KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FISIK BELAJAR

2y ago
18 Views
2 Downloads
434.00 KB
16 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Julia Hutchens
Transcription

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FISIKBELAJAR DARI ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMIPEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADUOleh :Sutanto Hidayat dan Lalu MulyadiFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Nasional MalangYuli Andi Ghani dan MardiyonoFakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya MalangAbstraksiBerawal dari latar belakang dibangunnya jembatan Suramadu yang merupakan penghubung pulauMadura dengan Kota Surabaya. Alasan utama pembangunan jembatan terpanjang di Asia Tenggara iniadalah untuk memeratakan pembangunan di pulau Madura yang selama ini masih dianggap tertinggal danterbatas dari perluasan pembangunan pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secarakomperhensif dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan pengembangan wilayah Suramadu sertamenganalisis kebijakan implementatif yang bisa dirumuskan dalam pengembangan wilayah Suramadu.Penelitian ini menunjukkan beberapa simpulan diantaranya, pertama pembangunan danpengembangan jembatan Suramadu ternyata membawa dampak positif maupun negatif bagi masyarakat.Meskipun begitu, keberadaan jembatan Suramadu secara ekonomi telah membuka peluang masuknya parainvestor untuk berinvestasi di pulau Madura. Meningkatnya nilai investasi tentu akan membawa padapeningkatan kualitas infrastuktur pendukung yang telah lebih dulu masuk dalam agenda MasterplanPengembangan Wilayah Suramadu. Penelitian ini juga telah berhasil merekonstruksi kebijakan dalamsebuah model kebijakan pengembangan wilayah Suramadu.Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini adalah model kebijakan infrastruktur fisik dapat memetakanperan dan fungsi strategis policy subsystem dalam memanfaatkan policy instruments guna menghasilkanagenda kebijakan infrastruktur lanjutan berdasarkan kebutuhan dan sumberdaya potensial lokal. Konstruksimodel yang dibangun dengan melihat human capital dan social capital sebagai pilar penting yang tidakboleh dilupakan dalam proses pembangunan dan merupakan input penting bagi pembuat kebijakan. Secarapraktis, implikasi dari penelitian ini adalah bagaimana seting sosialiasi kebijakan pengembangan dapatdilakukan dengan konsep scenario planning, agar semua aktor yang terlibat mengetahui dan memahamilangkah-langkah pengembangan selanjutnya. Ditambah pentingnya meningkatkan kapasitas masyarakatdalam menyambut dampak perubahan sosial ekonomi dari pengembangan tersebut.Kata Kunci: Kebijakan, Dampak Sosial Ekonomi, Kebijakan Infrastruktur Fisik, Pengembangan SocialCapital dan Human CapitalA. PendahuluanPemerintah mempunyai peran palingutama dalam mensejahterakan rakyatnya,semua kegiatan yang dilakukan pemerintahharus memiliki orientasi terhadap publik.Dengan adanya pergeseran makna ‟publik‟sebagaimana dijelaskan di atas, maka ilmuadministrasi publik telah menemukan lokusnyasecara lebih jelas. Intinya, semua aktivitas yangterjadi pada birokrasi pemerintah danorganisasi-organisasi non-pemerintah yangmenjalankan fungsi pemerintah menjadi bidangperhatian ilmuwan administrasi publik. Apabilalokus ilmu administrasi publik menjadi semakinjelas, pertanyaan berikutnya adalah apa yangseharusnya menjadi fokus perhatian ilmuwanadministrasi publik. Kegelisahan tersebutkemudian dijawab dengan munculnya studikebijakan publik sebagai pokok perhatian1

ilmuwan administrasi publik. Hal ini merupakanimplikasi yang sangat logis karena kebijakanpublik merupakan output utama dari pemerintah(Dwiyanto, kegiatannyadalammembangun kehidupan rakyatnya untuk lebihsejahtera.Baik itu bangunan ekonomi sebagaipenopang kehidupan rakyat, serta bangunandemokrasi sebagai tiang yang memperkuatpemerintah itu sendiri.Namun ada juga yangberpendapat demokrasi bersifat indirect impactterhadap pertumbuhan ekonomi.Demokrasidianggap sebagai suatu metainstitution atauinstitusi induk yang dapat menciptakan iklimyang kondusif bagi tumbuhnya institusi-institusilain yang berkualitas, artinya efektif dan dengantatakelola atau governance yang baik.Sikap suatu pemerintah dapat terlihat darikebijakan-kebijakan yang dikeluarkan olehpemerintahantersebutuntukmencapaikepentingan nasional tunya.Meskipundemikian,fenomenapembangunan (ekonomi) di Indonesia tidakcukup dilakukan hanya dengan bersandar padapendekatan ekonomi semata, melainkan perluberangkat dari pendekatan ekonomi politik(political economy approach). Keynes (Hakim,2009:4) pernah mengungkapkan bahwaintervensi pemerintah sangat relevan dalampembangunanperekonomian.Bagaimanaseharusnya pemerintah memosisikan dirinyasebagai penentu kebijakan (politik) namun tetapmempertimbangkan dinamika dan kebutuhanperekonomian di masyarakat. Bagaimana pularelasi yang dibangun antara pemerintah danswasta dalam proses pembangunan ekonomi.Berdasarkan hasil kajian dan laporanterbaru Badan Perencanaan PembangunanNasional (Bappenas), Bank Pembangunan Asia(ADB) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO)bertajuk ”Indonesia Critical Constraints”,ketersediaan dan kualitas infrastruktur menjadisalah satu dari tiga masalah yang harus segeradibenahipemerintah.Perbaikandanpembangunan akses terhadap pelayananinfrastruktur dasar adalah salah satu harapanyang berhak diperoleh masyarakat dan wajibdiselenggarakan oleh pemerintah.Itu sebabnya, pada Peraturan PresidenNo.5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 telahdipaparkan bahwa salah satu tantanganpembangunan nasional yang dipandangpenting dari berbagai dimensi dan menjadiprioritas ke enam adalah pembangunaninfrastruktur. Percepatan pertumbuhan ekonomijelas membutuhkan tambahan kuantitas danperbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasipertanian tidak mungkin berhasil tanpainfrastruktur yang memadai, mengingat biayapemasaran makin dominan dalam strukturbiaya akhir suatu komoditas pertanian. Masalahlingkungan hidup seperti polusi air, udara dantanah, atau banjir di lingkungan perkotaanmemiliki keterkaitan yang kuat ngeluarandalambidanginfrastruktur telah ditingkatkan, kesenjanganinfrastruktur masih terasa, baik di tingkatnasional maupun antardaerah. Karena itu,pembangunaninfrastrukturdasarharusmenjadi prioritas pembangunan.Perlu kita ketahui dan jadi pemikiranbersama, saat ini kondisi infrastruktur diIndonesia masih tertinggal jauh dibandingnegara-negara ekonomi utama di kawasan AsiaTenggara.Padahal pada periode 1990-2005,Indonesia adalah salah satu Negara di Asiayangpernahmemerolehinvestasipembangunan infrastruktur senilai US 32.62M(68 proyek) melalui Public-Private Partnerships(PPI, World Bank, 2007). Pada saat ituIndonesia berada pada urutan ke 5 (lima)setelah Cina, India, Malaysia dan Filipina dalamperolehan investasi. KKPPI ini bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunaninsfrastruktur seperti transportasi, jalan, sanitasidan persediaan air, kelistrikan, telekomunikasiserta transmisi dan distribusi minyak dan gasalam.Berbicara soal kinerja pembangunaninfrastruktur, berdasarkan World EconomicForum Report2010, kualitas infrastrukturIndonesia secara keseluruhan berada diperingkat ke-96 dari 133 negara yang diteliti.2

Posisi itu jauh di belakang dua negaratetangga, Malaysia dan Thailand, yang masingmasing berada di peringkat 27 dan 41.Kendalakritis dalam pembangunan infrastruktur adalahlantaran rendahnya investasi publik, lemahnyakemitraan pemerintah dan swasta (KPS) danminimnyainvestasiswasta,termasukpenanaman modal langsung oleh asing.Adapun faktor yang berdampak negatif padapembangunan infrastruktur di Indonesia antaralain sulitnya pembebasan lahan, kapasitasSDM dan kelembagaan yang masih lemah, tatakelola pemerintah yang buruk, dan minimnyapembiayaan.Semakin baik keadaan infrastruktur suatudaerah, semakin baik pula pengaruhnyaterhadap keadaan ekonomi. Jika memilikiinfrastruktur yang bagus, bisa dipastikansebuah daerah memiliki keadaan ekonomi yangkuat.Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhanekonomi suatu negara tidak dapat sportasi, telekomunikasi, sanitasi, danenergi.Kota Surabaya dan pulau Madura adalahdua kawasan ekonomi potensial namunberkembang secara tidak berimbang. KondisiKepulauan Madura sangat berbeda dengankondisi Kota Surabaya yang lebih ramai danpadat dengan aktivitas perdagangan danperindustrian yang tinggi. Masalahnya hanyasatu yaitu kesejahteraan hidup, bahkanperkembanganperekonomianmasyarakatMadura tergolong rendah bila dibandingkandengan daerah lainnya se-Jawa Timur.Disparitas laju pertumbuhan ini menjadi lebihtajam apabila dibandingkan dengan wilayahGerbangKertasusila.NilaiPendapatanDomestik Regional Bruto (PDRB) Madura padatahun 2002 adalah Rp 8,2 Triliun, sedangkanwilayah Gerbang Kertosusila telah mencapaiRp. 64,5 triliun. Artinya nilai PDRB wilayahGerbang Kertosusila telah mencapai hampir 10kali lipat dari Madura.Ketidakcukupan aksesyang dialami oleh masyarakat Madura palingtidak bisa dijadikan tolok ukur bahwa selama inipotensi modal sosial dan modal manusia jugamasih belum digali dan dimanfaatkan secarabaik.Salah satu langkah konkret kebijakaninfrastruktur pemerintah dalam mian di Madura bila dibandingkandengan daerah lainnya di Jawa Timur adalahdengan proyek pembangunan jembatanSuramadu. Pembangunan jembatan ini padaawalnya mengalami pro dan kontra dalamkalanganmasyarakatMadura.Adakekhawatiran nilai-nilai dan jaringan yang akanmasuk dapat merusak pola tatanan sosial, polapikir dan kapasistas sumberdaya masyarakatsetempat. Oleh sebab itu, perlu pemahamandan analisis yang sistematis terkait harapanpeningkatan sektor perekonomian masyarakatMadura dengan kondisi sumber daya manusiayang tersedia disana. Pembangunan jembatanSuramadu jelas akan mempermudah aksestransportasi dari Surabaya ke Madura. Namunpembangunan jembatan ini pasti akanmembuat perubahan secara bertahap terhadapsektorperekonomian,sosial,budayamasyarakat Madura, diantaranya (1) mobilitaspenduduk Jawa ke Madura, (2) bertambahnyapemukiman baru di area Madura, (3)kekhawatirantersingkirnyadominasimasyarakat asli Madura, (4) berdirinya industridan pabrikan di Madura, (5) kesenjangan sosialantara masyarakat asli Madura denganpendatang , dan (6) kebudayaan dan moralitasmasyarakat Madura (khusus sekitar jembatanSuramadu) terancam menurun.Beberapa kemungkinan dampak negatiftersebut harus menjadi perhatian seriuspemerintahprovinsiJawaTimurdanpemerintah daerah Kabupaten Bangkalan untukbisa merencanakan pembangunan berkalayang akan meningkatkan angi identitas dan nilai budaya asliMadura. Salah satu peran kontrol truktur pemerintah daerah adalah denganmengkritisi dan memberikan masukan yangmembangun kebijakan pemerintah dengan3

bukti empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.Berdasarkan paparan latar belakangdiatas, maka perlu diadakan penelitian inisebagai salah satu kontribusi untuk mengkajidan merumuskan strategi kebijakan nB. Kebijakan Publik sebagai Formulasi dan ImplementasiDalam perspektif hukum, kebijakan publikdijelaskan James E. Anderson (1978) sebagaiperilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok,instansi, Nugroho (2003) menyatakan bahwakebijakan dapat berbentuk peraturan-peraturanpemerintah yang tertulis dalam bentukperaturan perundang-undangan.Oleh karenaitu, kebijakan dapat disebut sebagai hukumdalam arti luas, jadi kebijakan dapat berbentuk“sesuatu yang mengikat dan memaksa”.Formulasi kebijakan merupakan tahapanpengusulan rumusan kebijakan melalui inisiasidan penyusunan usulan kebijakan melaluiorganisasi perencanaan kebijakan, kelompokkepentingan, birokrasi pemerintah, presidendan lembaga legislative (Dye dalam Widodo,2007:17). Sedangkan Bintoro Cokroamidjojoyang mengikuti pemikiran Anderson dalam(Islami,2004:24)menyatakanbahwapembentukan kebijaksanaan atau policyformulation sering juga disebut policy makingmeliputi banyak pengambilan keputusan, jadiapabilapemilihanalternatifkeputusandilakukan secara terus menerus dan ahapan formulasi ini merupakan tahapan yangpenting untuk menetukan tahapan yangselanjutnya pada proses kebijakan publik.Bilamana formulasi kebijakan ini tidak disusunsecara baik terdapat kemungkinan pada prosesimplementasi juga akan tidak baik bahkan yanglebih ekstrim hasil formulasi tidak dapatdiimplementasikan. Pada tahap perumusankebijakan setidaknya terdapat empat macamkegiatan yang harus dilalui antara lain problemindentification, agenda setting, policy problemformulation, dan policy design.Implementasi kebijakan publik tidakhanyaberkorelasidenganmekanismeoperasional kebijakan kedalam prosedurprosedur birokrasi, akan tetapi juga sangatterkait dengan masalah konflik pengambilansuatu keputusan serta bagaimana kebijakantersebut mampu diperoleh oleh kelompokkelompok sasaran. Berkaitan dengan iniBardach yang dikutip (Parsons, 2006:472)menegaskan implementasi menurutnya adalahsebuah permainan tawar-menawar, tor implementasi bermainuntuk memegang kontrol sebanyak mungkin,dan berusaha memainkan sistem demimencapai tujuannya sendiri.Prosesimplementasitidakhanyamenyangkut kinerja badan-badan administratifyang bertanggungjawab untuk melaksanakanprogram dan menimbulkan kepatuhan darikelompok sasaran, melainkan juga menyangkutjaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosialyang baik secara langsung maupun tidaklangsung mempengaruhi perilaku semua pihakyang terlibat dan pada akhirnya berpengaruhterhadap dampak baik yang diharapkan(intended) maupun yang tidak akan sebuah kebijakan n publik, Soenarko alamimplementasikebijakanyaituinterpretation, organization, dan application.Implementasi kebijakan tidak akan selaluberhasil,adabeberapapenghambatkeberhasilan implementasi kebijakan. Hogwooddan Gunn dalam Wahab (2005:61-62) membagi4

pengertian kegagalan kebijakan dalam dua implementation (implementasi yang tidakkategori, yaitu non implementation (tidak berhasil).terimplementasikan)danunsuccessfulC. Analisis Dampak Sosial Ekonomi dalam Dimensi Kebijakan Pembangunan InfrastrukturFisik DaerahQuade (1975) dalam Abdul Wahab(1999:60) mengemukakan bahwa analisiskebijakan merupakan upaya penelitian evaluatif(evaluative research) yang cermat sebelumpilihan-pilihan kebijakan (policy choice) danlangkah-langkah untuk mencapai tujuan(course of action) ditetapkan. Dye (2005:5-6)mengemukakan, ada beberapa hal yang dapatdipelajari dalam proses analisis nces. Analisis kebijakan dalamupayanyamemecahkanmasalahsosial(termasuk tentunya yang fundamental) padaumumnya memanfaatkan berbagai macamkonsep yang berasal dari berbagai disiplin,misalnya ilmu politik, sosiologi, ilmu ekonomi,psikologi dan antropologi.Dalam menganalisis kebijakan khusus(specific policy area) seperti kebijakaninfrastuktur, seorang analis tentu tidak bisalepas dari dari ragam permasalahan sosialekonomi. Hal ini pernah digambarkan olehBoyle (1996) seperti bagan EconomySocialPolicyImpactsEnvironmentPolicy applicationTarget Group DecisionsGambar 1 The Policy Cycle (Boyle et.al, 1996 dalam Pinter, 2004:10)Disini peneliti sebagai analis kebijakan dituntutuntuk bisa memetakan dan mengelola ragamfakta,nilai-nilaidantindakanyangmemengaruhi proses kebijakan pembangunanjembatan Suramadu. Proses penyajian datadan analisa dampak permasalahan fisik dannon fisik yang dilakukan peneliti, paling tidakharus melalui dua sisi (double loop) secaraberimbang dan komprehensif.D. Peran Penting Human Capital dan Social Capital dalam PembangunanHuman capital dan social capital adalahdua aspek penting dan mendasar yang harusdimiliki oleh sebuah negara untuk bisa maju.Juergen Habermas, seorang tokoh sosiologkontemporer meyakini bahwa kemajuan suatukomunitasmasyarakatditentukanolehseberapa besar human capital dan socialcapital yang dimiliki (Suwandi, 2010).Setidaknya ada sejumlah pilar modalitasnasional yang dimiliki Indonesia yaitu kekayaanalam, modal sosial (social capital) danberkembangnya tatanan demokrasi negara.5

Teori modal sosial bersumber dari hasilkerja tiga orang penulis (O’Brien, 2005:3-10),yaitu James Coleman, Robert Putnam danPierre Bourdieu.Secara khusus, Colemantertarik pada hal di mana ketersediaan modalsosialmempengaruhiakumulasimodalmanusia. Menurut Coleman, modal sosial ituada dalam struktur kerjasama antara individuindividu dan sebagian besar tidak tersentuh(intangible). Potensi tersebut disadari memilikikapasitas (fisik dan modal manusia) untukmemudahkanindividu-individuberaktivitasdengan produktif.Konsep modal sosial inidipresentasikan sebagai suatu prasyarat untukmengenalkan modal manusia (human capital)melalui nilai-nilai yang telah lebih dulu ada.Menurut Putnam, modal sosial terdiri daritiga komponen diantaranya kewajiban moraldan norma-norma, nilai-nilai sosial man bagi kapasitas produktif berasal dariperubahan gejala sosial yang ditunjukkan olehbeberapakemundurankoordinasidankerjasama, melonggarnya ikatan individu dankelompok, serta menurunnya kepercayaansosial (social trust) dan hubungan antarmasyarakat.Oleh karena itu, Putnam membuatmata rantai diantara level civic engagement dankapasitas masyarakat untuk menangkappermasalahan sosial dan ekonomi.Menurut Bourdieu (1986: 248 dalam Bexlyet al, 2007:20) modal sosial adalah seluruhsumber daya potensial yang terkait denganhubungan jaringan yang telah lama melembagadan diakui anggota kelompok.Bourdie percayamodal sosial dijalankan sebagai sebuah giankelassosialdanketidaksetaraan kekuasaan.Pada konteks lebihluas lagi yaitu negara, perbedaan akses modalekonomi dan budaya antar daerah secara tidaklangsung juga telah membangun sekatperbedaan daerah kaya dan daerah miskinsehingga menyebabkan ketimpangan aksespembangunan.Masyarakat yang memiliki modal sosialtinggi cenderung bekerja secara gotong royong,merasa aman untuk berpendapat dan mampumengatasi perbedaan-perbedaan. Sebaliknya,pada masyarakat yang memiliki modal sosialrendah akan tampak adanya kecurigaan satusama lain, munculnya disparitas antarkelompok, tidak adanya kepastian hukum danketeraturan sosial. Maka tidak salah, bilahuman capital adalah kunci utama menujuterciptanya social capital.E. Pembangunan Jembatan Suramadu: Skenario Gerbang Industrialisasi Berbasis Potensidi MaduraBagi pemerintah pusat maupun daerah,infrastruktur merupakan salah satu pengeluaranpembangunan terbesar disamping pendidikandan kesehatan.Alokasi belanja publik yangdilakukan untuk infrastruktur harus mampumenstimulasi tumbuh dan terdistribusinyaekonomi masyarakat serta mampu mendoronginvestasi serta ekspor sehingga infrastrukturdapat dipergunakan sebesar-besarnya bagikemakmuran rakyat.Sejumlah upaya kinisecara gradual telah dilakukan pemerintahsalah satunya adalah dibangunnya JembatanSuramadu sebagai sarana penghubungSurabaya dan Madura.Pulau Madura adalah salah satu darisekian banyak wilayah di Indonesia yangdipandang memiliki nilai ekonomi tinggi namunbelum tergali potensi alamnya secaraoptimal.Dari aspek kewilayahan, banyak sekalilahan yang relatif belum dimanfaatkan secaramaksimal untuk investasi transportasi laut danzona ekonomi ekslusif.F. Dampak Sosial Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat SurabayaMaduraMaduraKapasitas infrastruktur wilayah pulaurelatif lebih rendah dari wilayahJawa Timur sebagai contoh dalam RencanaTata Ruang Propinsi JawaTimur20116

digambarkan bahwa sistem jaringan jalanlintas utara dari Bangkalan – Sampang saat iniberstatus jalan provinsi, lintas tengah – selatandi Bangkalan – Sampang, Pamekasan denganSumenep sebagai jalan nasional, serta lintasselatan dari Bangkalan – Sampang sebagaijalankabupaten.Pelebaran jalan harusmenjadiprioritaskarenauntukmasamendatang wilayah Madura akan menjadiwilayah yang ramai dilalui berbagai jeniskendaraan. Proses pelebaran jalan tentu sajadalam prosesnya tidak akan mudah karenaakan ada sebagian tanah masyarakat yangakan terkena dampak. Perlu sosialisasi yangjelas serta kompensasi yang sesuai sehinggatidak menimbulkan konflik n. Proses pembangunan jugaharus di dukung dengan peraturan perundangundangan yang jelas dan tidak merugikanmasyarakat atau siapa pun.Rencana tata ruang wilayah ProvinsiJawa Timur menyebutkan bahwa nantinyaBangkalan yang notabene adalah kawasanpertanian dan perikanan akan menjadi bagiandari perkotaan Metropolitan. Rencana gsian lahan di wilayah Bangkalan.Sektor industri yang dibangun sesuai dengankarakteristik daerah pasti akan r penolakan dari masyarakat.Dye (2005:5-6) mengemukakan, adabeberapa hal yang dapat dipelajari dalamproses analisis kebijakan, yaitu description,causes dan consequences. Mengacu padapemaparan Dye sebelumnya, rangkaiankebijakan pasti menemui dampak yang semulabelum tentu bisa diprediksi.Dampak kebijakandapat dilihat dari ada atau tidaknya perubahansikap dari masyarakat setelah kebijakantersebut diimplementasikan atau dapat jugadilihat dari perubahan kondisi masyarakat.Pada saat kebijakan pembangunanjembatan suramadu dilaksanakan, sangatpotensial menimbulkan konflik sosial baikvertikal maupun horisontal. Dalam prosespembangunan jembatan Suramadu terjadipencurian oleh pihak-pihak yang tidakbertanggung-jawab.Pengawasanyangdilakukan secara sepihak oleh proyekSuramadu,tanpamengikutsertakanmasyarakat nelayan di kaki wilayah jembatanSuramadu dirasakan belum sempurna.Konflikjuga terjadi karena perbedaan suku sertabudaya antara masyarakat Jawa di sisiSurabaya dengan masyarakat Madura di sisipulau Madura itu sendiri. Selain itu, arusinformasi yang cepat dapat menimbulkankonflik sosial, dikarenakan tidak adanya filteryang mampu menyaring informasi yangmasuk.Norma dan sanksi yang efektif,merupakan salah satu alat yang bisa digunakanuntuk mengatasi konflik-konflik sosial yangmungkin terjadi di suatu daerah. Konflik sosialdapat juga muncul akibat dari t yang bersinggungan denganmereka. Seorang pemimpin daerah harus gankepentingankepentingan lain diluar seperti kepentingan darisektor swasta mupun kepentingan pemerintahpusat. Pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah sebgai pemilik kewenangan juga harusmendukungterciptanyapemerataanpembangunan yang adil sehingga tidakmenimbulkan kecemburuan tdihindarijikapemerintah selalu konsisten untuk ejahteraan masyarakat yang tertinggal,terutama masyarakat Madura. Pemerintahbersama masyarakat juga harus bekerja samauntukmengembangkankegiatansektorproduktif pada masing – masing kawasan yangdidukung oleh potensinya dan mempunyaipengaruhkuatterhadap pengembanganwilayah sekitarnya. Jika antar kawasan dapatsaling mendukung, maka akan tercipta suatuikatan yang kuat untuk saling n kebersamaan dalam suatutatanan masyarakat yang berbeda-beda.Masyarakat Maduraharus bisamengawalperubahandalamsetiapperkembangan daerah agar perubahan yangterjadi di Madura mengarah pada perubahanyang positif. Mudahnya akses masyarakatMadura ke Surabaya ini tentu sajamenimbulkanduahalyangmungkinterjadi.Pertama, masyarakat Madura menjadi“metropolis centris”. Artinya, masyarakatMadura cenderung berkiblat pada Surabayadalam hal gaya hidup, pola konsumsi maupunpenampilan.Kedua,sebagaiakibatkemungkinan pertama maka akan terjadiproses adapatasi dan pembentukan budayabaru masyarakat Madura karena masuknya7

investor-investoryangmengembangkansimbol-simbol kota besar seperti mall, pasarswalayan, salon-salon kecantikan, dan restofast food maupun bentuk-bentuk budaya lainseperti konsumsi terhadap hiburan daninformasi.Selain pola hidup yang konsumtif,potensi perubahan hidup yang mungkin terjadipada masyarakat madura ketika modernisasimasuk ke wilayah madura adalah menurunnyamodalmereka tidak memiliki rasaketergantunganterhadapmasyarakatdisekitarnya dan menjadikan masyarakat lebihindividualistik. Modernisasi dalam beberapa haljuga dapat melunturkan nilai-nilai agama.MayoritaspendudukdipulauMadura yang beragama Islam merupakansalah satu keunggulan bagi masyarakatMadura sebagai filter untuk menyaring budayayang buruk dari luar. Nilai-nilai tersebut harusdipertahankan oleh masyarakat di pulauMadura sebagai nilai luhur yang sudahtertanam dalam jiwa masyarakat Madura.Banyaknya informasi yang masukserta persaingan dengan sumber daya manusiadari luar daerah membuat masyarakat Maduraharus segera meningkatkan kapasitasnya makadari itu pendidikan di daerah Madura harussegera dibenahi. Jika masyarakat Madura inginsegera maju maka mereka harus meningkatkanhuman capital-nya salah satunya denganmeningkatkan taraf pendidikan namun tetapmenjaga nilai-nilai moral serta norma adatistiadat.Selaindariperubahanakanperekonomian dearah dan masyarakat sertakemungkinan akan asimilasi budaya, hal yangpaling penting dari adanya jembatan Suramaduadalah perubahan pola pikir an pola pikir yang baik.G. Dampak Ekonomi Pembangunan Jembatan Suramadu terhadap Masyarakat SurabayaMaduraPembangunan jembatan Suramadu yangmenjadiBigProjectpengembanganpemerataan Ekonomi lokal di wilayah JawaTimur dan Madura, jelas memiliki dampak yangnyata saat ini terhadap perkembangan ekonomimasyarakat sekitar jembatan Suramadu.Dampak ekonomi yang cepat terlihat tumbuhdan berkembang memang berada disekitarwilayah pembangunan jembatan tersebut padaaspek peningkatan pendapatan masyarakat,produktivitas dan pola hidup konsumtif,keterbukaan lapangan kerja dan peningkatanlevel kesejahteraan masyarakat. Keempat haltersebutadalahbeberapadampakperkembangan ekonomi yang signifikan terlihatpada perubahan di masyarakat sekitarpembangunan jembatan Suramadu.SebelumdibangunnyaJembatanSuramadu, secara berturut-turut kabupatenyang tertinggi income per kapitanya adalahKabupaten Bangkalan, Sumenep, Sampang,dan Pamekasan. Jika income per kapitadibandingkan dalam keadaan dengan dantanpa jembatan Suramadu, maka income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan adalahakanbertambahsebanyak93,63%,Pamekasan (48.68%). Sampang (42,57%) danSumenep (20,03%). Sesudah dibangunnyajembatan Suramadu, secara berturut-turutkabupaten yang tertinggi income per kapitanyaadalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep,Pamekasan, dan Sampang.Setelah dibangunnya jembatan Suramaduternyata Kabupaten Sumenep merupakankabupaten yang memiliki kawasan pemukimanterluas dibanding 3 kabupaten lainnya. Akantetapi kalau melihat perbandingannya terhadapluas areal lahan yang tersedia, KabupatenBangkalan yang mengalami pertumbuhankawasan pemukiman lebih pesat dibandingkandengan 3 kabupaten lainnya.Pembangunanekonomipadadasarnya merupakan usaha masyarakat dalammengembangkan kegiatan ekonomi danmeningkatkan produktivitasnya. Pertumbuhanekonomi dengan meningkatkan an ekonomi yang dianalisis secarameluas.Dimanapembangunandanpertumbuhan ekonomi didapatkan dari hasilpeningkatan semua modal ekonomi yang dapatmencakup infrastruktur transportasi, humancapital, dan modal sosial lainnya.Dengan adanya pembangunan jembatanSuramadu tentu peningkatan produktifitasekonomi penduduk yang terlihat bukan hanyadari perubahan mata pencaharian, namun jugadikarenakandenganadanyajembatan8

Suramadu menyebabkan mobilitas pendudukdari Madura ke Surabaya maupun sebaliknyaberjalan efektif dan efisien yang menyumbangpercepatan pembangunan dan pertumbuhanekonomi disisi Madura jauh lebih signifikan.Pertumbuhan penduduk dan tenagakerja, secara tradisional dianggap sebagaifaktor positif yang dapat merangsangpertumbuhan ekonomi.Manfaat langsung dariketerbukaan kesempatan kerja sudah langsungterasa ketika pertama kali Jembatan NasionalSuramadudibuka.Diantaranyaadalahtumbuhnya aktivitas perekonomian sektorperdagangan yang berada di sekitar jembatanSuramadu.Sebagai contoh adanya aktivitasPKL di sekitar kaki jembatan Suramadu.Berdasarkan fakta di lapangan bahwa PKL dikaki Jembatan Suramadu mencapai sekitar 510PKL di tahun 2009 untuk KabupatenBangkalan.Banyaknya tenaga kerja yang beradadisekitar wilayah Surabaya dan Madura jelasmembuka peluang bagi beberapa pelaku usahamaupun pelaku ekonomi baik dalam skala kecilmaupun besar untuk membuka lapangan kerjabaru yang potensial. Melihat pada kondisitenaga kerja pada awal pembangunanJembatan Suramadu, penduduk usia kerja diwilayah Surabaya yaitu sekitar 67.000 orangdan sisi Madura sekitar 11.000 orang. Daripenduduk angkatan kerja yang berada diwilayah Surabaya, yang belum mendapatkanpekerjaan (pengangguran) mencapai sekitar3.500 orang dan di sisi Madura mencapaisekitar 2.800 orang.H. Dampak Infrastruktur Fisik Sejak Pembangunan Jembatan SuramaduPembangunaninfrastrukturyangdilakukan oleh pemerintah pusat maupundaerahdalambeberapakebijakanpembangunannya jelas dapat mendorongpembangunandanpertumbuhanekonomi.Salah satu usaha yang dapatdilakukan adalah melalui ngadaanmaupunpembangunaninfrastruktur, semakin baik pula pengaruhnyaterhadap keadaan ekonomi. Oleh karena ituInfrastrukturmerupakanuratnadiperekonomian, yang menentukan lancar atautidaknya kegiatan perekonomian.Daerah Madura merupakan salah satuwilayah di Indonesia yang memiliki nilaiekonomi tinggi namun belum tergali potensialamnya dan sumber daya manusia secaraoptimal. Dengan tingkat mobilitas penduduk,pelaku ekonomi maupun pergerakan barangdan jasa diperkirakan akan semakin bertambahcepat dan banyak dengan dibangunnyabeberapa infrastruktur penunjang sepertisarana transportasi dan mobilitas ekonomilainnya.Pascadioperasi

pembangunan ekonomi adalah salah satunya.Meskipun demikian, fenomena pembangunan (ekonomi) di Indonesia tidak cukup dilakukan hanya dengan bersandar pada pendekatan ekonomi semata, melainkan perlu berangkat dari pendekatan ekonomi politik (political economy app

Related Documents:

Dimana pembangunan infrastruktur seringkali menimbulkan pro dan kontra, seperti halnya pembangunan infrastruktur yang terjadi di pasar Pringsewu yang menimbulkan banyak sisi positif maupun negative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NTB TAHUN 2013-2018 VII- 1. BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Nasional Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025 adalah: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan .

kebijakan pembangunan ekonomi, dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Materi yang dibahas adalah teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, tahap-tahap pertumbuhan ekonomi, teori-teori hambatan pembangunan, kebijakan-kebijakan pembangunan, pembangunan ekonomi di Indonesia, dan sumber-sumber pembiayaan pembangunan. Capaian Pembelajaran: Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu .

Saya hanya akan membatasi pembahasan kepada pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur permukiman. Pembangunan permukiman merupakan bidang kerja yang sangat luas mencakup pembangunan perkotaan, perdesaan, keterkaitan de

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

KERANGKA PAPARAN Slide - 2 RPJMN 2015 –2019 Visi –Misi dan 9 Agenda Prioritas –NAWA CITA Strategi Pembangunan Nasional Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-daerah dan Desa SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA DALAM RPJMN 2015-2019 Sasaran Pembangunan Desa Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Desa

kebijakan publik baik konsep formulasi maupun konsep implementasi. Selanjutnya diperdalam dengan konsep ekonomi politik sebagai dasar dalam melihat sudut pandang kebijakan dan perekonomian. Untuk mempertajam analisis, digunakan konsep analisis kebijakan dalam dime

Archaeological illustration. [Cambridge manuals in archaeology] 930.1 ADKI Cambridge: Cambridge University Press, 1989 (2002 [printing]) Strier, Karen B. Primate behavioral ecology (Fifth edition.) 599.815 STRI London; New York: Routledge, 2017 Biology Biochemical Society (Great Britain), Estrela, Pedro Essays in biochemistry : volume 60, issue 1, Biosensor technologies for detection of .