Integrasi Ilmu Agama Islam Dan Sains Dalam Pendidikan . - Uinsby

1y ago
1 Views
1 Downloads
1.44 MB
124 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Baylee Stein
Transcription

INTEGRASI ILMU AGAMA ISLAM DAN SAINS DALAM PENDIDIKANPERSPEKTIF MUHAMMAD FETHULLAH GULENSKRIPSIOleh :MUHAMMAD ARWANID01214015UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANJURUSAN PENDIDIKAN ISLAMPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM2018

ii

iii

iv

v

ABSTRAKMuhammad Arwani, D01214015, 2018. Integrasi Ilmu Agama Islam dan Sainsdalam Pendidikan Perspektif Muhammad Fethullah Gulen. Skripsi Program StudiPendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan AmpelSurabaya. Pembimbing 1: Dr. H. Achmad Muhibin Zuhri, M. Ag, Pembimbing 2:Drs. H. M. Nawawi, M. Ag.Skripsi ini memfokuskan pada hakikat dan pengintegrasian ilmu agamaIslam dan sains dalam pendidikan perspektif Muhammad Fethullah Gulen. Untukmengupas integrasi itu, penelitian skripsi ini memunculkan rumusan masalahsebagai berikut: pertama, bagaimana hakikat ilmu agama Islam menurutMuhammad Fethullah Gulen? Kedua, bagaimana pandangan MuhammadFethullah Gulen terhadap sains? Ketiga, bagaimana integrasi ilmu agama Islamdan sains dalam pandangan Muhammad Fethullah Gulen?Untuk mendapatkan kesimpulan, skripsi ini mengunakan pendekatanhistoris, metode kepustakaan, dan analisis pemikiran tokoh. Setelah dataterkumpul dan tercatat dengan baik, maka langkah selanjutnya adalahmenganalisa data. Proses analisa data dimulai dari menelaah seluruh data yangtersedia dari berbagai sumber, yaitu buku karya Muhammad Fethullah Gulen dantokoh-tokoh yang membahas tentang pendidikan Islam dan sains dalampandangan Muhammad Fethullah Gulen.Dari data-data yang dikumpulkan dan dianalisis, ditemukan hasil sebagaiberikut: ilmu agama Islam menurut Gulen adalah salah satu bidang pelajaranpokok yang harus dipelajari oleh peserta didik, yang bertujuan untukmeningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. Sedangkan sainsmengarahkan kecerdasan menuju kebahagian akhirat tanpa mengharapkankeuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentangalam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya. Dalampengintegrasiannya Gulen mengusulkan sebuah sistem pendidikan yangmengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai moral. Yakni denganmendirikan lembaga pendidikan sekolah modern yang berbasis ilmu pengetahuandan ilmu agama.Kata kunci: Muhammad Fethullah Gulen, Pendidikan, Ilmu Agama Islam, Sains,Integrasividigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN . iiiPERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING . ivPENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI .vMOTTO . viPERSEMBAHAN . viiABSTRAK . viiiKATA PENGANTAR . ixDAFTAR ISI . xiiBAB I : PENDAHULUANA. Latar Belakang . 1B. Rumusan Masalah . 7C. Tujuan Penelitian . 7D. Kegunaan Penelitian . 7E. Penelitian Terdahulu . 8F. Metode Penelitian . 10BAB II : DIKOTOMI PENDIDIKAN DAN KONSEP PENDIDIKAN ILMUAGAMA ISLAM DAN SAINSviidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Problematika Dikotomi Pendidikan . 131. Sejarah Dikotomi dalam Pendidikan . 132. Dampak Dikotomi Ilmu terhadap Pendidikan Islam . 183. Integrasi Ilmu Pengetahuan dalam Pendidikan Islam saat ini . 19B. Konsep Pendidikan Islam . 241. Pengertian Pendidikan Islam . 242. Tujuan Pendidikan Islam . 263. Materi Pendidikan Islam . 284. Metode Pendidikan Islam . 305. Evaluasi Pendidikan Islam . 35C. Konsep Sains . 381. Pengertian Sains . 382. Tujuan Sains . 403. Metode Pembelajaran Sains . 41D. Integrasi Materi Ilmu Agama Islam dengan Sains . 45BAB III : BIOGRAFI DAN PANDANGAN MUHAMMAD FETHULLAHGULEN TENTANG PENDIDIKAN ILMU AGAMA ISLAMDAN SAINSA. Biografi Muhammad Fethullah Gulen . 55B. Pendidikan Ilmu Agama Islam . 611. Pengertian Pendidikan Ilmu Agama Islam . 612. Tujuan Pendidikan Ilmu Agama Islam . 64viiidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Materi Pendidikan Ilmu Agama Islam . 654. Metode Pendidikan Ilmu Agama Islam . 665. Evaluasi Pendidikan Ilmu Agama Islam . 69C. Peserta Didik . 71D. Pendidik . 73E. Sains . 751. Pengertian Sains . 752. Tujuan Sains . 773. Metode Pembelajaran Sains . 79BAB IV : INTEGRASI ILMU AGAMA ISLAM DAN SAINS DALAMPENDIDIKAN PERSPEKTIF MUHAMMAD FETHULLAHGULENA. Urgensi Ilmu Agama Islam dan Sains . 81B. Pandangan Islam terhadap Ilmu Agama dan Sains . 891. Pandangan Islam terhadap Ilmu Agama Menurut MuhammadFethullah Gulen . 892. Pandangan Islam terhadap Sains Menurut Muhammad FethullahGulen . 91C. Integrasi Ilmu Agama Islam dan Sains . 93D. Struktur Kurikulum Sekolah yang Terinspirasi oleh MuhammadFethullah Gulen . 102ixdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V : PENUTUPA. Kesimpulan . 105B. Saran . 106DAFTAR PUSTAKA . 107xdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSecara terminologis, pendidikan merupakan proses perbaikan,penguatan, dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensimanusia. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untukmembina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang adadalam masyarakat.1 Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting kanmampumenghasilkan manusia yang cerdas, bertanggung jawab, berkualitas, danmampu mengembangkan keilmuannya.Pendidikan dalam arti sempit dibatasi pada interaksi antara orangdewasa yang menjadi sebagai seorang pendidik, dengan anak yang belumdewasa (anak didik). Sedangkan Pendidikan dalam makna luas adalah segalaproses pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yangberlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atauperkembangan individu.21Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga,dan Masyarakat (Yogyakarta: LKIS, 2009), 14.2Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 12.1digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2Pendidikan ilmu agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaranIslam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinyasetelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati, danmengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secaramenyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandanganhidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun diakhirat kelak.3Pendidikan Islam diberikan dengan tujuan untuk peningkatan potensispiritual dan membentuk anak didik agar menjadi manusia yang beriman,bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia, serta mampumenghasilkan manusia yang jujur, adil, disiplin, berbudi pekerti luhur, dantoleran. Pendidikan Islam pada hakikatnya yakni proses perubahan menuju kearah yang positif (baik). Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif iniadalah jalan tuhan yang dilaksanakan sejak zaman dakwah nabi MuhammadSAW yang dipahami sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islamkepada masyarakat.4Dalam Islam, seseorang tidak hanya diperintahkan untuk belajar ilmuagama saja, akan tetapi juga harus diimbangi dengan belajar tentang ilmuumum atau sains. Sebab sains sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiapindividu untuk menghadapi zaman sekarang yang sarat akan persaingan ini.Karena dengan sains, seseorang bisa dihormati dan diakui keberadaannya.34Zakiah Darajat, Ilmu Penididkan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 86-89.Imam Bawani, Segi-segi Pendidikan Islam (Surabaya: Al-Ihlas, 1987), 73-74.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3Selain itu, sains juga menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa,karena pada dasarnya semua bidang kehidupan memerlukan sains.Dari sinilah, untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,setiap kaum muslim diharuskan agar berusaha mempelajari dan menguasaisains. Tapi, disisi lain juga tidak diperbolehkan untuk melanggar ajaranIslam. Karena pada dasarnya, semua yang ada di alam semesta ini akankembali kepada Allah SWT, bahkan sebenarnya sains dan berbagai ilmulainnya telah terkandung di dalam al-Quran.Ilmu agama Islam dan sains (ilmu pengetahuan) adalah dua komponenyang sangat diperlukan dan tidak dapat dipisahkan dalam menjalanikehidupan di dunia dan kehidupan nanti di akhirat. Ilmu agama Islamdigunakan untuk mencapai jalan kebahagian hidup di akhirat, sedangkansains berfungsi untuk dijadikan sebagai pegangan dalam menghadapitantangan dan memecahkan masalah (duniawi) yang ada dalam kehidupan.Selain untuk mempermudah kehidupan dan pekerjaan manusia, sainsdan teknologi memiliki peran penting dalam Islam. Seperti masalahpenentuan waktu sholat, penentuan arah kiblat, hingga penentuan 1 ramadhandan 1 syawal tidak luput dari peranan sains dan teknologi. Maka dari ituantara Islam dan sains mempunyai keterkaitan yang harus berjalan secaraseimbang. Seperti pendapat Albert Einstein yang mengatakan bahwa “ilmutanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4Namun, saat ini pendidikan Islam memiliki masalah yang sedangdihadapi. Yakni persoalan tentang dikotomi ilmu agama Islam dan sains(umum). Masih banyak yang berpendapat bahwa ilmu agama bersifat harusdicari dan ilmu-ilmu sains bersifat tidak terlalu harus untuk dicari bagi kaummuslim. Sehingga banyak orang Islam yang lebih mementingkan untukmencari dan belajar ilmu-ilmu agama daripada ilmu-ilmu umum. Padahalsesungguhnya, dalam ajaran Islam tidak pernah menyatakan tentang dikotomiilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan dan agama adalah satukeilmuan totalitas yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.Manusia diberikan oleh Allah akal untuk menganalisis dan mengkaji apa sajayang ada di alam ini sebagai pembelajaran untuk manusia.Muhammad Fethullah Gulen atau yang sering dipanggil dengansebutan Hocaefendi, adalah salah satu diantara beberapa tokoh Islam di duniayang berasal dari Turki dan sangat peduli dengan pendidikan Islam sertamenjadi tokoh yang berpengaruh didunia, khususnya di tempat kelahirannyasendiri. Muhammad Fethullah Gulen berusaha mendamaikan nilai-nilai Islamdengan kehidupan modern dan ilmu pengetahuan. Ia berpendapat bahwa kitaperlu menjelaskan Islam melalui sains dan fakta ilmiah agar kita dapatberargumentasi dengan orang-orang kaum materialistis dan anti-religius yangberusaha menggunakan sains untuk menentang agama dan menganggap ideide mereka lebih prestis daripada seharusnya.Keberhasilan dan kesuksesan terbesar Muhammad Fethullah Gulenadalah mendidik generasi muda dalam ilmu-ilmu sains dan agama sehinggadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5mampu mengentaskan mereka dari kebodohan dan membentengi mereka daripenyakit-penyakit spiritual. Ketika mengajar, Gulen lebih memusatkan padacinta, iman, dan sunnah nabi. Selain itu dia juga menjelaskan tentangpenyucian diri, kriteria dan prinsip dasar hizmet, melayani masyarakat,konsep kunci tasawuf seperti taqwa, taubat, zuhud, ikhlas, muraqaba,istiqamah, tawakkal, tawadu', syukur, ihsan, sabar, dan ma'rifah.Bagi Muhammad Fethullah Gulen pendidikan Islam adalah suatusistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkankehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dengan mudah ia dapatmembentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Pengertian itu mengacupada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa menghilangkanprinsip-prinsip Islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia,sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnyaseiring dengan perkembangan iptek. Menurut Gulen pendidikan Islammerupakan pendidikan holistik, menyeluruh dan tidak terpisah antara ilmuagama dan ilmu umum yang bertujuan untuk memperkaya pemikiran spiritualdan kritis baik bagi laki-laki maupun perempuan serta dengan harapanmampu mempengaruhi perkembangan moral seseorang ke arah yang lebihbaik.5Kemudian Fethullah Gulen menjadikan sains sebagai perhatiannyakarena selama ini sains dikuasai oleh kelompok pengikut materialisme dan5Tarif Khalidi, Classical Arab Islam: The Culture and Heritage of the Golden Age (Princeton,1985), 57.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6anti-religius. Ia memilih untuk mendorong umat Islam untuk merangkulsains. Gulen bertujuan mentransformasi sains menjadi bentuk yang religius.Menurut Gulen, sains tanpa agama menyebabkan atheisme, sedangkan ilmuagama tanpa pengetahuan umum melahirkan kefanatikan. Ketika keduanyadigabung, hal tersebut akan mendorong orang yang sedang mencari ilmuuntuk terus melakukan riset serta memperdalam iman dan ilmu pengetahuan.6Kesadaran Gulen ini muncul karena dimotivasi adanya dikotomi antarapendidikan Islam dan sains yang terjadi di tengah masyarakat muslim.Dikotomi ini tidak bisa dihindari sebagai hasil dari kegagalan sejarah dalammengembangkan keilmuan sains yang seharusnya mampu menyelaraskansains dengan ajaran-ajaran Islam.Gulen berpendapat bahwa ilmu agama Islam dan sains tidak memilikigaris pemisah antara ilmu agama (religious sciences) dan ilmu umum(secular sciences). Pemisah ilmu menjadi ilmu agama dan ilmu umum adalahpandangan tidak holistik atas ilmu Allah. Dia menyadari pentingnyamenguasai ilmu-ilmu sains dan menekankan bahwa tak ada pemisah kognitifantara kebenaran spiritual dan penelitian ilmiah.7 Sehingga ilmu agama Islamdan sains haruslah berjalan beiringan untuk menciptakan manusia yang tidakhanya memiliki pemikiran cerdas akan tetapi juga memiliki karakter Islamiyang baik dan santun.6Muhammad Fethullah Gulen, Understanding and Belief: The Essentials of Islamic Faith (Izmir:Kaynak, 1997), 320.7A. Fatih Syuhud, Pendidikan Islam: Cara Mendidik Anak Saleh, Smart dan Pekerja Keras(Malang: Pustaka Al-Khoirot, 2011), 63-64.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahansebagai berikut:1. Bagaimana hakikat ilmu agama Islam menurut Muhammad FethullahGulen?2. Bagaimana pandangan Muhammad Fethullah Gulen terhadap sains?3. Bagaimana integrasi ilmu agama Islam dan sains dalam pendidikanperspektif Muhammad Fethullah Gulen?C. Tujuan PenelitianMengacu pada rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut:1. Untuk mendeskripsikan hakikat ilmu agama Islam menurut MuhammadFethullah Gulen2. Untuk mendeskripsikan pandangan Muhammad Fethullah Gulen terhadapsains3. Untuk mendeskripsikan integrasi ilmu agama Islam dan sains dalampendidikan perspektif Muhammad Fethullah GulenD. Kegunaan Penelitian1. Kegunaan TeoritisDalam satu sisi, diharapkan dapat memberikan koreksi ataumemperkuat penelitian terdahulu. Di sisi lain, diharapkan dapatdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8menemukan kontruksi teoritis yang original dalam memberikanpandangan baru terhadap integrasi ilmu agama Islam dan sains. Untuk itu,kegunaan yang diharapkan adalah dapat membangun suatu teori Integrasiilmu agama Islam dan sains di tengah-tengah kehidupan muslim. Teori inimenekankan pentingnya pendidikan ilmu agama Islam dan sains dalammemajukan dunia Islam di tengah keterpurukan dunia ketika berhadapandengan dunia Barat. Selain itu, penelitian ini juga berguna untukmembangun asumsi bahwa sains dapat direbut kembali oleh dunia Islammelalui pendidikan dengan menitik beratkan pada pengajaran sains.2. Kegunaan lyangmembentuk satu keilmuan teoritik sehingga dapat dijadikan pijakan dalammembangun masyarakat sadar akan pendidikan ilmu agama Islam dansains, membangun sekolah berbasis sains yang Islami, serta menjadikanpendidikan Islam dan sains sebagai alat penyatu antar umat beragama.E. Penelitian TerdahuluPenelitian yang dilakukan oleh Ali Sahin dengan judul “PemikiranM. Fethullah Gulen dalam Pendidikan Islam” menjelaskan tentang konseppendidikan Islam Fethullah Gulen yang lebih menekankan padapentingnya iman sempurna, membara cinta, menyikapi ilmu Islam denganlogika dan perasaan, mengorbankan diri, akhlak, moral, kebersihan hatidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9dalam mencari ilmu pengetahuan (belajar mengajar). Artinya adalahFethullah Gulen mengatakan seorang pendidik dan orang-orang yangsedang mencari ilmu pengetahuan, bila tidak mengorbankan diri, imansempurna, cinta dan tidak membersihkan hatinya terlebih dahulu makamustahil ilmu pengetahuan tersebut akan dapat dikuasai artinya tidak adahasilnya bagi si pendidik dan peserta didik. Dalam penelitian ini lebihmemfokuskan pada konsep atau persiapan kepribadian seseorang dalammempelajari ilmu.Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Akhmad RizqonKhamami dengan judul “Hubungan Sains dan Islam dalam PerspektifFethullah Gulen” menjelaskan tentang ontologi, epistemologi, aksiologihubungan sains dan Islam dalam perspektif Fethullah Gulen yangterrefleksikan pada pendidikan. Dengan menggunakan metode kualitatifdengan memakai pendekatan historis dan filosofis. Penelitian tersebutmenyimpulkan bahwa bagaimana gulen memberikan kontribusinya dalambidang sains dan agama dengan pemikirannya mengenai sains dan islammelalui pendirian sekolah-sekolah berbasis pemikiran pengintegrasian antara ilmu agama Islam dan sains dalam tataranpendidikan dan gambaran pengintegrasian antara ilmu agama Islam dansains melalui tujuan, metode, dan evaluasi yang ditawarkan olehMuhammad Fethullah Gulen. Meskipun demikian penelitian ini bolehdikatakan sebagai lanjutan penelitian terdahulu di satu sisi dan penelitiandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10ini sebagai tambahan referensi baru untuk membedah Integrasi ilmu agamaIslam dan sains di sisi lain. Oleh karena, itu penelitian ini mencoba masuklebih tajam dalam pengintegrasian ilmu agama Islam dan sains dalampendidikan. Apabila dipandang dari sudut teoritik, penelitian yangmembahas integrasi ilmu agama Islam dan sains dalam pemikiran Gulenini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya. Pada taraf inipenelitian bersifat mempertajam. Namun, penelitian ini menghasilkan halbaru dari sisi paradigmatik.F. Metode PenelitianPenelitian tentang pemikiran Muhammad Fethullah Gulen, merupakanpenelitian yang semata-mata didasarkan pada penelitian kepustakaan (Libraryresearch).1. Teknik Pengumpulan DataKarena penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research),maka teknik pengumpulan data adalah dokumentasi. Metode dokumentasiadalah proses pengumpulan melalui buku-buku, kitab, jurnal, artikel,dokumen, dan lain sebagainya.8 Dengan melakukan pengumpulan literaturmelalui tulisan/karya Muhammad Fethullah Gulen sendiri maupun tokohtokoh yang membahas pemikiran Muhammad Fethullah Gulen dalampendidikan ilmu agama Islam dan sains.8Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Social (Bandung: Alumni, 1980), 28.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112. Sumber Dataa. Data primer adalah "Cinta dan Toleransi, Cahaya Abadi MuhammadSAW Kebanggaan Umat Manusia Vol. 1-3, Islam Rahmatan lilA'lamin, Membangun Peradaban Kita, Bangkitnya Spiritualitas Islam,Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup, Qadar,Cahaya al-Quran Bagi Seluruh Makhluk, dan Versi Terdalam:Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW” karya MuhammadFethullah Gulen tentang pemikiran beliau dalam pendidikan ilmuagama Islam dan sains.b. Data sekunder diperoleh dari para tokoh-tokoh pendidikan ilmu agamaIslam dan sains, yang berbicara baik secara umum maupun khususmenulis atau membahas tentang pendidikan Islam dan sains dalampandangan Muhammad Fethullah Gulen.3. Teknik Pengolahan DataSetelah data yang dibutuhkan telah terkumpul yaitu berupa bukubuku atau literatur yang berhubungan dengan judul yang akan diteliti,maka diadakan pengolahan, dengan tujuan agar data yang telah terkumpulmudah disajikan dalam susunan yang baik dan rapi, untuk kemudian barudianalisis. Dalam pengolahan data ini dapat dilakukan dengan cara:a. PenyuntinganSemua data yang telah terkumpul diadakan pemeriksaan apakahterdapat kekeliruan, data yang tidak lengkap atau palsu. Artinya dalamdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12teknis ini penulis mengadakan pemeriksaan terhadap data-data yangsudah terkumpul yang kemudian dikelompokkan mana data tersebutyang sesuai dengan penelitian penulis dengan tujuan agar mengetahuidata tersebut asli atau tidak.b. PengkodeanProses selanjutnya adalah memberikan tanda dengan tujuan untukmengetahui mana data yang sama atau tidak. Proses dimana penulismemberikan kode atau tanda terhadap data yang sudah terkumpul danyang sudah dicek kesesuainnya dengan judul penelitian.4. Teknik Analisis DataSetelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya diadakanklasifikasi dari beberapa bagian yang masih terpencar dalam berbagaitulisan baik data sekunder maupun data primer, maka dilakukan penalarandan pemikiran, kemudian disajikan dengan metode deskriptif analisis yangkemudian disusun menjadi sebuah kesatuan yang utuh sebagai konseppendidikan ilmu agama Islam dan sains yang baik, bagus, lugas, danmudah dipahami.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IIDIKOTOMI PENDIDIKAN DAN KONSEP PENDIDIKAN ILMU AGAMAISLAM DAN SAINSA. Problematika Dikotomi Pendidikan1. Sejarah Dikotomi dalam PendidikanDikotomi memiliki arti pembagian atas dua hal yang salingbertentangan. Istilah dikotomi jika dihubungkan dengan agama dan ilmu,maka akan mengacu pada sikap atau paham yang membedakan,memisahkan, dan mempertentangkan antara ilmu agama dan ilmu-ilmunon agama (ilmu umum). Atau lebih bisa dikatakan yaitu ilmu akhirat danilmu dunia.Dikotomi ilmu pengetahuan adalah sebuah paradigma yang seringdiperbincangkan dan tidak berkesudahan. Adanya dikotomi ilmupengetahuan berdampak pada dikotomi pendidikan itu sendiri. Adapendidikan yang berfokus pada ilmu pengetahuan modern dan jauh darinilai-nilai agama, Ada pula pendidikan yang hanya menitik beratkan padapengetahuan agama yang terkadang dipahami dengan penuh dengankeyakinan dan jauh dari ilmu pengetahuan.Awal mula adanya dikotomi ilmu disebabkan faktor perkembanganpenggolongan ilmu yang bergerak maju dengan pesat sehingggaterbentuklah berbagai cabang disiplin ilmu, bahkan tercipta anak cabang13digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14ilmu tersebut. Hal ini menyebabkan adanya jarak antara ilmu denganinduk ilmunya yakni filsafat dan juga antara ilmu agama dengan ilmuumum menjadi semakin jauh.9Dalam sejarahnya, dikotomi ilmu muncul bersamaan dengan masakegelapan atau biasa disebut dengan masa renaissance di Barat. Hal iniberawal dari perlawanan masyarakat Barat terhadap dominasi gerejaterhadap sosio-religius dan sosio-intelektual di Eropa. Pada masa ini,gereja menetapkan bahwa penentu kebenaran ilmiah adalah bersandar dariajaran yang ada di dalamnya (Kristen). Pengadilan inqusi yang dialamioleh Copernicus, Bruno dan Galileo tentang pendapat mereka yangbertentangan dengan gereja (agama) telah mempengaruhi prosesperkembangan berpikir masyarakat Eropa yang pada dasarnya inginterbebas dari nila-nilai di bidang eori-teoripengetahuan yang tidak sesuai dengan pemikiran para ilmuan sehinggasetiap temuan ilmiah yang bertentangan dengan gereja harus dibatalkankarena tidak sesuai dengan supremasi gereja. Karena merasa tertekanakhirnya para ilmuwan melawan kebijakan gereja dengan mengadakankualisi untuk menumbangkan dominasi kekuasaan gereja dan muncullahreinassance kemudian reinassance melahirkan sekularisasi dan darisekularisasi ini lahirlah dikotomi ilmu. Dengan kejadian otoritas gerejayang demikian, para ilmuwan menjadi tidak lagi percaya pada agama dan9Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 17.Zainuddin, Paradigma Pendidikan Terpadu (Malang: UIN Press, 2008), 16.10digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pengetahuan dan tidak mendukung pertumbuhan ilmu serta menghambatcara pikir mereka.Dalam sejarah perkembangan umat Islam. Pada masa klasik (850M - 1200 M) ketika pemerintahan bani Abbasiyah. umat Islam begitumengalami kejayaan dalam semua bidang ilmu pengetahuan. Ketika itupara ilmuan Muslim memandang ilmu dan agama sebagai sesuatu yangintegratif. Dan mereka menganggap bahwa ajaran agama Islam memuatsemua sistem ilmu pengetahuan, sehingga tidak ada dikotomi dalam sistemkeilmuan Islam.11 Namun, keadaan tersebut berubah ketika memasukimasa periode kemunduran dan kehancuran dinasti Abbasiyah, munculpemisahan antara kelompok ilmu profan yaitu ilmu-ilmu keduniaan yangmenlahirkan perkembangan sains dan teknologi yang selanjutnyadihadapkan pada ilmu-ilmu agama pada sisi lain.12 Amin Abdullahberpendapat bahwa kecelakaan sejarah umat Islam terjadi pada saatbangunan keilmuan natural science menjadi terpisah dan tidak bersentuhansama sekali dengan ilmu-ilmu agama yang pondasi dasarnya berupa teksatau nash, yaitu al-Quran dan hadits.13Ketika itu umat Islam mengalami kemunduran dalam berbagaibidang khususnya pendidikan. Dalam keterpurukan yang dihadapi oleh11Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: Pokok-poko

Pendidikan dalam arti sempit dibatasi pada interaksi antara orang dewasa yang menjadi sebagai seorang pendidik, dengan anak yang belum dewasa (anak didik). Sedangkan Pendidikan dalam makna luas adalah segala proses pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang perkembangan individu.2 1 Moh.

Related Documents:

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu untuk memenuhi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu TarbiyahPendidikan Agama Islam (S.Pd). Oleh SHOIBATUL ASLAMIA NIM. 131 6210713 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 PEKUNCEN BANYUMAS Miftahudin, NIM. 082338040, udin miftah132@gmail.com Progran Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto) ABSTRAK Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting bagi

Dimensi Filsafat Ilmu dalam Diskursus Integrasi Ilmu v Alhamdulillah, selamat kami ucapkan atas terbitnya buku Dimensi Filsafat Ilmu dalam Diskursus Integrasi Ilmu ini. Selain pengajaran dan pengabdian, penelitian merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Buk

a) Ilmu syar'i yang dibutuhkan untuk menegakkan agama, diantaranya: menghafalkan Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu ushul fikih, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tentang ijma dan khilaf, dll. b) Ilmu duniawi yang dibutuhkan untuk menegakkan dunia dan kemaslahatan kaum Muslimin, diantaranya: ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu

Diajukan kepada Program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Alfian Ricky Saputro NIM. 14422078 Dosen Pembimbing : Drs. H. A.F. Djunaidi, M.Ag. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 DIKTAT MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL . 2 BAB I FILSAFAT ILMU A. Filsafat Ilmu Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang . politik, dan estetika. Alfarabi : 870-950 : Ilmu pengetahuan .

MAKNA DAN URGENSI AGAMA BAGI MANUSIA A. Mencari Makna Agama, Perspektif Ontologis . Dalam wacana pemikiran modern Barat, persoalan pendefinisian kata agama telah mengundang perdebatan dan polemik yang tidak berkesudahan, baik di bidang Ilmu Filsafat Agama, Teologi, . Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), 1

Filsafat pemerintahan (politik) Filsafat agama Filsafat ilmu Filsafat pendidikan Filsafat hukum Filsafat sejarah Filsafat matematika. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial ka