Kajian Seni Rupa Sejarah Pada Situs Patung Batu Di Desa Kananta .

1y ago
22 Views
2 Downloads
4.45 MB
78 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Samir Mcswain
Transcription

KAJIAN SENI RUPA SEJARAH PADA SITUS PATUNG BATUDI DESA KANANTA KECAMATAN SOROMANDIKABUPATEN BIMASKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mengikuti Ujian skripsi padaProgram Studi Seni Rupa S.1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah MakassarOlehM. SalahudinNIM 105410043611PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2017i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN“tidak akan ada sebuah perubahan tanpa kita memulai daridiri kita sendiri”Kupersembahkan karya tulis sederhana ini spesialkuperuntukkan kapada kedua orang tuaku tercinta,yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayangdan limpahan cintanya serta senak saudara-saudarakuyang sudah memberikan bantuan baik berupa materimaupun materil.Terima kasih ama . . .Terima kasih ina. . .Terima kasih lenga, cina ro angi . . .Skripsi ake mada ma persembahkan ru’u ita doho. . . .x.

ABSTRAKM. Salahudin. 2011. Kajian Sejarah Seni Rupa Pada Situs PatungBatu Di Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I BennySubiantoro, dan Pembimbing IIMuh. Faisal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah peninggalanSejarah Seni Rupa pada situs Patung Batu Wadu Pa’a dan nilai Sejarahyang terdapat pada situs patung batu Wadu Pa’a. Situs Wadu Pa’a (BatuPahat) merupakan salah satu situs “Candi Tebing”, seperti “Candi Tebing”di Gunung Kawi Tampaksiring, Bali yang memiliki nilai sejarah yangcukup tinggi. Dilihat dari temuannya, Wadu Pa’a merupakan tempatpemujaan ajaran Budha tetapi bercampur dengan ajaran Hindu denganmemuja Śiwa dengan petunjuknya berupa relief Ganeśa, Śiwa Mahāguru,Budha, dan relief Stupa dengan berbagai tingkat payung (chattra).Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat baik secarateoritis maupun secara praktis. Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuanuntuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenaifakta dan sifat populasi daerah atau bidang-bidang tertentu (Sugiono,2011:7). Teori yang di ambil pada penelitian ini dari narasumber untukdiwawancarai dalam penelitian ini adalah dari pihak Dinas KebudayaanKabupaten Bima, dan masyarakat sekitarnya dan untuk menambahwawasan.Kata kunci : Sejarah, Nilai Estetika.vii

KATA PENGATARSegala puji dan sukur punulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkankarunia-nya, serta pencerahan dan hidayah-nya lah, penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan judul; “Kajian Seni Rupa Prasejarah Pada Situs Patung Batu DiDesa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima”. Adapun penyusunan skripsiini merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana seni rupa program StudiPendidikan, fakultas dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahMakassar. Penulis sadar akan kekurangan dan keterbatasan dari penelitian ini dalampengetahuan, pengalaman, maupun kemampuan penulis miliki. Namun, Alhamdulillahberkat petunjuk, bantuan dan kerja sama berbagai pihak yang penulis dapatkan.Penulis mampu mengatasi berbagai hambatan tersebut dan pada akhirnya hanya atasridho Allah S.W.T penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Akhir kata penulis skripsi ini dapat berguna bagi pembacanya dan harap kritikdan saran yang bersifat positif dari berbagai pihak sebagai masukan untuk masa yangakan datang, dimana penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh darikesempurnaan.Makassar 08 November 2017.PenulisM.SalahudinNIM: 105410043611viii

DAFTAR ISIHalaman Judul .iLembar Pengesahan .iiPersetujuan Pembimbing iiiSurat Pernyataan .ivSurat Perjanjian .vMotto Dan Persembahan .viAbstrak .viiKata Pengantar . .viiiDaftar Isi .ixDaftar Gambar . .X.BAB 1. PENDAHULUANA. Latar Belakang .1B. Rumusan Masalah .5C. Tujuan Penelitian .5D. Manfaat Penelitian 6BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRA. Tinjauan pustuka . .7B. Kerangka Pikir . . .12BAB III . METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian . .14B. Lokasi dan Subjek Penelitia . 15C. Desain Penelitian . .16D. Teknik Pengumpulan Data .19E. Teknik Analisis Data . .22ix

BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian . 25B. Pembahasan . 26BAB V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan . 43B. Saran . .44DAFTAR PUSTAKA .53LAMPIRAN . .54RIWAYAT HIDUP . .55ixx

DAFTAR GAMBAR1. Gambar 3.1 .2. Gambar 4.1 .3. Gambar 4.2 .4. Gambar 4.3 .5. Gambar 4.4 .6. Gambar 4.5 .DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 . 272. Tabel 4.2 . .283. Tabel 4.3 . .29DAFTAR BAGAN1. Gambar 2.1 .xi

1BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIlmu Sejarah ialah pengetahuan atau uraian tentang peristiwayangpernahterjadipadamasalampaudalam kurunwaktutertentu. Peristiwa atau kejadian sejarah tersebut diperlihatkan ataudapat diamati lewat bukti-bukti tertulis maupun melalui artefak. Ilmu sejarahadalah ilmu yang menceritakan kisah-kisah peninggalan di masalampau,tentang peninggalan berupa benda manusia dan tentang peninggalan manusia.Dari benda itulah perkembangan beradaban manusia dapat diketahui. Sejarahsuatu bangsa dapat diketahui melalui bukti-bukti atau benda-bendapeninggalannya.Kata Art (Bahasa Inggris) sering di terjemahkan ke dalam bahasaIndinesia sebagai seni. Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium pengungkapangagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk,huruf, angka, warna, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang di jadikanmedium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis,seni patung, seni grafis, seni desan, dan sebagainya.Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokan dalam berbagaikopentingan. Berdasarkan bentuknya ideal adanya karya seni rupa dua

2dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra) karya senirupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datarseperti gambar, lukisan, dan ssejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tigadimensi adalah karya seni rupa yang menggunakan bentuk-bentukyangmemiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya, sepertipatung, karya-karya, dan sejenisnya.Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa jugadapat dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam kontekskehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupamurni (pure art fine art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering di sebutdengan seni karya.Zaman purba atau zaman prasejarah (prehistory), adalahzamansebelum dimulainya sejarah yang tertulis, sehingga tidakterdapat peninggalantertulis mengenai kehidupan manusia padazaman itu. Masa prasejarah inimemiliki rentang waktu jauh lebihlama dan panjang dalam sejarah perjalananserta perkembanganmanusia dibandingkan dengan masa sejarah. Denganberbekal akal,manusia menciptakan segala sesuatunya guna pemenuhankebutuhandan kepentingan hidupnya, baik yang bersifat lahiriah (fisik)maupunbatiniah(spiritual),danyang demikianinidalambatasantertentudisebut kebudayaan.Di Indonesia, peninggalan budaya prasejarah ini ditemukanmenyebar hampir ke seluruh wilayah kepulauan Nusantara, seperti di

3Leang-Leang Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Pulau Irian; pantaiKalimantan, Sulawesi, dan Irian; Poso-Sulawesi Tengah, Bogor-JawaBarat, dan masih banyak lagi yang lainnya termasuk tentunya yangada di wilayah dataran tinggi Pasemah, Kabupaten Lahat dan KotaPagaralam-Provinsi Sumatra Selatan. (Yudoseputro, 1983).Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yangkepadanyadianugerahkan cipta, rasa, dan karsa untuk mencapai tujuandan kebutuhan dalamkehidupannya. Manusia memiliki tujuan dankebutuhan pribadi yang perludipenuhi untuk memenuhi kebutuhanjasmani dan rohaninya, kebutuhan jasmanidiantaranya adalah sandang,pangan dan papan sedangkan kebutuhan rohaniantara lain religi, seni.Kebutuhan seni tidak dapat dilepaskan dari asebagiandarikeseluruhan kebutuhanmanusia serta menjadi keseimbangan antarakebutuhan jasmani dan kebutuhanrohani. Seni melekat hampir padaseluruh aspek kehidupan manusia baik dilingkungan masyarakat luas,orang tidak dapat melepaskan diri dari seni sepertiseni rupa, senimusik, seni sastra, dan lainnya yang telah menyatu dalamkehidupan1mereka sehari-hari (Bastomi, 1992:1).Berbagai macam media digunakan manusia untuk mewujudkankebutuhanakan keindahan, antara lain melalui seni. Dalam seni

4terdapat berbagai jenis diantaranya adalah seni rupa, seni musik, senitari, seni drama, seni sastra. Seni rupamerupakan seni yangberhubungan dengan bentuk-bentuk visual yangdiungkapkan olehmanusia. Menurut Kartika (2004:34-35) seni patung merupakan salahsatu cabang seni rupa tiga dimensi yangmemiliki fungsi, baik fungsimurni(fine art)dan fungsi terapan(applied art)tergantung dari tujuanpenciptaan. Namun pada umumnya seni patung lebihdikenal sebagaiseni murni. Pada seni murni biasanya patung dibuat sebagaimediaekspresi. Sedangkan pada seni terapan, patung dapat nipatungmerupakan salah satu bentukkarya seni rupa yang memiliki tigadimensi untuk dapat dinikmati nilai dan bentukestetisnya dari berbagaisudut pandang. Seni patung memiliki beberapa jenis jikadilihat darisegi medianya, di antaranya dari bahan logam,fiber, batu, dan kayu.Wadu Pa’aadalah satu wilayah di Kabupaten Bima, ProvinsiNusa Tenggara Barat. Daerah ini secara georafis merupakan suatuwilayah dataran rendah (pesisir pantai), dengan kondisi perbukitanbatu-batu cadas, merupakan satuan batuan beku dengan jenis batuanandesit adalah daerah yang subur dan sangat potensial bagi kehidupanmasyarakat purba atau prasejarah, dalam upaya pemenuhan kebutuhanhidup mereka yang secara naluriah dan adaptif masih lebihmengandalkan ketersediaan bahan makanan dari alam.

5Di Wadu Pa’aini banyak ditemukan artifak purba tinggalanbudaya Megalitikum (Batu Besar), seperti: patung batu, lukisandinding, batu bergores, gambar gores di dinding cadas, dolmen,lumpang batu, menhir, dan lain sebagainya. Banyaknya temuan artefakmegalitik diWadu Pa’a tentunyamemunculkan banyak pulapermasalahan yang menarik untuk dikaji.Mengungkap rupa merupakan upaya menjelaskan suatu yangsemula tidak diketahui, terutama tentang karya rupa yang kasat matadan diharapkan dapat lebih mengungkap maknanya. Melalui analisaungkap rupa, dikaji atau diungkapkan segala sesuatu yang melingkupipatung megalitik peninggalan budaya prasejarah di Wadu Pa’a, baikdalam hal perupaan, nilai estetis, makna simbolis, dan termasuk iatas,penelitimengajukan judul penelitian yaitu “Kajian Seni Rupa Prasejarah padaSitus Patung Batu di Desa Kananta Kecamatan Soromandi KabupatenBima”.Di samping uraian di atas, latar belakang diadakannyapenelitian ini juga didasarkan atas hasil pengamatan sementara yangmenunjukkan bahwa seni patung batu Wadu Pa’adi Kabupaten

6Bimamasih tetap diminati oleh masyarakat dalam Negeri danMancanegara.B. Rumusan MasalahBerdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka akanmemberikan arah yang jelas dalam melaksanakan penelitian ini, makarumusan masalahnya sebagai berikut :1. Bagaimanasejarah peninggalanSejarahSeni Rupapada situs patungbatuWadu Pa’adiDesaKanantaKecamatan SoromandiKabupaten Bima?2. Bagaimana nilai Estetika yang terdapat pada situs patung batuWadu Pa’adi Desa Kananta Kecamatan Soromandi KabupatenBima?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitianyang akan dicapai sebagai berikut :

71. Untuk mengetahui sejarah peninggalan seni rupaprasejarah padasitus patung batu Wadu Pa’adi Desa Kananta KecamatanSoromandi Kabupaten Bima.2. Untuk mengetahui nilai sejarahyang terdapat pada situs patungbatu Wadu Pa’a di Desa Kananta Kecamatan SoromandiKabupaten Bima.D. ManfaatPenelitianKegunaan penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secarateoretis maupun praktis sebagai berikut:a. Manfaat TeoretisHasil dari penelitian ini dapat menambahkhazanah keilmuan atau literatur tentang sejarah peninggalan senirupa serta nilai estetika situs patung batu Wadu Pa’a.b. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk kajianlanjutan bagi peneliti lain, khususnya kajian sejarah peninggalanseni rupa dan nilai estetika situs patung batu Wadu Pa’a.1.Manfaat Praktis

8a. Dapat dijadikan sebagaibahan pertimbangan untuk kajian sejarahpeninggalan seni rupa dan nilai estetika situs patung batu WaduPa’a.b. Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan tentang sejarahpeninggalan seni rupa dan nilai estetika situs patung batu WaduPa’a.

5BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRA. Tinjauan Pustaka1.Pengertian Seni RupaPrasejarahJauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempatdi daerah Timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermututinggi. Hal itu sangat berpengaruh baik di Timur maupun di daerahBarat. Kesenian Timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir,Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah inimenampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing-masing sesuaidengan kepercayaan, pandangan hidup dan gangambar.Peninggalan-peninggalan sejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuantahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambarpada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting darikehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya denganmenggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahanlainnya.Salah satu teknik terkenal gambar sejarah yang dilakukan orangorang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalumenyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.5

6Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding guayang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkangambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripadacabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalahmanusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit,gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selaluserupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi olehpemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekorbanteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besardibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi olehpemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian palingmengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macamobjek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budayamasyarakat di daerahnya.Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompokmasyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untukmenggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuatgambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu,bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihatdaripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasakeindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehinggamereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang

7pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar danmelukis mulai condong menjadi kegiatan rah-seni-rupaindonesia.html. diakses di makassar,13 Januwari 2018. Pukul 05.14WITA).Karena adanya kepercayaan dengan kekuatan besar di luar kekuatanmanusia, maka di bentuklah benda-benda merepresentasikan kekuatan itu.Kemudian ada juga kepercayaan terhadap kehidupan setelah mati. Untukmenghubungkan antara kedua dunia itu, dibuatlah bangunan-bangunanyang pada umumnya terbuat dari batu-batu besar. Ada yang berupa batuutuh dan batu pecahan. Maka dari itulah disebut megalitik. Bangunan iniada yang bersifat sakral dan profan. Bangunan yang bersifat profan salahsatu di antaranya adalah rumah. Sedangkan untuk bangunan yang bersifatsakral adalah kubur berunduk, kubur peti batu dan punden berunduk.Sejarah memberi petunjuk kepada kita tentang terjadi nya rentetanperistiwa pada zaman yang telah lampau, peristiwa-peristiwa itu mungkinmemberikan gambaran yang tersambung secara terus menerus, tetapi jugamungkin secara terputus-putus terhadap segala kehidupan manusia danhasil karya seninya di dunia. Oleh karena itu dari Sejarah tersebut kitajuga dapat mengetahui hasil-hasil budaya di masa lalu.Kajian sejarah seni rupa menunjuk bahwa seni rupa suatu bangsatakdapat berkembang kalau tidak mendapat pengaruh dari luar.Perkembangannya selalu menunjukan sebagai suatu pertumbuhan dariawal kemudian tumbuh, akhirnya mencapai titik puncak atau dengan

8istilah seni klasik. Oleh karena itu di dunia ini tidak ada yang abadi, makapencapaian puncak inipun akan mengalami saat terakhirnya, pada suatusaat akan mengalami kelahirannya kembali (renaisance).Jadi dapat di katakan bahwa sejarah seni rupa adalah suatu catatanperistiwa terjadinya ciptaan seni visual dua atau tiga dimensional dariwaktu ke waktu secara periodesasi.1. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia.a. Tradisional/statis: adanya kebudayaan agraris mengarah padabentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turuntemurun.b. Progresif: Adanya kebudayaan maritime kesenian Indonesia seringdipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian dipadukan dandikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri.c. Bersifat Kebinekaan: Indonesia terdiri dari beberapa daerahdengan keadaan lingkungan danalam yang berbeda, sehinggamelahirkan bentuk ungkapan seni yang beranekaragam.d. ghasilkan bermacam–macam bahan untuk membuat kerajinan.e. Bersifat Non Realis: Latar belakang agama asli yang fatperlambangan/simbolisme.Jauh sebelum mulai perhitungan masehi, dibebrapa tempatdidaerah Timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu

9tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di Timur maupun di daerah Barat.Kesenian Timur pada awalperkembangannya berpusat pada Mesir,Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah inimenampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing-masing sesuaidengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya.2. Seni Rupa KlasikPada galibnya suatu zaman dalam sejarah kebudayaan sesuatubangsa dinamakan Klasik apabila mempunyai dua ciri:1. Masyarakat manusia dalam zaman itu telah menghasilkantonggak-tonggak peradaban pertama yang akan menjadi dasarperkembangan peradaban selanjutnya di masa yang mkalender,sistem kerajaan, konsep kepahlawanan, mitologi dewadewa, dan lainnya lagi).2. Banyak kaidah, aturan, konsep atau norma budaya yangberkembang dalam zaman tersebut terus saja digunakan hinggamasa sekarang, jadi di zaman sekarang seringkali masihmengacu kaidah lama yang pernah berkembang sebelumnya dizaman awal kegemilangan peradaban bangsa tersebut. Bagibangsa Indonesia, zaman Klasik yang sesuai dengan keduasyarat tersebut adalah masa perkembangan agama HinduBuddha di Nusantara, oleh karena itu masa Hindu-Buddhakemudian dinamakan zaman Klasik Indonesia.

10Berdasarkan berbagai tinggalan arkeologisnya, zaman klasik dibagimenjadi dua periode, yaitu: (a) zaman Klasik Tua yang berkembang antaraabad ke 8-10 M, dan (b) zaman Klasik Muda berkembang antara abad ke11-15 M.Kedua zaman di atas berkembang diberbagai wilayah Indonesia,termasuk di Sumatera dan Bali, namun banyak bukti arkeologi dalamzaman Klasik Tua didapatkan di wilayah Jawa bagian Tengah, oleh karenaitu terdapat kepustakaan yang menyatakan agak keliru dengan sebutanZaman Jawa Tengah. Adapun untuk zaman Klasik Muda disebut jugasecara keliru dengan Zaman Jawa Timur, berhubung banyaknya temuanarkeologi dari abad ke 11-15 (sebenarnya baru mulai banyak sejak abadke-13) yang terdapat di wilayah Jawa bagian Timur. Justru pembagianzaman Klasik yang didasarkan kepada kronologi tersebut untukmemperluas cakupan kajian, jadi tidak melulu bicara tentang tinggalan diJawa bagian Tengah atau Timur belaka (Munandar1995: 108).Masa sejarah di Indonesia dimulai setelah ditemukannya buktiprasasti-prasasti awal (bertarikh sekitar abad ke-4 M) ditemukan diwilayah Kutai, Kalimantan Timur yang menyebut nama raja nTarumanagara dengan rajanya Purnawarman. Prasasti-prasasti itumenggunakan aksara Pallava dengan bahasa Sansekerta (Suleiman, 1974:14-15); sedangkan nafas keagamaan yang terkandung dalam prasastiprasasti tersebut bercorak Veda kuno, masih belum memuja Trimurti.

11Dalam masa sejarah itulah pengaruh kebudayaan India mulai datang danberkembang secara terbatas dibeberapa tempat di Nusantara.Dalam masa selanjutnya pengaruh kebudayaan India awal yangmenularkan ajaran Veda-Brahmana tersebut agaknya tidak diminati lagioleh masyarakat. Dengan menghilangnya kerajaan Tarumanagara di JawaBarat tidak ada kerajaan lainnya yang meneruskan ritual Veda Kuno yangdidominasi oleh kaum Brahmana. Alih-alih kerajaan yang munculkemudian di wilayah Jawa bagian Tengah dalam abad ke-8 M bernafaskanHindu Trimurti. Kerajaan itu adalah Mataram Kuno yang mengeluarkanPrasasti Canggal dalam tahun 732 M, dalam prasasti itu dinyatakan namaraja yang menitahkan penerbitan prasasti, yaitu Sanjaya. Nafas keagamaanyang cukup kentara dalam prasasti adalah Hindu-saiva, karena baitbaitnya banyak memuliakan Siva Mahadeva (Poerbatjaraka 1952: 53-55).Bersamaan dengan masuknya pengaruh Hindu-saiwa, dalam masayang hampir bersamaan datang pula pengaruh agama Buddha dari aliranMahasanghika (Mahayana) ketengah-tengah masyarakat Jawa Kuno.Dengan demikian di Jawa bagian tengah antara abad ke 8-10 Mberkembang 2 agama besar, yaitu Hindu-saiwa dan Buddha Mahayanayang beraasal dari Tanah India. Dalam perkembangannya itu banyakdihasilkan berbagai bentuk kesenian, seni yang masih bertahan hinggasekarang adalah bukti-bukti seni rupa yang berupa arca dan relief sertadan kemajuan karya arsitektur bangunan suci. Demikianlah risalah singkatini memperbincangkan perihal zaman Klasik Tua yang berkembang di

12wilayah Jawa bagian Tengah, bukan di wilayah lainnya di Indonesia.Bukti arkeologis yang akan dijadikan data, adalah penggambaran reliefdan arca-arca dewa, baik yang dikembangkan dalam lingkup kebudayaanIndia, dan juga arca dan relief yang dihasilkan oleh kebudayaan KlasikTua di masa Jawa kuno di Jawa tengah.Pada patung Hindu-Budha, ragam hias yang paling umum digunakanadalah Padma teratai, Padma melambangkan tempat duduk dewatertinggi, terbentuknya alam semesta, kelahiran Budha, kebenaran utama,tempat kekuatan hayati dan suci bagi kaum (Yogin), serta rasa kasih.Bentuk hias yang lain adalah swastika (melambangkan daya ayangmelambangkan waktu, dan makara malambangkan makhluk sepertibuaya), serta kinnara yang berwujud setengah manusia dan burung(anggota dari kelompok dewa penghuni langit).Pengaruh zaman Hindu-Budha dalam bidang seni rupa sangat kentaldalam bidang arsitektur, khususnya arsitektur pada bangunan candi. Candidi Indonesia dibedakan menjadi candi Hindu dan candi Budha.a). Candi HinduArsitektur candi Hindu Indonesia memiliki gaya yang samadengan India Selatan. Candi Syiwa Lara Jonggrang di Jawa Tengah,misalnya. Candi tersebut melukiskan penafsiran setempat yangterperinci mengenai tempat pemujaan agama Hindu yang menunjukkanciri Syiwaisme.

13b). Candi BudhaBangunan candi Borobudur, tidak ada hubungan gaya denganIndia. Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat konsentris. Enam tingkatpaling bawah dirancang sebuah bidang persegi, sementara empattingkat di atasnya merupakan stupa utama berbentuk lingkaran.3. Seni Rupa Indonesia HinduKebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesiasekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama danpolitik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yangkemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia(kebudayaan istana dan feodal). Proses akulturasi kebudayan India danIndonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama,yaitu dengan proses:a. Proses peniruan (imitasi)b. Proses Penyesuaian (adaptasi)c. Proses Penguasaan (kreasi)1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu.a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medipengabdian Raja (kultus Raja).b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama.c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatupedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia

142. Karya Seni Rupa Indonesia Hindua. Seni Bangunan:1. Bangunan CandiCandi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satuDewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkandengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggalcontohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selainitu candi pula berfungsi sebagai: Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candiBorobudur. Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintumasuk, contohnya candi Bajang Ratu. Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengahkolam, contoh candi Belahan. Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Rajabertapa, contohnya candi Jalatunda. Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendetabersemedi contohnya candi Sari.b. Seni patung Hindu BudhaPatung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dariRaja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanyaTrimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakanmereka setiap patung diberi atribut kedewaan (laksana/ciri),

15misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertanganempat dan kendaraannya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patungwisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dantengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb Dalam agama Budhabisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, DhyaniBodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda–tanda kesucian, yaitu:1. Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)2. Diantara keningnya terdapat titik (urna)3. Telinganya panjang (lambang-karnapasa)4. Terdapat juga kerutan di leher5. Memakai jubah sanghatic. Seni hias Hindu BudhaBentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunungMahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa Olehsebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alampegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib.1.) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yangmembentuk struktur bangunan candi, contohnya:a. Hiasan mahkota pada atap candib. Hisana menara sudut pada setiap candic. Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintud. Hiasan makara, simbar filaster,dll

162.) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yangterdapat pada dinding / bidang candi, contohnya:a.Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata danRamayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka,Lalitapistara.b. Hiasan flora dan fauna.c. Hiasan pola geometris.d. Hiasan makhluk 014/11/perkembangansejarah-seni-rupa-di.html. diakses di makassar, 13 januwari 2018. Pukul08.56 WITA).4. Peninggalan Seni Patung Zaman PrasejarahSeni patung zaman prasejarah lebih dikenal dengan sebutan patungpatung batu. Awal mula seni patung ini dikenal yaitu tercatat sejak zamanNeolitikum. Patung-patung yang diciptakan biasanya berupa patung leluhuratau nenek moyang, serta penolak bala. Gaya patung ini tentu sajamengikuti gaya pada zaman itu dengan menggunakan batu sebagai materialutamanya. Kadang-kadang juga bisa dengan menggunakan bahan bakuberupa kayu. Pembuatan patung di zaman ini banyak dipengaruhi oleh seniornamentik. Patung-patung prasejarah yang saat ini sudah mulai ditemukanumumnya memiliki ukuran yang cukup besar, memiliki gaya yang statis,dan bersifat frontal dan monumentalis. Tetapi, di tempat lain juga banyakditemukan patung prasejarah yang gayanya tampak lebih dinamis.

17Sebenarnya, peninggalan seni rupa dari zaman prasejarah initidak hanya berupa seni patung, tetapi juga ada seni bangunan dan senilukis. Diketahui bahwa dahulu kalanya manusia di zaman prasejarahsudah mampu membuat seni bangunan yang unik dari batu yang disusunatau didesain sedemikian rupa. Begitu juga dengan keunikan senilukisnya. Berdasarkan penelitian yang ada, seni patung zaman prasejarahyang ditemukan ada di Jawa Barat, di Sumatera Selatan, dan di Nias.Beberapa patung diantaranya mengesankan bentuk laki-laki yangmengendarai kuda, ada juga tampak seperti menunggang hewan buruan.Umumnya, patung-patung yang ditemukan ini memiliki ukuran yanglumayan besar. Adanya patung batu ini tentu membuktikan bahwa senisudah mulai berakar sejak dulu.Seni patung di Indonesia berkatan erat dengan perkembanganseni ukir. Berdasarkan sejarah, bangsa Indonesia mengenal seni ukirsekitar tahun 1500 Sm\M, yaitu pada zaman batu muda (Neolitik).Nenek moyang bangsa Indonesia membuat ukiran pada kapak batu,tempaan tanah liat dan bahan-bahan yang lain dengan motif danpengerjaan yang sangat

terdapat berbagai jenis diantaranya adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, seni sastra. Seni rupamerupakan seni yang berhubungan dengan bentuk-bentuk visual yangdiungkapkan oleh manusia. Menurut Kartika (2004:34-35) seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa tiga dimensi yangmemiliki fungsi, baik fungsi

Related Documents:

1. Seni Rupa Seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa, pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, dan portofolio seni rupa. Pada Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memuat

Ruang Lingkup Sejarah Kesenian. Kategori Kesenian Seni Pertunjukan (Perfomance Arts) Seni Rupa (Visual Arts) Seni Sastra Seni Media Rekam. Seni Pertunjukan Seni Tari Seni Drama Seni Musik. Seni Rupa Seni Lukis Seni Kriya Seni Patung Seni Arsitektur. Periodisasi Sejarah Kesenian

C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: (1) Seni Rupa Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa, Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi seni rupa, Portofolio

7. membuat pergelaran dan pameran karya seni. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: 1) Seni Rupa Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa, Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi s

mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di mancanegara; dan (b) menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik seni rupa murni mancanegara. Kedua, Mengekpresikan diri melalui karya seni rupa murni (seni lukis, patung, maupun seni grafis). Tujuan ini meliputi: (a) memilih unsur seni rupa

Ruang Lingkup Seni Rupa Anak Hajar Pamadhi, MA (Hons) odul 1 dengan judul Ruang Lingkup Seni Rupa Anak menyajikan materi mengenai jenis, bentuk, serta sifat seni rupa anak, serta dilengkapi apresiasi seni rupa anak. Materi tersebut memuat tentang arti seni rupa bagi anak,

Hasil karya seni rupa tersebut dapat dikumpulkan menjadi satu melalui sebuah wadah yaitu museum,akan tetapi museum seni rupa belum diterapkan di kota Malang. Ada banyak museum yang ada di Malang,akan tetapi belum ada museum yang khususnya mengenai wadah kegiatan untuk seni rupa yang berupa seni lukis,seni grafis,seni patung dan seni reklame.

Awards The Winners . CSO Shirley Fletcher Apprenticeship Award Mrs Mandy Scott and the Yorkshire and Humber Healthcare Science Apprentice Implementation Group Learning and Development Manager, Sheffield Teaching Hospitals NHS As a regional group of Healthcare Science Service leads from all Trusts across the Yorkshire and Humber region, the group agreed an implementation plan for level 2,4 and .