HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION .

2y ago
34 Views
4 Downloads
2.87 MB
60 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 1m ago
Upload by : Callan Shouse
Transcription

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONPADAKARYAWAN BANK BNI DI KOTA MALANGSKRIPSIOleh :Sinta Elmi R201110230311125FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2017i

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONPADAKARYAWAN BANK BNI DI KOTA MALANGSKRIPSIDiajukan kepada Universitas Muhammadiyah MalangSebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh GelarSarjana PsikologiOleh :Sinta Elmi R201110230311125FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2017ii

LEMBAR PENGESAHAN1.Judul skripsi: Hubungan Kepuasan Kerja dengan Turnover Intention padaKaryawan Bank BNI di Kota Malang2.Nama Peneliti: Sinta Elmi R3.NIM: 2011102303111254. Fakultas: Psikologi5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang6. Waktu Penelitian : 16 Agustus – 31 AgustusSkripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 3 november 2017Dewan PengujiKetua PengujiAnggota Penguji: Dr. Siti Suminarti F., M.Si: 1. Sofa Amalia, S.Psi, M.Si2. Dr. Latipun, M.Kes.3. Susanti Prasetyaningrum, M.Psi((((Pembimbing I))))Pembimbing IIDr. Latipun, M.Kes.Susanti Prasetyaningrum , M.Psi.Malang,MengesahkanDekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah MalangM. Salis Yuniardi, M.Psi, Ph.Di

SURAT PERNYATAANYang bertanda tangan dibawah ini :Nama: Sinta Elmi RNim: 201110230311125Fakultas/jurusan: PsikologiPerguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyag MalangMenyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :Hubungan Kepuasan Kerja dengan Turnover Intention pada Karyawan Bank BNI bagianMarketing di Kota Malang1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalambentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hakbebas royalty non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila prnyataan initidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.Malang, 17 oktober 2014MengetahuiWakil Dekan IYang menyatakanNi’matuzahroh, S.Psi., M.SiSinta Elmi Rii

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmatdan Hidayah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikann skripsi dengan judul “ HubunganKepuasan Kerja dengan Turnover Intention pada Karyawan Bank BNI bagian Marketing diKota Malang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi diUniversitas Muhammadiyah Malang.Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan danpetunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu , dalamkesempatan inin penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada :1. M.Salis Yuniardi, M.Psi, Ph.D selaku dekan Fakultas Psikologi UniversitasMuhammadiyah Malang.2. Dr. Latipun, M.Kes dan Susanti Prasetyaningrum , M.Psi. selaku pembimbing I danpembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikanbimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan baik.3. Dra. Diah Karmiyati, M.Si., selaku dosen wali penulis yang telah mendukung danmember pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.4. Ayah dan Ibu, Rahmad Mulyana dan Yuli Elmi yang selalu menyelipkan namapenulis dalam setiap do’a - do’anya serta curahan kasih saying yang tiada tara. Hal inimerupakan kekuatan terbesar bagi penulis untuk terus memiliki motivasi dalamperkuliahan dan proses skripsi ini.5. Karyawan – Karyawan bank BNI di kota malang khususnya bagian Marketing, yaituBank BNI Universitas Brawijaya, Bank BNI Universitas Negeri Malang, dan BankBNI Malang Town Square yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.6. Teman – teman fakultas psikologi yang selalu memberikan semangat dalammenyelesaikan skripsi ini.7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyakmemberikan bantuan pada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan sarandemi perbaikan karya ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semogaini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.Malang, 17 oktober 2017PenulisSinta Elmi Riii

DAFTAR ISIHalaman Pengesahan . iSurat Pernyataan . iiKata Pengantar . iiiDaftar Isi . ivDaftar Tabel . vDaftar lampiran . viAbstrak . 1Pendahuluan . 2Landasan Teori . 6Turnover intention . 6Klasifikasi Turnover Intention . 6Indikasi Turnover Intention . 7Aspek-Aspek Turnover Intention . 8Dampak Turnover Intention . 8Faktor Turnover Intention . 9Kepuasan Kerja . 9Teori Kepuasan Kerja . 9Aspek – Aspek Kepuasan Kerja . 10Faktor Kepuasan Kerja . 10Kepuasan kerja dan Turnover Intention . 11Hipotesa . 12Metode Penelitian . 12Rancangan Penelitian . 12Subjek Penelitian . 13Variabel Penelitian . 13Prosedure Penelitian. 14Hasil Penelitian . 15Diskusi . 16Simpulan dan Implikasi . 19iv

DAFTAR TABELTable 1. Deskripsi Subjek dan Data penelitian .15Tabel 2. Gambaran Kepuasan Kerja . 15Tabel 3. Gambaran Turnover intention . 16v

DAFTAR LAMPIRANSkala .25Blue Print Skala . 30Validitas Reliabilitas Variabel X . 31Validitas Reliabilitas Variabel Y . 42Hasil Analisis Korelasi Product Moment . 45Surat Izin Penelitian . 46Data Responden . 51vi

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION PADAKARYAWAN BANK BNI DI KOTA MALANGSinta ElmiFakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah MalangShintha r@yahoo.comDalam lingkup operasional perusahaan terutama perbankan, turnover kerap sekaliterjadi. Kunci utama berjalannya suatu perusahaan adalah SDM (Sumber DayaManusia). Dalam hal ini khususnya karyawan marketing , karena marketingmemeiliki peran yang sangat vital bagi perusahaan yaitu dapat mengembangkanproduk dan pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi turnoverbersifat kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Slaah satu faktor tersebutadalah variabel organisasi. Variabel organisasi yang memepengaruhi turnoveradalah kepuasan kerja. Hal ini ditandai dengan sikap karyawan seperti absensi,melakukan pelanggaran, malas bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui ada tidaknya hubungan antara Kepuasan Kerja dan Turnover IntentionPada Pegawai Bank BNI di Kota Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitiankuantitatif korelasional dengan sampel penelitian sebanyak 65 subjek. Metodepengambilan data menggunakan skala kepuasan kerja dan skala turnover intentionmenggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adahubungan negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dan turnover intention (r - 0,713, p 0,000).Kata kunci : kepuasan kerja, turnover intention , karyawan bank BNIIn the scope of the company's operations, especially banking, turnover is often thecase. The main key to running a company is human resources (HumanResources). In this case, especially employees of marketing, because marketinghas very vital role for the company that can develop products and servicesprovided. Factors affecting turnover are complex and interrelated. One factor isan organizational variable. Organizational variables that affect turnover are jobsatisfaction. It is characterized by employee attitudes such as absenteeism,offense, lazy work. The purpose of this study is to determine whether there is arelationship between Job Satisfaction and Turnover Intention On Employee BankBNI in Malang. The type of this research is correlational quantitative researchwith 65 subjects. Methods of data collection using job satisfaction scale andturnover intention scale using product moment correlation. The results showedthat there was a negative and significant relationship between job satisfaction andturnover intention (r - 0.713, p 0,000).Keywords : Job satisfaction , turnoverintention , marketing employees of BNI Bank.Keywords: job satisfaction, turnover intention, BNI bank employee1

Setiap perusahaan bisnis terutama perbankan saat ini dituntut untuk meningkatkankinerjanya agar dapat memenangkan persaingan. Dalam dunia perbankan atauperusahaan baik yang bergerak dibidang jasa maupun barang. Hal ini tak lepasdari peran karyawan di bagian marketing. Marketing atau tenaga pemasaranadalah salah satu ujung tombak keberhasilan perusahaan. Marketing adalah salahsatu aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Bidang ini memiliki fungsi untukmenghasilkan pemasukan bagi perusahaan. Semakin besar pemasukan yangberhasil dicapai, maka perusahaan akan makin berkembang,demikian pulasebaliknya. Meski demikian, bidang marketing ini tidak bisa berdiri sendiri dalamsebuah perusahaan. Setiap aktivitas yang dilakukan divisi ini, memiliki hubungandan keterkaitan dengan setiap bagian dalam perusahaan. Seperti bagian produksi,sumber daya manusia, riset dan pengembangan dan terlebih dengan bagiankeuangan.Spesifikasi kerja marketing bank adalah bertemu dengan konsumen secaralangsung dalam hal ini adalah nasabah. Marketing harus bisa mengedukasinasabah agar pelayanan jasa dan produk yang diberikan tidak disalah artikan olehnasabahnya. Namun kenyataannya banyak sekali komplain tentang pelayananyang sudah diberikan. Salah satu contohnya produk yang paling banyakdikomplain adalah kartu kredit. Mulai dari keterlambatan billing, billing tidaksampai, tagihan yang tidak sesuai, iuran tahunan (Herzberg, 2013).Staff marketing dituntut untuk bisa memenuhi target yang diinginkan perusahaan.Contohnya staff marketing bagian FO / Funding Officer (pencari nasabah).Pekerjaan di bidang ini tidaklah mudah dimana karyawan harus datang keperusahaan atau tempat-tempat usaha nasabah, dan mendapat kepercayaan darinasabah untuk menanamkan modalnya di bank (Herzberg, 2013).Studi kasus tentang karyawan bank BUMN, salah satunya staff marketing FO /Funding Officer dimana bekerja sudah kurang lebih 1 tahun 3 bulan dan mendapatsuka duka bekerja dimana pimpinan yg selalu ingin setiap target akuisisi harusterselesaikan dalam 1 hari, target akuisi yang dimaksud seperti dinas-dinas atauperusahaan. lalu masalah lain juga muncul dengan karyawan lain dalam mencariperhatian pimpinan, yang akhirnya menjadi tekanan dan sempat inginmemutuskan untuk resign (Sims, 2014).Studi kasus lainnya pada staff marketing Lending officer (pencari kreditur)seorang karyawan memberikan keluh kesahnya di bidang tersebut, yakni harusmencari kreditur yang mau melakukan pinjaman di bank, dan saat itu target yangharus dicapai 500 juta dalam 1 bulan. Akan tetapi karyawan tersebut hanya bisamencapai target 350 juta per bulan. Hal ini karena calon kreditur yang dipilihterlebih dahulu mendapat penawaran dari bank lain dengan sistem bunga yanglebih rendah. Sedangkan pihak manajer terus menerus menginginkan mengejartarget dan meningkatkan pencapaian kredit 1,5 % lebih tinggi dari sebelumnya.Kondisi ini membuat karyawan tersebut harus ekstra bekerja keras mencapaitarget. Bila target tidak dipenuhi maka tidak akan ada bonus tambahan selain gaji.Faktanya pekerjaan baik marketing lending atau funding mengharuskan berada diluar lapangan, dan untuk transportasi, uang makan, ditanggung oleh karyawan darigaji yang diperoleh. Sedangkan pemenuhan kebutuhan karyawan akan semakin2

bertambah. Pertimbangan ini yang membuat beberapa karyawan pindah pekerjaanke perusahaan lain dengan gaji yang lebih tinggi (Sims, 2014).Tidak semua karyawan bagian marketing yang mendapat pekerjaan sesuai job fit/kesesuaian kerjayang diinginkan. Banyak dari mereka yang mengambil pekerjaanitu karena tuntutan ekonomi, dan lama menganggur. Tetapi tidak sesuai dengankemampuan yang dimiliki. Selain itu juga pengalaman yang kurang memadai dibidang marketing, yang membuat karyawan itu kesusahan dalam menjalani proseskerja tersebut dan memiliki keinginan untuk keluar dari perusahaan / turnoverintention (Rangkuti, 2013). Sekitar 20% karyawan atau satu dari lima karyawan,memutuskan hijrah dalam dua tahun ke depan dengan beragam alasan, salahsatunya mencari tantangan baru. Hal ini terjadi pada karyawan berusia muda yangmana yang cepat bosan dengan lingkungan kerjanya (Arianto, 2013).Sebuah survei di bank Indonesia / BI, menjelaskan bahwa terjadi tingkatperpindahan pegawai mencapai 5% di 2015, lalu meningkat menjadi 10% di tahun2016. Yang akhirnya minim dari segi kuantitas juga terbatas kualitasnya.Sebanyak 52 perusahaan dijadikan sampel dan sepertiganya adalah bank swasta,menemukan bahwa perusahaan tidak memahami apa faktor-faktor yang menjadipertimbangan karyawan untuk tetap tinggal dan tidak pindah ke perusahaan lain.Masalah kemudian muncul ketika bank-bank di Indonesia termasuk bank BUMNyang tidak menggunakan rasio yang sama sebagai formula untuk meningkatkanloyalitas karyawannya (Watson, 2012). Peningkatan perpindahan pegawai daritahun ke tahun jelas adalah sebuah indikasi turnover intention, penurunan loyalitaskaryawan dalam bekerja juga bisa menjadi ciri-ciri perilaku turnover intentionakan muncul. Penurunan loyalitas tersebut salah satunya seperti tanggung jawabterhadap pekerjaan yang mulai terabaikan dengan sering absensi, mulai malasbekerja, sering protes terhadap atasan karena sistem kerja yang tidak sesuaidengan yang diinginkan dsb.Selain itu beberapa bank di Indonesia juga merekrut karyawan outsourching(karyawan kontrak). Karyawan outsourching sebagai tenaga kerja yang dibelimelalui layanan jasa dari perusahaan lain untuk melakukan pekerjaan diperusahaan bersangkutan (Levin, 2013). Bagi perusahaan perbankanmenggunakan tenaga kerja outsourching perusahaan merupakan hal yangmenguntungkan karena dengan tenaga outsourching perusahaan bisa lebihterkonsentrasi pada akttivitas inti perusahaan. Hal inilah yang membuat ribuantenaga kerja outsourching di bank-bank indonesia masih belum jelas nasibnya.Karena rata-rata kontraknya hanya 1 tahun saja dan hanya boleh diperpanjangsetahun lagi. Penyebab ini membuat banyak karyawan yang merasa tidak amandan nyaman bekerja di bank. Untuk sistem gaji para outsourchingpada bank BNIhanya 1.900.000. Penempatannya pun sebagian besar di wilayah pelososk-pelosokdaerah di Indonesia. Sedangkan bagi para karyawan terutama wanita hal ini akansulit dan menyengsarakan mereka. Seperti pada karyawan yang sudah menikah,dimana harus berpisah dari keluarga. Dan akhirnya tidak sedikit pula yangmemutusan untuk resign dari bank tempatnya bekerja. Bahkan ada yang memintamutasi sendiri dari karyawan yang bersangkutan dengan mendapat persetujuanpimpinan organisasi. Tetapi tidak semua pimpinan organisasi mau menyetujuipermintaan mutasi dari karyawan yang bersangkutan. Alasan utama karena3

kualitas kerja karyawan itu sangat baik, dan pimpinan menginginkan karyawannya tidak pindah (Lilik, 2014). Mutasi dan resign adalah salah satu indikasikaryawan ingin melakukan turnover intention to leave, yakni sudah ada keinginankaryawan untuk keluar atau pindah dari perusahaan yang bersangkutan.Intensi keluar (turnover intentions) dapat diartikan yaitu pergerakan tenaga kerjakeluar dari perusahaan. Turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahankeluar unit perusahaan, pemberhentian, atau kematian anggota perusahaan.Tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan,hal ini seperti menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian (uncertainity)terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia yakniyang berupa biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan sampaibiaya rekrutmen dan pelatihan kembali. (Simamora, 2009).Turnover yang tinggi juga mengakibatkan perusahaan tidak efektif karenaperusahaan kehilangan karyawan yang berpengalaman dan perlu melatih kembalikaryawan baru.Pemenuhan kebutuhan akan karyawan baru terus meningkat,dalam bidang marketing membutuhkan soft skill yang baik, seperti kemampuankomunikasi, kecakapan yang mumpuni, kondisi lain seperti kesiapan fisik danmental. Salah satunya dalam dunia marketing, karyawan akan bertemu denganbanyak nasabah, kreditur, yang akan dijadikan target. Sedangkan karakter setiaporang berbeda – beda, karyawan harus bisa mengatasi situasi seperti itu. Akantetapi banyak perusahaan perbankan yang merekrut karyawannya danmenempatkan karyawan di posisi yang tidak sesuai. Perusahaan banyak yangmengejar kuantitas bukan kualitas, demi terpenuhinya kebutuhan SDM. Dan padaakhirnya para karyawan yang diperkerjakan ini merasa bahwa pekerjaan yangdijalani ternyata kurang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan munculahturnover intention (Jacobs, 2012).Saat ini tingginya tingkat turnover intention telah menjadi masalah serius bagibanyak perusahaan, bahkan beberapa perusahaan mengalami frustasi ketikamengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitaspada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut telahmemilih pekerjaan di perusahaan lain (Toly, 2014). Indikasi dari munculnyaturnover intention adalah karyawan yang mulai malas bekerja, jarang masuk,melakukan protes terhadap atasan baik secara langsung maupun tidak langsung,dan ingin pindah ke perusahaan yang lebih baik.Selanjutnya dari fenomena-fenomena tersebut, terjadinya turnover intention padakaryawan marketing disebabkan oleh beban kerja yang tinggi, tekanan darimanajer, gaji yang kurang sesuai, hubungan antar anggota karyawan, lingkungankerja itu sendiri artinya karyawan menikmati pekerjaanya atau tidak. Penyebabinilah yang tidak lain adalah indikasi dari kepuasan kerja. Sebuah studimengindikasikan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempunyaipengaruh yang paling besar terhadap turnover intention (Igbaria dan Greenhaus,2013). Penelitian lain yang dilakukan oleh Carsten dan Spector (1987)menemukan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan turnover danintention to quit. Penelitian serupa dilakukan oleh Arnold dan Feldman (1982)4

bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai mempunyai hubungan yangsangat kuat dengan semakin tinggi tingkat niat untuk bertahan dalam perusahaan.Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan danmencintaipekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan danprestasikerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dankombinasidalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan didefinisikansebagai kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperolehpujian hasil kerja,penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungankerja. Sementara kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan yang dinikmatidi luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasilkerjanyaagar dapat memenuhi kebutuhan. Sedangkan ketidakpuasan kerja seringdiidentifikasikan sebagai suatu alasan yang penting yang menyebabkan individumeninggalkan pekerjaannya. Ketidakpuasan kerja memiliki suatu pengaruhlangsung pada pembentukan keinginan keluar. Pada staff marketing jika kepuasankerja rendah maka pencapaian target tidak akan maksimal, bank akan mengalamikerugian karena kualitas kinerja karyawan menurun. Sedangkan Karyawan yangmendapatkan kepuasan kerja akan termotivasi untuk bekerja keras dan mencapaiprestasi yang lebih tinggi dibanding dengan karyawan yang tidak terpuaskan.Salah satu contohnya adalah peningkatan kualitas kerja karyawan marketing,pencapaian target melebihi batas yang ditentukan, sehingga akan mendapatkanbonus dari target hasil dan terjadi pemenuhan kebutuhan akan gaji. Dan karyawantidak memiliki niat untuk keluar dari perusahaan. Tetapi di sisi lain meskipunkaryawan ini sudah mendedikasikan pekerjaanya dengan sebaik mungkin, tetapada beberapa perusahaan yang memberikan sistem gaji standart. Mengakibatanadanya rasa ketidakadilan dan menjadi dampak timbulnya turnover intention(Engel, 2012). Selain itu berhentinya karyawan juga turut menjadi perhatian paramanajer, karena kelangsungan organisasi terganggu. Suatu meta analisis yangdilakukan hom dan griffeth (2012) yang meliputi 78 penelitian yang mencakup27.543 orang menunjukan suatu hubungan cukup negatif antara kepuasan denganberhentinya karyawan.Berdasarkan kekuatan hubungan ini para manajer disarankan untuk mencobamengurangi tingkat berhentinya karawan dengan meningkatkan kepuasan kerjakaryawan. Sebuah penelitian lain mengungkapkan bahwa gaji secara negativememepengaruhi turnover intention. Artinya jika semakin tinggi gaji makasemakin rendah turnover intention (Byrne, 2013). Hal tersebut cukup beralasankarena kestabilan karyawan dapat memepengaruhi produktivitas kerja. Semakintinggi gaji yang diberikan perusahaan maka kebutuhan karyawan akan terpenuhi,meskipun pada prinsipnya setiap manusai tidak akan pernah cukup dan puasdengan apa yang telah didapatkan. Gaji termasuk salah satu aspek dari kepuasankerja dan hal inilah yang mempengaruhi seseorang berpikiran untuk tetap ataukeluar dari perusahaan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh alinudin(2013), bahwa Kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadapturnover intention. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasankerja karyawan maka semakin rendah turnover intention yang dirasakan karyawanpada perusahaan tersebut.5

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa kepuasan kerja memiliki peran yang sangatpenting untuk mempertahankan karyawan dan menghindari terjadinya turnoverintention. Turnover intention yang terjadi di perusahaan dapat menjadipenghambat dalam pencapaian tujuan perusahaan dan menghambat perkembanganperusahaan. Untuk itulah peneliti membuat penelitian yang berjudul “HubunganKepuasan Kerja dan Turnover Intention Pada karyawan Bank di Kota Malang”.Dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Kepuasan Kerjadan Turnover Intention Pada karyawan Bank BNI di Kota Malang.Turnover IntentionKaryawan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan perusahaan.Kualitas pelayanan perusahaan yang tidak baik dan kurang memperhatikankebutuhan karyawan nya bisa membuat karyawan merasa tidak nyaman bekerjadan berusaha mencari pekerjaan di perusahaan lain yang lebih baik, sehinggamunculah turnover intentions.Menurut mobley (1986) mendefinisikan intensi turnover sebagai keinginan untukkeluar dari organisasi merupakan predictor dominan yang bersifat positif terhadapterjadinya turnover. Intensi turnover menunjukkan seorang individu yang merasakemungkinan untuk tinggal atau meninggalkan pekerjaan dalam organisasi.Turnover didefinisikan sebagai penarikan diri secara sukarela (voluntary) atautidak sukarela (involuntary) yang merupakan keputusan karyawan untukmeninggalkan organisasi yang disebabkan oleh dua faktor yaitu kurangmenariknya pekerjaan saat ini dan tersediannya alternatif pekerjaan lain (Robbins,2006).Dengan kata lain turnover intentions adalah keinginan untuk berpindah, belumsampai pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari satu tempat kerja ketempat kerja lainnya.Klasifikasi TurnoverKeinginan untuk pindah yang dilakukan karyawan salah satu bentuk tindakannyaseperti penarikan diri. Dan sebagian besar pegawai yang meninggalkan organisasikarena alasan sukarela atau faktor lain. Untuk itulah turnover intentionpadakaryawan dapat dibagi kedalam dua jenis (Robbins, 2006), diantaranya :a. Voluntary Turnover, merupakan turnover yang diajukan oleh peroranganadalah turnover sukarela, yang berarti berhentinya seseorang dariperusahaan yang diajukan oleh individu karyawan itu sendiri.b. Involuntary Turnover merupakan pergerakan keluar-masuknya seorangindividu dari suatu perusahaan, yang dilakukan bukan atas kehendakindividu. Nama lain tipe ini adalah involuntary separation, yang berartiberhentinya seseorang dari perusahaan atas keinginan perusahaan,termasuk kematian, dan diperintahkan mengundurkan diri. Involuntaryturnover diajukan oleh pihak perusahaan dimana karyawan bekerja. Salah6

satu contoh situasi dimana seseorang diperintahkan untuk mengundurkandiri atau bukan atas keinginan antara lain PHK (pemutusan hubungankerja) karena perusahaan tempat bekerja bangkrut, atau karena kinerjakaryawan rendah.Indikasi Terjadinya Turnover IntentionsProses keluarnya seseorang dari suatu perusahaan dimulai dengan meningkatnyaketidakpuasan kerja dari karyawan. Hal ini meningkatkan keinginan untuk keluar.Ada beberapa indikasi terjadinya turnover intention (Robbins, 2006).1. Absensi yang meningkat, Karyawan yang berkeinginan untuk melakukanpindah kerja, biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkattanggung jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengansebelumnya. Tingkat absensi pada tahun 2014 mencapai 6 % untuk sektor bankcabang wilayah jawa timur (Samuel, 2014). Hal ini mengabikatkan kinerjaperusahaan menurun, sehingga menimbulkan kerugian perusahaan.2. Mulai malas bekerjaKaryawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malasbekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yangdipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan bersangkutan.Fakta lain menunjukkan bahwa persaingan antar perusahaan sangatlah kuat.Banyak perusahaan-perusahaan ternama mencari para calon karyawan-karyawanyang berkualitas. Dengan iming-iming gaji yang tinggi, fasilitas lengkap danterpenuhi bagi semua anggota karyawan, seperti tunjangan, bonus, danpenempatan posisi kerja yang menggiurkan (Hanafiah, 2014). Membuat karyawantertarik untuk pindah ke perusahaan lain.3. Peningkatan terhadap pelanggaran tatatertib kerjaBerbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan seringdilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih seringmeninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun berbagaibentuk pelanggaran lainnya. Contoh kasus sebuah perusahaan perbankan swastayang memberlakukan karyawan nya di bagian tertentu untuk bekerja lemburmelebihi jam kerja yang ditentukan. Mulai bekerja jam 07.00 hingga jam 20.00.padahal jam kerja seharusnya hanya sampai jam 18.00 (Hanafiah, 2014). Hal inimembuat beberapa karyawan melakukan pelanggaran jam kerja.4. Peningkatan protes terhadap atasanKaryawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih seringmelakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perus

hubungan negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dan turnover intention (r - 0,713, p 0,000). Kata kunci : kepuasan kerja, turnover intention, karyawan bank BNI . In the scope of the company's operations, especially banking, turnover is often the case. Th

Related Documents:

Dwiningtyas. 2015. “Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention pada karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang” Skripsi. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Ketut Sudarma, M.M. Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja, Stres Kerja, Turnover Intention

Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja terhadap Turnover Intention pada karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang benar-benar hasil karya saya . mengakibatkan organisasi menjadi tidak efektif, kehilangan karyawan berpengalaman dan perlu melatih karyawan baru. Kepuasan kerja yang tinggi serta lingkungan kerja yang baik akan .

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Beban Kerja sebagai Variabel Moderating Studi Pada RSUD Pangkep Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi oleh beban kerja pada

kepuasan kerja dengan turnover intenion pada PNS Surakarta. Hal ini berarti bahwa semakin kuat budaya organisasi dan semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin rendah tingkat turnover intenion. Variabel budaya organisasi memiliki pengaruh lebih dominan dalam menurunkan tingkat turnover intenion pada PNS Surakarta.

A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi pada karakteristik-karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan yang positif mengenai pekerjaannya,

2004). Hingga saat ini berbagai riset telah membuktikan bahwa komitmen terhadap pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap work outcomes seperti keinginan untuk pindah kerja, kinerja, kepuasan kerja dan tingkat kemangkiran (Cohen, 1999). 2. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan secara keseluruhan

Terhadap Kepuasan Kerja 115 Tabel 4.35 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Quality of Worklife Terhadap Kepuasan Kerja 116 Tabel 4.36 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja 118 Tabel 4.37 Koefisien Determinasi Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja 118

American Revolution has fallen into the condition that overtakes so many of the great . 4 events of the past; it is, as Professor Trevor-Roper has written in another connection, taken for granted: "By our explanations, interpretations, assumptions we gradually make it seem automatic, natural, inevitable; we remove from it the sense of wonder, the unpredictability, and therefore the freshness .