Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik .

1y ago
22 Views
2 Downloads
1.17 MB
80 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maleah Dent
Transcription

STUDI PEMENUHAN KUOTA PEREMPUAN DALAMPEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014(Perbandingan Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai Hanura dan PartaiDemokrat di Kabupaten Sidrap)Disusun dan diusulkan olehMUTMAINNAHNomor Stambuk : 10564 0093 210PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

STUDI PEMENUHAN KUOTA PEREMPUANDALAMPEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014(Perbandingan Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai Hanura dan PartaiDemokrat di Kabupaten Sidrap)SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Ilmu PemerintahanMUTMAINNAHNomor Stambuk :10564 0093 210PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITKUNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR2014i

PERSETUJUANJudul Proposal Penelitian: StudiPemenuhanKuotaPerempuandalamPemilihan Umum Legislatif 2014 (PerbandinganRekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai Hanuradan Partai Demokrat di Kab. Sidrap)Nama Mahasiswa: MutmainnahNomor Stambuk: 10564 0093 210Program Studi: Ilmu PemerintahanMenyetujui:Pembimbing IPembimbing IIDR. Hj. Budi Setiawati, M.SiAndi Luhur Prianto, S.IP, M.SiMengetahui:DekanFisipol Unismuh MakassarDr. H. Muhlis Madani, M.SiKetua JurusanIlmu PemerintahanAndi Luhur Prianto, S.IP, M.Siii

PENERIMAAN TIMTelah diterimah oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undanganmenguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,Nomor: 1163/FSP/A1-VIII/VII/35/2014 sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana (S.1) dalam program studiIlmu Pemerintahan DiMakassar pada hari jumat tanggal 11 bulan juli tahun 2014.TIM PENILAIKetua,Sekretaris,Dr. H. Muhlis Madani, M.SiDrs. H. Muhammad Idris, M.SiPenguji:1. DR. H. Lukman Hakim, M.Si(ketua)( . .)2. DR. Hj. Budi Setiawati, M.Si(.)3. Drs. H. MappigauSamma, M.Si(.)4. Samsir Rahim, S.Sos, M.Si(.)iii

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAHSaya yang bertanda tangan di bawah ini :Nama Mahasiswa :MutmainnahNomor Stambuk :10564 0093 210Program StudiIlmu Pemerintahan:Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpabantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukanpalgiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian haripernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuaiaturan yang belaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.Makassar, 15 mei 2014Yang Menyatakan,Mutmainnahiv

ABSTAKMUTMAINNAH.Studi Pemenuhan Kuota Perempuandalam PemilihanUmum Legislatif 2014(Perbandingan Rekrutmen Calon Anggota LegislatifPartai Hanura dan Partai Demokrat di Kab. Sidrap).(dibimbing oleh BudiSetiawati dan Andi Luhur Prianto).Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola rekrutmen politikcalon anggota legislatif perempuan dalam pemenuhan kuota 30% dalampenetapan calon anggota legislatif oleh DPC partai Hanura dan DPC partaiDemokratdi kabupaten Sidrap, serta menggambarkan faktor-faktor yangmempengaruhi rekrutmen politik terhadap calon anggota legislatif perempuandalam penetapan calon anggota legislatif di kabupaten Sidrap. Jenis penelitian iniadalah Kualitatif dengan informan sebanyak 15 orang.Teknik pengumpulan datadikumpul dengan menggunakan instrumen berupa; Observasi, Wawancara danStudi Dokumentasi terhadap informan.Data tersebut dianalisis secara deskriftifdan interprestasi kepada informan dengan melakukan wawancara kemudianmengecek kembali data tersebut untuk lebih memahami secara mendalam sertaberpedoman pada teori-teori yang sesuai, dan data tersebut dikumpulkandiharapkan dapat menghasilkan penelitian yang bermutu.Hasil penelitian menujukkan bahwa pola rekrutmen calon anggotalegislatif perempuan yang digunakan oleh DPC partai Hanura adalah rekrutmenterbuka. Dimana partai Hanura melakukan rekrutmen dari kalangan masyarakat,simpatisan serta kerabat keluarga, sedangkan pola rekrumen yang digunakanDPC partai Demokrat adalah rekutmen terbuka. Dimana partai Demokratmelakukan rekrutmen dari berbagi kalangan baik dari kader, masyarakat dansimpatisan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rekrutmen politik terhadapcalon anggota legislatif perempuan di partai Hanura: Finansial, popularitaspendidikan sebagai syarat namun kurangnya minat perempuan untuk maju diranah politik sehingga kerabat/keluarga yang di panggil. Sedangkan di PartaiDemokrat: Dilihat dari segi financial, latar belakang pendidikanKata kunci: Rekrutmen Politik, Perempuandan Pemilihan Umum.v

KATA PENGANTAR“Assalamu Alaikum Warahmatullahi gucapkanSyukurAlhamdulillahi Rabbil Alamin atas kehadirat Allah SWT, karna atas limpahanrahmat, hidayah dan magfirah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “Studi Pemenuhan Kuota Perempuan dalam pemilihan UmumLegislatif 2014 (Perbandingan Rekrutmen Calon Anggota Legislatif PartaiHanura dan Partai Demokrat di Kab. Sidrap)”.Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diaujukan untuk memenuhi syaratdalam memperoleh gelar sarjan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosil danIlmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih pulakepada Ibu DR. Hj. Budi Setiawati, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak AndiLuhur Prianto, S.IP, M.Si sebagai pembimbing II, yang telah mengarahkan danmembimbing penulis sejak pengusulan judul sampai kepada penyelesaian skripsiini.Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginyakepada :1.Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr.H. Irwan Akib, M. Pd.2.Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas MuhammadiyahMakassar Dr. H. Muhlis Madani, M.Si3.Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Andi Luhur Prianto, S.IP, M.Si yangtelah membina jurusan ilmu pemerintahan.vi

4.Dosen Fisipol, Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantupenulis selama menempuh pendidikan di kampus ini.5.Terkhusus kepadakedua orang tua dan keluarga penulis yang membantupenulis berupa materi maupun non materi.6.Teman-teman darikelas E dan G sebagai teman seperjuangan yang telahbanyak memberi saran, dukungan dan motivasi kepada penulis.Semoga bantuan semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang di sisiAllah SWT, Amin Makassar, 19 Mei 2014Penulisvii

DAFTAR ISIHalaman Pengajuan Judul .iHalaman Persetujuan .iiHalaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .ivAbstrak .vKata Pengantar.viDaftar Isi .viiiBAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah.1B. Rumusan Masalah .6C. Tujuan Penelitian .6D. Kegunaan Penelitian .6BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Partai Politik .8B. Konsep Kebijakan Affirmatif .10C. Konsep Eksistensi perempuan dalam Dunia Politik .12D. Konsep Rekrutmen Partai Politik .16E. Konsep Pemenuhan Kuota Perempuan di Legislatif .20F. Kerangka Pikir .24G. Deskriptif Penelitian .26BAB III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Lokasi Penelitian.28B. Jenis dan Tipe Penelitian .28C. Sumber Data .28D. Informan Penelitian .28E. Teknik Pengumpulan Data .29F. Teknik Analisis Data.29G. Keabsahan Data .30BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA.Deskripsi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanuradan Partaiviii

Demokrat Kabupaten Sidrap. .321. Partai Hanura Kabupaten Sidrap .32a. Sejarah Singkat Partai Hanura .32b. Badan Pengurus DPC Partai Hanura .36c. Visi, Misi dan Platform Partai Hanura .372. Partai Demokrat Kabupaten Sidrap .40a. Sejarh Singkat Partai Demokrat .40b. Badan Pengurus DPC Partai Demokrat .42c. Visi, Misi dan Platform Partai Demokrat.42B. Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan dalam PemenuhanKuota Partai Hanura dan Partai Demokrat Kabupaten Sidrap .46C. Faktor-faktor Apa yang Mempengaruhi Rekrutmen Politik terhadapCalon Anggota Legislatif Perempuan dalam Pemilu 2014 di KabupatenSidrap 58BAB V. PENUTUPA. Kesimpulan .66B. Saran .67DAFTAR PUSTAKA .69ix

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPartai Hanura adalah partai yang resmi dilahirkan pada era pascakejatuhan rezim orde baru. Era tersebut dikenal sebagai era reformasi, sebuahera yang ditandai dengan banyaknya perubahan politik yang mewujud dalambentuk demokratisasi dalam banyak lini kehidupan politik. Implikasinya,sistem politik Indonesia di era ini jauh berbeda dengan sistem politik orde baruyang telah tumbang. Di antara perbedaan tersebut terlihat jelas antara lain daripartisipasi politik,system kepartaian dan rekruitmen politik. Partisipasi politikdi era reformasi mengalami peningkatan baik dari sisi kuantitas maupunkualitas.Dalam melaksanakan proses rekrutmen politik di ranah kekuasaanlegislatif atau dengan kata lain adalah perekrutan anggota legislatif, partaihanura juga memiliki pola atau mekanismenya sendiri. Pola yang diterapkanyaitu pola rekrutmen yang terbuka dan semi formal. Pola rekrutmen anggotalegisltaif di partai hanura dapat dikatakan terbuka karena beberapa alasan yangdidapat dalam penelitian seperti Partai hanura mengadakan open recruitmentyang sangat terbuka untuk calon anggota legislatif, sehingga secara langsungpola seperti ini memberikan kesempatan yang sangat luas bagi siapapunanggota masyarakat yang ingin mendaftarkan diri sebagai calon anggotalegislatif dari partai hanura, walaupun seseorang itu bukan kader partai hanuraakan tetap terbuka kesempatannya asalkan dapat memenuhi syarat-syarat yang1

2berlaku. Selain itu, dikatakan menggunakan pola atau mekanisme yang semiformal karena dalam aturannya proses rekrutmen anggota legislatif partaihanura tekadang menerapkan sistem yang formal baik dalam aturan ataupunpelakasanaan, akan tetapi terkadang juga ada pelanggaran dan penyimpangandalam pelaksanaannya.Partai Demokrat terbilang partai yang masih muda, partai yang baruterbentuk pada tahun 2001 ini baru mengikuti dua kali pemilihan umum, baikitu pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif, namun partai ini secaramengejutkan selama berturut-turut memenangkan pemilu. Pada tahun 2004Demokrat berhasil memenangkan pemilu presiden dan menjadikan salah satupendirinya menjadi president RI ke 6. begitu juga pada pemilu tahun 2009,Partai Demokrat menjadikan Susilo bambang Yudhoyono menjadi Presiden ke6 RI untuk periode kedua. Tidak dapat dipungkiri lagi. Sosok Susilo BambangYudhhoyono (SBY) sebagai presiden RI dan Dewan Pembina Partai Demokratberperan besar dalam kelangsungan partai demokrat.Memang fenomena yang terjadi belakangan ini partai politik cenderunglebih merekrut orang – orang diluar partai untuk di calonkan untuk menjadikepala daerah maupun calon legislatif. Fenomena ini menjadi pertanda terdapatpermasalahan yang sangat mendasar di dalam partai demokrat khususnya untukhal pengkaderan. Tidak bisa dipungkiri lagi strategi partai demokrat untukmerekrut kader dari element tokoh masyarakat dan kader partai lainmemunculkan dinamika atau banyaknya kader partai yang prakmatis kaderkader partai tersebut hanya mementingkan diri sendiri dan bukan membesarkanpartai demokrat.

3Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen yang berbeda, dimana polaperekrutan anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya.Selain merekrut, di dalam tubuh partai politik perlu dikembangkan sistempendidikan dan kaderisasi kader-kader politiknya. Rekrutmen ini dikatakansebagai persoalan penting mengingat perlu adanya transfer pengetahuanpolitik, tidak hanya yang terkait dengan sejarah, misi, visi, dan strategi partaipolitik, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan permasalahan bangsa dannegara. Dalam sistem kaderisasi juga dapat dilakukan transfer keterampilandan keahlian berpolitik. Tugas utama yang diemban oleh partai politik dalamhal ini adalah menghasilkan calon-calon pemimpin berkualitas yang nantinyaakan „diadu‟ dengan partai lain melalui mekanisme pemilu. Untuk itu, sangatperlu bagi partai politik, terutama para ketua umumnya, untuk segeramemikirkan langkah-langkah strategis yang bisa merubah keadaan ini.(Firmanzah, 2011 : 71-72).Perekrutan perempuan dalam partai masih kurang sehingga terdapatkendala perempuan dalam terjun ke dunia politik masih minim, oleh sebah itudi berlakukan 30% untuk meningkatkan partisispasi perempuan terkhususnyadi lembaga legislatif. Maka melalui rekrutmen ini di upayakan untuk sipasimerekatersalurkan menjadi wakil rakyat yang berkualitas.Rendahnya perwakilan perempuan tersebut tidak semata-mata merugikankelompok perempuan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Kepedulianperempuan terhadap isu-isu kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, antikekerasan dan lingkungan, tidak bisa berbuah menjadi kebijakan selama

4mereka tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan. Pengalamanhidup dan kepedulian perempuan yang khas menjadikan mereka harusmemperjuangkan sendiri apa yang diinginkannya (Surbakti, 2011: 3).Konstitusi mengakui adanya kebijakan afirmatif dan penerapankebijakan ini di beberapa negara ternyata efektif meningkatkan jumlahperempuan di parlemengan kata lain peradaban telah di bangun di atas fondasikekuasaan laki-laki dan diatas fondasi itulah kita menyaksikan ketidaksetaraanmanusia akibatnya diskriminasi. Hambatan-hambatan psikologis yangmenyingkirkan perempuan dalam ajang politik adalah budaya patriarki,subordinasi perempuan dan persepsi terdalam bahwa wilayah publikdiperuntukkan bagi laki-laki. Bahwa kontrak sosial adalah mengenaihubungan antara laki-laki dan pemerintah dan bukan antara warga negaradengan pemerintah-walaupun hak-hak perempuan dijamin oleh hukum,retorika politik pemerintahan yang baik dan demokrasi partisipatoris. UUTerkait dengan Pemilu caleg tahun 2014 terdapat 3 (tiga) bentuk perundangundangan, pertama, Undang-Undang No 15 Tahun 2011 tentang PenyelenggaraanPemilu, kedua, Undang-Undang No 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (selanjutnyadisebut dengan Parpol), ketiga, UU No 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD, Parpol dan UU Pemilu.Berikut ini beberapa isi teks dari UU tersebut yang mempunyaibeberapa pemaknaan hukum apabila masyarakat membacanya secaragramatikal. Teks dalam UU No 2 Tahun 2011 tentang Partai politiksebagaimana yang tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwapendirian dan pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. UU

5No 2 Tahun 2011 Partai Politik Pasal 29 ayat (1a) huruf juga menempatkanrekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanismedemokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.Selanjutnya UU No 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Pasal 8 ayat (2) hurufe menyertakan sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan padakepengurusan partai politik tingkat pusat. )Pada pasal 15 huruf e UU N0 8Tahun 2012 tentang Pemilu menyebutkan bahwa surat keterangan daripengurus pusat partai politik tentang penyertaan keterwakilan perempuansekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. UU No 8 Tahun 2012 Pemilu pasal 54 daftarbakal calon sebagaimana dimaksud dalam memuat paling sedikit 30% (tigapuluh persen) keterwakilan perempuan. UU No 15 Tahun 2011 tentangPenyelenngara Pemilu pasal 15 ayat 1 huruf g Verifikasi KelengkapanAdministrasi Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRDKabupten/kota.Partai politik tanpa system rekrutmen tidak berarti apa-apa, hukumalamnya setiap manusia akan mengalami tua dan penurunan daya kemampuan,begitu juga dengan partai politik, ia membutuhkan regenerasi. Regenerasi pastidilakukan tetapi untuk memperoleh hasil regenerasi yang baik, makadibutuhkan proses rekrutmen yang sistematis dan penanganan yang khusus.Kurangnya perempuan dilembaga legislatif sangat merugikan aspirasiperempuan. seharusnnya partai hanura danpartai demokrat lebih seriusmenagani perektutan kader- kader perempuan di dalam partai.

6Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telahdiuraikan diatas, maka penulis termotivasi dan tertarik untuk meneliti dan mengkajilebih dalam dan mengetahui lebih jauh tentang Studi pemenuhan kuota perempuandalam pemilu, dengan mengfokuskan penelitian dengan judul: “Studi PemenuhanKuota Perempuan dalam Pemilihan Umum Legislatif 2014”.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas dan untuk memberikan batasan dalamproses penelitian maka penulis memilih beberapa rumusan masalah sebagaiberikut:1. Bagaimana pola rekrutmen caleg perempuan dalam pemenuhan kuota 30%di partai Hanura dan partai Demokrat di Kab. Sidrap ?2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi rekrutmen politik terhadap calegperempuan dalam pemilu legislatif 2014 di Kab. Sidrap?C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian adalah:1. Untuk mengetahui pola rekrutmen caleg perempuan dalam pemenuhankuota 30% di partai Hanura dan partai Demokrat di Kab. Sidrap.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rekrutmen politikterhadap caleg perempuan dalam pemilu legislatif 2014 di Kab. Sidrap.D. Kegunaan PenelitianKegunaan penelitian adalah :1. Manfaat Praktis

7Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/ sumbanganpemikiran bagi para pihak yang terlibat di dalam upaya peningkatan keterwakilanperempua di parlemen.2. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbanganpemikiran ilmu politik terkhusus dalam bidang pemerintahan, terkaitmengenai kebijakan keterwakilan 30% perempuan dalam pemillihanlegislatif

8BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Partai PolitikPartai politik adalah institusi yang dianggap penting dalam sistemdemokrasi modern. Partai politik memainkan peran sentral dalam menjagapluralisme ekspresi politik dan Penjamin adanya partisipasi politik, sekaligusjuga persaingan politik. Dengan demikian, berbicara tentang sisitem demokrasisecara umum dan persaingan pada khususnya tidak akan dapat dilepas darianalisis atas partai politik itu sendiri (Firmanzah, 2011: 44).Sementara itu, Ranney dan Kendal (dalam Firmanzah, 2011 : 69)mendefinisikan partai politik sebagai grup atau kelompok masyarakat yangmemiliki tingkat otonomi tinggi untuk mencalonkan dan terlibat dalam pemiludengan harapan mendapatkan serta menjalankan kontrol atas birokrasi dankebijakan publik. Definisi partai politik yang hampir serupa juga diberikanCrowe dan Mayo (dalam Firmanzah, 2011 : 69), mereka mendefenisikan partaipolitik sebagai institusi yang mengaktifkan dan memobilitasi orang,kepentingan, menyediakan instrumen kompromi dari beragam pendapat, danmemfasilitasi munculnya seorang pemimpin.Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk wadahorganisasi mereka bisa menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiranserupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa berkonsolidasikan. Denganbegitu partai politik adalah suatukelompok terorganisir yang anggota-anggotanya sedikit banyak mempunyai orientasi nilai-nilai cita-cita yang samadan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik serta

9mempertahankannya guna melaksanakan program yang telah di tetapkannya (Budiarjo, 2008: 422).Partai politik adalah tiang dari demokrasi. Di masa modern demokrasidengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilankebijakan publik harus didelegaisakan dalam bentuk pembentukan partai-partaipolitik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat luasbenar-benar tersalurkan. Partai politik adalah wahana efesiensi kerja dekmorasidalam masyarakat modern yang plural. Warga negara semakin berkembang,baik dalam jumlah maupun dalam wilayah tempat tinggal ( Subagyo, 2009: 7 ).Partai politik sebagai pilar demokrasi perlu ditata dan disempurnakanuntuk mewujudkan system politik yang demokratis guna mendukung sistempresidensil yang efektif. Penataan dan penyempurnaan partai politik diarahkanpada dua hal utama yaitu pertama, membentuk sikap dan perilaku partai politikyang terpola atau sistemik sehingga terbentuk budaya politik yang mendukungprinsip-prinsip dasar system demokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan sikap danperilaku partai politik yang memiliki sistem seleksi dan rekrutmen keanggotaanyang memadai serta mengembangkan sistem pengkaderan dan kepemimpinanpolitik yang kuat. Kedua, memaksimalkan fungsi partai politik baik fungsiPartai Politik terhadap negara maupun fungsi partai politik terhadap rakyat.Melalui pendidikan politik dan pengkaderan serta rekrutmen politik yangefektif untuk menghasilkan kader-kader calon pemimpin yang memilikikemampuan dibidang politik. Konsep ”partai politik” mengacu kepadasekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebutatau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan

10partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan bagi paraanggotanya baik yang bersifat adil maupun material (Lijphart, 2000: 731;Friederich, 1967). Oleh karena itu secara umum dapat dijelaskan bahwapartai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir di mana paraanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita serta perjuangan yangsama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik danmerebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untukmelaksanakan kebijaksanaan mereka (Budiardjo, 2000).B. Konsep Kebijakan AfirmatifKebijakan afirmatif adalah kebijakan yang diambil bertujuan agarkelompok/golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluangyang setara dengan kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama.Kebijakan afirmatif juga dapat diartikan sebagai kebijakan yang memberikeistimewaan pada kelompok tertentu. Dalam konteks politik tindakanafirmatif dilakukan untuk mendorong agar jumlah perempuan di lembagalegislatif lebih representatif.Gender sebagai alat analisis umumnya dipergunakan oleh penganut aliranilmu sosial konflik yang memusatkan perhatian pada ketidakadilan strukturaldan sistem yang disebabkan oleh gender. Perbedaan gender yang selanjutnyamelahirkan peran gender sesungguhnya tidak menimbulkan masalah sehinggatidak perlu digugat. Perjuangan kesetaraan gender adalah salah satu upayamewujudkan demokratisasi karena dengan adanya kesetaraan gender makaseluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses untukmelakukan proses demokrasi itu sendiri.

11Dalam kaitannya dengan lembaga legislatif Pemilu 2014 lembagalegislatif.Peningkatan tersebut memang sangat kecil dibandingkan dengan perjuanganpara aktivis perempuan sejak proses Rancangan Undang-Undang sampaiUndang-Undang Pemilu 2003 yang mencantumkan kuota perempuan 30 %,tetapi patut disyukuri karena memang mengubah paradigma berpikir yangpatriarkis menjadi cara berpikir kesetaraan gender membutuhkan yang relatiflama.Pasal 55 dalam UU No 8 Tahun 2012 tentang Pemilu DPR, DPD, danDPRD menyatakan bahwa:“daftar bakal calon sebagaimana pada pasal 53 memuat paling sedikit30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan”.Secara umum kebijakan afirmatif tersebut semakin disempurnakan. Haltersebut dapat dilihat pada pasal ayat 2 e dalam UU No. 15 Tahun 2011tentang Penyelenggaraan Pemilu dinyatakan bahwa:“Menyertakan sekurang-kurangya 30% keretwakialn perempuan padapengurusan tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota”.Pada pasal 2 ayat 2 dalam UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politikmenyatakan bahwa:“pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana dimaksud padaayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan.”Pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa: “partai politik didirikan dandibentuk oleh paling sedikit 50 (lima puluh) orang warga Negara

12Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun dengan kanpadatingkatankepengurusan partai politik, yang mana pada pasal 2 ayat 5 dalam UU No. 2Tahun 2011 tentang Partai Politik dinyatakan bahwa:“kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) disusundengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling rendah 30%(tiga puluh persen) yang diatur dala AD dan ART Partai Politik masingmasing.”Dalam kaitannya dengan pemilu, kebijakan afirmatif tersebut dilakukandalam. Undang-Undang No. 8 Tahun 2011 tentang Pemilihan Umum AnggotaDPR, DPD, dan DPRD (UU Pemilu Legislatif) telah mengakomodasi tindakanafirmatif bagi perempuan. Di antaranya ketentuan yang menyatakan dalamdaftar calon legislatif minimal harus ada 30% perempuan. Pada pasal 8 ayat 2huruf e menyatakan bahwa:“partai politik dapat menjadi peserta pemilu setelah %(tigapuluhperseratus) keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politiktingkat pusat.”C. Konsep Eksistensi Perempuan dalam Dunia PolitikDalam konteks kepengurusan serta program parpol yang sensitif atasgender, optimalisasi peran pemerintah, DPR, akademisi, media informasi dankalangan masyarakat sipil sangat diperlukan. Begitu pula studi tentang

13persoalan dan model kaderisasi perempuan dalam partai politik khusunyaditingkat lokal perlu dilakukan. Temuan pada tingkat lokal memiliki tingkatsignifikansi yang kuat bagi upaya partisipasi dan pemberdayaan permpuandalam partai politik karena memilik pengaruh langsug pada isu-isu feminis ditingkat lokal seperti kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.Perempuan yang berdaya dalam politik memiliki kapasitas untukmemperjuangkan kepentinganya dalam kebijakan publik. Dalam konteks inipersoalan kaderisasi tidak dilihat semata-mata sebagai persoalan partai namunjuga melihat faktor-faktor penting lainya yang mempengaruhi seperti kapasitassuara perempuan di mata pemilih, dinamika kekuatan politik yang ada di partai,pengaruh peran gender dan tugas domestik dan koneksitas kader perempuandalam politik dengan gerakan perempuan (Soetjipto, 2011: 39).a. Keterlibatan Perempuan dalam PolitikSebagian besar literatur yang mengkaji keterlibatan perempuan dalampolitik berfokus pada analisa tentang hambatan-hambatan yang dihadapiperempuan dalam politik. Ada kajian yang melihat persoalanya ada pada isuketerlibatan dalam politik dalam membutuhkan dukungan finansial dannetwork yang kuat. Perempuan adalah pendatang baru yang memilikiketerbatasan mobilisasi uang, informasi, serta pendukung. Hambatan yangbersifat structural ini menjadi penyebab minimnya atau tidak efektifnyaketerlibatan mereka (Suacana, 2011: 5).Ada pula kajian yang berfokus pada hambatan tata nilai, .lembaga dantradisi, serta kewajiban-kewajiban sepihak yang membuat gerak perempuandalam politik menjadi terbatas. Tata nilai dalam keluarga dan masyarakat,

14tradisi dan lembaga yang menempatkan laki-laki sebagai actor wilayahpublk akan membuat perempuan tidak memperolah dukungan simbolik dariperanya. Kewajiban-kewajiban domestik dan kultural yang memberatkanperempuan akan mengurangi kesmpatan dan dukungan substansif bagiketerlibatan perempuan.Selanjutnya ada pula berbagai kajian yang melihat kapasitas individualperempuan sebagai faktor yang menghambat aktivitasnya di dunia politik.Minimnya kesempatan untuk menambah kapasitasnya dalam politik.Berbagai kapasitas tersebut meliputi kemampuan mengorganisasi massa,berkomunikasi, mengorganisir lembaga, merancang program, mengelolakeuangan, merancang starategi kampanye, merancang kebijakan, merancangsistem evaluasi kebijakan, dan lain-lainya.Melibatkan perempuan dalam bidang politik berarti memperkuatkapasitas perempuan untuk merespon hambatan structural, kultural,individual. Kajian terhadap kaderisasi perempuan dalam politik selanjutnyaakan dikajian aspirasi dari perempuan terhadap politik dan partai politik(Suacana, 2011: 5).

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr.H. Irwan Akib, M. Pd. 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. H. Muhlis Madani, M.Si 3. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Andi Luhur Prianto, S.IP, M.Si yang telah membina jurusan ilmu pemerintahan.

Related Documents:

5 IP 1125 Pengantar Ilmu Politik 3 5 IP 1235 Filsafat Ilmu Pemerintahan 2 6 IP 1126 Pengantar Sosiologi 3 6 IP 1236 Sosiologi Pemerintahan 2 7 IP 1127 Filsafat Ilmu 2 7 IP 1237 Studi Konstitusi dan Kelembagaan 3 8 IP 1138 Dasar-dasar Ilmu Pemerintahan 3 8 IP 1238 Teori Pemerintahan 3 Total 19

Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur afritwirabuana@gmail.com Nur Azizah Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur azizaahan@gmail.com Rezki Pratami Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL (BP2TPM) KABUPATEN PINRANG Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh Amirullah Umar E121 11 901 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan SKRIPSI Oleh: Ika Malikatun Nisa 201510050311047 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020 .

a) Ilmu syar'i yang dibutuhkan untuk menegakkan agama, diantaranya: menghafalkan Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu ushul fikih, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tentang ijma dan khilaf, dll. b) Ilmu duniawi yang dibutuhkan untuk menegakkan dunia dan kemaslahatan kaum Muslimin, diantaranya: ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu

Pemerintahan, Manajemen SDM, Pelayanan Pemerintahan, Manajemen Pemerintahan SubBahan Kajian: 1.Karakteristik dan Perilaku Birokrat 2.Organisasi Pemerintahan 3.Manajemen sumber daya manusia (SDM) 4.Pelayanan Pemerintahan 5.Manajemen Pemerintahan mencatat pokok-pokok materi 6. Presentasi Pen

Filsafat pemerintahan (politik) Filsafat agama Filsafat ilmu Filsafat pendidikan Filsafat hukum Filsafat sejarah Filsafat matematika. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial ka

Due date of deliverable: 31.12.2012 Document identifier: docx Revision: 1_ 1 Date: 2013-04-16 . SmartAgriFood 31.12.2012 docx Page 2 of 58 The SmartAgriFood Project The SmartAgriFood project is funded in the scope of the Future Internet Public Private Partner-ship Programme (FI-PPP), as part of .