PENGGUNAAN LAHAN PADA BERBAGAI KELAS

2y ago
32 Views
3 Downloads
396.99 KB
12 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Grant Gall
Transcription

PENGGUNAAN LAHAN PADA BERBAGAI KELASKEMAMPUAN LAHAN DI SUB DAS KELARA BAGIAN HULUPADA DESA JENETALLASA KECAMATAN RUMBIAKABUPATEN JENEPONTOLAND USE IN VARIOUS LAND OF CAPABILITY CLASS IN THEUPSTREAM PART OF KELARA SUB- WATERSHEDS, JENETALLASAVILLAGE, RUMBIA SUBDISTRICT, JENEPONTO DISTRICTSatriani Tarru¹,Baharuddin², Anwar²1Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kehutanan,UniversitasHasanuddin2JurusanIlmu amat Korespondensi;Satriani Tarru, S.HutFakultas KehutananUniversitas kdermawan@gmail.com1

ABSTRAKPengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan agar tidak menimbulkan kerusakan lahan danmenurunkan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan lahan sertamengevaluasi kesesuaian antara kemampuan lahan dengan penggunaan lahan yang sudah diterapkan olehmasyarakat dan menentukan arahan penggunaan lahan dan merencanakan peningkatan perbaikanlahan.Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh berdasarkan pengambilan sampel tanahsecara Purposive sampling, pada masing-masing penggunaan lahan dan dianalisis berdasarkan kriteria-kriteriaklasifikasi kemampuan lahan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Jenetallasa memiliki enampengunaan lahan yaitu Hutan Lindung dengan kelas kemampuan lahan VIII, Penggembalaan dengan kelaskemampuan lahan VI, Pemukiman dengan kelas kemampuan lahan II, dan Kebun campuran, Kebun sayur danSemak belukar dengan kelas kemampuan VII.Penggunaan lahan yang sesuai pada kelas kemampuan lahanadalah Hutan dengan kelas kemampuan lahan VIII, Pengembalaan dengan kelas kemampuan lahan VI danPemukiman dengan kelas kemampuan lahan II sedangkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelaskemampuan lahan adalah Kebun Campuran dengan kelas kemampuan lahan VII, Kebun sayur dengan kelaskemampuan lahan VII, dan Semak belukardengan kelas kemampuan lahan VII.Penggunaan lahan yang tidaksesuai yaitu Kebun campuran, kebun sayur dan semak belukar diarahkan untuk melaksanakan kegiatanrehabilitasi lahan. Proses kegiatan ini dilakukan dengan cara tidak merusak pola aktifitas masyarakatsebelumnya dan tetap mengikuti kaidah – kaidah konservasi tanah dan air untuk meningkatkan keuntungan,baiksecara ekonomis maupun ekologi.Kata kunci :Penggunaan Lahan, Kemampuan lahan, DAS.ABSTRACTLand management shall be in accordance with land capability so as not to cause damage to land and lowerthe productivity of the land. This study aims to: (1) identify land capability; (2) evaluate the suitability of landcapability with land use applied by the community; (3) determine the direction of land use and make the planof land improvemen .This research was conducted as a descriptive qualitative study. The data were obtainedby using land samples selected by using purposive sampling method on each category of land use. The datawere analysed based on the criteria of land capability classifications .The results reveal that Jenetallasavillage has six types of land use, including protected forest with land capability of class VIII; grazing landwith land capability of class VI; residential land with land capability of class II; and mixed-garden, vegetablegarden and uncultivated land with land capability of class VII. The use of land that is suitable with landcapability class includes: forest land with land capability of class VIII, grazing land with land capability ofclass VI, and residential land with land capabilty of class II. Meanwhile, the use of land that is not suitablewith land capability class includes: mixed garden land with land capability of class VII, vegetable gardenwith land capability of class VII, and uncultivate land with land capability of class VII. Incompatible use ofland is directed to get rehabilitation activities condected without disturbing the existing patterns ofcommunity activities and by following the principles of soil and water conservation in order to increase botheconomic and ecological benefits.Keywords : Land use, Land capability, watersheds2

PENDAHULUANSumberdaya lahan suatu daerahaliransungai(DAS)cenderung mendapattekanan seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk. Menurut Malingreau (1978),Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya tekananterhadap lahan,sehingga aktivitas bercocok tanam berkembang luas pada lahan hutan di daerahpegunungan.Penggunaan lahan haruslah memenuhi persyaratan yang diperlukan agarlahantersebut dapat berproduksi serta tidak mengalami kerusakan untuk jangka waktu yang tidakterbatas (Sitorus, 1995). Kerusakan tersebut disebabkan karena kesalahan penggunan lahanyang mengakibatkan meluasnya lahan kritis sehingga menurunkan kemampuan DAS dalammenyimpan air yang berdampak pada meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebarantanah longsor pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan agar tidak menimbulkankerusakan lahan dan menurunkan produktivitas lahan. Proses evaluasi lahan danperencanaan tataguna lahan perlu dilakukan karena menjadi dasar dalam kitadapatmerencanakandanmengembangan sumber daya lahan yang menjamin kelestarian pemanfaatan sumberdayalahan masa kini dan masa yang akan datang.Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto merupakan salah satudesa yang terletak di DAS Kelara Bagian Hulu.Berdasarkan hasil observasi lapangan,Kondisi lahan pada Desa Jenetallasa telah mengalamidegradasiakibatterjadinyapenggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.Keadaan ini diperparah oleh bentuk topografi yang terjal dan memiliki ketinggian lebihbesar dibanding daerah sekitarnya dengan kelerengan yang sangat curam dan bergunungyaitu 45% dengan intensitas curah hujan yang besar serta pertumbuhan penduduk danperubahan penggunaan lahan yang sangat pesat yang mempengaruhi kondisi Sub DASKelara Bagian Hulu sehingga perlu pengelolaan yang tepat.3

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan yang terjadi di DesaJenetallasa merupakan suatupermasalahan lingkungan dan merusak ekosistem.Berdasarkan uraian tersebut, maka dipandang perlu melakukan suatu penelitian tentangsebaran pola penggunaan lahan pada berbagai kelas kemampuan lahan di Sub DAS BagianHulu pada Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.BAHAN DAN METODELokasi penelitian dan Rancangan PenelitianPenelitian ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu dimulai pada bulan Meisampai September 2013.Kegiatan lapangan dilakukan di Desa JenetallasaJeneponto, Sulawesi Selatan dan kegiatanKabupatenlaboratorium dilakukan di LaboratoriumSilvikultur Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian yang dilakukanadalah observationaldan analisis laboratoriumMetode pengumpulan dataMetode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas metodeobservasi, pengujian laboratorium. Metode obesrvasi meliputi penetapan pola penggunaanlahan berupa hutan lindung, penggembalaan, pemukiman, kebun campuran dan kebunsayur. Salain itu pada metode observasi juga dilakukan penentuan kriteria klasifikasikemampuan lahan yang terdiri atas kemiringan lereng, kepekaan erosi, tingkat erosi,kedalaman tanah, tekstur, permeabilitas, draenase, kerikil/batuan dan ancaman banjir.Metode pengujian laboratorium meliputi penentuan tekstur tanah, permeabilitas, kandunganC-organik dan kepekaan erosi.Metode Analisis DataAnalisis yang digunakan dalam menentukan kemampuan lahan meliputi kelerengandatar ( 3%) hingga kelerangan sangat curam ( 65%), kepekaan erosi sangat rendah (0,10)hingga kepekaan erosi sangat tinggi (0,64), tidak ada erosi hingga reosi sangat berat (erosiparit), kedalaman tanah dalam ( 90 cm) hingga sangan dangkal ( 25 cm), tekstur tanahmeliputi; halus, liat, berpasir, lempung dan berdebu, permebilitas lambat ( 0,5 cm/jam)hingga cepat ( 12,5 cm/jam) dan drainase berlebihan hingga sangat buruk, Batuan tidak4

ada atau sedikit hingga sangat banyak dan Ancaman Banjir yaitu tidak pernah banjir danselalu banjir yang ditetapkan oleh Arsyad, S (2010).HASIL PENELITIANHasil Penelitian Tabel 1. Menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan DesaJenetallasa sangat bervariasi mulai dari kelas kemampuan II sampai VIII. Hutan lindungdengan Kelerengan 100% masuk dalam kelas kemampuan lahan VIII.L, Penggembalaandengan kelerengan 40% masuk dalam kelas kemampuan lahan VI. L, Pemukiman dengankelerengan 5% masuk dalam kelas kemampuan lahan IIs, Kebun campuran dengankelerengan 57% masuk dalam kelas kemampuan lahan VII.L, Kebun Sayur dengankelerengan 50% masuk dalam kelas kemampuan lahan VII.L, dan Semak belukar dengankelerengan 65% masuk dalam kelas kemampuan lahan VI. L. Klasifikasi kelas kemampuanlahan tersebut diperoleh berdasarkan sampel pada setiap pola pengunaan lahan.Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa ada tiga pola penggunaan lahan yangsesuai dengan kelas kemampuan lahan yaitu Hutan lindung dengan kelas kemampuan lahanVIII L, Pengembalaan dengan kelas kemampuan lahan VI L dan Pemukiman dengan kelaskemampuan lahan IIs sedangkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelaskemampuan lahan adalah Kebun Campuran dengan kelas kemampuan lahan VII L, Kebunsayur dengan kelas kemampuan lahan VII L, dan Semak belukardengan kelas kemampuanlahan VII.Berdasarkan Tabel 3. Menujukkan arahan Penggunaan lahan yang tidak sesuai,diarahkan untuk melaksanakan kegiatan reboisasi, pengayaan dan rehabilitasi lahan. Proseskegiatan ini dilakukan dengan cara tidak merusak pola aktifitas masyarakat sebelumnya dantetap mengikuti kaidah – kaidah konservasi tanah dan air untuk meningkatkan keuntungan,baik secara ekonomis maupun ekologi.PEMBAHASANPenggunaan lahan I yaitu hutan lindung diklasifikasikan kedalam kelas kemampuanlahan VIII L dengan Faktor pembatasnya adalah lereng yang sangat curam ( 65%) yaitu100%. Meskipun memiliki faktor penghambat seperti kedalaman tanah yang sangat5

dangkal, berbatu-batu, kepekaan erosi yang tinggi dan kerapatan vegetasi yang kurangrapat, namun vegetasi yang ada didalamnya didominasi oleh pepohonan. Hal ini sejalandengan yang dikemukakan Rustiadi et al., (2010). bahwa kelas VIII, pilihan peruntukannyasangat terbatas, yang dalam hal ini cenderung diperuntukan untuk kawasan lindung atausejenisnya. Penggunaan lahan 2 yaitu penggembalaan diklasifikasikan kedalam kelaskemampuan lahan VI L dengan faktor pembatas berupa lereng. Faktor penyebab lahan inimasuk kedalam kelas kemampuan lahan VI L karena memiliki kelerengan yang agak curamatau bergunung ( 30 sampai 45%) yaitu 40%, tanahnya berbatu – batu dan dangkal, makamasyarakat menggunakan lahan ini menjadi penggembalaan hewan.Penggunaan lahan 3 yaitu pemukiman diklasifikasikan kedalam kelas kemampuanlahanII dengan Sub kelas penghambat terhadap perakaran tanaman (IIs). Lahan initermasuk dalam kelas kemampuan lahan II dengan faktor pembatasnya berupa kedalamantanah yang dangkal yaitu 30 cm, drainase yang agak buruk dan kepekaan erosi yang rendah.Penggunaan lahan 4 yaitu kebun campuran diklasifikasikan kedalam kelas kemampuanlahan VII L dengan faktor pembatas yaitu kelerengan yang curam ( 45 sampai 65 ) yaitu50%.Meskipun memiliki kelerangan yang curam, lahan ini ditumbuhi oleh vegetasidengan sistem agroforestry berbasis kopi dengan kondisi tajuk yang rapat, Penggunaanlahan 5 yaitu kebun sayur diklasifikasikan kedalam kelas kemampuan lahan VII L denganfaktor pembatasnya berupa kelerengan yang curam ( 45 sampai 65%) yaitu 50% dengankepekaan erosi yang agak tinggi. Penggunaan lahan 6 yaitu semak belukar diklasifikasikankedalam kelas kemampuan lahan VII L dengan faktor pembatasnya berupa kelerenganyang curam 45 Sampai 65 % yaitu 65%, permukaan tanah terbuka dengan kedalamantanah yang dangkal dan berbatu – batu.Kesesuaian penggunaan lahan untuk Hutan lindung yang ada saat ini sudah sesuaidengan kelas kemampuan lahan VIII. Hal ini sejalan yang dikatakan Arsyad S, (2010)bahwa lahan kelas VIII tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai untukdibiarkan dalam keadaan alami.kelas VIII bermanfaat sebagai hutan lindung, tempatrekreasi atau cagar alam. Lahan penggembalaan sudah sesuai dengan kelas kemampuanlahan VI. Hal ini disebabkan karena lereng yang agak curam atau bergunung.Kondisivegetasi disekitar pengembalaan didominasi oleh semak belukar yang dijadikan sebagai6

makanan hewan ternak.Lahan ini sejalan dengan yang dikatakan Widiatmaka Dkk, (2007).Bahwa lahan kelas VI mempunyai penghambat yang sangat berat sehingga tidak sesuaiuntuk pertanian dan hanya sesuai untuk tanaman rumput ternak atau dihutankan.Penggunaan lahan pemukiman sudah sesuai dengan kelas kemampuan lahan IIkarena kelerengannya yang landai dan tanah bertekstur halus. Hal ini sejalan dengan yangdikatakan Arsyad S,(2010). Bahwa lahan kelas kemampuan II mempunyai sedikit hambatandan tindakan yang diperlukan mudah diterapkan sehingga cocok untuk berbagaipenggunaan lahan. Penggunaan lahan kebun campuran tidak sesuai dengan kelaskemampuan lahan VII. Seperti yang dikatakan Widiatmaka Dkk, (2007).bahwa kriteriakemampuan lahan kelas VII yang sama sekali tidak sesuai untuk usaha tani tanamansemusim dan hanya sesuai untuk padang penggembalaan atau dihutankan.Penggunaan lahan kebun sayur tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan VIIkarena lahan kelas VII tidak sesuai dengan budidaya pertanian. Hal ini sejalan denganyang dikemukakan Widiatmaka Dkk, (2007) bahwa kriteria kemampuan lahan kelas VIIyang sama sekali tidak sesuai untuk usaha tani tanaman semusim dan hanya sesuai untukpadang penggembalaan atau dihutankan, sedangkan untuk penggunaan lahan Semakbelukar tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan VII. hal ini disebabkan karena faktorpembatasnya berupa kelerengan yang curam (65 %). Harahap (2007), menyarankan untukkemiringan lereng 15 sampai 30% lahan tidak boleh diganggu, karena jika kondisi initerganggu maka kejadian erosi yang akan terjadi semakin berat.Arahan yang tepat untuk penggunaan lahan hutan lindung adalah melakukan upayareboisasi, pengayaan, dan rehabilitasi hutan.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, maka kondisi lahan hutan tersebutbisa dimasukkan ke dalam DAS yang dipulihkan. Upaya-upaya pemulihan daya dukungdapat dilakukan melalui kegiatan reboisasi, pengayaan, dan rehabilitasi hutan seperti yangtelah disebutkan. Akan tetapi hal ini akan lebih mempercepat upaya pemulihan yangdimaksud apabila didukung dengan satu peraturan daerah (Perda) tentang pengelolaanDAS. Untuk lahan penggembalaan arahan yang sesuai adalah perlu adanya perbaikan lahandiantaranya pembersihan lahan dan pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang maupunpupuk kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut karena akan7

memperbaiki struktur tanah. Jenis tanaman yang akan ditanam juga perlu diperhatikankarena lahan penggembalaan yang baik adalah lahan yang ditanami rumput unggul danlegume ( jenis rumput dan legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakanuntuk menggembalakan ternak (Maslikah,2013).Lahan pemukiman arahan yang diupayakan adanya pengadaan sarana dan prasaranayang dapat mendukung di Desa seperti, penambahan bangunan tanggul/tembok penahandisepanjang sisi jalan utama, serta drainase yang tepat menahan rotasi tanah. Selain itu,setiap pembangunan rumah atau prasarana fisik lainnya diharapkan adanya pembuatankebun pekarangan serta tata ruang yang tepat. Arahan penggunaan lahan kebun campuranyang sesuai adalah tetap mempertahankan sistem agroforestry yang merupakan modelpengelolaan lahan agroforestry berbasis kopi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakanUmar A, dkk (2010).berkesimpulan bahwa penerapan teknik konservasi tanah secara fisikseperti pembuatan rorak dan pengembangan agroforestry berbasis kopi dengan penanamantanaman buah-buahan dan tanaman penutup tanahdapat lebih meningkatkan fungsihidrologi hutan lindung serta meningkatkan pendapatan masyarakat.Arahan Penggunaan lahan kebun sayur sangat membutuhkan sistem pertanamanyang sesuai dengan kaidah – kaidah konservasi tanah dan air. Teknik konservasi tanahdan air yang dapat diterapkan antara lain penanaman tanaman rumput sebagai penguat dandisekitar aliran sungai sebagai filter dan pembuatan saluran pembuangan air. Pada lahanyang curam sistem tanam lebih tepat menggunakan sistem tumpang sari .Tumpang sari atautumpang gilir adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa perlibatandua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang besamaan danagak bersamaan. (Asdak, 2001). Sedangkan penggunaan lahan semak belukar tidak sesuaidengan klasifikasi kemampuan lahan VII. arahan yang sesuai pada lahan ini adalah harusdihutankan dengan cara melakukan upaya rehabilitasi lahan, reboisasi dan pemilihantanaman yang tepat yang sesuai dengan kondisi lahan tersebut serta tidak mengindahkanprinsip-prinsip konservasi tanah dan air.8

KESIMPULAN DAN SARANHasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Jenetallasa memiliki enam bentukpengunaan lahan yaitu Hutan Lindung dengan kelas kemampuan lahan VIII L,Penggembalaan dengan kelas kemampuan lahan VI L, Pemukiman dengan kelaskemampuan lahan IIs, dan Kebun campuran, Kebun sayur dan Semak belukar dengan kelaskemampuan VII L.Penggunaan lahan yang sesuai pada kelas kemampuan lahan adalahHutan dengan kelas kemampuan lahan VIII L, Pengembalaan dengan kelas kemampuanlahan VI L dan Pemukiman dengan kelas kemampuan lahan IIs sedangkan penggunaanlahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan adalah Kebun Campuran dengankelas kemampuan lahan VII, Kebun sayur dengan kelas kemampuan lahan VII L, danSemak belukar dengan kelas kemampuan lahan VII L. sedangkan arahan penggunaan lahanHutan lindungpemeliharaanpenggembalaanyaitu melakukan upaya rehabilitasi, reboisasi dan pengayaan hanlahanadalah penanaman pakan ternak berupa rumput atau pohon danpemeliharaan rumput untuk penggembalaan ternak. Arahan lahan pemukiman adalahpengadaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung Desa dan setiap pembangunansarana fisik diharapkan adanya pembuatan kebun pekarangan (Tanaman hias dan obatobatan). Arahan penggunaan lahan kebun campuran adalah pemeliharaan vegetasipenutupan lahan, menerapkan penanaman sistem agroforestry dan penerapan teknikkonservasi tanah dan air secara vegetatif maupun mekanik. Arahan penggunaan lahankebun sayur adalah menerapkan teknik konservasi tanah dan air dan sistem tanammenggunakan sistem tumpang sari. Sedangkan arahan penggunaan lahan semak belukaradalah melakukan upaya reboisasi dan rehabilitasi lahan dan menerapkan tehnik konservasitanah dan air baik secara vegatatif maupun secara mekanik9

DAFTAR PUSTAKAArsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi LembagaSumberdaya, IPB. Bogor Press.Hal.309 - 346.Arsyad, U. (2010). Analisis Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan KemiringanLereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Hulu. Disertasi Program PascasarjanaUniversitas Hasanuddin, Makassar. Hal. 7 - 10.Asdak, C. (2001). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Penerbit Gadjah MadaUniversity Press, Bulaksumur, Yogyakarta. Hal. 10-13Harahap, M.E (2007).Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah dan Air.Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.Malingreau, (1978).Penggunaan Lahan Pedesaan Penafsiran Citra untuk Interprestasi danAnalisisnya.Yogyakarta : Pusat Pendidikan Interprestasi Citra Pengindraan Jauh &Survey Terpadu.Maslikah, L. (2013). Pemanfaatan Jenis Tanah Kelas VI untuk Penggembalaan TernakSapi Potong. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.Rustiadi et al., (2000).Masalah pengelolaan Sumber Daya Alam dan KebijaksanaanEkonomi bagi Pengendalian terhadap kerusakannya.Lokakarya NasionalPemberdayaan Masyarakat Berbasis Pengelolaan Sumber Daya Alam. Jakarta.Sitorus, S. (1995). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito Bandung, Bandung. Hal.1-69Umar, A. dkk. (2010). Mengemba

sebelumnya dan tetap mengikuti kaidah – kaidah konservasi tanah dan air untuk meningkatkan keuntungan, baiksecara ekonomis maupun ekologi. Kata kunci :Penggunaan Lahan, Kemampuan lahan, DAS. ABSTRACT Land management shall be in accordance with land capability so as not to cau

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

kemampuan lahan V terdapat di satuan lahan S1VAnRS, S4IIIAnRKb, S5IIILcS, S6IIIAnRS, S7IIAnRS, S8IILckS, F1ILckS. Kelas kemampuan lahan VI terdapat di satuan lahan S2IVAnRS, S3IVAnRKb, S3IVAnRS, S4IIIAnRS. Faktor pembatas dominan adalah tekstur tanah, pH tanah, per

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhu

Klasifikasi Kapabilitas Kesuburan Tanah FCC, . 1984) (dengan konsep ekonomi) Evaluasi lahan menetapkan seberapa jauh permintaan yang diajukan oleh penggunaan lahan dapat . Bagaimana lahan sekarang dikelola dan apa yang terjadi kalau pengelolaan tersebut tetap atau dirubah 2.

3. Apakah kepercayaan memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO. 2. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan penggunaan terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO. 3.

data citra Landsat untuk memperoleh data penggunaan lahan dan suhu permukaan lahan juga ditelusuri. Pemilihan metode ektrasi citra dengan klasifikasi berbasis obyek disampaikan sebagai alternatif metode selain metode konvensional lain yang sudah lama dikenal untuk meningkatkan keakuratan hasil analisis citra.

Why the AMC’s are Trivial Brandon Jiang January 24, 2016 1 How to Use this Document This could possibly be used as a sort of study guide, but its main intent is to of- fer students some direction to prepare for this contest other than just doing past problems. Note that it is assumed that the reader is mathematically capable of understanding the standard curriculum at school. If not, the .