PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT

2y ago
69 Views
2 Downloads
443.50 KB
15 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Wade Mabry
Transcription

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT PKUMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN RUMAH SAKIT PKUMUHAMMADIYAH GAMPINGFirda Ulhusna1), Muchsin Maulana1)Kesehatan MasyarakatFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan YogyakartaJln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Warungboto, YogyakartaTelp.(0274) 381523, 379418Email: firda710@gmail.comINTISARILatar Belakang: Pengelolaan limbah medis padat diatur dalam PeraturanKepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan KesehatanLingkungan Rumah Sakit, dimana proses pengelolaan limbah meliputipemilahan, penampungan, pengangkutan dan daur ulang. Limbah medis yangtidak dikelola dengan benar dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui Pengelolaan Limbah Medis Padat di RS PKU MuhammadiyahYogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping.Metode: Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan pendekatandeskriptif. Subjek penelitian 1 orang Kepala Sanitasi, 1 orang Pegawai Sanitasi,dan 4 orang petugas kebersihan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 1 orangKepala Sanitasi dan 1 orang Pegawai Sanitasi, 4 orang petugas kebersihan RSPKU Muhammadiyah Gamping. Instrumen Penelitian yaitu Wawancara, danobservasi.Hasil penelitian: Sistem pengelolaan limbah padat di RS PKU MuhammadiyahYogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping mengacu pada PeraturanKepMenkes RI No. 1204 tahun 2004 namun pada saat dilapangan masihditemukan beberapa kekurangan dalam pengelolaan limbah medis yaituPenggunaan APD yang belum lengkap oleh cleaning service, limbah yangtercecer pada saat pengangkutan, troli yang tidak memiliki tutup, penumpukansampah di TPS karena keterlambatan pengangkutan oleh pihak ketiga.Kesimpulan: Sistem Pengelolaan limbah medis padat di RS PKU MuhamadiyahYogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping sudah sesuai denganPeraturan Kepmenkes No 1201/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratankesehatan lingkungan rumah sakit. Pengelolaan limbah medis harus diperhatikansecara maksimal agar dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.Kata Kunci: B3, Limbah, Medis, Padat1

ABSTRACTBackground: The management of solid medical waste is regulated in the Regulation ofthe Ministry of Health Republic of Indonesia No. 1204 of 2004 about The HospitalEnvironmental Health Requirements, where the process of managing liquid waste is inaccordance with provisions, shelter, transportation and recycling. Medical waste that isnot managed properly can pollute the surrounding environment. This study aims to knowThe Management of Solid Medical Waste in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospitaland PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.Method: This study uses qualitative analysis with a descriptive approach. The researchsubjects were 1 Head of Sanitation, 1 Head of Sanitation Staffs and 4 Head of cleaningservice of PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. 1 Head of Sanitation, 1 head ofSanitation Staffs, and 4 Head of Cleaning Service of PKU Muhammadiyah GampingHospital. The research instruments are interviews and observations.Results: The management system of solid waste at PKU Muhammadiyah YogyakartaHospital and PKU Muhammadiyah Gamping Hospital refers to Regulation of the Ministryof Health Republic of Indonesia No. 1204 in 2004 while the field there were still somedeficiencies in the management of medical waste, namely the use of PPE which wasincomplete by cleaning service, scattered waste during transportation, trolleys that did nothave any lid, accumulation of garbage in polling stations due to late transportation bythird parties.Conclusion: The management system of solid medical waste in PKU MuhammadiyahYogyakarta Hospital and PKU Muhammadiyah Gamping Hospital is in accordance withthe Regulation of the Ministry of Health No. 1201 / MENKES / SK / X / 2004 about thehospital environmental health requirements. Management of medical waste must beconsidered to the maximum in order to reduce the occurrence of environmental pollution.Keyword: B3, Waste, Medical, Solid1. PendahuluanRumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.Jumlah rumah sakit yang ada di Indonesia mencapai 2.601 rumah sakitumum dan rumah sakit khusus dengan peningkatan sebanyak 4,5 persendari tahun 2015. Cakupan rumah sakit yang melakukan pengelolaanlimbah medis sesuai standar berdasarkan data profil kesehatan indonesiapada tahun 2016 hanya sebesar 17,36 persen. Secara nasional rumahsakit menyumbang produksi limbah sebanyak 376.089 ton/hari danproduksi limbah cair rumah sakit sebanyak 48.985 ton/hari1.Pengelolaan limbah medis padat rumah sakit diatur dalamKeputusan Menteri Kesehatan nomor 1204 tahun 2004 tentangpersyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit bahwa pengelolaanlimbah medis padat perlu meliputi minimasi limbah, pemilahan,penampungan, pengangkutan, pemanfaatan kembali dan daur ulang. Adabeberapa kelompok masyarakat yang mempunyai risiko untuk mendapatgangguan karena buangan rumah sakit. Pertama, pasien yang datang kerumah sakit untuk memperoleh pertolongan pengobatan dan perawatanrumah sakit. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling rentan.Kedua, karyawan rumah sakit dalam melaksanakan tugas sehari-harinyaselalu kontak dengan orang sakit yang merupakan sumber agen penyakit.Ketiga, pengunjung/pengantar orang sakit yang berkunjung ke rumahsakit, risiko terkena gangguan kesehatan akan semakin besar. Keempat,2

masyarakat yang bermukim disekitar rumah sakit, lebih-lebih lagi bilarumah sakit membuang hasil buangan rumah sakit tidak sebagaimanamestinya ke lingkungan sekitarnya2. Akibatnya adalah mutu lingkunganmenjadi turun kualitasnya, dengan akibat lanjutannya adalah menurunnyaderajat kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut3.Berdasarkan Studi Pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal05 maret 2019 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dantanggal 07 maret 2019 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gampingdengan cara Observasi dan Wawancara langsung kepada KepalaInstalasi Kesehatan Lingkungan dan Petugas Pengelola Limbah rumahdikedua rumah sakit didapatkan informasi yaitu, Pengelolaan LimbahMedis Padat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta danRumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping mengacu pada PeraturanKepmenkes Nomor 1204/MENKES/SK/X/ 2004 tentang PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit meliputi pemilahan, penampungan,pengangkutan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang. Hasil dariWawancara di kedua rumah sakit didapatkan hasil dimana PengelolaanLimbah Medis Padat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakartadan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping sudah sesuai denganPeraturan yang ditetapkan KepMenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yang dimulaidari pemilahan, pngumpulan, pengangkutan dan daur ulang. Namunkenyataannya pada saat dilapangan masih ditemukan beberapakekurangan diantaranya, di Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta kurangnya kepatuhan beberapa petugas kebersihan dalamkelengkapan penggunaan Alat Pelindung Diri pada saat bertugas,terdapat limbah B3 yang tercecer pada saat dilakukan pengangkutankarena kelebihan isi didalam dan terdapat beberapa Bin yang tidakmemiliki tutup, belum adanya jalur khusus pada saat pengangkutanlimbah B3 di TPS khusus Limbah B3, sedangkan di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Gamping ada beberapa masalah yang ditemukan yaitutidak semua unit atau bangsal menyediakan tempat sampah yang tertutupatau aman, alat angkut troli khusus limbah yang tidak memiliki tutup, danjuga kelengkapan penggunaan Alat Pelindung Diri petugas kebersihanyang masih dinilai kurang pada saat dilapangan4.Pengelolaan limbah yang tidak baik dan tidak sesuai denganperaturan yang telah ditetapkan akan berdampak buruk bagi lingkungansekitar dan dapat berisiko bagi kesehatan. Penggunaan APD yanglengkap pada saat pengelolaan limbah oleh para petugas juga harusditekankan, untuk menguragi risiko terjadinya kecelakaan kerja. Saranadan Prasarana juga harus dipenuhi dan diperbaiki untuk meningkatkankualitas pelayanan di kedua rumah sakit yaitu Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping. Dari masalah-masalah yang ditemui di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untukmengetahui bagaimana penanganan masalah yang terjadi terkaitpengolahan limbah medis rumah sakit, ketepatan petugas pengolahlimbah dalam penggunaan alat pelindung diri, penyediaan dan3

pemeliharaan sanitasi, dan mengetahui kesesuaian pengolahan limbahmedis padat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta danRumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping dengan Keputusan MenteriKesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentangpersyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.2. Metode penelitianPenelitian ini dilakukan melalui wawancara dan observasi denganpihak terkait dan pengambilan sampel atau data di lokasi studi. Dalamanalisa data penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengananalisa kualitatif. Subjek Penelitian adalah 1 orang Kepala InstalasiKesehatan Lingkungan, 1 orang Petugas Sanitasi dan 4 orang CleaningService di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan 1 orangKepala Instalasi Kesehatan Lingkungan, 1 orang Petugas Sanitasi dan 4orang Cleaning Service di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.Teknik dalam penentuan Partisipan/ Subjek Penelitian menggunakanTeknik Purposive Sampling.Teknik Pengumpulan data menggunakanData Primer dan Data Sekunder. Penelitian ini menggunakan InstrumenPedoman Wawancara, dan observasi dalam bentuk checklist.3. Hasil penelitian1) Kegiatan Penghasil Limbah InfeksiusRumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Gamping menghasilkan limbah infeksius di KegiatanPelayanan Rumah Sakit yang sama yaitu meliputi:a) Kunjungan Rawat Inapb) Kunjungan Rawat Jalanc) Kegiatan Kamar Operasid) Kegiatan Unit Penunjang MedisLimbah padat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RumahSakit PKU Muhammadiyah Gamping yang membedakan adalah RumahSakit PKU Muhammadiyah Gamping yang masih berstatus Tipe C tidakmenyediakan pelayanan yang menghasilkan limbah Radiologi danSitotoksik, biasanya pasien langsung dirujuk ke Rumah Sakit yangberstatus Tipe B. Limbah limbah tersebut berasal dari sisa pengobatan,perawatan pasien, perkantoran, gardening, penunggu dan jugapengunjung. Pada saat dilakukan wawancara didapatkan hasilpengelolaan limbah medis padat selama 3 bulan terakhir dari KepalaInstalasi Kesehatan Lingkungan kedua rumah sakit yang ditulis dalambentuk diagram meliputi:Logbook Volume Limbah Infeksius50000Total yang masuk (kg)AprilMeiJuni346426302813Diagram 1. Hasil Pengolahan Limbah Infeksius Selama 3 Bulan Terakhir diRumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 20194

Diagram 1 hasil dari pengolahan Limbah B3 di RS PKUMuhammadiyah Yogyakarta selama 3 bulan terakhir didapatkan jumlahtotal Limbah B3 yang tertinggi didapat pada bulan april sebesar 3464 Kg.Dimana dari Hasil Pemantauan limbah padat pada diagram tersebut tidakterdapat perbedaan yang spesifik hanya mengalami sedikit penurunandan kenaikan jumlah limbah tersebut tergantung pada trend kunjunganpasien.Logbook Volume Limbah Infeksius2600240022002000Total yang masuk (kg)AprilMeiJuni224023202558Diagram 2. Hasil Pengolahan Limbah Medis 3 Bulan Terakhir di RumahSakit PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2019Diagram 2 hasil dari pengolahan Limbah B3 di RS PKUMuhammadiyah Gamping Selama 3 bulan terakhir didapatkan jumlah totalLimbah B3 yang paling tinggi didapatkan pada bulan Juni sebesar 2558Kg. Dimana dari Hasil Pemantauan limbah padat pada grafik tersebuttidak terdapat perbedaan yang spesifik terhadap total limbah padat jenislimbah B3 di RS PKU Muhammadiyah Gamping setiap bulannya.2) Proses Pengolahan Limbah Medis PadatProses pengolahan limbah padat di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yang telah disesuaikan dengankondisi lapangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta,adapun proses pengolahan limbah padat sebagai berikut:a) Proses Pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta1. PemilahanMemisahkan limbah berdasarkan jenis dan karakteristik limbahnya.Pemilahan dilakukan pada pagi dan siang hari oleh petugas kebersihandengan menggunakan APD seperti masker, sarung tangan, dan sepatuboot. Kemudian mempersiapkan plastik berwarna kuning untuk limbahinfeksius, dan safety box untuk limbah benda tajam.2. PengumpulanProses pengumpulan limbah medis di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dilakukan setelah proses pemilahan selesai,Petugas kebersihan mengumpulkan limbah yang ada di ruangan denganmenggunakan kantong plastik berwarna kuning yang sudah diberi logodan tulisan infeksius atau limbah infeksius. Setelah plastik terisi 2/3bagian plastik tersebut dikeluarkan oleh petugas kebersihan dan diikat5

kemudian dimasukkan kedalam Bin yang memiliki tutup dan dipisahsesuai dengan jenis limbahnya, tetapi terkadang sering terjadi kelebihanisi didalam Bin yang mengakibatkan Bin tidak tertutup rapat danmengeluarkan bau. Limbah jarum suntik atau limbah benda tajamdimasukkan ke dalam safety box yang proses pergantiannya dilakukanlangsung oleh petugas. Menurut informasi dari pihak sanitasi, petugaskebersihan pernah mengalami tertusuk jarum suntik pada saat melakukanpemindahan jarum suntik ke safety box, dan tidak segera melapor kepihak rumah sakit sehingga tidak dilakukan penanganan langsung olehpihak rumah sakit.3. PengangkutanProses pengangkutan limbah medis ke TPS di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dilakukan setiap hari oleh petugaskebersihan dengan menggunakan Bin yang dilakukan pada pagi dansiang hari. Petugas kebersihan berjumlah 4 orang dimana 2 orangpetugas bekerja melakukan pengangkutan dilantai 1 dan 2 petugaslainnya melakukan pengangkutan dilantai 2.Limbah yang sudah ada di TPS kemudian diangkut oleh pihak ketigayaitu PT. Darindo Abadi Sejahtera. Pihak ketiga tidak melakukanpengangkutan setiap hari melainkan dua hari sekali. Pihak Sanitasimelakukan pengawasan dan pencatatan hasil penimbangan limbah B3.Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta belum memiliki jalurkhusus dalam pengangkutan limbah B3di TPS. Letak TPS berdekatandengan ruangan fisioterapi dan dekat dengan pintu masuk area belakangrumah sakit yang sering dilewati oleh para pegawai rumah sakit sebagaiakses untuk menuju kantin rumah sakit, di sekitar area TPS Limbah B3juga terdapat pedagang kaki lima yang berjualan makanan. Hal tersebutdapat memungkinkan terjadinya kontaminasi kuman-kuman penyakityang ada di dalam limbah tersebut pada saat dilakukan pengangkutan.b) Proses Pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Gamping1. PemilahanProses pemilahan dilakukan oleh petugas kebersihan dari RumahSakit PKU Muhammadiyah Gamping, yang terdiri dari 4 orang pemilahandilakukan pada pagi dan siang hari. Petugas kebersihan menggunakanAPD seperti sarung tangan, masker, dan sepatu boot, danmempersiapkan kantong plastik berwarna kuning dan Safety Box untukpenyimpanan limbah benda tajam.2. PengumpulanSetelah dilakukan pemilahan sesuai jenis limbah infeksius yangdihasilkan proses selanjutnya adalah pengumpulan dimana petugaskebersihan mengumpulkan limbah dari setiap unit/bangsal, denganmenggunakan plastik berwarna kuning apabila sudah terisi 2/3 bagianplastik tersebut diikat dan dimasukkan kedalam troli. Ada beberapapetugas yang hanya menggotong plastik kuning tanpa menggunakan troli.Troli yang digunakan tidak semuanya memiliki penutup. Limbah bendatajam seperti jarum suntik dimasukkan kedalam safety box berwarnakuning. Alat Pelindung Diri yang digunakan oleh petugas kebersihanbelum lengkap karena hanya menggunakan sarung tangan, masker, dan6

sepatu boot saja. Petugas kebersihan tidak menggunakan topi/helm,pelindung mata, dan pakaian panjang (coverall).3. PengangkutanSelanjutnya proses pengangkutan dimana limbah diangkut ke TPSkhusus limbah B3. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping sudahmemiliki jalur khusus dalam pengangkutan limbah. TPS khusus limbah B3juga terletak dibelakang area rumah sakit, sehingga dalam prosespengangkutan limbah tidak mengganggu pasien ataupun pengunjungrumah sakit. Limbah yang sudah dibawa ke TPS kemudian diangkut olehpihak ketiga yaitu PT. Arah Enviromental Indonesia. Pengangkutan olehpihak ketiga dilakukan setiap hari melainkan dua hari sekali. Petugassanitasi bertugas mengawasi proses pengangkutan dan melakukanpencatatan dari hasil penimbangan Limbah B3. PT. Arah Enviromentalmemiliki mesin incinerator sendiri dan juga biasanya melakukanpemusnahan limbah tetapi hanya dalam jumlah kecil, sisa limbah yangbelum dimusnahkan diserahkan kepada pihak pemusnah yaitu PT.Wastec International.4. PembahasanPenelitian dilaksanakan dengan melakukan observasi lapanganmenggunakan checklist dan wawancara langsung dengan Informan diRumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Gamping. Pembahasan dalam penelitian ini untukmengetahui bagaimana proses pengelolaan limbah medis di Rumah SakitPKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping, untuk mengetahui perbedaan pengelolaan limbah di kedua rumahsakit, kemudian evaluasi kesesuaian pengelolaan limbah medis Rumah SakitPKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping dengan Peraturan Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004 tentangPersyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, untuk mengetahuikelengkapan penggunaan APD, untuk mengetahui proses daur ulang yangdilakukan dirumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah SakitPKU Muhammadiyah Gamping. Maka didapatkan pembahasan sebagaiberikut:a. Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pengelolaan limbah medispadat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RumahSakit PKU Muhammadiyah GampingHasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU MuhammadiyahGamping bahwa SDM yang tersedia dalam pengelolaan limbah di keduarumah sakit sudah sesuai dengan Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 1204 tahun 2004 tentang PersayaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dimana SDM yang bertanggungjawab dalam pengelolaan limbah telah memiliki kualifikasi yang sesuaidengan tugas dalam pengelolaan limbah. Namun untuk Cleaning Servicedi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKUMuhammadiyah Gamping harus diberikan pelatihan tambahan untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan tanpa pelatihan staff rumahsakit yang tepat terkait pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran7

petugas tentang pengelolaan limbah yang baik dan benar akan tetaprendah.Pengelolaan limbah di Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping sama samaterdiri dari terdiri dari 4 orang pekerja tetap yang berstatus sebagaicleaning service engan jadwal adwal kerja yang dibagi menjadi dua shiftyaitu pagi pukul 08:00 dan siang pukul 13:00. Hasil wawancara denganinforman di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RumahSakit PKU Muhammadiyah Gamping dimana staf menyatakan bahwapelatihan hanya dilakukan satu tahun sekali itupun belum terstruktur.Pelatihan atau training seharusnya sudah harus terstruktur agar petugaskebersihan semakin memiliki pengetahuan yang meningkat terkaitpengelolaan limbah dan juga dalam pengendalian infeksi dilapangan5.Diharapkan kepada kedua rumah sakit dapat memberikan pelatihansecara terstruktur kepada seluruh petugas berwenang dalam pengelolaanlimbah. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkunganrumah sakit dimana diharapkan petugas pengelola dan sanitariandiberikan pelatihan khusus dibidang kesehatan lingkungan yang diadakanoleh pemerintahan dan badan lain sesuai dengan perundangan yangberlaku6.b. Sumber dan Karakteristik Limbah B3Limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakart

produksi limbah cair rumah sakit sebanyak 48.985 ton/hari1. Pengelolaan limbah medis padat rumah sakit diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit bahwa pengelolaan limbah med

Related Documents:

pengelolaan limbah medis dan respons pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Sumber Penghasil Limbah Medis Covid-19 Limbah medis terdiri dari fase cair dan padat. Namun limbah medis cair dihasilkan terbatas pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) sehingga penanganannya dapat

A. Pengertian Limbah Rumah Sakit . 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dati kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terditi d

Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah berupa limbah padat, terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain. Sedangkan limbah cair terjadi pada in house keeping pada pengolahan CPO (Crude Palm Oil). Limbah yang terjadi pada generasi pertama baik itu limbah padat atau cair setelah diproses menjadi suatu

Limbah Rumah Sakit digolongkan menjadi 2 : 1. Limbah Klinis Limbah yang berasal dari pelayanan medis (Ruang Tindakan, Lab, Dsb) 2. Limbah Non Klinis Limbah Berasal dari kegiatan non medis (Dapur, perkantoran dsb) Limbah cair rumah sakit sumbernya antara lain -

2.2 Limbah Cair Domestik (Air Limbah) 14 2.2.1 Pengelolaan Air Limbah 16 . Prediksi Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 dan Proyeksinya s.d 2020 37 . Adapun kontribusi limbah padat domestik atau sampah adalah sebesar 0,022 Gigaton CO 2(eq), limbah

Pengolahan limbah cair 4.1. Pengolahan limbah menurut tingkatannya 4.2. Pengolahan limbah menurut karakteristiknya MODUL 2 . 22 Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012 Koagulan (bahan penggumpar), yaitu bahan kimia yang ditambahkan dalam air limbah sehingga partikel-partikel halus dalam air limbah saling mengikat .

Peralatan pelindung diri yaitu goggle, boot, dan apron yang digunakan agar didisinfeksi sesegera mungkin pada larutan disinfektan, sedangkan masker dan sarung tangan dibuang ke wadah limbah padat khusus. Limbah padat organik dan anorganik agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limb

of this system requires a new level of close integration between mechanical, electrical and thermal domains. It becomes necessary to have true multi-domain data exchange between engineering software tools to inform the system design from an early concept stage. At the most progressive automotive OEMs, thermal, electrical