PENGARUH MODAL SOSIAL DAN MANAJEMEN TERHADAP

2y ago
26 Views
2 Downloads
363.27 KB
10 Pages
Last View : 3m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Konnor Frawley
Transcription

Jurnal Manajemen AgribisnisVol.6, No.2, Oktober 2018ISSN: 2355-0759PENGARUH MODAL SOSIALDAN MANAJEMEN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHAAGRIBISNIS DI SUBAK GEDEBUNGAN KAPAL KABUPATEN TABANANThe Influence Of Social Capital And Management Towards Agri Culture BusinessAt Subak Gede Bungan Kapal Tabanan RegencyNi Made Sukraeni Asih1), Wayan Windia2), Ni Wayan Sri Astiti3)1)Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas UdayanaStaf Dosen Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas Udayana2,3)Email: sukraeni asih@yahoo.comABSTRACTDevelopment in agriculture sector in Indonesia has some main agenda that is related with it’s contributiontoward poverty alleviation. On of the agenda is to develop economic activity in villages through agri cultureeconomic development. In order to achieve it, there are several substances that supporting the substances. One ofthe substances are social capital and agriculture management. The aims of this research are (i) to determine theinfluence of social capital towards the development of agriculture business at Subak Gede Bungan Kapal, (ii) todetermine the influence of social capital towards management in agri culture in Subak Gede Bungan Kapal, and(iii) to determine the influence of agriculture management toward the development of agriculture business inSubak Gede Bungan Kapal. To know what is the influence that is formed in the research, Smart PLS anddescriptive analysis is used in the data processing. Based on the Smart PLS analysis, some conclusion can bewithdrawn for instance (i) social capital influence positively and very significant towards agriculture businessdevelopment in Subak Gede Bungan Kapal Tabanan Regency, (ii) social capital influence positively and verysignificant towards agriculture management in Subak Gede Bungan Kapal, and (iii) management agricultureinfluence positively and very siginficant towards agriculture business development in Subak Gede Bungan Kapal.Based on the conclusion, suggestion that can be given is that the social capital in Subak Gede Bungan Kapal mustbe strengthen especially in changing the way the people think and widen the social network to advance thedevelopment of agriculture. The active role of every part in subak is really essential in developing agricultureactivity. Hence, it is necessary to conduct an agri culture management training in terms of agriculture businessactivity in which it will help to develop the income of the SubakKeywords: subak, social capital, management, agriculture developmentABSTRAKPembangunan di sektor pertanian di Indonesia memiliki beberapa agenda utama yang terkait dengan kontribusinyaterhadap pengentasan kemiskinan. Salah satu agendanya adalah mengembangkan kegiatan ekonomi di desa-desamelalui pengembangan ekonomi agribisnis. Untuk mencapainya, ada beberapa zat yang mendukung zat tersebut.Salah satunya adalah modal sosial dan manajemen pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) untukmengetahui pengaruh modal sosial terhadap pengembangan usaha pertanian di Subak Gede Bungan Kapal, (ii)untuk mengetahui pengaruh modal sosial terhadap manajemen dalam budaya pertanian di Subak Gede BunganKapal, dan (iii) untuk mengetahui pengaruh manajemen pertanian terhadap pengembangan bisnis pertanian diSubak Gede Bungan Kapal. Untuk mengetahui apa pengaruh yang terbentuk dalam penelitian, Smart PLS dananalisis deskriptif digunakan dalam pengolahan data. Berdasarkan analisis Smart PLS, beberapa kesimpulan dapatditarik misalnya (i) pengaruh modal sosial positif dan sangat signifikan terhadap pengembangan usaha pertanian diSubak Gede Bungan Kapal Tabanan Kabupaten, (ii) pengaruh modal sosial positif dan sangat signifikan terhadapmanajemen pertanian di Subak Gede Bungan Kapal, dan (iii) manajemen pertanian berpengaruh positif dan sangatsignifikan terhadap pengembangan bisnis pertanian di Subak Gede Bungan Kapal.Berdasarkan kesimpulan, saran yang dapat diberikan adalah bahwa modal sosial di Subak Gede Bungan Kapalharus diperkuat terutama dalam mengubah cara berpikir masyarakat dan memperluas jaringan sosial untukNi Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 62

Jurnal Manajemen AgribisnisVol.6, No.2, Oktober 2018ISSN: 2355-0759memajukan pembangunan pertanian. Peran aktif setiap bagian dalam subak sangat penting dalam mengembangkankegiatan pertanian. Oleh karena itu, perlu untuk mengadakan pelatihan manajemen agribisnis dalam hal kegiatanusaha pertanian di mana ia akan membantu untuk mengembangkan pendapatan Subak.Kata kunci: subak, modal sosial, manajemen, pengembangan pertanianPENDAHULUANLatar BelakangPembangunan sektor pertanian di Indonesia masihmenjadi sektor terpenting dari keseluruhanpembangunan ekonomi mengingat Indonesia yangsebagian besar wilayahnya merupakan kawasanpertanian. Pertanian selain memproduksi bahanpangan kebutuhan masyarakat, juga bisamenghasilkan produk pertanian yang bisa di eksporuntuk dapat menambah pendapatan petani dandevisa negara. Pada dasarnya pembangunan n pendapatan dan kualitas hidup petani.Oleh karena itu, harus dilaksanakan secaraberkelanjutan melalui pengembangan kemampuanpetani dalam mengelola usahataninya, agar selalumemiliki produktivitas yang tinggi, efisien, danefektif serta memiliki daya saing yang dapatmenjamin pendapatan dan kesejahteraan hidupkeluarganya secara berkelanjutanDi Provinsi Bali sektor pertanian adalah sektorutama yang sangat membantu . Pembangunanekonomi. Ini dikarenakan pertanian merupakanbagian yang integral dari pembangunan ekonomi,pertanian merupakan satu-satunya sektor sebagaipenghasil bahan makanan, baik bagi manusiamaupun hewan ternak. Di Bali sektor pertanianberkaitan erat dengan sistem subak, karena subakmengelola sistem irigasi di sektor pertanian, subakjuga mengatur pola dan jadwal tanam. sehinggasistem subak menjadi penunjang utama darieksistensi sektor pertanian di Bali bahkan sistemsubak dinilai memiliki peranan yang sangat nyatadalam proses pembangunan nasional melaluipengembangan kegiatan ekonomi subaknya.(Suyatna 1982).Kegiatan pembangunan pertanian di Bali yangdilakukan melalui organisasi subak sudah dilakukanhampir ke seluruh kabupaten yang ada di ProvinsiBali salah satunya adalah Kabupaten Tabanan.Salah satu subak yang telah memulai aktifitaskegiatan agribisnisnya di Kabupaten Tabananadalah Subak Gede Bungan Kapal. Subak iniberlokasi di Kecamatan Tabanan. Aktifitasagribisnisnya sudah dimulai sejak tahun 2005.Kegiatan agribisnis dimulai dengan adanyapemberian Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)dalam kegiatan peningkatan produktifitas padi danPTT oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan sertadiinisiasi juga oleh Balai Pengkajian TeknologiPertanian (BPTP) Provinsi Bali, dari bantuantersebut sudah terbentuk KUAT sebagai lembagapengerak ekonomi di Subak Gede Bungan Kapal.Keberhasilan suatu kegiatan pengembangan usahaagribisnis yang dijalankan dengan konsep usahakecil pada sektor subak memerlukan adanya peranmodal sosial dan manajemen di dalamnya agarsemua kegiatanya dapat berjalan dengan baik.Dimana modal sosial dan manajemen merupakanujung tombak dari suatu kegiatan agribisnis dalamsuatu kelompok masyarakat seperti subak.Modal sosial dalam kegiatan agribisnis berbedadengan istilah populer lainnya yaitu modal manusia(human capital). Pada modal manusia segalasesuatunya lebih merujuk ke dimensi individu yaitudaya dan keahlian yang dimiliki oleh seorangindividu. Pada modal sosial lebih menekankan padapotensi kelompok dan antar kelompok dengan ruangperhatian pada jaringan sosial, norma sosial dankepercayaan antar sesama yang lahir dari anggotakelompok dan menjadi norma kelompok dalammewujudkan kegiatan agribisnis. Modal Sosialsebagai sesuatu yang merujuk ke dimensiinstitusional, hubungan-hubungan yang tercipta, dannorma-norma yang membentuk kualitas dankuantitas hubungan sosial dalam masyarakat. Disinimodal sosial berperan dalam menjaga kepercayaanpetani dalam kegiatan agribisnis serta menjagakuantitas dan kualitas petani dalam menjalankankegiatan agribisnisnya pada sektor subak. Modalsosial dan manajemen yang baik di dalam suatupengembangan agribisnis subak dapat membantutercapainya harmonisasi dan keberhasilan daripengembangan usaha agribisnis.Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang di atas, secaraumum dapat dirumuskan masalah dalam penelitianini, di antaranya adalah sebagai berikut.1. Bagaimana pengaruh modal sosial terhadappengembangan usaha agribisnis di SubakGede Bungan Kapal?2. Bagaimana pengaruh modal sosial terhadapmanajemen agribisnis di Subak Gede BunganKapal?3. Bagaimana pengaruh manajemen agribisnisterhadap pengembangan usaha agribisnis diSubak Gede Bungan Kapal?Tujuan PenelitianMemperhatikan latar belakang dan rumusanmasalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.1. Mengetahui pengaruh modal sosial terhadappengembangan usaha agribisnis di SubakGede Bungan Kapal2. Mengetahui pengaruh modal sosial terhadapmanajemen agribisnis di Subak Gede BunganKapalNi Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 63

Jurnal Manajemen Agribisnis3.Vol.6, No.2, Oktober 2018Mengetahui pengaruh manajemen agribisnisterhadap pengembangan usaha agribisnis diSubak Gede Bungan KapalTINJAUAN PUSTAKAModal SosialModal sosial (social capital) dapat didefinisikansebagai kemampuan masyarakat untuk bekerjabersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, didalam berbagai kelompok dan organisasi (Coleman,1999 dalam Sedana 2013). Secara lebihkomperehensif (Burt 1992 dalam Sedana 2013)mendefinsikan, modal sosial adalah gan) satu sama lain dan selanjutnyamenjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanyabagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiapaspek eksistensi sosial yang lain. (Putnam 1995dalam Sudana 2013) mengartikan modal sosialsebagai features of social organization such asnetworks, norms, and social trust that facili-tatecoordination and cooperation for mutual benefit.Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu,dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaringankerja, sehingga terjadi kerjasama yang salingmenguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama.Manajemen AgribisnisManajemen Agribisnis adalah penerapan unsurunsur manajemen dalam organisasi agribisnis,sehingga aktivitas agribisnis dapat mencapai tujuanorganisasi, misalnya efisiensi alokasi sumber daya,biaya minimal, keuntungan maks produksi,memenangkan persaingan, perluasan wilayah dalamsatu sistem irigasi yang tergabung dalam satu wadahkoordinasi dapat dihindari. pemasaran dansebagainya. Manajemen agribisnis pada prinsipnyaadalah penerapan manajemen dalam sistemagribisnis.(Antara 2005)Pengembangan AgribisnisPengembangan Usaha Agribisnis Subak adalahkegitan pembangunan secara bertahap dan teratur ygmenjurus ke sasaran yg dikehendaki pada sektorpertanian melalui kegitan agribisnis. Dimanasasaran yang ingin diukur diantaranya tingkatkeuntungan, pembangunan, dan wujud daripengembangan usaha. pengembangan kelembagaandan SDM yaitu pengembangan organisasi danterciptanya hubungan baik bagi sesama petaniSubak maupun penyuluh.KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESISKerangka Konsep PenelitianPenelitian ini akan dilakukan untuk mengetahuipengaruh modal sosial dan manajemen agribisnisISSN: 2355-0759terhadap pengembangan usaha agribisnis di SubakGede Bungan Kapal Kabupaten Tabanan.Berdasarkan studi teoritik dan empirik maka dapatdisusun kerangka konseptual tentang variabelvariabel penelitian serta pengaruh maupunhubungan dari variabel tersebut. Modal soaial terdiridari tiga indikator yaitu kepercayaan, norma sosial,dan jaringan sosial.Manajemen agribisnis terdiri dari lima indikatoryaitu perencanaan usaha agribisnis dalam Subak,pengorganisasian usaha agribisnis dalam Subak,pengkoorganisasian usaha agribisnis dalam Subak,pelaksanaanusaha agribisnis dalam Subak,pengawasan usaha agribisnis dalam is terdiri dari lima indikator yaitudiantaranya berkembangnya kelembagaan dan sdm,berkembangnyausahaekonomisubak,berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasiusaha tani, terciptanya lapangan kerja, danmeningkatnyapendapatansubakmelauipeningkatan laba pada Koperasi subakHipotesis PenelitianBerdasarkan rumusan masalah, kerangka berpikirdan kerangka konsep penelitian yang telah diuraikansebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut.1. Terdapat pengaruh antara modal sosialterhadap pengembangan usaha agribisnisdi Subak Gede Bungan Kapal KabupatenTabanan.2. Terdapat pengaruh antara modal sosialterhadap manajemen agribisnis padausaha agribisnis di Subak Gede BunganKapal Kabupaten Tabanan.3. Terdapatpengaruhmanajemenagribisnis terhadap Pengembangan usahaagribisnis di Subak Gede Bungan KapalKabupaten Tabanan.METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan pada Subak Gede BunganKapaldi Kabupaten Tabanan.Populasi dalampenelitian ini adalah pengurus dan anggota Subak,Subak Gede Bungan Kapal. Jumlah responden yangdigunakan adalah 78 orang dari total keseluruhananggota sebanyak 350 orang. Anggota terdiri atasseluruh anggota subak yang aktif. Variabel yangdigunakan dalam penelitian terdiri atas variabelmodal Sosial (X1) yang terdiri dari kepercayaan(X1.1), norma sosial (X1.2), jaringan sosial (X1.3),manajemen agribisnis (X2) yang terdiri dariperencanaan usaha agribisnis dalam Subak (X2.1),pengorganisasian usaha agribisnis dalam subak(X2.2), pengkoordinasian usaha agribisnis dalamSubak (X2.3), pelaksanaan usaha agribisnis dalamSubak (X2.4), pengawasan usaha agribisnis dalamSubak (X2.5), dan pengembangan usaha agribisnissubak (Y) yang terdiri dari 5 indikator ya usaha, ekonomi subak (Y2),Meningkatnyainsentif berusaha tani melaluiNi Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 64

Jurnal Manajemen AgribisnisVol.6, No.2, Oktober 2018peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani (Y3),terciptanya lapangan kerja (Y4), dan meningkatnyapendapatan subak melaui pertambahan laba padaKoperasi subak. (Y5).Metode Analisis DataAnalisis data dilakukan secara kuantitatif dankualitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis SEM dengan PLS,sedangkan analisis kualitatifnya menggunakananalisis data deskriptif kualitatif.Analisis DeskriptifMetode deskriptif kualitatif merupakan metodepenyajian, analisis, penafsiran data yang ada dengantujuan mendeskripsikan suatu fenomena sosial yangdisertai interpretasi terhadap faktor-faktor yang adadilapangan. (Singarimbun dan Effendi, 1989 Datayang diperoleh kemudian didistribusikan dalamkategori berbeda-beda yaitu skor lima merupakannilai skor tertinggi sedangankan satu merupakannilai skor terendah Penentuan kategori dilakukanberdasarkan kelas-kelas interval tertentu denganmenggunakan rumus di bawah ini.i jarak / jumlah kelasMetode analisis SEM dengan PLSTeknik analisis yang digunakan adalah modelpersamaan struktural (Structural Equation Modeling– SEM) berbasis variance atau Component basedSEM, yang terkenal disebut Partial Least Square(PLS). PLS merupakan metode analisis yangpowerfull, oleh karena tidak mengasumsikan dataharus dengan pengukuran skala tertentu, jumlahsampel kecil, dan juga dapat digunakan untukkonfirmasi teori (Ghozali, 2008).Menurut Ghozali (2011) tujuan PLS adalahmembantu peneliti untuk tujuan prediksi. Modelformalnya mendefinisikan variabel laten adalahlinear agregat dari indikator-indikatornya. Weightestimate untuk menciptakan komponen skorvariabel laten didapat berdasarkan bagaimana innermodel (model struktural yang menghubungkan antarvariabel laten) dan outer model (model uknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residualvariance dari variabel dependen.349-60JumlahISSN: 2355-0759287835.8100Sebagian besar petani di Subak Gede Bungan Kapalberumur 37-48 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau53.8%. Kondisi ini menunjukkan bahwa secaraumum jika dilihat dari umur para responden,responden berada pada kelompok usia masihproduktif, yaitu usia dimana kemampuannya dalammenumbuhkan dan menerapkan modal sosial danmanajemen dalam kegiatan agribisnis di ubak akanlebih berhasil lagi karena masih besar potensi tenagakerja yang dimiliki dan produktivitas kerjanya dapatditingkatkan lebih tinggi lagi dalam menjalankankegiatan agribisnis dalam subak.Lama Pendidikan FormalTabel 2. Lama pendidikan formal )(%)Formal(Tahun)1 6002 6- 91924.353 9 – 124861.534 121114.12Jumlah78100Berdasarkan data diatas ditemukan bahwa rata-ratalama pendidikan formal petani sampel adalah 11.5tahun, dengan kisaran antara dari 6 tahun sampaidengan 16 tahun. Ini berarti bahwa lama pendidikanformal petani sampel di Subak Gede Bungan kapaladalah setara dengan hampir tamat SekolahMenengah Atas (SMA) dimana 61,53% respondenmemiliki lama pendidikan formal 9-12. Keadaanyang demikian ini memberikan konsekuensi bahwamasyarakat anggota subak lebih mudah untukdiberikan wawasan mengenai pengembanganagribisnis.Luas Penguasaan LahanTabel 3. Luas Penggunaan Lahan RespondenNoLuas 00HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik RespondenUmurTabel 1. Umur entase(%)10.453.8Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 3menunjukkan bahwa sebagian besar petani (78,20%) menguasai lahan sawah kisaran 20-27 are.Penguasaan lahan sawah di lokasi penelitian adalahrelatif sempit sehingga menjadi skala yang kurangmenguntungkan secara ekonomis untuk kegiatanpengembangan agribisnis utamanya pengembanganusahatani padi.Pekerjaan UtamaNi Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 65

Jurnal Manajemen AgribisnisVol.6, No.2, Oktober 2018Tabel 4. Pekerjaan Utama Petani2430.762Buruh ri SipilJumlah78100Berdasarkan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwasebagian besar pekerjaan pokok responden adalahsebagai petani yaitu 30.76%, kondisi inimenunjukkan bahwa responden yang memilikipekerjaan pokok sebagai petani akan lebihberpotensi mampu berperan aktif dalam kegiatanpengembangan usaha agribisnis karena ngkan dengan yang pekerjaan pokoknyabukan sebagai petaniHasil Analisis Smart PLSTabel 5. Koefisien Jalur StrukturalHubungan Antar VariabelModal Sosial (X1)- PengembanganAgribisnis(Y)Manajemen Agribisnis (X2)- Pengembangan AgribisnisModal Sosial (X1)- Manajemen AgribisnisKoefisien Jalur0.3250.5640.614Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat dibangun modelpersamaan hubungan regresi struktur yang terbentukantara konstruk eksogen dengan konstruk endogen,sebagai berikut:1. Y 0.325 X1 0,564 X22. X2 0,614 X1Gambar 1. Model StrukturalBerdasarkan hasil pada Gambar 5.1 diatas diketahuibahwa variabel modal sosial dan manajemenagribisnis terbukti berpengaruh positif dansignifikan terhadap pengembangan agribisnisdengan koefisien determinan (R2) sebesar 0.781.Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal sosialdan manajemen agribisnis mampu menjelaskanvariabel pengembngan agribisnis sebesar 78.1%,sedangkan sisanya sebesar 21.9% dijelaskan olehvariabel lain diluar model.ISSN: 2355-0759Berdasarkan analisis Smart PLS maka didapatkanhasil sebagai berikut.1. Pengaruh modal terhadap pengembanganagribisnisModal soaial (X1) terbukti berpengaruh positif dansangat signifikan terhadap pengembangan agribisnis(Y). Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien jaluryang bernilai positif sebesar 0.325 dengan t-statistiksebesar 3.948 (t-statistik 2.64). sehingga hipotesis1 (H1) : modal sosial berpengaruh positif terhadappengembangan agribisnis dapat dibuktikan.2.Pengaruh modal sosial terhadap penerapanmanajemen agribisnis.Modal soaial (X1) terbukti berpengaruh positif dansangat signifikan terhadap manajemen agribisnis(X2). Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien jaluryang bernilai positif sebesar 0.614 dengan t-statistiksebesar 7.590 (t-statistik 2.64), sehingga hipotesis2 (H2) : modal sosial berpengaruh positif terhadapmanajemen agribisnis dapat dibuktika.3. Pengaruh manajemen agribisnis terhadappengembangan agribisnisT–KeteranganManajemenAgribisnis (X2) terbukti adap3.948Positif Dan Sangat Signifikanpengembangan agribisnis (Y). Hal ini dapatditunjukkan oleh koefisien jalur yang bernilai positifsebesar 0.564 dengan t-statistik sebesar 8.270 (t8.270Positif Dan Sangatstatistik 2.64), sehingga hipotesis 3 (H3) :Signifikamanajemen agribisnis berpengaruh positif terhadap7.590PositifSangatpengembangan agribisnisDandapatdibuktikan.SignifikaPengaruh modal sosial terhadap pengembanganagribisnisBerdasarkan hasil analisis Smart PLS yangdilakukan untuk mengetahui pengaruh antara modalsosial menunjukan bahwa adanya norma-normaatau aturan-aturan yang diterapkan pada subak dankoperasi menjadi salah satu landasan yang harusdipatuhi oleh petani sebagai anggota subak dalamberaktivitas termasuk pengembangan agribisnisnya.Norma-norma ini mengikat seluruh anggota,pengurus subak dan koperasi di dalam kegiatanpengembangan agribisnis, yang selanjutnyamendorong petani untuk secara aktif berpartisipasidalam beberapa aktivitas agribisnis seperti layananpenyediaan sarana produksi dan Alsintan, layanankredit dan lain sebagainya. Penerapan norma sosialpada Subak Gede Bungan Kapal dalam menjalankankegiatan pengembangan agribisnisnya yang palingmenonjol yaitu setiap musim tanam jika ada anggotasubak yang tidak membayar saprodi beserta alsintanyang sudah anggota beli pada koperasi subak padamusim tanam sebelumnya maka anggota subaktidak akan diijinkan untuk mengambil saprodi danalsintan untuk kegiatan pertanianya untuk musimtanam selanjutnya sebelum pembayaran sisa hutangpada koperasi diselesaikan.Ni Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 66

Jurnal Manajemen AgribisnisVol.6, No.2, Oktober 2018ISSN: 2355-0759Aturan ini diterapkan oleh subak agar anggota subakdisiplin dalam kegiatan agribisnis subak yangdijalankan karena jika anggota subak tidak dapatdisipin maka pengembangan agribisnis yang telahberjalan dengan baik tidak dapat berlanjut lagikarena modal usaha yang terus berkurang akibatbanyaknya piutang yang belum terselesaikan olehanggota subaksosial yang tinggi di antara para petani, pengurussubak dan koperasi mendorong tumbuhnya motifmotif atau dorongan untuk mendukung kegiatanagribisnis seperti penyediaan sarana produksi danAlsintan, penyediaan kredit, pengolahan danpemasaran.Pengaruh manajemen agribisnispengembangan agribisnisSimpulanterhadapHasil analisis Smart PLS yang dilakukanmenunjukan manajemen agribisnis mbangan usaha agribisnis di Subak GedeBungan kapal. manajemen Agribisnis (X2) terbuktiberpengaruh positif dan sangat signifikan terhadappengembangan agribisnis (Y) hal ini menunjukkanbahwa subak pelaksana kegiatan agribisnis , pengorganisasian, pengkoordinasian,pengembangan dan pengawasan kegiatan usahanyadengan baik sehingga mencapai keberhasilan dalammelaksanakan pengembangan usaha agribisnis.Berhasil tidaknya kegiatan agribisnnis padadasarnya tergantung pada efektif tidaknyamenerapkan unsur-unsur manajemen oleh subakpelaksana. Apabila penerapan manajemen agribisniskurang dalam kegiatan pengembangan usahaagribisnis maka tingkat keberhasilan pun akanrendah.Menurut Downey dan (Erickson 1992 dalamDananjaya 2014) , agar setiap aktivitas mencapaikeberhasilan, maka memerlukan penerapan unsurunsur manajemen. Pada umumnya prinsip danpengetahuan manajemen sama untuk semua bisnis,namun yang membedakannya terletak pada senimenggunakan prinsip dasar manajemen untukmenjalankan bisnis.Pengaruh modal sosial terhadap penerapanmanajemen agribisnis.Dilihat dari hasil analisis Smart PLS dapat diketahuiModal soaial (X1) terbukti berpengaruh positif dansangat signifikan terhadap manajemen agribisnis(X2) hasil analisis ini menunjukan bahwa modalsosilal sangat penting peranya dalam pelaksanaanmanajemen agribisnis. Modal sosial pada subakdapat membentuk SDM yang berkualitas sehinggadapat menerapkan manajemen agribisnis i perilaku seseorang agar dapatmelakukan sesuatu atau memanajemen kegiatansecara maksimal sehingga subak menjadi lebihberhasil dalam menjalankan kegiatannya. Unsurunsur modal sosial sangat berkaitan terhadapkegiatan manajemen agribisnis penerapan unsurmodal sosial yang baik di antara para petani danpengurus subak dan koperasi telah memberikankecendrungan yang positif bagi mereka untuk a. Adanya tingkat penerapan modalSIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapatdiperoleh simpulan sebagai berikut1. Modal sosial pada Subak Gede Bungan kapalberpengaruh positif sangat signifikan terhadappengembangan usaha agribisnis pada SubakGede Bungan kapal Kabupaten TabananIndikator modal sosial yang paling dominanadalah norma sosial.2. Modal sosial berpengaruh positif sangatsignifikan terhadap manajemen agribisnis diSubak Gede Bungan kapal. Denganmenerapkan modal sosial secara baik makadapat mempermudahdalampenerapankegiatan manajemen dengan baik sehinggatercipta pengembangan agribisnis yang baikserta berkelanjutan.3. Manajemen agribisnis berpengaruh positifsangat signifikan terhadap pengembanganagribisnis di Subak Gede Bungan kapalKabupaten Tabanan. berhasil tidaknyakegiatan agribisnnis pada dasarnya tergantungpada efektif tidaknya menerapkan unsurunsur manajemen oleh subak pelaksana.SaranBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapatdiberikan beberapa saran sebagai berikut :1. Modal sosial yang dimiliki harus terus dijagadan semakin ditumbuhkan atau dikuatkan disubak terutama dalam mengubah pola pikirmereka dengan lebih luwes bergaul.2. Subak Gede Bungan Kapal harus memperluasjaringan sosial ke subak-subak sekitar sepertiSubak Cepik, Subak, Tajen, dan Subak Kelodaguna menunjang perluasan penjualan produkyang disediakan pada Koperasi subak.3. Subakharus meningkatkan kelembagaaanagribisnis yang sudah dimiliki didalam subaksehinggadapatberinovasidalammengembangkan usaha agribisnisnya sehinggakegiatan agribisnis yang dilakukan lebihberagam.4. Subak pelaksana kegiatan agribisnis harusdiberikan pelatihan manajemen agribisnismengenai pelaksanaan usaha agribisnis agarkegiatan-kegiatan agribisnis yang dilakukandapat membantu peningkatan pendapatansubak.5. Para pengurus subak harus diberikan n kegiatan agribisnis yang baikNi Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 67

Jurnal Manajemen Agribisnis6.Vol.6, No.2, Oktober 2018ISSN: 2355-0759agar benar-benar menguasai materi tersebutsehingga mampu memberikan pembinaanmaupun penyuluhan pada para anggota subakdalam menjalakan kegiatan agribisnis agarKUAT yang telah didirikan mampu berhasildan sukses.Penelitian ini masih memiliki berbagaikelemahan dan kekurangan, dinama penelitianini tidak membahas secara mendalam analisisekonomi pada pengembangan agribisnis diSubak Gede Bungan Kapal, oleh karenanyadipandang perlu dilakukan penelitian lebihlanjut dan lebih komprehensif mengenaianalisis ekonomi pada pengembangan usahaagribisnis di Subak Gede Bungan Kapal.UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terimakasih kepada PengurusSubak Gede Bungan Kapal Dosen dan StaffFakultas Pertanian Universitas Udayana, teman –teman, dan keluarga yang turut serta membantudalam penyelesaian penelitian.DAFTAR PUSTAKAAntara, 2005. Bahan Ajar Manajemen Agribisnis.Denpasar : Magister Agribisnis ProgramPasca Sarjana Universitas Udayana.Ghozali, I. 2008. Structural Equation ModelingMetode Alternatif dengan PartialLeast Square. Edisi 2. Semarang :Universitas Diponegoro.Ghozali, I. 2011. Structural Equation ModelingMetode Alternatif dengan Partial LeastSquare. Edisi 3. Semarang : UniversitasDiponegoro.Dananjaya, 2014.” Pengaruh Jiwa Kewirausahaandan Manajemen Agribisnis terhadapKeberhasilan Gapoktan Simantri diKabupaten Tabanan (Tesis). Denpasar n, M. dan S.Effendi (Editor), 1989.Metode Penelitian Sosial. Jakarta : n Agribisnis Petani PadaSistem Subak Di Bali”(Desertasi).Denpasar: Universitas Udayana,ProgramPascasarjana.Suyatna. 1982. Ciri – ciri Kedinamisan KelompokSosialTradisionaldiBalidanPeranannya dalam Pembangunan, Bogor:Fakultas Pasca Sarjana IPB.Ni Made Sukraeni, et al., Pengaruh. 68

2

Manajemen Agribisnis Manajemen Agribisnis adalah penerapan unsur-unsur manajemen dalam organisasi agribisnis, sehingga aktivitas agribisnis dapat mencapai tujuan organisasi, misalnya efisie

Related Documents:

teori manajemen secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian antara lain: a. Manajemen Ilmiah (1870-1930) b. Manajemen Klasik (1900-1940) c. Manajemen Hubungan Manusia (1930-1940) d. Manajemen Modern (dari 1940 sampai dengan saat ini). Konsep dasar manajemen menurut beberapa teori sebagai berikut: a. Teori Manajemen Ilmiah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KONTRAK PERKULIAHAN, SILABUS, RPS DAN SAP : MANAJEMEN . KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : MANAJEMEN Kode Mata Kuliah : FEB1006 Dosen : Semester : II 1. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas manajemen inovatif di masa sulit, sejarah dan evolusi teori manajemen, perkembangan ilmu manajemen, msdm, lingkungan dan budaya perusahaan, organisasi, mengelola .

A. Teori-teori sosial moden timbul sebagai tin& bdas kepada teori-teori sosial klasik yang melihat am perubahan rnasyarakat manusia dengan pendekatan yang pesimistik. Teori sosial moden telah berjaya menerangkan semua gejala sosial kesan perindustrian dan perbandaran. Teori sosial moden adalah lanjutan teori klasik dalam kaedah dan faIsafah. B. C.

PENGARUH ARUS PENGETAHUAN TERHADAP PENGUNGKAPAN . keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan, laba dilaporkan mungkin disesuaikan . perusahaan terhadap sosial dan lingkungan, pedoman untuk pengungkapan sosial dan lingkungan adalah ISO 26000 dan GRI-4 yang dikeluarkan oleh institusi Global Repoerting .

3. MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN Pengelolaan nilai perusahaan Pengelolaan strategi dan nilai perusahaan Sumber Keuangan Penganggaran modal lanjutan Manajemen tresuri dan modal kerja Merger, akuisisi, restrukturiasi dan divestasi Manajemen risiko keuangan meliputi tingkat suku bunga dan risiko lainnya Manajemen risiko keuangan meliputi perda-

Pengantar Manajemen Operasi Ir. Adi Djoko Guritno, M.S.I.E.,Ph.D. anajemen operasi merupakan salah satu ilmu inti dalam bidang manajemen, di samping manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia. Manajemen operasi berkaitan dengan transformasi

Organisasi, Perkembangan Teori Manajemen, Pengambilan Keputusan, Manajemen Operasi dan Produksi, Sistem Industri, Perancangan Tata Cara Kerja dan Ergonomi, Manajemen Kualitas, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sistem Informasi. Penulisan modu

Tourism 2020 is a whole-of-government and industry strategy to build the resilience and competitiveness of Australia’s tourism industry and to increase its economic contribution to Australia’s economy. When the Tourism 2020 goal was introduced, it was set at between 115 billion to 140 billion in overnight visitor expenditure, reflecting a range of scenarios, from holding market share to .