SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI Glycine

2y ago
23 Views
2 Downloads
251.31 KB
21 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

1SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI(Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATANSUKALUYU KABUPATEN CIANJUROleh :Nurnidya Btari KhadijahRita NurmalinaDEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAGEMENTINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

2SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI(Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATANSUKALUYU KABUPATEN CIANJUROleh :Nurnidya Btari Khadijah dan Rita NurmalinaDepartemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Management, Institut Pertanian BogorABSTRAKKedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki harga relatif murahdibandingkan bahan makanan sumber protein hewani. Adanya pemasaran kedelai polongmuda membuat ketersediaan kedelai polong tua berkurang di pasar. Tujuan penelitian iniadalah menganalisis fungsi pemasaran, kelembagaan, saluran pemasaran, struktur pasar,dan perilaku pasar; menganalisis marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntunganterhadap biaya; menghitung nilai tambah tahu, tempe, dan tauco. Metode analisis untuknilai tambah menggunakan metode Hayami. Pengambilan data menggunakan metodepurposive sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasarankedelai polong tua dan empat saluran pemasaran kedelai polong muda. Lembagapemasaran menjalankan fungsi pemasaran serta menghadapi struktur pasar yang berbeda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran III merupakan saluran yang relatif efisienuntuk saluran pemasaran kedelai polong tua. Saluran yang relatif efisien pada pemasarankedelai polong muda adalah saluran II. Hasil nilai tambah menunjukkan bahwa taucomemiliki rasio nilai tambah terbesar dibandingkan tahu dan tempe.Kata kunci: kedelai, marjin pemasaran, nilai tambah, saluran pemasaranABSTRACTSoy is a source of vegetable protein which has relatively lower price compared toother source from animal protein. The marketing of young soybean pods make theavailability of old soybean pods decrease in the market. The objective of this research isto analyze functions of marketing, the agency, marketing channel, market structure andmarket behavior; to analyze marketing margin, farmer’s share, and the ratio of benefits tocosts; to calculate value added of tofu, tempe, and tauco. Analysis method for valueadded was conducted with Hayami method. Collecting data was conducted withpurposive sampling method. This study shown that there are three marketing channels forold soybean pods and four marketing channels for young soybean pods. The marketingsystem institutions perform functions of marketing and face the different marketstructures. The result showed that the third channel was relatively efficient to distributeold soybean pods. The channel which is relatively efficient in the marketing of youngsoybean pods was channel two. The results of value added showed that tauco has thelargest value added ratio than tofu and tempe.Keywords : marketing channel, marketing margin, soybean, value added

3PENDAHULUANLatar BelakangSektor pertanian memiliki peranyang strategis dalam pembangunannasional dan pertumbuhan ekonomiIndonesia.Sektorinimampumenyerap sebagian besar tenaga kerjadiIndonesiadanmemberikankontribusi terhadap PDB nasional.Salah satu subsektor dalam sektorpertanian yang mempunyai peranstrategis adalah tanaman pangan yangmemberikan kontribusi paling tinggidiantara subsektor pertanian lainnya.Pemerintah telah menetapkan tigakomoditas utama dalam tanamanpangan yang menjadi prioritas nasionalselama tahun 2010-2014 yaitu padi,jagung, dan kedelai. Sektor tanamanpangan merupakan penghasil bahanmakanan pokok bagi pendudukIndonesia.Kedelai (Glycine max (L)Merill) merupakan tanaman panganyang penting setelah padi dan jagungserta memiliki kandungan gizi yangbaik. Kandungan protein dalamkedelai mencapai 35%, bahkan padavarietas unggul kadar proteinnyamencapai 40-43%. Jika dibandingkandenganberas,jagung,tepungsingkong, kacang hijau, daging, ikansegar, dan telur ayam, bahkan kedelaimerupakan satu-satunya leguminosayang mengandung semua asam aminoesensial (Cahyadi 2009). Kandungangizi serta protein yang tinggimenjadikan kedelai potensial untukdikembangkan di Indonesia. Beberapaargumententangpentingnyapengembangan kedelai adalah (1)pertambahan jumlah penduduk; (2)usaha tani kedelai melibatkan lebihdari dua juta rumah tangga petani; (3)peningkatan pendapatan masyarakatdankesadaranpentingnyamengonsumsi protein nabati; (4)perkembanganindustrimakananberbahan baku kedelai, seperti tahu,tempe, kecap, dan tauco; serta (5)perkembangan industri pakan yangsalah satu komponen utamanya adalahbungkil kedelai (Zakaria 2010).Kedelai merupakan sumberprotein nabati yang memiliki hargarelatif murah dibandingkan bahanmakanan sumber protein hewani.Masyarakat Indonesia mengonsumsibiji kedelai dalam bentuk olahan yaitumenjadi tahu, tempe, tauco, oncom,kecap, dan susu kedelai. Beberapakeuntungan pengolahan kedelai dapatdilihat dari segi kesehatan dan segiekonomi. Kedelai hasil olahanmemberikan keuntungan dari segikesehatan diantaranya adalah (1)meningkatkan kandungan gizi tersedia;(2) meningkatkan cita rasa; (3)menghilangkan komponen antigizi.Keuntungan dari segi ekonomi adalahdapat meningkatkan nilai tambahdengan cara mengolah kedelai menjadiproduk yang bervariasi (Warisno danDahana 2010).Olahan kedelai berupa tahu dantempe merupakan pangan utama yangdikonsumsiolehmasyarakatIndonesia. Tempe memiliki kandungangizi yang dapat memberikan pengaruhhipokolesterolemik,antidiarekhususnya karena bakteri E. pejugamemberikan sumber vitamin B12 danmenjadi bahan makanan yang baikuntuk kaum vegetarian sebagaipengganti daging. Tahu merupakanolahan kedelai yang bertekstur lunak,berwarna putih atau kuning dan

4memiliki kandungan gizi diantaranyakalsium, fosfor, dan zat besi. Olahankedelai lainnya adalah tauco yangdipakai sebagai penyedap rasa padamakanan karena baunya yang khas.Tauco mempunyai nilai gizi yangterdiri dari protein 10%, lemak 5%,dan karbohidrat 24% (Cahyadi 2009).Salah satu sentra produksikedelai di Kabupaten Cianjur berada diKecamatan Sukaluyu dengan produksipada tahun 2013 sebesar 1 190 ha.Desa Sukasirna merupakan desa yangberada di Kecamatan Sukaluyu dansebagian besar penduduk di desa inimemiliki mata pencaharian sebagaipetani dan membudidayakan tanamankedelai. Desa ini memiliki pengolahkedelai berupa tahu dan tempe.Sumber kedelai yang dipakai sebagaibahan baku berasal dari petani disekitar Desa Sukasirna. Taucomerupakansalahsatuprodukfermentasi tradisional dan termasukmakanan khas Kabupaten Cianjur.Pengolahan kedelai menjadi tahu,tempe, dan tauco diharapkan dapatmeningkatkan nilai tambah dan tingkatkeuntungan. Berdasarkan berbagaipenjelasan yang telah diuraikan,kedelaisangatpentinguntukdikembangkan. Komoditi ini dapatterus dikembangkan melalui sistempemasaran yang baik serta denganadanya proses pengolahan untukmeningkatkan nilai tambah.Perumusan MasalahBerdasarkan data Badan PusatStatistik dan Food AgricultureOrganization (2013), pada tahun 2012Indonesiamengimporkedelaisebanyak 1,9 juta ton. Tingginyapermintaan kedelai di Indonesiamembuat impor kedelai meningkat.Lonjakan importasi kedelai disebabkanpeningkatan konsumsi produk industrirumahan seperti industri tahu dantempe (Pusdatin 2013). Selain itu,penyebab terjadinya impor kedelaiakibat dari penurunan luas panenkedelai yang terjadi di duksikedelai hingga pada tahun 2013produksi dapat mencapai 807.568 tondengan produktivitas sebesar 14,57kuintal per hektar (BPS 2013).Turunnya jumlah produksi kedelaimembuatpemerintahmelakukanimpor kedelai ke Indonesia untukmemenuhi konsumsi kedelai di dalamnegeri. Kedelai yang dipasok keIndonesia berasal dari Amerika,Malaysia, Afrika Selatan, dan Chinadan mayoritas dalam bentuk kedelaisegar. Sebanyak 1.989.252 ton kedelaidiimpor dari Amerika pada tahun 2012(Pusdatin 2013). Harga kedelai yangmengacu kepada harga dolar Amerikaikut melambung. Kenaikan hargakedelai juga diakibatkan oleh masalahstok di pasar yang mengalamikekurangandanmeningkatnyaaktivitas spekulan.Produksi dalam negeri hanyamampu memenuhi stok kedelaisebanyak 700.000 ton sedangkankebutuhan kedelai dalam negeri bisamencapai 2,5 juta ton per tahun1.Besarnya konsumsi biji kedelai yangdiolah menjadi tahu dan tempe beradadi atas rata-rata konsumsi kedelaisegar. Pada tahun 2002-2012 hun.Rata-rata1Medan Bisnis. 2013. Bulog Dapat y.com/news. Hlm 1

5konsumsi tempe adalah sebesar 7,61kilogram/kapita/tahun. Bentuk olahankedelai yang lain seperti taucomemiliki rata-rata konsumsi yang lebihrendah dibandingkan konsumsi tahudan tempe yaitu sebesar 0,033%kilogram/kapita/tahun (Pusdatin 2013).Berdasarkaninformasihargakedelai di Desa Sukasirna, hargakedelai polong tua dari petani kepadapedagang pengumpul dan pedagangbesar di Desa Sukasirna pada tahun2013 berkisar antara Rp 6.000 perkilogram dan Rp 6.500 per kilogram.Sebaliknya harga yang harus dibayaroleh konsumen sebesar Rp 7.000 perkilogram. Harga kedelai polong mudayang dijual oleh petani ke pedagangpengumpul sebesar Rp 900 perkilogram. Harga yang harus dibayaroleh konsumen berkisar antara Rp4.500 per kilogram hingga Rp 5.333,33 per kilogram. Perbedaan hargakedelai yang terjadi ditingkat petanidengan konsumen cukup besarmengindikasikanbahwaterdapatpihak-pihak lembaga pemasaran yangmengambil keuntungan yang banyakdari sistem pemasaran kedelai di DesaSukasirna.Permasalahan lain yaitu adanyasistem pemasaran kedelai berupapolong muda dan polong tua. Kedelaipolong muda dikonsumsi olehkonsumen dengan cara merebusnyaterlebih dahulu. Kedelai polong tuadijual ke konsumen akhir yaitu pabrikpengolah kedelai seperti tahu, tempe,dan tauco. Penjualan kedelai polongmuda dilakukan untuk adalahberkurangnya ketersediaan kedelaipolong tua sebagai bahan baku tahudan tempe. Permasalahan tersebutdapat diatasi dengan adanya sistempemasaran yang baik serta denganadanya proses pengolahan untukmeningkatkan nilai tambah dan tingkatkeuntungan pada produk olahankedelai berupa tahu dan tempe yangdikembangkan di Desa Sukasirna sertatauco yang merupakan makanan makapermasalahan yang akan dikaji dalampenelitian ini adalah :1. Bagaimanasistempemasarankedelai polong tua dan polongmuda melalui pendekatan fungsipemasarandankelembagaan,saluran pemasaran, struktur pasar,dan perilaku pasar di DesaSukasirna, Kecamatan Sukaluyu,Kabupaten Cianjur?2. Bagaimana marjin pemasaran,farmer’s share, rasio keuntungandan biaya pada saluran pemasarankedelai polong tua dan polongmudadiDesaSukasirna,Kecamatan Sukaluyu, KabupatenCianjur?3. Berapa besar nilai tambah yangdapat diciptakan dari pengolahankedelai menjadi tahu, tempe, dantauco?Tujuan PenelitianBerdasarkan permasalahan yangtelah diuraikan sebelumnya, makatujuan penelitian ini adalah :1. Menganalisis sistem pemasarankedelai polong tua dan polongmuda melalui pendekatan fungsipemasaran dan kelembagaan,saluran pemasaran, struktur pasar,dan perilaku pasar di lokasipenelitian.

62. Menganalisis marjin pemasaran,farmer’s share, rasio keuntungandan biaya pada saluran pemasarankedelai polong tua dan polongmuda di lokasi penelitian.3. Menghitung nilai tambah yangdapat diciptakan dari pengolahankedelai menjadi tahu, tempe, dantauco.Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini dilakukan di DesaSukasirna,KecamatanSukaluyu,Kabupaten Cianjur. Analisis sistempemasaran yang dilakukan berfokuspada kedelai yang dipanen polongmuda atau polong tua serta tidaktermasuk kedelai yang dijadikanpakan. Responden dalam sistempemasaran ini adalah petani sertalembaga pemasaran yang terkait diDesa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu.METODE PENELITIANLokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di DesaSukasirna,KecamatanSukaluyu,Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasidilakukan secara sengaja (purposive)denganpertimbanganbahwaKabupaten Cianjur merupakan salahsatu sentra penghasil kedelai diProvinsi Jawa Barat. Alasan pemilihanlokasi di Kecamatan Sukaluyudikarenakan bahwa lokasi ini memilikiproduksi kedelai tertinggi. Waktupengumpulan data dilakukan padabulan Maret 2014 hingga Mei 2014.Jenis dan Sumber DataData primer diambil melaluiwawancara dengan petani ataulembaga pemasaran terkait, sertakuesioner yang diberikan kepadaresponden. Data sekunder yangdigunakan berasal dari buku, skripsi,dan data yang berasal dari internetserta instansi terkait seperti DinasPertanian Kabupaten Cianjur, BadanPusat Statistik, Buku Profil KecamatanSukaluyu, dan Buku Profil DesaSukasirna.Pengumpulan DataMetode pengumpulan datasistem pemasaran dilakukan melaluiwawancara terhadap petani yangmelakukan budidaya kedelai sertalembaga pemasaran yang terkait.Penentuan responden petani danlembaga pemasaran dilakukan secarapurposive sampling yaitu petani yangmelakukanbudidayakedelai.Penentuan sampel ini berjumlah 30orang dan secara teknis ditentukandenganmemintarekomendasiresponden pada enam kelompok tani diDesa Sukasirna.Pengumpulandatayangdilakukan pada lembaga pemasaranyang terkait yang terlibat sebanyak 14responden yang terdiri dari tiga orangpedagang pengumpul, tiga orangpedagang besar, dan tujuh orangpedagang pengecer. Pedagang besarmerupakan pedagang yang berada diPasar Ciranjang Cianjur, Pasar TUKemang Bogor, dan Pasar CibitungBekasi. Pedagang pengecer terdiri daritiga pedagang yang berjualan di sekitarDesa Sukasirna Cianjur, satu orangpengecer di Pasar Pamulang, dua

7orang pengecer di Pasar Bogor, satuorang pengecer di Pasar Cikarang, dansatu orang pengecer di Pasar Tambun.Metode pengumpulan data padaanalisis nilai tambah dilakukan secarapurposive sampling yaitu terhadappelaku usaha olahan kedelai menjaditahu, tempe dan tauco karena terdapatpengolah kedelai menjadi tahu dantempe di Desa Sukasirna. Taucodipilih dengan pertimbangan bahwatauco merupakan makanan khasKabupaten Cianjur.Pengolahan dan Analisis DataPengolahan dan analisis datadilakukan secara kualitatif dankuantitatif. Analisis secara kualitatifdigunakan untuk menganalisis fungsipemasaran dan kelembagaan, saluranpemasaran, struktur pasar, dan perilakupasar. Analisis kuantitatif untukmenghitungbesarnyamarginpemasaran,farmer’s share, rasiokeuntungan terhadap biaya, dan nilaitambah. Alat yang digunakan dalamanalisis kuantitatif adalah softwarekomputer yaitu Microsoft Excel 2007.HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Lembaga dan FungsiPemasaranLembagapemasaranyangterlibat adalah pedagang pengumpul,pedagang besar (grosir), pedagangpengecer dan pengolah kedelai.Lembaga tersebut dapat dijelaskansebagai berikut :1. Pemasaran kedelai di DesaSukasirna melibatkan dua jenispedagangpengumpulyaitupedagang pengumpul desa danpedagang pengumpul kecamatan.Pedagangpengumpuldesamenjual kedelainya ke pedagangpengumpul kecamatan.2. Pedagang besar yang terlibatdalampenelitianiniyaitupedagang yang berada di PasarInduk TU Kemang Bogor, PasarInduk Cibitung Bekasi, dan PasarCiranjang Cianjur.3. Pedagang eceran adalah pedagangperantara yang menjual kedelaidalam jumlah kecil secaralangsung ke konsumen akhir.Lembaga ini menerima kedelaidari pedagang besar dan terkadangdaripedagangpengumpul.Terdapat satu orang petani yangjuga berperan sebagai pedagangpengecer.4. Pengolah atau pabrikan dalamsistem pemasaran ini adalah pabriktahu yang berlokasi di DesaSukasirna. Penelitian ini berhentipada tingkat pengolah, oleh karenaitu dalam penjelasan saluranpemasaran, posisi pabrik tahu akandisejajarkan dengan konsumenakhir.Pendekatan fungsi pemasaranterdiri dari tiga jenis yaitu fungsipertukaran, fungsi fisik, dan fungsifasilitas.Fungsi Pemasaran di Tingkat PetaniFungsipemasaranyangdilakukan petani adalah fungsipertukaran, fungsi fisik, dan fungsifasilitas. Petani menjual hasil panenkedelai ke pedagang pengumpul desa,pedagang besar, danpabrik tahudalam bentuk polong tua. Penjualanbentuk polong muda dijual kepedagang pengumpul desa, pedagangpengumpul kecamatan, dan pengecer.Fungsi fisik yang dilakukan petani

8adalah penyimpanan, pengolahan danpengangkutan. Fungsi pengangkutanyang dilakukan oleh petani yangmenjual kedelai dalam bentuk polongtua ke pabrik tahu. Fungsi fasilitasyang dilakukan yaitu pengemasan,sortasi,pembiayaan,danpenanggulangan risiko.Fungsi Pemasaran di TingkatPedagang PengumpulFungsipemasaranyangdilakukan pedagang pengumpul yaitufungsi pertukaran, fungsi fisik, danfungsi fasilitas. Fungsi pertukaranmeliputi pembelian, penjualan, danpengumpulan. Pedagang pengumpulmengumpulkan dan membeli hasilpanen dari sawah petani. Penjualandilakukanterhadappedagangpengumpul kecamatan dan pabriktahu. Fungsi fisik yang dilakukanmeliputi penyimpanan, pengangkutan,dan pengemasan. Fungsi fasilitas yangdilakukanmeliputisortasi,pembiayaan, penanggulangan risiko,dan komunikasi.Fungsi Pemasaran di TingkatPedagang BesarFungsipemasaranyangdilakukan pedagang besar yaitu fungsipertukaran, fungsi fisik, dan fungsifasilitas. Fungsi pertukaran yangdilakukan adalah pembelian daripedagang pengumpul di KecamatanSukaluyu yang berasal dari KabupatenCianjur. Penjualan dilakukan olehpedagang besar ke pedagang pengeceryang datang langsung ke kios pasaruntuk membeli kedelai dalam bentukpolong muda. Kedelai dalam bentukpolong tua dijual oleh pedagang besarke pabrik tahu yang membeli langsungdi toko. Fungsi fisik yang dilakukanpedagangbesarmeliputipengangkutan, penyimpanan, danpengemasan. Fungsi fasilitas meliputipembiayaan, penanggulangan risiko,dan komunikasi.Fungsi Pemasaran di TingkatPedagang PengecerFungsipemasaranyangdilakukan oleh pedagang pengeceradalah fungsi pertukaran, fungsi fisik,dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaranmeliputi aktivitas pembelian danpenjualan.Pedagangpengecermembeli kedelai polong muda daripedagang besar dan dari petani.Penjualan yang dilakukan pedagangpengecer berlokasi di pasar tradisionaldi daerah Bogor, Ciputat, dan Bekasi.Fungsi fisik yang dilakukan adalahpenyimpanan, pengangkutan, danpengolahan. Fungsi fasilitas meliputipembiayaan dan penanggulanganrisiko. Pembiayaan dilakukan untukmodal dan pengangkutan. Risiko yangditanggung adalah penyusutan beratkedelai polong muda sehingga dapatmerugikan pedagang pengecer.Analisis Saluran PemasaranSaluran Pemasaran Kedelai PolongTuaKedelai yang dipasarkan dariDesa Sukasirna merupakan kedelaidalam bentuk polong muda dan polongtua sehingga saluran pemasarankedelai terdiri dari dua skema saluran.Penelitian ini berfokus pada petaniyang menjual hasil kedelai pada BulanOktober 2013 dalam bentuk polongtua. Jumlah kedelai polong tua yangdihasilkan oleh petani responden padaBulan Oktober 2013 adalah 5.775kilogram. Gambar saluran pemasaran

9polong tuaLampiran 1.dapatdilihatpadaSaluran Pemasaran ISaluran ini merupakan saluranterpendek yang dilalui yang dilaluilembaga pemasaran yaitu petanidengan pabrik tahu. Sebanyak tujuhorang (23,33%) petani menyalurkanlangsung hasil panen kedelai dalambentuk polong tua ke pabrik tahu yangberada di Desa Sukasirna. Jumlahkedelai yang mengalir melalui saluranpemasaran I adalah 3.400 kilogram(58,88%) dari total kedelai polong tuayang dijual oleh petani responden.Harga yang dibayarkan oleh pabriktahu kepada petani rata-rata Rp7.142,86.Saluran Pemasaran IISaluran pemasaran II melibatkanlembaga pemasaran yaitu petani,pedagang pengumpul desa, dan pabriktahu. Dari 30 orang petani responden,lima orang (16,67%) menyalurkankedelai polong tua ke pedagangpengumpul desa. Jumlah kedelaipolong tua yang disalurkan kepedagang pengumpul adalah 975kilogram (1,88%). Harga yangdibayarkan oleh pedagang pengumpulkepada petani rata-rata Rp 6.000.Pedagang pengumpul selanjutnyamenyalurkan keseluruhan kedelaipolong tua ke pabrik tahu di DesaSukasirna. Penjualan kedelai polongtua ke pabrik tahu dikenakan hargarata-rata Rp 7.000.Saluran Pemasaran IIISaluranpemasaranIIImelibatkan lembaga pemasaran yaitupetani, pedagang besar kabupaten, danpabrik tahu. Sebanyak tiga petani(10%) menjual hasil panen kedelainyake pedagang besar yang terletak diPasar Ciranjang dengan harga rata-rataRp 6.500. Jumlah kedelai polong tuayangdisalurkankepedagangpengumpul adalah 1.400 kilogram(24,44%). Pedagang besar lalumenyalurkan biji kedelai ke pengolahkedelai sebanyak 250 ton (50%). Bijikedelai sebanyak 250 ton (50%)disalurkan ke pedagang besar di luarKabupaten Jawa Barat yang berlokasidi Purwodadi. Kedelai yang disalurkansebagai benih untuk ditanam kembalidi Purwodadi.Saluran Pemasaran Kedelai PolongMudaKedelai dalam bentuk polongmudadipasarkanpadaBulanSeptember 2013. Jumlah kedelaipolong muda yang dijual pada BulanSeptember 2013 adalah 5,57 hektar.Saluran Pemasaran ISaluran ini merupakan saluranterpendek pada pemasaran kedelaidalam bentuk polong muda. Hanya adasatu (0,03%) petani yang terlibatdalam saluran ini. Petani tersebutlangsung memanen hasil kedelaimiliknya dan selanjutnya dijuallangsung ke konsumen dalam bentukkedelai rebus. Jumlah panen kedelaipolong muda yang ditanam di lahanseluas 0,2 hektar adalah 300 kilogram(3,59%). Harga kedelai rebus yangdijual adalah Rp 5.000 per kilogram.Saluran Pemasaran IISaluranpemasaraninimelibatkan lembaga pemasaran yaitupetani, pedagang pengecer, dankonsumen. Terdapat dua petani(0,03%) yang menjual hasil kedelainya

10sebanyak 1,1 hektar (19,75%) atau 800kilogram ke pedagang pengecer.Kedelai yang dijual ke pedagangpengecer dikenakan harga rata-rata Rp1.300 oleh petani. Kedelai rebus dijualke konsumen oleh pengecer denganharga Rp 5.000 per kilogram.Saluran Pemasaran IIISaluran pemasaran ini dilaluioleh petani, pedagang pengumpulkecamatan, pedagang besar luarkabupaten, pedagang pengecer, dankonsumen. Sebanyak tiga orang petani(10%) menjual hasil panennya kepedagang pengumpul kecamatan.Kedelai yang dijual adalah sebanyak0,85 hektar (15,26%). Harga jual ratarata yang diberikan petani adalah Rp900 per kilogramPedagangpengumpulkecamatan membawa kedelai polongmuda ke pedagang besar yang terletakdi Pasar Induk TU Kemang Bogor.Kedelai dijual dengan harga rata-rataRp 2.200 per kilogram. Selanjutnyapedagang besar menjual kedelaipolong muda ke pedagang pengecerdengan harga Rp 3.000 per kilogram.Harga jual rata-rata yang diberikanpedagang pengecer untuk konsumenadalah Rp 5.333,33 per kilogram.Saluran Pemasaran IVSaluran ini dilalui oleh petani,pedagang pengumpul desa, pedagangpengumpul kecamatan, pedagangbesar, pedagang pengecer, dankonsumen. Petani menyalurkan kedelaipolong muda sebanyak 3,42 hektar(61,40%). Jumlah petani yang terlibatdalam saluran ini adalah sembilanorang (30%). Harga kedelai yangdijual petani rata-rata adalah Rp933,33 per kilogram. Pedagangpengumpul desa selanjutnya menjualkedelai polong muda ke pedagangpengumpul kecamatan dengan hargaRp 2.000 per kilogram.Pedagangpengumpulkecamatan menjual kedelai polongmuda ke pedagang besar di PasarInduk Cibitung Bekasi. Harga kedelaiyang dijual adalah Rp 2.500 perkilogram. Pedagang besar menjualkedelai polong muda ke pedagangpengecer dengan harga Rp 3.500 perkilogram. Pedagang pengecer menjualkedelai polong muda ke konsumendengan harga Rp 4.500 per kilogram.Analisis Struktur Pasar.Struktur Pasar di Tingkat PetaniStruktur pasar di tingkat petanimengarah ke struktur oligopsonimurni. Jumlah petani lebih banyakdibandingkanjumlahpedagangpengumpul dan pedagang besar. Petanimenerima harga kedelai seperti yangsudah ditentukan oleh penentu harga.Komoditas yang diperjualbelikanhomogen. Beberapa petani menjualkedelai dalam bentuk polong tua ataupolong muda. Petani dapat denganbebas masuk dan keluar pasar. Prosespertukaran informasi juga terjadidiantara sesama petani maupun daripedagang. Kelompok tani yangdibentuk di desa ini mempermudahterjadinya proses pertukaran informasiantara petani.Struktur Pasar di Tingkat PedagangPengumpulStruktur pasar di tingkatpedagang pengumpul desa dankecamatan mengarah kepada strukturpasar oligopsoni murni. Jumlahpedagang pengumpul lebih banyak

11dibandingkan jumlah pedagang besarsebagai pihak pembeli. Prosespenentuan harga ditentukan olehpedagang besar walaupun ada yangmelalui sistem tawar-menawar hargakedelai. Pedagang pengumpul menjualkedelai dengan dua jenis yaitu polongtua atau polong muda.Akses keluar masuk pasarpada pedagang pengumpul jikadihadapkan dengan petani tergolongmudah karena pada umumnyapedagang pengumpul dapat membelikedelai dari petani mana saja.Hambatan keluar masuk pasar tinggijika pedagang pengumpul berhadapandengan pedagang besar karena sudahmenjadi langganan tetap walaupuntidak ada sistem kontrak dalamtransaksi pembelian dan penjualan.Pedagang pengumpul mengetahuiinformasi harga kedelai dari sesamapedagang maupun dari pedagangbesar.Struktur Pasar di Tingkat PedagangBesarStruktur pasar yang dihadapipedagang besar adalah oligopolimurni. Jumlah pedagang besar yangdiperjualbelikanhomogenyaituterdapat pedagang besar hanyamenjual kedelai polong tua danpedagang besar lain yang hanyamenjual kedelai polong muda.Pedagang besar berkedudukan sebagaiprice maker dibandingkan denganlembagapemasaransebelumnya.Akses keluar dan masuk di tingkatpedagang besar tergolong sulit karenadibutuhkan permodalan yang besar.Pedagang besar mengetahui informasiharga kedelai dari sesama pedagangmaupunmediainternetmengetahui fluktuasi harga.untukStruktur Pasar di Tingkat PedagangPengecerStruktur pasar pada tingkatpengecer cenderung ke arah oligopolimurni. Hal ini dicirikan oleh jumlahpedagang pengecer yang lebih ualbelikanhomogen yaitu kedelai dalam bentukpolong muda. Proses penentuan hargadilakukan oleh pedagang pengecer.Pedagang pengecer dapat denganmudah keluar dan masuk pasar karenaskala usaha yang lebih kecildibandingkan dengan pedagang besar.Informasi harga didapatkan darisesama pedagang pengecer maupunpedagang besar.Analisis Perilaku PasarSistem Penjualan dan PembelianSistempenjualanyangdilakukan oleh petani, pedagangpengumpul, pedagang besar, danpedagang pengecer dilakukan bebasdan tanpa kontrak. Penyerahan kedelaipolong tua dilakukan di pabrik tahu.Kedelai polong muda dibeli olehpedagang pengumpul di tempat petani.Pedagang besar melakukan pembeliankedelai di kios masing-masing.Pedagang pengecer membeli kedelai dikios pedagang besar.Sistem Penentuan Harga danPembayaranSistem penentuan harga yangdilakukan umumnya dilakukan olehlembaga pemasaran yang lebih i.

12Penentuan harga dan pembayaran padakedelai polong tua dan polong mudatidak mengalami perbedaan. Walaupunada beberapa lembaga pemasaran yangmenetapkan harga kedelai dengansistem tawar-menawar. Pembayarantunai dilakukan karena keseluruhanpenjualan dan pembelian dilakukandengan sistem lembagapemasaran didasari oleh hubungansaling percaya sehingga pembelian danpenjualan dilakukan dengan sistemlangganan. Bentuk kerjasama lainnyaadalah pendirian 8 kelompok tani diDesa Sukasirna. Kerjasama dalambentuk pertukaran informasi jugadilakukan oleh sesama petani, antarpetani dan pedagang, serta sesamapedagang.Analisis Marjin PemasaranMarjin pemasaran pada saluran Iadalah Rp 0 per kilogram, marjinpemasaran saluran II adalah Rp 1.000per kilogram, dan marjin pemasaranpada saluran III adalah Rp 500 perkilogram. Marjin pemasaran kedelaipolong tua dapat dilihat padaLampiran 3. Berdasarkan Lampiran 4,marjin pemasaran kedelai polongmuda pada saluran I adalah Rp 0 perkilogram. Marjin pemasaran padasaluran II adalah Rp 3.700 perkilogram. Marjin pemasaran padasaluran III dan IV adalah Rp 4.433,33per kilogram dan Rp 3.566,67 perkilogram.Analisis Farmer’s ShareFarmer’s share menunjukkanbesarnya bagian yang didapatkan olehpetani. Pada saluran pemasaran kedelaipolong tua, farmer’s share saluran Iadalah 100%, saluran II adalah85,71%, saluran III adalah 92,86%.Farmer’s share untuk kedelai polongmuda pada saluran I adalah 100%,saluran II adalah 26%, saluran IIIadalah 16,87%, saluran IV adalah20,74%. Nilai farmer’s share terbesarpada saluran pemasaran kedelai polongtua berada pada saluran I yaitu sebesar100%. Farmer’s share terbesar padasaluran pemasaran kedelai polongmuda berada pada saluran I yaitusebesar 100%.Analisis Rasio KeuntunganTerhadap BiayaRasio keuntungan terhadapbiayamenunjukkanbesarnyakeuntungan yang diperoleh masingmasing saluran dibandingkan denganbiaya pemasaran yang dikeluarkan.Rasio keuntungan terhadap biayatertinggi ada pada saluran IIpemasaran kedelai polong tua sebesar3,80 artinya setiap Rp 1 biayapemasaran yang dikeluarkan akanmenghasilkan keuntungan sebesar Rp3,80. Rasio keuntungan terhadap biayatertinggi pada saluran pemasarankedelai polong muda ada pada saluranII sebesar 9,57, artinya setiap Rp 1biaya pemasaran yang dikeluarkanakanmenghasilkankeuntungansebesar Rp 9,57. Terdapat perbedaanyang cukup besar antara rasiokeuntungan terhadap biaya padasaluran polong tua dengan polongmuda. Hal ini disebabkan pada saluranpemasaran polong muda terdapat biayapanen di tingkat pedagang pengumpuldan jumlah kedelai yang dijual lebihtinggi dibandingkan kedelai polongmuda.

13Nilai Tambah Produk OlahanKedelaiDasar perhitungan dalam nilaitambah ini menggunakan input sebesar12 kilogram kedelai sebagai bahanbaku. Rincian perhitungan dapatdilihat pada Lampiran 5. Hargasumbangan input lain untuk membuattahu sebesar Rp 127,5 per kilogram.Pembuatantempemembutuhkansumbangan input lain sebesar Rp 900per kilogram. Tauco membutuhkansumbangan input lain Rp 7.808,33 perkilogram.Pembuatan tahu memerlukan0,53 HOK. Pada pembuatan tempedibutuhkan0,25HOK.Taucomembutuhkan 3,75 HOK. Koefisientenaga kerja pada produk tahu sebesar0,04 yang artinya dibutuhkan 0,04HOK tenaga kerja untuk membuat 1kilogram tahu. Pada pembuatan tempe,nilai koefisien tenaga kerja adalah 0,02HOK. Nilai koefisien tenaga kerjapada tauco adalah 0,31 HOK.Output rata-rata yang dihasilkandalam kedelai menjadi tahu adalah 40kilogram tahu. Rata-rata output padapembuatan tempe adalah 30 kilogram.Tauco menghasilkan 36 kilogram.Pada tahu faktor konversi adalahsebesar 3,33, tempe sebesar 2,5, taucosebesar tiga. H

2 SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR Oleh : Nurnidya Btari Khadijah dan Rita Nurmalina Departemen Agribisnis,

Related Documents:

Modul 1 Konsep Pemasaran dan Proses Manajemen Pemasaran Drs. M. Tjiptadi M odul 1 ini akan membahas konsep pemasaran dan proses manajemen pemasaran. Pokok bahasan yang akan diulas, antara lain (1) konsep pemasaran yang menyangkut tentang pengertian pemasaran, keadaan permintaan dan tugas-tugas pemasaran, pengertian konsep pemasaran,

sistem organ, kelainan dan penyakit. Sistem – sistem pada manusia dan hewan 1. Sistem pencernaan 2. Sistem ekskresi 3. Sistem pernapasan 4. Sistem peredaran darah 5. Sistem saraf dan indera 6. Sistem gerak 7. Sistem imun 8. Sistem reproduksi 9. Keterkaitan antar sistem organ dan homeostasis 10. Kelain

Pembiayaan pemasaran adalah penyediaan dan investasi modal terhadap produk dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses pemasaran. Besar kecilnya biaya pemasaran (produk pertanian) TERGANTUNG DARI besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalm proses pemasaran

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN USAHA INDUSTRI TAHU DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : GISKA RIZKY AULIA 080304012 AGRIBISNIS Skripsi Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumate

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

bagaimanakah penerapan sistem informasi pemasaran yang dijalankan oleh Bank Nagari dalam melakukan aktivitas bisnis. Oleh karena itu, penulis memilih judul laporan,"Penerapan Sistem Informasi Pemasaran Pada Bank Nagari". 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan sistem informasi pemasaran pada Bank Nagari dalam memajukan perusahaan? 2.

Pembelian online dilakukan mungkin dipengaruhi oleh bauran pemasaran. Konsep bauran pemasaran secara tradisional (traditional marketing mix) terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Sedangkan untuk pemasaran jasa (non-traditional marketing mix) terdapat 3P yaitu orang, bukti fisik dan proses. Bauran pemasaran jasa akan

Am I My Brother's Keeper? is a project by British artist Kate Daudy, who has transformed a large UNHCR tent; previously home to a Syrian refugee family in Jordan’s Za’atari camp into a participatory art installation focussing on the concepts of home and identity. During the year and a half she spent researching the project, Daudy visited refugee camps in Jordan. There and across Europe and .