Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads . - Core

1y ago
7 Views
2 Downloads
687.94 KB
6 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri SurabayaPenerapan Model Pembelajaran Numbered Heads TogetherPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA MATERI MEMASANG INSTALASI TENAGA LISTRIK BANGUNAN BERTINGKAT DI KELAS XITITL-3 SMK NEGERI 7 SURABAYAAhmad Rizky PermanaPend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri SurabayaJink.frikz@rocketmail.comTri RijantoTeknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri SurabayaHari tri2001@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui keterlaksanaan penerapan sekenario pembelajarandengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). (2) Mengetahui responpeserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). (3)Mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif Numbered HeadsTogether (NHT). Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancanganpenelitian yang digunakan yaitu “ The one-grup pretest posttest design”. Populasi dalam penelitian iniadalah siswa kelas XI TITL 3 SMKN 7 Surabaya. Di ambil sampel satu kelas dengan teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah simple random. Kelas XI TITL-3 sebagai kelaseksperimen. Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan padapembelajaran Numbered Heads Together mendapatkan hasil rating rata-rata adalah 80%, respon siswaterhadap pembelajaran Numbered Heads Together mendapatkan hasil rating 96,18%. Rata-rata hasilbelajar siswa pada kelas eksperimen (XI TITL 3) sebesar 83%.Penelitian menyimpulkan: (1)Perangkat pembelajaran Numbered Heads Together termasuk kategori baik; (2) Respon siswaterhadap pembelajaran Numbered Heads Together adalah positif; dan (3) Hasil belajar kelaseksperimen yang menggunakan pembelajaran Numbered Heads Together lebih tinggi dibandingkandengan sebelum perlakuan.Kata kunci: Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together.AbstractThis study aimed to : (1) Determine the feasibility application of learning scenarios by using thelearning model Numbered Heads Together (NHT). (2) Determine the response of students usingcooperative learning model Numbered Heads Together (NHT). (3) Knowing the learning outcomes ofstudents on cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT). The method used are quasiexperiment with research design used are "The one-group pretest-posttest design". The population inthis study were students of class XI TITL 3 SMKN 7 Surabaya. The grab samples of one class withthe sampling technique used was simple random. Class XI TITL-3 as the experimental class. The testsshowed that the learning tools used in learning Numbered Heads Together to get the average rating are80%, the student response to learning Numbered Heads Together to get the rating 96.18%. Theaverage student learning outcomes in experimental class (XI TITL 3) of 83%. The study concluded:(1) learning device Numbered Heads Together including both categories; (2) The response of studentsto study of Numbered Heads Together are positive; and (3) The results of the experimental classlearning using learning Numbered Heads Together higher than before the treatment.Keywords: Cooperative learning Numbered Heads Together.811

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 811 - 816keilmuan. standart kompetensi (SK), kompetensi dasar(KD), indicator pencapaian kompetensi, tujuanpembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metodepembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasilbelajar, dan sumber belajar. Adapun standart kompetensiyang dipilih adalah Memasang Instalasi PeneranganListrik Bangunan bertingkat.Standart kompetensi Memasang Instalasi PeneranganListrik Bangunan bertingkat merupakan mata pelajaran diSMKN 7 surabaya yang memiliki beberapa kompetensidasar: memahami penerangan instalasi 3 fase,menggambar rencana instalasi penerangan, memasangpanel hubung (PHB) dan memasang instalasi kabel danpemipaan. Standart kompetensi memasang instalasipenerangan listrik bangunan bertingkat adalah standartkompetensi yang wajib dikuasai oleh peserta didik.Karena terdapat materi yang berhubungan dengankehidupan sehari-hari, yaitu membahas tentangpemasangan dan perhitungan sebuah instalasi rumahtangga pada umumnya. Kemudian peserta didik diharapdapat mencari solusi untuk memecahkan masalahtersebut serta mampu mempraktikannya dalam kehidupannyata. Guru hendaknya menggunakanmodelpembelajaran yang tepat untuk mecapai standartkompetensi tersebut.Dari hasil pengamatan di sekolah pada perangkatpembelajaran yang digunakan khususnya dikelas XITITL, keaktifan dalam proses belajar mengajar masihkurang tampak maksimal, hal ini terlihat ketika gurumenyampaikan materi ajar kepada peserta didik yangbersifat sebagai audien yang pasif, sebagian besarpembelajaran masih berpusat kepada guru. Peserta didikjuga masih banyak yang kurang aktif. Dari hasilpengamatan pada tanggal 04 November 2014 tersebut,penulis mempunyai harapan untuk lebih mengoptimalkanpembelajaran, memberikan respon kepada peserta didikuntuk belajar lebih aktif, dan meningkatkan hasil belajarpeserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaranNumbered Heads Together (NHT) pada standartkompetensi Memasang Instalasi Penerangan ListrikBangunan Bertingkat.Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telahdilaksanakan oleh danik ekawardani, Universitas IKIPPGRI Semarang, dengan judul ”Pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together(NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IIISDN 3 Sambongawan Blora Tahun Pelajaran2012/2013”. Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan diperoleh bahwa aktivitas peserta didikselama pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran tipe Numbered Heads Together terusmengalami peningkatan. Kemampuan guru dalammengelolah pembelajaran terus meningkat, responpesertadidik terhadap pembelajaran membaik, dan hasil belajarpeserta didik juga meningkat. Sehingga dapatdisimpulkan pengaruh penggunaan metode pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SDNSambongwangan Blora. Hal ini dibuktikan dengan hasiluji hipotesis diperoleh signifikan 0,000 0% 5%maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar kembang. Negara berkembang adalah Negara yangrakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitashidup taraf sedang atau dalam om). Salah satuciri Negara berkembang adalah memiliki berbagaimasalah kependudukan. Masalah tersebut adalah (1) lajupertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi, (2)persebaran penduduk yang tidak merata, (3) tingginyaangka beban tanggungan, (4) kualitaspenduduk relatifrendah, (5) angka kemiskinan dan pengagguran relatiftinggi, dan (6) rendahnya pendapatan perkapita. Dengankata lain kualitas penduduk yang relatif rendah tidakdapat mendorong laju pembangunan, sehingga diperlukanpeningkatan sumber daya manusia.Peningkatan sumber daya manusia Indonesiadilakukan melalui pendidikan. Baik pendidikan formalmaupun non-formal. Fungsi pendidikan nasional menurutUndang-Undang nomor 20 tahun 2013 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 3 adalah mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang domokratis serta bertanggungjawab. Dengan demikian pendidikan berfungsimengembangkan seluruh potensi manusia Indonesia agarkualitas penduduk menjadi tinggi atau meningkat.SMK negeri 7 surabaya merupakan sekolahmenengah kejuruan yang saat ini mengembangkanKurikulum 2013 untuk mengembangkan potensi dan carapembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya.Perencanaan proses pengembangan pembelajaranKurikulum 2013 di SMKN 7 surabaya meliputi silabusdan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yangmemuat K1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agamayang dianutnya. K2: Menghayati dan mengamalkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasam, toleran, damai), santun, responsif danpro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian darisolusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sertadalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalampergaulan dunia. K3: Memahami, menerapkan,menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaanterkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajianyang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah. K4: mengolah, menalar, menyaji,dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan diri yang dipelajari disekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dankreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah812

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Togethersiswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terjadipeningkatan. Penelitian juga telah dilakasanakan olehRizal aries sandi, Fakultas Keguruan dan ILmuPendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, dengan judul”Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together (NHT) Dalam UpayaMeningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar MatematikaSiswa Kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 YogyakartaTahun Ajaran 2009/2010”. Respon siswa terhadapperangkat pembelajaran dengan model Numbered HeadsTogether dinyatakan baik dengan hasil keseluruhan75,12%. Hasil penelitian berupa hasil belajar siswa yangterdiri dari post test dan untuk kinerjanya terjadipeningkatan hasil belajar peserta didik di SMPMuhammadiyah 3. Dari penelitian yang terdahulu dapatdisimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tipeNumbered Heads Together, memiliki hasil belajar yangbaik. Selain itu penelitian juga telah dilaksanakan olehfitri sukhesti, fakultas Ekonomi Universitas NegeriSemarang, dengan judul Penerapan Model PembelajaranKooperatif tipe Numbered Heads Together TerhadapHasil Belajar Akuntansi Kompetensi Dasar MembukaJurnal Penyesuaian Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMKYapek Gombong Tahun Ajaran 2012. Menunjukanpeningkatan 87,16%.Numbered Heads Together merupakan salah satu tipepembelajaran kooperatif yang menekankan pada strukturkhusus yang dirancang untuk mempengaruhi interaksisiswa dan memiliki tujuan untukmeningkatkanpenguasaan akademik. Tipe ini dikembangkanoleh(Ibrahim,2000:28) dengan melibatkan para siswadalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatupelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isipelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan 3 tujuan yanghendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif tipe NHTyaitu:(1).Hasil belajar akademik structural bertujuanpembelajaran yang kurang tepat dalam prosespembelajaran dapat menimbulkan kebosanan ataukejenuhan, kurang memahami konsep, dan monotonsehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hal itujuga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnyahasil belajar siswa.Guru memerlukan model pembelajaran yang mampumembuat siswa membangun pemahaman sendiri danmemotivasi siswa untuk belajar sehingga siswa dapatmemahami konsep dengan mudah dan dapatmengaplikasikan pengetahuan yang diterima dalamkehidupan sehari-hari.Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskanmasalah penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimanaketerlaksanaan penerapan sekenario pembelajaran modelkooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) padamateri memasang instalasi tenaga listrik bangunanbertingkat? (2) Bagaimana respon peserta didik terhadapmodel pembelajaran kooperatif tipe Numbered HeadsTogether (NHT) pada materi memasang instalasi tenagalistrik bangunan bertingkat? (3) Bagaimana hasil belajarsiswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NumberedHeads Together (NHT) pada materi memasang instalasitenaga listrik bangunan bertingkat?Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagaiberikut : (1) Bagi siswa, mampu memahami materipembelajaran dengan cara belajar yang efektif. (2) Bagimahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan TeknikElektro, yaitu mengembangkan daya pikir serta kreativitasdalam menyikapi permasalahan dalam pembelajaran diSMK Negeri 7 Surabaya pada umumnya dan jurusanTeknik Instalasi Tenaga Listrik pada khususnya.(3) Bagiguru, sebagai referensi dalam pemilihan strategipembelajaran yang efektif bagi siswanya.(4) Bagi sekolah,dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang adadalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri7 Surabaya agar dapat menerapkan metode pembelajaranyang tepat belajar mengajar.untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik.(2).Pengakuan adanya keragamanbertujuan agar siswa dapat menerimatemantemannya yang mempunyai berbagai latarbelakang.(3).Pengembangan keterampilan sosialyangbertujuanuntukmengembangkanketerampilan sosial siswa.METODEJenis penelitian ini adalah Pre Eksperimen. Penelitianini dilakukan di SMK Negeri 7 Surabaya pada semestergenap tahun ajaran 2014/2015 Sampel yang digunakanadalah seluruh siswa XI TITL 3 yang berjumlah 29 orangsiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitianPre Eksperimental design dengan tipe “The One GrupPretest Posttest Design.Keterampilan yang dimaksud antara lain tugas, aktifbertanya, menghargai pendapat orang lain, maumenjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok,dan sebagainya. Sehingga dengan pembelajaranNumbered- Heads Together diharapkan siswa mampudan aktif dalam menyelesaikan suatu masalah dalamproses pembelajaran.Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakanpenelitian dengan judul “Penerapan Model PembelajaranKooperatif tipe Neumbered Heads Together (NHT) PadaMateri Memasang Instalasi Tenaga Listrik BangunanBertingkat di Kelas X TITL-3 SMK Negeri 7 Surabaya”dalamnya terjadi interaksi antar berbagai komponenpembelajaran. Komponen itu meliputi: guru, siswa,tujuan, metode, media dan evaluasi serta lingkungantempat belajar. Penggunaan model pembelajaranTabel 1. Rancangan penelitian The One Grup PretestPosttest DesignKelasPre-test Treatment Pos-testEksperimenO1XO2(Sugiyono, 2010: 116)Dengan keterangan sebagai berikut:O1 Pre-test yaitu tes yang diberikan kepada siswasebelum kegiatan belajar mengajar.O2 Pos-test yaitu tes yang diberikan kepada siswasesudah kegiatan belajar mengajar.X Treatment berupa pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran NHT.813

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 811 - 816Pada rancangan penelitian ini gambaran secara umumdilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together (NHT) pada materi InstalasiTenaga Listrik Bangunan Bertingkat. Penggunaan modelpembelajaran ini bertujuan mengetahui aktivitas pesertadidik, aktivitas guru dan hasil belajar peserta didik,dengan menggunakan perlakuan yang berbeda yaknidengan cara memberikan lembar angket, modul, lembardiskusi, pre test dan post test.Analisis ini menggunakan instrument lembarpengamatan. Penggunaan model pembelajaran NumberedHeads Together (NHT) yang disajikan dalam skala likertseperti table di bawa iniAnalisis data hasil validasi dosen dan guru.HASIL DAN PEMBAHASANDari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa hasil validasisilabus dikategorikan baik dengan rata-rata hasil rating78,67. Pada penilaian no 1 sampai no 12 didapatkan nilairating 80 dengan katagori baik. Dan pada no 13 sampai 15didapatkan nilai rating 73,3 dengan katagori cukup baik.Rata-rata perwajahan dan tata letak 80, isi 80 dan bahasa73,3.8580757065Tabel 2 Konversi nilai validasi dosen dan guru808073,3Perwajahandan Tata LetakPilihan JawabanSkorSangat kurang1Kurang2Cukup3Baik4Sangat Baik5Dihitung presentasenya dengan rumus:𝐹𝑃 𝑁 𝑥100%(Ridwan, 2008)Keterangan:P Persentase jawaban responden (%)F Jumlah skor jawaban respondenN Skor maksimum jawaban respondenAngket respon peserta didik dianalisa secara deskripsikuantitatif. Disusun dengan berdasarkan skala guttmanyang dinyatakan dalam bentuk pernyataan dengan criteriapenskoran seperti pada table ini :IsiBahasaGambar 1. Diagram Hasil Rating Validasi SilabusDari gambar 1 dapat disimpulkan bahwa hasil validasiRPP dilihat dari aspek materi dikategorikan baik denganrata-rata hasil rating 80 Pada indikator ke-1 dan 2terdapat penilaian validator yang mendapat kriteria cukupbaik (3), karena penilaian pada validator pertamamemberikan masukan agar dibetulkan pada penulisan, danpada validator kedua juga memberikan masukan agartulisan dapat di perbaiki.86,678080 80 80 80 8073,3Tabel 3 skor skala guttmanYa1Tidak0Skor yang didapatkan dengan menggunakanperhitungan di atas, kemudian dikategorikan dalam bentukpersentase yang disajikan pada Tabel 4Tabel 4 Persentase Respon SiswaPersentase (%) Kriteria Skor Rata-rata81 – 100Sangat Tinggi61 – 80Tinggi41 – 60Cukup Tinggi21 – 40Rendah0 – 20Sangat RendahAnalisis hasil belajar dalam penelitian inimenggunakan uji Paired Sample t-test. dikarenakan dalamuji ini terdiri dari 1 sampel yang saling bebas Pengujiandilakukan menggunakan software SPSS 16 for Windows.Dikarenakan hipotesis yang diajukan cenderung mengarahpada kelas eksperimen yang lebih berpengaruh terhadaphasil belajar, maka digunakan uji perbedaan dua sampeldengan satu arah.Setelah dilakukan pengujian dengan SPSS, diperolehnilai t hitung. Berdasarkan df (degree of freedom) dantaraf signifikansi yang telah ditentukan, dapat diperolehnilai t tabel. Hasil t hitung lalu dibandingkan dengan ttabel dan sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukanmaka dapat ditarik kesimpulan.Gambar 2. Diagram Hasil Rating Validasi RPPDari gambar 2 dapat disimpulkan bahwa hasil validasiLembar Pengamatan Psikomotor dapat dikategorikan baikdengan rata-rata hasil rating 80 %. Pada aspek ke-1, ke-2dan ke-3, validator memberikan nilai dengan kriteria baik100808080MateriKonstruksiBahasa500Gambar 3. Diagram Hasil Validasi Pengamatan PsikomotorBerdasarkan gambar 3 hasil validasi buku siswa padaperangkat pembelajaran memasang instalasi peneranganlistrik bangnan bertingkat dapat diinterprestasikan814

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Togethersebagai berikut : a. Pada aspek fisik Buku Siswadidapatkan rata-rata 80 ini menunjukan bawah fisik bukusiswa sudah baik.b. Pada aspek materi buku siswadidapatkan nilai rata-rata 80 menunjukan bawa materipada buku siswa dapat digunakan dalam prosespembelajaran model Numbered Heads Together.c. Padaaspek bahasa didapatkan nila 80% ini menunjukan bahasadari buku siswa ini tersusun dengan baik.10080808080FisikMateriBahasaSetelah dilakukan pemberian treatment, kemudiandiadakan postest. Postest digunakan untuk mengetahuihasil belajar siswa ranah kongitif. Berdasarkan hasilrekapitulasi nilai posttes dan pretest diperoleh rata-ratasebesar 83.03.Pengujian hipotesis, yaitu terdapat pengaruh antarasiswa yang menggunakan model pembelajaran NHTdengan siswa yang menggunakan model pembelajarankonvensional terhadap peningkatan hasil belajar. Untukmengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan ujiindependent sample t test. Dari pengujian menggunakanperhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar 25,192 dansignifikasnsi (p) 0.000. Dengan Df (degree of freedom)sebesar 28 dan taraf signifikan 5 % , maka diperoleh ttabelsebesar 2,04. Dikarenakan thitung ttabel, maka H0 ditolakdan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa hasilbelajar siswa menggunakan model pembelajaran NHTlebih baik daripada yang menggunakan modelpembelajaran konvensional. Pada pengujian signifikansi(p) hitung 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwamodel pembelajaran NHT berpengaruh positif terhadaphasil belajar siswa dibandingkan model pembelajarankonvensional.Berdasarkan hasil respon siswa terhadap keseluruhankriteria pada lembar angket respon siswa menunjukkanbahwa siswa memberikan respon positif terhadap modelpembelaran NHT. Hal ini dapat dilihat dari presentasejawaban responden yang berjumlah 29 siswa dengan ratarata hasil rating yang diperoleh adalah 96,18%. Dalamkriteria skala penilaian ini berarti termasuk dalam kriteriasangat tinggi. Sehingga menunjukkan bahwa siswamemiliki ketertarikan terhadap model pembelajaran NHTpada mata pelajaran Teknik Instalassi Tenaga ListrikBangunan Bertingkat di SMKN 7 Surabaya.6040200Gambar 4 Diagram Hasil Validasi Buku SiswaDari gambar 4 dapat disimpulkan bahwa hasil validasipretest dan posttes mendapatkan nila rata-rata 80, (a)Pada aspek isi didapatkan nilai rata-rata 80 inimenunjukan bahwa pretest dan posttest memiliki predikatbaik.(b) Pada aspek materi didapatkan nilai 80menunjukan bahwa isi dalam soal-soal pretest danposttest valid.(c) Pada aspek bahasa didapatkan nilai-rata80 ini menunjukan bahwa pretest dan posttest dapatdigunakan untuk model pembelajaran Numbered pulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukandapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: (1)Keterlaksanaan Pembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran Numbered Heads Together adalah(84,5%) sangat baik. (2) Respon siswa terhadapimplementasi pembelajaran Numbered Heads Togetheradalah positif (96,18%) sangat tinggi. (3) Hasil belajarbelajar kelas sesudah menggunakan model pembelajaranNumbered Heads Togather menunjukan bahwa thitung 25,192 lebih besar dari ttabel 2,04 dengan taraf signifikan α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H0 di tolak dan H1diterima, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar NumberedHeads Togetherdengan sesudah perlakuanmenggunakan Numbered Heads Together6040200Gambar 5 Diagram Hasil Validasi Pretest-PosttestDari ke lima hasil validasi perangkat pembelajaran(modul, RPP, lembar pengamatan, buku siswa dan pretestposttest), diperoleh hasil dengan krieria valid, sehinggaperangkat tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran.Sebelum dilakukan pemberian treatment, siswadiberikan pretest. Pretest digunakan untuk mengetahuikemampuan awal siswa sebelum mendapatkan treatment.Kemudian setelah siswa di berikan treatment siswa dibeikan soal Posttest untuk mengetahui peningkatan hasilbelajar.SaranBerdasarkan simpulan dari butir A, dapat disarankanhal-hal sebagai berikut: (1).Keterlaksanaan pembelajaranNumbered Heads Together hendaknya di ujicobakanuntuk standar kompetensi yang lain. (2).Penerapanmodel Numbered Heads Together dapat digunakansebagai inovasi baru dalam pembelajaran dalam rangkamenuntaskan hasil belajar peserta didik. (3). Pada815

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 811 - 816penelitian ini masih banyak kekurangan, terutama padaterbatasnya referensi untuk materi ajar. Diharapkan adapihak lain yang meneruskan penelitian ini, denganmenambah referensi materi ajar agar diperoleh perangkatpembelajaran yang lebih baik untuk meningkatkankualitas pembelajaran.Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya:Pustaka pelajar.Trianto, M.Pd (2010).Mengembangkan ModelPembelajaran Tematik. Penerbit : PT. PrestasiPustakaraya - Jakarta. Hal.74.DAFTAR PUSTAKAAlwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. (EdisiRevisi 2010). Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.Dikmenjur. 2003. Pedoman Penulisan Modul. (OnLine)(www.geocities.com/infokur2004/pedoman penulisan modul KEL I.pdf ,(diakses 10 Oktober2015) Jakarta: Depdiknas.Ditdikmenjur. 2003. Konsep Pendidikan KecakapanHidup. Jakarta : Direktorat Dikmenjur.Herdian,.2009.Model pembelajaran kooperatif NHT. http://Herdy07.wordpress.com (diakses 10 maret 2015)Huda, Miftahul. 2011. CooperativeYogyakarta: Pustaka Pelajar.Learning.Ibrahim, M. Dkk,2000. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.Isjoni. (2011). Cooperative Learning EfektivitasPembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETAIsjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta :Pustaka pot.com/2009/06/pengertian-respon.html , (diakses 10 maret2015)Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning. Jakarta : PTGrasindo.Muslim, Supari dan Joko. 2009. Teknik perencanaan danpemasangan Instalasi Listrik. Surabaya: Depdiknas.Nursalim, Mochamad, Dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.Surabaya. Unesa University Press.Nur,Muhammad. 1999. Pembelajaran Kooperatif,Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri jilid 2. .Sumardjati, Prih dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan TenagaListrik Jilid 2. Jakarta: Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan.816

PADA MATERI MEMASANG INSTALASI TENAGA LISTRIK BANGUNAN BERTINGKAT DI KELAS XI TITL-3 SMK NEGERI 7 SURABAYA Ahmad Rizky Permana Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Jink.frikz@rocketmail.com Tri Rijanto Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Hari_tri2001@yahoo.com Abstrak

Related Documents:

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pada pembagian kelompok.tahap yang pertama membagi kelompok secara heterogen yang dikenal dengan kelompok asal, dan pembagian kelompok

dengan model pembelajaran kooperatuf tipe STAD (Student Team Achievement Division). Model pembalajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan pembelajaran kooperatif yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

A. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achivement Division) 1. Hakikat Metode Kooperatif a. Pengertian Metode Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.5

Animalia. (3) Untuk mengkaji perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang tidak menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep Animalia. (4) Untuk mengkaji respon siswa terhadap penerapan e-modul pada model

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 7 DENPASAR Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati SMA Negeri 7 Denpasar cokmirah77@gmail.com Abstrak Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan perencanaan dua siklus.

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Archievment Division (STAD). Menurut Slavin (2009:143) STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe NHT adalah 2.98 positif. Dari hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas, hasil belajar serta respon siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe make a match lebih tinggi dari pada kelas yang menerapkan

3. STAD STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam model pembelajaran ini siswa dalam kelas dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang beranggotakan empat sampai enam siswa yang terdiri dari