PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

2y ago
209 Views
25 Downloads
417.28 KB
20 Pages
Last View : 26d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ryan Jay
Transcription

PSIKOLOGI PENDIDIKANDIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB)SUGIYANTO, M.Pd(www.uny.ac.id)PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAJl. Colombo, Karang Malang, Yogyakarta 55281telp (0274) 586168.sugiyanto@uny.ac.id 113

BAB VIDIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB)Tujuan Mempelajari Pokok Bahasan Ini :Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa mampu menjelaskan kedudukandiagnosis kesulitan belajar, pengertian kesulitan belajar, manifestasi gejala kesulitanbelajar, langkah-langkah pokok dalam diagnosis kesulitan belajar, konsep dasarpengajaran remedial, tujuan dan fungsi pengajaran remedial, uraian tentang prosedurkegiatan pengajaran remedial, dan pendekatan serta metode pengajaran remedial.A. Kedudukan Diagnostik Kesulitan Belajar dalam BelajarKesulitan belajar yang dialami individu atau siswa yang belajar dapatdiidentifikasi melalui faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.Faktor-faktor kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa sangat terkaitdengan kondisi-kondisi fisiologis dan psikologisnya ketika belajar sedangkan faktorfaktor kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa banyak yang bersumber padakurangnya fasilitas, sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan aktivitas atauperbuatan belajar.Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatuketuntasan materi tidak dapat dilihat hanya pada satu faktor saja, akan tetapi banyakfaktor yang terlibat dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Faktor yangdapat dipersoalkan adalah: siswa yang belajar, jenis kesulitan yang dihadapi dankegiatan-kegiatan dalam proses belajar. Jadi, yang terpenting dalam kegiatan prosesdiagnosis kesulitan belajar adalah menemukan letak kesulitan belajar dan jeniskesulitan belajar yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan (learning corrective)yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.Proses belajar merupakan hal yang kompleks, di mana siswa sendiri yangmenentukan terjadi atau tidak terjadinya aktivitas atau perbuatan belajar. Dalamkegiatan-kegiatan belajarnya, siswa menghadapi masalah-masalah secara intern dansugiyanto@uny.ac.id 114

ekstern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka siswa tidak dapat belajardengan baik. Dimyati dan Mudjiono (1994 : 228 – 235) mengatakan: Faktor-faktorintern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajaradalah sebagai berikut:1.Sikap terhadap belajar2.Motivasi belajar3.Konsentrasi belajar4.Mengolah bahan belajar5.Menyimpan perolehan hasil belajar6.Menggali hasil belajar yang tersimpan7.Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja8.Rasa percaya diri siswa9.Inteligensi dan keberhasilan belajar10. Kebiasaan belajar11. Cita-cita siswa.Selanjutnya, berdasarkan faktor-faktor ekstern ditinjau dari siswa, ditemukanbeberapa faktor yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Dimyati dan Mudjiono,(1994) menyebutkan faktor-faktor tersebut, sebagai berikut:1. Guru sebagai pembina siswa belajar2. Prasarana dan sarana pembelajaran3. Kebijakan penilaian4. Lingkungan sosial siswa di sekolah5. Kurikulum sekolah.Dalam Buku II Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial,Depdikbud Universitas Terbuka (1985) menjelaskan: Bila telah ditemukan bahwasejumlah siswa tidak memenuhi kriteria persyaratan ketuntasan materi yangditetapkan, maka kegiatan diagnosis terutama harus ditujukan kepada:1. Bakat yang dimiliki siswa yang berbeda antara satu dari yang lainnya,sugiyanto@uny.ac.id 115

2. Ketekunan dan tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam menguasai bahan yangdipelajarinya3. Waktu yang tersedia untuk menguasai ruang lingkup tertentu sesuai dengan bakatsiswa yang sifatnya individual dan usaha yang dilakukannya4. Kualitas pengajaran yang tersedia yang dapat sesuai dengan tuntutan dankebutuhan serta karakteristik individu5. Kemampuan siswa untuk memahami tugas-tugas belajarnya6. Tingkat dari jenis kesulitan yang diderita siswa sehingga dapat ditentukanperbaikannya apa dengan cukup mengulang dengan cara yang sama mengambilalternatif kegiatan lain melalui pengajaran remedial.Jadi, proses diagnosis kesulitan belajar adalah menemukan kesulitan belajarsiswa dan menentukan kemungkinan cara mengatasinya dengan memperhitungkanfaktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar.B. Pengertian Kesulitan BelajarPada umumnya, “kesulitan belajar” merupakan suatu kondisi tertentu yangditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan,sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk dapat mengatasinya. Prayitno,dalam buku Bahan Pelatihan Bimbingan dan Konseling (Dari “Pola Tidak Jelas kePola Tujuh Belas”) Materi Layanan Pembelajaran, Depdikbud (1995/1996:1-2)menjelaskan: Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam prosesbelajar mengajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untukmencapai hasil belajar yang optimal. Hambatan-hambatan tersebut mungkindirasakan atau mungkin tidak dirasakan oleh siswa yang bersangkutan. Jenishambatan ini dapat bersifat psikologis, sosiologis dan fisiologis dalam keseluruhanproses belajar mengajar.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar akanmengalami hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yangdicapainya berada dibawah yang semestinya. Alan O. Ross (1974), mengatakan “Asugiyanto@uny.ac.id 116

learning difficulty represente a discrepancy between a chill’s estimated academicpotential and his actual level of academic performance”.Selanjutnya, bila dikembangkan pemahaman konsep kesulitan belajar makapengertian kesulitan belajar mempunyai suatu pengertian yang sangat luas ingdisorder”,“learningdisabilities”, “learning disfunction”, “underachiever”, dan “slow learners”.Dari kesulitan-kesulitan belajar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan di mana proses belajarseseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Learningdisabilities atau ketidakmampuan belajar adalah mengacu kepada gejala dimana anaktidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar yang dicapaiberada di bawah potensi intelektualnya. Learning disfunction, mengacu kepada gejaladimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidakmenunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguangangguan psikologis lainnya. Underachiever, adalah mengacu kepada anak-anakyang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi prestasibelajarnya tergolong rendah. Kemudian, slow learner (lambat belajar) adalah anakanak yang lambat dalam proses belajarnya, sehingga anak tersebut membutuhkanwaktu yang lebih lama dibandingkan dengan sekelompok anak lain yang memilikitaraf intelektual yang sama. Individu yang tergolong dalam pengertian-pengertiantersebut di atas, akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanyahambatan-hambatan dalam proses belajarnya.Kesulitan belajar, pada dasarnya merupakan suatu gejala yang nampak dalamberbagai jenis manifestasi tingkah lakunya. Gejala kesulitan belajar akandimanifestasikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam berbagai bentuktingkah laku. Sesuai dengan pengertian kesulitan belajar di atas, tingkah laku yangdimanifestasikannya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala iniakan nampak dalam aspek-aspek motoris, kognitif, konatif dan afektif, baik dalamproses maupun hasil belajar yang dicapainya.sugiyanto@uny.ac.id 117

Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejalakesulitan belajar, antara lain:aMenunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai olehkelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.bHasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkinada siswa yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat, tapi nilainya yangdicapainya selalu rendah.cLambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal darikawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yangtersedia.dMenunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,berpura-pura, dusta dan sebagainya.eMenunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat,tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas,tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkandiri, tersisihkan, tidak mau bekerja sama, dan sebagainya.fMenunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudahtersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasitertentu.Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas Burton (1952 : 622 – 624)mengidentifikasikan seseorang siswa itu dapat dipandang atau dapat diduga sebagaimengalami kesulitan belajar, apabila yang bersangkutan menunjukkan kegagalan(failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Oleh karena itu, Burtonmendefinisikan kegagalan belajar, sebagai berikut:1. Siswa dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutantidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (masterylevel), minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh orangdewasa atau guru (criterion referenced).sugiyanto@uny.ac.id 118

2. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan ataumencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya,inteligensi, bakat), ia diramalkan (predicted) akan dapat mengerjakannya ataumencapai prestasi tersebut.3. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugastugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial, sesuai dengan polaorganismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu sepertiyang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (normreferenced).4. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkatpenguasaan (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisiti) bagikelanjutan (continuity) pada tingkat pelajaran berikutnya.Dengan demikian dari empat pengertian kesulitan belajar atau kegagalanbelajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dapat diduga sebagaimengalami kesulitan belajar, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tarafkualifikasi hasil belajar tertentu dan dalam batas-batas tertentu.C. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar (DKB)Salah satu tugas lembaga pendidikan formal adalah menciptakan kesempatanyang seluas-luasnya kepada setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secaraoptimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan potensi diri yang dimilikinya,dan sesuai pula dengan lingkungan yang ada. Kenyataan masih juga dijumpai, bahwaada sementara siswa yang memperoleh prestasi hasil belajarnya jauh di bawah ukuranrata-rata (average) atau norma yang telah ditetapkan bila dibandingkan denganteman-teman dalam kelompoknya. Banyak pula dijumpai sejumlah siswa, secarapotensial diharapkan memperoleh hasil yang tinggi, akan tetapi prestasinya biasabiasa saja, bahkan mungkin lebih rendah dari teman lain yang potensinya lebihkurang dari dirinya.sugiyanto@uny.ac.id 119

Untuk mengetahui potensi seorang siswa, dapat dilihat dari prestasisebelumnya dengan melakukan observasi atau akan lebih teliti bila digunakan tespsikologis, misalnya lewat tes inteligensi atau tes bakat. Apabila ada indikasi, bahwamereka mengalami kesulitan dalam aktivitas belajarnya, maka mereka membutuhkanbantuan secara tepat dan dapat dilakukan dengan segera. Bantuan yang diberikan itu,akan berhasil dan dapat dilaksanakan secara efektif apabila kita secara teliti dapatmemahami sifat kesulitan yang dialami, mengetahui secara tepat faktor yangmenyebabkannya serta menemukan berbagai cara mengatasinya yang relevan denganfaktor penyebabnya.Prayitno dalam Buku Bahan Pelatihan Bimbingan dan Konseling (Dari “PolaTidak Jelas ke Pola Tujuh Belas”) Materi Layanan Pembelajaran, Depdikbud (1996)mengatakan bahwa secara skematik langkah-langkah diagnostik dan remedialkesulitan belajar untuk kegiatan bimbingan belajar, sebagai dial------------------------------------------ ----------4Progosis2IdentifikasiMasalah63 --------- IdentifikasiFaktor Penyebab----------------------------------------- uny.ac.id 120

Berikut ini, penjelasan skema di atas tentang langkah-langkah diagnostik danremedial kesulitan belajar, sebagai berikut :1. Identifikasi KasusPada langkah ini, menentukan siswa mana yang diduga mengalami kesulitan belajar.Cara-cara yang ditempuh dalam langkah ini, sebagai berikut:a. Menandai siswa dalam satu kelas untuk kelompok yang diperkirakan mengalamikesulitan belajar.b. Caranya, ialah dengan membandingkan posisi atau kedudukan prestasi siswadengan prestasi kelompok atau dengan kriteria tingkat keberhasilan yang telahditetapkan.c. Teknik yang ditempuh dapat bermacam-macam, antara lain:(1) Meneliti nilai hasil ujian semester yang tercantum dalam laporan hasil belajar(buku leger), dan kemudian membandingkan dengan nilai rata-rata kelompokatau dengan kriteria yang telah ditentukan.(2) Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar, siswa yangberperilaku menyimpang dalam proses belajar mengajar diperkirakan akanmengalami kesulitan belajar.2. Identifikasi MasalahSetelah menentukan dan memprioritaskan siswa mana yang didugamengalami kesulitan belajar, maka langkah berikutnya adalah menentukan ataumelokalisasikan pada bidang studi apa dan pada aspek mana siswa tersebutmengalami kesulitan. Antara bidang studi tentu saja ada bedanya, karena itu gurubedang studi lebih mengetahuinya. Pada tahap ini kerjasama antara petugasbimbingan dan konseling, wali kelas, guru bidang studi akan sangat membantu siswadalam mengatasi kesulitan belajarnya. Cara dan alat yang dapat digunakan, antaralain:a. Cara yang langsung dapat digunakan oleh guru, misalnya:sugiyanto@uny.ac.id 121

(1) Tes diagnostik yang dibuat oleh guru untuk bidang studi masing-masing,seperti untuk bidang studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa dan yang lainnya.Dengan tes diagnostik ini dapat diketemukan karakteristik dan sifat kesulitanbelajar yang dialami siswa.(2) Bila tes diagnostik belum tersedia, guru bisa menggunakan hasil ujian siswasebagai bahan untuk dianalisis. Apabila tes yang digunakan dalam ujiantersebut memiliki taraf validitas yang tinggi, tentu akan mengandung unsurdiagnosis yang tinggi. Sehingga dengan tes prestasi hasil belajar pun,seandainya valid dalam batas-batas tertentu akan dapat mengdiagnosiskesulitan belajar siswa.(3) Memeriksa buku catatan atau pekerjaan siswa. Hasil analisis dalam aspek inipun akan membantu dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa.Mungkin pula untuk melengkapi data di atas, bisa bekerjasama dengan orangtua atau pihak lain yang erat kaitannya dengan lembaga sekolah. Caranya, antara lain:aMenggunakan tes diagnostik yang sudah standarbWawancara khusus oleh ahli yang berwewenang dalam bidang ini.cMengadakan observasi yang intensif, baik di dalam lingkungan rumah maupun diluar rumah.dWawancara dengan guru pembimbing dan wali kelas, dengan orang tua ataudengan teman-teman di sekolah.3. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan BelajarFaktor penyebab kesulitan belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitufaktor internal dan faktor eksternal.a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri siswa itu sendiri. Halini antara lain, disebabkan oleh:(1) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, cacat karena sakit, dan sebagainya.sugiyanto@uny.ac.id 122

(2) Kelemahan mental: faktor kecerdasan, seperti inteligensi dan bakat yangdapat diketahui dengan tes psikologis.(3) Gangguan-gangguan yang bersifat emosional.(4) Sikap kebiasaan yang salah dalam mempelajari materi pelajaran.(5) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untukmemahami materi pelajaran lebih lanjut.b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, sebagai penyebabkesulitan belajar, antara lain:(1) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untukaktif antisipatif (kurang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif“student active learning”).(2) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.(3) Beban studi yang terlampau berat.(4) Metode mengajar yang kurang menarik(5) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar(6) Situasi rumah yang kurang kondusif untuk belajar.Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan berbagaicara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan ini.Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan fisik siswa, perlubekerjasama dengan dokter atau klinik sekolah, untuk memperoleh data tentangkemampuan potensial siswa dapat bekerjasama dengan petugas bimbingan dankonseling (konselor) atau dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaanbelajar siswa dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala sikapdan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang tua, dengan siswaitu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih banyak cara yang dapatditempuh.sugiyanto@uny.ac.id 123

4.Prognosis/Perkiraan Kemungkinan BantuanSetelah mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa, jenis dan sifatkesulitan dengan faktor-faktor penyebabnya, maka akan dapat memperkirakankemungkinan bantuan atau tindakan yang tepat untuk membantu kesulitan belajarsiswa. Pada langkah ini, dapat menyimpulkan tentang:a. Apakah siswa masih dapat ditolong untuk dapat mengatasi kesulitan belajarnyaatau tidak ?b. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswatersebut ?c. Kapan dan di mana pertolongan itu dapat diberikan ?d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan ?e. Bagaimana caranya agar siswa dapat ditolong secara efektif ?f. Siapa sajakah yang perlu dilibatkan atau disertakan dalam membantu siswatersebut, dan apakah peranan atau sumbangan yang dapat diberikan masingmasing pihak dalam menolong siswa tersebut ?5. ReferalPada langkah ini, menyusun suatu rencana atau alternatif bantuan yang akandilaksanakan. Rencana ini hendaknya mencakup:a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan belajar yangdialami siswa yang bersangkutan.b. Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi.Dalam membuat rencana kegiatan untuk pelaksanaan sebagai alternatifbantuan sebaiknya, didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yangdipandang berkepentingan, yang diperkirakan kelak terlibat dalam proses pemberianbantuan.Prosedur dan langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar di atas, tampaknyalebih cenderung bersifat kuratif, dalam arti upaya mendeteksi siswa yang didugamengalami kesulitan belajar setelah kegiatan belajar selesai dilaksanakan atau setelahsugiyanto@uny.ac.id 124

diketahui prestasi belajar/hasil belajar siswa. Namun, dapat juga mengembangkansuatu prosedur diagnostik yang tidak hanya bersifat kuratif, tetapi juga dapat bersifatpreventive developmental. Misalnya, sebelum pelajaran dimulai dapat memberikantest entering behavior atau pretest. Data yang diperoleh dengan tes tersebut dapatdijadikan dasar untuk memprediksi taraf kesiapan untuk mengikuti pelajaran.Dari data yang diperoleh siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapakelompok yang lebih homogen, sehingga memudahkan untuk memperlakukannyadalam mengajar. Cara ini merupakan tidakan atau upaya pencegahan (preventive).Contoh lain, selama proses belajar mengajar berlangsung, guru dapat mengamatikegiatan dan pekerjaan siswa dengan begitu guru dapat mengetahui kekeliruankekeliruan yang dibuat oleh siswa dan dengan segera dan langsung memberikanupaya bantuan. Dalam kegiatan ini adalah merupakan upaya diagnostik yang lebihbersifat pengembangan (developmental) karena dengan upaya itu siswa pada setiapsaat dapat memperbaiki kekeliruannya sehingga sangat diharapkan

kesulitan belajar yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan . seperti untuk bidang studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa dan yang lainnya. Dengan tes diagnostik ini dapat diketemukan karakteristik dan sifat kesulitan

Related Documents:

Buku Psikologi Sastra ini berisikan tentang (1) studi psikologi dalam studi sastra, (2) psikologi kepribadian, (3) psikologi sosial, (4) psikologi perkembangan, (5) psikologi komunitas, (6) psikologi konsumerisme, (7) psikologi ekologi, dan (8) teknik penyusunan proposal peneliti

c. Tujuan Pembelajaran Matematika 10 d. Perlunya Belajar Matematika 10 e. Kesulitan Belajar Matematika 11 f. Penyebab kesulitan Belajar Matematika 13 g. Upaya Dalam Mengatasi Penyebab Kesulitan Belajar Matematika 22 2. Tunarungu 25 a. Pengertian Tunarungu 25 b

Pengantar Gejala Jiwa dalam . Diagnostik Kesulitan Belajar. PENGANTAR. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Bentuk Bentuk Gejala Jiwa . Psikologi Industri Psikologi Klinis.

KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS PSIKOLOGI Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka telah dapat diterbitkan Buku Pedoman Pendidikan Doktor Psikologi, . PSC721 Psikologi Klinis Anak dan Remaja 2 Konsentrasi Psikologi Klinis 6. PSC722 Psikologi Klinis Komunitas 2 7. PSC723 Stres dan Kecemasan 2 8. PSC724 Psikologi .

akademik secara optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor. Setiap anak yang mengalami kesulitan belajar dikelompokkan menjadi 2 yaitu kesulitan belajar perkembangan dan kesulitan belajar akademik, maka dari itu dibutuhkan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar anak tersebut agar dapat mencapai prestasi akademik secara optimal.

Belajar. Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka psikologi belajar yang selama pembelajaran di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya. peserta mata kuliah psikologi belajar untuk lebih mudah memahami teori-teori pskologi belajar, mulai dari teori belajar behavioristik, kognitif, humanistik dan konstruktifism.

psikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplin ilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatan atau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra. B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra 1. Psikologi Sebelum menguraikan hubungan antara psikologi dan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,

GRADE 2 SYLLABUS AND CURRICULUM INFORMATION Second Grade English/Language Arts Grade Level/Dept. Grade 2 Instructor Mrs. Vicki Feldker Certification/s Elementary Education, Middle school Language Arts Degree/s BS Elementary Ed. MAED Teacher Leadership Textbook/ Journeys 2014 Resources Journeys text, teacherspayteachers.com,