PENGARUH MOTIVASI, KEPRIBADIAN, DAN KEPUASAN KERJA .

3y ago
53 Views
2 Downloads
661.14 KB
11 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Randy Pettway
Transcription

PENGARUH MOTIVASI, KEPRIBADIAN, DAN KEPUASAN KERJATERHADAP KOMITMEN GURU MAN 2 PADANGSIDIMPUANRaisah SurbaktiMahasiswa Program Doktor Prodi MP PPs UnimedAbstrak. Penelitian ini bertujuan tentang pengaruh motivasi, kepribadian dankepuasan kerja terhadap komitmen guru MAN 2 Padangsidimpuan. Rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah pengaruh motivasi, kepribadian dan kepuasankerja tehadap komitmen guru MAN 2 Padangsidimpuan. Penelitian dilakukan padaMAN 2 Padangsidimpuan, dengan subjek penelitian semua gguru berjumlah 30orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis datayang digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian adalah analisis jalur. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa model struktural yang diajukan diterima, sehinggadapat disimpulkan bahwa motivasi, kepribadian, kepuasan kerja, dan komitmenorganisasi sesuai (fit) untuk menjelaskan komitmen guru pada MAN 2Padangsidimpuan. Kepribadian memiliki pengaruh langsung dan bermaknaterhadap komitmen guru pada sekolah sebesar 37%. Kepribadian guru dipengaruhimotivasi sebesar 28%. Kepribadian berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerjasebesar 42%. Komitmen guru pada sekolah bermakna dan dipengaruhi olehkepuasan kerja sebesar 35%. Motivasi berpengaruh terhadap komitmen gurusebesar 60%. Kepuasan kerja merupakan variable mediator antara dan komitmenguru pada sekolah dengan motivasi guru dalam bekerja.Kata kunci: motivasi, kepribadian, kepuasan kerja, komitmen organisasi.Abstract. This research aim to about influence motivate, personality andsatisfaction work to teacher’s commitment of MAN 2 Padangsidimpuan. Theformula of problem this research are influence motivate, personality andsatisfaction work to techer’s commitment on MAN 2 Padangsidimpuan. Theresearch done at MAN 2 Padangsidimpuan, with the subjek research are all teachersamount 30 people. Data collecting by using kuesioner. Used analisis data forexamination of research hypothesis by part analysis. The result this researchindicate that accepted raised to be structural model, inferential so that thatmotivation, personality, satisfaction work, and organizational commitment to fit toexplain teacher’s commitment MAN 2 Padangsidimpuan. Personality own directinfluence and have a meaning to teacher’s commitment at school equal to 37%.Teacher personality influenced to motivation equal to 28%. Personality have aneffect on direct to satisfaction work equal to 42%. Theacher’s commitment atschool have a meaning and influenced by satisfaction work equal to 35%.Motivation have an effect on to theacher commitment equal to 60%. Satisfactionwork to represent variable mediator of among and teacher’s commitment at schoolwith motivation learn in workingKeyword: motivation, personality, satisfaction work, organizational commitment.

A. PendahuluanPasal 3 Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasionalmengemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuanserta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upayamewujudkan tujuan nasional. Pendidikan merupakan sesuatu yang berlangsung secaraberkelanjutan sejak seseorang masih berada dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formaldimulai ketika seorang anak memasuki sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.Persoalan mendasar dalam Sistem Pendidikan Nasional yang telah berlangsungseparuh abad lamanya, khusus ditinjau dari aspek profesi seorang guru menurut Sidi(2001:38-39) bahwa seorang guru professional dituntut sejumlah persyaratan, antara lainmemiliki kualifikasi pendidikan profesi dan kompetensi keilmuan, memilki kemampuanberkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan roduktif,mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya serta selalaumelakukan pengembangan diri secara terus-menerus.Namun sampai saat ini pekerjaan sebagai guru masih merupakan bidang pekerjaanyang kurang diminati dibandingkan pekerjaan lain. Selain itu, masalah yang harus dihadapisekolah adalah masalah kaderisasi, terutama dengan banyaknya jumlah tenagakependidikan yang akan memasuk masa pension. Masalah lain yang dihadapi kebanyakansekolah khususnya sekolah negeri adalah cukup banyaknya guru yang melakukan kegiatandi luar sekolah (moonlighting) demi mencukupi kebutuhan financial karena gaji gurudirasakan kurang memadai.Keadaan ini juga dialami MAN 2 Padangsidimpuan sebagai sekolah Negeri yangtermasuk popular dan tua Sumatera Utara khusunya di Sumatera Utara bagian Tenggara.Meskipun banyak guru MAN 2 Padangsidimpuan yang sibuk di luar sekolah, masih cukupbanyak guru yang mencurahkan perhatian dan waktunya untuk menjalankan berbagaikegiatan di sekolah, serta tidak meninggalkan tanggung jawab utamanya sebagai pendidik.Hal ini terlihat dari tingginya tingkat kehadiran guru di kelas yang mencapai 97% (AgendaKelas, I,II,III MAN 2 Padangsidimpuan). Berdasarkan studi pendahuluan, ada beberapafactor yang memperngaruhi teap aktifnya guru di sekolah, antara lain minat yang tinggiuntuk belajar, adanya komitmen yang tinggi pada sekolah. Factor terakhir inilah yangmerupakan factor yang akan didalami pada penelitian ini. Sampai saat ini, kebanyakanpenelitian mengenai komitmen organisasi dilakukan pada organisasi bisnis. Peneliti tertarikuntuk mendalami komitmen organisasi khususnya pada guru MAN 2 Padangsidimpuankarena MAN 2 Padangsidimpuan memiliki ciri dan tujuan yang berbeda dengan organisasibisnis, dan pekerjaan guru memiliki karakteristik dan dinamika yang berbeda denganpekerjaan lain. Dalam kehidupan sekolah ada tiga tugas utama yang harus djalankan olehsekolah, yaitu kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pelayanan padamasyarakat. Ketiga tugas ini dibebankan pada setiap guru. Selain itu, ada juga kegiatan lainyang harus dijalankan guru, misalnya memegang jabatan structural dan menjadi anggotapanitia atau kelompok kerja yang menjalankan kegitan untuk sekolah. Dalam menjalankantugasnya, seringkali pekerjaan harus dilakukan guru di luar jam kerja. Ini berarti, pekerjaanseorang guru merupakan pekerjaan kompleks.Sebagai suatu organisasi, sekolah adalah yang terdiri dari tenaga kependidikan yangsaling berinteraksi. Secara tradisional, sekolah didefinisikan sebagai sebuah lembaga yangdirancang untuk pengajaran siswa (atau “murid”) di bawah pengawasan guru. Sebagian

besar Negara memiliki system pendidikan formal sebagai a self-governing corporation ofeducator and participant is taught. Ini berarti sekolah merupakan komunitas orang-orangterpelajar yang mengatur dirinya sendiri (Karmel, 1989). Menurut Blackburn and Lawrence(1995), sekolah merupakan salah satu organisasi social di dunia yang paling dominankarena sekolah memiliki peran penting dalam mempersiapkan seorang sebagai cikal bakalgenerasi penerus dalam profesi tertentu, mentransmisikan budaya pada generasi berikutnya,memberikan kritik kepada masyarakat, serta menghasilkan dan menerapkan ilmupengetahuan.Agar dapat menjalankan berbagai peranya, guru haruslah merupakan guruberkualitas dan memiliki komitmen yang tinggi pada sekolah sehingga sekolah dapatmenyusun berbagai rencana pengembangaan dengan lebih mantap dan bersinambungan.Namun demikian, tampaknya kebanyakan sekolah di Indonesia belum melihat pentingnyaperan komitmen guru pada sekolah terhadap peningkatan mutu dan perkembangan sekolah.Di sisi lain, hingga saat ini sekolah seolah tidak dapat melakukan tindakan yang tegasterhadap guru yang tidak terlalu banyak terlibat dalan kegiatan di sekolah kampus,termasuk dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, padahal hal ini merupakan sesuatuyang penting untuk ditangani secara serius.Dalam rangka peningkatan dan pengembangan MAN 2 Padangsidimpuanmempunyai visi : 1) Unggul dalam prestasi, 2) Luas dalam penguasaan IPTEK, 3) Teladandalam IMTAQ dan Akhlakul Karimah, dan 4) Pelopor dalam mewujudkan masyarakatmadani yang islami.Untuk mencapai visi MAN 2 Padangsidimpuan dan pengembangan sekolah,diperlukan penelitian mengenai tingkat komitmen guru MAN 2 Padangsidimpuan sertafactor-faktor yang mempengaruhi komitmen guru pada sekolah sehingga sekolah dapatmelakuka berbagai kegiatan dan kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkankomitmen guru pada sekolah. Secara khusus, penelitian mengenai komitmen organisasiperlu dilakukan pada guru karena komitmen guru pada sekolah dapat mempengaruhitingkah laku guru dalam proses belajar mengajar, dalam berinteraksi dengan siswa, rekankerja dan pimpinan sekolah serta mempengaruhi produktivitas guru dalam melakukanpenelitian, menulis artikel ilmiah, serta memberikan pelayanan pada sekolah. Berbagaitingkah laku ini merupakan sebagian dari ukuran keberhasilan sekolah.Secara umum, komitmen organisasi adalah keterikatan karyawan pada organisasidimana rasional, dan komitmen normative (Allen & Meyer, 1990, Meyer & Allen, 1997).Berbagai riset telah membuktikan bahwa komitmen terhadap pekerjaan berpengaruh secarasignifikan terhadap work outcomes seperti keinginan untuk pindah kerja, kinerja, kepuasankerja dan tingkat kemankiran (Cohen, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiana(2004) menemukan bahwa bila suatu organisasi berupaya mendapatkan keuntungan darikomitmen karyawan seperti peningkatan kualitas atau produktivitas, maka organisasi harusmenjembatani dan mempunyai komitmen menciptakan suatu lingkungan kerja yang lebihmemperhatikan kebutuhan kepuasan karyawan. Berdasarkan penelitian Steers (1997),Mathieu dan Zajac (1990), serta Dunham, Grube, dan Castaneda (1994) ditemukan bahwa :(1) karakteristik personal yang terdiri dari usia, lama kerja, jenis kelamin, dan tingkatpendidikan; (2) karakteristik pekerjaan yang terdiri dari tantangan pekerjaan, konflik peran,dan ambiguitas peran; serta (3) pengalaman kerja, yang antara lain terdiri dari gaya

kepemimpinan, keterandalan organisasi, dan rekan kerja memberikan pengaruh terhadapkomitmen organisasi.Dari penelitian juga salah satu factor penting yang belum pernah ditelitihubugannya dengan komitmen karyawan pada organisasi adalah kepribadian karyawan,padahal kesesuaian antara kepribadian karyawan dengan pekerjaannya (person-job fit)merupakan salah satu factor yang memperngaruhi komitmen karyawan pada organisasi.Menurut peneliti, semakin sesuai kepribadian guru dengan pekerjaannya sebagai guru makasemakin tinggi komitmen guru pada sekolah. Selain itu, peneliti menduga bahwa masakerja, yang terdiri dari usia, lama kerja, dan golongan kepangkatan guru, jugamempengaruhi komitmen guru pada sekolah. Pada penelitian ini, kepribadian dilihat dariberdasarkan the big five personality yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae (1992,1998). Selain factor kepribadian, peneliti menduga bahwa komitmen dosen pada sekolahdipengaruhi oleh factor motivasi.Komitmen kerja guru tidak terlepas dari motivasi guru, menurut peneliti motivasikerja memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi. Kinerja karyawan merupakansuatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut criteria tertentu yangberlaku untuk suatu pekerjaan tertentu Robbins (1996) menyatakan bahwa kinerjakaryawan adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian pengaruh motivasi,kepribadian dan kepuasan kerja terhadap komitmen guru dalam guru dalam bekerja diMAN 2 Padangsidimpuan. Dengan demikian sekolah dapat mengetahui factor-faktor yangmempengaruhi komitmen guru dalam bekerja di MAN 2 Padangsidimpuan.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh kepuasan kerjaterhadap komitmen guru. 2) Pengaruh motivasi guru terhadap kepuasan kerja. 3) Pengaruhmotivasi guru terhadap komitmen guru. 4) Pengaruh kepribadian guru terhadap kepuasankerja. 5) Pengaruh kepribadian terhadap komitmen guru, dan 6) Pengaruh kepribadianterhadap motivasi kerja guru MAN 2 Padangsidimpuan.B. Kerangka Teoritis1. Komitmen OrganisasiSecara umum, komitmen organisasi adalah keterkaitan karyawan pada organisasidimana karyawan bekerja. Ada tiga komponen komitmen organisasi, yaitu komitmenafektif, komitmen rasional, komitmen normatif (Allen & Meyer, 1990, Meyer & Allen,1997). Komitmen afektif (affective commitment) berkaitan dengan adanya keterkaitanemosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Komitmen rasional ataukomitmen berkesinambung (continuance commitment) berkaitan dengan pertimbanganuntung rugi jika karyawan meninggalkan organisasi, dan komitmen normatif (normativecommitment) berkaitan dengan adanya perasaan wajib dalam diri karyawan untuk tetapbekerja dalam organisasi. Ketiga komponen komitmen ini dapat muncul dalam derajat yangberbeda, serta dipengaruhi oleh anteseden yang berbeda pula.Berdasarkan penelitian Steers (1997), Mathieu dan Zajac (1990), serta Dunham,Grube, dan Cantaneda (1994) ditemukan bahwa: (1) karakteristik personal yang terdiri dariusia, lama kerja, jenis kelamin, dan tungkat pendidikan; (2) karakteristik pekerjaan yangterdiri dari tantangan pekerjaan, knflik peran, dan ambiguitas peran; serta (3) pengalaman

kerja, yang antara lain terdiri dari gaya kepemimpinan, keterandalan organisasi, dan rekankerja memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi.Komitmen organisasional juga dapat dipandang sebagai suatu keadaan yang manaseorang karyawan atau individu memihak pada suatau organisasi tertentu dan tujuantujuannya. Serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Dengandemikian, komitmen organisasional yang tinggi menunjukkan tingkat keberpihakan seorangkaryawan terhadap organisasi yang mempekerjakannya (Eaton, dkk, 1992; Prapti dkk,2004). Hingga saat ini berbagai riset telah membuktikan bahwa komitmen terhadappekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap work outcomes seperti keinginan untukpindah kerja, kinerja, kepuasan kerja dan tingkat kemangkiran (Cohen, 1999).2. Kepuasan KerjaKepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan secara keseluruhanataupun terhadap berbagai aspek dalam pekerjaan. Kepuasan dapat dipandang sebagaipernyataan positif hasil penilaian para karyawan terhadap apa yang telah diberikanorganisasi kepada para karyawan. Kepuasan kerja diidentifikasikan sebagai variabel yangintuitif saling berkaitan dengan kinerja. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kepuasankerja saling berkaitan dengan kinerja (Pretty dkk, 1984). Secara umum masalah kepuasankerja selalu dihubungkan dengan adanya respon emosional terhadap situasi kerja. Seberapabaik hasil yang diperoleh mempersentasikan beberapa sikap yang terkait dengan kepuasankerja (Frone, Russel, Cooper, 1994).Kepuasan kerja atau job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkanatau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya(Handoko, 1992:193). Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadappekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapidan lingkungannya. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadappekerjaan dan bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Adanya ketidakpuasankerja karyawan seharusnya dapat dideteksi oleh perusahaan.Menurut Muchinsky (1997 : 424), variabel-variabel yang dapat dijadikan indikasimenurunnya kepuasan kerja adalah absenteeism, turnover, and job performance. Mengutippendapat tersebut As’ad (1995:103) menjelaskan bahwa variabel yang dapat dijadikanindikasi menurunnya kepuasan kerja adalah tingginya tingak absensi (absenteeism),tingginya keluar masuknya karyawan (turnover)m menurunnya produktifitas kerja ataupertasi kerja karyawan (job performance). Apabila indikasi menurunnya kepuasan kerjakaryawan tersebut muncul kepermukaan, maka hendaknya segera ditangani supaya tidakmerugikan perusahaan. Mengacu pada pendapat Handoko (1992;167) dan As’ad(1995;105), Nimran (1998;36) bahwa dampak kepuasan kerja perlu dipantau denganmengaitkannya pada output yang dihasilkannya, yaitu produktivitas kerja menurun,turnover meningkat, dan efektivitas lainnya seperti menurunnya kesehatan fisik mental,berkurangnya kemampuan mempelajari pekerjaan beru, dan tingginya tingkat kecelakaan.Untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, menurutLuthans (1997;431) terdiri atas lima indikator, yaitu: (1) Pembayaran, seperti gaji dan upah.Karyawan mengininkan system upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagaiadil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya. Bila upah dilihat sebagai adil

yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standarpengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan; (2) Pekerjaan itusendiri. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikesempatan untuk menggunakan kemampuan dan keterampilannya, kebebasan, dan umpanbalik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja lebihmenantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalubanyak menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal; (3) Rekankerja.bagi kebanyakan karyawan kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Olehkarena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukungmenghantar ke kepuasan kerja yang meningkat; (4) Promosi pekerjaan. Promosi terjadipada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebihtinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya. Pada saat dipromosikannyakaryawan umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dan keahlian, kemampuan dantanggung jawab. Sebagian besar karyawan merasa positif karena dipromosikan. Promosimemungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan kemampuan dan keahlian karyawansetinggi mungkin; (5) Kepenyeliaan (supervisi). Supervisi mempunyai peran yang pentingdalam manajemen. Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung danmempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih sukamempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.3. KepribadianKepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistempsikhofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnyaterhadap lingkungannya (Allport dalam Kartono, 1980). Jadi, setiap individu itumempunyai kepribadian yang khas yang tidak identik dengan orang lain dan tidak dapatdiganti atau disubstitusikan oleh orang lain. Jadi ada ciri-ciri dan sifat-sifat individu paaaspek-aspek psikisnya yang bisa mencerminkan sifat-sifat bawaan dan pengalaman.Kepribadian dipengaruhi oleh masa lalu dan saat ini (Pervin, 1996).Dari penelitian juga salah satu faktor pentung yang belum pernah ditelitihubungannya dengan komitmen karyawan pada organisasi adalah kepribadian karyawan,padalah kesesuaian antara kepribadian karyawan dengan pekerjaannya (person-job fit)merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi.Menurut peneliti, semakin sesuai kepribadian guru dentan pekerjaannya sebagai guru makasemakin tinggi komitmen guru pada sekolah. Selain itu, peneliti menduga bahwa masakerja, yang terdiri dari usia, lama kerja, dan golongan kepangkatan guru, jugamempengaruhi komitmen guru pada sekolah. Pada penelitian ini, kepribadian dilihatberdasarkan the big five personality yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae (1992,1998). Teori ini didasarkan pada model lima faktor kepribadian sebagai representasistruktur trait yang merupakan dimensi utama dari kepribadian.Trait kepribadian merupakan dimensi dari kepribadian yang merupakankecenderungan emosional, kognitif, dan tingkah laku, yang bersifat menetap danditampilkan individu sebagai respon terhadap berbagai situasi lingkungan (Westen, 1999).Taksonomi kepribadian lima besar merupakan asesmen yang komprehensif darikepribadian dimana individu mempersepsikan bagaimana dirinya sendiri serta bagaimanahubungan dirinya dengan orang lain.

Penilaian dalam kepribadian lima besar tidak menghasilkan satu trait tunggal yangdominan, tetapi menunjukkan seberapa kuat setiap trait dalam diri seseorang. Kelima traitkepribadian tersebut adalah: neuroticism, extraversion, open

2004). Hingga saat ini berbagai riset telah membuktikan bahwa komitmen terhadap pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap work outcomes seperti keinginan untuk pindah kerja, kinerja, kepuasan kerja dan tingkat kemangkiran (Cohen, 1999). 2. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan secara keseluruhan

Related Documents:

Square pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi sebesar 0,412 atau 41,2% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel kompensasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap motivasi sebesar 58,8% yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

karyawan yang dipengaruhi oleh budaya organisasi, motivasi, dan kepuasan kerja maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Mirota Kampus di Yogyakarta tentang "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada PT. Mirota Kampus Di Yogyakarta". B. Identifikasi Masalah 1.

Kepuasan kerja (X3) sebesar 27,30% sehingga total pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y adalah sebesar 78,89%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Beban Kerja sangat besar terhadap motivasi dan kepuasan kerja pegawai, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula kinerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian masih ada

Tata ruang kantor, iklim lembaga, dan kepuasan kerja guru sangat penting untuk diperhatikan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tata ruang kantor, tingkat iklim lembaga dan tingkat kepuasan kerja guru, mengetahui pengaruh secara parsial tata ruang kantor terhadap kepuasan kerja guru, pengaruh

kepuasan kerja, faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan diantaranya terdapat faktor budaya organisasi, kepribadian dan stres. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1). Apakah terdapat pe

nimbulkan kepuasan kerja yang tinggi. Iklim kerja yang positif menunjukkan ko-relasi yang akrab antara satu sama lain-nya. Dan untuk variabel motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 29.2%. motivasi kerja meli-puti kebutuhan fisiologis, kebutuhan ke-selamatan dan keamanan, kebutuhan 89

didik. Motivasi belajar peserta didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar peserta didik. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya minat belajar yang besar dan motivasi yang didapatkan baik dari diri sendiri maupun dari guru. Motivasi memiliki pengaruh

Alex Rider was woken by the first chime. His eyes flickered open, but for a moment he stayed completely still in his bed, lying on his back with his head resting on the pillow. He heard a bedroom door open and a creak of wood as somebody went downstairs. The bell rang a second time, and he looked at the alarm clock glowing beside him. There was a rattle as someone slid the security chain off .