Analisis Daya Saing Ekspor Komoditas Kopra Indonesia Di .

2y ago
26 Views
3 Downloads
522.73 KB
14 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Milo Davies
Transcription

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, 9-10 September Tahun 2015Analisis Daya Saing Ekspor Komoditas Kopra Indonesia di Pasar InternasionalAnalysis of Competitiveness Advantage of Indonesian Copra Export Commodities in TheInternational MarketSalman Faris Rinaldi, S.P1*, Dr. Hj. Tuti Karyani, Ir., M.SP21*Alumni Jurusan Agribisnis Universitas Padjadjaran, Jatinangor, salman.faris2@yahoo.comStaff Pengajar sekaligus Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Padjadjaran, Jatinangor2ABSTRAKKata Kunci: Daya Saing Ekspor Kopra IndonesiaBesarnya pangsa pasar dan nilai ekspor neto yang dimiliki oleh Indonesia, posisi Indonesia yangmenempati eksportir kopra terbesar pertama di dunia dan peran kopra, minyak kelapa danminyak goreng kelapa yang termasuk dalam lima belas besar komoditas yang berperan dalamekspor Indonesia pada kelompok kelapa dan kelapa sawit menjadi potensi Indonesia untukmeningkatkan daya saing. Namun sebelum menentukan strategi untuk meningkatkan dayasaing, Indonesia harus mengetahui terlebih dahulu struktur pasar yang dijalani dan posisi dayasaing yang dimiliki Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk : a) menganalisis struktur pasarkelompok komoditi kopra yang dihadapi Indonesia dalam perdagangan kopra internasional, b)menganalisis posisi daya saing ekspor kelompok komoditi kopra Indonesia di pasarinternasional. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada : a) komoditi kopra yang dimaksudadalah kopra, minyak kelapa, minyak goreng kelapa. b) negara pembanding yang digunakanadalah Belanda, Filipina, India, Malaysia dan Vietnam, c) periode analisis penelitian dari tahun2009 sampai 2013. Desain penelitian menggunakan desain kualitatif dengan teknik penelitiandeskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu (time series)selama lima tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 dan data primer. Teknik pengumpulandata yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Rancangan analisis data menggunakanConcentration Ratio (CR4), Herfindahl Index (HI), Revealed Comparative Advantage (RCA)dan Porter’s Diamond. Hasil penelitian menunjukkan struktur pasar ketiga komoditas (kopra,minyak kelapa, dan minyak goreng kelapa) berupa pasar oligopoli ketat dengan rasiokonsentrasi pasar yang tinggi. Indonesia memiliki daya saing yang kuat dari segi keunggulankomparatif pada seluruh komoditas yang diteliti, ditandai dengan nilai Indeks RCA yang lebihbesar dari satu. Keunggulan komparatif yang paling besar ada pada minyak kelapa. Dari segikeunggulan kompetitif, Indonesia memiliki keunggulan pada SDA dan kuantitas SDM yangbanyak dan peluang pada peningkatan populasi negara pengimpor, peningkatan pendapatanperkapita di negara pengimpor, potensi pengolahan oleh industri, diversifikasi produk menjadiproduk turunan lainnya, dan liberalisasi perdagangan. Namun Indonesia masih memilikikendala dalam kualitas SDM, permodalan, infrastruktur dan intervensi kebijakan pemerintahpada kelapa yang minim1

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, Tahun 2015ABSTRACTKeywords: Competitiveness Export Copra Indonesia2The bigest of market share and netto export value the Indonesia country own; the Indonesiaposition which is the first bigest exportir in the world and the function of copra, crude coconutoil and edible coconut oil which is included in the fifteen best Indonesia’s eksport comodity forthe copra and palm oil in Indonesia are being Indonesia’s potency to increase Indonesia’scompetitiveness advantage. However, the strategic to increase Indonesia’s competitivenessadvantage should now the market structur it self and the positioning competitor own ofIndonesia. This study aims to a) to analyze the structure of copra’s market in internationalcopra trade, b) analyze the competitive position of Indonesian copra export commodities in theinternational market. The scope of this study is limited to: a) within the meaning of copra arecopra, crude coconut oil and edible coconut oil. b) Comparator country to needed isNetherlands, Philippines, India, Malaysia and Vietnam, c) the research analizes period fromfrom 2009 until 2013. This study used qualitative descriptive study. This study uses secondarydata such as time series data for five years from 2009 until 2013 and primary data. Datacollection techniques are interviews and literature study. The design of data analysis using theConcentration Ratio (CR4), Herfindahl Index (HI), Revealed Comparative Advantage (RCA)and Porter's Diamond. The research results showed that three commodities (copra, coconut oil,and coconut oil) has oligopolist tied market structure with a high level of concentration.Indonesia had a comparative advantage in that commodities. Which characterized by RCAindex value is greater than one. The greatest comparative advantage is crude coconut oil. Interms of competitive advantage, Indonesian’s advantage are on natural resources and quantityof human resources. and a lot of opportunities to increase the population of the importingcountry, the increase in per capita income in the importing country, the potential of processingindustry, product diversification, and trade liberalization. But Indonesia has obstacle in humanresourches quality, product quality, financial capital, infrastructure and minimize interventiongoverment policy to copra.

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, 9-10 September Tahun 201518.602.630 315.915.994 995.40969.964286.629178.736Volume Ekspor (juta kg)201331.636.902 639.648.236 donesia201231.862.805 530.941.612 21.450.775 357.237.557 208.830.44154.740Minyak Goreng Kelapa150201020102009Minyak KelapaKomoditi200915.732.683 267.906.506 119.453.272Kopra2001002009dari yang terbesar adalah minyak kelapa, Minyak GorengPENDAHULUANKelapa, dan yang terakhir adalah Kopra (Tabel 1).Kelapa memiliki banyak sekali manfaat dikarenakanEksporseluruh bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan.KomoditiSalah satu bagian dari kelapa yang bermanfaat adalahdaging kelapa yang dapat dijadikan daging kelapa parutdan kopra. Kopra yang merupakan produk turunansetengah jadi dari kelapa ini merupakan salah satupenghasil devisa yang dapat diandalkan. Komoditi iniKopramenjadi salah satu usaha andalan pemerintah karenamemberikan pangsa pasar ekspor cukup besar diantarakomoditi pertanian lainnya. Jumlah ekspor produk kopraumumnya menunjukkan trend yang meningkat lalumenurun (Gambar 1).Minyak KelapaDaya saing komoditi kopra suatu negara produsenkopra dapat dikaji secara umum dari kinerja pertumbuhanekspor kopranya. Menurut UN Comtrade (United Nation– Comodity Trade), komoditi kopra Indonesia menguasai31,9 persen pangsa pasar dunia dan menempati urutanMinyak Goreng Kelapapertama negara pengekspor terbesar di dunia pada tahun2013. Jumlah pangsa pasar yang besar ini menjadi sangatpenting karena memberi manfaat secara ekonomi bagi Tabel 1. Jumlah Ekspor Kopra Indonesia dan Produknegara yaitu kontribusi terhadap devisa negara serta Turunannya di Indonesia tahun 2009-2013 (dalam kg)posisi daya saing kopra Indonesia di dunia.Sumber : UN Comtrade (United Nation – ComodityTrade), diolah (2015)250Impor2013IndiaVietnamGambar 1. Grafik Perubahan Volume Ekspor KopraIndonesia dengan Beberapa Negara Produsen kopralainnya (dalam juta kg)Jumlah ekspor kopra Indonesia mengalamipeningkatan dari tahun 2009 hingga tahun 2012 lalumengalami penurunan di tahun berikutnya (Gambar 1).Menurut Donatus Gede Sabu, Sekretaris Jenderal ForumKomunikasi Perkelapaan Indonesia (dalam koran bisnisonline, Kontan.co.id, 2013), penurunan pada tahun 2013ini disebabkan musim hujan di beberapa wilayahIndonesia yang membuat petani kelapa kesulitanmenjemur kelapa sehingga sulit mendapatkan kopra yangbagus.Meski mengalami jumlah ekspor terendah, Indonesiatetap menempati posisi ekspor terbesar pertama. Hal inidikarenakan dunia sedang mengalami penurunan eksporkopra secara drastis terutama dari pesaing berat Indonesiadi komoditas kopra yaitu Vietnam (Gambar 1).Jika diurutkan berdasarkan data UN Comtrade(United Nation Comodity Trade) urutan jumlah eksporTabel 2. Nilai Impor Kopra Indonesia dan ProdukTurunannya tahun 2009-2013 (kg)Keterangan : n.a Data tidak tersediaSumber : UN Comtrade (United Nation Comodity Trade),diolah (2015)Menurut United Nation Comodity Trade (2015),Indonesia adalah produsen dan eksportir komoditi kopraterbesar di dunia. Meskipun sebagai negara produsenkopra terbesar di dunia, tetapi impor beberapa jenisproduk kopra dan turunannya masih ada di Indonesiaseperti yang terlihat dalam Tabel 2. Menurut BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian (2007:9), imporseperti itu biasanya dilakukan untuk pengamanancadangan penggunaan dalam negeri jika suatu saatdiperlukan. Hal ini dikarenakan jumlah produksi kopratidak stabil setiap bulannya yang disebabkan oleh faktorcuaca.Dibandingkan ekspornya, volume impor Indonesiauntuk produk kopra dan turunannya jauh lebih rendah3

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, Tahun 2015(Tabel 1 dan Tabel 2). Secara implisit ini berartiIndonesia masih merupakan pengekspor neto produkproduk kopra dan turunannya seperti pada Tabel 3.Ekspor 1.848.00231.571.32618.412.702Minyak 1.422119.126.695Minyak Goreng KelapaTabel 3. Nilai Ekspor Neto Kopra Indonesia dan ProdukTurunannya Thn 2009-2013 (kg)Keterangan : Ekspor Neto Ekspor – Impor ;#VALUE! data tidak tersediaSumber : Tabel 1 dan Tabel 2, diolah (2015)Besarnya nilai ekspor kopra Indonesia dan produkturunannya dibandingkan nilai impornya dipandangsebagai potensi untuk meningkatkan daya saing agardapat menghasilkan produk kopra yang semakinkompetitif di pasar internasional. Peningkatan daya saingkomoditi merupakan tantangan bagi komoditi kopra diIndonesia untuk bisa tetap bertahan di era perdaganganbebas.Besarnya pangsa pasar dan nilai ekspor neto yangdimiliki oleh Indonesia, posisi Indonesia yang menempatieksportir kopra terbesar pertama di dunia dan peranketiga komoditas yang termasuk dalam lima belas besarkomoditas yang berperan dalam ekspor Indonesia padakelompok kelapa dan kelapa sawit menjadi potensiIndonesia untuk meningkatkan daya saing. Namunsebelum menentukan strategi untuk meningkatkan dayasaing, Indonesia harus mengetahui terlebih dahulustruktur pasar yang dijalani dan posisi daya saing yangdimiliki Indonesia.Tujuan Penulisan:1. Menganalisis struktur pasar kelompok negarakomoditi kopra yang dihadapi Indonesia dalamperdagangan kopra internasional.2. Menganalisis posisi daya saing ekspor kelompokkomoditi kopra Indonesia di pasar internasionalRUANG LINGKUP PENELITIAN1. Yang dimaksud dengan komoditi kopra padapenelitian ini adalah Kopra (HS 120300); MinyakKelapa (HS 151311); Minyak Goreng kelapa (HS151319). Hal ini dikarenakan minyak kelapa dan4minyak goreng kelapa merupakan produk turunan darikopra yang masuk pada lima belas besar subkelompok hasil industri pengolahan kelapa/kelapasawit Kementerian Perindustrian. Sementara untuksub turunan kopra yang lain seperti Chocochemicaldan pakan ternak tidak termasuk karena peran merekatidak terlalu besar kepada total ekspor hasil industripengolahan kelapa/kelapa sawit.2. Pada penelitian ini menggunakan pembanding negaraBelanda, Filipina, India, Malaysia dan Vietnam.Pemilihan negara-negara tersebut berdasarkan empatbesar negara dengan jumlah ekspor terbesar selamatahun 2009-2013 pada Kopra, Minyak Kelapa danMinyak Goreng kelapa.3. Batasan periode analisis penelitian dari tahun 2009sampai 2013 karena keterbatasan ketersediaan databeserta keterbatasan ketersediaan waktu penelitianKERANGKA TEORIMenurut Simanjuntak (1992:45) dalam Febriyanthi(2008:30), daya saing merupakan kemampuan suatuprodusen untuk memproduksi suatu komoditi denganbiaya yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yangterjadi di pasar internasional, kegiatan produksi tersebutmenguntungkan. Pendekatan yang dapat digunakan untukmengukur daya saing suatu komoditi menurut beliau,adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan efisiensidari pengusahaan komoditi tersebut. Tingkat keuntungandapat dilihat dari keuntungan privat dan keuntungansosial. Sedangkan efisiensi pengusahaan komoditi dapatdari tingkat keunggulan komparatif dan ggulankomparatif dapat diukur salah satunya tage Index (yang selanjutnya disebut RCA), yangbertujuan untuk membandingkan pangsa pasar eksporsektor tertentu suatu negara dengan pangsa pasar sektortertentu negara atau produsen lainnya. Kelemahan metodeRCA adalah mengukur keunggulan komparatif darikinerja ekspor dengan asumsi perdagangan bebas danproduk homogen, serta mengesampingkan pentingnyapermintaan domestik, ukuran pasar domestik, danperkembangannya. Selain itu, metode ini juga tidak dapatmembedakan antara peningkatan di dalam faktorsumberdaya dan penerapan kebijakan perdagangan yangsesuai (Silalahi, 2007). Sehingga untuk menutupikelemahan metode RCA ini, digunakan pendekatankeunggulan kompetitif menggunakan Porter’s Diamodsyang mengukur peningkatan di dalam faktor sumber dayadan penerapan kebijakan yang sesuai.METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode kualitatifdeskriptif. Software Microsoft Excel 2013 digunakanuntuk pengolahan data dalam penelitian. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yangberupa data deret waktu (time series) selama lima tahundari tahun 2009 sampai tahun 2013. Sumber datadiperoleh dari Kementerian Perindustrian, DepartemenPertanian, Badan Pusat Statistik, Asian Pacific Coconut

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, 9-10 September Tahun 2015Community (APCC), yang ditelusuri melalui jaringaninternet.Analisis Struktur PasarPada penelitian ini digunakan Concentration Ratiodan Herfindahl Index (HI) untuk mengetahui tingkatkonsentrasi pasar kopra secara internasional. Dari analisistingkat konsentrasi pasar akan dapat diketahui strukturatau bentuk pasar yang dihadapi dari perdagangankomoditi kopra yang pada akhirnya dapat menentukantingkat persaingan yang dihadapi. Perhitungan pangsapasar yang dilakukan menggunakan formula sebagaiberikut:Sij Xij / TXjDimana, Sij Pangsa pasar kopra negara i di pasarinternasional ; Xij Nilai ekspor kopra negara i di pasarinternasional ; TXj Total nilai ekspor kopra di pasarinternasional.Formula yang sama kemudian digunakan untukmengukur struktur pasar dan pangsa pasar suatu negaradalam perdagangan kopra internasional, yaitu sebagaiberikut:HI Sij12 Sij22 Sij32 Sijn2Dimana, HI Herfindahl Index; Sij pangsa pasarkomoditi i (dalam hal ini adalah kopra) negara j di pasarinternasional ; n jumlah negara produsen kopra di pasarinternasionalKisaran nilai Herfindahl Index yang diperoleh adalahantara 0 dan 1 (atau 10000 yang merupakan kuadrat dari100 persen). Jika nilai HI mendekati 0 berarti strukturpasar industri yang bersangkutan cenderung mengarahkepada pasar persaingan (competitive market). Kemudian,jika nilai HI mendekati 1 (atau 10.000) maka strukturpasar industri tersebut cenderung bersifat monopoli.Rasio konsentrasi pasar dirumuskan sebagai berikut:CR4 Sij1 Sij2 Sij3 Sij4Dimana: CR4 nilai konsentrasi pasar empat negaraprodusen utama kopra di pasar internasional ; Sij pangsa pasar negara ke-i penghasil kopra di pasarinternasionalMenurut Internet Center For Management andBusiness Administration (2007), Bentuk Struktur pasaryang dirumuskan dari nilai Herfindahl Index dan CR4adalah sebagai berikut:1. Konsentrasi pasar yang tinggi dicirikan dengan nilaiCR4 yang berkisar antara 80 hingga 100 persen,sedangkan kisaran nilai HI yaitu antara 1800 hingga10000. Bentuk pasar yang mungkin untuk tingkatkonsentrasi tinggi adalah monopoli atau sedikitmonopoli yang cenderung oligopoli.2. Konsentrasi pasar sedang dicirikan dengan nilai CR4antara 50 hingga 80 persen dan nilai HI yang berkisarantara 1000 hingga 1800. Bentuk pasar untuk tingkatkonsentrasi sedang adalah lebih banyak oligopoli.3. Konsentrasi pasar rendah dicirikan dengan nilai CR4antara 0 dan 50 persen dan HI antara 0 dan 1000.Bentuk pasar yang sangat ekstrim adalah persaingansempurna, namun sekurang-kurangnya adalahpersaingan monopolistikAnalisis Daya SaingMenurutTambunan(2001:98),keunggulankomparatif dapat diukur salah satunya tage Index. Untuk menutupi kelemahan metodeRCA ini, digunakan pendekatan keunggulan kompetitifmenggunakan Porter’s Diamods yang mengukurpeningkatan di dalam faktor sumber daya dan penerapankebijakan yang sesuai.Formula RCA dapat dirumuskan sebagai berikut:Dimana :X ij nilai ekspor komoditas kopra dari negara j X ij total nilai ekspor seluruh komoditas darinegara jX iw nilai ekspor komoditas kopra dari seluruhdunia X iw total nilai ekspor seluruh komoditas dariseluruh duniaApabila nilai RCA produk suatu negara lebih besardari 1, maka negara tersebut memiliki keunggulankomparatif atau berdaya saing kuat pada produk tersebut.Apabila nilai RCA kurang dari 1, maka negara tersebuttidak memiliki keunggulan komparatif dalam produktersebut atau mempunyai daya saing yang lemah.Semakin tinggi nilai RCA maka daya saing suatu negaraakan semakin kuat.Menurut Porter (1998:87), terdapat empat atribut yangdapat menciptakan keunggulan kompetitif suatu industrinasional, yaitu kondisi faktor (factor conditions), kondisipermintaan (demand conditions), industri pendukung danterkait (related and supporting industry), serta strategiperusahaan, struktur, dan persaingan (firms strategy,structure, and rivalry). Keempat atribut tersebut salingberkaitan dan berhubungan satu sama lain sehinggamembentuk suatu sistem yang dikenal dengan Porter’sDiamond (Internet Center For Management and BusinessAdministration, 2014). Selain itu, tedapat dua variabeltambahan yang secara tidak langsung mempengaruhidaya saing suatu industri atau pengusahaan suatukomoditas dalam suatu negara seperti terlihat padaGambar 2.Sumber: Michael E.Porter. (1998)5

Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, Tahun 2015Keterangan:Garis (), menunjukkan hubungan antara atribututamaGaris (), menunjukkan hubungan antara atributtambahan terhadap atribut utamaGambar 2. The National Diamond SystemHASIL DAN PEMBAHASAN1. ANALISIS STRUKTUR PASAR1.1. Analisis Struktur Pasar Komoditas Kopra (HS120300)Nilai Herfindahl Index kopra dunia selama periode2009-2013 relatif stabil jika dibandingkan pada nilaiHerfindahl Index komoditas minyak kelapa yaitu berkisarantara 1.814 hingga 2.272 dengan nilai rata-ratanyasebesar 2.091,1 (Tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwakomoditas kopra di pasar internasional mengarah padastruktur pasar oligopoli ketat.Tabel 4. Hasil Analisis Herfindahl Index dan RasioKonsentrasi Komoditas Kopra (HS 120300) di PasarInternasional Tahun 2009-2013Jumlah Negara Nilai HerfindahlNilaiTahunEksportirIndexCR4 er : United Nations Commodity Trade StatisticsDatabase, (Diolah) 2015Pada periode 2009-2013, jumlah negara yangbertindak sebagai eksportir kopra cenderung mengalamipeningkatan dari 28 negara hingga mencapai 33 negaradengan rata-rata 30 negara per tahunnya (Tabel 4). Halini mengindikasikan bahwa dalam perdagangan kopra dipasar internasional persaingannya semakin ketat seiringdengan bertambah banyaknya negara yang terlibat dalamperdagangan tersebut.Pada Tabel 4 juga dapat dilihat hasil analisiskonsentrasi pasar dari empat negara produsen terbesarkopra di dunia. Selama periode 2009-2013, rata-rata nilaiCR4 yang diperoleh adalah sebesar 84,5 persen. Hal iniberarti 84,5 persen dari seluruh pangsa pasar eksporkopra dunia dikuasai oleh empat negara terbesar tersebutdan sisanya 15,5 persen dikua

ekspor Indonesia pada kelompok kelapa dan kelapa sawit menjadi potensi Indonesia untuk . Dibandingkan ekspornya, volume impor Indonesia untuk produk kopra dan turunannya jauh lebih rendah . Seminar Nasional

Related Documents:

(RCA) untuk menganalisis daya saing ekspor kopi Indonesia di pasar Jerman dan regresi linier berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia ke Jerman memiliki keunggulan komparatif dengan rata-rata nilai RCA 12,53.

nilai ekspor komoditas pertanian Indonesia. Namun, dengan kondisi perekonomian global yang masih mengalami stagnasi terutama di negara-negara maju dan disaat yang bersamaan Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan produksi komoditas unggulan pertanian yang dijadikan produk ekspor, maka Indonesia dapat melebarkan sayap untuk

ton atau sekitar 10,47 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US 56,953 juta. Peringkat kelima adalah Italy dengan volume ekspor 27,93 ribu ton atau 9,98 persen dari total volume ekspor Kopi alam dengan nilai US 54,049 juta. Total ekspor kopi delapan tahun terakhir cenderung berfluktuasi, berkisar

Peluang ekspor produk pertanian Indonesia semakin meningkat dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat dunia akan produk-produk tersebut. Agar dapat diterima masuk ke suatu negara, komoditas ekspor harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan fitosanitari yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor.

rumput laut sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya Mahatama dan Farid (2013) dan Luhur et al. (2012). Namun, penelitian mereka lebih melihat mengenai daya saing terbatas hanya pada usaha rumput laut, tanpa melihat daya saing dari setiap sistem budidaya rum

6.7. Lembaga Profesi Terhadap Teknologi Pengelasan 244 6.8. Lembaga Profesi Terhadap Daya Saing Tenaga Kerja indonesia 246 6.9. Lembaga Profesi Terhadap Daya Saing Tenaga Kerja Melalui Teknologi Pengelasan 248 6.10. Teknologi Pengelasan Terhadap Daya Saing Tenaga Kerja 250 BA

Daya saing komoditas unggulan khususnya di sektor pertanian tiap . tor/komoditi dalam suatu wilayah relative ter- . identifikasi dan menentukan komoditas ung-gulan sektor pertanian di Kabupaten Bone. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

I can g writing. s L.K.6 Title: I can statements reading K Author: 4750060513 Created Date: 12/10/2014 2:14:46 PM