BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Klasifikasi

2y ago
81 Views
2 Downloads
278.21 KB
25 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Cade Thielen
Transcription

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi dan Klasifikasi StrokeDefini stroke adalah disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infarkserebral, spinal maupun retina. Definisi infark pada susunan saraf pusat berdasarkantemuan neurologis, imajing atau bukti obyektif lain atau adanya bukti klinis yangmembuktikan adanya iskemik fokal dari serebral, spinal maupun retina.7Secara garis besar stroke dibagi menjadi 2 golongan yaitu stroke yang terjadikarena pembuluh darah di otak pecah yang diakibatkan tidak kuat menahan tekananyang terlalu tinggi yang disebut stroke perdarahan dan stroke yang paling banyakdijumpai yaitu stroke non hemoragik disebut stroke non hemoragik karena tidakditemukanya perdarahan otak. Stroke non hemoragik dapat dijumpai dalam 4 bentukklinis yaitu:1,8a. Serangan Iskemia Sementara/Transient Ischemic Attack (TIA)Pada bentuk ini gejalah neurologik yang timbul akibat gangguan peredarandarah di otak akan menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam.11

12b. Defisit Neurologik Iskemia Sementara/Reversible Ischemic NeurologicalDeficit (RIND).Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24jam hingga 21 hari.c. Stroke progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)Gejala neurologik makin lama makin berat.d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)Gejala klinis sudah menetap.Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian otaktertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahanini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi dan bentuk sel yang di ikutidengan kerusakan fungsi dan integritas susunan sel yang selanjutnya terjadi kematianneuron.Stroke non hemoragik dibagi lagi berdasarkan lokasi penggumpalan, yaitu:9a. Stroke Non Hemoragik EmbolikPada stroke non hemoragik tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,melainkan di tempat lain seperti di jantung dan sistim vaskuler sistemik. ngdengan“shunt”yangmenghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel. Penyakit

13jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan gangguan pada katupmitralis, Fibralisi atrium, Infark kordis akut dan embolus yang berasal dari venapulmonalis. Kelainan pada jantung ini menyebabkan curah jantung berkurangbiasanya muncul disaat penderita tengah beraktivias fisik seperti berolah raga.10b. Stroke Non Hemoragik TrombusStroke trombolitik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah keotak. Dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk sistem arterikarotis) merupakan 70 persen kasus stroke non hemoragik trombus dan pembuluhdarah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Trombosis pembuluhdarah kecil terjadi ketika aliran darah terhalang, biasanya ini terkait dengan hipertensidan merupakan indikator penyakit atherosklerosis.102.2 Tanda dan Gejala Stroke Non HemoragikTanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari beratringanya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala yang umumdijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu :10a. Gangguan Motorik-Tonus abnormal atau hipotonus maupun hipertonus-Penurunan kekuatan otot-Gangguan gerak volunter

14-Gangguan keseimbangan-Gangguan koordinasi-Gangguan ketahananb. Gangguan Sensorik-Gangguan propioseptik-Gangguan kinestetik-Gangguan diskriminatifc. Gangguan Kognitif, Memori dan AtensiPada gangguan kognitif akan muncul berbagai gangguan yaitu atensi, memori,inisiatif, daya perencanaan dan cara menyelesaikan suatu masalah.d. Gangguan Kemampuan FungsionalGangguan yang timbul yaitu berupa gangguan dalam beraktifitas sehari-hariseperti mandi, makan, ketoilet dan berpakaian.2.3 Diagnosis Stroke Non Hemoragik2.3.1 AnamnesisStroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisitneurologis akut (baik fokal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran.Beberapa gejala umum yang terjadi pada stroke non hemoragik meliputi hemiparese,monoparese, atau quadriparese, tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada nyerikepala dan reflek babinski dapay positif mapun negatif. Meskipun gejala-gejala

15tersebut dapat muncul sendiri namun umumnya muncul secara bersamaan. Penentuanwaktu terjadinya gejala-gejala tersebut juga penting untuk menentukan perlu tidaknyapemberian terapi trombolitik. Beberapa faktor dapat membuat anamnesis menjadisedikit sulit untuk mengetahui gejala atau onset stroke seperti :a.Stroke terjadi saat pasien sedang tertidur sehingga kelainan tidakdidapatkan hingga pasien bangun (wake up stroke).b.Stroke mengakibatkan seseorang sangat tidak mampu untukmencari pertolongan.c.Penderita atau penolong tidak mengetahui gejala-gejala stroke.d.Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai strokeseperti kejang, infeksi sistemik, tumor serebral, subdural hematom,ensefalitis, dan hiponatremia.102.3.2 Pemeriksaan PenunjangPencitraan otak sangat penting untuk mengkonfirmasi diagnosis stroke nonhemoragik. Non contrast computed tomography (CT) scanning adalah pemeriksaanyang paling umum digunakan untuk evaluasi pasien dengan stroke akut jelas. Selainitu, pemeriksaan ini juga berguna untuk menentukan distribusi anatomi dari strokedan mengeliminasi kemungkinan adanya kelainan lain yang gejalanya mirip denganstroke (hematoma, neoplasma, abses).10

16Pada kasus stroke iskemik hiperakut (0-6 jam setelah onset), CT scanbiasanya tidak sensitif mengidentifikasi infark serebri karena terlihat normal pada 50% pasien, tetapi cukup sensitif untuk mengidentifikasi perdarahan intrakranialakut dan/atau lesi lain yang merupakan kriteria eksklusi terapi trombolitik.Teknik-teknik neuroimaging berikut ini juga sering digunakan:a. CT angiography dan CT scanning perfusib. Magnetic Resonance Imaging (MRI)c. Scanning karotis duplexd. Digital pengurangan angiographyPungsi lumbal diperlukan untuk menyingkirkan meningitis atau perdarahansubarachnoid ketika CT scan negatif tapi kecurigaan klinis tetap menjadi acuan.2.3.3 Siriraj Stroke ScoreTabel 2. Siriraj Stroke ScoreVariabelGejala KlinisSkorDerajat KesadaranSadar0Apatis1Koma2Iya1Tidak0Muntah

17VariabelSakit KepalaTanda tanda atheromaGejala 1. Angina Pectoris2. ClaudicatioIntermitten3. Diabetus MelitusSiriraj Stroke Score (2,5 X Derajat Kesadaran) (2 X muntah) (2 X sakitkepala) (0,1 X tekanan darah diastol) – (3 X ateroma) – 12 .Apabila skor yangdidapatkan 1 maka diagnosisnya stroke non perdarahan dan apabila didapatkan skor 1 maka diagnosisnya stroke perdarahan.

182.3.4 Algoritma Stroke Gadjah MadaGambar 1. Algoritma Stroke Gadjah MadaPenderita Stroke AkutDengan atau tanpaPenurunan kesadaran, nyeri kepala, refleks babinskiTidakKetiganya/dua dari ketiganyaYaStroke HemoragikYaStroke HemoragikYaStroke HemoragikYaStorke NonHemoragikYaStorke NonHemoragikTidak Penurunan kesadaran ( )Nyeri kepala (-)refleks babinski (-)Tidak Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala ( )refleks babinski (-)Tidak Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (-)refleks babinski ( )Tidak Penurunan kesadaran (-)Nyeri kepala (-)refleks babinski (-)Apabila terdapat pasien stroke akut dengan atau tanpa penurunan kesadaran,nyeri kepala dan terdapat reflek babainski atau dua dari ketiganya maka merupakan

19stroke hemoragik. Jika ditemukan penurunan kesadaran atau nyeri kepala ini jugamerupakan stroke non hemoragik. Sedangkan bila hanya didapatkan reflek babinskipositif atau tidak didapatkan penurunan kesadaran, nyeri kepala dan reflek babinskimaka merupakan stroke non hemoragik.2.4 Sistem MotorikArea motorik pada korteks serebral meliputi bagian dari girus presentral yangmengandung sel betz yaitu area Brodman 4 dan korteks motorik primer. Sistemmotorik itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang saling berhubungan.Medula spinalis meliputi neuron-neuron motor primer dan interneuron premotor yangmembentuk dasar refleks spinal dan dasar polamotor, kegiatan ini dimodulasi olehjaras supraspinal desenden yang terdiri jaras desenden traktus piramidal danekstrapiramidal. Sistem piramidal membawa impuls dari area korteks motor ke motorneuron primer dan mereka dihubungkan dengan inter neuron, hal tersebut diataspenting untuk mengontrol gerakan volunter halus.Traktus kortikospinal merupakan elemen utama dari sistem piramidal danmerupakan satu satunya hubungan langsung antara korteks dan medulla spinalis.Fungsi dari taktus kortikospinalis yaitu untuk mengatur tonus otot dan memeliharamenegakan postur. Fungsi ini dipengaruhi juga oleh formasio retikularis, nucleusvestibularis, dan beberapa otak tengah.

20Terdapat dua struktur otak lain yang penting untuk fungsi motor yaituserebelum dan ganglia basalis. Aktifitas serebelum dan ganglia basalis inimemperhalus gerakan otot. Ganglia basalis mendapatkan input dari korteks motorikkemudian memberikan output ke korteks. Supaya dapat terjadi gerakan, pusat motormembutuhkan informasi yang konstan dari reseptor otot, sekitar sendi dan pada kulit,mengenai apakah gerakan sesuai dengan perencanaan.112.4.1 ParalisisParalisis merupakan ketidak mampuan kelompok otot untuk bergeraksecara volunter. Otot dikendalikan melalui pesan yang di kirim oleh otak yang dapatmemicu gerak.16 Ketika sebagian otak mengalami kerusakan akibat stroke,pengiriman pesan antara otak dengan otot tidak dapat berkerja dengan semestinya.Paralisis terkadang diartikan sebagai gangguan gerakan dan 90 persen pasien strokeyang mengalami gannguan fungsi motorik mengalami paralisis.Gambaran klinis dari paralisis pada traktus piramidal upper motor neuron(UMN) tergantung pada lokasi anatomis apakah melibatkan traktus afferen atauefferen dan nukleus lainya. Paralisis tipe UMN mengenai beberapa kelompok ototpada sisi tubuh. Gerakan yang di inervasi secara bilateral seperti mata, rahang bawah,faring dan leher mungkin hanya paralisis ringan atau bahkan tidak sama sekali.Banyak dari penderita stroke yang mengalami kelumpuhan satu sisi yangdisebut hemiplegia atau kelemahan satu sisi (hemiparesis). Gangguan gerak yang

21paling umum muncul yaitu hemiparesis. Hemiparesis dialami oleh 80 persenpenderita stroke. Kelmahan pada hemiparesis dapat mengenai lengan, tangan, kakibahkan otot-otot wajah. Hal ini menyebabkan pasien stroke sulit untuk melakukankegiatan sehari hari seperti makan, memakai baju, ke kamar kecil dan meraih suatubenda.122.4.2 SpastisitasSpastisitas dijelaskan pertama kali oleh Lance pada tahun 1980sebagai gangguan motorik yang memiliki karakteristik meningkatnya tonus otot,peningkatan reflek fisologisdan terdapat reflek patologis. Upper motor neuronsindrom dapat dibagi menjadi tanda positif dan tanda negatif. Spastisitas merupakantanda positif diantara simptom motorik lain yang timbul.Spastisitas merupakan simptom yang umum ditemukan pada stroke, sekitar 30persen penderita stroke mengalami spastik yang biasanya timbul pada hari pertamahingga minggu pertama dan memiliki onset yang beragam.Simptom dari spastisitas dapat memicu nyeri, ankilosis, retraksi tendo ataukelemahan otot yang dapat memperburuk prognosis. Spastisitas juga mempengaruhikualitas hidup pasien dan menjadi penghambat melakukan aktifitas sehari-hari.13,14

222.4.3 Motor Assessment Scale for StrokeTes ini dirancang untuk menilai fungsi motorik setelah terkena stroke ataukelainan neurologis lain. Tes ini melihat kemampuan pasien untuk bergerak dengantonus rendah atau dalam pola yang sinergis hingga pergerakan normal. Tes inimemiliki 8 kategori yaitu:15A. Terlentang lalu berbaring ke samping lalu ke sisi yang intak1. Tarik diri ke posisi berbaring di satu sisi. (Posisi awal harus berbaring terlentang,tungkai bawah dalam posisi ekstensi. Pasien menarik dirinya ke posisi berbaringdi satu sisi dengan lengan yang intak, pindahkan tungkai dengan tungkai yangintak.2. Pindahkan tungkai menyilang tubuh secara aktif lalu diikuti tubuh bagian bawah.Posisi awal sama sepeti diatas. Lengan dibiarkan pada posisi awal.3. Lengan diangkat menyilang tubuh dengan lengan lainnya. Tungkai digerakkansecara aktif dan diikuti oleh tubuh. (Posisi awal seperti diatas.)4. Pindahkan lengan menyilang tubuh secara aktif lalu diikuti oleh tubuh. (Posisiawal seperti diatas.)5. Gerakkan lengan dan tungkai, lalu gulingkan ke samping namun jangan sampaikehilangan keseimbangan. (Posisi awal seperti di atas. Bahu protraksi dan lengandifleksikan ke depan.)6. Gulingkan ke samping selama 3 detik. (Posisi awal seperti diatas. Tidak bolehmenggunakan tangan.)

23B. Terlentang lalu duduk ke samping tempat tidur1. Berbaring pada satu sisi, angkat kepala ke samping, namun tidak sampai duduk.(Pasien dibantu untuk barbaring pada satu sisi)2. Berbaring pada satu sisi, lalu duduk ke samping tempat tidur. (Terapis asistensipasien dengan gerakan. Pasien harus kontrol posisi kepala seluruhnya.)3. Berbaring pada satu sisi, lalu duduk ke samping tempat tidur. (Terapis siapmemberikan bantuan [lihat Aturan Umum nomor 5] dengan cara asistensi kakipasien ke samping tempat tidur.)4. Berbaring pada satu sisi, lalu duduk ke samping tempat tidur. (Tanpa bantuan.)5. Terlentang lalu duduk ke samping tempat tidur. (Tanpa bantuan.)6. Terlentang lalu duduk ke samping tempat tidur dalam 10 detik. (Tanpa bantuan.)C. Duduk dengan seimbang1. Duduk hanya dengan bantuan. (Terapis asistensi pasien untuk duduk.)2. Duduk tanpa bantuan selama 10 detik. (Tanpa berpegangan, lutut dan kakibergerak secara bersamaan, kaki dapat disangga di lantai.)3. Duduk tanpa bantuan dengan berat ke depan dan terdistribusi merata. (Beratharus ke depan dengan panggul fleksi dan kepala dan tulang belakang bagiantorakal ekstensi. Berat terdistribusi merata di kedua sisi tubuh.)4. Duduk tanpa bantuan, putar kepala dan badan untuk melihat ke belakang. (Keduakaki disangga di lantai. Tungkai bawah tidak boleh abduksi dan kaki tidak bolehbergerak. Tangan dalam keadaan istirahat di tungkai atas, tangan tidak bolehbergerak. Berputar ke setiap sisi.)

245. Duduk tanpa bantuan, lakukan gerakan meraih ke depan untuk menyentuh lantailalu kembali ke posisi awal. Kaki disangga di lantai. Pasien tidak boleh menahantubuhnya. Tungkai bawah dan kaki tidak boleh bergerak. Sangga lengan bilaperlu. Tangan harus menyentuh lantai setidaknya 10 cm (4 inchi) di depan kaki.Lakukan dengan setiap lengan.6. Duduk pada kursi tanpa disangga. Lakukan gerakan meraih ke samping untukmenyentuh lantai, lalu kembali ke posisi awal. (Kaki disangga di lantai. Pasientidak boleh untuk menahan tubuhnya. Tungkai bawah dan kaki tidak bolehbergerak. Sangga lengan bila perlu. Pasien harus melakukan gerakan meraih kesamping bukan ke depan. Lakukan pada kedua sisi.)D. Duduk ke Berdiri1. Berusaha untuk berdiri dengan bantuan terapis ( dengan berbagai metode)2. Berusaha untuk berdiri dengan menggunakan kekuatan sendiri ( denganmenggunakan bantuan tangan )3. Berusaha untuk berdiri( jangan menggunakan kekuatan badan ataupun bantuantangan )4. Berusaha untuk berdiri dan bertahan selama 5 detik dengan panggul dan lututlurus / posisi tegap ( jangan menggunakan kekuatan badan untuk menumpu)5. Duduk – berdiri – duduk tanpa bantuan ( jangan menggunakan kekuatan badansebagai penumpu . Dengan sikap panggul dan lutut lurus / Tegap )

256. Duduk-berdiri-duduk dengan tanpa bantuan sebanyak 3 kali dalam 10 detik (jangan menggunakan kekuatan badan sebagai penumpu )E. Berjalan1.Berdiri dengan menggunakan kakiyang lumpuh dan melangkahmenggunakan kaki lainnya ( dengan menggunakan kekuatan penumpu padapanggul . Terapis stand by untuk membantu )2.Berjalan dengan bantuan orang3.Berjalan sejauh 3m ( 10 feet) sendiri atau menggunakan walker tanpa bantuanorang lain4.Berjalan sejauh 5 meter ( 16 feet ) tanpa bantuan apapun selama 15 detik5.Berjalan sejauh 10 meter ( 33 feet ) tanpa bantuan , mengambil benda darilantai , kemudian berbalik dan berdiri kembali serta berjalan ke tempat asalselama 25 detik6.Berjalan naik dan turun sebanyak 4 langkah dengan atau tanpa bantuan sertatanpa bersandar pada pegangan tangga sebanyak 3 kali selama 35 detikF. Fungsi Lengan Atas1. Supinasi, protraksi gelang bahu dengan lengan 90 derajat dari fleksi bahu.(Terapis memposisikan lengan dan menyangga siku dalam posisi ekstensi.)

262. Supinasi, tahan lengan pada 90 derajat dari fleksi bahu selama 2 detik. (Terapismemposisikan lengan dan pasien harus menjaga posisi tersebut dengan rotasieksternal [45 derajat]. Siku ditahan setidaknya 20 derajat dari ekstensi penuh.)3. Supinasi, tahan lengan 90 derajat dari fleksi bahu, fleksi dan ekstensikan sikuuntuk menggerakkan telapak tangan ke dahi. (Terapis asistensi supinasi darilengan bawah.)4. Posisi duduk, tahan lengan yang diekstensikan dengan posisi fleksi ke depanpada 90 derajat dari badan selama 2 detik. (Terapis memposisikan lengan danpasien menjaga posisi tersebut. Pasien harus menahan lengan pada posisi midrotasi [ibu jari menghadap ke atas]. Jangan biarkan elevasi bahu yangberlebihan.)5. Posisi duduk, pasien mengangkat lengan ke atas, tahan selama 10 detik, laluturunkan. (Pasien harus menjaga posisi tersebut dengan sedikit rotasi eksternal.Jangan biarkan adanya pronasi.)6. Posisi berdiri, tangan ke tembok. Jaga posisi tangan saat tubuh menuju kearahtembok. (Lengan dalam posisi abduksi 90 derajat dengan telapak tangan rataterhadap tembok.)G. Pergerakan Tangan1. Posisi duduk, ekstensi dari pergelangan tangan. (Pasien dalam posisi dudukdengan lengan bertumpu di meja. Terapis menempatkan cylindrical object(benda berbentuk silinder) pada telapak tangan pasien. Pasien diminta untuk

27mengangkat benda tersebut dari meja dengan cara mengekstensikan pergelangantangannya. Jangan biarkan adanya fleksi dari siku.)2. Posisi duduk, deviasi radius pergelangan tangan. (Terapis memposisikan lenganpasien mid pronasi supinasi, yakni, bertumpu pada sisi ulna, ibu jari sejajardengan lengan bawah, dan pergelangan tangan dalam posisi ekstensi. Jari-jarimenggenggam cylindrical object (benda berbentuk silinder). Pasien dimintauntuk mengangkat tangannya dari meja. Jangan biarkan adanya fleksi ataupunpronasi dari siku.)3. Posisi duduk, siku di samping, pronasi dan supinasi. (Siku tidak disangga danpada sudut kanan. Jangkauan gerakan yang diperbolehkan sebesar tigaperempat.)4. Posisi duduk, condong ke depan, ambil bola dengan diameter 14 cm (5 inchi)dengan kedua tangan, lalu letakkan ke bawah. (Bola harus diletakkan di mejapada jarak yang memerlukan ekstensi siku. Telapak tangan harus selalumenyentuh bola.)5. Posisi duduk, ambil gelas polystyrene dari meja dan letakkan di sisi meja yangmenyilang dengan tubuh. (Jangan sampai ada perubahan bentuk dari gelas.)6. Posisi duduk, Oposisi ibu jari terhadap setiap jari secara terus menerus, lebih dari14 kali selama 10 detik. (Mengetukkan ibu jari ke setiap jari secara bergantian,mulai dari jari telunjuk, Jangan sampai ibu jari bergeser dari satu jari ke jari lainatau terbalik arahnya.)

28H. Aktivitas Tangan Lanjutan1. Angkat bagian atas pulpen dan letakkan kembali. (Pasien meraih ke depansepanjang lengan, angkat bagian atas pulpen, lepaskan kembali ke bagian mejayang dekat dengan tubuh pasien.)2. Angkat satu jellybean dari sebuah gelas dan letakkan jellybean tersebut di gelaslain. (Cangkir teh berisikan 8 jellybean. Jarak kedua cangkir sepanjang lengan.Tangan kiri mengambil jellybean dari cangkir sebelah kanan dan melepaskannyapada cangkir sebelah kiri.)3. Gambar garis-garis horizontal berhenti pada sebuah garis vertikal, sebanyak 10kali, selama 20 detik. (Setidakya 5 garis harus meyentuh dan berhenti pada garisvertikal. Panjang garis kurang lebih 10 cm.)4. Pegang pulpen, buatlah titik-titik yang berurutan secara cepat pada selembarkertas. (Pasien harus membuat setidaknya 2 titik dalam setiap detik, selama 5detik. Pasien mengambil pulpen dan memposisikannya tanpa asistensi. Pulpendipengang seperti untuk menulis. Yang dibuat oleh pasien harus titik bukangaris.)5. Ambil satu sendok berisi cairan ke mulut. (Kepala tidak boleh direndahkankearah sendok. Cairan tidak boleh tumpah.)6. Genggam sebuah sisir dan sisir rambut dibelakang kepala. Bahu harus dalamposisi rotasi eksternal, dan abduksi setidaknya 90 derajat. Kepala harus tegak.

292.5 Faktor-Faktor Risiko Stroke Non HemoragikStroke non hemoragik memiliki berbagai macam faktor risiko yaitu :52.5.1 Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasia. UsiaDari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia semakin tua semakin besarpula risiko terkena stroke. Efek kumulatif dari penuaan pada sistemkardiovaskular dan sifat progresif faktor risiko stroke selama jangkawaktu lama secara substansial meningkatkan risiko stroke. Risiko strokemenjadi 2 kali lipat setiap dekade setelah melalui usia 55 tahun.b. Jenis kelaminSecara umum pada usia 35 hingga 40 tahun laki-laki lebih berisiko strokedibandingan dengan wanita namun pada usia diatas 85 tahun kejadianstroke justru sedikit lebih tinggi pada wanita. Secara keseluruhan, 1 dari 6wanita akan meninggal karena stroke, dibandingkan dengan 1 dari 25orang yang akan meninggal akibat kanker payudara, penggunaankontrasepsi oral dan kehamilan berkontribusi terhadap risiko stroke padawanita.c. Ras atau etnisKulit hitam dan hispanik Amerika memiliki risiko terkena stroke lebihbesar dibandingkan dengan kulit putih. Studi yang dilakukan oleh

30Atherosclerosis Risk In Communities (ARIC) menyatakan bahwa kulithitam memiliki risiko 38% lebih besar terkena stroke dibandingkan kulitputih.d. Riwayat keluargaJika ayah dan ibu memiliki riwayat stroke dapat berhubungan denganfaktor risiko stroke. Peningkatan risiko ini bisa dimediasi melalui berbagaimekanisme, termasuk heritabilitas genetik faktor risiko stroke, warisandari kerentanan terhadap efek dari faktor risiko seperti, familial berbagifaktor budaya / lingkungan dan gaya hidup. Risiko stroke lebih tinggihampir 5 kali lipat dalam prevalensi stroke pada monozigot dibandingkandengan dizigot kembar.2.5.2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasia. HipertensiSeseorang dengan tekanan darah tinggi mempunyai peluang besar untukmengalami stroke. Batas atas tekanan darah sistemik yang dapatditanggulangi oleh autoregulasi yaitu tekanan sistolik 200 mmHg dantekanan diastolik antara 110mmHG- 120 mmHg. Tekanan darah yangtinggi menyebabkan pembuluh darah sereberal berkonstriksi jika hal initerjadi berbulan- bulan atau bertahun – tahun akan terjadi hialinisasi ototpembuluh sehingga diameter pembuluh akan tetap kecil. Hal ini dapatberbahaya karena pembuluh tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi

31ketika tekanan darah naik maupun turun. Bila terjadi penurunan tekanandarah sistemik maka akan terjadi stroke non hemoragik akibat tekananperfusi kejaringan otak tidak adekuat.b. Penyakit jantungSeperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletakdi jantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan, makaaliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menujuotak. Secara keseluruhan, diperkirakan 20% dari stroke iskemikdisebabkan oleh emboli kardiogenik. Potensi sumber emboli jantungberhubungan dengan sampai 40% dari stroke yang tidak diketahuipenyebabnya di beberapa seri yang melibatkan populasi muda.Munculnya penyakit serebrovaskular erat kaitanya dengan penyakitjantung asimtomatis maupun simtomatis.c. Diabetus melitusPenelitian mengenai penyakit ini sudah cukup membuktikan bahwa kasusdiabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke. Diabetes ariatherosklerosis seperti stroke. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguanbiokimiawi karena insufisiensi insulin, penimbunan sorbitol dalam intimavaskular, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah. Padaakhirnya, makroangiopati diabetika ini akan menyebabkan penyumbatanpembuluh darah.

32d. ObesitasObesitas ( didefinisikan sebagai indeks massa tubuh [ BMI ] 30 kg/m2 )merupakan predisposisi penyakit kardiovaskular secara umum dan strokepadakhususnya.bertambahnya umurNamun,kenaikanprevalensiobesitasdengandan obesitas berhubungan dengan peningkatantekanan darah , gula darah , dan lipid darah . Atas dasar asosiasi ini saja ,tidaklah mengherankan bahwa obesitas akan berhubungan tianbesarmenunjukkan obesitas sentral , dibandingkan dengan BMI atau obesitasumum , lebih erat kaitanya dengan risiko stroke.e. DislipidemiaKolesterol LDL berfungsi membawa kolesterol darihati ke dalam sel. Jikakadar kolesterol ini tinggi dapat mengakibatkan terjadinya penimbunankolesterol didalam sel yang dapat memicu terjadinya pengerasan dindingpembuluh darah arteri yang disebut sebagai proses atherosklerosis.Sedangkan kolesterol HDL memiliki kerja yang berlawanan dengankolesterol LDL, yaitu membawa kolesterol dari sel ke hati. Kadar HDLyang rendah justru memiliki efek buruk, memicu timbulnya pembentukanplak di dinding pembuluh darah arteri.

33f. Terapi Pengganti HormonDampak dari terapi penggantian hormon pada wanita post menopausepada risiko stroke tampaknya netral , tetapi karena kurangnya studikontrol, kesimpulan yang pasti tidak bisa ditemukan . Sejak tahun 1980 ,telah ada setidaknya 18 penelitian yang diterbitkan pada subject inidengan pengecualian dari Framingham Heart Study , tidak terdeteksipeningkatan besar dalam risiko stroke dan beberapa melaporkan sedikitpenurunan ( tetapi sering tidak signifikan ) dalam risiko stroke.g. Anemia sel sabitPenyakit sel sabit adalah kelainan genetik dengan warisan dominanautosomal di mana produk gen abnormal adalah β - rantai diubah dalamstruktur hemoglobin . Meskipun manifestasi klinis sangat bervariasi ,biasanya timbul manifestasi awal kehidupan sebagai anemia hemolitikberat diselingi oleh serangan episode menyakitkan yang melibatkanekstremitas dan tulang , infeksi bakteri , dan infark organ , termasukstroke.h. NutrisiData mengenai hubungan status gizi / nutrisi berkaitan dengan stroke terbatas.Belum ada bukti bahwa penggunaan diet vitamin E atau suplemen C ataupenggunaan karotenoid tertentu secara substansial mengurangi risiko stroke.

34Namun analisis data dari Nurse’s Health Study mengatakan bahwa jikaseseorang meningkatka konsumsi buahnya 1 porsi perhari akan menurunkanrisiko strokenya sebesar 6%. Namun, tidak dapat di pastikan apakah efeknyahanya karena diet atau refleksi dari gaya hidup umum yang lebih sehat padaindividu-individu tersebut.i. Aktivitas fisikAktivitas fisik secara teratur memiliki manfaat yang baik untukmengurangi risiko kematian dini dan penyakit kardiovaskular . Efekmenguntungkan dari aktivitas fisik juga telah terbukti untuk stroke. CDC(Center for Disease Control and Prevention) menghimbau masyarakatAmerika untuk setidak-tidaknya berolah raga 30 menit sehari meskipunhanya aktifitas ringan seperti berjalan. Nurses ' Health Study danCopenhagen City Heart Study menunjukkan hubungan terbalik antaratingkat aktivitas fisik dengan insidensi stroke.j. MerokokPada tahun 2001 di Amerika telah dilakukan peneltian mengenai rokokdan stroke, ternyata merokok merupakan penyebab tunggal kejadianstroke non hemoragik. Risiko seseorang terkena stroke akan berlipatganda ketika orang tersebut merokok 40 batang sehari dibandingkandengan yang merokok 10 batang sehari. Begitu juga dengan wanitarisikonya justru lebih besar dibandingkan dengan pria yaitu 3:2. Merokok

tokrit,konsentrasi fibrinogen darah dan juga meningkatnya tekanan darah. Halhal diatas berikut yang menyebabkan agregasi butir-butir darahmeningkat sehingga aterosklerosis akan muncul lebih cepat dan diikutidengan munculnya plak pada arteria karotis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Stroke Defini stroke adalah disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark serebral, spinal maupun retina. Definisi infark pada susunan saraf pusat berdasarkan temuan neurologis, imajing a

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat