ANALISIS ISI BERITA KEKERASAN SEKSUALTRIBUNNEWS.COM (Periode Berita Desember 2018)1)2)I Gusti Ayu Sri Hartari , Ni Made Ras Amanda Gelgel , Ni Luh Ramaswati Purnawan1,2,3)3)FakultasIIlmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitaslUdayana12Email: hartariigash14@gmail.com , rasamanda13@gmail.com ,3ramaswati.purnawan@gmail.comABSTRACTThis is aimed at studying the tendency of sexual violence news materials on Tribunnews.com.This research uses the normative theory method on mass media, as well as the quantitativecontent analysis method with descriptive approach. Data was obtained from the coding resultsof sexual violence news for the period of December 2018. The result of this research shows thatTribunnews.com had the tendency to publish the news of sexual violence, mainly newsregarding unlawful sexual intercourse. Tribunnews.com also has the tendency to reveal victim'sidentity and mixing opinion and facts in writing news articles regarding sexual violence which isagainst the codes of ethical journalism. In the category of victim's rights, Tribunnews.com alsodid not follow the guidelines by having the tendency of using biased diction in writing newsarticles about sexual violence.Keywords: content analysis, news, sexual violence, Tribunnews.com1. PENDAHULUANdengan pemahaman jurnalis terhadap isuLatar Belakangkekerasan seksual yang minim, sehinggaBeritatentangkasuskekerasan meneruskanstigmaseksual pada media, seperti yang dikutip dari , 2015) menjadi berita yang menarik (Elma, 2017).karena mengandung salah satu unsur yangKomnas Perempuan pada Desemberdapat menaikkan oplah berita yaitu seks. Pada2015, merilis hasil temuannya diaterhadapkasuskeuntungan dalam menaikkan oplah beritakekerasan seksual. Pada periode Januaridenganyaituhingga Desember 2015, Komnas menggunakanmenimbulkanacuan dari empat pasal (pasal 2,4,5, dan 8)rangsangan atau imaji seksual pembaca, sertapada Kode Etik Jurnalistik (KEJ), kemudiantidak memandang apa yang dirasakan olehmenyilangkankorban (Rossy, 2015). Kemudian, berdasarkanpemberitaandarihasil penelitian sejumlah lembaga ayangmenuliskandisimpulkan bahwa muatan berita kekerasanidentitas korban, apabila mengacu padaseksual yang terdapat di media tidak selaraspemenuhan hak korban, sembilan media yang1
gaibias,“Berita Terkini Indonesia” tersebut, sepanjangpemicutahun 2018 telah menyajikan 938 beritakekerasan seksual dari 39 kanal berita.kekerasan, dan menghakimi korban denganupaya stereotyping. Apabila dilihat dari IsiKonsep penyajian berita yang cepatBerita (content analysis), maka media masihdan terkini yang didukung dengan hampir 500menggiringwartawan dan 28 tribun network memberikanpembacanyauntukmembuatstereotype dan menghakimi korban. Selain itukekuatanmedia terlampau cepat mengambil sebuahmenyajikankesimpulan dengan menggunakan kalimatmenjadi media online dengan pengunjungyang menarik perhatian dari pembacanyaterbanyak pada tahun 2018, Tribunnews.com(komnasperempuan.go.id, 2015).dapat memberikan dampak lebih banyakdalamKekerasan seksual tampil di anaktual,sertaberitapada satu sisimasyarakat,khususnyapemberitaan terkait kekerasan seksual inipemberitaankasusbermaksud untuk memberikan efek jera baginamun terdapat sisipelaku, namun di sisi lain gambaran beritaaktualnyakekerasan seksual pada media menjadikanmenyebabkan data kurang akurat, kurangkorban kekerasan seksual menjadi korbanmendalam, belum ada verifikasi terhadapuntuk kedua kalinya saat diberitakan media.objekPemberitaan seperti hal tersebut dilakukanpengetahuan wartawan tentang kode etikuntuk meningkatkan jumlah pembaca berita,jurnalistikdan kini medan kompetisi media di Indonesiaburuknya kualitas isi berita tersebut, danbertambah dengan muculnya media daringdengan kualitas isi berita yang buruk dapatataumengutamakanmembentuk stigma dan stereotyping yangkecepatan berita, sehingga penggunaan diksiburuk pula khususnya pada korban dalamyangberita kekerasan seksual.bagai dua mata dapathaliniseksual,dari terlaluyaitudanmenyebabkandapatkurangnyasemakinHal negatif tersebut terlihat padameningkatkan pengunjung situs dan pembacaberitasebuahdalampadatersebutberita kekerasan seksual yang dimuat padaTribunnews,com Januari 2018 lalu dengan(Prameswari, 2015).rangkingjudul “Seorang Wanita Diperkosa DenganAlexa.com media online terpopuler denganDahan Pohon Hingga Bagian Organ Dalamjumlah pengunjung terbanyak pada tahunRusak” dan “Tak Tahan Lihat Gadis Mandi2018Tribunnews.comTelanjang Lelaki Ini Tega Perkosa Bocah(Alexa.com, 2018). Tribunnews.com adalahTetangga Sendiri” dari judul berita tersebutmedia online yang didukung oleh 28 jaringanmemperlihatkankoran daerah atau Tribun Network, sertamenggunakan kata sensual dan menjelaskandidukung oleh hampir 500 wartawan di 22kronologi berita, yang menjadikan korbankota penting di Indonesia (Tribunnews.com,sebagai objek seksual pada berita kekerasan2018). Media online yang mengusung taglineseksual news.com
Hasil penelitian Nur R & Roficoh 2. TINJAUAN PUSTAKAtahun 2017 juga menunjukkan hal serupa Kajian Pustakadimana Tribunnews.com melalui pemberitaanPenelitiankasus perkosaan dan pembunuhan terhadap penelitian yangpertamaberjuduladalahjurnal“AnalisisIsiEF, memperlihatkan berita tersebut tidakKekerasandisajikanWartawanMedia Online Detik.com” yang ditulis oleh AyudenganErivah Rossy pada tahun 2016. Penelitian inimenonjolkan penggunaan kata-kata sensual,menggunakan metode analisis isi kuantitatifyang ditulis dengan gaya sensasional dandengandramatis oleh wartawan, serta mengandungmemfokuskan pada isi (content) mengenaimisoginis yaitu victim blaming. Kronologi yangpemberitaan perkosaan pada media onlinedisusun media tersebut, memposisikan EFDetik.com. Penelitian kedua adalah jurnalsebagai perempuan adalah yang bersalahpenelitian yang ditulis oleh Tri Hastuti Nur Rsehingga membentuk stigma negatif terhadapdan Noviati Roficoh tahun 2017 dengan judulkorban.penelitian Narasi Perkosaan dalam n data di atas penelitiMedia (Analisis Naratif Pemberitaan Kasusingin melihat bagaimanakah kecenderungan“EF” di Tribunnews.com Periode Mei 2016 –isi berita kekerasan seksual pada mediaFebruari 2017).online Tribunnews.com dengan menganalisisPenelitianketigaadalahjurnalisi berita kekerasan seksual pada periodepenelitianpemberitaanyangKekerasan Terhadap Anak (Analisis Isi Beritamerupakan periode pemberitaan terbaru danKekerasan Terhadap Anak dalam Harianperiode akhir tahun 2018 dengan jumlah 25Medan Pos) yang diteliti oleh Anggi Azhariberita kekerasan seksual.Siregar pada tahun 2014. Penelitian keempatRumusan Masalahadalah jurnal penelitian yang diteliti dulMediadanyangYusuf Nurdian pada tahun 2014, Analisisdikemukakan di atas, maka rumusan masalahFraming Pemberitaan Pelecehan Seksualpada penelitian ini adalah bagaimanakahTaman Kanak-Kanak Jakarta Internationalkecenderungan isi berita kekerasan seksualSchoolpada media online Tribunnews.com?Indonesia.Batasan MasalahLandasan TeoriBatasan masalah pada penelitian inionlineTribunnews.comberjumlah25Mediaantara pers dan masyarakat. Aspek pentingdari gagasan teori tersebut menyebutkanperiode terbaru, dan merupakan periode akhiryangKabarmenggambarkan serta membahas hubunganperiode Desember 2018 yang merupakan2018SuratTeori Normatif pada media massayangberkhusus pada berita kekerasan seksualtahunPadaTeori Sistem Normatif Media Massaadalah isi pemberitaan yang dimuat olehmedia(JIS)bahwa pers selalu mengambil bentuk danberitakeseluruhan prinsip dari struktur sosial dankekerasan seksual.3
politik di mana mereka beroperasi. Terutamamembahayakanpers mencerminkan sistem kontrol sosialperempuan(Siebert dkk dalam McQuail, 2011:193).Kode Etik JurnalistikAnalisis aidimaksudkan adalah Kode Etik Jurnalistiksuatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukanditetapkan Dewan Pers melalui Peraturanuntuk mengetahui gambaran karakteristikkkDewan Pers agaisecaraPeraturan Dewan Pers). Terdapat 11 pasalobjektif, valid, reliabel, dan dapattdireplikasidalam kode etik jurnalistik, dan 4 pasal(Eriyanto, 2011).diantaranya mengarah pada acuan tentangKekerasan Seksualpenyajian berita terkait kekerasan Pasal-pasal kode etik tersebut adalah pasalmengenaipenghapusan kekerasan terhadap perempuan2,4,5, dan 8menyatakanOperasionalisasi elitianmengakibatkanataukekerasan seksual dari Komisi Nasional arafisik,termasukatausecaraPerempuan,kategorisasi ini digunakan sebelumnya padaperampasanpenelitian Analisa Media pada tahun gunakanberdasarkan perbedaan jenis kelamin itakekerasanseksual pada 9 media di Indonesia olehKomnasPerempuan menemukan 15 (lima belas) jenisKomnaskekerasan seksual dari hasil pemantauankategorisasi yang digunakan padapenelitan iniselama tahun 1998 hingga 2013, ik,danpemenuhan hak ntaraPerempuan.3. METODE PENELITIANuntukJenis penelitian yang digunakan padapemaksaanpenelitian ini adalah penelitian analisis isikontrasepsidandeskriptifsterilisasi,pemaksaan kehamilan, , prostitusipendekatankuantitatifdenganparadigma positivis.paksa, pemaksaan perkawinan, penyiksaanData primer dalam penelitian ini adalahseksual,penghukuman tidak manusiawi atauberita-berita kekerasan seksual yang dimuatbernuansa seksual, control seksual, danpraktiktradisibernuansaseksualpada media online Tribunnews.com periodeyang4
berita Desember 2018. data sekunder yangsebanyakdigunakan adalah data yang diperoleh dariDesember sebanyak 25 berita kekerasanliteratur yang relevan dengan judul penelitian,seksual yang telah dimuat di Tribunnews.com.seperti buku, artikel, jurnal, makalah-makalah,Hasil Temuandan sumber lain yang mendukung atankuantitatifperiodeberitabulanDesember 2018. Adapun hasil temuan dariinipenelitian ini adalah sebagai berikut:menggunakan metode analisis isi deskriptifdenganBulanberita kekerasan seksual yang dimuat padaseksual,penelitianpadapada Tribunnews.com dengan meneliti 25938 berita kekerasan seksual, dengan sampelberitadankecenderungan isi berita kekerasan seksualPopulasi pada penelitian ini berjumlah25berita,Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiberada pada media online Tribunnews.com.berjumlah80Grafik 4.1 Item Jenis Kekerasan Seksualdanpengelolaan hasil penelitian dengan statistikdeskriptif (Bungin, 2005: 181). dengan teknikpenyajian data berbentuk tabel serta piechart/ grafik dengan data frekuensi untukmenampilkan persebaran data dalam suatudistribusi (Martono,2014: 181).4.HASIL DAN PEMBAHASANGrafik 4.2 Item Mengungkap Identitas KorbanTribunnews.com merupakan situs beritaonline yang dikelola oleh PT Tribun DigitalOnline,DivisiKoranDaerahKompasGramedia (Group of Regional Newspaper)dengan kantor pusat berada di Jakarta.Media online yang mengusung tagline“Berita Terkini Indonesia” tersebut, sepanjangtahun 2018 telah menyajikan 938 beritaGrafik 4.3 Item Mengungkap Identitaskekerasan seksual dari 39 kanal berita. PadaPelaku AnakBulan Januari terdapat 284 berita kekerasanseksual, Bulan Februari 108 berita kekerasanseksual, Bulan Maret 78 berita kekerasanseksual, Bulan April sebanyak 48 berita,Bulan Mei 37 berita, Bulan Juni sebanyak 81berita, Bulan Juli sebanayak 46 berita, rita,BulanBulanOktober sebanyak 57 berita, Bulan November5
Grafik 4.4 Item MencampurkanGrafik 4.8 Item Penghakiman terhadapFakta dan OpiniKorbanGrafik 4.5 Item Mengandung InformasiGrafik 4.9 Item Mengandung Diksi yang BiasaSadis dan CabulGrafik 4.10 Item Menggunakan NarasumberGrafik 4.6 Item Stigmatisasi terhadapyang BiasKorban sebaga Pemicu KekerasanGrafik 4.7 Item Pengukuhan Stereotip KorbanGrafik 4.11 Item Replikasi Kekerasan6
bias, menggunakan narasumber yang bias,Analisis DataMengacupadaTeoridan melakukan replikasi kekerasan.Normatif(McQuail:2011) yang menggambarkan persKecenderungandanTribunnews.comberoperasi agar dapat menyesuaikan diriHasil penelitian menunjukkan dari 25dengan seperangkat nilai sosial ideal. Dalamsampelberoperasi dan menyesuaikan diri asing-perkosaan adalah berita kekerasan eritaKecenderungankekerasan seksual untuk melihat pemenuhanapamasing-masingbahwa berita kekerasan seksual mengenaiPada penelitian ini, peneliti akan mengujisejauhperkosaan,masing sebesar 4%. Hal ini jurnalis.isiberitabanyakmerupakan berita intimidasi seksual danpenyimpangan-kecenderunganadalahpalingberjumlah 2 berita dengan persentasi 8%, 2Etikpenyimpangan yang dilakukan oleh parabagaimanayangdisusul oleh berita pelecehan seksual yangkualitas informasi dan pemulihan kehormatanjurnalismepadayang termasuk berita perkosaan, posisi keduadalammenjaga nilai-nilai dasar dalam perilaku etisjurnalis.seksualberjumlah 21 berita dengan presentase 84%dengan bahasan nilai-nilai etika yang dapatjurnaliskekerasanseksualdiberitakanmerupakan etika yang baku dalam mediainteraksiberitaTribunnews.com, posisi pertama jenis beritawartawanberpegang pada kode etik jurnalistik yangmengakomodirBeritaKekerasan Seksual yang dimuat Padamenjelaskanbagaimana sebuah sistem media seharusnyaseperangkatJenisTribunnews.comdalam Mengungkap Identitas KorbanmediaPada Berita Kekerasan Seksualditerapkan pada setiap berita, khusunya padaberita kekerasan seksual. Berikut 11 itemHasilpenelitianmenunjukkanbahwakategori yang digunakan dalam penelitian ini,penulisan berita kekerasan seksual anmengungkap identitas korban, mengungkapmengungkapkanidentitaskorbanidentitas pelaku anak, mencampurkan faktapemberitaannya, ditunjukkan bahwa dari 25dan opini, mengandung informasi sadis dansampel berita kekerasan seksual yang diteliti,cabul, stigmatisasi korban sebagai pemicu19 berita mengungkapkan identitas korbanterjadinya kekerasan seksual, mengukuhkandalam penulisan berita dengan persentasistereotype korban, melakukan penghakimansebesar 76% dan 24% sisanya denganterhadap korban, menggunakan diksi gkapkan
kerasan seksual pada masiSadisdanCabulberita adalah umur korban, alamat tinggalkorban secara lengkap (menuliskan desaHasil penelitian pada item mengandunghingga dusun) dan menuliskan identitas atauinformasinama keluarga korban secara lengkap.KecenderungandiMengandungIdentitas korban yang diungkap padaBeritasadisdancabulmenunjukkanbahwa 7 dari 25 sampel berita kekerasanseksual mengandung informasi sadis danTribunnews.comcabuldalam Mengungkap Identitas Pelakupadapemberitaannya,denganpersentase sebesar 28%, kecenderunganAnak Pada Berita Kekerasan Seksualpemberitaan berita kekerasan seksual padamengenaiTribunnews.com tidak mengandung informasipengungkapan identitas pelaku anak pada 25sadis dan cabul dengan temuan sebanyak 18sampel berita, ditunjukkan pada Grafik 4.3berita yang tidak mengandung informasi sadisyang menunjukkan bahwa sebanyak 96%dan cabul dengan persentase sebesar 72%.Hasilkodingpenelitianatau 24 berita tidak mengungkapkan identitasKecenderunganpelaku anak dan hanya 1 berita yangmelakukanmengungkapkan identitas pelaku anak. HasilTribunnews.comStigmatisasipenelitian ini menunjukkan kecenderungansebagaipenulisan berita kekerasan seksual padaPengukuhan Stereotip Korban, dantidakPenghakiman terhadap Korban PadaTribunnews.commengungkapkanidentitas pelaku anak.PemicuKorbanKekerasan,Berita Kekerasan SeksualKecenderunganTribunnews.comHasil penelitian pada kategori pemenuhanmelakukan Pencampuran Fakta danhak korban, untuk item stigmatisasi korbanOpini Pada Berita Kekerasan Seksualsebagai pemicu kekerasan, mengukuhkanstereotype korban dan penghakiman terhadapHasil penelitian pada item mencampurkankorban menunjukkan bahwa Tribunnews.comfakta dan opini menunjukkan bahwa sebanyaktidak8 berita dari 25 sampel berita mencampurkanmelakukan stigmatisasi dan penghakimanfaktaberitaterhadap korban, serta tidak mengukuhkanpersentasestereotype korban. Hasil koding menunjukkanpenulisan96% atau 24 berita tidak menunjukkan emilikiketiga item tersebut.Tribunnews.com tidak mencampurkan faktadan opini dengan persentase sebesar 68%atau 17 dari 25 sampel berita.8kecenderungandalam
Tribunnews.comhukumnya menjadi salah satu narasumber,menggunakan Diksi yang Bias Padadan terdapat berita yang tidak menggunakanBerita Kekerasan Seksualnarasumber yang jelas pada penulisan berita.KecenderunganKecenderunganHasil penelitian item penggunaan diksiyangbiasinimenunjukkanTribunnews.commelakukan Replikasi Kekerasan PadabahwaBerita Kekerasan Seksualkecenderungan penulisan berita kekerasanseksual pada Tribunnews.com menggunakanHasil penelitian item replikasi kekerasandiksi yang bias, dengan persentase 64% ataupada 25 sampel berita kekerasan seksual,sebanyak 16 dari 25 sampel berita ditemukanmenunjukkan bahwa terdapat 6 berita yangmenggunakan diksi yang bias pada itireplikasikekerasanpadapenggambaran kronologi kekerasan seksual,menemukan sebanyak 9 berita yang tidakdengan persentase sebesar 24%, dan 19menggunakan diksi yang bias.berita lainnya tidak ditemukan melakukanKecenderunganreplikasi kekerasan pada penulisan berita,Tribunnews.comdengan persentase sebesar 76%.menggunakan Narasumber yang BiasPada Berita Kekerasan SeksualHasilpenelitianitem5. PENUTUPKesimpulanpenggunaannarasumber yang bias menunjukkan bahwaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahuidari 25 sampel berita sebanyak 4 beritakecenderungan penulisan berita kekerasanditemukan masih menggunakan narasumberseksualyang bias dalam penulisan beritanya, denganmeneliti periode berita bulan Desember 2018.persentase sebesar 16% dan 84% atau 21Peneliti menggunakan 3 kategori penelitian,berita sisanya tidak ditemukan menggunakanyaitu jenis kekerasan seksual, penerapannarasumber yang bias pada penulisan berita.kode etik jurnalistik, dan pemenuhan hakkorban.Narasumber yang digunakan pada adenganpersentasesebesar 84%, dan berita perkosaanChi
Kekerasan seksual tampil di media bagai dua mata pisau, pada satu sisi pemberitaan terkait kekerasan seksual ini bermaksud untuk memberikan efek jera bagi pelaku, namun di sisi lain gambaran berita kekerasan seksual pada media menjadikan korban kekerasan seksual menjadi korban untuk kedua kalinya saat diberitakan media.
Kekerasan seksual yang serius, yaitu dengan memperlihatkan adegan seksual pada anak, berhubungan badan di depan anak, menyuruh anak untuk memegang alat kelaminnya, atau melakukan kegiatan seksual terhadap anak akan tetapi belum mencapai hubungan kelamin dalam arti persetubuhan. c. Kekerasan seksual yang cukup serius, yaitu dengan membuka baju .
Kekerasan terhadap Perempuan mencatat terdapat 93.960 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Ini berarti setiap harinya ada 20 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Pada 2011 tercatat KDP (kekerasan dalam pacaran) dan KTAP (kekerasan terhadap anak perempuan) cukup tinggi, yaitu 1.299 korban KDP, dan 600 KTAP.
kekerasan seksual seperti perkosaan, perbuatan cabul, dan kekerasan dalam rumah tangga. Perkara kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan jenis tindak pidana yang jumlahnya selalu meningkat dari tahun ketahun, dan meninggalkan dampak fisik dan psikis yang ditang-gung oleh perempuan korban kejahatan seksual. Sehingga, konsistensi
masalah kekerasan yang mungkin dihadapi oleh anak. Di buku ini akan dibahas tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual. Antara lain mengenai apa itu KDRT dan kekerasan seksual, apa akibatnya, fakta seputar dua masalah tersebut, tanda-tanda mereka yang
kekerasan yang dilakukan bukan merupakan pasangan hidup dan kekerasan yang tekait dengan eksploitasi. 2. Kekerasan seksual dan psikologis yang terjadi dalam komunitas berupa perkosaan, penganiayaan seksual, pelecehan dan intimidasi seksual ditempat kerja, institusi pendidikan, tempat umum dan lainnya, perdagangan perempuan dan pelacur paksa. 3.
kekerasan seksual dengan anak-anak yang mempunyai kedekatan secara fisik dan berada di sekitar pelaku, dengan bujukan atau rayuan atau tipu muslihat atau paksaan dan sebagian besar korban merupakan tetangga rumah pelaku. Pada kasus Bagas Sanjaya diindikasikan mempunyai penyimpangan seksual incest karena berhubungan seksual .
dikaji dalam skripsi ini adalah pertama, mengenai dasar pertimbangan hakim dalam memutus tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak difabel dalam putusan nomor: 530/Pid.B/2016/PN.MTR. Kedua, mengenai penerapan pidana terhadap pelaku kekerasan seksual anak difabel dalam putusan nomor : 530/Pid.B/2016/PN.MTR.
we offer several types of automotive heat shields designed for the specific application type and thermal need. Shell Technology Heat Shield is a durable, lightweight insulation designed to fit directly on to a part. The automotive heat shields are available in a variety of steels from 0.05mm thickness, corrugation surfaces