BAB II SENI, SIMBOL Dan IDENTITAS SOSIAL

2y ago
40 Views
3 Downloads
513.05 KB
26 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Rosemary Rios
Transcription

BAB IISENI, SIMBOL dan IDENTITAS SOSIAL2.1 PengantarDalam bab sebelumnya telah dibahas tentang permasalahan yang diangkat dalampenulisan tesis ini dimana budaya dari suatu masyarakat yang terdapat dalam sebuah senimenjadi identitas sosial masyarakat tersebut, seperti yang terdapat di daerah Maluku, pulauSaparua, tepatnya di negeri Ouw, yang memiliki budaya sempe sebagai hasil kerajinan tanganyang dikenal dengan istilah seni kriya, yang menjadi identitas sosial. Negeri sempemerupakan istilah atau julukan nama bagi negeri Ouw yang merupakan pengrajin sempe yangdigunakan oleh masyarakat Maluku pada umumnya sebagai tempat penyajian makanan khasorang Maluku yakni papeda.Kesenian sempe hasil dari budaya negeri Ouw menjadi identitas sosial. Negeri sempenama lain dari negeri Ouw diberikan oleh masyarakat Maluku khususnya Ambon–Leasedikarenakan negeri Ouw merupakan penghasil atau pengrajin sempe satu-satunya di Maluku.Namun pada kenyataanya tidak semua masyarakat negeri Ouw adalah pengrajin sempe,adapun perkembangan zaman budaya sempe sudah mulai meredup dan hilang dikarenakansempe bukan lagi satu-satunya tempat penyajian papeda karena sudah diganti denganperalatan dapur yang lebih moderen, yang ingin dihubungkan adalah bagaimana identitasyang diberikan oleh masyarakat itu diterima dan dimaknai oleh masyarakat negeri Ouw.Hal yang menarik adalah budidaya sempe yang ada di negeri Ouw didapat melaluihubungan pela-gandong dengan negeri seith yang memiliki latar belakang agama yangberbeda. Oleh karena itu dalam bab ini penulis ingin menguraikan literatur yang berhubungan12

dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan tesis ini. Dalam penulisannya, ada tigatema utama yang akan diuraikan dalam bab ini sebagai sebuah tinjauan literatur adalah diskusitentang seni, simbol dan identitas.2.2 SENIMenurut karya Nooryan Bahari dalam bukunya Kritik Seni, bahwa konsepsikebudayaan atas dasar teori evolusi yaitu kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks,meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral adat dan berbagai kemampuanserta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 1 Secara tidaklangsung kesenian merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang terdapat dalam budaya.Hasil kebudayaan material atau artefak, biasanya selalu terkait dengan bentuk-bentuk seniatau ekspresi estetik. Hal ini menunjukan, bahwa meskipun kehidupan sekelompok manusiasangat sederhana atau primitif, di samping memenuhi kebutuhan pokoknya (primer), merekaakan selalu mencari celah atau peluang untuk mengungkapkan dan memanfaatkan keindahanitu sendiri, yakni melalui seni.2Kehadiran seni di dunia ini telah sejalan lamanya dengan keberadaan manusia sebagaipembuatnya. Betapa sering kita memuja dan mengagumi segala yang kita nilai sebagai “seni”.Apa itu seni? Rupanya seni adalah konsep yang paling sulit didefinisikan. Kesulitan itu bukanterletak pada bentuk-bentuk seni yang sangat beragam tetapi pada makna seni yang bisa sajasubjektif sesuai dengan indikator seorang penilai atau penikmat.3Menurut Liliweri, istilah seni meliputi media atau beragam media seperti lukisan,patung, seni grafis, gambar, seni dekoratif, fotografi dan instalasi. Berbagai seni visual ada1Nooryan Bahari. Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 27.Bahari. Kritik Seni, Wacana , 48.3Alo Liliweri, Pengantar Studi Kebudayaan. (Bandung: Nusa Media, 2014), 350.213

dalam sebuah kontinum yang berkisar antara (di satu pihak) tujuan murni estetika dan (diujung lain ada) tujuan pemanfaatan atau daya guna. Dalam artian ini tujuan yang murni makaseni tidak harus berarti atau dianggap sebagai skema yang kaku, namun, seni dalam konteksbudaya ditampilkan sebagai kebanyakan benda lain sehari-hari tetapi dikerjakan, dibentuk,dan diciptakan dengan susah payah karena dijiwai dengan makna tertentu oleh pembuatnya. 4Berdasarkan New Oxford America Dictionary dan Marriam-Webster Dictionary;Liliweri mencoba menguraikan definisi seni yakni; 5a. Seni adalah usaha manusia untuk meniru, melengkapi, mengubah, atau berkarya“melawan” alam.b. Seni merupakan; (1) produksi atau pengaturan suara, warna, bentuk, gerakan, atau unsurunsur lain sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi rasa keindahan, keindahankarena diproduksi melalui media grafis atau pertunjukan, (2) seni adalah studi tentangsebuah aktivitas, dan (3) produk dari sebuah kegiatan berupa karya-karya yang dianggapindah oleh seseorang atau kelompok.c. Suatu karya yang dianggap secara konseptual dinilai berkualitas tinggi seperti yangditemukan dalam karya yang indah dengan nilai estetika.d. Seni merupakan ketrampilan yang cipai melalui belajar, praktek, pengamatan; misalnyaseni tukang roti, seni pandai besi, dan ketrampilan yang timbul kemudian diejawantahkansecara intuitif.Kata seni mencakup pengertian yang sangat luas, masing-masing definisi memilikitolak ukur yang berbeda. Liliweri menambahkan bahwa, apapun definisi tentang seni harus45Ibid., 351.Ibid., 351-352.14

terkait dengan; definisi klasik, untuk pertama kali seni itu didefinisikan dan bagaimanadefinisi kerja dari seni itu sendiri. Definisi klasik atas seni dimulai dari kata art yang berasaldari kata Latin ars (yang berarti skill atau kerajinan). Dalam artian luas, seni di definisikansebagai “produk dari tubuh pengetahuan, atau – yang paling sering digunakan adalah – satuset ketrampilan”. Sedangkan memahami seni dari definisi kerja ialah seni tercipta ketikaseorang seniman membuat sebuah objek menjadi indah, atau menghasilkan pengalaman yangmerangsang para peminatnya (mendengar atau melihat) sesuatu sebagai yang memiliki nilaiartistik.6Menurut Soedarso, seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitet(kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untukmembangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya. 7 Hal tersebutmenunjukkan bahwa seni merupakan stimulus yang dibuat seniman, untuk membangkitkanperasaan seseorang ketika menghayatinya. Sejalan pula dengan Bastomi yang menyatakanbahwa seni adalah pernyataan tentang keadaan batin pencipta, seni sebagai ungkapan batinyang dinyatakan dalam bentuk rupa, gerak, nada, sastra, atau bentuk-bentuk lain yangmempesonakan penciptanya sendiri maupun orang lain yang dapat menerimanya. 8Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tentang seni lebih mengarah pada kesanggupanmanusia untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik (luar biasa) serta dapatmenggugah perasaan orang lain. Dengan kata lain, seni merupakan pengalaman batin manusiayang disajikan secara indah sehingga dapat merangsang pengalaman batin orang lain.6Ibid., 355.S. P. Soedorso. “Trilogi Seni”, Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. (Yogyakarta: Badan PenerbitISI, 2006), 6.8Bastomi. Apresiasi Kesenian Tradisional (Semarang: IKIP Semarang Press, 1988), 6.715

Bastomi menjelaskan kembali bahwa, seni adalah aktivitas batin dengan pengalamanestetis yang dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasatakjub dan haru. Kata agung di sini merupakan pengejawantahan pribadi kreatif yang telahmatang dan masak. Sementara takjub adalah getaran emosi yang terjadi karena adanyarangsangan yang kuat dari sesuatu yang agung, serta haru adalah rasa yang memiliki ataudimulai dari simpati dan empati yang kemudian di lebur menjadi terpesona dan akhirnyamemuncak menjadi haru.9Semua bentuk seni berserta ekspresi estetik yang hadir dan berkembang dalam setiapkebudayaan, cenderung berbeda-berbeda dalam corak dan ungkapan, serta mempunyai cirrikhas masing-masing yang unik. Perbedaan corak dan ungkapan tidak hanya menyangkutpemenuhan kebutuhan estetik saja, tetapi juga terkait dengan pemenuhan kebutuhan primerdan sekunder, misalnya pada masyarakat primitif, ekspresi estetik terkait dengan adat istiadat,kebutuhan ekonomi dan religi. 10Secara garis besar, pembicaraan tentang kesenian dibagi menjadi beberapa kelompok,yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra, seni drama, dan lain-lain. Masing-masingkelompok tersebut masih dibagi lagi dalam sub kelompok kategori seni murni, desain dankria. Subkelompok ini masih dapat dibagi lagi dalam ketegori yang lebih kecil, seperti senimurni yang dibagi atas seni lukis, seni patung dan seni grafis. Demikian juga dengansubkelompok desain dapat di bagi lagi menjadi desain artsitektur, desain interior, desain grafisatau komunikasi visual, desain tekstil dan desain produk industri. Sedangkan seni kria dapat di9Ibid., 11.Bahari. Kritik Seni, Wacana , 48.1016

bagi berdasarkan bahan dan teknik pembuatannya, yaitu; kria keramik, kria kayu, kria logam,kria kulit, kria rotan, kria bambu, dan anyam. 11Menurut Susanto, karya seni secara utuh dilihat dari segi: bentuk dan dimensi,manfaat, fungsi, medium, desain, pokok isi dan gaya. Berdasarkan dimensinya karya seni rupadibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karyaseni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebaratau karya yang hanya bisa dilihat dari satu arah pandang saja, seperti seni lukis, seni grafis,dan seni gambar. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yangmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi atau karya yang mempunyai volume danmenempati suatu ruang, karya tiga dimensi dapat dipandang dari berbagai arah sudut pandang,seperti seni patung, seni arsitektur dan lain sebagainya. 12Ditinjau dari fungsinya, karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: senimurni (fine art) dan seni pakai atau seni terapan (applied art). Menurut Soedarso, seni murniatau fine art adalah seni yang lahir karena dorongan murni estetik, yaitu keinginan akanpengkomunikasian atau pengekspresian hal-hal yang indah yang dirasakan atau dialamiseseorang tanpa adanya maksud-maksud lain di luarnya. Adapun seni terapan atau applied artadalah jenis seni yang kehadirannya justru karena akan dimanfaatkan untuk kepentingan lainselain ekspresi estetik, semisal kepentingan agama, politik, atau kebutuhan praktis dalamkehidupan sehari-hari. 13Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa, karya seni adalah hasil ciptaseseorang dalam bidang seni yang tumbuh dari pemikiran kreatif untuk memenuhi kebutuhan11Ibid., 49-50.M. Susanto. Diksi Rupa (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 61.13Sadorso. Trilogi Seni”. Penciptaan, Eksistensi ., 101.1217

batin sekaligus agar dapat di apresiasi oleh masyarakat. Salah satu peluang untuk menyatakanidentitas diri maupun kelompok adalah melalui kegiatan seni. Kegiatan seni dianggappotensial oleh karena mampu mengekpresikan identitas diri atau kelompok secara alamiah.Melalui seni, simbol budaya, mitos, keyakinan, dan harapan dari suatu kelompok dapatdinyatakan secara efektif dan otentik. Seni sebagai pemberi identitas maksudnya adalahmelalui kekayaan seni budaya negeri Ouw yang memiliki sempe sebagai kerajinan tanganyang mampu menunjukkan jati diri masyarakat negeri Ouw di tengah budaya global. Identitasadalah ciri-ciri yang dimiliki oleh seseorang, kelompok, lembaga atau bangsa lainnya, denganadanya ciri-ciri yang berbeda itu maka akan muncul kekhasan serta keunikan tersendirisehingga akan mampu memberikan kebanggaan bagi pemiliknya identitas itu sendiri.2.2.1 SENI KRIYASeni kriya/kria atau lebih dikenal dengan istilah seni rupa, dimana seni kriyamerupakan subkelompok dari seni rupa itu sendiri. Seni kriya adalah karya seni yang dibuatdengan ketramplian tangan (hand skill) dengan memperhatikan aspek fungsional dan nilai senisehingga seni kriya termasuk dalam karya seni rupa terapan nusantara.14 Seni kria merupakankata khas dan asli Indonesia yang bermakna keahlian, kepiawaian, kerajinan, dan ketekunan.Seni kria merupakan karya seni rupa Indonesia asli yang mempunyai akar kuat, danmempunyai ciri khas yang unik dan eksotik.15Secara etimologi, istilah seni kriya berasal dari akar kata krya (bahasa Sansekerta)yang berarti mengerjakan; dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata: karya, kriya, kerja.Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek. Kata1415Liliweri, Pengantar Studi Kebudayaan , 392.Bahari. Kritik Seni, Wacana , 53.18

Kriya dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan). Di dalam bahasa Inggrisdisebut Craft yang mengandung arti: energi atau kekuatan, arti lain suatu ketrampilanmengerjakan atau membuat sesuatu.16 Seni kriya merupakan cabang seni rupa yangmenekankan pada keterampilan tangan yang baik dalam proses pengerjaannya. Sehinggadalam penciptaannya sangat memerlukan kekriyaan (craftsmanship) yang tinggi dari sangseniman. Sedangkan orang yang terampil dalam pembuatan benda-benda kriya, atau orangyang ahli membuat benda kriya disebut kriyawan. Konsep ini sejalan dengan pendapatSusanto, kriya secara harfiah berarti kerajinan atau dalam bahasa Inggris disebut craft. Lebihlanjut lagi seni kriya adalah cabang seni rupa yang sangat memerlukan keahlian kekriyaan(craftsmanship) yang tinggi seperti ukir, keramik, anyam dan lain sebagainya. 17Seni kriya dibuat menggunakan peralatan yang sederhana tetapi hasilnya dapatmenarik perhatian umum karena mengandung nilai estetis, mampu menyiratkan nilai-nilaisosial, kepribadian dan sensasional sebagai simbol kepercayaan yang mengandung pesanpesan yang sangat kompleks, penuh arti dan sangat manusiawi. Seni kriya diminati denganfungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan setiap orangberbeda-beda pula. Karena itu para seniman kriya sering membuat bermacam-macam jenisproduk seni kriya. Menurut Rasjoyo, secara garis besar fungsi seni kriya terbagi atas tigagolongan, yaitu: pertama, sebagai dekorasi (hiasan). Kedua, sebagai benda terapan (bendapakai). dan Ketiga, sebagai mainan. Saat ini banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagaibenda pajangan, jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsionalnya. Karena itu1617Liliweri, Pengantar Studi Kebudayaan ,393.Susanto. Diksi Rupa .,67.19

bentuk-bentuknya sering mengalami modifikasi. Bahkan tidak jarang benda kriya jenis initidak dapat memenuhi fungsi terapan yang semestinya. 18Banyaknya jenis karya seni kriya pada saat ini yang merupakan hasil dari usahamanusia untuk menciptakan suatu karya yang inovatif dengan menambahkan ekspresi didalamnya agar mampu bersaing di pasaran. Sehingga tidak jarang tanpa sengaja seniman telahmenciptakan seni kriya yang wujudnya lebih dekat dengan seni murni. Penciptaan karya kriyayang seperti itu disebut sebagai “kriya seni”, yang tanpa disadari telah menghilangkan fungsipraktis pada karya.Kecenderungan kriya menjadi semata-mata karya yang berorientasi pada ekspresiindividu adalah fenomena yang terjadi pada masyarakat yang relatif terbuka, inilah yangkemudian melahirkan istilah “kriya seni.” 19 Sementara itu, Soedarso menyimpulkan bahwakriya seni adalah jenis seni kriya yang bagus buatannya (craftmanship-nya tinggi), bentuknyaindah dan dekoratif, namun satu syarat bagi eksistensi seni kriya telah hilang, yaitu bahwaseni kriya jenis ini tidak lagi menyandang fungsi praktis, baik karena indahnya si pemilik lalumerasa sayang untuk memakainya dalam kehidupan sehari-hari, maupun karena dari sejak didesain memang sudah dilepaskan dari fungsi. 20Dari beberapa uraian tersebut dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskanpengertian kriya adalah; karya, kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikansebagai penciptaan karya seni bernilai praktis yang didukung oleh ketrampilan (skill) yangtinggi. Seni kriya adalah cabang seni rupa terapan yang di dalam pembuatan karyanya18Rasjoyo. Pendidikan Seni Rupa ., 111-112T. R. Rohid. “Mempersiapkan dan Mengarahkan Seni Kriya Indonesia dalam Era Globalisasi yangTerbuka”. Seminar Internasional Seni Rupa 2002 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. Yogyakarta: ISIYogyakarta.20Sadorso. “Trilogi Seni”, Penciptaan, Eksistensi ., 113.1920

memerlukan keterampilan tangan (craftsmanship) tinggi didasari oleh wawasan danpengalaman berkarya sehingga menghasilkan bentuk-bentuk yang estetis.2.3 SIMBOLDalam kehidupan setiap hari kita berurusan dengan simbol-simbol. Pada umumnyajenis-jenis simbol merujuk pada simbol fisik karena dia hadir nyata, apalagi semua potensiindera fisik maupun psikologis kita seperti penglihatan, penciuman, sentuhan serta perasaandipakai untuk menafsirkan simbol tersebut. Makna yang kita berikan pada simbol merupakanproduk dari hasil interaksi sosial dan menggambarkan kesepakatan untuk menerapkan maknatertentu pada simbol tertertu. Melalui interaksi dengan orang lain individu-individu akanmengembangkan konsep dirinya sendiri. konsep diri ini akan membentuk perilaku individu.Secara etimologis istilah simbol berasal dari bahasa Yunani, yakni kata symboion darisyimballo (menarik kesimpulan berarti memberi kesan). Simbol atau lambang sebagai saranaatau mediasi untuk membuat dan menyampaikan suatu pesan, menyusun sistem epistimologidan keyakinan yang dianut.21 Dillistone, menguraikan definisi simbol melalui karyanya ThePower of Symbol menurut prespektif dari beberapa tokoh simbol untuk memperdalampemahaman dan memperkaya wawasan kita. Beberapa tokoh yang akan diuraikanpandangannya tentang simbol antara lain; A. N. Whitehead, Gothe, Coleridge, ArnoldToynbee, dan Erwin Goodenough.A. N. Whitehead, dalam bukunya symbolism, sebagaimana yang dikutip olehDillistone, mengukapkan bahwa;Pikiran manusia berfungsi secara simbolis apabila beberapa komponenpengalamannya menggugah kesadaran, kepercayaan dan gambaran mengenaikomponen-komponen lainnya. Perangkat komponen yang terdahulu adalah simbol,21Sujono Soekamto, Sosioligi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 187.21

dan perangkat komponen yang kemudian membentuk makna simbol.Keberfungsian organis yang menyebabkan adanya peralihan dari simbol kepadamakna itu akan disebut referensi. 22Menurut Gothe, bahwa dalam simbolisme sejati mengungkapkan bahwa yanguniversal bukan sebagai impian atau bayangan melainkan, sebagai wahyu yang hidup dariyang tidak dapat diduga. Sedangkan Coleridge, menjelaksan bahwa sebuah simbolsesungguhnya mengambil bagian dalam realitas yang membuatnya dapat dimengerti. 23Menurut Arnold Toynbee, yang memusatkan perhatianya pada dunia intelek beranggapanbahwa, sebuah simbol tidak identik atau koekstensif dengan objek yang disimbolkannya.Sebab baginya, seandainya demikian halnya, simbol tersebut tidak akan menjadi simbol objektersebut, melainkan objek itu sendiri. 24Sedangkan Erwin Goodenough, dalam Jewish Symbols in graeco-Roman Perio,mendefinisikan simbol sebagai berikut: simbol adalah barang atau pola yang, apa punsebabnya, bekerja pada manusia dan berpengaruh pada manusia, melampaui pengakuansemata-mata tentang apa yang disajikan secara harafiah dalam bentuk yang diberikan itu.Goodenough menambahkan bahwa simbol memiliki maknanya sendiri atau nilainya sendiridan bersama dengan ini daya kekuatannya sendiri untuk menggerakan kita. 25Dengan menyimak lima pandangan tokoh diatas secara bersamaan, kita dapatmenemukan kesepahaman bahwa simbol merupakan alat yang kuat untuk merangsang dayaimajinasi kita, dan memperdalam pemahaman dengan menggunakan sugesti, asosiasi danrelasi. Sebuah simbol pun pada umumnya disepakati sebagai sesuatu yang tidak berusaha22F. W. Dillistone, The power of symbols, (Yogakarta: Kanisius, 2002), 18.Ibid., 18-19.24Ibid., 1925Ibid.2322

untuk mengungkapkan keserupaan yang persis atau mendokumentasikan sesuatu keadaanyang setepatnya.Pada umumnya kita kadang kala tidak dapat membedakan simbol, tanda, ikon, kode,dan indeks secara spesifik. Alo Liliweri, mencoba untuk membedakan antara simbol, tanda,ikon, kode dan indeks. Simbol berasal dari bahasa Latin symbolicum (semula dari bahasaYunani sumbolon berarti tanda untuk mengerti sesuatu). Sebuah simbol adalah sesuatu yangterdiri dari atas sesuatu yang lain. Suatu makna dapat ditunjukan oleh simbol. Tanda (sign)merupakan pengidentifikasi atau penamaan. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili dirinyadan tidak mewakili sesuatu ya

BAB II . SENI, SIMBOL dan IDENTITAS SOSIAL . 2.1 Pengantar . . ditemukan dalam karya yang indah dengan nilai estetika. d. Seni merupakan ketrampilan yang cipai melalui belajar, praktek, pengamatan; misalnya seni tukang roti, seni pandai besi, dan

Related Documents:

Ruang Lingkup Sejarah Kesenian. Kategori Kesenian Seni Pertunjukan (Perfomance Arts) Seni Rupa (Visual Arts) Seni Sastra Seni Media Rekam. Seni Pertunjukan Seni Tari Seni Drama Seni Musik. Seni Rupa Seni Lukis Seni Kriya Seni Patung Seni Arsitektur. Periodisasi Sejarah Kesenian

terdapat berbagai jenis diantaranya adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, seni sastra. Seni rupamerupakan seni yang berhubungan dengan bentuk-bentuk visual yangdiungkapkan oleh manusia. Menurut Kartika (2004:34-35) seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa tiga dimensi yangmemiliki fungsi, baik fungsi

1. Seni Rupa Seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa, pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, dan portofolio seni rupa. Pada Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memuat

Seni musik meliputi apresiasi seni musik, estetika seni musik, penge tahuan bahan dan alat seni musik, teknik penciptaan seni musik, pertunjukan seni musik, evaluasi seni musik, dan portofolio seni musik. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memuat pengenalan tek

7. membuat pergelaran dan pameran karya seni. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: 1) Seni Rupa Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa, Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi s

6. Melestarikan (melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan) seni budaya. E. Ruang Lingkup Materi Materi Gerakan Seniman Masuk Sekolah meliputi: 1. Seni Pertunjukan: Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater 2. Seni Rupa 3. Seni Media Baru 4. Seni Sastra Materi di atas bisa dilaksanakan hanya satu jenis seni

C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: (1) Seni Rupa Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa, Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi seni rupa, Portofolio

Thomas Coyne, LEM, Dir. Greg Lesko Nina Mascio Debbie Walters, LEM Faith Formation Lori Ellis, LEM, Religious Education Baptism/Marriage Please contact Lori Ellis at 412-462-8161 Confession Schedule Mondays at St. Therese at 7:00 p.m. Saturdays at Holy Trinity from 3:00-3:45 p.m. Saturdays at St. Max from 3:00-3:45 p.m. Hall Rentals Please call 412-461-1054 Website www.thomastheapostle.net .