LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011

2y ago
30 Views
2 Downloads
3.44 MB
70 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Giovanna Wyche
Transcription

LAPORAN PENELITIANNo : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKUBATAK TOBA, MINANGKABAU DAN TORAJAOleh:Esti Asih Nurdiah, ST., MT.JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS KRISTEN PETRASURABAYA2011i

HALAMAN PENGESAHAN1. a.2.3.4.5.6.7.Judulb. Bidang Ilmuc. Nomor PenelitianKetua Penelitia. Nama Lengkap dan Gelarb. Jenis Kelaminc. Pangkat/Golongan/NIPd. Jabatan Akademike. Fakultas/Jurusanf. UniversitasJumlah Tim PenelitiLokasi PenelitianKerjasama dengan Instansi LainJangka Waktu PenelitianBiayaa. Sumber dari UK Petrab. Sumber LainnyaTotal: Studi Struktur dan Konstruksi RumahTradisionalSukuBatakToba,Minangkabau dan Toraja.: Struktur Arsitektur: 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011::::::::::::::Esti Asih Nurdiah, ST., MT.PerempuanIIIB / 08-005Asisten AhliFTSP / ArsitekturUniversitas Kristen PetraUniversitas Kristen Petra1 tahunRp. 1.640.650Rp. 1.640.650Surabaya, 12 September 2011Mengetahui,Ketua Jurusan ArsitekturKetua PenelitiAgus Dwi Hariyanto, ST., M.Sc.NIP. : 99-033Esti Asih Nurdiah, ST., MT.NIP. : 08-005Menyetujui,Dekan Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanIr. Handoko Sugiharto, MT.NIP: 84-028ii

ABSTRAKKeindahan arsitektur nusantara telah dikenal luas dan banyak dieksplorasi sejakmasa Kolonial atau penjajahan bangsa asing di kepulauan nusantara. Arsitekturnusantara sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal yang dibangunberdasarkan adat dan tradisi setempat. Proses pendirian rumah tradisional sejakawal penentuan lokasi hingga didirikan dan dihuni, tidak pernah lepas daripengaruh adat, kepercayaan dan tradisi. Oleh karena itu, arsitektur nusantaraseringkali disebut juga sebagai Arsitektur Tradisional atau Rumah Tradisional.Rumah Tradisional suku Batak Toba, Minangkabau dan Toraja memilikikesamaan dalam hal bentuk atap dan konstruksi rumah panggung. RumahTradisional ketiga suku tersebut terkenal dengan lengkungan atap yang menjulangtinggi. Terlepas dari segi antropologi ataupun asal usulnya, bentuk geometriRumah Tradisional Batak Toba, Minangkabau dan Toraja menggambarkankeindahan arsitektur kayu nusantara. Akan tetapi, perkembangan arsitektur diIndonesia masa kini lebih mengacu pada arsitektur dari Barat. Unsur-unsur lokaldianggap telah kuno dan tidak menarik. Kearifan lokal dan tradisi ikut tergerusperkembangan jaman. Di sisi lain, Arsitektur nusantara yang dianggap kunotersebut telah terbukti mampu bertahan melewati waktu yang panjang.mempelajari arsitektur Rumah Tradisional dapat memberikan landasan pijak yangbaik bagi arsitek-arsitek muda bagi perkembangan arsitektur di Indonesia masakini. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri detail struktur dan konstruksirumah tradisional Batak Toba, Minangkabau dan Toraja serta mempelajari sistemstruktur tradisional secara keseluruhan. Penelitian bersifat eksplorasi studi pustakatanpa melakukan penelitian lapangan. Hasil dari penelitian ini merupakanpengetahuan yang menyeluruh tentang sistem struktur dan konstruksi pada rumahtradisional Batak Toba, Minangkabau dan Toraja.Keywords: rumah tradisional struktur konstruksi, Batak Toba, Toraja,Minangkabauiii

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Yesus Kristus atas segala kasih dan karunianya kepadapenulis baik selama proses penelitian hingga penyusunan laporan ini, hinggaakhirnya dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepadapihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses penelitian, antara lain:1. Ketua Jurusan Arsitektur, Agus Dwi Hariyanto, ST., M.Sc. yang telahmemberikan dukungan dan selalu mengingatkan jalannya penelitian.2. Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Ir. Handoko Sugiharto, MT.3. Ir. Bisatya W. Maer, MT., selaku Kepala Bidang Struktur yang telah memberidukungan dan diskusi yang sangat membangun.4. Reviewer proposal, Ir. Kuntjoro Santoso, MT., Ir. Andhy Wijaya, MT.,Eunike Kristi J, ST., M.Des.Sc.(hons), Antoni, S.T, M.Eng., Ph.D., HanelKusumo, ST. MT., atas tanggapan, masukan dan kritik yang sangatmembangun.5. Ir. Maria I. Hidayatun, MA. yang telah member ide untuk meneliti stukturrumah tradisional dengan atap yang melengkung.6. Dr. Ir. T. Yoyok Wahyusubroto, M.Eng, atas review, kritik dan masukan yangsangat membantu dalam memperjelas dan mempertajam arah penelitian.7. Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., atas sumber literatur Laporan KKL:Arsitektur Minangkabau dan contoh hasil penelitian tentang bangunantradisional Sunda.8. Prof. Ir. Joseph Prijotomo, M.Arch., yang telah memberi pengetahuantentang arsitektur nusantara dan struktur rumah tradisional yang „bergoyang‟.Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penelitian ini. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untukpenyempurnaannya.Surabaya, September 2011iv

DAFTAR ISIHALAMAN PENGESAHAN . iiABSTRAK . iiiKATA PENGANTAR . ivDAFTAR ISI . vDAFTAR GAMBAR . viiDAFTAR TABEL . ix1.PENDAHULUAN . 11.1.1.2.1.3.2.Latar Belakang . 1Keaslian Penelitian . 3Rumusan Masalah . 5TINJAUAN PUSTAKA . 62.1. Rumah Tradisional Suku Batak Toba . 62.1.1. Latar Belakang Sejarah . 62.1.2. Lokasi, Topografi, Iklim Wilayah Batak Toba . 62.1.3. Sistem Kekerabatan Batak Toba . 72.1.4. Sistem Kepercayaan, Kosmologi dan Mitologi Batak Toba . 82.1.5. Arsitektur Tradisional Batak Toba . 92.2. Rumah Tradisional Suku Minangkabau . 152.2.1. Latar Belakang Sejarah . 152.2.2. Lokasi, Topografi, Iklim . 162.2.3. Sistem Kekerabatan . 172.2.4. Sistem Kepercayaan, Kosmologi dan Mitologi . 182.2.5. Rumah Tradisional Minangkabau . 182.3. Arsitektur Rumah Tradisional Suku Toraja . 242.3.1. Latar Belakang Sejarah . 242.3.2. Lokasi, Topografi, Iklim . 242.3.3. Sistem Kekerabatan . 262.3.4. Sistem Kepercayaan, Kosmologi dan Mitologi . 262.3.5. Arsitektur Rumah Tradisional Toraja . 282.4. Sistem Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional . 333.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN . 354.METODOLOGI PENELITIAN . 364.1.4.2.4.3.Metode Penelitian . 36Tahapan Penelitian . 36Data Objek Penelitian . 37v

4.3.1.4.3.2.4.3.3.5.Rumah Tradisional Batak Toba . 38Rumah Tradisional Minangkabau . 38Rumah Tradisional Toraja. 38ANALISA DAN PEMBAHASAN. 405.1. Sistem Struktur dan Konstruksi Bagian Bawah . 405.1.1. Pondasi . 405.1.2. Susunan Tiang dan Sistem Ikatan . 415.1.3. Konstruksi Lantai . 455.2. Sistem Struktur dan Konstruksi Bagian Tengah : Dinding . 475.3. Sistem Struktur dan Konstruksi Bagian Atas : Atap . 505.4. Analisa dan Diskusi . 556.KESIMPULAN. 57DAFTAR PUSTAKA . 59BIAYA PENELITIAN . 61vi

DAFTAR GAMBARGambar 1.1. Drum perunggu dari era Dong-Son dan gambar pada sisi atas. . 2Gambar 2.1 Peta daerah Batak Toba . 7Gambar 2.2 Rumah Tradisional Suku Batak Toba yang Menggambarkan KonsepKosmologi . 9Gambar 2.3 Ilustrasi Bagan Penataan Rumah dan Lumbung Padi dalam Huta . 10Gambar 2.4 Gambaran kampung di Pulau Samosir. . 11Gambar 2.5 Suasana Kampung Julu. . 11Gambar 2.6 Deretan jabu di desa adat masa kini . 12Gambar 2.7 Contoh tipe Open Sopo . 12Gambar 2.8 Sopo yang telah diubah menjadi jabu di Sigumpar, dekat Balige. . 13Gambar 2.9 Ruma Sisampuran di Tomohok, Samosir. . 13Gambar 2.10 Ruma Sitolumbea di Lumban Garaga (Uluuan), 1979 . 14Gambar 2.11 Denah peletakan kolom pada jabu . 15Gambar 2.12 Peta Wilayah Suku Minangkabau . 16Gambar 2.13 Prototipe susunan rumah gadang dan rangkiang keluarga sa-kaum. 19Gambar 2.14 Keluarga sa-kaum di desa Balubus dengan 7 rangkiang . 20Gambar 2.15 Sketsa rumah gadang laras Koto Piliang Gajah Maharam . 21Gambar 2.16 Denah rumah gadang 5 ruang 4 anjuan Laras Koto Piliang . 21Gambar 2.17 . Sketsa rumah gadang laras Bodi Caniago . 22Gambar 2.18 Denah rumah gadang 7 ruang laras Bodi Caniago . 22Gambar 2.19 Sketsa tahap pembangunan rumah gadang. 23Gambar 2.20 Peta Tana Toraja. 25Gambar 2.21 Dimensi Metafisik rumah tradisional Toraja . 27Gambar 2.22 Denah rumah tradisional Toraja . 28Gambar 2.23 Pola pemukiman suku Toraja di Pallawa, distrik Tikala . 29Gambar 2.24 Desa Toraja dengan Jajaran Rumah dan Lumbung Padi. 29Gambar 2.25 Ilustrasi pengelompokan tipe banua . 30Gambar 2.26 Banua tipe rendah dengan satu lantai . 31Gambar 2.27 Banua tipe tinggi dengan beberapa lantai . 31vii

Gambar 2.28 Banua tipe kuno dengan tiang poligonal . 32Gambar 2.29 Banua tipe menengah dengan tiang polygonal . 32Gambar 2.30 Banua tipe modern dengan tiang segiempat . 33Gambar 2.31. Teori Domenig tentang perkembangan rumah panggung denganatap pelana berdasarkan rumah tinggal jaman prehistoric di Jepang 34Gambar 5.1. Posisi Kemiringan Tiang pada Rumah Gadang . 42Gambar 5.2. Detail Konstruksi Lantai . 47Gambar 5.3. Detail gonjong atap rumah gadang. 51Gambar 5.4. Modul rangkaian bambu untuk penutup atap . 52Gambar 5.5. Konstruksi kantilever atap banua . 53viii

DAFTAR TABELTabel 4.1 Objek Penelitian . 39Tabel 5.1. Bagian bawah: Pondasi . 41Tabel 5.2. Bagian bawah: Susunan tiang dan sistem ikatan . 44Tabel 5.3. Bagian bawah: Konstruksi lantai dan penutup lantai . 46Tabel 5.4. Bagian tengah: dinding . 49Tabel 5.5. Bagian atas: Atap . 54ix

1. PENDAHULUAN1.1.Latar BelakangKeindahan arsitektur nusantara telah dikenal luas dan banyak dieksplorasisejak masa Kolonial atau penjajahan bangsa asing di kepulauan nusantara.Arsitektur nusantara sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal yangdibangun berdasarkan adat dan tradisi setempat. Proses pendirian rumahtradisional sejak awal penentuan lokasi hingga didirikan dan dihuni, tidak pernahlepas dari pengaruh adat, kepercayaan dan tradisi. Oleh karena itu, arsitekturnusantara seringkali disebut juga sebagai Arsitektur Tradisional atau RumahTradisional.Pengertian atau konsep rumah bagi penduduk asli kepulauan Nusantaraberbeda dengan konsep rumah bagi bangsa Barat atau Eropa. Bagi bangsa Baratatau Eropa, rumah merupakan tempat tinggal, istirahat dan berteduh. Akan tetapibagi penduduk asli, rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, namunjuga sebagai penggambaran dunia secara mikro (mikrokosmos) dari dunia tempathidup manusia (makrokosmos). Dengan demikian rumah tidak hanya sekedartempat atau ruang dibawah naungan namun juga bagian dari dunia. Konsep rumahyang demikian ditemukan pada hampir di seluruh Rumah Tradisional di penjurunusantara.Arsitektur tradisional merupakan hasil dari lingkungannya sehingga tiapdaerah memiliki berbagai varian yang dibangun sebagai respon dari kondisi alam,ketersediaan material, iklim dan vegetasinya (Dawson & Gillow, 1994). Selainitu, pembangunan Rumah Tradisional selalu melibatkan tidak hanya pemilikrumah namun juga seluruh masyarakat setempat atau komunitas. Tahapanpembangunan rumah, dari pemilihan tapak dan bahan, mempertimbangkan adatdan kondisi lingkungan. Teknik pembangunan diturunkan dari generasi kegenerasi baik melalui legenda, pantun, cerita ataupun melalui proses magang.Pemilihan material bangunan menggunakan material lokal yang ditemui di sekitarpemukiman. Sistem struktur dan konstruksi disusun bukan dari hasil perhitunganmekanika namun berdasarkan uji coba (trial and error) yang berlangsung selama1

bertahun-tahun. Karena itu, Rumah Tradisional mampu bertahan hingga puluhanbahkan ratusan tahun dan sangat sesuai dengan kondisi iklim, cara hidup dankondisi geografis nusantara yang termasuk dalam garis patahan lempeng bumiyang rawan gempa.Rumah Tradisional suku Batak Toba, Minangkabau dan Toraja memilikikesamaan dalam hal bentuk atap dan konstruksi rumah panggung. RumahTradisional ketiga suku tersebut terkenal dengan lengkungan atap yang menjulangtinggi. Bagi ketiga suku tersebut, makna lengkungan atap menggambarkan tandukkerbau. Namun beberapa penelitian terdahulu oleh para antropolog (Waterson1980; Dawson & Gillow, 1994) menyebutkan adanya kesamaan dengan bentukatap suku-suku lain di penjuru nusantara yang menyerupai bentukan perahu. Paraantropolog menganggap gambar yang ditemukan pada drum perunggu masa DongSon, Vietnam, menggambarkan asal usul bentukan rumah. Dengan demikianmenyebutkan bahwa asal usul nenek moyang suku-suku di nusantara berasal dariVietnam selatan yang menyebar di masa Megalitikum atau Zaman Perunggu.Gambar 1.1. Drum perunggu dari era Dong-Son dan gambar pada sisi atas.sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Dong Son cultureTerlepas dari segi antropologi ataupun asal usulnya, bentuk geometriRumah Tradisional Batak Toba, Minangkabau dan Toraja menggambarkankeindahan arsitektur kayu nusantara. Akan tetapi, perkembangan arsitektur diIndonesia masa kini lebih mengacu pada arsitektur dari Barat. Unsur-unsur lokaldianggap telah kuno dan tidak menarik. Kearifan lokal dan tradisi ikut tergerus2

perkembangan jaman. Di sisi lain, Arsitektur nusantara yang dianggap kunotersebut telah terbukti mampu bertahan melewati waktu yang panjang.Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya belajar kembali kearifanarsitektur nusantara kini mulai berkembang seiring dengan berbagai bencana yangterjadi. Gempa yang menimpa daerah Aceh, Nias, Padang dan daerah-daerah laindi nusantara telah merenggut banyak korban jiwa. Yang sangat disayangkan,banyaknya korban jiwa diakibatkan oleh konstruksi bangunan yang tidak tahangempa.Untuk mendirikan bangunan masa kini dengan bentuk dan sistem yangsama persis dengan Rumah Tradisional sangat sulit dilakukan. Telah terjadipergeseran cara hidup warga yang semula didominasi petani menjadi masyarakatperkotaan atau urban. Selain itu, material Rumah Tradisional yang semula banyakditemukan, kini menjadi langka akibat eksploitasi hutan dan perubahan polapemukiman. Akan tetapi, mempelajari arsitektur Rumah Tradisional dapatmemberikan landasan pijak yang baik bagi arsitek-arsitek muda bagiperkembangan arsitektur di Indonesia masa kini.1.2.Keaslian PenelitianPenelitian seputar Arsitektur Tradisional Indonesia telah banyakdilakukan, baik oleh peneliti dari dalam negeri ataupun peneliti dari luar negeri.Setelah masuknya bangsa asing ke Indonesia, studi terhadap bangsa ataupenduduk asli nusantara mulai dilakukan. Studi tersebut meliputi studi tentangbudaya, adat istiadat dan bangunan tempat tinggal.Rekaman tertulis tentang studi Arsitektur Tradisional oleh bangsa Baratdimulai pada abad 18. William Marsden (1784) menuliskan hasil penelusurantentang penduduk Sumatra, termasuk di dalamnya Batak (Batta) danMinangkabau. Gaudenz Domenig telah melakukan penelusuran dan studi terhadapbangunan Arsitektur Tradisional suku Batak Toba dalam segi struktur dankonstruksi. Domenig melengkapi hasil penelusuran dengan gambar konstruksi danbeberapa detail dari Jabu (rumah) dan Sopo (lumbung) suku Batak Toba.Penelitian Roxana Waterson terhadap arsitektur di kepulauan nusantara melihatdari sudut pandang antropologi dan menyebutnya sebagai cabang ilmu3

Antropologi Arsitektur. Penelusuran Waterson yang dituangkan dalam bukuLiving House, terfokus pada aspek antropoligi seperti sejarah (origin), kosmologidan mitologi serta kekerabatan (kinship). Terdapat bagian yang mempelajaristruktur dan material, namun tinjauan yang dilakukan berdasarkan aspek tradisidan simbolisasi, bukan dari segi sistem struktur. Rekaman data ArsitekturTradisional Toraja yang ditulis oleh Jowa Imre Kis-Jovak dalam

laporan penelitian no : 09/pen.arsitektur/ukp/2011 studi struktur dan konstruksi rumah tradisional suku batak toba, minangkabau dan toraja oleh: esti asih nurdiah, st., mt. jurusan arsitektur fakultas teknik sipi

Related Documents:

Panduan Laporan Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif 1 Pelatihan Menulis Laporan Penelitian Kualitatif Transformatif Oleh Dr. Mohammad Mahpur, M. Si Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif JUDUL PENELITIAN Judul merupakan gambaran dari fokus penelitian yang sudah ditentukan

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh . Penelitian ini dilaksakan pada semester II atau genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada pertengahan bulan mei. Waktu penelitian mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

Pedoman Penulisan Tugas Akhir I (Penelitian) Teknik Kimia 2017 5 BAB III FORMAT LAPORAN PENELITIAN/TUGAS AKHIR I Panduan Penulisan laporan penelitian ini dibagi dalam tiga bagian : (a) awal; (b) isi; dan (c) akhir. 3.1 BAGIAN AWAL Bagian awal laporan penelitian terdiri atas: a. Halaman Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Pernyataan Orisinalitas d.

standar laporan keuangan 4.20 Membuat laporan keuangan 3.20.1 Menjelaskan standard laporan keuangan 3.20.2 Menganalisis standard laporan keuangan usaha produk barang/ jasa 4.20.1 Menyusun laporan keuangan Penyususnan laporan keuangan - Mengamati untuk mengidentifikasi dan menganalisis penyusunan laporan keuangan usaha

A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan yaitu data responden dan data penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat wirausaha pada mahasiswa. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengann teknik survey. Menurut Sugiyono (2014, h.8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yang artinya pendekatan yang berangkat dari .