosio-kulturalnya.2. Mendahulukan kepentingan Bangsadan Negara dari pada kepentinganprobadi dan golongan3. anmasyarakat, kemajuan bangsa dannegara4. Membela bangsa dan negara sesuaidengan profesi dan kemampuanmasing-masing5. Berpartisipasi aktif dan peduli dalampembangunan masyarakat bangsadan negara15

6. Rela berkorban untuk kepentinganbangsa dan negara tanpa pamrih5.MemilikiKemampuan 1. Memiliki kemampuan, integritas danAwal Bela Negarakepercayaan diri yang tinggi dalammembela bangsa dan negara2. k-bentukancamanlingkungandimasing-masingsehingga selalu siap tanggap danlapor dini setiap ada kegiatan uketertibanlingkungannyamasing-masing.3. Senantiasa menjaga kesehatannyasehingga memiliki kesehatan fisikdan mental yang baik.4. Memiliki kecerdasan emosional danspiritualtinggi.16sertaintelegensiyang

5. apisetiap ancaman.6. Memilikikemampuandalammemberdayakan kekayaan sumberdaya alam dan keragaman hayati.6.Semangat Mewujudkan 1. TidakberputusasaketikaNegara yang Berdaulat,menghadapi persoalan kehidupanAdil dan Makmurbermasyarakat,berbangsadanbernegara.2. Bekerja keras untuk kesejahteraandiri dan masyarakat.3. MemperjuangkanKedaulatanRakyat, Keadilan dan Hak AsasiManusia.4. Mempraktekkan clean and GoodGovernance dalam bermasyarakatberbangsa dan bernegara.5. Menerapkan Jiwa, semangat danNilai kejuangan 1945.6. Memanfaatkan kearifan lokal untukkesejahteraan Rakyat.17

II.KONSEP DAN PRINSIP KEPEMIMPINAN BELA NEGARAa. Konsep Kepemimpinan Bela NegaraKepemimpinan bela negara adalah kepemimpinan yang dilandasiketeladanan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara, yakni cintatanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban, danmeyakini Pancasila sebagai ideology negara. Nilai-nilai tersebut telahditandai sebagai atribut warga negara yang baik (good citizenship),sekaligus sebagai karakter yang akan menentukan kualitas kepemimpinan.Keteladanan menjadi karakter pembentuk kualitas kepemimpinanbeala negara. Meski turut dibentuk oleh atribut yang lain, karakter telahditandai sebagai jiwa kepemimpinan yang penting. Setelah menyelidikifaktor-faktor kunci yang menentukan kepemimpinan Presiden Amerikayang dinilai hebat pada zamannya, Newell (tanpa tahun : 318) menyebutkarakter sebagai salah satu faktor yang membentuk jiwa kepemimpinan,“character trumps brains – or at least formal education”. Sebagai salah satujiwa kepemimpinan, karakter dinilai lebih menentukan disbanding otak, atausekurang-kurangnya pendidikan formal, dalam menentukan keberhasilanseorang pemimpin.Keteladanan dalam kepemimpinan bela negara lahir dari integritasmoral dan etika sang pemimpin. Integritas moral adalah konsistensi antarapikiran, ucapan dan tindakan dengan mendasarkannya pada kebenaranmoral universal. Seperti diungkapkan Becker (1998) integritas “is18

commitment in action to a morally justifiable set of principles and values”.Jadi, integritas adalah komitmen untuk mendsarkan setiap tindakan padaseperangkat prinsip atau nilai moral secara konsisten. Konsistensipemikiran, ucapan, dan tindakan seorang pemimpin menjadi teladan andalammenggerakan pengikutnya meraih misi dan tujuan organisasi tanpa kenalmenyerah.Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bertens (2007:4), bahwaintegritas adalah seperangkat prinsip atau nilai moral yang menjadipedoman bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengaturperbuatannya. Nilai-nilai tersebut berasal dari perpaduan nilai agama,budaya dan ideology sebuah bangsa, sehingga menjadi acuan dan patokanbersama dalam melaksanakan suatu tindakan.Oleh karena itu, pemimpin yang berintegrasi akan menampilkansekurang-kurangnya empat ciri berikut, yakni :1) Konsisten dalam memegang prinsip2) Memegang teguh nilai-nilai moral3) Mampu menjadi teladan bagi pengikutnya, dan4) Memiliki daya juang tak mengenal batas dalam memperjuangkanmisi dan tujuan organisasinya.Integritas melekat dalam tradisi relativisme moral, dimanapemaknaan dan pemahaman atas perilaku yang baik dapat bervariasi19

ditengah-tengah kebudayaan, perbedaan zaman, serta perbedaan prinsipdan nilai. Oleh karena itu, integritas moral muncul sebagai komitmen untukmemegang teguh prinsip-prinsip moral universal, dan menolak untukmengubahnya walaupun kondisi dan situasi sangat sulit, serta banyaktantangan yang berupaya melemahkan prinsip-prinsip moral dan etika yangdipegang teguh. Pribadi yang berintegritas tidak mudah menyerah padakeadaan, tidak mudah larut ke dalam iklim moral yang carut marut, sertatidak akan terjebak pada desakan kepentingan jangka pendek.Transformasi politik dan kepemimpinan nasional telah mengubahbanyak hal. Mulai dari struktur hingga kultur dan praktik politik. Arusperubahan yang berlangsung bukan hanya menyentuh aspek-aspek fisik,melainkan juga sistem pemikiran dan perilaku. Menghadapi perubahandimaksud, penggalian konsep, prinsip dan aktualisasi kepemimpinan belanegara diyakini mampu menjadi salah satu solusi. Keyakinan ini dilandasioleh fakta bahwa bela negara telah menjadi konsep yang nesiamerdeka,mempertahankan diri dari kekuatan asing yang bermaksud merongrong,dan menjadi kekuatan yang mendorong peran serta masyarakat dalampembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya.Makna konseptual kepemimpinan bela negara bisa dilacak secarahistoris, yuridis dan sosiologis. Secara historis, kepemimpinan bela negaradapat dilihat dari sejarah panjang perjuangan segenap rakyat Indonesiadalam mencapai kemerdekaan dan mengisinya. Kemerdekaan yang20

didapat dengan mengorbankan harta, jiwa dan raga tiada lain dilaksanakanatas dasar kecintaan terhadap nusa dan bangsa demi mewujudkanIndonesia merdeka, yang berdaulat, adil, dan makmur.Secara yuridis kepemimpinan bela negara dapat dipahami sebagaiaktualisasi bela negara sebagaimana tertuang di dalam UUD NRI Tahun1945 dan ketentuan perundangan lainnya. Memahami kepemimpinandalam konteks bala negara berimplikasi pada perluasan orientasikepemimpinan. Kepemimpinan tidak berorientasi jangka pendek, partisan,atau sectoral, tetapi merupakan bentuk kontribusi fungsional warga negarakepada masyarakat, bangsa, dan alahkontekstualisasi keteladanan dalam pengamalan nilai-nilai bela hadapiperkembangan zaman, nilai-nilai dasar tidak boleh berubah sejauh tidakbertentangan dengan nilai dasarnya.Contoh yang autentik dapat ditemukan di sekitar peristiwa SumpahPemuda. Seperti diketahui, Kerapatan Besar Pemuda II 28 Oktober yangmelahirkan ikrar Sumpah Pemuda di gelar dengan menggunakan bahasaIndonesia. Padahal, banyak aktivis pemuda tidak bisa berbicara dalamBahasa ini. Bahkan pimpinan siding, Soegondo, dinilai tidak mampumengucapkannya dengan baik. Tokoh lain yang saat itu tidak bisa berbicaraBahasa Indonesia adalah Sri Soendari (adik Dr. soetomo). Namun21

kecintaannyapada Indonesia telah membuat Sri Soendari belajar keras,sehingga dua bulan kemudian, tepatnya saat berpidato pada KongresPerempuan Indonesia Desember 1928 Sri Soendari telah mampumenggunakan Bahasa Indonesia dengan baik (Yudi, Latif : 2014). Apa yangmemotivasi Sri Soendari belajar keras hingga dalam dua bulan mampuberbicara Bahasa Indonesia? Sebagai pemimpin pergerakan perempuanIndonesia, Sri Soendari ingin menggerakan aktivis perempuan dengankekuatan keteladanan.Dalam konteks mikro, sebagian aktivis mahasiswa menunjukkankemandiriannya dlam mendanai aktivitas kemahasiswaannya denganmengumpulkan dana berbasis kejujuran. Mereka menjual makanan dikampus, dimana pembeli mengambil sendiri barang dan menaruh uangnya.Selain memenuhi kebutuhan organisasi, kegiatan dana usaha (danus)seperti ini dikembangkan karena didorong keprihatinan atas meluasnyapraktik tidak jujur dan meleamahnya nilai kemandirian.Meskipun konteks kepemimpinan berubah, nilai dasar yangmelandasi kepemimpinan bela negara tidak bergeser. Kepemimpinan belanegara berlandaskan pada integritas moral dan etika yang menjadikanseorang pemimpin tampil sebagai teladan.b. Prinsip Kepemimpinan Bela NegaraPrinsip utama kepemimpinan bela negara adalah integritas moraldan etika. Integritas moral dalam kepemimpinan bela negara akan22

menghadirkan sosok pemimpin yang menjadi teladan. Keteladanan inilahyang memberinya legitimasi moral dalam mengarahkan dan mewujudkankecintaan warga negara kepada NKRI.Integritas moral kepemimpinan bela negara menghadirkan pemimpinyang memberi pengaruh bukan karena gemar memerintah, tajam dalammengkritik, dan mahir mencari kesalah

Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh Syafruddin

Related Documents:

MENGENAL KAIDAH BAHASA JAWA BANTEN Dari segi pembentukannya, kata dapat digolongkan dalam: 1) kata dasar, dan 2) kata berimbuhan. Kata Dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal dari suatu kata kompleks; misal: wong, sekole, buku, dagang, man

Kodokan Goshin Jutsu No Kata Katame No Kata Nage No Kata Ju No Kata Signature Date Page 7 of 10! Rev 3. 2014 Kodokan Kata Seminar and OJU Kata Championships! New Judo NSW State Dojo The Judo NSW State Dojo has moved from a ten

This PDF on the Heian Shodan kata and bunkai is an extract from the book Heian / Pinan Kata & Bunkai - The Fundamentals. In that book all 5 of the Heian / Pinan kata are examined in detail from the solo performance of each kata, to the two person bunkai sequences. This PDF details the first kata of the Heian series, Heian Shodan (Pinan

Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pandahuluan Pengantar Bahasa ISETL Metode Pembuktian Lembar Kerja Mahasiswa 1 Pengantar Teori Himpunan Lembar Kerja Mahasiswa 2 Pemetaan Lembar Kerja Mahasiswa 3 Operasi Biner Soal-Soal Bab II Pengantar Grup 2.1. Lembar Kerja Mahasiswa 4 2.2. Grupoida, Semigrup dan Monoida 2.3. Lembar Kerja Mahasiswa 5 2.4.

Panduan Penulisan Tugas Akhir Prodi Fisika, FMIPA, UNHAS 3 1.7 Kata Pengantar Kata Pengantar berisikan uraian pengantar terkait penelitian kepada pembaca. Bagian ini dapat disertakan ucapan terima kasih serta apresiasi kepada pihak yang berperan selama penyelesaian tugas akhir. Penulisannya tetap menggunakan tata bahasa yang baik dan benar.

Kata pengantar tjetakan ke-4. ini adalah sama dengan tjetakan j&ng lain, hanja ditambah dengan persoalan jang ditanjakan dalam tentamen dan udjian sampai dengan tanggal 16 September 1959. Bandung, 1-11-1959. Kata pengantar tjetakan ke-5 Dalam tjetakan ini tidak ada per

Pengantar Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten Program Studi Manajemen. Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “PENGANTAR BISNIS”. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa m

Hamzah Qatha’ ada di setiap suku kata bahasa Arab. Semua hamzah yang berada di awal kata bahasa Arab adalah hamzah qatha’ kecuali asma’ asrah7 (10 kata) dan hamzah yang muncul atau ditambahkan diawal kata sebab mengikuti wazan sharaf. Hamzah qatha’ menurut jenis kata, antara lain : 1.