BAB III SOSIALISASI, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN

2y ago
19 Views
2 Downloads
368.57 KB
48 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Halle Mcleod
Transcription

95BAB IIISOSIALISASI, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DANHASIL AKHIR PROGRAMKAMPUNG BAHARI TAMBAK LOROKPeneliti mendeskripsikan temuan penelitian yaitu mengenai polamanajemen sosialisasi progam Kampung Bahari Tambak Lorok. Data penelitiandiperoleh dari wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan olehpeneliti di lapangan dengan melibatkan 10 informan, selain itu data sekunder jugapeneliti kumpulkan dari dokumen dokumen yang berkaitan, mulai dari desainperencanaan hingga tahap sosialisasi. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan inimelibatkan beberapa tokoh warga Tambak Lorok dan pihak Pemerintah KotaSemarang, yaitu dari BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah),Pengawas Satker Kementerian PUPR, Dinas Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum,Lurah Tambak Lorok. Berikut informan penelitian yang telah diwawancarai :Informan pertama yang peneliti wawancarai adalah Arwita (46 tahun).Arwita dipilih menjadi informan pertama karena informan merupakan perwakilandari Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) yang mana merupakanpenanggung jawab dari keberjalanan program Kampung Bahari Tambak LorokSemarang, Bappeda sendiri merupakan kepanjangan tangan dari KementerianPUPR untuk mengatur segala hal yang berhubungan tentang perencanaan program

96Kampung Bahari Tambak Lorok. Arwita sendiri mengetahui secara detail dariawal proses perencanaan, lanjut ke tahap sosialisasi dan pada akhirnya dimulainyapembangunan fisik. Dari Arwita inilah peneliti mendapatkan nama – namainforman selanjutnya yang memenuhi kriteria yang peneliti tetapkan yaitu Putut CNugroho, Tiara Setiawan, Pramihardi.Informan kedua yang dipilih yaitu Putut C Nugroho (51 tahun), berprofesisebagai salah salah satu kasie di Dinas Tata Ruang Kota Semarang. Putut CNugroho dipilih karena informan kedua yang paham mengenai bagaimana prosespembebasan lahan dan perencanaan pasar serta ruang terbuka hijau, dimana prosestersebut dimulai dengan kegiatan sosialisasi. Putut C Nugroho ini yang selaluturun bertemu dengan warga dan menghadapi berbagai kendala yang ditimbulkanoleh warga dan memberikan berbagai solusi atau jalan tengah untuk mendapatkanwin win solution. Dari Putut C Nugroho ini, muncul informan baru yaitu Subowo,Suparmin, Slamet Riyadi, Slamet Riyanto, Anas Wahyudin, dan Margo HaryadiInforman ketiga yaitu Tiara Setiawan (35 tahun). Tiara Setiawanmerupakan penanggung jawab dari Dinas Pekerjaan Umum yang melaksanakanpembebasan lahan untuk pembangunan jalan serta yang berkomunikasi secaralangsung kepada masyarakat. Selain itu Tiara Setiawan yang mengerti bagaimanaproses ganti rugi lahan yang dipermasalahkan oleh warga dan bagaimana caramencari jalan tengah supaya pembangunan program Kampung Bahari TambakLorok dapat berjalan lancar.

97Informan ke empat yaitu, Pramihardi yang merupakan pengawas proyekyang dikirim oleh Kementerian PUPR, atau yang biasa disebut Satker Pengawas.Dari kegiatan sosialisasi pertama kali, Satker selalu mengikuti berbagaiperkembangan dinamika yang terjadi antara warga dan Pemerintah KotaSemarang. Sehingga dengan hal tersebut dapat menjadi salah satu narasumberdalam penelitian ini. Selain itu Satker Kementerian PUPR sendiri jugamelaksanakan kegiatan sosialisasi kepada warga dengan sosialisasi informal.Informan ke lima yaitu Margo Haryadi (53 tahun), yang merupakan LurahTanjung Mas, dimana juga mencakupi wilayah Tambak Lorok. Sebagai LurahTanjung Mas sangat paham mengenai awal mula program Kampung BahariTambak Lorok dicanangkan, hingga pada tahap sosialisasi serta pelaksanaanpembangunan. Selain itu Margo Haryadi mengetahui bagaimana karakter sertaseluk beluk warga Tambak Lorok. Sebagai Lurah Tanjung Mas yang memilikiperan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat, Lurah TanjungMas sering turun ke lapangan untuk melihat berbagai permasalahan yang muncul.Informan ke enam, yaitu Agus Salim. Agus Salim merupakan koordinatorBKM Kelurahan ketika program Kampung Bahari Tambak Lorok ini berjalan.Dalam prosesnya, koordinator memiliki tugas untuk melaksanakan tugassosialisasi kepada warga Tambak Lorok, sehingga dapat mengetahui bagaimanaproses sosialisasi dan juga perkembangan warga mengenai informasi yang beredardi masyarkat.

98Informan ke tujuh, yaitu Suparmin. Suparmin dipilih karena merupakanketua RW 12 yang mana wilayah yang terdampak program Kampung BahariTambak Lorok. Selain itu juga mengikuti seluruh kegiatan sosialisasi dari awalhingga saat ini. Di RW 12 sendiri, Suparmin mengetahui seluk beluk mengenaipemberdayaan warga yang berkembang diwilayahnya dan juga memiliki perandalam mensosialisasikan nya kepada warga mengenai program Kampung BahariTambak Lorok.Informan ke delapan yaitu Slamet Riyadi ( 49 tahun ). Slamet Riyadi inidipilih karena merupakan tokoh warga dan juga ketua RW 16. Slamet riyadi inimengetahui betul seluk beluk sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah baikyang formal maupun yang informal. Jadi selama menjadi Ketua RW yangmemberikan edukasi ke warga lewat forum forum RT dan RW. Selain itu SlametRiyadi juga mengetahu bagaimana perkembangan warga yang diberdayakandengan berbagai program dari Pemerintah Kota Semarang. Slamet Riyadi inimerupakan tokoh yang mendukung atas program Kampung Bahari Tambak Lorokini.Informan ke sembilan yaitu Slamet Riyanto ( 51 tahun ). Slamet Riyantoini masih menjadi ketua RW 15 hingga saat ini, dahulu ketika program KampungBahari muncul, yang merupakan tokoh masyarakat. Awal Slamet Riyantomengikuti sosialisasi yang menolak mengenai lebar ukuran jalan, setelahdiberikan pemahaman dan edukasi, akhirnya dapat setuju dan salah satu tokohyang memperjuangkan program ini agar berjalan dengan baik. Selain itu Slamet

99Riyanto juga memiliki peran dalam mensosialisasikan program Kampung Baharikepada warga melalui bulan jumpa RW dan RT.Informan kesepuluh, yaitu Subowo. Subowo dipilih karena menjadipenanggung jawab dari pembangunan fisik Kampung Bahari Tambak Lorok darisisi masyarakat, selain itu merupakan salah satu tokoh masyarakat. Dalam prosesberjalanya waktu, Subowo memiliki peran dalam mengedukasi warga yang masihbertanya tanya mengenai program ini serta menyelesaikan berbagai permasalahanyang timbul baik mengenai ganti rugi lahan dan warga yang menganggur, karenaSubowo juga mengajak warga untuk bekerja di lokasi proyek. Selain itu dalamproses pemberdayaanya Subowo juga mengerti karena merupakan ketua RW padasaat program ini dikenalkan pertama kali di masyarakat.Informan kesebelas yaitu Anas Wahyudin (38 tahun), merupakan salahsatu tokoh yang menolak dan hingga saat ini rumahnya masih menghalangi prosespembuatan jalan. Selain alasan tersebut, anas Wahyudin dipilih karena namatersebut sering disebut di media media massa ketika permasalahan Tambak Lorokdimuat diberbagai media cetak. Dari awal kegiatan sosialisasi, Anas Wahyudinsangat menolak keras mengenai perencanaan yang dijelaskan oleh PemerintahKota Semarang, karena menurutnya masih banyak informasi yang tidak diberikansecara keseluruhan, sehingga menurutnya sosialisasi tidak berjalan dengan baik.Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indept interview) dengankesembilan informan di atas, peneliti merasa data yang telah dikumpulkan cukup

100untuk melakukan pengolahan data yaitu : Sosialisasi Program Kampung BahariTambak Lorok, Pemberdayaan Warga dan Keterlibatan Masyarakat.3.1.Sosialisasi Program Kampung Bahari Tambak LorokProgam Kampung Bahari Tambak Lorok merupakan salah satu program besaryang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR. Programini bertujuan untuk mengentaskan kawasan kumuh di Kota Semarang, dan sebagaiupaya mencapai target kawasan kumuh 0% di Indonesia selain itu juga sebagaiupaya untuk mensejahterahkan warga Tambak Lorok, baik dari segiperekonomian, sosial, pendidikan dan kesehatan. Lokasi pembangunan ini beradadi Kampung Tambak Lorok yaitu pada wilayah administratif RW 12 – RW 16Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara. Seluruh RW tersebutmenerima berbagai kegiatan sosialisasi yang sesuai dengan pembangunan yangakan berjalan.

101Gambar 3.1.1 Skema Alur Sosialisasi Program Kampung Bahari TambakLorokSosialisasi Program Kampung BahariTambak LorokSosialisasi InformalSosialisasi FormalSosialisasi Umum TingkatKelurahan-Community Development: Pengajian, Bulan JumpaRT dan RWSosialisasi RTH dan PasarSosialisasi Peningkatan JalanSkema tersebut merupakan sebuah strategi dimana Pemerintah Kota Semarangmelalui Bappeda, informan 1 dan 2 menjelaskan bahwa urutan urutan sosialisasitelah direncanakan pada awal ketika koordinasi dengan seluruh stakeholder.Strategi tersebut berguna untuk memudahkan proses sosialisasi dan memudahkanwarga untuk memahami perencanaan pembangunan dari Kampung BahariTambak Lorok.Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang melaluiBappeda dan seluruh stakeholderterkait dilakukan dengan jalur formal dan

102informal. Sosialisasi ini ditujukan untuk memberikan edukasi dan pemahamanmengenai perencanaan dan konsep tentang Kampung Bahari kepada masyarakat.Pada jalur formal dilakukan dengan sosialisasi resmi.Sosialisasi formal atau resmi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarangmerupakan tahapan awal penyampaian informasi kepada warga Tambak Lorokdengan tujuan agar pembangunan berjalan lancar dan dapat diterima dengan baikoleh warga Tambak Lorok. Sosialisasi resmi ini dilakukan dengan bertatap mukadengan warga secara langsung di balai kelurahan atau tempat dan waktu yangsudah ditentukan oleh Pemerintah Kota Semarang.Sosialisasi yang sudah dilaksanakan di wilayah Tambak Lorok dilakukandengan beberapa tahapan, dimulai dari sosialisasi umum di Balai Kelurahan,sosialisasi RTH dan pasar dan yang terkahir yaitu sosialisasi pembangunan jalan.Di dalam proses sosialisasi itu, sosialisasi yang dilaksanakan juga oleh masingmasing perangkat wilayah, yaitu Ketua RT dan Ketua RW. Materi sosialisasiprogram Kampung Bahari Tambak Lorok disajikan dalam bentuk makalahdimana makalah tersebut merupakan power point dari materi yang disampaikanoleh narasumber. Selain itu warga juga dilihatkan perencanaan Kampung BahariTambak Lorok dalam bentuk gambar dan video, sehingga mempermudah wargauntuk memahami materi yang disampikan. Materi sosialisasi ini berisikangambaran umum mengenai Kota Semarang, kemudian latar belakang adanyaprogram Kampung Bahari Tambak Lorok, profil wilayah Tambak Lorok,perencanaan Kampung Bahari Tambak Lorok dan dampak positif pembangunanKampung Bahari Tambak Lorok dari berbagai aspek.

103Sosialisasi informal berupa pemberdayaan warga (community development).Dalam melaksanakan pemberdayaan warga dengan melaksanakan sosialisasikepada warga melalui kegiatan bulan jumpa yang dilaksanakan di tiap tiap RW.Dalam kegiatan tersebut Ketua RW memiliki peran untuk memberikan informasiapa saja yang telah disampaikan pihak Pemerintah Kota Semarang, mana kalaketika ada wargayang belum mengetahui informasi dan belum memahami,dengan forum ini diharapkan wargasedangkan untuk wargayang sudah pahamsemakin paham,yang belum mengetahui informasi dapat menerimainformasi dengan lengkap sehingga dapat mendukung program ini. Selain ituperang perangkat kelurahan dalam kegiatan sosialisasi, juga menggunakan caradoor to door, dimana selalu datang diberbagai kegiatan bulan jumpa yangdilaksanakn oleh Ketua RW di Tambak Lorok, dengan cara itu Lurah TanjungMas mengetahui berbagai kendala yang dialami warga , karena bertemu secaratatap muka dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh mereka.3.2.Sosialisasi Umum Tingkat KelurahanSosialisasi umum tingkat kelurahan dilaksanakan di Balai Kelurahan TanjungMas dengan memberikan gambaran umum dari perencanaan Program KampungBahari Tambak Lorok. Kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan pada malam hari,mengingat mayoritas warga bermata pencaharian sebagai nelayan dan pengusaha,dan waktu kosong mereka ketika malam hari. Pada sosialisasi ini informasi yangdisampaikan berupa rencana pembangunan Program Kampung Bahari TambakLorok, lokasi pembangunan, lahan yang dibutuhkan, serta dampak positif dannegatifnya. Sosialisasi ini juga menggunakan alat bantu untuk memperjelas materi

104sosialisasi berbentuk makalah serta gambar dan video yang ditampilkan . Hal inidikemukakan langsung oleh Arwita yang menyebutkan mengenai penggunaanmakalah, video dan gambar dalam kegiatan sosialisasi. Selain itu, juga diutarakanbahwa sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan, Bappeda memanggil beberapaperwakilan warga Tambak Lorok yang meliputi tokoh warga dan ketua RWuntuk memberikan informasi awal dan guna persiapan pelaksanaan sosialisasiuntuk seterusnyaInforman 1 menegaskan bahwa sebelum kegiatan tersebut terdapatkegiatan koordinasi yang dinamakan FGD (focus group discussion), dalam forumtersebut yang dihadirkan yaitu dari seluruh stakeholder meliputi Dinas PekerjaanUmum, Dinas Tata Ruang, BBWS Pamali Juana, BPN, Camat Semarang Utara,Lurah Tanjung Mas serta beberapa tokoh masyarakat. Dalam FGD tersebutmembahas mengenai persiapan sosialisasi, hal hal apa saja yang perludipersiapkan, dari materi, media yang digunakan serta pemilihan bahasa yangdigunakan. Hal tersebut penting untuk dipersiapkan untuk meminimalkankesalahpahaman antara pihak pemrakarsa dan masyarakat. Jadi dari awal,Bappeda telah mempersiapkan dengan matang bagaimana berkomunikasi denganwarga supaya mereka paham dan ikut mendukung program tersebut. Selain itudalam forum tersebut juga ditambahkan mengenai pemberitahuan informasiumum mengenai Program Kampung Bahari Tambak Lorok.Informan 5, Lurah Tanjung Mas, mengatakan bahwa kegiatan FGD (focusgroup discussion) diadakan oleh Bappeda, dimana dalam kegiatan tersebutmanjadi awal permulaan informasi mengenai program Kampung Bahari Tambak

105Lorok, dalam kegiatan tersebut peran lurah dihadirkan sebagai pihak yangmengetahui secara mendalam bagaimana kondisi dan karakter warga TambakLorok, sehingga ketika program ini berjalan di lapangan, pelaksana proyek dapatmengantisipasi hal hal yang tidak dinginkan. Selain itu, posisi lurah menjadi pihakketiga dalam artian, memiliki peran untuk mensosialisasikan kepada warga diluar sosialisasi besar, karena sosialisasi besar menjadi tanggung jawab PemerintahKota Semarang. Pentingnya pihak ketiga disini untuk mempercepat proseskomunikasi yang dijalin antara pelaksana dan masyarakat, untuk memberikankemudahan ketika pembangunan berjalan. Koordinasi awal atau FGD ini menjaditempat seluruh stakeholder terkait untuk memberikan pandanganya tentangTambak Lorok, dimulai dari penjelasan tentang programnya, dilanjutkan dengankarakter karakter warga Tambak Lorok dan yang terakhir kondisi sosial,lingkungan dan perekonomian.3.3.Sosialisasi RTH dan PasarSosialisasi RTH ( Ruang Terbuka Hijau dan Pasar ) merupakan kewenangan dariDinas Tata Ruang, dimana perencanaan awal sudah diselesaikan konsepnya olehBappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah). Konsep tersebut yaitumengenai RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) dari KampungKampung Bahari Tambak Lorok. Dari RTBL tersebut dijelaskan mengenai latarbelakang, tujuan dan manfaat, serta konsep apa saja yang akan dibangun.Mengutip penjelasan dari Putut C Nugroho, program ini merupakan langkah awaluntuk memberikan perubahan di Kampung Tambak Lorok, dimana pembangunanRTH akan memberikan lingkungan yang nyaman dan adanya area bermain bagi

106anak anak dan warga disana, kemudian dari segi pasar, lokasi tersebut merupkanakses penting dalam kegiatan jual beli warga Tambak Lorok, jadi ketika programini disosialisasikan, wargasangat mendukung dan tidak ada nya penolakan,walaupaun masih ada beberapa warga yang tidak sesuai dengan ganti uang yangdiberikan, selain itu dikarenakan adanya harga ganti untung yang diberikan olehpemerintah. Sesuai kata Putut C Nugroho (informan 2), ganti rugi untung tersebutuntuk mempercepat proses pembebasan lahan dan pembangunan bisa cepatterlaksana, karena dalam pembangunan ini berbeda dengan progam pembangunanpada umumnya, dalam Program Kampung Bahari Tambak Lorok, pembebasanlahan dan pembangunan berjalan beriringan, jadi kendala kendala di lapanganyang tidak sesuai target waktu yang diberikan, karena sudah perpanjangan waktuhingga 4 kali, yaitu terakhir pada bulan April 2019. Kendala terbesar yaitupersoalan lahan jalan yang belum selesai dan beberapa bidang tanah yang belumada kejelasan.Informan 10 (Subowo) sebagai salah satu tokoh warga di Tambak Lorok,menjelaskan sosialisasi yang dilaksanakan selama pembangunan Kampung BahariTambak Lorok ini, menghadapi berbagai kendala, baik yang itu mendukung ataupenolakanan, hal itu sudah biasa dalam pembangunan. Jadi dengan adanyasosialisasi yang salah satunya mendapatkan jalan tengah untuk warga yang belumsetuju dan masih menolak. Sosialisasi yang dilaksanakan pun telah sesuai denganapa yang diharapkan oleh masyarakat, dari penggunaan media yang dipilih yaitumelalui gambar, video dan materi makalah yang diberikan Pemerintah KotaSemarang, mempermudah warga untuk memahami perencanaan pembanguna

107kedepanya. Selain itu, Bowo juga mengutarakan bahwa dirinya juga memilikiperan untuk mensosialisasikan kepada warga , ketika kegiatan bulan jumpabersama ketua ketua RW, serta selalu berkoordinasi dengan pihak kelurahan,karena apabila ada kendala segera dicarikan solusi, sehingga tidak memperlambatproses pembangunan.3.4.Sosialisasi Peningkatan JalanDinas Pekerjaan Umum dalam hal ini, memiliki tanggung jawab dalam prosessosialisasi dan pelaksanaan pembangunan jalan. Tiara menjelaskan bahwa dalampembangunan jalan ini, menemui berbagai kendala di lapangan, yang terbesaryaitu pembebasan lahan yang belum 100%. Padahal lahan tersebut merupakanperanan penting dalam pembangnan jalan, ketika tanah atau bangunan belumdibebaskan, pembangunan jalan belum bisa dilaksanakan, jadi kenyataandilapangan, pembangunan jalanya putus nyambung, karena ada beberapa rumahyang masih menghalangi. Hal itu hingga saat ini masih terus dalam prosespenyelesaian ganti untung yang diberikan kepada wargayang bersangkutan.Hingga pada akhirnya, uang ganti untung telah dititipkan di pengadilan, karenatidak menemui titik tengah antara keduanya pihak.Informan 3 menyatakan proses sosialisasi yang dilaksanakan telah berjalandari bulan Juni 2018, dari awal tersebut kami memberikan sosialisasi mengenaikonsep perencanaan awal terlebih dahulu, kemudian menjelasakan mengenaibidang bidang tanah/rumah yang terdampak proyek, kemudian berpindah fokusmengenai ganti rugi/untung lahan. Warga itu khawatir dan muncul banyakpertanyaan, apakah rumahnya terkena atau tidak dan bagaimana proses

108penggantian uang nya. Oleh karena itu, tim appraisal yang didatangkan olehPemerintah Kota Semarang memiliki peran untuk menghitung sebarapa besaruang yang harus diganti oleh Pemerintah Kota Semarang, melalui DinasPekerjaan Umum.Informan 5 juga menjelaskan bahwa proses sosialisasi yang cukupmembutuhkan waktu hingga beberapa kali, yaitu pada tahap pembangunan jalan,ada kurang lebih 6 warga yang belum setuju dengan ganti untung yang diberikan.Padahal berbagai cara sudah dilakukan, hingga Lurah Tanjung Mas turun kelapangan untuk berkoordinasi dengan warga warga yang menolak dan mencarititik jalan tengahnya.3.5.Perencanaan Sosialisasi Program Kampung BahariTambak LorokPerencanaan merupakan sebuah awal dalam persiapan kegiatan sosialisasi yangdilaksanakan oleh tim dari Bappeda ( Badan Perencanaan Pembangunan Daerah )yang menjadi penanggung jawab. Persiapan diawali dengan melakukan koordinasidengan mengundang seluruh dinas terkait untuk hadir di FGD (Focus GroupDiscussion) di Gedung Balaikota yang dipimpin oleh Pj. Walikota Semarang.Informan 1 menyatakan, koordinasi sangat penting dilaksanakaan untuk menjalinkoordinasi dalam pembangunan program Kampung Bahari Tambak LorokSemarang, dimana program ini merupakan arahan langsung dari PresidenRepublik Indonesia, sehingga harus dijalankan dengan sebaik mungkin. Olehkarena itu persiapan awal dalam melaksanakan sosialisasi adalah mengumpulkan

109seluruh jajaran dinas terkait, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas TataRuang, Badan Pertanahan

Slamet Riyanto ini masih menjadi ketua RW 15 hingga saat ini, dahulu ketika program Kampung Bahari muncul, yang merupakan tokoh masyarakat. Awal Slamet Riyanto mengikuti sosialisasi yang menolak mengenai lebar ukuran jalan, setelah diberikan pemahaman dan edukasi, akhirnya dapat setuju dan

Related Documents:

Integrasi dan Harmonisasi dalam Perencanaan Pembangunan i. ii Perencanaan Desa Terpadu PERENCANAAN D E S A T E R P A D U. Perencanaan Desa Terpadu iii. . Partisipasi dalam Perencanaan Desa Perencanaan Desa dalam Kerangka Pembangunan Kabupaten Peran Pemangku Kepentingan 32 34 34 36 37 38 42 44

BAB KONSEP PERENCANAAN 1. Pengertian Perencanaan . tujuan dan manfaat perencanaan pembelajaran antara lain adalah; a. Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam . PERENCANAAN PEMBELAJARAN PLS Page 11 BAB MERENCANAKAN PEMBELAJARAN Di berbagai wilayah, khususnya di daerah pedesaan, guru

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

Pertimbangan Estetika dan Kenyamanan 36 BAB 11 PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH SAKIT Prinsip dan Implementasi 37 Perencanaan Infrastruktur 38 BAB 12 PERENCANAAN FISIK DAN STRATEGIS RUMAH SAKIT Arti Penting Manajemen Rumah Sakit 47 Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik 47 Kerangka dan Konsep Kerja 48 Kriteria Umum 50 Produk 53 BAB 13 KONSEP .

Albert woodfox Arthur Kinoy Award A Message from NYU PILC At every NLG #Law4thePeople Convention, we honor members and friends of the Guild whose exemplary work and activism capture the spirit of “law for the people,” and speak to the Guild’s philosophy of human rights over property interests. Please join us in congratulating our 2016 honorees! Workshops Tentative Schedule Felon .