ILMU - Universitas Negeri Yogyakarta

2y ago
15 Views
2 Downloads
9.86 MB
69 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

ILMU PENDIDIKANLandasan Filosofis, Rujukan Teoretik, dan Terapannya

Perrrd'rsflaryantoSwvarjoCepiSafruddin A.J.SujanivoWahyonoBudiningsihS. BayuC. AsrihiAchmad DardiriDwi SiswoyoArif RohmanRukiyatiAnwar SenenPujiriyantoNur AzizahAliMustadiL. Andriyani Purwastutilka Budi MaryatunPenerbit:UNY Press,Kompleks Fakultas Teknik UNY, Kampus Karangmalang, Yogyakarta,Kode Pos 55281, Telp. (0274) 589346, email: unypress.yogyakarta@gmail.comLayout dan Desain Sampul:JuarismanEditorTata Bahasa:Dian WahyuningsihNovi TrilisianaCetakan:1.Yogyakarta,2018

Asalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rohmatdan hidayah-Nya kepada kita. Sebagai pimpinan UNY, saya selalu mengajak semuacivitas akademika untuk terus berkarya dalam rangka mewujudi an visi UNY, menjadiuniversitas kependidikan unggul, kreatil dan inovatif berlandaskan ketaqwaan,kemandirian, dan kecendekiaan pada tahun 2025.Dalam memperingati Dies Nathalis ke-54, Alhamdulillah kita dapatmenyelesaikan satu karya inovasidalam ilmu pendidikan, yaitu buku llmu Pendidikan(Landasan Filosofis, Rujukan Teoretik, dan Terapannya) yang dapat dijadikan rujukandalam memahami konsep dan makna ilmtl pendidikan secara komprehensif'Pendidikan merupakan upaya strategis dan humanis untuk memanusiakan manusiaagar dapat mengembangkan potensinya secara komprehensif. Dalampendidikan, peserta didik dipandang sebagai subjek aktif yangprosesmembangun(construct) pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Tujuan proses pendidikanuntuk mencapai "o fully functioning pe on" yaitu suatu bentuk kepribadian yangmencapai kematangan optimal. Dalam buku inidipaparkan konsep ilmu pendidikansecara komprehensif yang diawalidari paradigma ilmu pendidikan, landasan filosofisilmu pendidikan, kajian teoritis, dengan dilengkapi analhis terapan multidisiplin ilmupendidikan dari perspektif manajemen pendidikan, pendidikan luar sekolah,pendidikan berkebutuhan khusus, bimbingan dan konseling, teknologi pendidikan,pendidikan dasar, kebijakan pendidikan, dan pendidikan anak usia dini.Saya menyampaikan penghargaan danterima kasih kepada Dekan Fakultasllmu Pendidikan dan tim penyusun yang telah menyumbangkan waktudanpikirannya dalam menyusun Buku llmu Pendidikan secara sistematis danlil

komprehensif. Semoga Allah SWT meridhoidan buku ini &patmemberikan manfaatdan sumbangan dalam penerapan ilmu pendidikan dilndonesia.Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Yogyakarta,2l Mei 2018Rektor UNY,Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd.tv

Asalamu'alaikum warahmatullahi wabara katuh,Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat danhidayahNya kepada kita semua sehingga penulisan buku llmu Pendidikan dapatterselesaikan. Buku llmu Pendidikan ditulisatas kepedulian Fakultas llmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta, terhadap minimnya buku referensi tentang. ilmupendidikan. Penulisan buku ini momennya pas, karena bertepatan dengan DiesNatalis ke-54 UNY yang bertema "lnovasi Berkelanjutan untuk Pendidikan".Buku llmu Pendidikan (Landasan Filosofis, Rujukan leoretik,danTerapannya) memiliki perspektif kekinian dan menyeluruh sebagai produk keilmuanpara akademisikampus FIP UNY. Tersusunnya buku inidiharapkan menjadi pencerahbagi pengembangan ilmu pendidikan dari penpektif paradigma, landasan filosofis,juga sebagaiteoretis, dan analisis terapan ilmu pendidikan. Tersusunnya buku iniperuujudan visi FIP uNY, yaitu "menjadi pusat pencerahan dan pembaharuanpendidikan berbasis ketaqwaan, kemandirian, kecendekiaan, dan benrvawasankebangsaan".Perkembangan ilmu pendidikan saat ini berada dalam suatu kondisi yangsangat berbeda dengan masa sebelumnya. Kehadiran teknologi begitu masifmempengaruhi semua sektor kehidupan, tidak terkecuali terhadap perkembanganilmu pendidikan. Pola interaksi pedagogik yang dibangun mengalami perubahanyang sangat signifikan. Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini memaksa duniapendidikan mereformasiteori pendidikan yang sudah sekian lama dianut dan tidakinibanyak mengalami perubahan dibanding dengan keilmuan sosial lainnya. Bukumen(oba memberi tawaran terhadap pengembangan ilmu pendidikan dari sisiparadigma, filosofis, teoretis, maupun analisis terapannya. Buku ini bukanlah sebuahpengembanganresep melainkan sebuah buku rujukan yang dapat digunakan untukilmu pendidikan dari perspektif paradigma positivistik, konstruktivistik, dan kritis.

Setiap paradigma dielaborasi dari perspekif filosofis, teoretik, dan analisisterapannya.Tersusunnya bukuini mengalamiproses diskusi dan perdebatan yangpanjang, mulai dari identifikasi pikiran kritis daripara ahli pendidikan lndonesia yangsengaja dihadirkandiUniversitas Negeri Yogyakarta. Atas dasar hasil diskusitersusunlah kerangka buku yang kemudian'ditulis oleh anggota tim sesuai dengankeahliannya. 0leh sebab itu pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikanpenghargaan dan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. RektorUNY yangtelah mendorong dan memfasilitasiterbitnya buku ini. Penghargaan danterimakasih juga saya sampaikan kepada para penulis atas waktu yang dicurahkanserta ide gagasan yang terwujud dalam tulisan yang tersusun dalam buku llmuPendidikan. Semoga karyaini menjadi tonggak bergeliatnya kembali keilmuanpendidikan dengan perspektif baru.Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Yogyakarta,2l Mei 2018Dekan FlP,Dr. Haryanto, M.Pd.VI

Menggunakan kajian komprehensif untuk melihat berbagai fenomenapendidikandilndonesia memerlukan instrumen iengkap dimulai dari levelparadigma, persepekif, teori, konsep, dan pilihan metodologi. Artinya, agarmendapatkan penjelasan, jawaban, dan bahkan tawaran solusi yang tepat jikamemang menghendaki perubahan ke arah progres, maka perlu secara runtutsistematis argumen-argumen yang dibangun sejak level paradigma hingga pilihanmetodologinya. Dengan kata lain, upaya memperoleh penjelasan dan perubahansignifikan dalam dunia sosial, khususnya fenomena pendidikan, menuntut logikaberpikir konsisten sejak dari paradigma yang dipilih hingga pilihan metode danbahkan juga pilihan terminologi konseptualistiknya,Setiap penjelasan mengandaikan suatu paradigma tertentu, katakanlahsuatu gugusan pengetahuan yang masuk akal. Begitu pun dalam menjelaskanfenomena pendidikan lengkap dengan berbagai kompleksitasnya, maka perlumenggunakan paradigma tertentu. Karena itu buku ini akan dimulai dari diskusitentang paradigma dalam tradisi ilmu sosial, yang secara konseptual merujuk padaThomas Kuhn dan secara praktis merujuk kategorisasi Yvonna 5. Lincoln dan Egon G.Guba. Secara rinciakan diuraikan dalam bab pertama buku inidengan mengaitkan isuaktual pendidikan di lndonesia.Kemudian pada bab 2, buku'ini akan menguraikan landasan filosofis ilmupendidikan dengan mengeksplorasi pemikiran para filsuf yang selama ini telahdikenaldalam perkembangan ilmu pengetahuan. Diskusiakan dimulaidaripemikiranfilsafat positivistik dan postpositivisme dari sekolah Wina dan Popper, kemudianekistensialisme Satre, fenomenologi Husler, hermeunetik Heideger danSchleiermarcher, pragmatisme John Dewey, psikoanalis Freudian, dan filsafat kritisyang menguraikan pemikiran Hegel dan Marx, serta pemikir Sekolah FranKurt,Habermas, hingga para pemikir poststrukturalis. Bab ini juga akan menguraikanvlt

pemikiran psikoanalisis Freudian sertaberhavioris skiner. Tidak kalah penting jugapemikiran filsafat pancasila, mulaidarisoekarnohingga pemikir kontemporer.0leh karena buku ini juga berusaha mengkontekstualisasikankondisi sosio kulturaldidenganlndonesia, maka juga dibahas landasan filosofis yangbersumber dari Pancasila. Hanya saja pancasila disini sebagai dokumen moralistik,sehingga ditempatkan pada posisi terbuka dari berbagaitafsir oleh para pemikir dantokoh pendidikan, seperti Bung Karno, Mohammad Hatta,Ki Hadjar Dewantara,Driyarkara, dan juga Buya Hamka. Tentu saja dengansegala keterbatasan sumberyang dirujuk, tafiir dari para pemikir tersebutharus dirajut ulang untuk mengaitkandengan isu dan persoalan aktural kekinian.Selanjutnya pada bab 3 akan mengeskplorasipemikiranteoretikyang lazimdigunakan dalam ilmu sosial mulai daritradisiteoripositivistik,konstruktivistik, danteori kritis. Harapannya ini akan bisa menjadi rujukanbagi ilmu pendidikan, bukansaja dalam upaya memberikan penjelasan teoretik,tetapisekaligus memberipeluanguntuk pengembangan diri secara rintas-disiplin. Argumenini berangkat darikesepakatan pertemuan guru besar irmu pendidikanseluruh lndonesia bahwa ilmupendidikan bersifat terbuka, karena itu perlukontribusidariilmu lain, khususnya ilmusosialdan psikologi.bab 4 akan menguraikan ilmu pendidikan itu sendiri, yangsudahmengambilposisiparadigmatilc telah mendapatkanlandasan filosofis, dan sekaligustelah mendapat kontribusi dari ilmu sosialpsikologi.danDi sini akan dieksprorasiherbagai pemikiran dalam ffiilhh:.0smikian Fn,mutai yang berparadigmakonstruktivistik, hingga paradigma kritis.Juga disinggungsekilastentangpemikiran ilmu pendidikan yang non-diterministilt,artinya yang tidakposisi secara tegas terhadap posisi paradigmatikmaupun teoretikpula dalam bab ini akan dibahas pemikinn itmu pendidikanmuujuk pada para pemikir terdahuru seperti Ki Hadjar Dewantara,ffi,h5rrwijaya,Mochtar Buchori, dan juga Daudyusuf.vilt

Akhirnya pada bab 5 merupakan uraian komprehensif ilmu pendidikanberbasis program studi yang ada di FIP UNY. Akan tetapi uraian ini sudah satu alurpemikiran dengan rujukan pada bab sebelumnya sehingga buku ini menjadi satupemikiran logis dan komprehensif yang bisa menjadi rujukan bagimahasiswa, dosen,dan pembaca pada umumnya. Tentu saja oleh karena buku ini ditulis secara tim, disani-sini masih menyisakan lubang dan berbagai kekurangan. Namun demikian, ditengah makin langkanya rujukan paradigmatik, filosofis, dan teoretik, barang kalibuku ini bisd menjadisalah satu alternatif yang menjanjikan. Selamat membaca.Koordinator Tim5. Bayu Wahyonotx

Pengantar RektoriltPengantar DekanvKata PengantarviiDaftar lsixiBAB I. PItIHAl{PARADIGMA DALAM ItMU PENGETA}IUANS.Boyu WahyonoPengertian Paradigma1Paradigma Positivistik3Paradigma Konstruhivistik7Paradigma Kritis.11Paradigma Krith dalam Pendidikan15Pendidikan Kritis19Relevansi Pendidikan Kritis .21Daftar pustaka29BAB II. TANDASAN FITOSOTIS DATAM ILMU PENDIDIKAN.Filsafat Positivisme dan Postpositivisme .,.31RukiyatiFilsafat Eksistensialisme .L. An d riyan i P u44nvostuti64Filsafat PragmatismeAchmod Dordiri76Filsafat Psikoanalisis FreudianSuworjoFilsafat Pancasila83DwiSbwoyoDaftar pustaka115BAB III. RUJUKAiI TEORI SOSIAT ILMU PENDIDIIGN .122S.Boyu WahyonoTeori-teori Sosial Strukturalh-0bjektivis125Teori Sosial Mikro-Subyektif .135XI

pFu".Kritik terhadap ManianKritikterhadap PositivismeDaftar pustaka157Ieori KritisBABIV.IIMU161170PENDIDIKANArif RohmonKonstruktivistik.llmu PendidikanHoryantoTeori Kritis dan Praksis Pendidikan diS.159BoyuWahyonollmu woyoBAB V.ItMU PENDIDIKANTERAPANPendidikanl.Pendidikan Non Formal.Manajemen259Cepi Sofruddin A.286SuiorwoPendidikan Berkebutuhan Khusus'.308Nur AzizohSuwarjoTeknologiPendidikan.dlnPendidikan Dasar .,.donKebijakan PendidikanPendidikan Usia DiniDaftar pustakaBiodata PenulisPuiiriyantoAti Mustadi333C. Asri Budiningsih373Anwor Senen403Arif Rohman don Dwi SiswoYo436lko Budi Moryotunxil457472

BAB IVILMU PENDIDIKANILMU PENDIDIKAN POSITIVISTIKArif RohmonMunculnya ilmu pendidikan positivistik sebenarnya tidaklepas dari perjuangan yang dilakukan oleh para ahli dalammenemukan jati diri ilmu pendidikan, setelah dalam waktu lama dibawah pengaruh ilmu filsafat. Ada banyak tokoh yang telah berjasaikut mewujudkan sosok ilmu pendidikan positivistik ini. Oleh karenaitu paparan pada sub bab ini akan dipilah menjadi dua bagian, yaitu:(1) Sekilas munculnya ilmu pendidikan positivistik dan (2) teori ilmupendidikan positivistik, (3) lmplikasinya dalam pendidikan anak disekolah.A. Sekilas Munculnia llmu Pendidikan Positivistik'sejarahilmu pendidikan sesungguhnya telah lama adanamun masih berakar pada ilmu filsafat. Kita semua tahu bahwafilsafat memiliki ciri berfikir kritis, sistematis, spekulatif, holistik,radikal atau tuntas. Apalagi filsafatnya Plato, Hegel, Descartes, danlain-lain yang menolak metode induktif-empiris serta menekankanmetode spekulatif dengan meragukan segala sesuatu secarauniversal untuk lebih mengakui ide bawaan (innate idea) yangpnya memili ki kebenaran u niversaldengan aksioma self evident truths. Oleh karena ilmu pendidikanberakar pada ilmu filsafat dengan ciri sebagaimana disebut, makabersifat intuitif seh i ngga d ianggailmu pendidikan lebih banyak berkembang sebagaiilmu spekulatif.Namun demikian, dalam perjalanannya banyak ilmupengetahuan yang sebelumnya berada dalam naungan filsafatsecara pelam-pelan melepaskan diri mengembangkan metode173

empirik sehingga rebih bercoraksaintifik. ,mu pengetahuan aramyang pertama ka i merepaskan diri da ri fi rsafat, kemudLnd isusu r orehilmu pengetahuan sosial, pada akhirnyailmu pendidikan jugamengikuti jejak keruar dari firsafatdan menjerma menjadi ilmurberdiri sendiri yang lebih bercorakempirik.Ketika irmu pendidikan masihdaram bayangan irmu fitsafat,para tokoh sejak jamansocrates, diranjutkan oreh prato,Aristoteres,dan kemudian Thomas Aquinas,mereka telah mengembangkangagasan-gagasan spekuratifirmu pendidikan daram ,a,igta mencaridan menggali ide-ide yang tepattentang bagaimana cara mendidikanak yang baik. Mereka menggarigagasan dan konsep mendidikanak dengan caranya yang khas yaitukritis, abstrah dan spekulatif.Namun demikian oreh karenamereka berfikir dengan pendekatanfilsafat untuk memperoleh kebenaran,maka tetap sajapemikirannyarasional subjektif.hasitEra baru kemandirian irmu pendidikanmurai adatitik terangketika muncur tokoh-tokoh pendidikmodern seperti Jean JacquesRousseau (1712-177g), )ohannpestalozziHeinrich(1746 1g27),Johann Friedrich Herbart (1776 1841),John Dewey (1g59 1952),Maria Montessori (1g70-1952),John Broadus Watson (1g7g 1g[g),Edward Lee Thorndike (1g74 1949), lvan petrovich pavlov (1g4g1936), Max Wertheimer (1880 1943),dan Jean piaget CIr*-tiliunculnya tokoh-tokohtersebutterah mengubah corak irmup'endidikan yangsemura merekat dengan firsafalsehinggabercorakufiekulatifkemudian pelan pelan neruUanmenemukan jati dirinyarebih berco rak positivistik. Aparag i setera h berkem ban gkanfumam positivisme diEropa yang dipelopori olehAuguste Comtel 'rr'98-i852), irmu-ilmu yangada termasuk irmu pendidikanseorahmmmennukan jatidirinya yang lebih positivistik.mr'enjadiPemikiran positivisme Augustecomte berintikan padaNilntilngnya cara berfikirsaintifik yung *.nggantikan caraberfikirffi*u,hE,k dan metafisik.Menurut iora", dengan cara inirahffifiri*@*gan umat manusia tentangaram semesta dapat dijeraskan'ilmllmu Pendidikan

dengan argumentasi secara ilmiah. Cara pandang yang Iaindianggapnya sudah usang dan tidak dipakai lagi. Manusia mulaimenemukan hukum alam dan sosial melalui metodologieksperimentasi dan observasi yang tidak lagi tergantung padametodologi mistik kekuatan supranatural' Dengan hukum alam dansosial tersebut manusia dapat menggunakannya untuk memenuhikebutuhan hidupnya dan mengendalikan aneka kondisikehidupannya (Patterson,197"l: 121). Pandangan Comte inilah yangkemudian mempengaruhi paradigma berfikir para ahli pada saat itutermasuk para ahli ilmu pendidikan di banyak negara sebagaimanatelah disebutkan di atas. Bagi Comte, untuk mewujudkan tipemasyarakat yang adil, diperlukan metode berfikir ilmiah positif yangkepastiannya tidak dapat digugat. Metode berfikir ilmiah positif inimempunyai harus diarahkan pada fakta-fakta empirik, yangdilakukan untuk .perbaikan hidup secara terus menerus, untukmencapai kepastian dan kecermatan.Jauh sebelum Auguste Comte sebenarnya telah hidupseorang tokoh yang bernama Jean Jacques Rousseau. MeskiRousseau ini telah mengenalkan cara berfikir positif, namunpopularitasnya tidak sehebat Comte yang mampu mengubahparadigma berfikir jagad para ahli pada saat itu. lnti pemikiranRousseau lebih dikenal dengan 'back to nature thoery' yang tertuangdalam bukunya yang berjudul Emile, ou L'Educotion. Rousseaumenekankan betapa pentingnya tipe pendidikan yang tampilberbeda dengan arus dan suasana pendidikan yang dominan padajamannya. Pada jaman Rousseau, pendidikan dilaksanakan secaraotor:itatif dengan disiplin ketat yang menuntut kepatuhan mutlakdan buta para anak didik. Pola ini mempunyai tujuan untukmenampilkan penyeragaman tingkah-laku dan informasi. NamunRousseau menolaknya dengan mengemukakan tesisnya bahwamanusia pada kodratnya adalah baik, tetapi menjadi buruk akibatdari pengaruh kebudayaan. Maka, pendidikan menurutnya harusditransformasikan. Rousseau menyerukan pola pendidikan kembali175

ke alam untuk mengembalikan marwah ilmu pendidikan.Dayadorong secara naturaldalam dirimanusia adatah cinta diri (self-lovel.lnitidak sama dengan egoisme yang ada daram masyarakat, karenaegoisme bukan dasar natural manusia. cinta diri sangatsesuaidengan alam sehingga baik adanya.selain Rousseau, ada pura tokoh yang bernama pestarozzi,iaikut mengubah wajah ilmu pendidikan darisebelumnya. pendidikanmenurut Pestalozzi merupakan instrumen untuk mewujudkanmodern civilization, khususnya untuk pembebasan dirianak darikekusutan persepsi diri, har-har yang tidak berguna, pengetahuanspekulaitil dan ambisi untuk memperoleh kebahagian. pestalozzipercaya bahwa masyarakat dapat diperbaharuimelalui pendidikan.setiap orang harus merasa bahwa aram terah memberi kepadanyapotensialitas kebajikan untuk berkembang dansecara individualsetiap anak adalah suci. Hal ini senada dengan teori tabutarasadalam empirisme John Locke atau naturarisme JeanJaquesRousseau.Tokoh lain yang dikenar sebagai bapak irmu pendidikan.modern adalah Johann Friederick Herbart. Menurutnya,irmupendidikan tumbuh berkembang berangsur-angsurmenjadi irmuyang berdiri sendiri daram mengkaji hakikat, persoaran,bentukbentuk, syarat-syaratnya sendiri. Gerakan menuju kemandirianilmupendidikan ini terus mengakar di wilayah Eropadan Amerika. Barusekitar akhir abad ke-19 sampai sepertiga permuraanabad ke-20,ilmu ini benar-benar dirasakan manfaatnya. Menurut Herbart,seorang anak'melakukan aktivitas tidak sekedar observasi terhadapobjek akan tetapi iekarigus apersepsi. Merakukan apersepsi yangberarti anak memiliki konsep tentang objek tertentu yangberhubungan dengan konsep rain yang sudah dimiriki. Herbartmengusulkan metode pembelajaran haruslah melalui langkahlangkah positif yaitu: per:siapan (preparationl, pemaparan(presentotion) pengkait an (associotionl, penyimpulan (coclusion), danpenerapan (app t icatio n).176llmu Pendidikan

Begitu juga John Dewey sebagai ahli pendidikan abad XXmemiliki pandangan yang lebih otonom tentang ilmu pendidikan.Menurutnya, pendidikan di sekolah merupakan alat untukmembangkitkan sikap hidup anak yang demokratis dan untukmengembang kannya. Pendidikan merupakan kekuata n yang dapatdiandalkan untuk menghancurkan kebiasaan yang lama danmembangun kembali kebiasan yang baru. Pendidikan harus pulamengenal hubungan yang erat antara tindakan dan pemikiran,antara eksperimen dan refleksi. Pendidikan meru,pakan kontiunitasdari refleksi atas pengalaman-pengalaman sehari-hari yang lebihpositif.Tokoh ilmu pendidikan modern yang tidak terkenalnyaadalah Maria Montessori. Ia telah mengenalkan pola baru dalampendidikan. Adanya banyak pola baru yang diusulkan, salah satudiantaranya adalah pola baru pendidikan anak yang memberikanpeluang untuk mengoptimalkan kekuatan unik pada diri anak untukberkembang. Menururt Montessori, guru dan orang dewasa harusmenyadari bahwa kapasitas belajar anak sangat berbeda, anakmemiliki kekuatan unik untuk mengembangkan dirinya. Beberapahasil observasi menunjukkan bahwa anak secara positifmenggunakan lingkungan untuk menyempurnakan dirinya, yangberbeda dengan orang dewasa justru memanfaatkan dirinya untukmenyempurnakan lingkungan. Anak adalah subjek yang senantiasaberkembang secara konstan, ia berinteraksidengan lingkungan danmenyerap semua kesan yang dialaminya dan berpengaruh terhadapperkem.bangan dirinya. Tujuan anak melakukan aktivitas pekerjaanbersifat internal. Melalui aktivitas pekerjaan ia mengembangkankonsentrasi, mengembangkan perkembangan motorik,membangun kebiasaan, dan lebih penting lagi membangun konsepdiri. Anak lebih tertarik pada proses dalam melakukan aktivitas.177

B. Teori llmu Pendidikan Positivistik.Teori ilmu pendidikan positivistik merupakanpendidikan yang menganut prinsip-prinsip positivismeteoriyangmempunyai struktur logis dalam melihat realitas pendidikan danrea litas belajar. Pri nsip positivisme Dia nta ranya menya ra n kan bahwasuatu teori ilmiah harus memuat: a) premis-premis; b) hipotesis yangditurunkan secara logis dari premis, dan c) definisi dari pernyataanyang menjadi kata kuncidalam premis-premis.Positivisme mulai nyata berpengaruh dalam pemikiranpendidikan pada awal tahun 1950-an, Hal ini ditandai daribereCarnya buku karya Charles D. Hardie yang berjudul Truth andFallocy in EducationalTheory terbit pertama tahun 1942, kemudianmuncul bukunya DJ. O'Connor dengan judul "An lntroduction to thePhllosophy of Ecucation". Kedua tokoh penulis ini mengatakan bahwateori-teiri pendidikan kontemporer saat ini dianggap masih kaburCan tidak ilmial'r larena cenderung masih berupa dari opini. Kedua'ahii tersebut mengusulkan agar para filsuf pendidikan menganalisiskonsep-l cnsep pendidikan menurut cara atau aturan kaum positivis(Kneiler;i:!984: 139). Termasuk di dalam teori ilrnu pendidikanpositivistik adalah teori belajar behavioristik dan teori belajarkognitif. Kedua teori ini dikembangkan para ahli berlatar betakangpsiliclog! belajar, seperti teo:'i belajar behavioristik dikembangkananta:'a lain oleh lvan Pavlov, JB. \{/atson, Clark Hull, Edwin R. Guthrie,.'la r-.Thcrrdi ke. Seda n g ka n teori belajar kog n itif dikem bang kan oleh[i:lx *.I'e:theinae:', Jerome Bruner, Ausubel, L5, Vygctsky, Gagne, dan,Je;.rPiaget.1. Teori Belajar BehavioristikTeori helajar behavioristik merupakan teori belajar yanglebih nrenekankan pada tingkah laku manusia. Teori ini memandangindividu sebagai mahluk responsif yang memberi respon terhadapsituasi lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentukper.ilaku mereka. Perkembangan perilaku anak manusia dapat178llmu PenClCikan

diamati dan diukur yang dihasilkan dari respons terhadap rangsang'Respon terhadap rangsang dapat diperkuat dengan umpan balikpositif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan ataumengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskantindakan yang diinginkan.Menurut Slavin (2000), belajar merupakan proses interaksiantara stimulus dan respon. Seseorang dinyatakan telahmelakukan aktivitas belajar apabila dapat .menunjukkanperubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yangpenting adalah input yang berupa stimulus dan output yangberupa respon. stimulus adalah apa saja yang diberikan gurusebagai pengajar kepada anak sebagai pebelajar, sedangkanrespon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadapstimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses interaksiantara stimulus dan respon kurang begitu penting untukdiperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur,yang dapat diamati adalah entitas stimulus dan responnya itusendiri. Teori ini mengharuskan adanya pengukuran, sebabpengukuran sangat penting untuk melihat bagaimanaperubahan tingkah laku terjadi.Ada tiga asumsi dasar dalam teori belajar behavioristik,yaitu: (1) Pembelajaran terjadi melalui proses interaksi anakdengan lingkungan, (2) Lingkungan yang dihadapi anak telahmembentuk perilakunya, (3) Proses mental dalam diri anak tidakdigunakan sebagai pertimbangan dalam menjelaskan perilaku.Begitu juga ada 6 (enam) prinsip dalam teori belajar behavioristik,yaitu: ('l) Reinforcement and Punishment, (2) Primary ond secondaryReinforcement, (3) Schedules of Reinforcement, (4) Contingency(6) TheManogement, (5) Stimulus control in operant Learning,Elimination of Responses (Gage & Berliner, 1984)'Secara umum teori belajar behavioristik mempunyaikerangka berfikir yang sederhana untuk dipahami, yaitu belajar179

hakekatnya adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,bersifat mekanistis, menekankan perananlingkungan,mementingkan pembentukan respon, proses pengulanganlatihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, dan hasil belajaradalah perilaku yang diinginkan. Teori belajar behavioristik seringdisebut teori S-R dalam arti tingkah laku respon manusiadikendalikan oleh hadiah (reward) dan penguatan (reinforcement)dari lingkungan. Pada akhirnya dalam tingkah lakubelajarterdapat huhrungan yang erat antara aneka respon behaviouraldengan rai !{isfi ng atau stirnulusnya.Berilr"irtini disajikan beberapa tokoh saja beserta teoribelajar behavierristik yan g diajarkanya.a. lvan PavIov tentang elassica I Conditioning TheoryEksperimen yang dilakukan oleh lvan p.pavlovmerupakan upaya untuk meneliti respon bersyarat (conditionedreflexes). la memperlakukan seekor anjing yang dieksperimenakan berliur jika mencium bau daging. Bau, daging merupakanstimulus asli, sementara liur merupakan respons yang juga asli.Kemudian daging. ditambah dengan cahaya lampu dandigu nakan sebagai stimu lus. Setelah pengu langan beberapa kali,diperoleh hasil bahwa anjing sudah akan berliur hanya olehcahaya lampu, tanpa ada daging (proses asosiasi). Dengandemikian cahaya larnpu menjadi stimulus yang bersyarat, dan liurmgnjadi respons yang bersyarat (Maretayani, 2015).lvan Pavlovmemperkenalkan tiga ukuran atauparameter, yaitu: penguatan (reinforcement), penghilangan(ertinction), dan pengembalian spontan (spontaneous recovery).Respons bersyarat yang paling sederhana diperoleh melaluiserangkaian penguatan, yaitu penguatan yang terus menerussecara berulang dari suatu stimulus bersyarat yang diikutistimulus tak bersyarat dan respons tak bersyarat pada intervalwaktu tertentu. Dengan demikian, pembentukan respons180llmu Pendidifut:1I,lil{I

bersyarat pada umumnya bersifat gradual' Semakin banyakstimulus bersyarat diberikan bersama-sama stimulus takyangbersyarat, maka semakin mantaplah respons bersyaratterbentuk, sampai pada suatu ketika respons bersyarat akanmuncul walaupun tanpa ada stimulus tak syaratadadimunculkan secara sendirian tanpa stimulus tak bersyarat,kemungkinan frekuensi respons bersyarat akan kernudianpenghilanganmenurun dan hilang sama sekali. Proses inidisebutmembuatatau "extincfion". Misalnya cahaya dan daging untukdaging'anjing berliur. Jika hanya cahaya yang dimunculkan tanpalama kelamaan dapat terjadi anjing menjadi tidak tuanjingakan kembali berliur lagi (respons bersyarat muncul kembalirecovery" walaupun hanya cahaya yanglagi."spontaneousdirnunculkan (tan pa dagi ng), (Maretayani, 201 5)'juga kemam patanClassitat Conditioning theory dikenalstimulus, yaitu kecenderungan untuk memberikan responsbersyarat terhadap stimutus yang serupa dengan stimulusbersyarat, meskipun stimulus tersebut belum pernah kinbanyakpersamaan stimulus baru dengan stimulus bersyarat yangpertama, makin besar pula kemampata::' yang Cap-'t terjaCi'Kenyataannya banyak terjadi pada anak-anak yangadadisebut conditioned learning,dimana anak rnau belajar ketikayangstimu!us berupa hadiah pujian, makanan, uan9, dan aubelajar.para guru danFenomena seperti ini dapat dimanfaatkan olehsesudorang tua untuk mendorong perilaku belajar anakanakyang diinginkan.Lebih jauh lagi,Cassical Conditioningmengenalkan suatu proses pemberian responsanak terhadap suatu stimulus tertentu, sementaratheoryirytdalam behFstimultnlq

lain tidak diberikan. respons sama sekali olehnya. Hal inilah yangdisebut dengan konsep diskriminasi stimurus (discriminationedstimulus). Dalam hal ini seseorang anak melakukan asosiasiterseleksi (selective ossociation) terhadap beberapa stimulusuntuk memunculkan respons. Kondisi ini disebabkan adanyabeberapa stimulus tak bersyarat yang lain yang bisa dipirih orehanak (Morgan, et.al.,1 986).b. Thorndike tentang ConnectionismThteoryConnectionism theoryini dicetuskan Edward L. Thorndike.Menurutnya, belajar merupakan proses menghadapi suatu situasiyang mengandung masalah untuk dipecahkan (stimulus). Untukmemecahkan masalah tersebut maka ia membuat suatu respon.Jika rsepon itu belum tepat, ia akan membuat respon lain yangbaru, secara terus menerus sehingga ditemukan respon yangpaling tepat. Jika sudah ditemukan respon yang tepat atasstimuus yang ada, maka ia akan mengulang-utangnya sehinggahubungan antara stimulus dengan respon yang tepat tersebutakan semakin kuat. rTeori Thorndike di atas sebenarnya diperoleh dari hasilbeberapa kali penelitian dengan uji coba terhadap banyakbinatang. Thorndike bermaksud penelitian tersebut dirancanguntuk mengetahui apakah binatang mampumemecahkanmasalah dengan menggunak.an,,reasoning,,atau akal, dan atau:dengan mengkombinasikan beberapa proses berpikir dasar. iThor,ndike menggunakan beberapa jenis binatang, yaitu anak -,{ayam, anjing, ikan, kucing, dan kera. percobaan dalam penelitian ;lyang dilakukan tersebut mengharuskan binatang-binatang uji Icoba keluar dari kandang untuk memperoleh makanan. Untuk ilketuar dari kandang, binatang-binatang tersebut harusmembrhIpintu, menumpahkan beban, dan mekanisme lolos lainnya yangIsengaja dirancang. Pada saat dikurung, binatang-binut"ng f,tersebut menunjukkan sikap mencakar, menggigit, menggapalI182,,,,--,*l

dan bahkan memegang/mengais dinding kandang. Cepat ataulambat, setiap binatang akan membuka pintuataumenumpahkan beban untuk dapat keluar dari kandang danmemperoleh makanan. Pengurungan yang dilakukan berulangulang menunjukkan penurunan f

Setiap paradigma dielaborasi dari perspekif filosofis, teoretik, dan analisis terapannya. Tersusunnya buku ini mengalami proses diskusi dan perdebatan yang panjang, mulai dari identifikasi pikiran kritis daripara ahli pendidikan lndonesia yang sengaja dihadirkan di Universitas Negeri Yogyakarta.Atas dasar hasil diskusi tersusunlah kerangka buku

Related Documents:

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 DIKTAT MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL . 2 BAB I FILSAFAT ILMU A. Filsafat Ilmu Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang . politik, dan estetika. Alfarabi : 870-950 : Ilmu pengetahuan .

Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kode Etik Dosen Universitas Negeri Yogyakarta; Peraturan Rektor UNY Nomor 10 Tahun 2015, tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Negeri Yogyakarta; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Diperiksa oleh : Estu Miyarso, M.Pd. Dr. Sugeng Bayu W. RPP UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. STRATEGI BELAJAR & PEMBELAJARAN

Pembekalan Ujian Dinas Tahun 2011 Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta Tanggal 14 Juni 2011 Oleh: Udik Budi Wibowo Universitas Negeri Yogyakarta BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA 2011 . Udik Budi . Udik Budi Wibowo adalah Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Pemimpin Proyek Pendidikan Guru SD .File Size: 584KB

35 86Universitas Negeri Manado 001035 36 Universitas Negeri Makassar 001036 37 Universitas Negeri Jakarta 001037 88 38 Universitas Negeri Yogyakarta 001038 39 Universitas Negeri Surabaya 90001039 . 73 Politeknik Negeri Manado 005013 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 005

Filsafat pemerintahan (politik) Filsafat agama Filsafat ilmu Filsafat pendidikan Filsafat hukum Filsafat sejarah Filsafat matematika. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial ka

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian. 4.

24 Politeknik Negeri Manado PTN 25 Politeknik Negeri Medan PTN 26 Politeknik Negeri Media Kreatif PTN 27 Politeknik Negeri Nusa Utara PTN . 68 Universitas Negeri Manado PTN 69 Universitas Negeri Medan PTN 70 Universitas Negeri Pa